PRINSIP DAN APLIKASI KUMPARAN PETERSEN PADA SISTEM
KUMPARAN PETERSEN UNTUK MANAJEMEN GANGGUAN TANAH PADA SISTEM
1.
Definisi dan Prinsip Kumparan Petersen (Petersen Coil)
Kumparan petersen biasanya digunakan dalam sistem pentanahan 3 phasa untuk membatasi arus busur selama terjadinya gangguan tanah. Kumparan ini pertama dikembangkan oleh W.Petersen pada tahun 1916. Ketika terjadi sebuah gangguan 1 phasa ke tanah pada sistem 3 phasa yang tidak ditanahkan, tegangan dari phasa yang terganggu berkurang berkurang sampai sa mpai tegangan tanah ( 0 V). Gangguan ini menyebabkan 2 phasa sehat tegangannya meningkat menjadi ¥3 tegangan semula. Peningkatan tegangan ini menyebabkan suatu aliran arus Ic melalui kapasitansi phasa ke tanah. Arus Ic yang meningkat 3 kali arus kapasitif normal dan mengalir pada rangkaiannya. Ini menyebabkan pukulan pada lokasi gangguan yang dikenal dengan busur tanah (arching ground ). ). Hal ini juga menyebabkan tegangan berlebih pada sistem. s istem.
Gambar kumparan Petersen pada sistem Sebuah kumparan Petersen terdiri dari reactor inti besi yang dihubungkan pada titik hubungan bintang dari sistem 3 phasa. Pada saat terjadi gangguan, arus kapasitif dinetralkan dengan arus yang melintas pada reactor sama besarnya tetapi dengan beda phasa 180 derajat. IC=3I=3Vp/(1/C) =3Vp C««««««««««««««««(1)
FRISAL ARGHA KUSUMAH
halaman 1
PRINSIP DAN APLIKASI KUMPARAN PETERSEN PADA SISTEM
Gambar 1. Vektor arus arus gangguan tanah d an arus induktif Ic adalah resultan aru s yang mengalir dan besarnya 3 kali dari arus phasa ke t anah. Arus yang dibutu hkan untuk m emadamkan busur tanah yaitu arus yang m engalir pada kumparan Petersen (IL). IL besarnya harus sama dengan Ic dengan arah vektor yang berlawanan. IL =Vp/L««««««««««««««««««««««««..(3) Vp/L=3VpC««««««««««««««««««««««.(4) Dari persamaan (1) dan (2) dapat diperoleh, 2
L=1/ (3 C)
Besarnya induktansi dari
kumparan Petersen perlu dicocokk dic ocokkan an dengan nilai kapasitansi
saluran yang bervariasi. 2.
Sistem Yang Diketanahkan Dengan Kumparan Petersen
Kumparan petersen ditala terhadap kapasitansi ke tanah dari sistem, dimana arus gangguan tanah ta nah di kompensasi oleh arus kumparan petersen p etersen yang bersifat induktif sehingga arus gangguan menjadi kecil. Dengan demikian gangguandapat gangguan dapat dengan segera ditekan atau dipadamkan. Pemadaman sendiri s endiri dapat te t erjadi bila gangguan itu sementara s ementara,, dan dapat beroperasi terus tanpa adanya resiko kerusakan pada peralatan sistem. Jadi dengan kumparan petersen sebenarnya sistem itu telah dilindungi terhadap gangguan tanah, meskipun masih belum hilang karena arus gangguan telah menjadi kecil. Tetapi walaupun demikian gangguan itu harus dilenyapkan dan diperbaiki dengan peralatan proteksi yang dapat menunjukan lokasi dari titik gangguan tersebut. Bila pengenal waktu dari kumparan petersen kontinu, gangguan tanah diperbolehkan bertahan terus sampai waktu yang diijinkan untuk mengisolir bagian yang terganggu sebelum gangguan itu berkembang menjadi gangguan dua fasa ke tanah pada lokasi yang berlainan yang disebut cross country fault , seperti pada Gambar.2. Gambar.2.
FRISAL ARGHA KUSUMAH
halaman 2
PRINSIP DAN APLIKASI KUMPARAN PETERSEN PADA SISTEM
Gambar 2. Gangguan Ganggua n 2 fasa ke tanah yang disebut cross cr oss country countr y fault pada sistem yang diketanahkan dengan kumparan petersen Gangguan ini timbul disebabkan oleh kerusakan tembus (break down) pada isolator (yang telah t elah buruk keadaannya) karena kar ena adanya kenaikan tegangan tega ngan dari fasa-fasa -fasa yang tidak terganggu menjadi menjadi
3 kali tegangan fasa sebelum gangguan. Karena
kumparan petersen tidak dapat berfungsi terhadap gangguan dua fasa ke tanah, maka diperlukan juga tindakan pencegahan ke arah itu dengan bantuan alat proteksi. Gangguan yang menetap tidak boleh boleh terlalu lama dibiarkan dari waktu yang yan g telah ditetapkan, dan titik gangguan harus segera dilokalisasi dan diperbaiki. Proteksi untuk menunjukan adanya a danya gangguan dan letidaknya gangguan ganggua n tersebut memerlukan rele khusus dan harus sensitif sekali karena arus gangguannya kecil. Komponen watt dari arus residu bisa diharapkan untuk mendiskriminasikan gangguan dan menunjukan lokasi atau letidak dari gangguan. Kumparan petersen yang mempunyai pengenal waktu singkat harus diperlengkapi dengan suatu peralatan untuk menghubung singkat kumparan petersen ke tanah. Dengan pengaturan ini, bila gangguan itu lebih lama dari waktu yang telah ditentukan, maka titik netral sistem dihubungkan ke tanah, baik secara langsung maupun melalui melalu i tahanan yang paralel dengan kumparan ku mparan pe p etersen tersen itu, agar a gar gangguan dapat dideteksi oleh rele yang akan memberikan instruksi padapemutus daya untuk mentripnya seperti pada Gambar 3.
FRISAL ARGHA KUSUMAH
halaman 3
PRINSIP DAN APLIKASI KUMPARAN PETERSEN PADA SISTEM
Gambar 3. Kumparan petersen dengan tahanan paralel PC = kumparan petersen R = tahanan paralel 3.
Penunjuk Adanya Gangguan Tanah
Penunju adanya gangguan tanah dapat diketahui dengan bantuan penunjukan terhadap tegangan teganga n ke tanah dari dar i ketiga fasa sistem. s istem. Peralatan-peralatan yang yan g dipergunakan untuk menunjukan adanya gangguan tanah itu terdiri-dari terdiri-dari : 1. Sebuah trafo tegangan netral dengan disertai suatu voltmeter penunjuk / perekam dan kadang-kadang juga dengan suatu alat alarm. Belitan bantu dari kumparan petersen dapat dipakai untuk membantu mengukur tegangan netral. 2. Sebuah trafo arus pada sisi yang diketanahkan dari kumparan petersen dengan disertai suatu ammeter penunjuk/perekam. 3. Tiga buah trafo tegangan t egangan fasa tunggal t unggal yang dihubungkan antara fasa-fasa -fasa ke tanah, ta nah, atau sebuah three phase five lim b transformer , yang memberi tenaga pada tiga buah volt meter yang menunjukan tegangan fasa ke tanah, dan dari belitan open delta dapat digunakan untuk mengoperasikan satu tanda alarm. Bila
suatu gangguan menetap tidak bisa padam sendiri ada dua cara untuk
menghilangkan gangguan tersebut, yaitu : 1. Dengan memasang rele otomatis yang mengakibatkan terjadinya pembukaan pada pemutusan daya yang terdekat dengan titik gangguan.
FRISAL ARGHA KUSUMAH
halaman 4
P
S P DA
2.
AP
KAS K
Membi
PA A
gangguan
gangguan k em emudian Al
4.
bila mana
met ode
S
ma sih belum
untuk
member ikan
singkat
Apa bila
hilang,
ak
i
hu bung
ber tahanan re ndah.
sement ar a mencar i leti
untuk di p perbaik i.
ter jadi gangguan tanah yang
membuat suat u
PADA PA DA S S
tersebut untuk beber apa apa wak tu,
nya mengiso lir nya
b
Suatu
P
maka
p embukaan pada
menetap
pada
ada lah dengan
mela lui suat u res ist or
yang
lewat wak tu yang t elah ditetapkan gangguan itu
ku m par an an petersen itu dihu bung
pada Gambar 3. Sehingga dengan
ter ganggu ganggu
yang
ansmisi sistem tr an
pada kum par an an petersen
set elah
bagian
menghu bung singkat
ti singkat, se per ti
ditun jukan
kum par an an petersen di p peroleh
ar us yang cukup bes ar untuk mengger akan akan rele.
5.
Penunjuk Sal Saluran Yang Terganggu dan Lokasi Lokas i Gangguan
Suatu
met ode
untuk
an mem punya i banyak sa lur an adalah
rel e
ti p pe watt
met er .
an mana menun jukan sa lur an
lihatkan di p per li
ol eh
yang
ter ganggu ganggu bila sistem
Gambar 4, dimana
Kum par an an ar us dar i
rel e
rele
yang di paka pakai
ini di ber i tenaga oleh ar us residu
tr af af o ar us dar i k etiga fa sa dan ku m par an an tegangan da r i belitan se kunder dar i kum par an an petersen. Jika
rel e
ditem patkan pada ga r du du induk yang jauh dar i kum par an an pet ersen,
tegangan di ber i daya dar i kum par an an tegangan dihu bung pada sistem.
kum par an an
ti dik etahui pada jala- jala dar i Se per ti
res idu
suatu sistem
dar i suatu
yang
tr af af o yang
ter isolir atau yang
memaka i
kum par an an petersen, ar us gangguan kapa sitif atau ar us gangguan
mengalir
dar i
dilokalisir
res idu
titik gangguan k e jala- j jala. Dengan demik ian gangguan itu dapat
secar a
pasti dengan
menentukan
ar ah ah ar us gangguannya d engan
rel e
ar ah ah
gangguan tanah. Untuk mak sud ini di pa pasang
rel e
pada u jung-u jung dar i salur anan-salur an an
jala berbentuk mesh k e luar . Di dala m jala- j
rel e
gangguan tanah di pa pasang pada k edua
u jung salur an. an. Pada salur an an yang yang rele
tidak ter ganggu ganggu hanya tersebut,
se peti
ter ganggu ganggu k edua
ja, sebuah rele bek er er
ja, sedang rel e bek er er
ya itu
rele
dimana ar us
pada salur an an meningga lkan
pada Ga mbar 5.a. Pada ca bang dar i salur an an hanya pada
titik
ja, se per titi pada Ga mbar 5. b. penyambungan yang bek er er
FRI
L
R
K
h
5
PRINSIP DAN APLIKASI KUMPARAN PETERSEN PADA SISTEM
Gambar 4. Metode untuk menunjukan saluran yang terganggu pada sistem yang diketanahkan dengan kumparan petersen
Gambar 5.(a). Penunjukan gangguan ganggua n tanah pada pa da jala-jala jala-jala berbentuk mesh (b). Penunjukan gangguan tanah pada cabang.
Gambar 6. Hubungan dari rele gangguan tanah pada trafo arus dalam suatu rangkaian penjumlahan
FRISAL ARGHA KUSUMAH
halaman 6
P
S P DA
AP
KAS K
R ele-rele
PA A
P
itu di desain
S
PADA PA DA S S
sebaga i rel e
daya (ear (ear t t l eakage eakage rel rel ay) ay). Kum par an an
tegangan dar i rele dihu bungkan pada titik terbuka dar i kum par an an yang t er hu hu bung delta dar i suatu
tr af af o tegangan. Kum par an an ar us di ber i tenaga oleh ar us
gangguan tanah dengan bantuan af o buah tr af
atau ar us
tr af af o ar us atau dar i suatu hu bungan p en jumlahan tiga
ar us dala m k onduk tor ,
diatur untuk k ondisi dar i
res idu
sistem
ti se per ti
pada Ga mbar 6. R ele gangguan tanah ha r us
dan har us diatur dengan per tolongan p er cobaan
gangguan tanah (ear (ear t t f ault ault t t est est ). Upaya Mel Melokali okalissir Ti ik Gangguan Tanah
6.
Ar us gangguan tanah bisa sangat k ecil diseba bkan pan jangnya salur an an
jala pedesaan (rura pada jala- j (rural l ne netw tw rk ) atau karena adanya
im pedansi pengetanahan dan
karena k eadaan pengetanahan yang sangat jelek. Ar us gangguan k ecil dar i pada penyetelan
mi ni mum
ti se per ti
yang umum digunakan pada
mungk i n bisa rele
lebih
gangguan tanah
dar i jenis induk si. Oleh kare na protek si yang
lebih
itu guna sensitif,
mengetahui
yang dapa t
adanya gangguan d i p per lukan suatu
ja bek er er
pada ar us gangguan tanah,
bentuk
pun mesk i pun
hanya sebesar 5 ± 10 a m pere. Didala m
sistem
kum par an an ini ditala
tr an ansmisi yang
menggunakan
ku m par an an petersen, apa bila
ter dir i dar i k om om pone n ugi-r ug ugi dan beber apa apa harmonis tinggi. Harmonis-harmonis ini dapat dia baikan seba b r ug rel e
pengar uhnya uhnya pada men jadi
na, maka sem pur na,
gangguan tanah
tidak berbahaya lagi,
gangguan yang
menetap.
dapat ber k emb embang R ele ar us member ikan
ar us gangguan ini hanya
se hingga sist em
dapat
bero per asi
ter us pada k eadaan
T etapi k eadaan ini tidak boleh di biar kan kan
men jadi boc or
tidak begitu penting. Ar us gangguan tanah ini ter lalu la ma karena
gangguan dua fa sa k e tanah.
(ear t t l eakage eakage rel rel ay) ay) digunakan pada
adial sistem r ad
untuk
tanda bagi salur an an yang ter ganggu ganggu a tau untuk mele paskannya.
Penggunaan
rel e
tanah ti p pe watt-meter sudah cukup
gangguan tanah. R ele ini akan
member ikan suatu
baik
penun jukan
untuk protek s i
an bagi salur an
yang
ter ganggu. ganggu. R ele tanah ti p pe watt-meter ini diger akan akan oleh tegangan netr al k e tanah dan ar us residu. Sensiti
FRI
L
R
K
itasnya di p pengar uh uhi oleh tahanan k e tanah pada titik gangguan.
h
7
P
S P DA
AP
KAS K
PA A
P
S
PADA PA DA S S
Pengaruh Tahanan Kontak Pada Tit Titik Gangguan Bagi Bagi Operasi Operasi dari dari Rel Rele
7.
Arus
Bocor
Telah dik etahui bahwa ar us gangguan tidak ber u bah banyak bila penalaan dar i kum par an an p et ersen tidak begitu te pat. Ar us bocor di p pengar uh uhi
ol eh
ha mbatan k onduk tor
ter k ke na gangguan ( r ) dan ha mbatan netr al k e tanah (R ). Har ga ga R biasanya lebi h
yang bes ar
di bandingkan dengan r . Oleh kare na
ber u bah-u bah
itu, per u bahan ar us I hanya k ecil, bila r
(u mumnya har ga ga r an r antar a 0 ± 1000 ohm).
ja pada ar us yang tetap. r.I ada Dengan demik ian rele bek er r.I ada lah tegangan k e tanah er dar i k onduk tor yang R.I
ter k ke na gangguan,
+r.I = E ph. Pada Ga mbar 7,
R.I
ada lah
tegangan netr al k e tanah,
maka
ter lilihat vek tor SA terbagi oleh potensial tanah (titik G k G)
dala m perbandingan R : r = SG : AG. AG . R ada lah ha mbatan n etr al k e tanah
sedangkan r
adalah ha mbatan k onduk tor yang t er k ke na gangguan. Kare na r k ecil di bandingkan dengan R, dapat dinyatidakan
sebaga i
pengur angan angan
maka
dengan adanya ku m par an an p etersen
tegangan k e tanah dar i k onduk tor yang
teganggu. Pada sistem yang tidak dk etanahkan, ar us gangguan I FG adalah : I F !
ph
(5.5) (5.5)
1/ 2
¨ 2 1 ¸ ©© r 2 2 ¹¹ [ C º ª
Dan tegangan k e tanah ada lah I F r . Disini r dia baikan seba b pengar uhnya uhnya k ecil. Sebaga i contoh bila ar us gangguan tanah da r i amper , d imana E ph = 14,4 KV dan KV dan
1
[ C
ansmisi sistem tr an
25 KV ada lah I ah I F = 20
hm, dan bila r = 720 ohm, hm, tegangan k e ! 720 ohm,
tanah dar i k onduk tor yang ter ganggu ganggu men jadi : I G r ! Sekar ang ang R
E ph 2
! 10,2 kV
bila sistem
= 7.200 ohm, hm,
aka I maka I
itu di ber i kum par an an petersen yang d itala
r R r
!
dimana
= 2 amper .
Tegangan k e tanah dar i k onduk tor yang ter ganggu ganggu I F v
na, sem pur na,
ph
2
v
1 R r
! 10200 v
men jadi
1 7200 720
hanya :
! 1,2878 V
Telah dikatakan diatas bahwa tegangan netr al k e tanah di paka pakai untuk polar isasi dar i rel e ar us FRI
L
R
boc or .
K
Pada
sistem
yang dik etanahkan langsung nilainya sa ma dengan h
tegangan 8
PRINSIP DAN APLIKASI KUMPARAN PETERSEN PADA SISTEM
fasa dan hampir sama besarnya dengan tegangan fasa untuk sistem dengan kumparan petersen. Misalnya
dalam contoh tadi, tegangan netral ke tanah menjadi :
SG = SA ± AG = 14.400 -1.310 atau SG = 13.090 Volt Dimana vektor : SA = tegangan fasa AG = tegangan ke tanah dari konduktor yang terhubung ke tanah Jadi pada umumnya diperoleh : IR E ph v
r ¸ ¨ } E ph ©1 ¹ R r ª R º R
(5.6)
Perbandingan r/ R biasanya kecil sekali. Ini berarti bahwa rele arus bocor pada sistem dengan kumparan petersen akan bekerja pada suatu tegangan yang agak konstan.
Gambar 7. Diagram lingkaran Ligkaran M 1 : pergeseran titik netral bila kumparan petersen ada. Ligkaran M 2 : pergeseran titik netral bila kumparan petersen lepas dan bilaman r berubah-ubah. Pada Gambar 7 lingkaran yang lebih kecil dengan pusat M 1 adalah diagram untuk tegangan netral ke tanah dan tegangan fasa ke tanah bila kumparan petersen digunakan, dimana penyetelan penyetela n penalaannya diubah-ubah oleh L yang berubah-ubah, sementara C , r dan R tetap.
FRISAL ARGHA KUSUMAH
halaman 9
PRINSIP DAN APLIKASI KUMPARAN PETERSEN PADA SISTEM
Kedudukan penalaan sempurna terletak pada titik G, oleh karena itu AG : DG = r : R. perpotongan dari dua lingkaran ini di titik P ,
memberikan tegangan bila kumparan
petersen dibuka. Lingkaran yang lebih besar dengan pusat M 2 adalah diagram untuk tegangan-tegangan netral dan fasa ke tanah bila kumparan petersen tidak dipakai. Disini r berubah dan R dan C konstan. Lingkaran M 1 terbagi oleh S G dalam dua bagian, dimana semua titik sebelah kanan S G adalah pada keadaan kompensasi kurang. Pada semua titik lingkaran sebelah kiri dari S G adalah keadaan kompensasi lebih. Keadaan resonansi berada di titik G. Titik P terletidak dibagian kanan dari lingkaran, karena kumparan petersen terbuka pada titik ini. 8.
Rele Arus Bocor dan Prinsip Kerjanya
Dalam jala-jala yang netralnya terisolir arus kapasitif pada waktu gangguan tanah mempunyai harga yang besar, sedangkan pada sistem yang menggunakan kumparan petersen arus itu kecil, dan hanya terdiri-dari komponen rugi-rugi bila di tala sempurna. Jadi untuk mendapatkan rele yang selektif rele tersebut harus bekerja berdasarkan komponen rugi-rugi dari arus residu. Ini berarti rele tersebut harus bekerja pada persamaan E I cos U , dimana
E
adalah tegangan netral ke tanah dan
I cos U
adalah komponen kompo nen rugi-rugi rugi-rugi dari arus residu.
Gambar 8. Jala-jala Jala-jala radial dengan distribusi dari komponen rugi-rugi arus residu. Gangguan pada saluran 1. Operasi dari rele arus bocor dalam sistem dengan kumparan petersen ditunjukan pada Gambar 8. Jala-jala radial yang mempunyai 4 buah saluran. BB adalah rel dan PC adalah kumparan petersen. Tahanan menggambarkan rugi-rugi -rugi sistem yang terbagi secara merata sepanjang jala-jala. Bila gangguan tanah terjadi pada saluran 1, distribusi FRISAL ARGHA KUSUMAH
halaman 10
PRINSIP DAN APLIKASI KUMPARAN PETERSEN PADA SISTEM
dari arus rugi-rugi ditunjukan oleh tanda panah. Terlihat bahwa arahnya sama pada semua saluran yang tidak terganggu, yaitu menjauhi rel dan berlawanan dengan arah arus pada saluran salura n 1 yang terkena gangguan ganggua n itu. Dari keadaan ini rele dapat mendeteksi saluran yang terganggu itu. Begitu
juga terhadap operasi rele pada jala-jala yang berbentuk mesh atau
interkoneksi, arus rugi-rugi mempunyai harga yang paling besar pada saluran yang terganggu, dan sangat mudah untuk menentukan bagian yangterganggu, yang terganggu, seperti pada Gambar 9.
Gambar 9. Distribusi komponen rugi-rugi rugi-rugi arus residu pada jala-jala jala-jala interkoneksi. Gangguan tanah pada saluran A B. Misalkan
bila gangguan terjadi pada saluran A B, distribusi dari arus rugi-rugi
ditunjukan oleh tanda tan da panah, dan rele arus bocor akan bekerja pada pa da kedua sisi ujung ujun g dari saluran yang yan g terganggu itu, sementara se mentara pada saluran sal uran-saluran lain rele yang bekerja hanya pada 1 ujung saja, misalnya pada BC , hanya pada rele C yang bekerja, jadi dapat menunjukan arah ara h dimana gangguan itu telah t elah terjadi. Dengan demikian rele arus bocor dapat menunjukan dengan cepat dimana gangguan tanah telah terjadi, sehingga saluran yang terkena gangguan dapat diisolir guna perbaikan seperlunya. Dalam contoh diatas, hanya saluran
A B
saja yang
diputuskan sehingga s ehingga tidak mengganggu bagian bagia n yang lain dari sistem. s istem. Sebetulnya kumparan arus dari rele arus bocor tidak perlu dilindungi terhadap kerusakan oleh arus yang terlampau besar, sebab tidak ada arus lebih l ebih yang terjadi pada sistem yang memakai kumparan petersen.
FRISAL ARGHA KUSUMAH
halaman 11
P
S P DA
AP
KAS K
PA A
P
S
Pada jala- jala yang disuplay di p per lukan
rele
kum par an an dar i kum par an an dar i
pengaman rel e
rele
PADA PA DA S S
ol eh
upa rele ber upa
it dengan kapa sitas pusat pembangk it
lebih yang di pa pasang par alel dengan
ar us
upa rele ber upa
pengaman
ar us
lebih yang dpa sang par alel dengan
hadap melindunginya t er hadap
ar us bocor yang akan
besar ,
k er er usakan
oleh
ar us
hu bung singkat yang bes ar dala m hal ter jadi gangguan dua fa sa k e tanah. Sebaga imana
tersebut diatas rele ar us bocor itu adalah dar i ti p pe watt-mater yang ja ber da disebut watt met met r ri gr ound f und f ault ault rel rel ay ay yang bek er dasar kan kan tegangan netr al k e er tanah dan a r us residu. Kum par an an ar usnya di buat lebih banyak lilitan d engan kawa t yang lebih halus agar lebih menambah sensitivitasnya. stribus usii Distrib
9.
Komponen Watt
ari Dari
arus Gangguan Resi Res idu
Sebaga imana diatas, k om ugi dar i ar us om ponen ar us r ugi-r ug untuk menun jukan
res idu bisa
dihar apkan apkan
lokasi dar i gangguan. Jad i per lu dik etahui distr i busi dar i k om om pone n
watt ar us tersebut, agar dapat ditentukan k edudukan da r i rele-re le. Pada Ga mbar 10 ada lah salah satu contoh k om om ponen ditala
tif reak ti
na. sem pur na.
tentang ga mbar an an dar i distr i busi
dan k om om ponen watt dar i ar us gangguan da la m suat u Pada gambar 10.a
lihatkan mem per li
sistem
distr i busi k om om ponen
yang
tif. reak ti
lihat bahwa ar us ur utan nol per fasa dengan a r us gangguan kapa sitif sa ma dengan Ter li 25 A, diukur dala m 4 buah gar du du hu bung yang ber u bah-u bah antar a 0,1/3 = 0,033 dan 7,6/3 = 2,53 A dan tidak ter gan gantung dar i lokasi ganguan. Pada ga mbar 10. b ada lah distr i busi dar i k om ugi -r ug ugi daya (dia mbil = 6% om ponen r ug dar i ar us gangguan kapa sitif, Distr i busi dar i k om om penen watt
termasuk 2% itu ditun jukan
bagi
secar a
ugi-r ug ugi r ug unif orm orm
kum par an an petersen).
oleh
tanda anak panah
pada bagian tengah-t engah dar i masingng- masing sek si. Untuk suatu lokasi ter tentu dar i suatu gangguan, k om om ponen watt dar i ar us ur utan nol diukur pada gar du du hu bung, ber u bah-u bah antar a Ar us
total yang k emb emba li
mela lui
lihat bahwa pada gangguan. T er li
0, 28 3
! 0,093 dan
0,73
gangguan = 1,5 A d engan tanda panah sek si
yang
! 0,243 A.
3
men jauhi
ter k ke na gangguan, k edua u jung dar i
titik
sek s i
tersebut mem punya i tanda panah menu ju rel. Bila ar us
rel e
ar ah ah d igunakan diser tai dengan suatu tanda bender a ( bender a jatuh bila
menu ju rel), maka bila
alir an an
ses uai
dengan yang
t elah ditentukan, indikasi
jala se per titi dalam Gambar 10.c. Dengan dapat ditandai dala m diagr a m jala- j
FRI
L
R
K
mudah
h
rel e
ita k it
PRINSIP DAN APLIKASI KUMPARAN PETERSEN PADA SISTEM
dapat mengatur sense of response dari rele itu, sedemikian rupa sehingga rele-rele dengan respons positif (bendera jatuh) menunjuk kearah gangguan. Seksi yang berisi gangguan tersebut akan dibedaka dibeda kann dengan bekerjanya bek erjanya rele pada pada kedua ujungnya.
Gambar 10. Contoh distribusi arus urutan nol dalam sistem yang diketanahkan dengan kumparan petersen dan ditala sempurna. a. Distribusi dari komponen reaktif b. Distribusi dari komponen watt c. Penunjukan dari rele gangguan tanah
10.
Koordinasi Rele Gangguan Tanah Tipe Watt meter
Ada dua tipe utama dari rele watt-meter yang digunakan dalam sistem yang diketanahkan dengan kumparan petersen, yang satu berdasarkan pada
F erraris erraris
induction disc dan yang lain berdasarkan prinsip dinamometer.
Pada Gambar 11 adalah salah satu contoh dalam menempatkan time grading dari sistem Gambar 10. R ele ele yang pertama kali membuka adalah rele pada gardu E yang disetel pada 4 detik. Setelah ring itu terbuka pada gardu E , distribusi dari komponen watt menjadi seperti yang terlihat pada Gambar 11.b. Tiga detik kemudian saluran yang terganggu itu akan diisolir oleh rele pada gardu B. ele R ele
pada gardu
C
yang disetel untuk 4 detik tidak akan bekerja karena
gangguan terjadi bukan pada seksinya sehingga arus gangguan yang diterimapada rele C
tidak cukup seperti yang dibutuhkan. Setelah pemutus daya pada gardu E terbuka,
FRISAL ARGHA KUSUMAH
halaman 13
PRINSIP DAN APLIKASI KUMPARAN PETERSEN PADA SISTEM
barulah rele pada gardu C akan bekerja dengan keterlambatan waktu yang dimilikinya yaitu 4 detik kemudian atau menjadi 8 detik sejak dari mulaigangguan, seperti pada Gambar 11.a. Tetapi sebelum rele pada gardu
C
bekerja, rele pada gardu B pada sisi
gangguan telah bekerja lebih dahulu yaitu 7 detik kemudian setelah gangguan.
Gambar 11. Contoh penentuan kedudukan dari rele arus bocor untuk gambar 5.15. a. R ing ing tertutup b. R ing ing terbuka oleh pemutus daya 11.
Hal-Ha Hal-Hall Yang Yang Menye Menye a kan Ketidak Ketidak enaran enaran Ope Opera rasi si Dari Dari Rele Rele Gangguan Gangguan Tanah
Ada beberapa keadaan dimana di mana rele arah ara h gangguan tanah mingkin bisa gagal dalam operasinya, atau mungkin bisa memberikan penunjukan yangsalah walaupun trafo arus atau trafo tegangan mempunyai kesalahan yang dapat diabaikan, seperti : 4. Panjang dari saluran yang dilindungi belum menjamin kebenaran operasi yang pasti. Gambar 12 memperlihatkan suatu sistem yang terdiri-dari dua buah saluran dengan panjang yang sangat berbeda. Kumparan petersen berada pada ujung yang jauh berada dari saluran yang terpanjang. Apabila gangguan tanah yang terjadipada FRISAL ARGHA KUSUMAH
halaman 14
P
S P DA
AP
an sa lur an
KAS K
yang
PA A
P
S
PADA PA DA S S
lebih p endek, kum par an an petersen d ianggap cukup
mengha silkan
k o pel
untuk o per asi rele. T etapi bila gangguan itu ter jadi pada salur an an yang lebih pan jang, mungk i n
tidak ada penun juk pada k edua rele.
5. Jangan dianggap an sa lur an
yang
Gambar 13
bahwa
untuk se gala k eadaan,
ter ganggu ganggu
menun jukan
mere presenta sikan suat u
alir an an dayanya
rele-rel e
pada k edua u jung
a lir an an daya da r i gangguan
gar du A du A dan B pada
sistem
menu ju rel.
hal dimana dala m salah satu dar i dua
terbalik. Dua salur an an yang berbeda pan jangnya
dar i
menghu bungkan
, rel e dua
itu. Kum par an an petersen ditem patkan pada A pada A (distr i busi
k om om ponen watt ditun jukan da la m ga mbar dan
rele
dar i salur an an yang
ter ganggu ganggu
dala m gar du B du B ditahan oleh ar us 1 2 i1 i2 . 6. Bila k edua
an sa lur an
da lam Gambar 13
sa ma
hu bungan r angka angkaian ganda antar a A dan B dan B,, yang
mungk in bisa menyeba bkan o per asi
pan jangnya yang
masih
ada
se jumlah
dar i beber apa apa
membuat suat u
k e jad ian yang sa ma
rele t erba lik. Misalnya bila
induk tansi dar i beber apa apa fasa tidak sa ma a tau tidak seimbang oleh tr an ans posisi yang kur ang ang B akan
na, sem pur na,
ar us
total dar i beban yang simetr is yang ditr an ansmisikan dar i A k e
tidak terbagi sa ma antar a k edua r angka angkaian itu dan distr i busi ar us beban
li jika k onf igur asi jar ak antar a k edua salur an an akan ber u bah dar i fasa k e fasa, k ecuali ji ak dar i k oduk tor fasa yang
selar a s
adalah jumlah k etiga ar us
beban
tidak sama dengan nol pada
ada lah sa ma pada k edua r angka angkaian. Ak i batnya yang sa ma dengan nol untuk selur uh uh suatu
tr an ansmisi. K eadaan yang
k etidak se sei mbangan da r i distr i busi aus beban
ek str im
ter jadi bila mana salah satu
jala- jala ter k ke na gangguan tanah yang diseba bkan
sebuah
tr an ansmisi, se k si
dar i dar i
k onduk tor yang yang putus,
degan hanya satu u jung sa ja yang ter k ke na tanah. 7. R ele ar ah ah gangguan tanah akan gaga l
member ikan
penun jukan yang
te pat dar i
h
5
letidak gangguan da la m k e jadian C r r o ss C ount unt ry ry ault ault .
FRI
L
R
K
PRINSIP DAN APLIKASI KUMPARAN PETERSEN PADA SISTEM
Gambar 12. Gangguan tanah dalam dala m jala-jala jala-jala yang mempunyai mempu nyai dua saluran yang berbeda panjang
Gambar 13. Suatu hal dimana rele arah gangguan tanah tidak benar responsnya.
FRISAL ARGHA KUSUMAH
halaman 16
P
S P DA
AP
KAS K
PA A
P
S
DAFTAR
PADA PA DA S S
PUST PUSTAK A
htt p p://www.electrotechnik.net/2009/02/ p petersen-coils -pr inci p ple-and.ht ml htt p p://student.ee pis -its.edu/~ebes/ modul_ 5.d 5.doc
FRI
L
R
K
h
7