Tugas Mata Kuliah Elektronika Telekomunikasi Telekomunikasi
Erni Karunia Dwiyanti 1315030039
Telekomunikasi 3A
1. PLL (Phase Locked Loop) menggunakan IC LM565
PLL singkatan dari 'Phase-Locked Loop' dan pada dasarnya frekuensi loop tertutup sistem kontrol, yang berfungsi berdasarkan deteksi fase sensitif perbedaan fasa antara sinyal input dan output dari osilator dikendalikan (CO).
Gambar 1. Gambar. 1 menunjukkan konfigurasi klasik. Detektor fasa adalah perangkat yang membandingkan dua frekuensi input, menghasilkan output yang merupakan ukuran perbedaan fasa mereka (jika, misalnya, mereka berbeda dalam frekuensi, memberikan output berkala pada perbedaan frekuensi). Jika FIN tidak fVCO sama, sinyal fase-error, setelah disaring dan diperkuat, menyebabkan frekuensi VCO menyimpang ke arah sirip. Jika kondisi benar, VCO cepat akan "kunci" untuk FIN menjaga hubungan tetap dengan sinyal input. Pada saat itu output disaring dari detektor fasa sinyal dc, dan masukan kontrol ke VCO adalah ukuran dari frekuensi input, dengan aplikasi yang jelas untuk nada decoding (digunakan dalam transmisi digital melalui saluran telepon) dan deteksi FM. Output VCO adalah frekuensi lokal yang dihasilkan sebesar FIN, sehingga memberikan replika bersih FIN, yang mungkin itu sendiri berisik. Karena output VCO bisa menjadi gelombang segitiga, gelombang sinus, atau apapun, ini menyediakan metode yang bagus menghasilkan gelombang sinus, mengatakan, dikunci untuk sebuah kereta pulsa. Dalam salah satu aplikasi yang paling umum PLLs, counter modulo-n dihubungkan antara output VCO dan detektor fasa, sehingga menghasilkan kelipatan dari frekuensi masukan FIN referensi. Ini merupakan metode yang ideal untuk menghasilkan
pulsa
clocking
di
kelipatan
dari
frekuensi
daya-line
untuk
mengintegrasikan A / konverter D (dual-lereng, biaya-balancing), dalam rangka untuk memiliki penolakan yang tak terbatas dari gangguan pada frekuensi daya-line dan perusahaanharmonisa. Hal ini juga menyediakan teknik dasar synthesizer frekuensi.
LM565 adalah tujuan umum Fase-Locked Loop IC berisi, osilator stabil yang sangat linear terkontrol tegangan (VCO) untuk demodulasi FM distorsi rendah, dan detektor fasa ganda seimbang dengan penekanan pembawa baik. Frekuensi VCO diatur dengan resistor eksternal dan kapasitor, dan berbagai tuning 10:01 dapat diperoleh dengan kapasitor yang sama.Karakteristik dari sistem lup tertutup - bandwidth, kecepatan respon, menangkap dan menarik dalam jangkauan - dapat disesuaikan melalui berbagai dengan resistor dan kapasitor eksternal. loop mungkin rusak antara VCO dan detektor fase untuk pemasangan pembagi frekuensi digital untuk mendapatkan perkalian frekuensi. Sebuah Fase-Locked Loop pada dasarnya memiliki tiga negara: 1. Free-berjalan. 2. Capture. 3. Tahap-lock.
Kisaran atas mana sistem loop akan mengikuti perubahan frekuensi input disebut rentang kunci. Di sisi lain, rentang frekuensi yang loop memperoleh fase-kunci adalah kisaran capture, dan tidak pernah lebih besar dari rentang kunci.A low-pass filter digunakan untuk mengontrol karakteristik dinamik dari loop fasa-terkunci. Jika perbedaan antara input dan frekuensi VCO secara signifikan besar, sinyal yang dihasilkan dari jangkauan penangkapan loop. Setelah loop fasa-terkunci, hanya batas filter kecepatan kemampuan loop untuk melacak perubahan pada frekuensi input. Selain itu, loop filter memberikan semacam memori jangka pendek, memastikan cepat menangkap kembali sinyal jika sistem dilempar keluar dari kunci dengan suara sementara. Namun, desain dari sebuah loop filter merupakan kompromi dalam parameter filter itu membatasi rentang menangkap loop dan kecepatan, hampir tidak mungkin untuk loop-fase terkunci untuk mengunci tanpa itu.
2. Mixer menggunakan IC SSM2024
Rangkaian Mixer Audio atau bisa juga disebut rangkaian Audio Mixer memiliki pengertian sebagai perangkat elektronik yang memiliki fungsi untuk menggabungkan beberapa input atau masukan dari audio dan diolah menjadi output yang sama atau 1 output saja. Dan biasanya kebanyakan mixer yang terdapat di pasaran, akan menggunakan perangkat op amp di dalamnya. Rangkaian mixer audio tersebut sendiri memiliki bagian-bagian yang penting seperti pre-amp dan juga tone control hingga adder. Rangkaian mixer audio atau audio mixer sendiri memang biasanya digunakan untuk keperluat seperi studio rekaman hingga ke sistem panggilan publik dan juga sistem penguatan bunyi hingga masuk ke dalam dunia siaran radio dan juga televisi. Rangkaian mixer audio sendiri juga biasa digunakan untuk pasca produksi dalam produksi film. Mixer sangat membantu dalam pertunjukan musik atau konser yang tentu saja sangat kurang efisien dan juga tidak maksimla jika menggunakan amplifier masing-maisn alat untuk dikeluarkan melalui monitor ampli baik suara alat musik dan juga vokal yang ditampilkan oleh performer diatas panggung. Dan rangkaian mixer audio inilah yang akan menjadi peran penting untuk menyaring dan mengumpulkan dari mikrophone yang sudah terpasang di amplifier hingga nanti diatur seberapa besar suara yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan dari suara yang akan dikeluarkan di
mixer
tersebut.
Rangkaian mixer audio tersebut memang menjadi perangkat yang cukup populer. Tentunya rangkaian mixer audio tersebut sering disebut mixer. Rangkaian mixer audio tersebut memang memiliki fungsi yang akan mencampur dan juga menggabungkan semua suara yang masuk ke dalam rangakain tersebut. Lalu menyeimbangkan suara dan juga mengubahnya menjadi output baik stereo atau mono yang kemudian melakukan cross-over ke power amplifier yang dikeluarkan ke speaker utama. Pada gambar rangkaian mixer audio tersebut, menggunakan 4 penguat yang akan diatur oleh IC SSM2024. Sementara arus sendiri memiliki besaran 5 hingga 9 mA. Sedangkan untuk sinyal atau noise sendiri berkisar 90 dB, yang menghasilkan bandwidth 130 kHz. Demikian rangkaian mixer audio yang bisa anda gunakan.
3. Osilator
Prinsip Kerja Osilator Sebuah Rangkaian Osilator sederhana terdiri dari Dua bagian utama, yaitu Penguat (Amplifier) dan Umpan Balik (Feedback). Berikut ini Blok Diagram dasar sebuah Rangkaian
Osilator.
Pada dasarnya, Osilator menggunakan sinyal kecil atau desahan kecil yang berasal dari Penguat itu sendiri. Pada saat Penguat atau Amplifier diberikan arus listr ik, desah kecil akan terjadi, desah kecil tersebut kemudian diumpanbalik ke Penguat sehingga terjadi penguatan sinyal, jika keluaran (output) penguat sefasa dengan sinyal yang diumpanbalik (masukan) tersebut, maka Osilasi akan terjadi.
I. Rangkaian dengan Osilator IC 555
1. Flip-Flop
2. Timer Otomatis
3. Alarm
II. Susunan Kaki IC 555
Berikut ini adalah susunan dan konfigurasi Kaki IC 555 yang berbentuk DIP 8 kaki. Kaki 1 (GND) : Terminal Ground atau Terminal Negatif sumber tegangan DC. Kaki 2 (TRIG) : Terminal Trigger (Pemicu), digunakan untuk memicu Output menjadi “High”, kondisi High akan terjadi apabila level tegangan pada kaki Trigger ini berubah dari High menuju ke <1/3Vcc (Lebih kecil dari 1/3Vcc). Kaki 3 (OUT) : Terminal Output (Keluaran) yang memiliki 2 keadaan yaitu “Tinggi/HIgh” dan “Rendah/Low”. Kaki 4 (RESET) : Terminal Reset . Apabila kaki 4 digroundkan, Output IC akan menjadi rendah dan menyebabkan perangkat ini menjadi OFF. Oleh karena itu, untuk memastikan IC dalam kondisi ON, Kaki 4 biasanya diberikan sinyal “High”. Kaki 5 (CONT) : Terminal Control Voltage (Pengatur Tegangan), memberikan akses terhadap pembagi tegangan internal. Secara default, tegangan yang ditentukan adalah 2/3 Vcc. Kaki 6 (THRES) : Terminal Threshold , digunakan untuk membuat Output menjadi “Low”. Kondisi “Low” pada Output ini akan terjadi apabila Kaki 6 atau Kaki Threshold ini berubah dari Low menuju > 1/3Vcc (lebih besar dari 1/3Vcc). Kaki 7 (DISCH) : Terminal Discharge. Pada saat Output “Low”, Impedansi kaki 7 adalah “Low”. Sedangkan pada saat Output “High”, Impedansi kaki 7 adalah “High”. Kaki Discharge ini biasanya dihubungkan dengan Kapasitor yang berfungsi sebagai penentu interval pewaktuan. Kapasitor akan mengisi dan membuang muatan seiring dengan impedansi pada kaki 7. Waktu pembuangan muatan inilah yang menentukan Interval Pewaktuan dari IC555. Kaki 8 (Vcc) : Terminal Positif sumber tegangan DC (sekitar 4,5V atau 16V).
III. Cara Kerja
Bagian trigger, berfungsi untuk memberikan triger atau perintah ke IC 555 sebagai tanda prosestimer dimulai Bagian THReshold, biasanya diberi kapasitor dan resistor variable untuk kecepatan waktu On Off agar dapat diatur sesuai keinginan.