PERKEMBANGAN INTERNET OF THINGS METODOLOGI PENELITIAN
FADHILAH ADHILAH ATIKA ATIKA (1314 ( 131401143) 01143) KOM B 2013
Program Studi S1 Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara Medan 2016
Sebuah kemajuan teknologi yang kita rasakan sekarang, yang dahulu seperti sebuah anganangan, kini telah menjadi nyata. Sedikit demi sedikit kita sudah mengarah ke teknologi yang jauh lebih baik. Internet dan kemajuan teknologi komunikasi telah berubah dratis bagaimana cara orang bekerja menggunakan komputer.
Hari ini komputer dan manusia, hampir sepenuhnya tergantung pada Internet untuk segala informasi. Internet dan kemajuan teknologi komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena dengan adanya teknologi benda-benda di sekitar kita dapat berkomunikasi antara satu sama lain melalui sebuah jaringan separate internet. Pekembangan tersebut sering di istilahkan dennen Internet of Things(IoT). Internet of Things(IoT) memiliki potensi untuk mengubah dunia seperti pernah dilakukan oleh Internet, bahkan mungkin lebih baik. (Ashton,2009).
Berbicara tentang Internet of Things(IoT) erat kaitannya dengan Inovasi berlabel “ smart” kini mulai gencar diberitakan, mulai dari smart home, smart car hingga smart city. Smart city adalah salah satu yang kini gencar dibangun di Indonesia sebagai salah satu langkah modernisasi dan adopsi teknologi ke sektor yang lebih luas.
Perkembangan Internet
Internet yang pertama di dunia disebut ARPANET ( Advenced Research Project Agency Network ) yang dimulai pada bulan Oktober 1960 dan diketuai oleh Joseph Licklider,
dan ARPANET diperkenalkan pada Oktober 1972. Awalnya internet dibuat untuk kepentingan militer dan kesehatan namun dalam perkembangannya ARPANET mengalami kesulitan sehingga memecahkan diri menjadi dua yaitu MILnet untuk kepentingan militer dan ARPANET untuk kepentingan nonmiliter. komputer di University College (london) merupakan komputer pertama di luar Amerika yang menjadi anggota ARPANET
Pada tahun 1973, vinton cerf dan bob khan mempresentasikan gagasan yang lebih besar, mereka membuat kelompok kerja yang disebut International Network Working Group (INWG). Pembicara pertama adalah vinton cerf yang disebut sebagai bapak internet. Pada tahun 1980 internet mulai direkomendasikan dan diprivatisasi, yang ditandai dengan adanya Internet Service Provider (ISP). Pada tahun 1990 internet mulai menawarkan pola komunikasi yang baru yaitu dengan e-mail dan web.
Adapun pengertian Internet (Interconnection network) adalah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung. Internet berasal dari bahasa latin "inter" yang berarti "antara". Internet merupakan jaringan yang terdiri dari milyaran komputer yang ada di seluruh dunia.
Perkembangan Internet of Things
Internet of Things adalah teknologi revolusioner yang mampu menghubungkan semua benda-benda termasuk benda hidup dan benda mati melalui internet. Mungkin Anda pernah berbelanja online melalui internet atau menge- print dokumen di kantor dari rumah melalui internet? Hal-hal tersebut merupakan contoh aplikasi dari internet of Things yang sudah ada di dunia. Bagaimana dengan sejarah Internet of Things? Netnesia menerjemahkan rangkuman dari FierceMobileIT yang disusun secara periodik berikut ini:
Pada bulan September 1991 Mark Weiser dengan Xerox PARC menerbitkan artikel yang menjelaskan tentang masa depan dimana elemen-elemen hardware dan software dihubungkan dengan kabel, gelombang radio dan infrared akan menjadi hal yang terdapat dimana-mana dan tidak ada satu orang pun yang menyadari keberadaannya.
Pada bulan January 1992 Trojan Room Coffe Pot dijelaskan dengan detail pada artikel Comm Week. Quentin Stafford-Fraser dan Paul Jardetzky pada Universitas Cambridge menggunakan kamera di laboratorium Trojan Room dan menulis program server untuk menangkap gambar dari pot setiap detiknya untuk memonitor tinggi kopi sehingga peneliti dapat mengetahui kapan kopi sudah dapat dihidangkan.
Pada tahun 1993 Peneliti pada Universitas Columbia mengembangkan Knowledge-based Augmented Reality for Maintenance Assistance (KARMA), yang melapisi skematik wireframe dan instruksi perbaikan diatas peralatan yang akan di perbaiki
Pada Bulan September 1994 B.N. Schilit dan M.M. Theimer menggunakan istilah “context-aware” untuk pertama kalinya dalam artikel bertema Network. Pada tahun 1995 Siemens menyiapkan departemen untuk mengembangkan dan meluncurkan modul data GSM yang dinamakan M1 untuk aplikasi industri machine-to-machine (M2M).
Pada bulan Januari tahun 1999 Bill Joy, pendiri Sun Microsystems, menjelaskan komunikasi device-device sebagai salah satu web yang dia impikan pada presentasinya dalam forum ekonomi dunia. Pada tahun ini juga disebutkan istilah Internet of Things untuk pertama kalinya Kevin Ashton ketika bekerja di P&G.
Pada bulan Oktober tahun 2000 Sanjay Sarma dan David Broke dari MIT menerbitkan white paper yang merupakan impian untuk membangun Auto-ID Center MIT dimana semua benda baik benda fisik maupun elektronik di beri label informasi tentang benda tersebut. Dengan label tersebut, kita dapat mengetahui keberadaannya dan mengetahui isinya tanpa kontak dengan pegawai. Pada tahun 2000 LG mengumumkan rencana untuk meluncurkan kulkas yang dap at terhubung dengan internet.
Pada tahun 2002 Chana Schoenberger mengeluarkan artikel dengan judul “The Internet of Things” pada majalah Forbes dengan kutipan dari Ashton, “Kita membutuhkan sebuah internet of things, sebuah cara standardisasi agar komputer mengerti dunia nyata.” Ambient Orb yang dibuat oleh David Rose dan yang lainnya, menayangkan Dow Jones, pengatur keuangan pribadi dan informasi cuaca berdasarkan data internet dan mengubah warnanya berdasar parameter dinamik.
Pada tahun 2003 BigBelly Solar dibiayai untuk membuat tong sampah yang mendapatkan energi dari matahari dan memberitahu status isi tong sampah tersebut lewat internet. Pada bulan September 2004 pada sebuah artikel tentang komputer, G Lawton menyebutkan bahwa M2M dibuat berdasar bahwa mesin memiliki nilai lebih saat dihubungkan melalui internet dan internet memiliki nilai lebih saat lebih banyak mesin yang dapat saling dihubungkan.
Pada bulan January 2005, Nabaztag dibuat oleh Rafi Haladjian dan Olivier Mevel melalui perusahaan yang bernama violet. Nabaztag adalah kelinci yang mengumpulkan informasi dari internet dan memberitahu user tentang pesan dan berita penting.
Pada November 2005 Departemen Telekomunikasi Internasional PBB mengeluarkan laporan berjudul “The Internet of Things.”
Pada 2008 IPSO didirikan untuk mempropaganda penggunaan IP pada peralatan yang saling berhubungan.
Pada bulan Mei 2010 ZigBee dengan forum IPv6 menjalin kerjasama dengan IPSO untuk mengadopsi jaringan IP pada benda-benda smart ‘cerdas’ seperti smartphone dan smartTV.
Pada bulan Februari 2011 pada artikel white paper, perusahaan Ericsson memprediksi akan ada 50 Milliar peralatan yang saling terhubung sebelum 2020.
Pada Oktober 2011 Nest Labs memperkenalkan Nest Learning Thermostat, yang menggunakan sensor algoritma, pembelajaran mesin, dan perhitungan awan untuk memahami kondisi rumah pengguna serta menaikkan atau menurunkan temperatur sesuai kebutuhan.
Pada 2012 Google memperkenalkan google glass yang dapat memberi tahu semua informasi pada benda-benda fisik yang dilihat pengguna. Diadakan peluncuran IPv6 yang menyediakan alamat IP tak terbatas untuk peralatan untuk dihubungkan dengan internet. Proteus Digital Health memperoleh hak FDA untuk penggunaan peralatan pengobatan yang dapat dimasukkan dalam tubuh dan berkomunikasi dengan pengguna melalui handphone.
Pada 2013 Sebuah artikel Venture Beat memprediksi bahwa 2014 akan hadir sebagai “tahun Internet of Things”. Qualcomm perusahaan pembuat chip, membentuk AllSeen Alliance, yang ditujukan untuk mengembangkan open framework untuk merealisasikan Internet of Things.
Pada 2014 Google Glass dijual pada masyarakat dengan harga $1,500. Intel, perusahaan pembuat chip bersama perusahaan teknologi maju lainnya membentuk sebuah kelompok untuk
mempromosikan open framework Internet of Things yang bernama Open Interconnect Consortium sebagai lawan Allseen Alliance.
Manfaat Perkembangan Internet of Things
Banyak manfaat yang didapatkan dari internet of things. Pekerjaan yang kita lakukan menjadi cepat, mudah, dan efisien. Kita juga bisa mendeteksi pengguna dimanapun ia berada. Sebagai contoh barcode yang tertera pada sebuah produk. Dengan barcode tersebut, bisa dilihat produk mana yang paling banyak terjual dan produk mana yang kurang diminati. Selain itu dengan barcode kita juga bisa memprediksi produk yang stoknya harus ditambah atau dikurangi. Dengan barcode kita tak perlu susah – susah menghitung produk secara manual. Contoh lain saat kita pergi ke Singapore. Jika kita ingin bepergian menggunakan transportasi umum seperti MRT atau bis kita cukup menggunakan atau membeli EZ-link card. EZ-link card biasanya dipakai oleh para wisatawan yang mengunjungi Singapore sebagai pengganti uang untuk membayar jasa transportasi yang telah digunakan. Sedangkan warga negara Singapore sendiri menggunakan ktp ataupun kartu pelajar sebagai alat membayarnya. Cara ini lebih efisien dan cepat ketimbang kita menggunakan uang tunai. Jika kita menggunakan uang tunai, kita masih harus mengantri untuk membayar, belum lagi jika kita membayar dengan nilai nominal uang besar, kita harus menunggu untuk mendapatkan uang kembalian kita.
Perkembangan Internet of Things di Indonesia
Salah satu smart city yang sudah mulai dibangun adalah di kota Makassar. Program yang disponsori Telkom Indonesia ini saat ini telah memiliki beberapa layanan yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dan masyarakat setempat, diantaranya berupa e-office, e-kelurahan, e-puskesmas hingga media pengaduan masyarakat yang dibuat secara digital berbasis website dan mobile. Digitalisasi sederhana ini menjadi salah satu langkah terciptanya smart city.
Lalu, apakah Indonesia sudah siap secara SDM (Sumber Daya Manusia) dan infrastruktur untuk mengadopsi IoT secara masif di berbagai sektor saat ini dengan melihat landscape teknologi yang ada? Menurut Tony Seno Hartono selaku National Technology Officer Microsoft Indonesia, pemrograman IoT tidaklah sulit di sisi device dan banyak SDM lokal yang bisa melakukannya,
meskipun kebanyakan baru di tingkat hobi dan belum ditekuni secara profesional. Selain itu, Tony juga menambahkan, bahwa belum banyak yang menyadari bahwa potensi IoT besar sekali. “Dari berbagai kegiatan kami di bidang kompetisi pemrograman, hal ini terlihat, misalnya para siswa membuat aplikasi menggunakan smart devices yang terhubung ke komputasi awan,” ujar Tony kepada DailySocial. “Infrastruktur yang kita miliki sebenarnya sudah cukup untuk mendukung IoT. Karena tidak semua sensor IoT membutuhkan koneksi internet (atau bahkan listrik) setiap waktu selama 24 jam. Semua itu tergantung penggunaannya untuk apa.” IoT sendiri membutuhkan server yang selalu hidup. Dan di sisi lain ada banyak alternatif, misalnya menggunakan data center milik sendiri atau yang tersedia di internet. Untuk skala penerapan IoT yang masif, server cloud akan lebih masuk akal.
Selain Makassar, Bandung kini juga dikabarkan akan segera menerapkan prototipe smart city. Bahkan Telkom Indonesia menargetkan hingga akhir 2014 akan terdapat 20 kota yang akan dimasuki IoT dengan menerapkan teknologi smart city di wilayah tersebut. Ditengah hingar bingarnya pemanfaatan IoT, HP Research sempat mengeluarkan publikasi tentang kerentanan perangkat IoT terhadap serangan hacker. Lalu apakah Indonesia siap untuk menanggulangi tantangan ini, terutama dalam hal keamanan perangkat IoT? “Resiko negatif mungkin karena awareness terhadap keamanan dan privasi yang masih rendah. Banyak orang membuat suatu solusi IoT misalnya untuk memonitor keamanan rumah, namun lupa dari sisi keamanan dan privasi, sehingga begitu layanan dihidupkan maka peretas [hacker] segera punya akses ke sistem ini dan bisa melakukan penyusupan.” ujar Tony menanggapi isu keamanan pada implementasi IoT. “Saya melihat resiko negatif ini jauh lebih sedikit daripada manfaatnya yang luar biasa yang masih belum tergali sampai saat ini.”
IoT adalah bagian dari masa depan yang sudah mulai terealisasikan. Perencanaan yang baik akan meminimalisir berbagai risiko yang dihadapi. Indonesia yang sudah mulai beranjak dewasa dalam mengadopsi teknologi kini sudah siap untuk menyambut digitalisasi yang mulai merasuk ke sendi-sendi kehidupan yang lebih dalam.
DAFTAR PUSTAKA
http://netnesia.com/2015/04/sejarah-internet-of-things-iot.html https://id.wikipedia.org/wiki/Internet_of_Things http://sarah-wijayanti.blogspot.co.id/2012/09/sejarah-singkat-internet-di-dunia.html http://www.termasmedia.com/65-pengertian/71-pengertian-internet.html