ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA BAPAK SLAMET DAN BAPAK SUPRAPTO DI DUSUN VI KARANG SAMBUNG RT 01 PEKON KARANG SARI KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017
Laporan KK Binaan Praktik Kebidanan Komunitas
Disusun Oleh : WAHYU APRIYANA 154012014080
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH MUHAMMADIYAH PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN 2017
LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA BAPAK SLAMET DAN BAPAK SUPRAPTO DI DUSUN VI KARANG SAMBUNG RT 01 PEKON KARANG SARI KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017
Laporan Individu Praktek Kebidanan Komunitas Telah Memenuhi Persyaratan dan Persetujuan Tanggal ....................
Menyetujui dan Mengesahkan
Pembimbing Akademik
Kepala Keluarga
Isnitra Tutra Sayekti, S.ST.,M.Kes. S.ST.,M.Kes.
Slamet
Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKes Muhammadiyah Pringsewu
Sumi Anggraeni, M.Keb
ii
LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA BAPAK SLAMET DAN BAPAK SUPRAPTO DI DUSUN VI KARANG SAMBUNG RT 01 PEKON KARANG SARI KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017
Laporan Individu Praktek Kebidanan Komunitas Telah Memenuhi Persyaratan dan Persetujuan Tanggal ....................
Menyetujui dan Mengesahkan
Pembimbing Akademik
Kepala Keluarga
Isnitra Tutra Sayekti, S.ST.,M.Kes. S.ST.,M.Kes.
Slamet
Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKes Muhammadiyah Pringsewu
Sumi Anggraeni, M.Keb
ii
LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA BAPAK SLAMET DAN BAPAK SUPRAPTO DI DUSUN VI KARANG SAMBUNG RT 01 PEKON KARANG SARI KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017
Laporan Individu Praktek Kebidanan Komunitas Telah Memenuhi Persyaratan dan Persetujuan Tanggal ....................
Menyetujui dan Mengesahkan
Pembimbing Akademik
Kepala Keluarga
Isnitra Tutra Sayekti, S.ST.,M.Kes.
Suprapto
Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKes Muhammadiyah Pringsewu
Sumi Anggraeni, M.Keb
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas individu pada KK Binaan Bapak Slamet dan Bapak Suprapto. Dalam penulisan tugas individu KK binaan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk ini penulis penulis menyampaikan terimakasih kepada : 1. Ns. Asri Rahmawati, M.Kes selaku ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung. 2. Sumi Anggraeni, M.Keb selaku ketua Prodi DIII Kebidanan STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung. 3. Cynthia Puspariny, S.ST, M.Kes selaku Koordinator Praktik Kebidanan Komunitas. 4. Isnitra Tutra Sayekti, S.ST.,M.Kes. selaku Pembimbing Akademik. 5. Keluarga Bapak Slamet dan Bapak Suprapto selaku KK Binaan Kebidanan Komunitas. 6. Seluruh dosen dan staf STIKes ST IKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung. 7. Seluruh rekan-rekan D III Kebidanan khususnya angkatan VIII. Penulis menyadari tugas individu KK binaan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Penulis berharap semoga tugas individu KK binaan ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Pringsewu, Januari 2017 Penulis
Wahyu Apriyana
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................ .................................................................. ....................................... ................. i HALAMANPERSETUJUAN HALAMANPERSETU JUAN ............................................. .................................................................... ......................... ii KATA PENGANTAR ............................................. ................................................................... ................................... ............. iii DAFTAR ISI ............................................. ................................................................... ............................................ ............................ ...... iv BAB IPENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................... ................................................................ ................................ .......... 1 B. Tujuan Kegiatan ............................................ ................................................................... ............................ ..... 1 C. Manfaat Penelitian ............................................ ................................................................... ......................... 2 D. Metode Kegiatan ........................................... .................................................................. ............................ ..... 3 E. Langkah Kerja ........................................... ................................................................. ................................ .......... 3 BAB II TINJAUAN TEORI A. Kebidanan Komunitas Komunitas .......................................... ............................................................... ..................... 4 B. Konsep Pembangunan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa................. 5 C. Konsep Dasar Dasar Penyakit ............................................ ............................................................. ................. 8 BAB III PENGKAJIAN DATA A. Pengkajian ............................................. ................................................................... ................................... ............. 22 B. Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan....................... ....................... 27 C. Ansipasi Masalah Potensial............................................ ...................................................... .......... 28 D. Tindakan Segera ........................................... .................................................................. ............................ ..... 28 E. Perencanaan ........................................... ................................................................. ................................... ............. 28 F. Pelaksanaan .............................. ..................................................... ............................................. ........................ .. 29 G. Evaluasi ......................................... ............................................................... ........................................... ..................... 29 BAB IV PEMBAHASAN........................................... ................................................................. ................................ .......... 47 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................ .................................................................. ................................... ............. 48 B. Saran........................................... .................................................................. ............................................. ........................ .. 48 DAFTAR PUSTAKA .......................................... ................................................................ ....................................... ................. 50 LAMPIRAN-LAMPIRAN v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa secara paripurna. Hubungan-hubungan individual dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu system kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit sehingga diperlukan bidan di masyarakat. Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan melayani keluarga dan masyarakat yang mencakup bidan sebagai penyedia layanan dan komunitas sebagai sasaran yang dipengaruhi oleh IPTEK dan lingkungan. (Meilani, Niken dkk, 2009) Komunitas digambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana seorang tinggal beserta aspek-aspek sosialnya. Hubungan-hubungan individual dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu system kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit (Meilani, Niken dkk, 2009)
Pelaksanaan pelayanan k ebidanan komunitas didasarkan pada empat konsep utama dalam pelayanan k ebidanan yaitu : manusia, masyarakat/ lingkungan, kesehatan dan pelayanan k ebidanan yang mengacu pada konsep paradigma ke bidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya taraf kesejahteraan hidup masyarakat (Meilani, Niken dkk, 2009) Pelaksanaan praktik kebidanan komunitas merupakan hal yang wajib diikuti
oleh
mahasiswa
program
studi
D
III
Kebidanan
STIKes
Muhammadiyah Pringsewu. Selama mengikuti praktik kebidanan komunitas, sesuai dengan visi dan misi STIKes Muhammadiyah Pringsewu setiap individu diberikan tugas untuk melakukan penyuluhan kepada KK Binaan
6
yaitu masyarakat desa Karang Sari. Berdasarkan Survey Mawas Diri yang telah dilakukan di desa Karang Sari ditemukan masalah pada keluarga Bapak Slamet yaitu PAP Smear, Desminorea dan Seks Bebas dan keluarga Bapak Suprapto terdapat masalah kesehatan yaitu Anemia pada Ibu Hamil, Tanda Bahaya Trimester III dan Tanda Tanda Persalinan. B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum Setelah mengadakan Survey Mawas Diri diharapkan mahasiswa dapat memberikan pemberikan penyuluhan kesehatan pada KK Binaan. 2. Tujuan Khusus a.
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian sesuai dengan masalah yang ada dalam KK Binaan yang diambil.
b.
Mahasiswa mampu mengungkap masalah kesehatan yang ada dalam KK Binaan yang diambil.
c.
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan terhadap keluarga yang memiliki masalah kesehatan khususnya yang ada dalam KK Binaan tersebut.
d.
Mahasiswa mampu mengevaluasi keberhasilan tindakan yang telah dilakukan.
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Mahasiswa Mahasiswa mampu mengamati, mempelajari, memahami dan menerapkan teori terkait kebidanan komunitas dengan teknik pendekatan Problem Solving . 2. Bagi Masyarakat Menambah wawasan bagi masyarakat pada umumnya dan keluarga Bapak Slamet dan Bapak Suprapto khususnya mengenai kesehatan
7
3. Bagi Tenaga Kesehatan Memberikan gambaran mengenai keadaan kesehatan masyarakat disana sehingga memudahkan dalam penyuluhan kesehatan dan mengubah perilaku hidup bersih dan sehat. D. Metodologi Kegiatan
Dalam kegiatan KK Binaan metode yang digunakan adalah leafleat dan Tanya jawab. E. Langkah Kerja
Pelaksanaan 1. Waktu Pelaksanaan Hari/ Tanggal
: a. 20 Januari di kediaman Bapak Slamet b. 21 Januari di kediaman Bapak Suprapto
2. Lokasi Kegiatan KK Binaan akan dilaksanakan di rumah Bapak Slamet dan Bapak Suprapto Desa Karang Sari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.
8
BAB II TINJAUAN TEORI A. Kebidanan Komunitas
1. Pengertian Menurut WHO kebidanan komunitas adalah bidang kebidanan khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu kebidanan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dariprogram kesehatan masyarakat keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitas, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar. Ditunjukan kepada individu, keluarga yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat keseluruhan (Departemen Kesehatan RI. 2010) 2. Asuhan kebidanan komunitas Asuhan kebidanan komunitas adalah merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu, anak dan Keluarga Berencana. Pengetahuan dan keterampilan dasar : a. Kebudayaan dasar masyarakat Indonesia b. Keuntungan dan kerugian praktik kesehatan tradisional dan modern Sarana tanda bahaya serta transportasi kegawat daruratan bagi anggota masyarakat yang sakit yang membutuhkan asuhan tambahan c. Penyebab langsung maupun tidak langsung kematian dan kesakitan ibu dan bayi dimasyarakat d. Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita dalam mempromosikan hakhaknya diperlukan untuk mencapai kesehatan yang optimal e. Keuntungan dan resiko dari tatanan tempat bersalin yang bersedia f.
Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan aman
g. Masyarakat keadaan kesehatan lingkungan, termasuk penyedian air, perumahan, resiko lingkungan, makanan, dan ancaman umum bagi kesehatan h. Standar profesi dan praktik kebidanan (Departemen Kesehatan RI. 2010)
9
Pengetahuan dan Keterampilan tambahan : a. Epidemiologi, sanitasi, diagnosa masyarakat dan statistic. b. Infrastruktur kesehatan setempat dan nasional, serta bagaimana mengakses sumber daya yang dibutuhkan untuk asuhan kebidanan. c. Primary
health
care (PHC)
berbasis
dimasyarakat
dengan
menggunakan promosi kesehatan serta strategi pencegahan penyakit. d. Program imunisasi nasional dan akses untuk pelayanan imunisasi. (Departemen Kesehatan RI. 2010) B. Konsep Kebidanan Komunitas
1. Pengertian Pembangunan kesehatan masyarakat desa adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya dibidang kesehatan dan dibidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sejahtera. (Departemen Kesehatan RI. 2010) 2. Tujuan Kebidanan Komunitas a. Tujuan Umum Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dalam meningkatkan mutu hidup b. Tujuan Khusus 1) Membutuhkan dimilikinya
kesadaran
untuk
masyarakat
menolong
diri
akan
mereka
potensi sendiri
yang dalam
meningkatkan mutu hidup mereka. 2) Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan aktif dan berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. 3) Menghasilkan lebih banyak tenaga masyarakat setempat yang mampu terampil serta mau berperan aktif dalam kegiatan pembangunan desa.
10
4) Meningkatkan mutu kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi beberapa indikator : a) Angka kesakitan menurun. b) Angka kematian menurun, terutama angka kematian bayi dan anak serta angka kelahiran menurun. c) Angka kekurangan Menopause balita menurun. 3. Ciri – ciri Praktik Kebidanan Komunitas a. Kegiatan dilakasanakan atas dasar kesadaran, kemauan dan prakarsa masyarakat sendiri. Dalam arti bahwa kegiatan dimulai dengan kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang memang dirasakan oleh masyarakat sendiri sebagai kebutuhan. b. Perencanaan kegiatan ditetapkan oleh masyarakat secara musyawarah dan mufakat. c. Pelaksanaan kegiatan berlandaskan pada peran aktif dan swadaya masyarakat dalam arti memanfaatkan secara optimal kemampuan dan sumber daya yang dimiliki masyarakat. d. Masukan dari luar yang bersifat memicu, melengkapi dan menunjang tidak mengakibatkan ketergantungan. e. Kegiatan dilakukan oleh tenaga – tenaga masyarakat setempat. f.
Kegiatan yang dilakukan sekurang – kurangnya mencakup salah satu dari 5 unsur PHC.
4. Prinsip – Prinsip Praktik Kebidanan Komunitas a. Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. b. Dalam pembinaan masyarakat diperlukan kerja sama yang baik: 1) Antara dinas – dinas/ institusi – institusi/ lembaga – lembaga lain. 2) Antara dinas – dinas/ institusi – institusi/ lembaga – lembaga dengan masyarakat. c. Dalam hal masyarakat tidak dapat memecahkan masalah kebutuhannya sendiri maka pelayanan langsung diperhatikan oleh yang bersangkutan.
11
5. Wadah Kegiatan Praktik Kebidanan Komunitas Karena kegiatan Praktik Kebidanan Komunitas merupakan bagian integral dari
pembangunan
desa
sedangkan
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan desa adalah LKMD (Lembaga Kesehatan Masyarakat Desa), maka dengan sendirinya wadah kegiatan Praktik Kebidanan Komunitas adalah LKMD. 6. Srategi Pembinaan a. Tim pembinaan Praktik Kebidanan Komunitas dimasing – masing tingkat sekaligus dijadikan sebagai forum koordinasi masing – masing tingkat. b. Setiap kegiatan partisipasi masyarakat yang akan dipromosikan oleh salah satu sector, terlebih dahulu dibahas dalam forum koordinasi untuk sektor – sektor lain untuk memungkinkan menghindari tumpang tindih. c. Jenis apapun yang akan dijadikan harus selalu berdasarkan pada proporsi kebutuhan masyarakat. d. Seluruh tahap kegiatan, mulai dari persiapan, perencanaan, penilaian, pembinaan sampai pada peluang dilakukan oleh masyarakat sendiri dan dimana perlu dibantu oleh pemerintah secara lintas program dan lintas sektoral. e. Wadah kegiatan Kebidanan Komunitas adalah Lembaga Kesehatan Masyarakat Desa (LKMD). f.
Kebidanan komunitas adalah kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat ( Departemen Kesehatan RI. 2007 ).
7. Pelestarian dan Pembinaan a. Pelestarian dan Pembinaan Kebidanan komunitas berpedoman kepada GBHN. b. Pelestarian dan Pembinaan Kebidanan komunitas dilaksanakan dengan kerjasama lintas sektoral melalui pendekatan edukatif. c. Koordinasi pembinaan melalui jalur fungsional pada tiap tingkatan, tingkat provinsi oleh Gubernur dan seterusnya.
12
d. Kebidanan Komunitas merupakan bagian integral dari pembangunan desa secara keseluruhan. e. Puskesmas sebagai pusat pelestarian dan pembinaan kesehatan berfungsi sebagai dinamisator. C. Konsep Dasar Penyakit 1. Desminoreea A. Pengertian Nyeri Haid
Dismenore adalah nyeri saat haid, biasanya dengan rasa kram dan terpusat di abdomen bawah. Keluhan nyeri haid dapat terj adi bervariasi mulai dari yang ringan sampai berat. Nyeri haid yang dimaksud adalah nyeri haid berat sampai menyebabkan perempuan tersebut datang berobat ke dokter atau mengobati dirinya sendiri dengan obat anti nyeri. (Sarwono. 2011) Nyeri yang dirasakan selama menstruasi adalah normal namun apabila berlebihan, maka hal ini merupakan masalah. Terutama apabila nyeri ini sampai membatasi / mengganggu aktivitas sehari – hari atau sampai selalu membutuhkan obat penghilang rasa nyeri.: a.
Dismenorea primer (esensial)
b.
Dismenorea sekunder (ekstrinsik, aquaired),
Berdasarkan intensitas nyeri
a. Dismenorea ringan, yaitu dismenorea dengan rasa nyeri yang berlangsung beberapa saat sehingga perlu istirahat sejenak untuk menghilangkan nyeri, tanpa disertai pemakaian obat. b. Dismenorea sedang, yaitu dismenorea yang memerlukan obat untuk menghilangkan rasa nyeri, tanpa perlu meninggalkan aktivitas sehari-hari. c. Dismenorea berat, yaitu dismenorea yang memerlukan istirahat sedemikian lama dengan akibat meninggalkan aktivitas sehari-hari selama 1 hari atau lebih
13
B. Penyebab Nyeri Haid :
a. Disminorrea primer 1) Faktor Psikologis 2) Faktor Endokrin b. Disminorrea sekunder Pada disminorrea sekunder etiologi yang mungkin terjadi adalah : 1)
Faktor konstitusi seperti anemia, pemakaian kontrasepsi IUD, benjolan yang menyebabkan perdarahan, tumor atau fibroid
2)
Anomali uterus konginental, seperti : rahim yang terbalik, peradangan selaput lendir rahim,
3)
Endometriosis Menstruasi
retrograd,
di
mana
sebagian
aliran
darah
menstruasi dari rahim keluar ke rongga perut melalui saluran tuba fallopi. a) Gangguan sistem kekebalan yang memungkinkan sel-sel endometrium melekat dan berkembang. b) Kelainan genetis. C. Tanda dan Gejala
a. Nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai b. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada. c. nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. d. Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering berkemih. Kadang sampai terjadi muntah
14
D. Pengobatan
1. Terapi Medis Pengobatan analgetik digunakan untuk menghilangkn rasa nyeri menggunakan aspirin, asetaminofen, propofiksen (untuk nyeri ringan), promrtazin, oksikodon, butalbitat (untuk nyeri berat)
2. Terapi Non Medis Kompres air hangat
2. Kesehatan Reproduksi Remaja A.
Pengertian
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. (WHO. 2011) B.
Tumbuh Kembang Remaja
Masa remaja dibedakan dalam : 1. Masa remaja awal, 10 – 13 tahun. 2. Masa remaja tengah, 14 – 16 tahun. 3. Masa remaja akhir, 17 – 19 tahun. Pertumbuhan fisik pada remaja perempuan : 1. Mulai menstruasi. 2. Payudara dan pantat membesar. 3. Indung telur membesar. 4. Kulit dan rambut berminyak dan tumbuh jerawat. 5. Vagina mengeluarkan cairan. 6. Mulai tumbuh bulu di ketiak dan sekitar vagina. 7. Tubuh bertambah tinggi. Perubahan fisik yang terjadi pada remaja laki-laki : 1. Terjadi perubahan suara mejadi besar dan mantap. 2. Tumbuh bulu disekitar ketiak dan alat kelamin. 3. Tumbuh kumis.
15
4. Mengalami mimpi basah. 5. Tumbuh jakun. 6. Pundak dan dada bertambah besar dan bidang. 7. Penis dan buah zakar membesar. Perubahan psikis juga terjadi baik pada remaja perempuan maupun remaja laki-laki, mengalami perubahan emosi, pikiran, perasaan, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab, yaitu : 1. Remaja lebih senang berkumpul diluar rumah dengan kelompoknya. 2. Remaja lebih sering membantah atau melanggar aturan orang tua. 3. Remaja ingin menonjolkan diri atau bahkan menutup diri. 4. Remaja kurang mempertimbangkan maupun menjadi sangat tergantung pada kelompoknya.
C.
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PENYAKIT KELAMIN).
Adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Akan beresiko tinggi apabila dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Baik laki-laki maupun perempuan bisa beresiko tertular penyakit kelamin. Perempuan beresiko lebih
besar tertular karena bentuk alat reproduksinya lebih rentan terhadap PMS. Sayangnya, 50% dari perempuan yang tertular PMS tidak tahu bahwa ia sudah tertular. (Somelus, 2008) PMS tidak dapat dicegah hanya dengan : 1.
Membersihkan alat kelamin setelah berhubungan seksual.
2.
Minum jamu tradisional.
3.
Minum obat antibiotik sebelum dan sesudah berhubungan seksual.
PMS yang umum terdapat di Indonesia adalah : 1.
Gonorrea.
2.
Clamidia.
3.
Sifilis.
4.
Herpes genital.
5.
Trikonomiasis.
6.
Ulkul mole (chancroid).
7.
Kutil kelamin.
8.
HIV-AIDS.
16
D.
ASPEK KESEHATAN YANG PERLU DIPERHATIKAN OLEH REMAJA PUTRA.
Kesehatan Remaja Pria berbeda dengan Remaja Putri dalam hal
pertumbuhan
fisik,
kesehatan
reproduksinya,
dan
perubahan
emosinya, dengan ciri-ciri sbb.: Pria menjadi remaja pada kira-kira usia 15 tahun, perubahan yang terjadi : 1. Perubahan fisik ditandai dengan munculnya rambut-rambut pada beberapa lokasi yang spesifik, pertumbuhan tulang yang progresif, penambahan massa otot, perubahan suara karena perubahan pada pita suara 2. Perubahan kejiwaan ditandai dengan munculnya rasa aneh terhadap teman wanita, kegelisahan karena mencari jati diri, kadang-kadang disertai rasa hampa, mudah putus asa 3. Perubahan aspek sosial, kebutuhan untuk diakui kelompoknya dan orang tuanya, ingin memiliki citra tersendiri, perasaan canggung jika didalam rumah, dan mulai menyadari pentingnya kebersamaan . 4. Perubahan aspek spiritual, mulai menggugat aturan-aturan keagamaan, merasa ibadah sbg kewajiban yg memberatkan, mencari Tuhan dan sering kali merasa Tuhan tidak adil . Segala keadaan itu memunculkan gangguan kesehatan :
Cara mengatasinya : Secara umum : 1. Berikan pendidikan anatomi dan fungsi seks sejak dini 2. Orang tua harus terbuka terutama masalah kehidupan seksual anaknya 3. Orang tua terutama ayah harus tampil sbg teman dan memperlakukan dia seperti menghadapi pria dewasa . 4. Perbanyaklah berkomunikasi secara informal, agar dia terbuka dgn orgtuanya
17
5. Berikan
kesempatan
baginya utk
mengembangkan bakat
yg
disukainya 6. Berikan contoh-contoh pola hidup yang baik namun menyenangkan 7. Jangan melarang kecuali dgn alasan yang dijelaskan 8. Adakan kegiatan-kegiatan keagamaan dirumah (sholat jamaah, pengajian dll) meskipun dia tdk ikut, tunjukkan semangat anda dan kenikmatan yg didapat dari kegiatan itu . 9. Bekali mereka dengan tata cara ibadah terutama sholat dan puasa secara benar, tingkatkan kemampuan membaca Alqur’an 10. dll.
3. Pap Smear a. Pengertian Pap Smear
Pap smear adalah pemeriksaan sel – sel pada servik uteri untuk mengetahui
apakah
ada
perubahan
abnormal
yang
bersifat
prakanker. Umur penderita kanker leher rahim antara 30 – 60 tahun, terbanyak antara 45 – 50 tahun. Periode laten dari fase prainvasif untuk menjadi invasif memakan waktu sekitar 10 tahun. Dalam kurun aktu yang selama itu, mungkin saja seorang penderita tidak akan merasakan nyeri pada alat genitalnya, karena memang sel – sel pada leher rahim tidak terdapat sensor nyeri. (Manuaba, 2011)
b. Tujuan Pap Smear
Tujuan dilakukan pap smear adalah untuk mendeteksi secara dini perubahan – perubahan sel pada servik uteri, apakah normal atau tidak. Sehingga apabila ditemukan sel prakanker dapat diupayakan pengobatan yang optimal. (Manuaba, 2011) c. Syarat-Syarat Dilakukannya Pap Smear
1. Sebaiknya datang di luar mensruasi. Lebih baik pada 2 minggu setelah hari pertama menstruasi
18
2. Selama 24 jam sebelum pemerikasaan tidak diperkenankan melakukan pencucian atau pembilasan vagina dan memakai bahan-bahan antiseptik pada vagina. 3. Penderita paska bersalin, paska operasi rahim, paska radiasi sebaiknya datang 6-8 minggu kemudian. 4. Penderita yang mendapatkan pengobatan lokal seperti vagina supostoria atau ovula sebaiknya dihentikan 1 minggu sebelum pap smear. 5. Tidak melakukan hubungan seksual selama 24 jam sebelum pemeriksaan. 6. Tidak menggunakan tampon (Manuaba, 2011) d. Cara Melakukan Pap Smear
Adapun langkah – langkah dalam melakukan pap smear adalah: a) Spekulum dipasang dalam vagina b) Spatula Ayre yang dimodifikasi dengan cytobrush dimasukkan ke dalam leher rahim, kemudian diputar 180° searah jarum jam c) Usaplah sekret yang didapat pada obyek glass d) Sediaan difiksasi dalan alkohol 95% selama 30 menit e) Kirim sampel ke laboratorium sitologi (Manuaba, 2011) Anjuran untuk melakukan Pap Smear secara teratur pada : a.
Setahun sekali untuk wanita yang berusia 35 tahun
b.
Setahun sekali untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita infeksi HPV atau genital wart
c.
Setahun sekali bagi wanita yang memakai pil kontrasepsi/KB
d.
Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia di atas 35 tahun jika dalam pemeriksaan Pap’s Smear sebelumnya berturut-turut 3 kali menunjukkan hasil negative atau untuk wanita yang telah menjalani pengangkatan rahim (histerektomi) bukan karena kanker
19
e.
Sesering mungkin jika hasil Pap Smear menunjukkan hasil tidak normal
f.
Sesring mungkin setelah pengobatan prekanker maupun kanker serviks.
(Manuaba, 2011) Kemungkinan hasil yang tertera nantinya adalah : 1. Class I
: Normal
2. Class II : Atypical 3. Class III : Abnormalitas ringan, sedang, atau berat 4. Class VI : kanker insitu, dimana telah terdapat sel kanker tapi belum mencapai lapisan terdalam jaringan 5. Class V : Dugaan kanker invasif yang dapat menginfiltrasi dan merusak jaringan sekitar (Manuaba, 2011)
4. Anemia a. Pengertian
Anemia adalah jumlah sel darah merah menurun, kadar Hb menurun di bawah normal (normal wanita 12 gr %, pria 14 gr%). Pada wanita hamil dikatakan anemia apabila kadar Hb nya di bawah 21 gr % dan anemia berat jika Hb dibawah 8 gr%. Cara mengetahui secara pasti kadar Hb dengan dilakukan tes darah. (Mansjoer, 2011)
b. Ciri-ciri ibu hamil dengan anemia
Biasanya ibu hamil dengan anemia mengeluhkan sebagian atau keseluruhan ciri-ciri dibawah ini, dan untuk memastikannya harus dengan tes kadar Hb dalam darah. Ciri-ciri tersebut antara lain : a.
Pucat pada bibir, konjungtiva, lidah, gusi, kulit.
b.
Lemah
c.
Letih
d.
Lesu
e.
Lunglai
20
f.
Nafas terengah-engah
g.
Nyeri dada
h.
Ikterus
(Mansjoer, 2011) c. Macam-macam anemia pada ibu hamil
1. Anemia defisiensi besi/ karena kekurangan zat besi Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa nifas adalah defisiensi besi dan kehilangan darah akut. Tidak jarang keduanya saling berkaitan erat, karena pengeluaran darah yang berlebihan disertai hilangnya besi hemoglobin dan terkurasnya simpanan besi pada suatu kehamilan dapat menjadi penyebab penting anemia defisiensi besi pada kehamilan berikutnya. Status gizi yang kurang sering berkaitan dengan anemia defisiensi besi (Scholl, 2008). Pada gestasi biasa dengan satu janin, kebutuhan ibu akan besi yang dipicu oleh kehamilannya rata-rata mendekati 800 mg; sekitar 500 mg, bila tersedia, untuk ekspansi massa hemoglobin ibu sekitar 200 mg atau lebih keluar melalui usus, urin dan kulit. Jumlah total ini 1000 mg jelas melebihi cadangan besi pada sebagian besar wanita. Kecuali apabila perbedaan antara jumlah cadangan besi ibu dan kebutuhan besi selama kehamilan normal yang disebutkan diatas dikompensasi oleh penyerapan besi dari saluran cerna, akan terjadi anemia defisiensi besi. (Mansjoer, 2011) 2. Anemia karena perdarahan Sering terjadi pada masa nifas. Solusio plasenta dan plasenta previa dapat menjadi sumber perdarahan serius dan anemia sebelum atau setelah pelahiran. Pada awal kehamilan, anemia akibat perdarahan sering terjadi pada kasus-kasus abortus, kehamilan ektopik, dan molahidatidosa. (Mansjoer, 2011)
21
3. Anemia karena radang/ keganasan Gejala-gejala tubuh lemah, penurunan berat badan, dan pucat sudah sejak jaman dulu dikenal sebagai ciri penyakit kronik. Berbagai penyakit terutama infeksi kronik dan neoplasma menyebabkan anemia derajat sedang dan kadang-kadang berat, biasanya dengan eritrosit yan sedikit hipokromik dan mikrositik. Dahulu, infeksi khususnya tuberculosis, endokarditis, atau esteomielitis sering menjadi penyebab, tetapi terapi antimikroba telah secara bermakna menurunkan insiden penyakit-penyakit tersebut. Saat ini, gagal ginjal kronik, kanker dan kemoterapi, infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV), dan peradangan kronik merupakan penyebab tersering anemia bentuk ini. (Mansjoer, 2011) 4. Anemia aplastik karena kerusakan sumsum tulang Walaupun jarang dijumpai pada kehamilan, anemia aplastik adalah suatu penyulit yang parah. Diagnosis ditegakkan apabila dijumpai anemia, biasanya disertai trombositopenia, leucopenia, dan sumsum tulang yang sangat hiposeluler (Marsh dll, 1999). Pada sekitar sepertiga kasus, anemua dipicu oleh obat atau zat kimia
lain,
infeksi,
radiasim,
leukemia,
dan
gangguan
imunologis. Kelainan fungsional mendasar tampaknya adalah penurunan mencolok sel induk yang terikat di sumsum tulang. Banyak bukti yang menyatakan bahwa penyakit ini diperantarai oleh proses imunologis (Young dan Maciejewski, 1999). Pada penyakit yang parah, yang didefinisikan sebagai hiposelularitas sumsum tulang yang kurang dari 25 persen, angka kelangsungan hidup 1 tahun hanya 20 persen (Suhemi, 2007). 5. Anemia hemolitik karena usia sel darah merah yang pendek Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Ini dapat disebabkan oleh :
22
a.
Faktor intra kopuskuler dijumpai pada anemia hemolitik heriditer, talasemia, anemia sel sickle (sabit), hemoglobin, C, D, G, H, I dan paraksismal nokturnal hemoglobinuria
b. Faktor ekstrakorpuskuler, disebabkan malaria, sepsis, keracun zat logam, dan dapat beserta obat-obatan, leukemia, penyakit hodgkin dan lain-lain. Gejala
utama
adalah
anemia
dengan
kelaina-kelainan
gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital. (Suhemi, 2007). 6. Anemia megaloblastik karena gangguan pencernaan Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 selama kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin B12 karena tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumapai pada mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah penyakit Crohn, reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus halus. (Suhemi, 2007). 7. Anemia karena penyakit keturunan misalnya anemia sel sabit Penyakit sel sabit (sickle cell disease) adalah suatu penyakit keturunan yang ditandai dengan sel darah merah yang berbentuk sabit dan anemia hemolitik kronik. Pada penyakit sel sabit, sel darah merah memiliki hemoglobin (protein pengangkut oksigen) yang bentuknya abnormal, sehingga mengurangi jumlah oksigen di dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi seperti sabit. (Suhemi, 2007)
23
d. AKIBAT ANEMIA PADA IBU HAMIL
Akibat anemia pada ibu hamil antara lain : a.
Abortus
b. Persalinan preterm/sebelum waktunya c.
Proses persalinan lama
d. Perdarahan setelah persalinan e.
Syok
f.
Infeksi pada saat dan sesudah persalinan
g. Payah jantung h. Bayi lahir prematur i.
Bayi cacat bawaan
j.
Kekurangan cadangan besi
k. Kematian janin l.
Kematian ibu
(Suhemi, 2007) e. Penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil
Penatalaksanaan dan pencegahan yang umum dilakukan adalah dengan pemberian suplemen zat besi sedikitnya 1 tablet selama 90 hari berturut-turut selama masa kehamilan. Pemeriksaan kadar Hb semua ibu hamil dilakukan pada kunjungan ANC pertama dan pada minggu ke-28. Apabila ditemukan ibu hamil dengan anemia berikan tablet Fe 2-3 kali 1 tablet perhari dan disarankan untuk tetap minum tablet zat besi sampai 4-6 bulan setelah persalinan. Pada ibu hamil trimester 3 dengan anemia perlu diberi zat besi dan asam folat secara IM dan disarankan untuk bersalin di rumah sakit . (Suhemi, 2007). f.
Cara meminum Tablet zat besi
1. Sehari minum 1 tablet Fe pada malam hari sebelum tidur untuk mengurangi rasa mual 2. Minum tablet Fe bersamaan dengan vitamin C dan vitamin B12, misalnya dengan jus jeruk atau air lemon untuk membantu proses penyerapan.
24
3.
Jangan minum tablet Fe bersamaan dengan kopi, teh, alkohol dan susu karena dapat menghambat proses penyerapan.
(Suhemi, 2007). 5. Tanda bahaya trimester 3 1. Pengertian
Tanda bahaya adalah keadaan pada ibu hamil yang mengancam jiwa ibu dan janin yang dikandungnya selama kehamilan. Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dapat terjadi kapan saja, mungkin ketika kehamilan masih muda, mungkin juga pada kehamilan lanjut. Tidak jarang pada saat-saat menjelang persalinan. Tanda bahaya dalam kehamilan perlu kita waspadai sehingga ibu hamil dan anak yang dikandung sehat dan selamat. (Rachmat, 2007)
2. Tanda bahaya pada kehamilan trimester 3 a) Perdarahan pervaginam Tiap perdarahan keluar dari liang senggama pada ibu hamil setelah 28 minggu disebut perdarahan antepartum. Perdarahan antepartum harus mendapat perhatian penuh karna merup[akan tanda bahaya yang mengancam nyawa ibu atau janin. Perdarahan dapat kelur sedikit-sedikit tapi terus menerus, lama-lama ibu mennderita anemia berat. Jika perdarahan yang keluar banyak ibu bisa menderita syok, lemas atau nadi kecil dan tekanan darah menurun. Perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut yang termasuk kriteria tanda bahaya adalah perdaraha yang banyak berwarna merah, dan kadang-kadang tidak disertai dengan nyeri. b) Sakit kepala yang hebat Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala ini bisa terjadi apabila ibu kurang istirahat, kecapean, atau menderita tekanan darah tinggi. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit
25
kepala yang hebat tersebut ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. c) Penglihatan kabur Masalah penglihatan yang mengidentifikasikan keadaan ibu yang mengancam jiwa ibu adalah perubahan penglihatan yang kabur atau berbayang. Perubahan penglihatan ini mungkin diserati dengan sakit kepala yang hebat. d) Pembengkakan diwajah dan jari tangan Bengkak adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh, dan biasanya dapat diketahui dan dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Bengkak bisa menunjukan adanya masalah yang serius jka muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik lain. e) Keluar cairan pervaginam Pecahnya selaput janin dalam kehamilan merupakan tanda bahaya kerna dapat menyebabkan terjadinya infeksi langsung pada janin. Pecahnya selaput ketuban juga dapat diikuti bagian kecil dari janin. Oleh karna itu bila saat hamil ditemukan ada pengeluaran cairan , apabila belum cukup bulan harus segera ke rumah sakit. Ketuban di nyatakan pecah dini apabila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam kehamilan. Berkaitan dengan penyulit persalinan prematur dan infeksi pada ibu. KPD biasanya disebabkan oleh karna kurangnya kekuatan membran atau meningkatkan tekanan intra uterin. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina. f) Gerak janin tuidak terasa Ibu mulai merasakan gerak janin nya selama bulan ke-4 atau ke-5. Jika janin tidur gerakannya akan melemah. Janin harus bergerak paling sedikit 10 kali dalam 24 jam. Yang termasuk tanda bahaya
26
adalah apabila gerak janin mulai berkurang, bahkan tidak ada sama sekali. Kematian janin dalam rahim adalah kematian janin setelah 20 minggu kehamilan, tetapi sebelum permulaan persaluinan. Penyebab yang berkaitan antaralain adalah plasenta, dan tali pusat, hipertensi, infeksi dalam rahim, dll. Kematian janin harus dicurigai bika ibu hamil mengeluh tidsk terasa gerak janin, perut terasa mengecil dan payudara mengecil. Selain itu dari pemeriksaan DJJ tidak terdengar. (Rachmat, 2007)
6. Tanda-tanda Persalinan a. Pengertian
Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkai perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir (Moore, 2011). Menurut Prawirahardjo (2012) persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kelahiran janin cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi kepala yang berlangsung 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir (Abdulbari, 2012), sama halnya dengan pendapat Wiknjosastro (2011) persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melelui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro, 2011). Sementara itu Mochtar (2008) mengatakan persalinan normal adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
27
b. Tanda tanda persalinan
1. Rasa sakit pada panggul Biasanya
kalau
sudah
mendekati
proses
melahirkan
akan
mengalami rasa nyeri pada panggul dan tulang belakang. Hal ini disebabkan karna pergeseran dan pergerakan janin yang mulai menekan bagian tulang belakang anda. 2. Rasa nyeri di selangkangan Posisi kepala janin sudah dalam kondisi turun di bawah di daerah kerangka tulang pelvis yang akan menyebabkan rasa nyeri pada selangkangan. Selain itu janin juga akan menekan kandung kemih yang bisa menyebabkan sering BAK. 3. Pecahnya air ketuban Pecahnya air ketuban disebabkan oleh adanya desakan kontraksi dan tekanan kepala bayi. Pada mulut serviks. Saat air ketuban sudah mulai bocor, akan merasakan semburan air atau hanya berupa rembesan saja 4. Lendir kental bercamcur darah Pada saat persalinan akan dimulai dan servik mulai membuka. Pada saat bersamaan membran yang mengelilingi bayi dan cairan amniotik agak memisah dari dinding rahim. Darah yang keluar seperti cairan lengket Yang berwarna merah muda, ini menjadi salah satu tanda akan menjalani proses persalinan. 5. Perubahan bentuk tubuh Biasanya hormon kehamilan akan membuat banyak perubahan pada tubuh salah satunya kondisi tulang kemaluan yang sedikit melebar yang membuat dasar panggul semakin lunak agar mempermudah jalan nya kelahiran bayi. Bentuk payudara tampak membesar kerna produksi asi. 6. Kontraksi Dinding rahim ibu akan semakin terasa mengeras sebelum melakukan proses persalinan. Kadang kontraksi ini tidak terasa menyakitkan dan kenyataan wanita hamil tidak menyadarinya.
28
7. Gerak bayi sedikit melambat Gerak janin sedikit melambat tidak seperti biasanya kerna hal tersebut karna janin mulai mengatur posisinya menjelang kelahiran. 8. Kondisi psikologis Biasanya ibu hamil yang sudah mendekati proses persalinan kondisi psikologisnya kadang berubah menjadi sering emosian dan keinginan untuk menyendiri. Kondisi seperti ini wajar-wajar saja. 9. Pembukaan Pada saat kepala bayi sudah berada pada bagian pintu rahim proses pembukaan sudah mulai tahap demi tahap. Secara umum pembukaa ini naik satu persatu. Kira-kira setiap dua jam sekali yang semakin dekat dengan persalianan. (Wiknjosastro, 2011).
29
BAB III TINJAUAN KASUS PROGRAM STUDI KEBIDANAN STIKes MUHAMMADIYAH PRINGSEWUPRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA
Nama Pewawancara : wahyu apriyana Kelurahan
: Karang Sari
Kecamatan
: Pagelaran
Kab
: Pringsewu
Responden
: Bapak Slamet
Tanggal
: 20 januari 2017
STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA I.
PENGKAJIAN
Struktur Keluarga a. Nama Kepala keluarga
: Slamet
b. Umur
: 47 tahun
c. Jenis kelamin
: Laki-laki
d. Agama
: Islam
e. Pendidikan
: SD
f. Pekerjaan
: Buruh tani
g. Pendapatan
: Rp. > 600.000
h. Alamat
: Karang Sari
i.
Suku/bangsa
: Jawa / Indonesia
j.
Daftar Anggota Keluarga : N
Nama
o
Hub.
L/
Keluarga
P
Umur
Pend.
Agama
Pekerjaan
1.
Slamet
Suami
L
47
SD
Islam
Buruh tani
2.
Mariyem
Istri
P
43
SD
Islam
IRT
3.
Budi rahmat
Anak
L
20
SMP
Islam
Bekerja
4
Rina
Anak
P
14
SMP
Islam
Belum bekerja
1. Genogram dan Denah Rumah
a. Genogram Keluarga Bapak Slamet
30
Keterangan :
: Perempuan : Laki-Laki : Yang tinggal serumah
1. Sifat Keluarga
a. Anggota yang berpengaruh dalam mengambil keputusan adalah bapak. b. Kebiasaan hidup sehari-hari 1) Kebiasaan makan a) Waktu makan teratur,frekuensi 3 kali dalam sehari,jenis makanan pokok yaitu nasi,lauk pauk tempe,telur,tahu, sayuran bayam,kangkung,kacang panjang b) Cara pengolahan makanan memenuhi syarat kesehatan, menu dalam seminggu bervariasi. c) Keluarga
Bapak
Slamet
dan
Ibu
Mariyem
mengkonsumsi garam beryodium. d) Membiasakan mencuci tangan sebelum makan dengan air e) Tidak ada makanan pantangan f) Jenis minuman keluarga yaitu air putih.
2) Sarana hiburan keluarga Ada, yaitu TV
31
3) Tempat BAK dan BAB a) Tempat BAK dan BAB keluarga Bapak Slamet dan Ibu Mariyem di kamar mandi. 4) Hygiene perseorangan / keluarga a) Kebiasaan mandi 2 kali sehari b) Kebiasaan menggosok gigi 3 kali sehari c) Kebiasaan mencuci rambut 2 hari sekali dengan menggunakan shampo. d) Keluarga Bapak Slamet dan ibu Mariyem menggunakan alas kaki 2. Kebiasaan keluarga yang merugikan yaitu Seks dan PMS FAKTOR EKONOMI SOSIAL BUDAYA
a. Penghasilan Penghasilan Bapak Purnomo dan Ibu Sumirah dalam sebulan Rp. > 600.000 b. Kegiatan sosial kemasyarakatan Keluarga Bapak Slamet dan Ibu Mariyem aktif dalam kegitan kemasyarakatan. c. Kebiasaan keluarga berkaitan dengan budaya Keluarga Bapak Slamet dan Ibu Mariyem biasa melakukan acara puputan apabila dalam keluarga ada yang melahirkan. FAKTOR RUMAH DAN LINGKUNGAN
Perumahan Tipe rumah keluarga Bapak Slamet dan Ibu Mariyem permanen, status kepemilikan rumah milik sendiri, jenis lantai semen,
sistem
ventilasi
rumah
ada
digunakan,
sistem
pencahayaan terang, jarak rumah dengan tetangga dekat, halaman di rumah ada, dan tidak dimanfaatkan
Sumber air bersih
32
Langsung di dapat dari air sumur milik sendiri. Cara pengolahan air minum yaitu dari air sumur yang kemudian dimasak. Untuk kegiatan mencuci, memasak dan mandi keluarga juga menggunakan air sumur tersebut, jarak sumber air dari septic tank kurang dari 10 meter, tempat penampungan air sementara bak, kondisi air di tempat penampungan tidak berbau, berwarna dan berasa. System pembuangan sampah
Dengan cara dibakar, kondisi tempat pembungan sampah sementara terbuka, jaraknya dari rumah kurang dari 5 meter. System pembuangan kotoran rumah tangga
Keluarga Bapak Slamet dan Ibu Mariyem buang air besar WC yang ada di rumah, jenis jamban yang digunakan yaitu cemplung, sistem pembuangan air limbah resapan. Hewan peliharaan
Keluarga Bapak Slamet dan Ibu Mariyem tidak mempunyai hewan ternak. 3. Pemantauan jentik berkala
Tidak ada genangan air di sekitar rumah Bapak Slamet dan Ibu Mariyem, kebiasaan keluarga menguras bak mandi tidak tentu 4. Riwayat Kesehatan Keluarga No
Nama
Jenis Penyakit
Upaya Penanggulangan
1.
-
-
-
Ket
Kebiasaan keluarga Bapak Slamet dan Ibu Mariyem memeriksakan diri apabila sakit, tempat nya di puskesmas dan dokter 5. Kesehatan Lansia
a. Anggota keluarga yang lansia : ada. b. Tindakan yang dilakukan lansia sehubungan dengan keluhan penyakit tersebut : ada c. Lansia terbiasa melakukan aktivitas olahraga : tidak 33
6. Riwayat Kesehatan Jiwa-Psikososial-Spritual
a.
Riwayat kesehatan mental keluarga Anggota keluarga Bapak Slamet dan Ibu Mariyem tidak ada yang pernah dirawat di RS jiwa dan tidak ada ganguan mental.
7. Kesadaran keluarga tentang bahaya HIV/AIDS
a. Pengetahuan tentang HIV/AIDS
: tidak tahu
b. Penyakit HIV/AIDS merupakan penyakit menular
: tidak tahu
c. Penyebab HIV/AIDS adalah
: tidak tahu
8. Tanggapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial
a.
Jenis pelayanan kesehatan yang paling membantu keluarga mengatasi masalah kesehatan adalah puskesmas.
9. BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
II.
a. Pengetahuan keluarga tentang BPJS
: kurang tahu
b. Keikutsertaan keluarga dalam BPJS
: tidak
IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
1. Diagnosa a. Kurangnya pengetahuan keluarga Bapak Slamet dan Ibu mariyem tentang penyakit pap smear b. Kurangnya pengetahuan Nn rina tentang Kesehatan Reproduksi. c. Kurangnya pengetahuan Nn rina tentang Seks dan desminorhea 2. Dasar a. Keluarga Bapak Slamet dan Ibu Mariyem
kurang mengetahui
tentang pemeriksaan pap smear b. Remaja pada
Keluarga Bapak Slamet dan Ibu Mariyem
mengatakan tidak memahami tentang kesehatan reproduksi. c. Remaja
pada
Keluarga
Bapak
Slamet
dan
Ibu
Mariyem
mengatakan kurang memahami tentang Seks dan desminorhea
34
3. Masalah a. Istri Bapak Slamet kurang mengetahui tentang pap smear b. Anak keluarga Bapak Slamet kurang memahami kesehatan reproduksi c. Anak keluarga Bapak Slamet belum memahami seks bebas dan desminorhea 4. Kebutuhan a. Memberikan penyuluhan tentang pap smear b. Memberikan penjelasan tentang Kesehatan Reproduksi c. Memberikan penyuluhan tentang Seks dan desminorhea III.
ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV.
TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V.
PERENCANAAN
1. memberikan penyuluhan pada kelurga bapak Slamet dan Ibu Mariyem kurang mengetahui tentang, pap smear, Kesehatan Reproduksi dan Seks dan desminorhea. 2. Memberikan penyuluhan pada bapak Slamet Ibu Mariyem kurang mengetahui tentang pap smear, Kesehatan Reproduksi dan Seks dan PMS. 3. Memberikan penyuluhan pada bapak Slamet dan Ibu Mariyem kurang mengetahui tentang pap smear , Kesehatan Reproduksi dan Seks dan desminorhea. VI.
PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Jum’at, 20 Januari 2017 Waktu
: 16.00 WIB
1. Memberikan penyuluhan tentang pap smear yaitu:
35
a. Pengertian pap smear b. Penyebab pap smear Hari/Tanggal : Jum’at, 20 Januari 2017 Waktu
:16.00 WIB
2. Memberikan penyuluhan tentang Kesehatan Reproduksi a. Pengertian Kesehatan Reproduksi b. Jenis Kesehatan Reproduksi c. Manfaat Kesehatan Reproduksi Hari/Tanggal : Jum’at, 20 Januari 2017 Waktu
:16.30 WIB
3. Memberikan penyuluhan tentang Seks dan desminorhea a. Pengertian Seks dan desminorhea b. Penyebab Seks dan desminorhea VII.
EVALUASI
Hari/Tanggal
: Senin, 20 Januari 2017
Waktu
: 17.00 WIB
1. Keluarga bapak Slamet dan ibu Mariyem mengerti tentang pap smear. 2. Remaja
Keluarga
bapak
Slamet
mengerti
tentang
pentingnya
Kesehatan Reproduksi. 3. Remaja bapak Slamet mengerti tentang Seks dan desminorhea
36
PROGRAM STUDI KEBIDANAN STIKes MUHAMMADIYAH PRINGSEWU PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA
Dusun
: Karang Sari
Nama Pewawancara : wahyu
apriyana Tanggal
: 20 Januari 2017
Kecamatan
: Pringsewu
Responden
: Bapak Suprapto
STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA I.
PENGKAJIAN
Struktur Keluarga a. Nama Kepala keluarga
: Suprapto
b. Umur
: 21 Tahun
c. Jenis kelamin
: Laki-laki
d. Agama
: Islam
e. Pendidikan
: SLTP
f.
: Tani
Pekerjaan
g. Pendapatan
: ± 1.000.000/bulan
h. Alamat
: karang sambung
i.
Suku/bangsa
: Jawa / Indonesia
j.
Daftar anggota keluarga
:
No
Nama
1. 2.
Suprapto Sherly
.
Hub. Keluarga
L/ P
Umu r
Suami Istri
L P
21 20
Pend. SMP SMP
Agama Islam Islam
Pekerjaan Wiraswasta IRT
2. Genogram dan Denah Rumah
a. Genogram Keluarga Bapak Sugiman
Keterangan :
: Perempuan : Laki-Laki
Hb: 10 gram % 2. Sifat Keluarga
a. Anggota yang berpengaruh dalam mengambil keputusan adalah bapak. b. Kebiasaan hidup sehari-hari 1) Kebiasaan makan a) Waktu makan teratur,frekuensi 3 kali dalam sehari,jenis makanan pokok yaitu nasi, lauk pauk tempek, telur,tahu, sayuran bayam, kangkung, kacang panjang. b) Cara pengolahan makanan memenuhi syarat kesehatan, menu dalam seminggu bervariasi. c) Keluarga bapak Suprapto makan garam beryodium. d) Membiasakan mencuci tangan sebelum makan dengan air. e) Tidak ada makanan pantangan dalam keluarga bapak Suprapto f) Jenis minuman keluarga bapak Suprapto yaitu air putih. 2) Sarana hiburan keluarga Ada, yaitu TV 3) Tempat BAK dan BAB Tempat BAK keluarga bapak Sugiman kamar mandi dan BAB yaitu cemplung.
4) Hygiene perseorangan / keluarga a) Kebiasaan mandi 2 kali sehari b) Kebiasaan menggosok gigi 2 kali sehari c) Kebiassan mencuci rambut 2 kali seminggu dengan menggunakan shampo. d) Keluarga bapak Suprapto menggunakan alas kaki 3. Kebiasaan Keluarga Yang Merugikan yaitu tidak ada Faktor Ekonomi Sosial Budaya
a) Penghasilan Penghasilan bapak Sugiman sebulan Rp. 1.000.000 b) Kegiatan sosial kemasyarakatan Keluarga bapak Suprapto tidak aktif dalam kegitan kemasyarakatan Alasan karena sibuk mencari nafkah. c) Kebiasaan keluarga berkaitan dengan budaya Keluarga bapak Suprapto melakukan acara puputan apabila dalam keluarga ada yang melahirkan. Faktor Rumah Dan Lingkungan
b. Perumahan Tipe rumah bapak Suprapto permanen, status kepemilikan rumah milik sendiri, jenis lantai kramik, system ventilasi rumah ada digunakan, system pencahayaan terang, jarak rumah dengan tetangga dekat, halaman di rumah ada, dan tidak dimanfaatkan. c. Sumber air bersih Langsung di dapat dari air sumur milik sendiri. Cara pengolahan air minum yaitu dari air sumur yang kemudian dimasak. Untuk kegiatan
mencuci,
memasak
dan
mandi
keluarga
juga
menggunakan air sumur tersebut, jarak sumber air dari septic tank lebih dari 10 meter, tempat penampungan air sementara bak,
kondisi air di tempat penampungan tidak berbau, berwarna dan berasa. d. Sistem pembuangan sampah Dengan cara dibakar, kondisi tempat pembungan sampah sementara terbuka, jaraknya dari rumah kurang dari 5 meter. e. System pembuangan kotoran rumah tangga Keluarga bapak Suprapto buang air besar di wc dengan septic tank kolam. f. Hewan peliharaan Bapak Suprapto tidak mempunyai hewan ternak. 2. Pemantauan jentik berkala
Tidak ada genangan air di sekitar rumah bapak Suprapto, kebiasaan keluarga bapak Suprapto menguras bak mandi setiap hari, terdapat kebiasaan keluarga bapak Suprapto menggantungkan pakaian, dan keluarga Ibu sherly tidak pernah mengubur barang-barang bekas. 3. Riwayat Kesehatan Keluarga No
Nama
Jenis
Upaya Penanggulangan
Ket
Penyakit
Kebiasaan keluarga bapak Suprapto memeriksakan diri apabila sakit, tempatnya di bidan dan puskesmas. 1. Kesehatan Lansia
a. Anggota keluarga yang lansia : tidak ada. b. Tindakan yang dilakukan lansia sehubungan dengan keluhan penyakit tersebut : tidak ada. c. Lansia terbiasa melakukan aktivitas olahraga : tidak ada 2. Riwayat Kesehatan Jiwa-Psikososial-Spritual
a.
Riwayat kesehatan mental keluarga Anggota keluarga Bapak Suprapto dan Ibu sherly tidak ada yang pernah dirawat di RS jiwa dan tidak ada ganguan mental.
3.
Kesadaran keluarga tentang bahaya HIV/AIDS
d. Pengetahuan tentang HIV/AIDS
: tidak tahu
e. Penyakit HIV/AIDS merupakan
f.
penyakit menular
: tidak tahu
Penyebab HIV/AIDS adalah
: tidak tahu
4. Tanggapan
keluarga
terhadap
pelayanan
kesehatan
dan
pelayanan sosial
a.
Jenis pelayanan kesehatan yang paling membantu keluarga mengatasi masalah kesehatan adalah bidan dan puskesmas. 5.
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
c. Pengetahuan keluarga tentang BPJS
: kurang tahu
d. Keikutsertaan keluarga dalam BPJS
: tidak
VIII. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
1. Diagnosa a. Kurangnya pengetahuan keluarga Bapak Suprapto dan Ibu sherly tentang penyakit anemia pada ibu hamil b. Kurangnya pengetahuan keluarga Bapak Suprapto dan Ibu sherly tentang tanda-tanda bahaya trimester 3 c. Kurangnya pengetahuan keluarga Bapak Suprapto dan Ibu sherly tentang tanda-tanda persalinan 2. Dasar a. Keluarga bapak suprapto dan Ibu sherly mengatakan kurang mengetahui tentang tanda-tanda Anemia, yaitu : Pusing, tekanan darah lebih dari normal, sakit kepala, susah tidur, penglihatan kabur, mudah letih. d. Keluarga Bapak Suprapto dan ibu sherly mengatakan kurang mengetahui tentang tanda-tanda bahaya trimester 3
a. Keluarga Bapak suprapto dan ibu sherly mengatakan kurang mengetahui tentang tanda-tanda persalinan 3. Masalah a. Ibu sherly mengalami anemia pada ibu hamil b. Ibu sherly kurang memahami tentang tanda bahaya trimester 3 c. Ibu sherly kurang memahami tentang tanda-tanda persalinan
4. Kebutuhan a. Memberikan penyuluhan tentang anemia pada ibu hamil b. Memberikan penjelasan tentang tanda bahaya trimester 3 c. Memberikan penjelasan tentang tanda-tanda persalian
IX.
ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
X.
TNDAKAN SEGERA
Tidak ada
XI.
PERENCANAAN
1. memberikan penyuluhan pada bapak suprapto dan Ibu sherly kurang mengetahui tentang anemia pada ibu hamil, tanda bahaya trimester 3 dan tanda-tanda persalinan 2. memberikan penyuluhan pada bapak suprapto dan Ibu sherly kurang mengetahui tentang anemia pada ibu hamil, tanda bahaya trimester 3 dan tanda-tanda persalinan 3. memberikan penyuluhan pada bapak suprapto dan Ibu sherly kurang mengetahui tentang anemia pada ibu hamil, tanda bahaya trimester 3 dan tanda-tanda persalinan XII.
PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : jumat, 20 Januari 2017 Waktu
: 10.00 WIB
4. Memberikan penyuluhan tentang anemia yaitu: a. Pengertian Anemia
b. Penyebab anemia c. Tanda dab gejala anemia Hari/Tanggal : jumat, 20 Januari 2017 Waktu
:10.00 WIB
5. Memberikan penyuluhan tentang tanda bahaya trimester 3 a. Pengertian tanda bahaya trimester 3 Hari/Tanggal :jumat, 20 Januari 2017 Waktu
:10.00 WIB
6. Memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda persalinan
XIII. EVALUASI
Hari/Tanggal
: jumat, 20 Januari 2017
Waktu
: 10.30 WIB
1. Keluarga bapak Suprapto mengerti tentang anemia pada ibu hamil 2. Keluarga bapak Suprapto mengerti tentang tanda bahaya trimester 3 3. Keluarga bapak Suprapto mengerti tentang tanda-tanda persalinan
BAB IV PEMBAHASAN
A. Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Bapak Slamet
Saat melakukan survey mawas diri (SMD) di keluarga Bapak Slamet dan ibu Mariyem peneliti menemukan masalah di keluarga tersebut adalah kurangnya pengetahuan tentang PAP Smear, Desminorea dan kespro. 1. Menurut Manuaba (2011) Pap Smear adalah pemeriksaan sel – sel pada servik uteri untuk mengetahui apakah ada perubahan abnormal yang bersifat prakanker. Umur penderita kanker leher rahim antara 30 – 60 tahun, terbanyak antara 45 – 50 tahun. Periode laten dari fase prainvasif untuk menjadi invasif memakan waktu sekitar 10 tahun. Berdasarkan teori tersebut peneliti memberikan penyuluhan tentang PAP Smear agar ibu Mariyem bersedia melakukan tes Pap Smear. 2. Peneliti menemukan permasalahan kesehatan berupa Desminorea pada remaja yang dialami oleh Anak Bapak Slamet. Menurut Sarwono (2011) Dismenore adalah nyeri saat haid, biasanya dengan rasa kram dan terpusat di abdomen bawah. Keluhan nyeri haid dapat terjadi bervariasi mulai dari yang ringan sampai berat. Nyeri haid yang dimaksud adalah nyeri haid berat sampai menyebabkan perempuan tersebut datang berobat ke dokter atau mengobati dirinya sendiri dengan obat anti nyeri. Sejalan dengan teori tersebut penyuluhan kesehatan yang penulis berikan adalah bagaimana cara mengatasi nyeri saat haid. 3. Menurut WHO (2011) Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Berkaitan dengan teori tersebut penulis memberikan pengetahuan kepada Anak Bapak Slamet tentang kesehatan reproduksi agar ia dapat menjaga kebersihan alat reproduksinya agar terhindar dari penyakit.
B. Asuhan kebidanan Pada Keluarga Bapak Suprapto
Saat dilakukan pengkajian data pada keluarga Bapak Suprapto dan Ibu Syerli ditemukan masalah kesehatan berupa : Anemia, Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III, Tanda-tanda Persalinan 1. Ibu Syerli mengalami Anemia ditandai dengan HB 10 gr%. Menurut Mansjoer (2011) anemia adalah jumlah sel darah merah menurun, kadar Hb menurun di bawah normal (normal wanita 12 gr %, pria 14 gr%). Pada wanita hamil dikatakan anemia apabila kadar Hb nya di bawah 21 gr % dan anemia berat jika Hb dibawah 8 gr%. Cara mengetahui secara pasti kadar Hb dengan dilakukan tes darah. Berdasarkan hasil pengkajian tersebut penulis memberikan penyuluhan kesehatan pada Ibu Syerli agar beliau memahami cara menangani anemia. 2. Ibu Syerli belum memahami tanda bahaya kehamilan trimester III. menurut Rachmat (2007) Tanda bahaya adalah keadaan pada ibu hamil yang mengancam jiwa ibu dan janin yang dikandungnya selama kehamilan. Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dapat terjadi kapan saja, mungkin ketika kehamilan masih muda, mungkin juga pada kehamilan lanjut. Tidak jarang pada saat-saat menjelang persalinan. Tanda bahaya dalam kehamilan perlu kita waspadai sehingga ibu hamil dan anak yang dikandung sehat dan selamat. Penulis memberikan penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan trimester III kepada ibu Syerli. 3. Ibu Syerli yang akan melahirkan belum memahami tanda – tanda persalinan. Menurut Wiknjosastro (2011) tanda tanda persalinan adalah Rasa sakit pada panggul, Rasa nyeri di selangkangan, pecahnya air ketuban, lender bercampur darah, perubahan bentuk tubuh, kontaksi, gerak janin sedikit melambat, kondisi psikologis, adanya pembukaan.
Setelah dilakukan penyuluhan kepada keluarga bapak Slamet maka dilakukan evaluasi untuk mengetahui apakah ada perkembangan atau keluarga melakukan perubahan dalam aktivitasnya. Keluarga bapak Slamet belum melakukan hal yang dianjurkan seperti belum melakukan tes pap smear karena tidak berminat, sedangkan pada anak belum melakukan pengompresan ketika nyeri desminorea dikarenakan belum memasuki masa haid dan anak bapak slamet sudah mulai menjaga kebersihan reproduksi.
Setelah dilakukan penyuluhan kepada keluarga bapak Suprapto maka dilakukan evaluasi untuk mengetahui apakah ada perkembangan atau keluarga melakukan perubahan dalam aktivitasnya. Keluarga bapak Suprapto sudah melakukan persiapan persalinan seperti : mempersiapkan donor darah, biaya persalinan, kendaraan persalinan, istri keluarga bapak suprapto sudah melakukan persiapan dalam mengatasi anemia seperti : makan-makanan yang mengandung zat besi dan minum tablet fe, ibu syerli telah memahami tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktik Kebidanan Komunitas adalah kegiatan atau pelayanan kesehatan berdasarkan sistem pendekatan edukatif masalah kesehatan melalui Puskesmas dimana setiap individu atau kelompok masyarakat dibantu agar dapat melakukan tindakan-tindakan yang tepat dalam mengatasi kesehatan mereka sendiri. a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data di Desa Karang Sari b. Mahasiswa mampu melakukan analisis data di desa Karang Sari c. Mahasiswa mampu melakukan rencana Intervensi dalam mengatasi suatu masalah di desa Karang Sari d. Mahasiswa mampu melakukan
intervensi dalam mengatasi masalah di
desa Karang Sari e. Mahasiswa melakukan evaluasi masalah yang ada di desa Karan g Sari. B. Saran
Diharapkan masalah yang muncul di lingkungan masyarakat dapat teratasi dengan baik dan cepat agar tidak menimbulkan suatu masalah yang berkelanjutan yang dapat merugikan kesehatan pada masyarakat dan masyarakat dapat menerapkan Asuhan yang diberikan. 1. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan tenaga kesehatan terutama bidan desa agar dapat memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan terhadap masyarakat Desa Karang Sari agar masyarakat mengerti dan menyadari tentang pentingnya kesehatan.
2. Bagi Institusi Diharapakan institusi kedepannya bisa menempatkan mahasiswanya di desa yang benar-benar memerlukan pendidikan kesehatan. 3. Kepada keluarga Bapak Slamet dan Suprapto a. Dapat memahami tentang Hipertensi, Perawatan Payudara, Nutrisi Ibu Hamil dan seks bebas pada remaja. b. Mencari informasi tentang penyakit Hipertensi, Nutrisi Ibu Hamil yang benar, Perawatan Payudara, Hipertensi dan Anemia Pada Ibu Hamil. c. Jangan enggan bertanya untuk mendapatkan pendidikan kesehatan. d. Menjaga kesehatan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Andrijono, Hartati Nurwijaya, & Suheimi, 2010, Cegah dan Deteksi Kanker. Serviks, Elex Media Komputindo, Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2007. Strategi Pembinaan. Jakarta : Balai Pustaka. Departemen Kesehatan RI. 2011. Krida Bina Lingkungan Sehat, Jakarta : Balai Pustaka. Efendi, Nasrul. 2010. Asuhan Keperawatan Masyarakat. Jakarta : EGC. Francin,P.2010. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. EGC : Jakarta. Gunawan, Lany. 2011. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi . Yogyakarta : Kanisius. Istiqomah. Indriana N. Asuhan Keperawatan Merokok Monica Ester. Jakarta : EGC. 2012. Jacksen, A. 2012. Bye..Bye..Smoke. Jakarta : Nexxmedia. Machfoedz, Irchan. 2007. Statistik Deskriptif Bidang Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan. Jakarta : Fitramaya. Machfoedz, Irchan. 2007. Statistik Deskriptif Bidang Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan. Jakarta : Fitramaya. Mansjoer, Arief. 2011. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I . Media Aesculaplus. Jakarta. Meilani, Niken dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta. Balai Pustaka. Mufdilah.2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil . Yogyakarta : Mitra Cendikia Owen, E. 2010. Panduan Kesehatan bagi wanita . PT Prestasi Pustakaraya. Jakarta. Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal . Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Rakhmat, Jalaludin, 2007. Metode Penelitian, Bandung : PT. Remaja RosdakaryaMoore, 2011.
Saifuddin, Abdul Bari. 2008:153. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal . Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Wiknjosastro Hanifa. 2011. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
DENAH LOKASI KELUARGA BAPAK SLAMET
Kamar
Sumur
Mandi
Kamar Tidur
Ruang Keluarga Dapur
Ruang Tamu
Kamar Tidur
Kamar Tidur
DENAH LOKASI KELUARGA BAPAK SUPRAPTO
Kamar Tidur
Ruang Tamu
Kamar
Kamar Tidur
Mandi
Dapur
Sumur