A4. Petidin Petidin merupakan Analgetik narkotik yang dibuat secara sintetik dimana struktur kimianya lebih mirip dengan atropin dibanding morfin. Penggunaan : Petidin mempunyai efek analgetik lebih ringan dibanding morfin tetapi lebih kuat dari kodein, berhkasiat juga menekan rangsang batuk dan memiliki daya spasmolitik. Efek samping : lebih ringan dibanding morfin yaitu pada dosis tinggi menyebabkan vasodilatasi, tremor, dan konvulsi, sehingga boleh digunakan pada kasus persalinan dan asma. Petidin dapat menimbulkan adiksi dengan pesat pula. Dosis : Rektal atau i.m. 50 – 100 mg. maksimal 200 mg sekali dan 600 mg perhari. http://acepqurnadi.wordpress.com/2011/09/22/analgetika/ PETIDIN Petidin ( meperidin, demerol) adalah zat sintetik yang formulanya sangat berbeda dengan morfin, tetapi mempunyai efek klinik dan efek samping yang mendekati sama. Secara kimia petidin adalah etil-1metil-fenilpiperidin-43
karboksilat.
Farmakodinamik Meperidin (petidin) secara farmakologik bekerja sebagai agonis reseptor m (mu). Seperti halnya morfin, meperidin (petidin) menimbulkan efek analgesia, sedasi, euforia, depresi nafas dan efek sentral lainnya. Waktu paruh petidin adalah 5 jam. Efektivitasnya lebih rendah dibanding morfin, tetapi leih tinggi dari kodein. Durasi analgesinya pada penggunaan klinis 3-5 jam. Dibandingkan dengan morfin, meperidin lebih efektif terhadap nyeri neuropatik.
3, 6
2
Perbedaan antara petidin (meperidin) dengan morfin sebagai berikut : 1.
Petidin lebih lebih larut dalam lemak dibandingkan dengan morfin morfin yang yang larut dalam air.
2.
Metabolisme oleh hepar lebih cepat dan menghasilkan menghasilkan normeperidin, asam meperidinat meperidinat dan asam normeperidinat. Normeperidin adalah metabolit yang masih aktif memiliki sifat konvulsi dua kali lipat petidin, tetapi efek analgesinya sudah berkurang 50%. Kurang dari 10% petidin bentuk asli ditemukan dalam urin.
3.
Petidin bersifat bersifat atropin atropin menyebabkan menyebabkan kekeringan mulut, kekaburan kekaburan pandangan dan takikardia. takikardia.
4.
Seperti morpin ia menyebabkan menyebabkan konstipasi, konstipasi, tetapi tetapi efek terhadap sfingter sfingter oddi lebih ringan.
5.
Petidin cukup cukup efektif efektif untuk menghilangkan gemetaran pasca pasca bedah yang tidak ada hubungannya hubungannya dengan hipiotermi dengan dosis 20-25 mg i.v pada dewasa. Morfin tidak.
6.
Lama kerja petidin lebih pendek dibandingkan morfin. Farmakokinetik
Absorbsi meperidin setelah cara pemberian apapun berlangsung baik. Akan tetapi kecepatan absorbsi mungkin tidak teratur setelah suntikan IM. Kadar puncak dalam plasma biasanya dicapai dalam 45 menit dan kadar yang dicapai antar individu sangat bervariasi. Setelah pemberian meperidin IV, kadarnya dalam plasma menurun secara cepat dalam 1-2 jam pertama, kemudian penurunan berlangsung lebih lambat. Kurang lebih 60% meperidin dalam plasma terikat protein. Metabolisme meperidin terutama dalam hati. Pada manusia meperidin mengalami hidrolisis menjadi asam meperidinat yang kemudian sebagian mengalami konyugasi. Meperidin dalam bentuk utuh sangat sedikit ditemukan dalam urin. Sebanyak 1/3 dari satu dosis meperidin d itemukan dalam urin dalam bentuk derivat N demitilasi. Meperidin dapat menurunkan aliran darah otak, kecepatan metabolik otak, dan tekanan intra kranial. Berbeda dengan morfin, petidin tidak menunda persalinan, akan tetapi dapat masuk kefetus dan menimbulkan depresi respirasi pada kelahiran. Indikasi Meperidin hanya digunakan untuk menimbulkan analgesia. Pada beberapa keadaan klinis, meperidin diindikasikan atas dasar masa kerjanya yang lebih pendek daripada morfin. Meperidin digunakan juga untuk menimbulkan analgesia obstetrik dan sebagai obat preanestetik, untuk menimbulkan analgesia obstetrik dibandingkan dengan morfin, meperidin kurang karena menyebabkan depresi nafas pada janin. Dosis dan sediaan Sediaan yang tersedia adalah tablet 50 dan 100 mg ; suntikan 10 mg/ml, 25 mg/ml, 50 mg/ml, 75 mg/ml, 100 mg/ml. ; larutan oral 50 mg/ml. Sebagian besar pasien tertolong dengan dosis parenteral 100 mg. Dosis untuk bayi dan anak ; 1-1,8 mg/kg BB
.4, 6
Efek samping Efek samping meperidin dan derivat fenilpiperidin yang ringan b erupa pusing, berkeringat, euforia, mulut kering, mual-muntah, perasaan lemah, gangguan penglihatan, palpitasi, disforia, sinkop dan sedasi.
3, 4, 6
3. H. Sardjono, Santoso dan Hadi rosmiati D, farmakologi dan terapi , bagian farmakologi FK-UI, Jakarta, 1995 ; hal ; 189-206. 4. Samekto wibowo dan Abdul gopur, farmako terapi dalam neuorologi , penerbit salemba medika ; hal : 138-143. 5. Sunatrio. S, ketamin vs Petidin as Analgetic for Tiva with Propofol , majalah Kedokteran Indonesia, vol : 44, nomor : 5, mei 1994, hal ; 278-279. 6. Omorgui, s, Buku Saku Obat-obatan Anastesi , Edisi II, EGC, Jakarta, 1997, hal ; 203-207
http://medlinux.blogspot.com/2009/02/obat-golongan-opiat-pada-anestesi.html
PETHIDIN NAMA GENERIK
Pethidin NAMA KIMIA
Ethyl 1-methyl-4-phenylpiperidine-4-carboxylate hydrochloride. STRUKTUR KIMIA
C15H21NO2.HCL SIFAT FISIKOKIMIA
Serbuk kristal putih, agak pahit, sangat larut dalam air dan larut dalam alkohol SUB KELAS TERAPI
Analgesik Narkotik KELAS TERAPI
Analgesik, Antipiretik, Antiinflamasi Non steroid, Antipirai FARMAKOLOGI
Petidin dimetabolisme terutama di hati STABILITAS PENYIMPANAN
Simpan pada suhu < 40�, terlindung cahaya. Tablet : 15-30�C, injeksi : 15-25�C KONTRA INDIKASI
Pasien yang menggunakan trisiklik antidepresan dan MAOi. 14 hari sebelumnya (menyebabkan koma, depresi pernapasan yg parah, sianosis, hipotensi, hipereksitabilitas, hipertensi, sakit kepala, kejang);Hipersensitivitas. Pasien dengan gagal ginjal lanjut , EFEK SAMPING
Depresi pernapasan, ;Sistem saraf : sakit kepala, gangguan penglihatan, vertigo, depresi, rasa mengantuk, koma, eforia, disforia, lemah, agitasi, ketegangan, kejang,;Pencernaan : mual, muntah, konstipasi, ;Kardiovaskular : aritmia, hipotensi postural, ;Reproduksi, ekskresi & endokrin : retensi urin, oliguria. ;Efek kolinergik : bradikardia, mulut kering, palpitasi, takikardia, tremor otot, pergerakan yg tidak terkoordinasi, delirium atau disorintasi, halusinasi. ;Lain-lain : berkeringat, muka merah, pruritus, urtikaria, ruam kulit INTERAKSI OBAT
Isoniazid : Meningkatkan efek samping isoniazid. ;Antidepresan (MAOi & trisklik) : Potensiasi efek antidepresan. ;Kontraseptik oral & estrogen : Menghambat metabolisme petidin. ;MAO inhibitor : Penggunaan bersama petidin menyebabkan serotonin sindrom (agitasi, sakit kepala, hipertensi, hipotensi, konvulsi, hiperpireksia, koma),;Agonis opiod lainnya, anestetik umum, tran kuilizer, sedative, hipnotik : Potensiasi efek depresi sistem saraf pusat.;Relaksan otot : Opioid dpt
meningkatkan kerja penghambatan neuromuscular.;Kumarin antikoagulan : Potensiasi aktivitas antikoagulan. ;Diuretik : opioid menurunkan efek diuretic pada pasien dengan kongestif jantung PENGARUH ANAK
Keamanan & efikasi pada anak-anak belum diketahui PENGARUH KEHAMILAN
Kategori B :;Hati-hati penggunaannya pada wanita hamil PENGARUH MENYUSUI
Hati-hati pemakaiannya pada ibu menyusui PARAMETER MONITORING
Status sistem pernapasan & status mental, tekanan darah BENTUK SEDIAAN
Injeksi Ampul 50 mg/ml PERINGATAN
Hati-hati pada pasien dengan disfungsi hati & ginjal krn akan memperlama kerja & efek kumulasi opiod, pasien usia lanjut, pada depresi sistem saraf pusat yg parah,;anoreksia, hiperkapnia, depresi pernapasan, aritmia, kejang, cedera kepala, tumor otak, asma bronkial INFORMASI PASIEN
Hindari pemakaian alkohol. Menyebabkan ngantuk (hati-hati mengendarai mobil atau menjalankan mesin), gangguan koordinasi, pada penggunaan jangka panjang menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologi MEKANISME AKSI
Berikatan dengan reseptor di sistem saraf pusat, mempengaruhi persepsi dan respon thd nyeri MONITORING
Status sistem pernapasan & status mental, tekanan darah DAFTAR PUSTAKA
Martindale, 34 th edition {BOTTOM} http://www.informasiobat.com/pethidin http://eprints.uns.ac.id/8516/1/132500608201005401.pdf http://www.scribd.com/doc/139771783/petidin