1.
Waktu Tanggap Pelayanan
Judul Indikator
Emergency Respon Time (Waktu Tanggap Pelayanan Gawatdarurat ≤ 5 menit).
Dimensi Mutu Keselamatan, kesinambungan dan ketepatan waktu
Tujuan
Terselenggaranya pelayanan kegawatdaruratan yang cepat dan tepat sehingga mampu mengoptimalkan upaya menyelamatkan pasien gawat darurat.
Definisi Operasional
Emergency Response Response Time Time (Waktu tanggap) adalah waktu yang yang dibutuhkan dibutuhkan mulai pasien dilakukan Triage di IGD sampai mendapat pelayanan dokter. Triage adalah usaha pemilahan pasien sebelum ditangani berdasarkan tingkat kegawatdaruratan/trauma/penyakit
dengan
mempertimbangkan
prioritas
penanganan dan sumber daya yang ada. Jenis Indikator
Proses
Numerator
Jumlah pasien gawat, darurat, dan gawat-darurat yang mendapatkan pelayanan
(pembilang)
kegawatdaruratannya dalam waktu ≤ 5 menit.
Denominator
Jumlah seluruh pasien pasien gawat, darurat, dan gawat-darurat yang
(penyebut)
mendapatkan pelayanan kegawatdaruratan di rumah sakit tersebut.
Target
100 %
Kriteria: - Inklusi
Semua pasien gawat; pasien darurat dan pasien gawat darurat;
- Eksklusi Formula
situasi bencana ( disaster )/musibah )/musibah massal. Numerator . Denominator
Sumber data
Sensus harian
Frekuensi
Setiap bulan
men me nit X 100%
pengumpulan data Periode analisis
Tiga bulan sekali
Cara Pengumpulan
Retrospektif dengan menggunakan sampel
Data Sampel
Bagi RS yang input data secara elektronik (SIM RS) maka diambil total populasi.
Bagi RS yang menggunakan catatan manual maka besaran sample disesuaikan dengan kaidah-kaidah statistik Rencana Analisis
Menggunakan Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Data
waktu
Instrumen
Formulir Pengumpulan data emergency response time
Pengambilan Data
Formulir Rekapitulasi Bulanan
Penanggung Jawab
Kepala Instalasi Gawat Darurat
2. Waktu Tunggu Rawat Jalan (aspek manajemen)
Judul Indikator
Waktu Tunggu Rawat Jalan
Dimensi Mutu
Efisiensi , Efektifitas, Aksesibilitas, Fokus kepada pasien, Kesinambungan
Tujuan
Tersedianya pelayanan dokter/ dokter spesialis di rawat jalan yang mudah dan cepat diakses oleh pasien pada hari kerja
Definisi Operasional
Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien kontak dengan petugas pendaftaran sampai dilayani oleh dokter/ dokter spesialis. Catatan: Yang dimaksud kontak dengan petugas pendaftaran adalah waktu petugas mencatat identitas pasien. Yang dimaksud dilayani oleh dokter/ dokter spesialis adalah waktu pasien kontak awal dengan dokter/ dokter spesialis.
Jenis Indikator
Proses
Numerator
Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang disurvey
(pembilang) Denominator
Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey
(penyebut) Target
≤ 60 menit
Kriteria: - Inklusi
Semua pasien yang berobat di poliklinik
- Eksklusi Formula
Pasien medical check up/ pasien tidak datang saat dipanggil Numerator . Denominator
menit
Sumber data
Formulir pengambilan data rawat jalan
Frekuensi
1 bulan
pengumpulan data Periode analisis
3 bulan
Pengumpulan Data
Staf Rawat Jalan
Sampel
Bagi RS yang input data Elektronik Medical Record (Rekam Medis Elektromedik) Besaran sample disesuaikan dengan kaidah-kaidah statistik
Rencana Analisis Data
Menggunakan Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu
Instrumen
Formulir Pengumpulan data waktu tunggu rawat jalan
Pengambilan Data
Formulir Rekapitulasi Bulanan
Penanggung Jawab
Kepala Instalasi Rawat Jalan
v
3.
Penundaan Operasi Elektif
Judul Indikator
Penundaan Operasi Elektif
Dimensi Mutu
Keselamatan, Fokus kepada pasien
Tujuan
Tergambarnya kecepatan pelayanan bedah dan ketepatan penjadwalan operasi
Definisi Operasional
Penundaan operasi elektif adalah perubahan jadwal operasi yang direncanakan. Operasi Elektif adalah operasi atau tindakan yang dijadwalkan. Tindakan operasi elektif termasuk mata, paru
Jenis Indikator
Proses, Outcome
Numerator
Jumlah pasien yang waktu jadwal operasinya berubah
(pembilang) Denominator
Jumlah pasien operasi elektif
(penyebut) Target Pencapaian
<5% 2 hari
Kriteria: - Inklusi
RS Umum dan RS Mata: semua pasien operasi elektif yang dijadwalkkan RS Ketergantungan Obat dan RS Jiwa: sem ua pasien yang dilakukan tindakan (ECT + Psikoterapi dan Tindakan Detoksifikasi + Psikoterapi) RS Paru: semua pasien yang dilakukan tindakan bronkoskopi elektif Penundaan atas indikasi medis
- Eksklusi Formula
Numerator . Denominator
Sumber data
X 100% menit
Data pasien yang dijadwalkan operasi dan data pelaksanaan operasi. Data kamar operasi, kamar tindakan, kamar terapi Data kamar operasi
Frekuensi
Bulanan
pengumpulan data Periode analisis
Pertiga bulan
Cara Pengumpulan
Retrospektif
Data Sampel
Semua Pasien yang dijadwalkan operasi elektif sampel bila data dikumpulkan secara e lektronik.
Rencana Analisis
Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu.
Data Instrumen
Formulir harian data operasi elektif yang mengalami penundaan pada bulan
Pengambilan Data
berjalan.
Penanggung Jawab
Kepala Instalasi Bedah Sentral
4.
Kepatuhan Jam Visite Dokter Spesialis
Judul Indikator
Kepatuhan Jam Visite Dokter Spesialis
Dasar pemikiran
UU No 29 tahun 2004 Tentang UU No. 44 Tahun 2009 UU No 25 tahun 2009 ttg Pelayanan Publik
Dimensi Mutu
1. Efisiensi
V
2. Efektifitas
3. Aksesibilitas
v
4. Keselamatan
5. Fokus kepada pasien
V
6. Kesinambungan
Tujuan
Tergambarnya kepatuhan Dokter Spesialis terhadap ketepatan waktu melakukan visitasi kepada pasien rawat inap.
Definisi
Kepatuhan Jam Visite Dokter Spesialis sebagai DPJP adalah kunjungan dokter
Operasional
spesialis untuk melihat perkembangan pasien yang menjadi tanggung jawabnya setiap hari sebelum jam 14.00 termasuk hari libur.
Catatan : 1.pasien baru masuk 2.batasan pukul 14.00 3.hari libur 4. RS. Swasta
Jenis Indikator
Struktur
Proses
Outcome
Numerator
Jumlah visite dokter spesialis sebelum jam 14:00 pada hari berjalan
Proses Outcome
v
Denominator
Jumlah visite dokter spesialis pada hari berjalan
Standar
≥ 80%
Kriteria: - Inklusi
- Semua pasien rawat Inap
- Eksklusi
-
Formula
N/D X 100 %
Sumber data
Laporan Visite Rawat Inap dalam rekam medik
Frekuensi
Bulanan
pengumpulan data Periode analisis
3 Bulanan
Cara Pengumpulan
Retrospektif
Data Sampel
Seluruh Pasien Rawat Inap
Rencana Analisis
Data akan dikumpulkan dan dianalisis oleh jajar an Bidang Pelayanan Medik
Data Instrumen
Formulir Indikator 4.1, 4.2,4.3, dan 4.4
Pengambilan Data Penanggung Jawab
Kepala Bidang Pelayanan Medik
5.
Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Laboratorium
Judul Indikator
Waktu Lapor Hasil Tes Kritis laboratorium
Dasar pemikiran Dimensi Mutu
1. Efisiensi 2. Efektifitas 3. Aksesibilitas 4. Keselamatan
v
5. Fokus kepada pasien 6. Kesinambungan Tujuan
Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium
Definisi Operasional
Waktu lapor hasil tes kritis laboratorium adalah waktu yang diperlukan untuk memberikan jawaban kepada dokter yang mengirim setelah keluar hasil pemeriksaan dan mulai dibaca oleh Dokte r/ Analis Laboratorium sampai hasilnya diterima oleh dokter yang mengirim (lisan atau tulisan). Standar : harus diterima oleh dokter yang mengirim dalam waktu kurang dari 30 (tiga puluh) menit baik secara lisan maupun tulisan Yang dimaksud dengan kritis adalah adalah hasil pemeriksaan yang termasuk dalam kategori kritis yang ditetapkan dengan kebijakan RS. RED Category Condition adalah keadaan yang masuk dalam kondisi kategori kritis atau yang memerlukan penatalaksanaan segera Waktu tunggu yang memanjang dapat berakibat:
Menurunkan kepercayaan terhadap layanan laboratorium
Memperpanjang diagnosa dan terapi penderita
Jenis Indikator Struktur Numerator
Proses
Outcome
v Proses & Outcome
Jumlah pemeriksaan laboratorium kritis yang dilaporkan < 30 menit
(pembilang) Denominator
Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium kritis
(penyebut) Target Pencapaian Kriteria: - Inklusi
100 %
- Eksklusi
Semua pemeriksaan dan hasil pemeriksaan laboratorium yang bukan Kritis dan tidak termasuk RED Category Condition ; hasil pemeriksaan laboratorium patologi klinik kritis yang sudah dapat dilihat oleh DPJP/perujuk melalui sistem informasi dan sudah ditindaklanjuti.
Formula
Jumlah pemeriksaan laboratorium kritis yang dilaporkan < 30 menit/ Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium kritis X 100 % Numerator/Denumerator X 100%
Sumber data
Catatan data Instalasi Laboratorium ; Rekam Medik
Frekuensi
Bulanan
pengumpulan data Periode analisis
Tiga bulanan
Cara Pengumpulan
Sensus harian
Data Sampel Rencana Analisis
Total populasi grafik garis
Data Instrumen
Formulir sensus harian
Pengambilan Data Penanggung Jawab
Direktur/bidang pelayanan Kepala Instalasi Laboratorium
7. A. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional Bagi RS Provider BPJS
Note:
keterangan rs yang menggunakan indikator ini adalah rs provider BPJS.
Keterangan: rumah sakit yang menggunakan indikator ini adalah rumah sakit yang menerima sistem pembiayaan dengan jaminan kesehatan nasional (JKN).
Judul Indikator
Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
Dasar pemikiran
Kepmenkes No.137 Tahun 2016
Dimensi Mutu
Tujuan
1.
Efisiensi
2.
Efektifitas
3.
Aksesibilitas
4.
Keselamatan
5.
Fokus kepada pasien
6.
Kesinambungan
v v
v
Terwujudnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien berdasarkan daftar yang ditetapkan secara nasional.
Definisi Operasional
Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional adalah kepatuhan para dokter meresepkan obat kepada pasien sesuai dengan daftar obat-obatan Formularium Nasional. Disebut patuh bila seluruh obat dalam resep mengikuti formularium nasional.
Jenis Indikator Struktur Numerator
Proses
Outcome
Jumlah R/ yang patuh dengan formularium nasional.
(pembilang) Denominator
Jumlah seluruh R/
(penyebut) Target Pencapaian
≥ 80%
Kriteria: - Inklusi
Proses & Outcome
Semua resep yang dilayani di RS
v
- Bila dalam resep terdapat obat diluar FORNAS tetapi dibutuhkan oleh pasien dan - Eksklusi
telah mendapatkan rekomendasi dari Komite Medik dan mendapatkan persetujuan dari Direktur. - Bila dalam resep terdapat obat diluar FORNAS karena stok obat nasional berdasarkan e-katalog habis/kosong.
Formula
Numerator
x 100%
Denominator Sumber data
Lembar resep di Instalasi Farmasi
Frekuensi
Setiap bulan
pengumpulan data Periode analisis
Setiap 3 bulan
Cara Pengumpulan
Retrospektif
Data Sampel
Bagi rs yang menggunakan resep elektronik Besaran sample disesuaikan
Rencana Analisis
Menggunakan diagram garis atau diagram batang:
Data
- Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu. - Diagram batang digunakan untuk menampilkan data perbandingan antar SMF.
Instrumen
Formulir Pengumpulan data Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
Pengambilan Data
Rormulir rekapitulasi data Kepatuhan Penggunaan Formularium Formulir validasi data Kepatuhan Penggunaan Formularium
Penanggung Jawab
Kepala Instalasi Farmasi
7.B Kepatuhan Penggunaan Formularium RS Non Provider BPJS
Judul Indikator
Kepatuhan Penggunaan Formularium RS
Dasar pemikiran
Kepmenkes No.137 Tahun 2016
Dimensi Mutu
1. Efisiensi
v
2. Efektifitas
v
3. Aksesibilitas 4. Keselamatan 5. Fokus kepada pasien 6. Kesinambungan Tujuan
v
Terwujudnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien berdasarkan daftar yang ditetapkan RS.
Definisi Operasional
Kepatuhan Penggunaan
Formularium RS
adalah kepatuhan
para dokter
meresepkan obat kepada pasien sesuai dengan daftar obat-obatan Formularium RS. Disebut patuh bila seluruh obat dalam resep mengikuti formularium RS.
Jenis Indikator Struktur Numerator
Proses
Outcome
Proses & Outcome
v
Jumlah R/ yang patuh dengan formularium RS
(pembilang) Denominator
Jumlah seluruh R/
(penyebut) Target Pencapaian
80%
Kriteria: - Inklusi
Semua resep yang dilayani di RS
- Eksklusi Formula
Numerator
x 100%
Denominator Sumber data
Lembar resep di Instalasi Farmasi
Frekuensi
Setiap bulan
pengumpulan data Periode analisis
Setiap 3 bulan
Cara Pengumpulan
Retrospektif
Data Sampel
Bagi rs yang menggunakan resep elektronik Besaran sample disesuaikan
Rencana Analisis
Menggunakan diagram garis atau diagram batang:
Data
- Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu. - Diagram batang digunakan untuk menampilkan data perbandingan antar SMF.
Instrumen
Formulir Pengumpulan data Kepatuhan Penggunaan Formularium RS
Pengambilan Data
Rormulir rekapitulasi data Kepatuhan Penggunaan Formularium Formulir validasi data Kepatuhan Penggunaan Formularium
Penanggung Jawab
Kepala Instalasi Farmasi
8. Kepatuhan Cuci Tangan
Judul Indikator
Kepatuhan Cuci Tangan
Dasar pemikiran
Permenkes No.11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu
1. Efisiensi 2. Efektivitas
3. Aksesibilitas 4. Keselamatan 5. Fokus kepada pasien
6. Kesinambungan Tujuan
v
Terwujudnya layanan kesehatan yang berorientasi pada standar keselamatan pasien untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
Definisi
Kebersihan tangan (hand hygiene) adalah segala usaha yang dilakukan untuk
Operasional
membersihkan kotoran yang secara kasat mata terlihat dan pengangkatan mikroorganisme yang tinggal sementara di tangan dengan m enggunakan sabun dan air mengalir (hand wash) atau dengan cairan berbasis alkohol ( handrub) dalam 6 langkah (WHO,2009) Audit kebersihan tangan adalah prosedur penilaian kepatuhan petugas melakukan kebersihan tangan sesuai 5 indikasi dari WHO yaitu sebelum kontak dengan pasien, setelah kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan invasif dan aseptik, setelah kontak dengan cairan tubuh, dan setelah kontak dengan lingkungan dengan menjalankan 6 tahap teknik melakukan kebersihan tangan. Lima indikasi kebersihan tangan: 1. Sebelum kontak dengan pasien, yaitu sebelum masuk ruangan perawatan pasien 2. Kontak dengan pasien meliputi menyentuh tubuh pasien, baju atau pakaian 3. Prosedur aseptik contoh: tindakan transfusi, perawatan luka, pemasangan kateter urin, suctioning, perawatan daerah tindakan invasif 4. Tindakan invasif contohnya pemasangan kateter intravena (vena pusat/ vena perifer), kateter arteri 5. Cairan tubuh pasien seperti muntah, darah, nanah, urin, feces, produksi drain, dll 6. Menyentuh lingkungan meliputi: menyentuh tempat tidur pasien, linen yang terpasang di tempat tidur, alat-alat di sekitar pasien atau peralatan lain yang digunakan pasien, kertas/lembar untuk menulis yang ada di sekitar pasien Enam langkah teknik melakukan kebersihan tangan sesuai WHO 1. Ratakan dan gosokkan sabun dengan kedua telapak tangan 2. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan se baliknya 3. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari 4. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya 6. Gosokkan dengan memutar ujung jari – jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya, telapak tangan kiri dan sebaliknya Petugas yang dinilai mencakup SEMUA PETUGAS yang bertugas di ruangan (dokter, perawat, peserta didik, pekarya, cleaning service). Jenis Indikator Struktur Numerator
Proses
Outcome
Proses & Outcome
v
Total kebersihan tangan yang dilakukan
(pembilang) Denominator
Peluang kebersihan tangan
(penyebut) Target Pencapaian
≥ 85%
Kriteria: - Inklusi
Semua peluang kebersihan tangan
- Eksklusi Formula
Total kebersihan tangan yang dilakukan x 100% Peluang kebersihan tangan
Sumber data
Catatan data dan pengamatan kebersihan tangan di semua unit pelayanan pasien
Frekuensi
Bulanan
pengumpulan data Periode analisis
Triwulan
Cara Pengumpulan
Concurrent dengan observasi langsung
Data Sampel
Sampling dihitung dan dipilih sesuai dengan kaidah sampling yang benar
Rencana Analisis
-Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu.
Data
-Diagram batang digunakan untuk menampilkan data pembanding masing-masing indikasi (5 indikasi), unit layanan, dan j enis ketenagaan
Instrumen
formulir monitoring kebersihan tangan (hand hygiene)
Pengambilan Data Penanggung Jawab
Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Bidang Pelayanan Medik
9. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh
Judul Indikator
Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh pada pasien Rawat Inap
Dasar pemikiran Dimensi Mutu
Permenkes 11/2017 ttg SKP 1. Efisiensi 2. Efektifitas 3. Aksesibilitas 4. Keselamatan
v
5. Fokus kepada pasien
v
6. Kesinambungan Tujuan
Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang aman dan efektif bagi pasien dalam upaya mencapai pemenuhan sasaran ke selamatan pasien.
Definisi Operasional
Upaya pencegahan jatuh meliputi : 1. Screening di rawat jalan/ IGD 2. Asesmen awal risiko jatuh Asesmen Awal risiko jatuh adalah………….
3. Assesment Ulang risiko jatuh Asesmen Ulang risiko jatuh adalah…….
4. Edukasi pencegahan pasien jatuh. Edukasi pencegahan pasien jatuh adalah………..
Disebut patuh apabila melaksanakan seluruh upaya pencegahan jatuh pada pasien yang berisiko sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh rs. Catatan : 1. Assessment awal hanya dilakukan pada pasien rawat inap 2. Untuk pasien rawat jalan dan IGD hanya dilakukan screening Jenis Indikator Struktur
Proses
Outcome
Proses & Outcome
Numerator (pembilang)
Jumlah kasus yang mendapatkan ketiga upaya pencegahan pasien jatuh
Denominator (penyebut)
Jumlah kasus yang berisiko jatuh. Semua pasien
Target Pencapaian
100%
v
Kriteria: - Inklusi
Semua kasus berisiko jatuh
- Eksklusi
Pasien yang tidak dapat dilakukan asesmen ulang maupun edukasi seperti pasien meninggal, pasien gangguan jiwa yang sudah melewati fase akut, dan pasien menolak edukasi.
Formula
N/D x100%
Sumber data
Rekam Medis pasien rawat inap
Frekuensi pengumpulan
1 bulan
data Periode analisis
3 bulan
Cara Pengumpulan Data
Retrospektif
Sampel
Sampling
Rencana Analisis Data
Menggunakan diagram Garis atau diagram batang: - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu - diagram batang digunakan untuk menampiilkan data perbandingan antar unit
Instrumen Pengambilan
1. formulir sensus harian
Data
2. formulir rekapitulasi bulanan
Penanggung Jawab
Tim Mutu RS
10. Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
Judul Indikator Dasar pemikiran
Dimensi Mutu
Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
-
Permenkes 1438/2010 tentang standar pelayanan kedokteran Standar Akreditasi Rumah Sakit 1. Efisiensi
v
2. Efektifitas
v
3. Aksesibilitas 4. Keselamatan 5. Fokus kepada pasien 6. Kesinambungan
Tujuan
v
Terselenggaranya standarisasi proses asuhan klinis di rumah sakit sehingga dapat
memberikan jaminan kepada pasien untuk memperoleh pelayanan klinis berdasarkan pada nilai ilmiah sesuai kebutuhan medis/klinis pasien. Definisi Operasional
Kepatuhan terhadap clinical pathway adalah kepatuhan para staf medis/ DPJP dalam menggunakan clinical pathway untuk memberikan asuhan klinis pasien secara terstandarisasi dan terintegrasi sehingga dapat meminimalkan adanya variasi proses asuhan klinis. Setiap RS menetapkan 5 clinical pathway untuk penyakit atau kondisi yang memenuhi satu atau lebih kriteria yang berlaku di RS te rsebut berdasarkan: a.Penyakit atau kondisi yang paling sering atau banyak terjadi (High Volume) b.Penyakit atau kondisi yang memiliki risiko tinggi (High Risk) c.Penyakit atau kondisi yang memerlukan biaya tinggi (High Cost) d.Penyakit atau kondisi yang terdapat variasi/keragaman dalam pengelolaannya. Setiap CP mampu menunjukan komponen standar LOS, obat dan penunjang. Disebut patuh apabila mengikuti ketiga proses asuhan yang telah distandarisasi dalam CP.
Jenis Indikator Struktur Numerator (pembilang)
Proses
Outcome
Proses & Outcome
Jumlah kasus yang penanganannya patuh dengan kriteria 5 clinical pathways
v
Denominator
Jumlah total kasus yang masuk dalam kriteria 5 clinical pathways yang
(penyebut)
ditetapkan.
Target Pencapaian
80%
Kriteria: - Inklusi
Semua pasien yg menderita penyakit yg ditetapkan dalam CP Pasien yang pulang atas permintaan sendiri selama perawatan.
- Eksklusi
Pasien yang meninggal.
Formula
N/ D x 100%
Sumber data
Format clinical pathways yang telah terisi
Frekuensi
1 Bulan
pengumpulan data Periode analisis
3 Bulan
Cara Pengumpulan
Pengumpulan data secara retrospektif
Data Sampel
total populasi (tidak menggunakan sampel)
Rencana Analisis
- Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu.
Data
- Diagram batang digunakan untuk menampilkan data pembanding masing-masing Clinical Pathway
Instrumen
Formulir Kepatuhan CP
Pengambilan Data Penanggung Jawab
Bidang Pelayanan/ Direktur Pelayanan
11. Kepuasan Pasien dan Keluarga
Judul Indikator
Kepuasan Pasien dan Keluarga
Dasar pemikiran
UU No 25/ 2014tentang Pelayanan Publik UU No 44/ 2009 tentang RS Kepmenpan No. KEP/25/M.PAN/2/2004 Kepmenkes No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang SPM RS
Dimensi Mutu
1. Efisiensi 2. Efektifitas 3. Aksesibilitas 4. Keselamatan 5. Fokus kepada pasien
v
6. Kesinambungan
Tujuan
v Terwujudnya pemantauan dan pengukuran tingkat kepuasan pasien dan keluarga sebagai dasar upaya – upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu memberikan kepuasan pelanggan
Definisi Operasional
Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RS. Kepuasan pelanggan dapat dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau melampaui harapan pelanggan. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan survei kepuasan pelanggan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dengan mengacu pada kepuasan pelanggan berdasarkan Indeks K epuasan Masyarakat (IKM).
Pemantauan dan pengukuran Kepuasan Pasien dan Keluarga adalah kegiatan untuk mengukur tingkatan kesenjangan pelayanan RS yang diberikan dengan harapan pasien dan keluarga di Rawat Jalan, Rawat Inap dan Gawat Darurat
Kepuasan Pasien keluarga diukur dengan mendapatkan gambaran persepsi pasien dan keluarga pada saat mendapatkan pengalaman selama dilayani di RS melalui :
metode kuesioner atau interview dengan konversi Rentang angka *Tidak Puas* sampai *Puas* 1 – 5
Jumlah Responden berdasarkan sampling pasien Rawat Jalan/ Rawat Inap dan Gawat Darurat
Pelayanan yang diukur berdasarkan persepsi dan pengalaman pasien terhadap:
Fasilitas : Sarana, Prasarana, Alat
SDM : Perawat, Dokter, Petugas Lain
Farmasi : Kecepatan, Sikap Petugas, Penjelasan Penggunaan Obat
Service Pendaftaran, Ruang Tunggu dan Pelayanan: , kecepatan, Kemudahan, Kenyamanan
Pengambilan kuesioner sesuai Kebijakan RS minimal 1x per semester dan dilaksanakan oleh internal/ eksternal RS Pengukuran IKM dilaksanakan di lokasi layanan sesuai dengan metode dan ketentuan sebagaimana diatur dalam pedoman umum penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat unit layanan instansi pemerintah.
Jenis Indikator Struktur Numerator (pembilang)
Proses
Outcome
v Proses & Outcome
Hasil Penilaian IKM Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei (dalam prosen)
Denominator (penyebut)
Skala Maksimal Penilaian IKM Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Target Pencapaian
Angka kepuasan Pasien dan keluarga > 80%, atau ≥ 85 %
Kriteria: - Inklusi
Semua pasien, keluarga, pengunjung
- Eksklusi Formula
Hasil Penilaian IKM ________________________ X 100% Skala Maksimal Penilaian IKM
Sumber data
Hasil Kuesioner dan Rekapitulasi Hasil Kuesioner Hasil Survei
Frekuensi pengumpulan data Periode analisis
Sesuai Kebijakan RS 3 Bulan Setiap 6 bulan Per semester (6 bulan) sekali 3 Bulan Setiap 6 bulan
Cara Pengumpulan
Melakukan Survei kepuasan pasien dan keluarga dengan alat bantu kuesioner
Data
Survei
Sampel
Sesuai Kebijakan RS Sampling dihitung dan dipilih sesuai dengan kaidah sampling yang benar Minimal sampel 50
Rencana Analisis Data
Hasil Akhir Kuesioner - Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu.
- Diagram batang digunakan untuk membandingkan nilai antar unit yang disurvei Instrumen
1.Formulir Kuesioner untuk Responden
Pengambilan Data
2.Formulir Rekapitulasi Responden sebanyak sample yang diambil Formulir survei kepuasan pelanggan (IKM)
Penanggung Jawab
Pejabat Penanggung Jawab Pelayanan Unit Pelayanan Pelanggan
12. Kecepatan Respon Terhadap Komplain
Judul Indikator
Kecepatan respon Terhadap Komplain
Dasar pemikiran
UU 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Dimensi Mutu
1. Efisiensi 2. Efektifitas
3. Aksesibilitas 4. Keselamatan 5. Fokus kepada pasien
v
6. Kesinambungan
Tujuan
v Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu memberikan kepuasan pelanggan.
Definisi Operasional
Kecepatan respon terhadap komplain adalah kecepatan Rumah sakit dalam menanggapi komplain baik tertulis, lisan atau melalui mass media yang sudah diidentifikasi tingkat risiko dan dampak risiko dengan penetapan grading/ dampak risiko berupa ekstrim (merah), Tinggi (kuning), Rendah (hijau), dan dibuktikan dengan data, dan tindak lanjut atas respon time komplain tersebut sesuai dengan kategorisasi/grading/dampak risiko. Warna Merah:
cenderung berhubungan dengan polisi, pengadilan, kematian, mengancam sistem/kelangsungan organisasi, poptensi kerugian material dll. Warna Kuning:
cenderung berhubungan dengan pemberitaan media, potensi kerugian in material, dll. Warna Hijau:
tidak menimbulkan kerugian berarti baik material maupun immaterial. Kriteria Penilaian : 1. Melihat data rekapitulasi komplain yang dikategorikan merah, kuning, hijau 2. Melihat data tindak lanjut komplain setiap kategori yan dilakukan dalam kurun waktu sesuai standar 3. Membuat persentase jumlah komplain yang ditindaklanjuti terhadap seluruh komplain disetiap kategori a. Komplain kategori merah (KKM) ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 1x24 jam b. Komplain kategori kuning (KKK) ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 3 hari
c.
Komplain kategori hijau (KKH) ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 7 hari
Jenis Indikator Struktur Numerator
Proses
Outcome
v
Proses & Outcome
Jumlah KKM, KKK dan KKH yang sudah ditanggapi dan ditindaklanjuti
(pembilang) Denominator
Jumlah seluruh KKM, KKK dan KKH
(penyebut) Target Pencapaian
> 75%
Kriteria: - Inklusi
Komplain baik tertulis, lisan atau melalui media massa
- Eksklusi Formula
Jumlah KKM, KKK dan KKH yang sudah ditanggapi dan ditindaklanjuti
Sumber data
Jumlah seluruh KKM, KKK dan KKH
Frekuensi
> 75%
pengumpulan data Periode analisis
Komplain baik tertulis, lisan atau melalui media massa
Cara Pengumpulan
Hasil kompilasi komplain yang diterima berupa lisan, tertulis, dan media massa
Data Sampel
Total komplain yang masuk berdasarkan penetapan grading
Rencana Analisis Data
1.PDSA
Instrumen
1.Kotak Saran
Pengambilan Data
2.Survei kepuasan pelanggan 3.Form pengaduan/keluhan Laporan komplain
Penanggung Jawab
Direktur Umum/Ketua Pelayanan Pelanggan/Humas