PRESEN ENT TASI LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN
KERJ A METODOLOGI KE
KERJ A METODOLOGI KE
ZONA
KLASIFIKASI
BUNDARAN HI
UDGL
LOKASI + 1049M
DUKUH ATAS
U1
CBD 1
+ 923M R
SETIA BUDI
+ 766 M
U1 BENDUNGAN HILIR
U1
UDG DGL L PRINSIP U1
CBD 2
KARAKTER LINGKUNGAN
+ 1.64 1.641 1 M ISTORA
DAYA DUKUNG
U1 U2
Garden City
+
731 M
+
957 M
SISNGAMANGARAJA
R
+ 556 M
South‐ ern
VS
VS BLOK M
U2
+ 1.26 1.264 4 M
BLOK A
U2
Down‐ town
+
.
HAJI NAWI
+ 1.30 1.300 0 M
U2 CIPETE
+ 1.63 1.631 1 M FATMAWATI
Gateway
UDGL UDG L TOD 13 TITIK STASIUN R
U1
LEBAK BULUS
+2.202 M
AJ IAN NORMATIF DAN SURVEY K ELEMEN
APA ?
LOKASI
1. St. Bundaran HI
KOTA
2. St. Dukuh Atas
GUNA LAHAN
3. St. Setiabudi
SIRKULASI
4. St. Bendungan Hilir
TRANSPORTASI
5. St. Istora .
RUANG TERBUKA
.
7. St. Sisingamangaraja
TATA BANGUNAN
8. St. Blok M
MORFOLOGI 9. St. Blok A
KETERSEDIAAN LAHAN
10. St. H. Nawi
11. St. Cipete
13. St. Lebak Lubus
12. St. Fatmawati
AJ IAN NORMATIF DAN SURVEY K AREA PEYANGGA
DIMANA ? AREA CORE STASIUN
R : 350M
R : 700M
LUASAN DAERAH LUASAN DP 2 (R - 350M) : 38.5 HA DAERAH PERENCANAAN
KAJIAN PERGERAKAN MAKRO KAWASAN
TATA GUNA LAHAN
UNDERG RO UND
DOWNTOWN
NEIGHBORHOOD
70% : 30%
30% : 70%
KOMERSIAL>RESIDENTIAL
KOMERSIAL
ELEV A TED
TATA GUNA LAHAN LEBA K BULUS
G A TEWA Y ZONE
R
70% : 30%
REGIONAL
KERA G A M A N (M IXED- USE)
SANGAT TINGGI
BUNDA RA N HI SUDIRM A N C BD ZO NE
U-1 URBA N C ENTER
U-2
SO UTHERN NEIGHBORHOOD C EN TER DO WNTO WN ZONE
KO M ERSIA L > RESIDEN TIA L
60% : 40% KERA G A M A N (M IXED- USE)
TINGGI
KO M ERSIA L > RESIDEN TIA L
40% : 60% KERA G A M A N (M IXED- USE)
TINGGI - SEDANG
SIRKULASI
UNDERG RO UND
DOWNTOWN
NEIGHBORHOOD
ARTERI PRIMER
ARTERI SEKUNDER - ARTERI PRIMER
43 M – 62 M
13 M – 55 M
ELEV A TED
SIRKULASI HIRARKI JALAN pa a peru an a anya peningkatan kelas hirarki jalan dimensi ruang jalan 1 Kesiapan terhadap struktur bangunan
13 meter
stasiun
Lebar jalan : Ruang stasiun 13 meter < 20 meter LOKAL/ LINGKUNGAN
Ketim an an konektivitas antara jalan arteri sekunder (koridor utama) dengan jalan lokal (blok hunian)
ARTERI
ARTERI
TRANSPORTASI
TRANSPORTASI DUKUH ATAS -
(R)
BLOK M - (R)
POTENSI TITIK TRANSIT
KESESUAIAN KELAS PELAYANAN KLASIFIKASI FATMAWATI - (U1)
LEBAK BULUS - (R)
KEBUTUHAN RUANG PERPINDAHAN
STRUKTUR MORFOLOGI KAWASAN UNDERG RO UND
DOWNTOWN
NEIGHBORHOOD
DOMINASI
DOMINASI
POLA GRID
POLA ORGANIK
ELEV A TED
STRUKTUR MORFOLOGI KAWASAN BUNDARAN HI (U-1)
Tipologi pengembangan linier – kampung kota, kantung permukiman Perbaikan struktur kawasan redevelopment, pengembangan tipologi hunian
INTENSITAS
DO WNTO WN
KLB : 3,0 – 4,0
NEIG HBO RHO O D
KLB : 1,2 – 2
INTENSITAS BLO K M
GARDEN C ITY ZO N
R REGIONAL
B LO K A SO UTHERN ZONE
G A TEWA ZONE
U-2 NEIGHBORHOOD C EN TER
R REGIONAL
RUANG TERBUKA DAN TATA HIJ AU 2.16%
3.62%
7.39%
9.76
1.08%
2.59%
1.58%
3.14%
9.55%
1.52%
3.13%
0.95%
2.09%
RUANG TERBUKA DAN TATA HIJ AU DUKUH ATAS LEBAR PEDESTRIAN : 5M SUDIRM A N KOMPOSISI HIJAU RENCANA : 9.55% C BD ZO NE
ISTORA -
(U1)
KESESUAIAN J ALUR PEDESTRIAN DENGAN HIRARKI JALAN, BEBAN
R
REGIONAL
KONDISI FISIK DAN VISUAL YANG MEMBERIKAN PEDESTRIAN
LEBAR PEDESTRIAN :
1.2M
SENAYAN . C BD ZO NE
KOMPOSISI HIJAU RENCANA :
DUKUH ATAS-
(R)
U-1
USULAN PENGEMBANGAN KOEFISIEN C EN HIJ TER AU DAN RUANG TERBUKA PUBLIK SEBAGAI PUSATORIENTASI
LEBAK BULUS LEBAR PEDESTRIAN : 1.2M G A TEWA KOMPOSISI HIJAU RENCANA : 2.09% ZONE
LEBAK BULUS-
(R)
R REGIONAL
TATA BANGUNAN 40 lt
60 lt
Stasiun Setiabudi TATA BANGUNAN
BUNDA RA N HI
Imbas konstruksi stasiun an re pa a bangunan tepi koridor SUDIRM N arahanApenataan URBA N
40 lt
U-1
C BD ZO N
Perubahan tipologi hunian
I STO RA 60 lt
AREA CBD bangunan lebih rapat, terkoneksi, kemudahan pergerakan, SENAYAN kenyamanan pada iklim URBA N tropis C ENTER
U-1
Arahan pasar tipologi , konteks kawasan SO UTHERN DO WNTO WN ZONE
U-2 NEIGHBORHOOD C ENTER
LAND AVAILABILITY
ARAHAN PENGEMBANGAN AREA TRANSIT urban
sub urban
R
U-1
U-2
SU-1
SU-2
REGIONAL URBAN CORE
URBAN CENTER
URBAN NEIGHBORHOOD
SUB URBAN CENTER
SUB URBAN NEIGHBORHOOD
struktur kawasan pola
dominasi POLA GRID
dominasi POLA ORGANIK
sifat permeabilitas blok
SANGAT TINGGI me ne mb us blo k/ba ng una n
pengalaman ruang
LABIRIN, SUMBU, VISTA
RUANG TERBUKA, LANDMARK, VISTA
bangun an DERET
bangu nan TUNGGAL
(attached)
(detached)
tipologi bangunan
fun si retail lantai dasar aksesibilitas konektifitas antar blok
ATURAN WAJIB
TINGGI men embu s b lo k/b an gun an
ATURAN WAJIB
TINGGI - SEDANG mel ewati jalur pe de stria n
ATURAN ANJURAN UTAMA
SEDANG mele wa ti jal ur p ed es trian
ATURAN ANJURAN UTAMA
TINGGI seluruh lantai bangunan
RENDAH me lewa ti jalur p edes tria n
ATURAN ANJURAN
RENDAH lantai dasar / muka tanah
(besmen, lantai dasar, & lantai atas)
pembatasan area parkir S A N G A T K E T AT
menejemen parkir
K E T AT
MO D E R A T
LONGGAR
SANGAT LONGGAR
lokasi parkir
DOMINASI BESMEN TERPADU (dedicated area) peraturan pembatasan parkir dalam UDGL insentif pengaturan parkir
DOMINASI PARKIR MUKA TANAH (undedicated area)
WAJIB
WAJIB
ANJURAN UTAMA
ANJURAN UTAMA
ANJURAN
TINGGI
TINGGI
SEDANG
SEDANG
RENDAH
AJ IAN NORMATIF DAN SURVEY K ELEMEN
APA ?
LOKASI
1. St. Bundaran HI
KOTA
2. St. Dukuh Atas
GUNA LAHAN
3. St. Setiabudi
SIRKULASI
4. St. Bendungan Hilir
TRANSPORTASI
5. St. Istora .
RUANG TERBUKA
.
7. St. Sisingamangaraja
TATA BANGUNAN
8. St. Blok M
MORFOLOGI 9. St. Blok A
KETERSEDIAAN LAHAN
10. St. H. Nawi
11. St. Cipete
13. St. Lebak Lubus
12. St. Fatmawati
AJ IAN NORMATIF DAN SURVEY K AREA PEYANGGA
DIMANA ? AREA CORE STASIUN
R : 350M
R : 700M
LUASAN DAERAH LUASAN DP 2 (R - 350M) : 38.5 HA DAERAH PERENCANAAN
PRINSIP PERANCANGAN an Meningkatkan permeabilitas kawasan dengan jalur-jalur pe es r an menem us angunan an awasan pa a berbagai layer yaitu lantai basemen, lantai dasar dan lantai atas
Memperbaiki hirarki jalan sebagai pembentuk struktur ruang kota dan mempermudah pergerakan / mobilitas di kawasan
2
Jalur sirkulasi didesain sehingga jelas dan efisien dengan memperpendek jarak pencapaian dan meningkatkan kenyamanan Jalur pedestrian, jalur sepeda yang menerus dan nyaman den an enataan lanseka an baik
PRINSIP PERANCANGAN
berorientasi terhadap kegiatan pedestrian Penggunaan campuran (mixed – use) sehingga mempermudah pencapaian dan menciptakan rasa keamanan dengan adanya kegiatan selama 24 jam (hunian-komersial-perkantoran)
2
Pemanfaatan lantai basemen sebagai kegiatan komersial an ter adu den an ke iatan transit dan fun si kawasan sekitarnya
PRINSIP PERANCANGAN
Mengoptimalkan nilai KLB pada kawasan sesuai engan ara er awasan rans se ngga mampu meningkatkan nilai ekonomi kawasan dan meningkatkan ridership
2
Menerapkan nilai KDH pada kawasan transit hingga sehingga tetap terjaminnya ketersediaan ruan terbuka hi au ada kawasan transit an padat
ARAHAN PENGEMBANGAN AREA TRANSIT urban
sub urban
R
U-1
U-2
SU-1
SU-2
REGIONAL URBAN CORE
URBAN CENTER
URBAN NEIGHBORHOOD
SUB URBAN CENTER
SUB URBAN NEIGHBORHOOD
struktur kawasan pola
dominasi POLA GRID
dominasi POLA ORGANIK
sifat permeabilitas blok
SANGAT TINGGI me ne mb us blo k/ba ng una n
pengalaman ruang
LABIRIN, SUMBU, VISTA
RUANG TERBUKA, LANDMARK, VISTA
bangun an DERET
bangu nan TUNGGAL
(attached)
(detached)
tipologi bangunan
fun si retail lantai dasar aksesibilitas konektifitas antar blok
ATURAN WAJIB
TINGGI men embu s b lo k/b an gun an
ATURAN WAJIB
TINGGI - SEDANG mel ewati jalur pe de stria n
ATURAN ANJURAN UTAMA
SEDANG mele wa ti jal ur p ed es trian
ATURAN ANJURAN UTAMA
TINGGI seluruh lantai bangunan
RENDAH me lewa ti jalur p edes tria n
ATURAN ANJURAN
RENDAH lantai dasar / muka tanah
(besmen, lantai dasar, & lantai atas)
pembatasan area parkir S A N G A T K E T AT
menejemen parkir
K E T AT
MO D E R A T
LONGGAR
SANGAT LONGGAR
lokasi parkir
DOMINASI BESMEN TERPADU (dedicated area) peraturan pembatasan parkir dalam UDGL insentif pengaturan parkir
DOMINASI PARKIR MUKA TANAH (undedicated area)
WAJIB
WAJIB
ANJURAN UTAMA
ANJURAN UTAMA
ANJURAN
TINGGI
TINGGI
SEDANG
SEDANG
RENDAH
KEWENANGAN J EN IS A TU RA N GUBERNUR KDKI JAKARTA
KEPALA DINAS TATA RUANG
TIM PENASEHAT ARSITEKTUR KOTA
(Keputusan)
(Keputusan)
(Rekomendasi)
- Peruntukan lahan umum
WAJIB
- GSB
-
-
- KDB
- Transfer KLB < 10% di dalam satu blok
- Ketinggian bangunan
- Pembatasan rasio penyediaan parkir
- KDH
- Penataan batas kavling
- KTB - Transfer KLB > 10%
- Pengaturan parkir on-str eet, on-ground, dan parkir bersama antar kavling
- Pengaturan integrasi pintu masuk stasiun dengan kavling
- Penyediaan akses pedestrian menuju titik transit
- Akses pedestrian publik pada lahan privat
- Koridor Transit Penghubung Pedestrian Layang dan Besmen
- Koridor transit penghubung pedestrian menembus blok pada lantai dasar
dibahas bersama
- Penyediaan Toilet Publik - Penyelesaian atap taman/hijau - Penyediaan elemen seni publik
BONUS INSENTIF
- Peruntukan lantai dasar (retail) dan besmen
- Penyediaan arkade menerus - Penyediaan transit plaza
- Penyediaan Ruang Terbuka Publik pada lahan '- Penyediaan Ruang Terbuka Publik dalam sendiri bangunan - Penyediaan Lobi Transit Publik pintu masuk stasiun MRT
ANJURAN UTAMA
- Penyediaan bangunan parkir, parkir besmen, parkir mekanik - Penyediaan ruang untuk se ktor informal
memberi saran
- Luas lahan - Pemecahan dan penggabungan sub-blok dan kavling - Pengembangan pengelolaan superblok
REKOMENDASI TINGGI
- Komposisi peruntukan - Penggunaan lahan - Peraturan zonasi atas fungsi - Bentuk massa / tata bangunan - Sirkulasi pejalan kaki mikro - Sirkulasi moda transportasi Kesesuaian dengan PRK Kualitas Fungsional - organisasi fungsi - keterkaitan fungsi Kualitas Visual - estetika - gubahan massa - kinerja arsitektural - tata informasi - bahan/warna bangunan Kualitas Lingkungan - pencahayaan - sirkulasi udara - tata hijau dan ruang terbuka - kepentingan umum - aspek sosial-budaya
KONSEP PERANCANGAN DI KAWASAN STASIUN BUNDARAN HI STASIUN DUKUH ATAS
STASIUN BUNDARA N HI
STASIUN DUK UH ATAS
STASIUN BUNDARAN HI
KONSEP PERUNTUKAN MAKRO
KONSEP PERUNTUKAN LANTAI DASAR
KONSEP POLA PERGERAKAN MUKA TANAH
KONSEP POLA PERGERAKAN LANTAI BESMEN
KONSEP POLA TATA MASSA BANGUNAN
KONSEP PERANCANGAN DI KAWASAN STASIUN SENAYAN STASIUN ISTORA
KONSEP PERUNTUKAN LAHAN MAKRO
EKSISTING
KONSEP PERUNTUKAN LAHAN LANTAI DASAR
KONSEP PERUNTUKAN LAHAN MAKRO
EKSISTING
KONSEP PERUNTUKAN LAHAN LANTAI DASAR
EKSISTING
KONSEP INTENSITAS LAHAN
NAMA KAVLING
BLOK
NOMOR KAPLING IS_1 IS_2 IS_3 IS_4
A R O T S I
LUAS LAHAN / KAPLING
a
IS_5
IS_6
a b c d e f
IS_7
TOTAL
135.292 66.915 89.627 40.996 . 21.984 3.815 18.386 7.856 8.573 11.754 142.702 31.886
610.770
LRK DKI JAKARTA
INTENSITAS PERUNTUKAN Kut Phu Sro Kkt sn Kkt Mdt Kkt Kkt Kkt Kkt Kpm Kkt
LUAS LANTAI
T/D
KDB (%)
KLB
TB (lantai)
Dasar (m2)
Total (m2)
T
20
32
T T
50 40
2 24
T
40
2,0 0,0 0,1 5,0 , 5,8
32
T T T T T T
40 40 40 40 50 52
5,8 7,0 6,7 4,4 3,5 8,1
32 29 32 25 16 80
36,13%
2,8
27.058 44.814 16.398 . 8.794 7.354 3.142 3.429 4.702 71.351 16.581
220.664
270.584 8.963 204.980 . 127.507 106.639 54.992 57.439 51.718 499.457 259.233
1.734.464
INTENSITAS PERUNTUKAN Kut Phu Sro Kkt
T/D
KDB
KLB
TB
Dasar (m2)
T
20
32
T T
50 40
2 24
T
40
35
T T T T T T
40 40 40 40 50 50
2,0 0,0 0,1 5,0 , 6,0 0,0 7,0 7,0 7,0 6,0 4,0 8,0
50 29 32 32 16 80
36,02%
3,18
g Kkt Mdt Kkt Kkt Kkt Kkt Kpm Kkt
LUAS LANTAI Total (m2)
27.058 44.814 16.398 . 8.794 7.354 3.142 3.429 4.702 71.351 15.943
270.584 8.963 204.980 . 131.904 128.702 54.992 60.011 70.524 570.808 255.088
220.027
1.942.460
KONSEP POLA PERGERAKAN MUKA TANAH
KONSEP POLA PERGERAKAN LANTAI BESMEN
KONSEP POLA TATA MASSA BANGUNAN
Insentif adalah pengaturan yang bertujuan memberikan rangsangan terhadap kegiatan yang seiring dengan tujuan tata ruang Disinsentif adalah pengaturan yang bertujuan membatasi rencana tata ruang. Merupakan perangkat –perangkat atau instrumen-instrumen ekonomi/keuangan, fisik, politik, regulasi/kebijaksanaan, yang dapat mendorong atau menghambat pemanfaatan ruang agar tetap sesuai dengan rencana tata ruang.
Definisi menurut UU No. 24 th. 1992 ps.1 butir b
an asan ewenangan an rose ur Pengenaan Insentif dan Disinsentif
•
Hak Penetapan penguasaan dan kepemilikan hak atas tanah. , . , , air dan ruang angkasa (hak membangun dan menerapkan penataan ruang) • Police power : Kewenangan pemerintah untuk melakukan pengaturan, pengawasan dan pengendalian di atas lahan maupun kegiatannya • Eminent domain : tindakan pengambil alihan atau pencabutan hak tanah jika masyarakat menghendaki dan bertujuan untuk kepentingan umum dengan syarat substansi dan prosedural • Perpajakan dan Restribusi : beban atau pungutan yang dimaksudkan untuk kepentingan umum dan dilaksanakan secara adil tanpa diskriminasi
Tujuan Penerapan Insentif dan Disinsentif pada engem angan awasan • •
• • • • • •
Mewujudkan kawasan stasiun yang terintegrasi dan nyaman bagi penggunanya Mendorong kelancaran pergerakan /perpindahan orang dengan kemudaan akses-akses publik dan ruang –ruang orientasi pada Mencegah terjadinya degradasi pada ruang kota akibat tingginya dan beragamnya aktivitas pada kawasan transit Mendorong partisipasi masyarakat dalam terwujudnya ruang kota yang nyaman Merangsang pembangunan kawasan sekitar stasiun untuk melakukan pembangunan baru, revitalisasi maupun pengembangan infill Mewu udkan ruan – ruan ublik an berkualitas sehin a menciptakan image kawasan stasiun dan ruang kota yang baik Menciptakan berbagai aktivitas publik sehingga terciptanya integrasi ruang sosial enc p a an ruang o a yang nyaman, manus aw an er e an u an
Prinsip Insentif dan Disinsentif pada
• • •
•
• •
Adanya dampak-dampak yangmempengaruhi tata ruang e s erna as pos nega Adanya Good Governance yang baik Adanya kegiatan pemanfaatan ruang dalam an aran emban unan / Pro ram ke iatan pemanfaatan ruang yang jelas Perangkat hukum / opsional sebagai antisipasi terhadap keterbatasan dan kendala penegakan Nilai besaran elemen insentif dan insentif ruang kota yang tepat Mekanisme yang tepat sehingga tidak terjadi penyalahgunaan penggunaan fasilitas publik tersebut setelah masa pemakaian
Perangkat hukum Saat ini instrumen – instrumen insentif dan disinsentif yang telah dipakai secara resmi masih terbatas pada peruntukan intensitas bangunan (KDB, KLB, dan ketinggian bangunan) . •
SK Gubernur KDKI Jakarta No.25 Th. 1990 tentang Prosedur Pelaksanaan Pedoman Operasional Pelayanan terhadap Pengarahan Pola Intesitas Bangunan , Daerah Perencanaan, KDB, KLB dab Ketinggian Bangunan di Wilayah DKI Jakarta. . . Peningkatan Intensitas Pembangunan di Wilayah DKI Jakarta
Perangkat hukum . . (2) Arahan pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas: a. arahan peraturan zonasi; b. arahan perizinan; c. arahan pemberian insentif dan disinsentif; dan d. arahan sanksi administrasi. Pasal 198 a. meningkatkan upaya pengendalian pemanfaatan ruang dalam rangka mewujudkan tata ruang sesuai dengan rencana tata ruang; b. memfasilitasi kegiatan pemanfaatan ruang agar sejalan dengan rencana tata ruang; dan c. meningkatkan kemitraan semua pemangku kepentingan dalam rangka pemanfaatan ruang yang sejalan dengan rencana tata ruang. Pasal 200 (1) Insentif diberikan apabila pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana struktur ruang, rencana ola ruan dan ketentuan umum eraturan zonasi an diatur dalam Peraturan Daerah ini. (2) Prioritas pemberian insentif diarahkan pada penyediaan dan penambahan RTH, penanggulangan banjir, upaya mengatasi masalah kemacetan lalu lintas serta upaya pelestarian bangunan cagar budaya. nsen er an engan e ap meng orma a orang sesua engan e en uan pera uran perundang-undangan.
Pasal 201 , , dikurangi keberadaannya berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini. (2) Prioritas pengenaan disinsentif diarahkan pada kegiatan pembangunan yang merubah bentang alam yang berdampak negatif pada lingkungan di sekitarnya, meningkatkan bangkitan lalu lintas di atas kapasitas jaringan jalan. Pasal 202 (1) Insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 200 dapat berupa insentif fiskal dan/atau insentif non fiskal. (2) Insentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a. pemberian keringanan pajak; dan/atau b. pengurangan retribusi.
a. pemberian kompensasi; b. subsidi silang; c. kemudahan perizinan; d. imbalan; e. sewa ruang; f. urun saham; g. penyediaan prasarana dan sarana; h. penghargaan; dan/atau . .
Pasal 203
a. pemberian keringanan pajak; b. pemberian kompensasi; c. pengurangan retribusi; d. imbalan; e. sewa ruang; f. urun saham; g. penyediaan prasarana dan sarana; dan/atau h. kemudahan perizinan. Pasal 204 (1) Disinsentif diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang pada kawasan yang dibatasi pengembangannya. (2) Disinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan dengan tetap menghormati hak . (3) Disinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa a; disinsentif fiskal; dan b. disinsentif non fiskal. (4) Disinsentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a berupa pengenaan pajak yang tinggi. (5) Disinsentif non fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b, berupa: a. kewajiban memberi kompensasi; b. pensyaratan khusus dalam perizinan; . d. pembatasan penyediaan prasarana dan sarana.
Pasal 205 (2) Disinsentif dari Pemerintah Daerah kepada masyarakat dapat berupa: a. kewajiban memberi kompensasi; b. pensyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang diberikan oleh pemerintah daerah; . d. pembatasan penyediaan sarana dan prasarana.
Level Aturan
Kewajiban
Insentif
Fungsi Guna Lahan
***** ***
yang berhadapan dengan stasiun dan jalan utama kawasan sebagai jalur kegiatan pedestrian utama
Luas lantainya tidak diperhitungkan sebagai nilai KLB
Mengadakan fungsi campuran ( mixed yang ditata secara terpadu
Memberikan bonus peningkatan KLB
-used )
antara berbagai fungsi
Aksesibilitas dan Linkage Pedestrian
***** ***** ***** *** **
Membuka akses publik bagi lahan dan ba ngunan privat yang menghubungkan stasiun selama tidak kurang dari 20 jam, yaitu sejak jam 4 dini hari hingga jam 12 malam hari
Luas lantainya tidak diperhitungkan sebagai nilai KLB
Menyediakan akses pedestrian pada lantai dasar, lantai basemen, dan lantai atas yang menghubungkan stasiun dan antar bangunan ke
jembatan lebar minimum 4 meter, koridor 5 meter tidak diperhitungkan
Mendedikasikan sebagian lahan privat sebagai ruang pedestrian, jalur sepeda dan ruang transit (pintu masuk) yang terbuka bagi publik
Luas yang terpakai sbg fasilitas publik tidak diperhitungkan
Menyediakan ruang - ruang sirkulasi terbuka sebagai aktifitas pedestrian seperti pedestrian mall yang berada di antara bangunan sebagai jalur tembus dan sekaligus sebagai ruang aktivitas retail yang menarik
Luas yang didedikasikan sebagaoi pedestrian mall tidak dihitung dalam KLB
Mendedikasikan lahan untuk memperlebar ruang pedestrian dengan penataan lansekap dan furniture
Luas yang didedikasikan tidak dihitung sebagai nilai KLB
Parkir bersama dengan akses menembus bangunan
***
** *** *****
Menyediakan parkir dalam struktur bangunan atau basemen yang digunakan secara bersamaan dengan akses kendaraan yang menembus antar bangunan atau basemen sehingga mempermudah pencapaian
Sebagai anjuran utama Sebagai aturan wajib Sebagai aturan wajib utama
Luas lantai parkir yang digunakan secara bersama tidak diperhitungkan sebagai nilai KLB selama tidak melebihi 20% dari luas total lantai
Level Aturan
Kewajiban
Insentif
Ruang Terbuka Publik
**** **
Menyediakan ruang-ruang terbuka publik berupa plaza, pocket park, atrium dll. sebagai kontak sosial, ruang orientasi, ruang berkumpul yang berada pada lahan privat maupun di dalam bangunan
tinggi lantai bangunan diperkenankan mencapai maksimal 10 meter
Men ediakan ruan terbuka ublik seba ai ruan eks resi seni se erti teater terbuka, ruang pameran, dan lain sebagainya yang berada di ruang privat maunpun di antara bangunan
Memberikan bonus peningkatan KLB
Fasilitas Transit Menyediakan ruang transit yang berupa halte, ruang terbuka, maupun bangunan sebagai tempat pergantian moda maupun feeder bagi pengguna publik transport
Memberikan bonus peningkatan KLB
Mitigasi Bencana
***** *****
Men ediakan ruan miti asi bencana sesuai den an standart an ditentukan di dalam bangunan guna kepentingan keselamatan publik
Memberikan bonus peningkatan KLB
Menyediakan signage yang jelas khususnya yangberkaitan dengan keselamatan publik pada saat terjadi bencana
Memberikan bonus peningkatan KLB
Ruang Terbuka Hijau
*****
**
Menyediakan ruang terbuka hijau pada berbagai layer sebagai area resapan air, sirkulasi udara, yang berada pada lahan privat maupun lahan antar bangunan berupa taman halaman, taman antar bangunan, taman di atap bangunan yang tidak saja bersifat pasif namun dapat pula bersifat aktif
Memberikan bonus peningkatan KLB
Menyediakan elemen lansekap publik yang menarik seperti air mancur, taman gantung, dsb sebagai salah satu ruang terbuka publik yang menarik yang berada pada lahan privat maupun lahan antar bangunan
Memberikan bonus peningkatan KLB
Level Aturan
Kewajiban
Insentif
Sektor Informal Kaki Lima
***
***** ***
Menyediakan tempat sebagai ruang bagi sektor informal kaki lima yang dapat diintegrasikan pada bangunan maupun berada pada ruang luar
Memberikan bonus peningkatan KLB
Membangun rumah susun menengah - atas dengan kualitas arsitektural dan keterpaduan penataan dengan kawasan sekitarnya
Memberikan bonus peningkatan KLB
Membangun rumah susun sederhana dengan kualitas arsitektural dan keterpaduan penataan dengan kawasan sekitarnya
Memberikan bonus peningkatan KLB
Tata Bangunan
**
**
Membangun arcade pada kawasan jalur pedestrian utama khususnya pada jalur retail yang berhadapan dengan stasiun maupun jalur utama
Memberikan bonus peningkatan KLB
Memberikan kontribusi pada desain arsitektur bangunan maupun ruang luar yang menarik namun masih sesuai dan harmonis dengan lingkungan sekitarnya dan telah melalui sidang TPAK sehingga mampu berperan untuk meningkatkan nilai visual dan ekonomi kawasan
Memberikan penghargaan dan kemudahan ijin dan administrasi
Sustainability
*** ***
Mengedepankan kaidah-kaidah pelestarian lingkungan dalam hal penggunaan material dan penggunaan energi.
Memberikan bonus peningkatan KLB, penghargaan dan kemudahan ijin dan administrasi
, , dan pusat informasi publik untuk menunjang kenyamanan aktivitas pada kawasan
Memberikan bonus peningkatan KLB
TERIMA KASIH
JAKARTA MASS TRANSIT SYSTEM – 2015
TOD DI INDONESIA
J AKARTA MASS TRANSITSYSTEM 2015
• An gkut an u mu m massal menjadi tulang punggung pergerakan manusia dan menduku ng pergerakan angku tan kota eksistin • Zonasi berbasis bangki tan pergerakan setiap fung si d an jangkau an yang bisa dicapai pejalan-kaki • retail
100
Jalur Angku tan Kota saat ini
diletakkan lebih d ekat titik transit
PRINSIP TOD • Integrasi fungsi transitdengan kawasan sekitarnya • Fungsi hunian, ruang terbuka, komersial, perkantoran harus dapat diakses dengan mudah dari titik transitkawasan (Stasiun) e alan-kaki an n aman dan te adu den an en emban an • Penci taan alu TOUD • Menyediakan hunian yang bervariasi • Penciptaan ruang terbuka publik sebagai salah satu pengikat antar massa bangunan • Melakukan en emban an baru di se an an alu transi an di adukan den an bangunan eksisting TRANSIT-ORIENTED URBAN DEVELOPMENT:
PENGALAMAN JAPAN RAIL
UMUM VS KHUSUS (Conventional) Public Transportation
vs.
On Ground Elevated
Mass Rapid Transit (MRT) Transportation
On Ground Track
vs.
Elevated
Track
Underground
rans ‐ r en e eve opmen – (in new development area)
Single‐Use Zone
vs.
vs.
rans ‐ r en e eve opmen – (in developed‐area / in developing‐area) Multi & Mixed‐Use Zone
r
T D TRANSIT-ORIENTED REDEVELOPMENT DEVELOPMENT
((TOrD TOD))
Kep a d a ta n (DENSITY)
Kepadatan PROPERTY
TRANSPORT system
kawasan pengembangan
MARKET
dengan radius pelayanan titik transit Kera g a m a n (DIVERSITY)
beragamnya fungsi SOCIAL, EKONOMI URBAN REdevelopment
GAYA HIDUP
di kawasan - De sa in (DESIG N)
Desain kawasan yang te padu dengan kawasan lainnya
MENGKATEGORISASIKAN
FRAMEWORK OF THINKING JMTS 2015
TOTAL MODES OF TRANSPORTATION for each Transit Nodes
MAP OF TOD AREAS IN
TYPES OF TOD’s DEVELOPMENTS for each MRT Stations Areas
URBAN TRANSIT ZONE MAP
DEVELOPMENT ZONE for each MRT Stations Areas
ARAHAN LAYANAN TRANSPORTASI Setiap Titik Transit
(TRANSPORTATION POLICY)
MAP OF THE LOCATIONS OF 12 MRT STATIONS
RTRW DKI JAKARTA 2030
EXISTING CONDITION
Location of 12 stations
Spatial Planning Regulation
Land Availability
ARAHAN PENGEMBANGAN DAERAH Setiap Titik Transit
PELUANG PENGEMBANGAN Setiap Titik Transit
KETERSEDIAAN LA HAN KOSONG
(DEVELOPMENT OPPORTUNITY) KONDISI KEJENUHAN AREA (SATURATION EVALUATION)
KARAKTER TIAP KATEGORI AREA TOD
PESEBARAN TOD DI DKI J AKARTA
Sumber: PT. MRT JAKARTA
ZONASI TOD
Sumber: PT. MRT JAKARTA
BUNDARAN HI
+ 1049M U1
DUKUH ATAS
CBD 1
+ 923M R
SETIA BUDI
+ 766 M
U1 BENDUNGAN HILIR
U1
+ 1.641 M U1
ISTORA
CBD 2 U1 U2
Garden City
+
731 M
+
957 M
SISNGAMANGARAJA
R
+ 556 M BLOK M
U2
+ 1.264 M
South‐ ern
BLOK A
U2
+
Down‐ town
.
HAJI NAWI
+ 1.300 M
U2 CIPETE
+ 1.631 M FATMAWATI
Gateway R
U1
LEBAK BULUS
+2.202 M
PENILAIAN KATEGORISASI AREA TOD TIAP TITIK
KATEGORISASI PENGEMBANGAN AREA TOD
KARAKTER TIAP KATEGORI AREA TOD urban
R
U-1
U-2
SU-1
SU-2
REGIONAL
URBAN
URBAN
SUB URBAN
SUB URBAN
MODA TRANSPORTASI
dilalui commuter
dilalui non-commuter
( kopaja / metromini / angkot )
bis kota BRT commuter
short-distance
( Trans Jakarta )
LRT / monorel
MRT
mid-distance
KRL bis antar kota
noncommuter
sub urban
( antar kota / antar propinsi ) long-distance
kereta api ( antar kota / antar propinsi )
dilalui non-commuter
KARAKTER TIAP KATEGORI AREA TOD
EPADA DAT TAN PENDU DUDU DUK K K L u as an Hunian Hunian Apartemen Perkantoran Komersial Fasum
St an d ar Ok u p an s i
53,539.20 58,065.75 641,767.13
10 1 0 20 20 12 12 5 10
To t al o r an g 5,353.92 2,903.29 53,480.59
Total Penghuni
61,737.80
Total penghuni siang
57,609.20 , .
1609 jiwa/ jiwa/ ha STASIUN LEBAK BULUS – Arahan: han: Kur Kura ang Pad Padat (LRK) L u as an Hunian Hunian Apartemen
Komersial Fasum
R
St an d ar Ok u p an s i 65,385.30 68,551.88 , .
51,881.86 Total Penghuni Total penghuni siang Total penghuni malam
tinggi
10 1 0 20 20 5 10 1 0
To t al o r an g 6,539 3,428 , 5,188 21,347 16,364 9,966
457 jiw jiwa a/ ha tinggi
menengah
K ONSEP ONSEP PERA PERA NCANGAN NCANGA N DI KAWASAN STA STA SIUN SIUN BL B L OK A STASIUN HAJI NAWI
K ONSEP ONSEP PERA PERA NCANGAN NCANGA N DI KAWASAN STASIUN SETIABUDI STASIUN BENDUNGAN HILIR