47
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium awal yang sebaiknya dilakukan antara lain:
1) Hemoglobin dan hematokrit
2) Urin
3) Pemeriksaan analisa gas darah
4) Pemeriksaan elektrolit serum
5) fungsi ginjal pemeriksaan BUN (Blood urea nitrogen) dan serum kreatinin
SYOK HIPOVOLEMIK
13
Patogenesis Syok Anafilaktik
Mekanisme anafilaksis melalui beberapa fase :
Fase Sensitisasi
waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan IgE sampai diikatnya oleh reseptor spesifik pada permukaan mastosit dan basofil.
Fase Aktivasi
waktu selama terjadinya pemaparan ulang dengan antigen yang sama
Fase Efektor
waktu terjadinya respon yang kompleks (anafilaksis) sebagai efek mediator yang dilepas mastosit atau basofil dengan aktivitas farmakologik pada organ – organ tertentu
41
Patogenesis Syok Anafilaktik
40
SYOK ANAFILAKTIK
39
TATALAKSANA
SYOK NEUROGENIK
Pemberian vasoaktif seperti fenilefrin dan efedrin untuk mengurangi daerah vaskuler dengan penyempitan sfingter prekapiler dan vena kapasitan untuk mendorong keluar darah yang berkumpul ditempat tersebut.
1. Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki (posisi Trendelenburg).
2. Untuk keseimbangan hemodinamik, sebaiknya ditunjang dengan resusitasi cairan.
3. Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih, berikan obat-obat vasoaktif :
Dopamin
Norepinefrin
Epinefrin
Dobutamin
38
SYOK NEUROGENIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah (Hb, Ht, leukosit, golongan darah), kadar elektrolit, kadar ureum, kreatinin, glukosa darah.
Analisa gas darah
EKG
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
1. Semua jenis syok.
2. Sinkop (pingsan)
3. Hipoglikemia
37
SYOK NEUROGENIK
ANAMNESIS
Biasanya terdapat cedera pada sistem saraf (seperti: trauma kepala, cidera spinal, atau anestesi umum yang dalam)
PEMERIKSAAN FISIK
Terdapat tanda:
Tekanan darah turun,
Nadi tidak bertambah cepat, bahkan dapat lebih lambat (bradikardi)
Kadang disertai dengan adanya defisit neurologis berupa quadriplegia atau paraplegia
36
Patogenesis Syok Neurogenik
Disebut juga syok spinal merupakan bentuk dari syok distributif atau sinkop
Terjadi akibat kegagalan pusat vasomotor karena hilangnya tonus pembuluh darah secara mendadak di seluruh tubuh sehingga terjadi hipotensi dan penimbunan darah pada pembuluh darah pada capacitance vessels.
Diakibatkan oleh cidera pada sistem saraf (seperti : trauma kepala, cedera spinal atau anestesi umum yang dalam)
Terjadi karena reaksi vasovagal berlebihan mengakibatkan terjadinya vasodilatasi menyeluruh di daerah splangnikus aliran darah ke otak berkurang
Gambaran klasik dari syok neurogenik hipotensi tanpa takikardi atau vasokonstriksi perifer.
35
SYOK ANAFILAKTIK
ANAMNESIS
Didapatkan zat penyebab anafilaksis (injeksi, minumobat, disengathewan, makan sesuatu atau setelah test kulit ), timbul biduran mendadak, gatal dikulit, suara parau sesak ,sukar nafas, lemas, pusing, mual, muntah sakit perut setelah terpapar sesuatu.
42
SYOK ANAFILAKTIK
PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan umum baik sampai buruk
2) Kesadaran compos mentis sampai koma
3) Tensi hipotensi
4) Nadi takikardi
5) Kepala dan leher sianosis, dispneu, konjungtivitis, lakrimasi, edema periorbita, perioral, rinitis
6) Thorax aritmia sampai arrest pulmo bronkospasme, stridor, rhonki dan wheezing, abdomen : nyeri tekan, bising usus meningkat
7) Ekstremitas urtikaria, edema.
43
SYOK ANAFILAKTIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan Tambahan Hematologi
2) Analisa gas darah
3) X foto Hiperinflasi dengan atau tanpa atelektasis karena mukus plug
4) EKG
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Reaksi vasovagal
Infark miokard akut
Reaksi hipoglikemik
Reaksi histeris
Carsinoid syndrome
Chinese restaurant syndrome
Asma bronkial
Rinitis alergika
44
PATOFISIOLOGI
FASE IRREVESIBEL/REFRAKTER
Kerusakan seluler dan sirkulasi tidak dapat diperbaiki
Gagal sistem kardiorespirasi
jantung tidak mampu lagi memompa darah yang cukup
paru menjadi kaku
timbul edema interstisial
daya respirasi menurun
anoksia dan hiperkapnea
8
SYOK HIPOVOLEMIK
9
Patogenesis dan Patofisiologi Syok Hipovolemik
Patofisiologis dari syok hipovolemik yang mengacu pada etiologi perdarahan
Saat terjadi perdarahan sirkulasi dalam tubuh akan terganggu, akan terjadi penurunan tekanan pembuluh darah rata-rata (Mean Arterial Pressure terjadi penurunan aliran darah balik ke jantung
Setelah terjadi proses ini akan menyebabkan penurunan dari cardiac outputnya pada pasien akan ditemukan akral digin dan basah selain itu juga dapat ditemukan terganggunya fungsi organ.
Otak akan mengalami penurunan kesadaran (somnolen hingga koma)
Paru-paru akan menyebabkan pasien tersebut sesak,
Sistem pencernaan mengakibatkan ileus paralatik
Ginjal menyebabkan kerusakan ginjal yaitu acute kidney injury (gagal ginjal akut)
10
ANAMNESIS
Gejala-gejala syok seperti :
kelemahan,
penglihatan kabur,
kebingungan
Pada pasien trauma menentukan mekanisme cedera dan beberapa informasi lain akan memperkuat kecurigaan terhadap cedera tertentu
SYOK HIPOVOLEMIK
Manifestasi Klinis
Pasien dengan perdarahan gastrointestinal mengumpulan keterangan tentang:
Hematemesis,
Melena,
Riwayat minum alkohol,
Penggunaan obat anti-inflamasi non steroid yang lama, dan
Suatu penyebab ginekologik dipertimbangkan, perlu dikumpukan informasi mengenai hal berikut:
Periode terakhir menstruasi,
Faktor risiko kehamilan ektopik,
Perdarahan pervaginam (termasuk jumlah dan durasinya),
11
TATALAKSANA
SYOK ANAFILAKTIK
46
TATALAKSANA
SYOK ANAFILAKTIK
45
PEMERIKSAAN FISIK
Selalu dimulai dengan penanganan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi
Tabel Perkiraan kehilangan cairan dan darah berdasarkan presentasi penderita.
SYOK HIPOVOLEMIK
12
SYOK NEUROGENIK
34
TATALAKSANA
33
TATALAKSANA
SYOK SEPTIK
A. Tindakan Medis
I. Terapi Cairan
Cairan parenteral yang sering digunakan pada awal terapi syok septik adalah larutan garam berimbang.
Dopamin harus segera diberi apabila resusitasi cairan tidak memperoleh perbaikan, untuk menciutkan pembuluh darah sehingga tekanan darah naik dan aliran darah ke otak dan jantung meningkat.
II. Terapi Antibiotik
Sebaiknya terapi antibiotik di sesuaikan dengan hasil kultur dan resistensi.
32
SYOK KARDIOGENIK
21
TATALAKSANA
IV. Transfusi Darah
Tujuan utama transfusi darah adalah memperbaiki kemampuan mengangkut oksigen dari volume darah.
a. Pemberian darah packed cell vs darah biasa
Beberapa indikasi pemberian tranfusi PRC adalah:
Jumlah perdarahan diperkirakan >30% dari volume total atau perdarahan derajat III
Pasien hipotensi yang tidak berespon terhadap 2 L kristaloid
Memperbaiki delivery oksigen
Pasien kritis dengan kadar hemoglobin 6-8 gr/dl.
Fresh frozen plasma diberikan apabila terjadi kehilangan darah lebih dari 20-25% atau terdapat koagulopati dan dianjurkan pada pasien yang telah mendapat 5-10 unit PRC.
Tranfusi platelet diberikan apada keadaan trombositopenia (trombosit <20.000-50.000/mm15) dan perdarahan yang terus berlangsung
20
TATALAKSANA
III. Respon Terhadap Resusitasi Cairan Awal
Respon Cepat
Respon Sementara
Tanpa Respon
Tanda vital
Kembali ke normal
Perbaikan sementara tek. Darah dan nadi kemudian kembali turun
Tetap abnormal
Dugaan Kehilangan darah
Minimal (10-20%)
Sedang-masih ada (20-40%)
Berat (>40%)
Kebutuhan kristaloid
Sedikit
Banyak
Banyak
Kebutuhan darah
Sedikit
Sedang-banyak
Banyak
Persiapan darah
Type specific & crossmatch
Type specific
Emergency
Operasi
Mungkin
Sangat mungkin
Hampir pasti
Kehadiran dini ahli bedah
Perlu
Perlu
Perlu
19
TATALAKSANA
II. Evaluasi Resusitasi Cairan dan Perfusi Organ
Pulihnya tekanan darah menjadi normal, tekanan nadi dan denyut nadi merupakan tanda positif yang menandakan bahwa perfusi sedang kembali ke keadaan normal, tetapi tidak memberi informasi tentang perfusi organ.
A. UMUM
Jumlah produksi urin merupakan indikator penting untuk perfusi ginjal. Penggantian volume yang memadai menghasilkan pengeluaran urin sekitar 0,5 ml/kgBB/jam pada orang dewasa, 1 ml/kgBB/jam pada anak-anak dan 2 ml/kgBB/jam pada bayi.
B. Produksi urin
Penderita syok hipovolemik dini mengalami alkalosis pernafasan karena takipneu
C. Keseimbangan Asam-Basa
Asidosis metabolik yang berat dapat terjadi pada syok yang terlalu lama atau berat.
18
TATALAKSANA
B. Terapi Awal Cairan
Larutan elektrolit isotonik terapi cairan awal
Jenis cairan ini mengisi intravaskuler dalam waktu singkat dan juga menstabilkan volume vaskuler dengan mengganti volume darah yang hilang berikutnya ke dalam ruang intersisial dan intraseluler
Ringer Laktat adalah cairan pilihan pertama sedangkan NaCl fisologis adalah pilihan kedua
Jumlah cairan yang diberikan 3 untuk 1, 300 ml larutan elektrolit untuk 100 ml darah yang hilang
Jumlah darah pada dewasa adalah sekitar 7% dari berat badan, anak-anak sekitar 8-9% dari berat badan. Bayi sekitar 9-10% dari berat badan.
Perlu dinilai respon penderita untuk mencegah kelebihan atau kekurangan cairan
17
TATALAKSANA
4. Exposure : pemeriksaan lengkap
Pemeriksaan lengkap terhadap cedera lain yang mengancam jiwa serta pencegahan terjadi hipotermi pada penderita
5. Pemasangan kateter urin
Memudahkan penilaian adanya hematuria dan evaluasi perfusi ginjal dengan memantau produksi urin. Kontraindikasi: darah pada uretra.
3. Disability : pemeriksaan neurologi
Menentukan tingkat kesadaran, pergerakan mata dan respon pupil, fungsi motorik dan sensorik.
Manfaat: menilai perfusi otak, mengikuti perkembangan kelainan neurologi dan meramalkan pemulihan.
16
TATALAKSANA
2. Sirkulasi
Kontrol pendarahan dengan:
Mengendalikan pendarahan
Memperoleh akses intravena yang cukup
Menilai perfusi jaringan
Pengendalian pendarahan:
Dari luka luar tekanan langsung pada tempat pendarahan (balut tekan).
Pendarahan patah tulang pelvis dan ekstremitas bawah PASG (Pneumatic Anti Shock Garment).
Pendarahan internal operasi
15
Patogenesis dan Patofisiologi Syok Kardiogenik
Disfungsi miokard berakibat pada menurunnya cardiac outputnya dan sering juga menyebabkan kongestif pulmonum.
Hipoperfusi jaringan dan koroner menyebabkan progresifitas dari iskemia
Terjadinya infark yang akan menginduksi terbentuknya nitrit oxide dan akan menyebabkan vasodilatasi penurunan dari perfusi sistemik dan koroner progresifitas dari disfungsi dari iskemik
22
SYOK KARDIOGENIK
ANAMNESIS
Syok kardiogenik ditandai dengan tekanan sistolik rendah (kurang dari 90 mmHg), diikuti menurunnya aliran darah ke organ vital :
Produksi urin kurang dari 20 ml/jam
Gangguan mental, gelisah, sopourus
Akral dingin
Aritmia yang serius, berkurangnya aliran darah koroner, meningkatnya laktat kardial.
Meningkatnya adrenalin, glukosa, free fatty acid cortisol, rennin, angiotensin plasma serta menurunnya kadar insulin plasma.
Kriteria hemodiamik syok kardiogenik hipotensi terus menerus (tekanan darah sistolik < 90 mmHg lebih dari 90 menit) dan bekurangnya cardiac index (<2,2/menit per m2) dan meningginya tekanan kapiler paru (>15 mmHg).
23
SYOK KARDIOGENIK
ANAMNESIS
Diagnosis dapat juga ditegakkan sebagai berikut:
Tensi turun : sistolik< 90 mmHg atau menurun lebih dari 30-60 mmHg dari semula, sedangkan tekanan nadi < 30 mmHg.
Curah jantung, indeks jantung < 2,1 liter/menit/m2.
Tekanan di atrium kanan (tekanan vena sentral) biasanya tidak turun, normal, rendah sampai meninggi.
Asidosis.
24
SYOK SEPSIS
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan darah menunjukkan jumlah sel darah putih yang banyak atau sedikit, dan jumlah faktor pembekuan yang menurun.
Jika terjadi gagal ginjal, kadar hasil buangan metabolik (seperti urea nitrogen) dalam darah akan meningkat.
Analisa gas darah menunjukkan adanya asidosis dan rendahnya konsentrasi oksigen.
Pemeriksaan EKG jantung menunjukkan ketidakteraturan irama jantung, menunjukkan suplai darah yang tidak memadai ke otot jantung.
Biakan darah dibuat untuk menentukan bakteri penyebab infeksi
31
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan demam tinggi, akral dingin, tekanan darah turun < 80 mmHg dan disertai penurunan kesadaran.
PEMERIKSAAN FISIK
30
SYOK SEPSIS
ANAMNESIS
sering didapatkan:
Riwayat demam tinggi yang berkepanjangan,
Sering berkeringat dan menggigil,
Menilai faktor resiko menderita penyakit menahun, mengkonsumsi antibiotik jangka panjang,
Pernah mendapatkan tindakan medis/pembedahan
29
Patogenesis Syok Septik
Pada septik syok, kuman atau bakteri akan masuk ke pembuluh darah yang sebelumnya telah terjadi infeksi pada tubuh host sendiri seperti adanya meningitis, pneumonia, peritonitis dan lain-lain.
Tubuh akan menghasilkan atau mensekresi makrofag dan reseptor komplemen akan merangsang sekresi dari C-reaktif protein untuk keluar akan membunuh kuman tersebut
Jika pertahanan pertama gagal tubuh akan mengeluarkan mediator inflamasi, seperti interleukin, nekroting factor, interferon, dan sitokin-sitokin yang lain proses ini dapat disebut dengan SIRS (systemic inflammatory respone syndrome) Hal ini dapat menyebabkan syok dan kerusakan organ multiple jika tidak ditangani dengan baik
28
SYOK SEPTIK
27
TATALAKSANA
SYOK KARDIOGENIK
26
SYOK KARDIOGENIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang segera dilakukan
Serum elektrolit, fungsi ginjal dan fungsi hepar.
Jumlah sel darah merah, leukosit (infeksi), trombosit (koagulopati)
Enzim Jantung (Creatinine Kinase, troponin, myoglobin, LDH)
Analisa gas darah arteri
Pemeriksaan yang harus direncanakan adalah EKG, ekokardiografi. foto polos dada
25
TATALAKSANA
SYOK HIPOVOLEMIK
Prinsip pengelolaan dasar adalah menghentikan perdarahan dan mengganti kehilangan volume
I. Penatalaksanaan Awal
A. Pemeriksaan Jasmani
1. Airway and Breathing
Tujuan: menjamin airway yang baik dengan cukupnya pertukaran ventilasi dan oksigenasi. Mempertahankan saturasi >95%
Untuk memfasilitasi ventilasi maka dapat diberikan oksigen yang sifat alirannya high flow
Dapat diberikan dengan menggunakan non rebreathing mask sebanyak 10-12 L/menit
14
PATOFISIOLOGI
FASE PROGRESIF
Menurunnya aliran darah ke otak menyebabkan kerusakan pusat vasomotor dan respirasi di otak
menambah hipoksia jaringan
Menyebabkan terlepasnya toksin dan bahan lainnya dari jaringan (histamin dan bridikinin) yang ikut memperburuk syok
Hipoksia jaringan juga menyebabkan perubahan metabolisme dari aerobik menjadi anaerobik
Akibatnya terjadi asidosis metabolik, terjadi peningkatan asam laktat ekstraseluler dan timbunan asam karbonat di jaringan
7
PATOFISIOLOGI
FASE PROGRESIF
Jika tekanan darah arteri tidak lagi mampu mengkompensasi kebutuhan tubuh
Curah jantung tidak lagi mencukupi
Gangguan seluler di seluruh tubuh
tekanan darah arteri menurun
aliran darah menurun
hipoksia jaringan bertambah nyata
gangguan seluler dan metabolisme
produk metabolisme menumpuk
akhirnya terjadi kematian sel
Dinding pembuluh darah menjadi lemah
venous return menurun
6
S Y O K
Pembimbing Dr dr PWM Olly Indrajani SpPD (K)
Oleh : I Gd Andrika Indrayoga Senthanu
15710048
1
KLASIFIKASI
SYOK
Syok Hipovolemik
syok yang disebabkan karena tubuh
- Kehilangan darah/syok hemoragik
Hemoragik eksternal : trauma, perdarahan gastrointestinal
Hemoragik internal : hematoma, hematotoraks
- Kehilangan plasma : luka bakar
-Kehilangan cairan dan elektrolit
Eksternal : muntah, diare, keringat yang berlebih
Internal : asites, obstruksi usus
Syok Kardiogenik
Kegagalan kerja jantung.
Gangguan perfusi jaringan yang disebabkan karena disfungsi jantung
misalnya : aritmia, AMI (Infark Miokard Akut)
3
DEFINISI
SYOK
Keadaan darurat yang disebabkan oleh kegagalan perfusi darah ke jaringan, sehingga mengakibatkan gangguan metabolisme sel.
Kematian karena syok terjadi bila keadaan ini menyebabkan gangguan nutrisi dan metabolism sel.
Didefinisikan juga sebagai volume darah sirkulasi tidak adekuat yang mengurangi perfusi.
Pertama pada jaringan nonvital
Kemudian ke organ vital
(kulit, jaringan ikat, tulang, otot)
(otak, jantung, paru- paru, dan ginjal)
2
PATOFISIOLOGI
FASE KOMPENSASI
Penurunan perfusi jaringan
Timbul gangguan perfusi jaringan
tapi belum cukup menimbulkan gangguan seluler
Mekanisme kompensasi
vasokonstriksi untuk menaikkan aliran darah ke jantung, otak dan otot skelet
penurunan aliran darah ke tempat yang kurang vital
Pelepasan faktor humoral vasokonstriksi
Ventilasi meningkat
terjadi peningkatan frekuensi dan kontraktilitas otot jantung untuk menaikkan curah jantung
peningkatan respirasi untuk memperbaiki ventilasi alveolar
5
KLASIFIKASI
SYOK
Syok Septik
Terjadi karena penyebaran atau invasi kuman dan toksinnya didalam tubuh yang berakibat vasodilatasi
Syok Anafilaktif
Gangguan perfusi jaringan akibat adanya reaksi antigen antibodi yang mengeluarkan histamine dengan akibat peningkatan permeabilitas membran kapiler dan terjadi dilates arteriola sehingga venous return menurun.
Misalnya: reaksi tranfusi, sengatan serangga, gigitan ular berbisa.
Syok Neurogenik
Terjadi gangguan perfusi jaringan yang disebabkan karena disfungsi sistem saraf simpatis sehingga terjadi vasodilatasi
Misalnya : trauma pada tulang belakang, spinal syok.
4
Click to edit Master title style
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
click to…
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
click to…
SYOK
47
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/28/2016
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
SYOK
#
11/28/2016
SYOK
#