PEMUKIMAN KUMUH & KESEHATAN LINGKUNGAN Di Susun Oleh : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Adesna Sam Perdana Dosim Ike Yuni Rindawaty Leo Ohara Rikawati Seflin Marinda Lesmana
Definisi Kumuh
Pemukiman
Suatu kawasan pemukiman atau pun bukan kawasan pemukiman yang dijadikan sebagai tempat tinggal yang bangunanbangunannya berkondisi substandar atau tidak layak yang dihuni oleh penduduk miskin yang padat
Karakteristik, Kriteria dan Ciri Pemukiman Kumuh Karakteristik Menurut Jonas Silas, karakteristik pemukiman kumuh adalah: 1. Keadaan rumah pada permukiman kumuh terpaksa dibawah standar, rata-rata 6 m 2/orang. 2. Permukiman ini secara fisik memberikan manfaat pokok, yaitu dekat tempat mencari nafkah (opportunity value) dan harga rumah juga murah (asas keterjangkauan) baik membeli atau menyewa.
Kriteria Kriteria Umum pemukiman kumuh 1. Mandiri dan produktif dalam banyak aspek, namun terletak pada tempat yang perlu dibenahi. 2. Keadaan fisik hunian minim dan perkembangannya lambat. Meskipun terbatas, namun masih dapat ditingkatkan. 3. Para penghuni lingkungan permukiman kumuh pada umumnya bermata pencaharian tidak tetap dalam usaha non formal dengan tingkat pendidikan rendah. 4. Pada umumnya penghuni mengalami kemacetan mobilitas pada tingkat yang paling bawah, meskipun tidak miskin serta tidak menunggu bantuan pemerintah, kecuali dibuka peluang untuk mendorong mobilitas tersebut. 5. Ada kemungkinan dilayani oleh berbagai fasilitas kota dalam kesatuan program pembangunan kota pada umumnya. 6. Kehadirannya perlu dilihat dan diperlukan sebagai bagian sistem kota yang satu, tetapi tidak semua begitu saja dapat dianggap permanen
Kriteria Khusus Permukiman Kumuh: 1. Berada di lokasi tidak legal 2. Dengan keadaan fisik yang substandar, penghasilan penghuninya amat rendah (miskin) 3. Tidak dapat dilayani berbagai fasilitas kota 4. Tidak diingini kehadirannya oleh umum, (kecuali yang berkepentingan) 5. Permukiman kumuh selalu menempati lahan dekat pasar kerja (non formal), ada sistem angkutan yang memadai dan dapat dimanfaatkan secara umum walau tidak selalu murah.
Ciri-ciri pemukiman kumuh : 1. Dihuni oleh penduduk yang padat dan berjubel, baik karena pertumbuhan penduduk akibat kelahiran maupun akibat dari adanya urbanisasi. 2. Dihuni oleh warga yang berpenghasilan rendah dan tidak tetap, atau berproduksi subsisten yang hidup dibawah garis kemiskinan. 3. Rumah-rumah yang ada di daerah ini merupakan rumah darurat yang terbuat dari bahan-bahan bekas dan tidak layak. 4. Kondisi kesehatan dan sanitasi yang rendah, biasanya ditandai oleh lingkungan fisik yang jorok dan mudahnya tersebar penyakit menular. 5. Langkanya pelayanan kota seperti air bersih, fasilitas MCK, listrik, dan lainya. 6. Pertumbuhanya yang tidak terencana sehingga penampilan fisikhya pun tidak teratur dan tidak terurus; jalan yang sempit, halaman tidak ada, dan lainya. 7. Kuatnya gaya hidup “pedesaan” yang masih tradisional. 8. Secara sosial terisolasi dari pemukiman lapisan masyarakat lainya. 9. Ditempati secara ilegal atau status hukum tanah yang tidak jelas (bermasalah) 10.Biasanya di tandai oleh banyaknya perilaku menyimpang dan tindak kriminal.
Penyebab Pemukiman Kumuh
1. Faktor Urbanisasi Dan Migrasi Penduduk 2. Faktor Lahan di Perkotaan 3. Faktor Prasarana dan Sarana Dasar 4. Faktor Sosial Ekonomi 5. Faktor Sosial Budaya 6. Faktor Tata Ruang 7. Faktor Aksesibilitas 8. Faktor Pendidikan
Dampak adanya Pemukiman Kumuh 1. Dari segi pemerintahan, pemerintah dianggap dan dipandang tidak cakap dan tidak peduli dalam menangani pelayanan terhadap masyarakat. 2. Dampak sosial, dimana sebagian masyarakat kumuh adalah masyarakat berpenghasilan rendah dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah dianggap sebagai sumber ketidakteraturan dan ketidakpatuhan terhadap norma-norma sosial. 3. masalah perilaku menyimpang sebagai akibat dari adanya kekaburan atau ketiadaan norma pada masyarakat migran di perkotaan. Bagi kalangan remaja dan pengangguran, biasanya penyimpangan perilakunya berupa mabuk-mabukan, minum obat terlarang, pelacuran, adu ayam, memutar blue film, begadang dan berjoget di pinggir jalan dengan musik keras sampai pagi, mencorat-coret tembok/bangunan fasilitas umum, dan lain-lain. Akibat lebih lanjut perilaku menyimpang tersebut bisa mengarah kepada tindakan kejahatan (kriminal) seperti pencurian, pemerkosaan, penipuan, penodongan, pembunuhan, perusakan fasilitas umum, perkelahian, melakukan pungutan liar, mencopet dan perbuatan kekerasan lainnya. Sehingga tanggung jawab terhadap disiplin lingkungan, norma sosial dan hukum, kesehatan, solidaritas sosial serta tolong menolong menjadi terabaikan dan kurang diperhatika 4. masalah persediaan ruang yang semakin terbatas terutama masalah pemukiman untuk golongan ekonomi lemah dan masalah penyediaan lapangan pekerjaan di daerah perkotaan 5. Disamping itu juga pesatnya pertumbuhan penduduk kota dan lapangan pekerjaan di wilayah perkotaan mengakibatkan semakin banyaknya pertumbuhan pemukiman-pemukiman kumuh yang menyertainya dan menghiasi areal perkotaan tanpa penataan yang berarti.
Waktu dan Solusi mengatasi permasalahan pemukiman kumuh Waktu yang tepat mengatasi masalah pemukiman kumuh adalah dimana pihak pemerintah sudah siap terhadap pemindah lokasi pemukiman tersebut ketempat yang layak huni seperti rumah susun, dan lainnya serta terjalin komunikasi yang baik dan sepaham dari pemerintah terhadap masyarakat pemukiman penduduk yang akan di pindah lokasikan ke tempat yang lebih layak. Solusi Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah dalam menanggulangi pemukiman kumuh, sebagai berikut: 1. Membangun rumah susun. Dengan adanya rumah susun, baik Rusunawa maupun Rusunawi, masyarakat yang masih tinggal dipemukiman kumuh ini dapat tinggal di rumah susun ini. Terutama dapat menghemat lahan pemukiman. 2. Program perbaikan kampung. a. Melalui program penanggulangan kemiskinan di perkotaan (P2KP). Diarahkan untuk pembangunan jalan lingkungan dan tempat mandi, cuci, kakus (MCK) dipemukiman serta pembangunan dan perbaikan drainase. Tetapi hal ini belum didukung oleh biaya yang memadai. Sehingga tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. b. Program RPIJM (program jangka menengah). Kondisi saat ini program tidak aktif, akibatnya kurang rencana strategis Renstra (program bidang cipta karya). Program ini berkaitan langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat seperti air bersih, sanitasi dan pengolahan persampahan serta drainase. c. Memberikan penyuluhan tentang dampak tinggal di pemukiman kumuh ini. Minimnya sosialisasi yang di lakukan pemerintah berdampak timbulnya masalah. Salah satunya adalah mewabahnya penyakit. Karena kebanyakan pemukiman ini lingkunganya kotor sehingga tidak terlepas dari penyakit. Maka daripada itu pemerintah harus dapat memberikan penyuluhan tentang dampak yang ditimbulkan dari pemukiman
Gambar kegiatan masyarakat di pemukiman kumuh
Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemukiman kumuh adalah hunian tingkat rendah dengan ciri bangunan liar diatas tanah yang tidak sah. Pemukiman kumuh biasanya terletak di pinggiran sungai, kolong jembatan dll. Dan dihuni oleh masyarakat yang kurang mampu dan terdiri dari masyarakat yang sangat banyak untuk menempati hunian yang kurang mampu untuk di huni. 2. a. Karakteristik pemukiman kumuh : Keadaan rumah pada permukiman kumuh terpaksa dibawah standar, rata-rata 6 m2/orang dan permukiman ini secara fisik memberikan manfaat pokok, yaitu dekat tempat mencari nafkah (opportunity value) dan harga rumah juga murah (asas keterjangkauan) baik membeli atau menyewa. b. Kriteria pemukiman kumuh : Mandiri dan produktif dalam banyak aspek, keadaan fisik hunian minim dan perkembangannya lambat, para penghuni lingkungan permukiman kumuh pada umumnya bermata pencaharian tidak tetap, pada umumnya penghuni mengalami kemacetan mobilitas pada tingkat yang paling bawah, ada kemungkinan dilayani oleh berbagai fasilitas kota dalam kesatuan program pembangunan kota pada umumnya, kehadirannya perlu dilihat dan diperlukan sebagai bagian sistem kota yang satu, tetapi tidak semua begitu saja dapat dianggap permanen.
c. Ciri pemukiman kumuh: Dihuni oleh penduduk yang padat dan berjubel, dihuni oleh warga yang berpenghasilan rendah dan tidak tetap, rumahrumah yang ada di daerah ini merupakan rumah darurat yang terbuat dari bahan-bahan bekas dan tidak layak, kondisi kesehatan dan sanitasi yang rendah, biasanya ditandai oleh lingkungan fisik yang jorok dan mudahnya tersebar penyakit menular, langkanya pelayanan kota seperti air bersih, fasilitas MCK, listrik, dan lainnya. 3. Penyebab pemukiman kumuh yaitu karena faktor urbanisasi dan migrasi penduduk, faktor lahan di perkotaan, faktor prasarana dan sarana dasar, faktor sosial ekonomi, faktor sosial budaya, faktor tata ruang, faktor aksesibilitas, faktor pendidikan 4.Dampak dari pemukiman kumuh yaitu pemerintah dianggap dan dipandang tidak cakap dan tidak peduli dalam menangani pelayanan terhadap masyarakat, persediaan ruang yang semakin terbatas terutama masalah pemukiman untuk golongan ekonomi lemah dan masalah penyediaan lapangan pekerjaan di daerah perkotaan , menimbulkan perilaku menyimpang seperti kejahatan dan sumber penyakit sosial lainnya serta lingkungan yang tidak sehat 5.Waktu yang tepat untuk mengatasi pemukiman kumuh adalah saat dimana pihak pemerintah sudah siap terhadap pemindah lokasi pemukiman tersebut ketempat yang layak huni seperti rumah susun, dan lainnya dan solusi mengatasi masalah pemukiman kumuh adalah dengan membangun rumah susun dan program perbaikan kampung