Kelompok 3 PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RSUP dr.SARDJITO 1. 2. 3. 4. 5.
Disusun Oleh : Argita Nugraeni P07133110044 Dilla Dwi Arinta P07133110052 Fidia Dwi Listiya P07133110058 Imroatul Chasanah P07133110063 Nopianto P07133110078
Pengertian Limbah Cair Air limbah Rumah Sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari proses seluruh kegiatan rumah sakit yang meliputi : limbah domestik cair (limbah buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian) dan limbah cair klinis (air limbah yang berasal dari kegiatan klinis rumah sakit misalnya air bekas cucian luka, cucian darah dan lainnya, air limbah laboratorium dll) (Said, 2003).
Pengertian limbah cair rumah sakit Limbah cair rumah sakit adalah semua buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan (kepmenkes RI, 2004).
Profil RSUP Dr.Sardjito Rumah Sakit Umum Pusat ( RSUP ) Dr.Sardjito merupakan rumah sakit pemerintahan Type A yang dikelola oleh Departemen Kesehatan. Rumah sakit ini memberikan 12 jenis pelayanan spesialis luas dan spesialis terbatas.Pelayanan spesialis dan subspesialis meliputi yaitu : pelayanan bedah, penyakit dalam, kebidanan, kesehatan anak, mata, THT, kulit dan kelamin, jiwa, syaraf, gigi mulut, jantung, paru-paru, bedah saraf dan ortopedi.
Sumber limbah Cair Rumah Sakit dr. SARDJITO Unit Pelayanan
Sumber
Kegiatan
Jenis Limbah
. Rawat jalan
WC. Km lavatory
Buangan Pasien dan pengunjung
urin faeces,air sisa kumur mulut, air penggelontor
. Rawat inap
WC. Km lavatory
Buangan pasien atau pembesuk
urin faeces,air sisa kumur mulut, air penggelontor
. Pelayanan ruang tunggu
WC. Km lavatory
Buangan pengunjung
urin, faeces, air cuci tangan
Kegiatan pengunjung . Pelayanan Gawat Darurat
WC. Km lavatory
Cuci tangan dan cuci alat
air sisa cuci tangan, air sisa cuci alat
. Pemulasan Jenazah
WC. Km lavatory
Buangan karyawan dan pengunjung perawatan jenazah
urin , faeces, air sisa perawatan jenazah
. Laundry
WC. Km sarana perendaman mesin cuci, mesin pengering
Pencucian tekstil
urin , faeces, air sisa pencucian tekstil
. Kamar bersalin dan Perawatan bayi
WC. lavatory
Buangan pasien dan pembesuk
urin , faeces, air cuci tangan
. Dapur
WC. Km lavatory, pencucian bahan dan alat
Buangan petugas, pencucian bahan dan alat
urin, faeces, air sisa pencucian bahan makanan dan alat masak serta alat makan
. Ruang administrasi
WC. Km Lavatory, urinoir
Buangan karyawan
urin, faeces, air sisa mandi, air sisa cuci tangan
. Asrama
WC. Km
Buangan penghuni dan pembesuk
urin, faeces, air sisa mandi, air sisa cuci tangan
. Laboratorium
WC. Km lavatory, sarana cuci tangan
Buangan pasien dan pegawai cuci alat medical test
Urin, faeces, sisa air cuci alat
Kegiatan wudhu Buangan pengunjung
urin, sisa air wudhu urin, faeces, air sisa cuci tangan
Kegiatan pelayanan kesehatan
Kegiatan kekaryaan (Fungsi sosial) . Keagamaan . Koperasi
Masjid, WC, Km lavatory, urinoir
. Cafetaria
Pengunjung dan karyawan
air sisa cuci tangan, bahan dan alat, air sisa minuman
Karakteristik Limbah Rumah Sakit
Limbah cair memilki 3 karakteristik yaitu fisik, kimia, dan biologi
a. Fisik: 1. padatan : pada limbah cair terdapat padatan organic dan nonorganik yang mengendap dan tersuspensi sehingga bisa mengendap dan menyebabkan pendangkalan. kekeruhan, bau, suhu 2. Kekeruhan:kekeruhan menunjukkan sifat optis di dalam air karena terganggunya cahaya matahari saat masuk ke dalam air akibat adanya koloid dan suspensi
3. bau : bau dikarenakan karena adanya mikroorganisme yang menguraikan bahan organic. 4. suhu : limbah cair memiliki suhu yang berbeda dibandingkan dengan air biasa, biasanya suhunya lebih tinggi karena adanya proses pembusukan
b. Kimia: 1. keasaman : keasaman limbah cair dipengaruhi oleh adanya bahan buangan yang bersifat asam atau basa. Agar limbah tidak berbahaya, maka limbah diupayakan untuk memiliki pH netral. 2. Logam berat beracun : Cadmium dari industri tekstil, merkuri dari pabrik cat, raksa dari industri perhiasan dan jenis logam berat yang lainnya.
3. Nitrogen : nitrogen umumnya terdapat sebagai bahan organic dan diubah menjadi ammonia oleh bakteri sehingga menghasilkan bau busuk dan bisa menyebabkan permukaan air menjadi pekat sehingga tidak bisa ditembus cahaya matahari. 4. BOD : kebutuhan oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan senyawa organic yang ada di dalam air. 5. COD : kebutuhan oksigen yang diperlukan mikroba untuk menghancurkan bahan organik c. Biologi: Bakteri Coli, virus dll.
Sistem Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dr.SARDJITO
Pengelolaan limbah Rumah Sakit merupakan kegiatan dari penyehatan lingkungan di Rumah Sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber pada Rumah Sakit.
Pengolahan pada instalasi pengolahan air limbah RSUP Dr. Sardjito secara biologis yaitu pengolahan air limbah untuk mengurangi zat-zat organik dalam air limbah itu sendiri, pengolahan semacam ini dikenal dengan nama proses lumpur aktif (SLUDGE ACTIVATED). Produksi limbah cair yang dihasilkan pada IPAL RSUP Dr. Sardjito YK sebesar 828.0 57 m3 per hari. Dari produksi limbah cair tersebut yang diolah dengan menggunakan metode lumpur aktif dan menghasilkan lumpur sebanyak 0.31466 m3 per hari.
IPAL (Instalasi Pangelolaan Air Limbah) RSUP Dr. Sardjito meliputi :
A. Bak penyaring Bak penyaringan merupakan unit operasi yang dijumpai pertama dalam bangunan pengolahan air lmbah. Air limbah yang dihasilkan oleh unit-unit penghasil limbah ditampung di bak penampung sementara lalu dialirkan ke pipa pemasukan dengan debit rata-rata 8 liter/detik. Dari inlet ini bak penyaring mulai berfungsi menyaring bahan-bahan kasar seperti plastik, kertas, kayu untuk tidak masuk ke unit pengolahan selanjutnya.Bak penyaring juga berfungsi untuk melindungi pompa, valve dan peralatan instalasi lainnya dari gangguan yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda kasar yang terbawa aliran.
B. Bak pengendap pasir Bak penangkap pasir berfungsi untuk menghilangkan kerikil halus yang berupa pasir, koral atau zat padat berat lainnya yang mengalami penurunan kecepatan atau mempunyai gaya berat lebih besar dari zat organik yang dapat membusuk dalam air limbah. Pada bak penangkap pasir ini terdapat tiga bagian aliran air limbah. Dua bagian digunakan secara rutin dan satu lagi digunakan sebagai cadangan bila ada bagian yang dikuras atau dibersihkan. VolumeBak = P x L x T = 7m x 1,9m x 0,8m = 10.64 m
Gambar Bak Pengendap Pasir dan Bak Penyaringan
C. Bak Ekualisasi Setelah melewati bak penangkap pasir, air limbah dengan debit antara 5- 30 liter/detik dialirkan masuk ke bak equalisasi. Letak bak equalisasi berada lebih rendah dari bak penangkap pasir sehingga terjadi kontak antara oksigen dengan air limbah saat terjunan air dari bak penangkap pasir masuk ke kolam equalisasi. Fungsi utama dari bak equalisasi adalah untuk meratakan debit air limbah yang masuk ke unit pengolahan selanjutnya.Bak equalisasi juga berfungsi sebagai kolam pencampuran air limbah. Pencampuran ini digunakan untuk menghomogenkan air limbah yang kemudian dipompa ke bak aerasi.
Gambar Bak Ekualisasi
D. Bak Aerasi Pengambilan zat pencemar yang terkandung dalam air limbah merupakan tujuan dari pengolahan air limbah. Proses penambahan oksigen (aerasi) kedalam air limbah sangat menentukan keberhasilan pengolahan air limbah karena pada tahap ini kotorankotoran organik yang terkandung di dalam air limbah akan diurai dan dihilangkan secara biokimiawi dengan bantuan bakteri aerobik dan anaerobik. Proses aerobik terjadi pada permukaan bak, sedangkan proses anaerobik terjadi pada bagian dasar/bawah kolam yang tidak mengandung oksigen.
Gambar Bak Aerasi
E. Bak Pengendapan Biosolid atau flok-flok yang terbentuk dari proses perombakan zat organik dari limbah dari bak aerasi mengalir dan mengendap pada bak pengendap. Waktu pengendapan pada bak sedimentasi berlangsung selama 6 jam. Permasalahan yang selalu timbul pada bak pengendap lumpur adalah adanya flok-flok yang mengapung diatas permukaan bak sedimentasi. Flok-flok ini terjadi di dasar bak yang menghasilkan gas-gas yang terbawa ke atas dan mengapungkan kembali flok- flok yang akan mengendap. Flok-flok yang mengapung di permukaan air ini dapat dihilangkan dengan pengadukkan secara mekanis dan dengan mengeluarkan melalui over flow masuk ke sumur penampungan flok untuk selanjutnya dipompakan kembali ke bak aerasi.
F. Bak Penampung Lumpur Bak penampung lumpur berfungsi untuk menampung lumpur dari bak sedimentasi untuk selanjutnya dipompakan ke bak aerasi sebagai recycle.Bak ini juga berfungsi untuk menampung lumpur sisa recycle untuk selanjutnya lima hari sekali dipompakan ke bak pengering lumpur (sludge drying bed). Volume dari bak penampung lumpur adalah 40 m3 dengan dimensi =P x L x T = 4m x 2m x 5m
Gambar Bak Penampung Lumpur
G. Bak Uji Biologis Air limbah yang keluar dari bak sedimentasi mengalir melalui bak kontak chlor sementara masuk ke bak uji bak uji biologis.Bak uji biologis ini berfungsi apakah air limbah hasil pengolahan sudah layak dibuang ke badan air atau belum. Dalam bak uji biologis ini dipelihara ikan dan tumbuhan azola sebagai indikator. Ikan dan azola hidup dan tumbuh dengan baik, hal ini menunjukkan bahwa air limbah tersebut sudah layak dibuang ke badan air.
H. Bak Desinfeksi Tahap ini merupakan tahap pengolahan terakhir dalam instalasi pengolahan air. Pembunuhan bakteri bertujuan untuk mengurangi atau membunuh mikroorganisme patogen yang ada dalam air limbah.Bahan desinfektan yang sering dipergunakan adalah chlorin yang berbentuk garam atau lebih dikenal dengan nama kaporit (Ca(Ocl)2). Hal yang paling penting dalam pembunuhan mikroorganisme dalam air hasil pengolahan (efluen) minimal 0,3 mg/liter.
Gambar Bak Uji Biologis dan Bak Desinfeksi
I. Bak Pengering Lumpur Lumpur merupakan hasil akhir dari setiap instalasi pengolahan air limbah. Pada Instalasi pengolahan air limbah yang menggunakan sistem lumpur aktif yang dihasilkan dalam bak sedimentasi sebagai recycle dan sebagian lagi dipompakan ke bak pengering lumpur (sludge drying bed) lumpur yang ditumpahkan ke bak pengering lumpur biasanya mengandung kadar solid 10 % dan air 90 %. Instalasi pengolahan air limbah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dalam mengeringkan lumpur yang dihasilkan oleh proses pengolahan air limbah menggunakan delapan buah bak pengering lumpur.
Gambar Bak Pengering Lumpur
ALUR LIMBAH CAIR RSUD dr. SARDJITO Kontak desinfektan
Kontak Desinfektan
Karbon filter
Bak Equalisasi
Uji Biologi II atau Ground
desinfektan
Bak Penangkap Pasir
Debit Thmson
Bak Aerasi
RS
Bak Saringan Debit Thomson
Sedimentasi I Lumpur Aktif
Sedimentasi II
Sungai Blower Udara Sandfilter
Prying Bed
Uji Biologi I
KESIMPULAN 1. Pengolahan limbah di RSUP Dr.Sardjito menggunakan metode proses lumpur aktif (Sludge activated) 2. Kualitas air limbah RSUP Dr. Sardjito yang dibuang ke Badan air sungai Code setelah melalui proses pengolahan dengan metode lumpur aktif sudah memenuhi baku mutu yang ditetapkan pemerintah. 3. aproduk lumpur kering hasil olahan dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman hias / taman yang ada disekitar RSUP Dr Sardjito maupun di kawasan UGM Yogyakarta atau mungkin pihak luar / pihak ketiga yang membutuhkan .
SESI TANYA JAWAB
Terimakasih