TUGAS ANALISIS FISIKOKIMIA PERTANYA PERTANYAAN AN - PERTANY PERTANYAAN AAN DISKUSI KELOMPOK V INSTRUMENTA INSTRUMENTASI SI SPEKTROFLUOROME SPEKTROFLUOROMETRI TRI
Oleh: Yeni Moch Moch Fathuro Fathurohma hman n
207 140 32 207 140 35
PROGRAM PASCA PASCA SARA!A S"#O$A% FARMAS& FARMAS& &!S'&'(' '"#!O$OG& )A!*(!G 2014
1+ Men,a-a .luore/en/i terai -aa tin,at ira/i terenah 6 0 ari S1 e S0 8 a9a :
2+ Men,a-a a-at terai &SC 8 a9a :
3+ ela/an tentan, /en/itiita/ /-etro.luorometer en,an /-etro (66&S ; a9a :
4+ ela/an men,enai intera/i
5+ )a,aimana huun,an antara a/ortiita/ molar en,an inten/ita/ .luore/en/i /am-el 8 a9a :
Ada di jawaban no 6 =+ Men,a-a inten/ita/ raia/i /an,at er-en,aruh terhaa- inten/ita/ .luore/en/i 8 a9a :
Berhubungan dengan Analisis Kuantitatif dengan Fluoresensi. Agar molekul berflouresensi, maka molekul tersebut harus menyerap radiasi. Jika konsentrasi senyawa yang menyerap radiasi tersebut sangat tinggi, maka sinar yang mengenai sampel akan diabsorsi oleh lapisan pertama larutan dan hanya sedikit radiasi yang diserap oleh bagian lain sampel pada jarak yang lebih jauh. oleh katena itu flouresensi sampel yang berkonsentrasi tinggi ini tidak seragam dan tidak akan proporsional dengan konsentrasi senyawa. Karena kejadian seperti ini tidak diinginkan untuk tujuan anlisis kuantitatif, maka konsentrasi larutan yang
berfluoresensi harus dijaga dalam konsentrasi rendah untuk mencegah terjadinya penyerapan radiasi yang tidak seragam ini. Jika F merupakan intensitas fluoresensi intensias radiasi yang diemisikan! dan " ab merupakn intensitas radiasi yang diserap, maka dapat didefenisikan kuantitas hasil kuantum fluoresensi dengan persamaan # $ilai Kuantum % F
&&&&&&&&&&&&&..'!
" ab "ntensitas radiasi yang diserap setara dengan intensitas radiasi mula ( mula intensitas radiasi yang menganai sampel! dikurangi dengan intensitas radiasi yang ditrasmisikan " !. " ab % " o ) " oe)*,+abc &&&&&&&.&..*! a% Absorptiitas -olar b% ebal /apisan 0adah 1ampel c% Konsentrasi -olar. Jika c sangat kecil maka persamaan *! dapat ditulis # " ab 2 *,+ abc "o 2 *,+ abc " &&&&&&&&&&&&&&&&+! '3*,+ abc 4engan mengabungkan persamaan '! 5 +! maka diperoleh persamaan # F % *,+ nilai kuantum abc "o&&&&&.................! 7ersamaan +! menunjukkan bahwa pada konsentrasi rendah, intensitas fluoresensi berbanding langsung dengan konsentrasi. 7ersamaan +! juga menunjukkan bahwa F proporsional dengan "o sehingga sensitifitas yang neningkat pada suatu sampel tertentu dapat diperoleh dengan meningkatkan intensitas radiasi eksitasi yang menganai sampel. 8al ini menrupakan perbedaan mendasar antara spektrofotometri dan fluorometri, dimana pada spektrofotometri kita dapat melihat bahwa absorban tidak tergantung dengan intensitas radiasi yang mengenai sampel. 4ari persamaan a-at ietahui ah9a inten/ita/ .luore/en/i u,a a-at eranin, lan,/un, en,an a/ortiita/ molar , oleh karena itu
pada tehnik fluorometri ini digunakan panjang gelombang eksitasi pada panjang gelombang yang memberikan absorsi maksimal.
7rosedur analisis kuntitatif dengan tehnik ini pada dasarnya sama dengan sama dengan tehnik spektofotometri. Kura baku yang menyatakan hubungan antara intensitas fluoresensi dengan konsentrasi baku tertentu disiapkan dengan larutan baku murni yang sudah diketahui konsentrasinya. Besarnya konsentrasi dalam sampel dapat dihitung dengan memasukkan intensitas flioresensi sampel kedalam kura baku. 9ang perlu diperhatikan adalah bahwa kondisi analisis untuk baku dan sampel harus sama baik sumber eksitasinya, pelarutnya, p8 nya, maupun sunhunya!. Beberapa senyawa asing dapat menurunkan nilai efektif kuantum karenanya juga menurunkan sensitifitas senyawa ( senyawa yang berfluororesensi. 7+ #riteria /en
>+ Men,a-a -anan, ,eloman, emi/i leih -anan, ari -anan, ,eloman, e/ita/i 8 a9a :
-enurut diagram Jablonski energi emisi lebih rendah dibandingkan dengan eksitasi. "ni berarti bahwa emisi fluoresensi yang lebih tinggi terjadi pada panjang gelombang dari penyerapan eksitasi!. 7erbedaan antara eksitasi dan panjang gelombang emisi dikenal sebagai pergeseran 1toke.
/angkah pertama i! adalah eksitasi, dimana cahaya diserap oleh molekul, yang ditransfer ke keadaan tereksitasi secara elektronik yang berarti bahwa sebuah elektron bergerak dari keadaan dasar singlet 1:, ke keadaan singlet tereksitasi 1'. " n i diikuti dengan relaksasi getaran atau konersi internal ii!, dimana molekul ini mengalami transisi dari elektronik atas ke yang lebih rendah 1', tanpa radiasi apapun. Akhirnya, emisi terjadi iii!, biasanya ':);
detik setelah eksitasi, ketika kembali elektron kekeadaan dasar lebih stabil 1:, memancarkan cahaya pada panjang gelombang yang sesuai dengan perbedaan energi antara kedua negara elektronik. 4alam molekul, masing)masing kondisi elektronik memiliki beberapa kondisi bagian getaran terkait. 4alam keadaan dasar, hampir semua molekul menempati tingkat ibrasi terendah. 4engan eksitasi dengan sinar <= atau terlihat, adalah mungkin untuk mempromosikan molekul yang tertarik ke salah satu tingkat getaranbeberapa tingkat tereksitasi secara elektronik yang diberikan. "ni berarti bahwa emisi fluoresensi tidak hanya terjadi pada satu panjang gelombang tunggal, melainkan melalui distribusi panjang gelombang yang sesuai untuk transisi ibrasi beberapa sebagai komponen dari transisi elektronik tunggal. "nilah sebabnya mengapa eksitasi dan spektrum emisi diperoleh untuk menggambarkan secara rinci karakteristik molekul fluoresensi. ?+ )a,aimana -en,aruh -emaaman -aa .luorometri mi/al -elarut /ul.at 8 a9a :
1ulfat 8*1>! digunakan sebagai pelarut untuk menimimalkan penurunan intensitas florosensi akibat pengaruh pelarut. 7elarut akan memberikan efek yang cukup signifikan pada spektrum sampel yang dihasilkan. 7elarut dapat memberikan pergeseran panjang gelombang menjadi red shift! jika dalam sampel terdapat ikatan hidrogen dari pelarut yang berinteraksi dengan sampel. 1elain itu, pelarut juga dapat menyebabkan quenching. Quenching merupakan fenomena hasil interaksi dari pelarut dengan analit, dimana akan keberadaan molekul terlarut dari pelarut atau molekul terlarut lainnya! akan menghalangi analit untuk berflorosensi. 1ulfat 8*1>!, memberikan efek quenching pada sampel, namun, efek ini dapat terbilang kecil. Berikut merupakan urutan pelarut yang akan memberikan quenching apabila digunakan sebagai pelarut. 4ari urutan tersebut dimana efek ?uenching F) paling kecil dan ") paling besar!, dapat terlihat bahwa 1>*) akan memberikan efek quenching , namun kecil.
sulfat yang tidak terlalu besar. Berkisar antara :.:@ $ ( :.' $. 10+ )a,aimana alira/i alat /-etro.luorometer 8
a9a :
Kalibrasi "nstrument # ) 7enentuan resolusi daya pisah! spektrofluorometer ) 7enentuan adanya sesatan sinar 1tray adiation! caranya !o ini ma/ih ra,u@ ai ,a iteru/in+ )/ aa ita cari aren,2 hahaha