Rumus :
d' = ds + φsengkang + 1/2*d.tul utama
Vn = Vc + Vs
φVn > Vu
Vs = φ φ atau
Vs = (sengkang lurus)
Vs = (sin +cos ) (sengkang ikat)
Vc = (1+ 14. ). 16
s = . .
s.maks = d/2 bila
Av = 0.25 x 3.14 x 2 2
persyaratan cek perlu tul. geser :
Vu < 0.5 φVc ----> tidak perlu tulangan geser
0.5 Vc < Vu < φVc ----> pakai tulangan geser minimum
Vu > φVc ----> pakai tulangan geser
persyaratan cek balok dengan tul. geser:
Vs < 23 ---> penampang tidak perlu diperbesar
Vs > 23 ---> penampang perlu diperbesar
Cek spasi sengkang:
Vs < 13 ---> d/2
Vs > 13 ---> d/4
Spasi tulangan geser minimum :
Smin = 3. .
SNI Beton 2847-2013
- Pasal 11.1 Kekuatan geser
- Pasal 11.2.1 Komponen struktur dikenai tekan aksial
- Pasal 11.4.5 Batas spasi untuk tulangan geser
- Pasal 11.4.6 Tulangan geser minimum
- Pasal 11.4.7 Desain tulangan geser
Rumus :
d' = ds + φsengkang + 1/2*d.tul utama
Vn = Vc + Vs
φVn > Vu
Vs = ( "φ" )/"φ" atau
Vs = / (sengkang lurus)
Vs = ( (sin 〖 +cos 〖 )〗 〗 )/ (sengkang ikat)
Vc = (1+ /(14. )). 1/6 ( ^ )
s = ( . . )/
s.maks = d/2 bila
Av = 0.25 x 3.14 x ^2 2
persyaratan cek perlu tul. geser :
Vu < 0.5 "φ"Vc ----> tidak perlu tulangan geser
0.5 Vc < Vu < "φ"Vc ----> pakai tulangan geser minimum
Vu > "φ"Vc ----> pakai tulangan geser
persyaratan cek balok dengan tul. geser:
Vs < 2/3 ( ^ ) ---> penampang tidak perlu diperbesar
Vs > 2/3 ( ^ ) ---> penampang perlu diperbesar
Cek spasi sengkang:
Vs < 1/3 ( ^ ) ---> d/2
Vs > 1/3 ( ^ ) ---> d/4
Spasi tulangan geser minimum :
Smin = (3. . )/
SNI Beton 2847-2013
- Pasal 11.1 Kekuatan geser
- Pasal 11.2.1 Komponen struktur dikenai tekan aksial
- Pasal 11.4.5 Batas spasi untuk tulangan geser
- Pasal 11.4.6 Tulangan geser minimum
- Pasal 11.4.7 Desain tulangan geser
Diagram Interaksi Kolom K-5 30x30 cm
Φ Mn (kN)
ΦPn (kN)
Diagram Interaksi Kolom K-3 20x40 cm
Φ Mn (kN)
ΦPn (kN)
Diagram Interaksi Kolom K-4 20x40 cm
Φ Mn (kN)
ΦPn (kN)
Diagram Interaksi Kolom K-2 30x40 cm
Φ Mn (kN)
ΦPn (kN)
Diagram Interaksi Kolom K-1 40x40 cm
Φ Mn (kN)
ΦPn (kN)
Keterangan :
k = faktor panjang kolom (tergantung kondisi ujung kolom)
lu = panjang kolom
M1 dan M2 = momen ujung terfaktor M2 >M1
M1/M2 bernilai positif bila kolom melentur dengan kelengkuangan tunggal dan bernilai negatif bila kolom melentur
dengan kelengkungan ganda
r = jari - jari girasi kolom (0.3xh)
Ec = Modulus elastisitas Beton
Ag = Luas penampang kolom
I = Inersia
Ψa = Nilai tumpuan atas
Ψb = Nilai tumpuan bawah
Cm = faktor penghubung diagram momen aktual dan merata
ekuivalen
Bd = Rasio banding momen
El = kekakuan lentur komponen struktur tekan
Pc = Beban kritis tekuk Euler
δns = Faktor Pembesaran
Mc = Nilai pembesaran pengganti Momen Mu lama
Rumus :
Kolom langsing terjadi karena ada nya momen yang mengakibatkan defleksi pada batang kolom.
Ψa = 2. 2 2+ 1. 1 1 1. 2 1+ 2. 2 2
Ec = 4700.
I.kolom A = 0,7. .h312
I.balok A = 0,35. .h312
Portal bergoyang atau tidak bergoyang -->
= 34-12 1 2
Tipe keruntuhan kolom :
< 22 (runtuh karena material) - kolom pendek
> 22 (runtuh karena tekuk) - kolom langsing
Bd = 1,2 1,2 +1,6
Cm = 0,6 + 0,4.( 1 2) 0,4
El = 0,4. . 1+
Pc = ( )2
δns = 11 0,75.
M2.min = Pu.(0.6+0.03.h)
Mc = δns . M2
Keterangan :
k = faktor panjang kolom (tergantung kondisi ujung kolom)
lu = panjang kolom
M1 dan M2 = momen ujung terfaktor M2 >M1
M1/M2 bernilai positif bila kolom melentur dengan kelengkuangan tunggal dan bernilai negatif bila kolom melentur
dengan kelengkungan ganda
r = jari - jari girasi kolom (0.3xh)
Ec = Modulus elastisitas Beton
Ag = Luas penampang kolom
I = Inersia
Ψa = Nilai tumpuan atas
Ψb = Nilai tumpuan bawah
Cm = faktor penghubung diagram momen aktual dan merata
ekuivalen
Bd = Rasio banding momen
El = kekakuan lentur komponen struktur tekan
Pc = Beban kritis tekuk Euler
δns = Faktor Pembesaran
Mc = Nilai pembesaran pengganti Momen Mu lama
Rumus :
Kolom langsing terjadi karena ada nya momen yang mengakibatkan defleksi pada batang kolom.
Ψa = (( _ 2. _ 2)/ _2 + ( _ 1. _ 1)/ _1 )/(( _ 1. _ 2)/ _1 + ( _ 2. _ 2)/ _2 )
Ec = 4700. ( )
I.kolom A = 0,7.( . ^3)/12
I.balok A = 0,35.( . ^3)/12
Portal bergoyang atau tidak bergoyang -->
/ = 34-12 1 / 2
Tipe keruntuhan kolom :
/ < 22 (runtuh karena material) - kolom pendek
/ > 22 (runtuh karena tekuk) - kolom langsing
Bd = 1,2 /(1,2 +1,6 )
Cm = 0,6 + 0,4.( 1/ 2) 0,4
El = (0,4. . )/(1+ )
Pc = /〖( )〗^2
δns = 1/(1 ( )/(0,75. ))
M2.min = Pu.(0.6+0.03.h)
Mc = δns . M2
Hitungan Excel ini bersifat gratis
silahkan digunakan dengan baik terutama untuk mahasiswa teknik sipil
Isandre Fajarrachman S.T, MSi.
Keterangan :
y = Jarak pusat plastis dari serat tekan terluar
cb = jarak sumbu netral dari serat tekan terluar
e = eksentritas beban ke pusat tengah
eb = eksentritas beban balance
Ac = Luas Penampang beton
Ast = Luas total penampang baja tulangan
Pn0 = Kuat Aksial Beton ketika e=0
Pn.max = Kuat aksial tekan maksimum
Pnb = Kuat Aksial Beton keadaan seimbang
Mnb = Kuat Momen Beton keadaan seimbang
Pnmax = Kuat aksial beton
Xb = Garis sumbu penampang
a = Tinggi Blok Tekan
es = Nilai Regangan baja
fs = Nilai Tegangan baja
Cs = Tekan Aksial Baja
Cc = Tekan Aksial Beton
Ms = Momen akibat tulangan
Mc = Momen akibat beton
Rumus Kolom :
Cb = 0.0030.003+
Cb = Xb
Pg = (tdk boleh kurang dari 0,01 dan lebih dari 0,08)
a = 1. ---> 1= 0,85
es = .0.003
---> es < fy = Es.es
----> es > fy = fy
---> -es >fy = fy
Fs = As.fy
Cc = 0,85. f'c.a.b
Cs = As. fy atau fs
Msi = Fs.(1/2h -d)
Mc = Cc.(1/2h-1/2a)
Rumus Kolom pendek beban sentris :
Pn0 = 0.85.f'c.(Ag - Ast) + Ast.fy (kolom persegi)
Pn.max = Pn0 x 0.8
Rumus Kolom pendek beban eksentris :
e = Mu/Pu
Keruntuhan ada 3 jenis :
1. keruntuhan tarik diawali melelehnya tulangan baru di ikuti
keruntuhan beton Pn < Pnb atau c
ey e>eb
2. keruntuhan tekan Pn > Pnb, e
dimana keruntuhan diawali dengan runtuhnya beton tertekan
(ePnb).
3. keruntuhan seimbang Pn = Pnb
dimana tul.tarik mengalami regangan leleh Ey=200.000 dan beton
mengalami regangan hancur (0,003) bersamaan. c (balance)
Pnb = 0,85.f'c.a.b + As'.fs' - As.fy
Keterangan :
y = Jarak pusat plastis dari serat tekan terluar
cb = jarak sumbu netral dari serat tekan terluar
e = eksentritas beban ke pusat tengah
eb = eksentritas beban balance
Ac = Luas Penampang beton
Ast = Luas total penampang baja tulangan
Pn0 = Kuat Aksial Beton ketika e=0
Pn.max = Kuat aksial tekan maksimum
Pnb = Kuat Aksial Beton keadaan seimbang
Mnb = Kuat Momen Beton keadaan seimbang
Pnmax = Kuat aksial beton
Xb = Garis sumbu penampang
a = Tinggi Blok Tekan
es = Nilai Regangan baja
fs = Nilai Tegangan baja
Cs = Tekan Aksial Baja
Cc = Tekan Aksial Beton
Ms = Momen akibat tulangan
Mc = Momen akibat beton
Rumus Kolom :
Cb = 0.003/(0.003+ / )
Cb = Xb
Pg = / (tdk boleh kurang dari 0,01 dan lebih dari 0,08)
a = 1. ---> 1= 0,85
es = ( )/ .0.003
---> es < fy = Es.es
----> es > fy = fy
---> -es >fy = fy
Fs = As.fy
Cc = 0,85. f'c.a.b
Cs = As. fy atau fs
Msi = Fs.(1/2h -d)
Mc = Cc.(1/2h-1/2a)
Rumus Kolom pendek beban sentris :
Pn0 = 0.85.f'c.(Ag - Ast) + Ast.fy (kolom persegi)
Pn.max = Pn0 x 0.8
Rumus Kolom pendek beban eksentris :
e = Mu/Pu
Keruntuhan ada 3 jenis :
1. keruntuhan tarik diawali melelehnya tulangan baru di ikuti
keruntuhan beton Pn < Pnb atau cey e>eb
2. keruntuhan tekan Pn > Pnb, e
dimana keruntuhan diawali dengan runtuhnya beton tertekan
(ePnb).
3. keruntuhan seimbang Pn = Pnb
dimana tul.tarik mengalami regangan leleh Ey=200.000 dan beton
mengalami regangan hancur (0,003) bersamaan. c (balance)
Pnb = 0,85.f'c.a.b + As'.fs' - As.fy
b
h
h
e
Pn
Ast
Pmax
C
Pn
A
B
Mo
m
p
1 <
1
A
e = eb
SNI 2847 2013
Pasal 10.2 Asumsi desain keseimbangan
Pasal 22.5.1 Desain penampang yang dikenai lentur Mn>Mu
Pasal 22.5.2 Desain penampang yang dikenai tekan Pn>Pu
Hitungan Excel ini bersifat gratis
silahkan digunakan dengan baik untuk mahasiswa/i teknik sipil.
Isandre Fajarrachman, S.T., MSi.
Hitungan Excel ini bersifat gratis
silahkan digunakan dengan baik untuk mahasiswa/i teknik sipil.
Isandre Fajarrachman, S.T, MSi.
[email protected]