PENGUKUSAN KELAPA SAWIT DALAM STERILIZER (PENGUKUSAN) Di PT SARI ADITYA LOKA 2, 3 LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN
Oleh : SATRIA EFENDI BP 2015130009 Dosen Pembimbing Ir. Drs ASFARIZAL, M.T.
JURUSAN TEKNIK MESIN INSTITUT TEKNOLOGI PADANG GAJAH MADA PADANG
2017 i
1
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah Azza Wajalla atas segala limpahan berkah, rahmat dan kemudahan yang di berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulis laporan praktek lapangan dengan judul “PENGUKUSAN KELAPA SAWIT DALAM STERILIZER (PEREBUS)” Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW atas perjuang beliau membawa manusia dari alam jahiliyah tanpa ilmu kealam yang terang benderang penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang. Laporan praktek lapangan ini di buat sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah kerja praktek yang di lakukan oleh penulis dan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program study diploma D3 Teknik Mesin Institut Teknologi Padang. Yang telah di lakukan selama 30 hari di PT Sari AdityaLoka 2,3. Dan sesuaikan dengan literature yang ada sehingga menjadi laporan utuh. Selama melakukan kerja praktek penulis telah mendapatkan banyak sekali ilmu dari berbagai pihak dalam mengumpulkan data-data sebagai referensi dalam penyusunan laporan seperti instansi/wawancara, konsultasi, opservasi/pengamatan langsung kelapangan dan studi literature. Dalam penyelesaian laporan praktek lapangan ini penulis telah mendapatkan bantuan dan bimbingan dari banyak pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ir.Hendri Nofrianto ,M.T, selaku Rektor Institut Teknologi Padang 2. ArfitaYuana Dewi, S.T.,M.T, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri 3. Mastariyanto Perdana,S.T.M.Eng. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin 4. Rozi Saferi,ST.,M.T.selaku Dosen Pembimbing Akademik 5. Ir.Drs.Asfarizal,M.T. selaku Dosen Pembimbing PL 6. Azhar Rahman selaku Administrasi PT. SARI ADITYA LOKA 2,3 7. Dani Sitorus Selaku Mill Manager PT SARI ADITYA LOKA 2,3 8. Sugeng Wagiman dan Hendra Yudha selaku Pembimbing di Lapangan 9. Bapak Ibu Karyawan/Karyawati di PT.SARI ADITYA LOKA 2,3. yang telah banyak Membantu Penulis dalam kelancaran studi maupun dalam proses pelaksanaan praktek lapangan ini 10. Kepada orang tua yang memberi semangat kepada penulis
ii
2
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
................................................................................
i
KATA PENGANTAR ................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1
1.1
Latar Belakang Pelaksanaan Praktek Lapangan ......................
1
1.2
Tujuan Dan Manfaat Praktek Lapangan ...................................
1
1.3
Manfaat Praktek Lapangan .......................................................
1
1.4
Waktu Dan Tempat ...................................................................
2
BAB II Gambar Umum Lokasi Praktek Lapangan ......................................
3
2.1
Sejarah Berdirinya Perusahaan .................................................
3
2.2
Visi Dan Misi Perusahaan .........................................................
3
2.3
Lokasi Perusahaan.....................................................................
3
2.4. Data Geografis dan Topografi Perusahaan .............................
4
BAB III PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT ..............................
5
3.1
Stasiun Penerimaan Buah..........................................................
5
3.1.1 Proses penimbangan buah .........................................................
5
3.1.2 Proses Penimbunan dan pemindahan buah (loading ramp)
5
3.1.3 Lori rebusan (boogies and cages) dan transfer carriage .....
7
3.2. Stasiun Rebusan ........................................................................
8
3.2.1 Proses penimbangan buah .........................................................
8
3.2.2 Jaringan Rel (rail track) .............................................................
9
3.2.3 Rebusan (rail track) ...................................................................
9
3.3. Stasiun perontok........................................................................
11
3.3.1 Pengisian Otomatis (automatic feeder) .....................................
11
3.3.2 Perontok (theresher) ..................................................................
12
3.3.3 Conveyor Tandan Kosong (Empty bunch conveyor) ................
13
3.3.4 Conveyor buah (fruit Conveyor) ...............................................
13
3.3.5 Timba buah (fruit elefator) ........................................................
14
3.4
Stasiun Kempa ..........................................................................
14
3.4.1 Keteladukan (Digester) ............................................................
14
iv
3
3.4.2 Kempa (screw press) .................................................................
15
3.4.3 Penyaring Cruide Oli (Vibro separator) ....................................
16
3.4.4 Pemecah ampas kempa (Cake Breaker) ....................................
17
3.4.5 Pemisah Ampas dan biji (despricarper) .....................................
17
3.4.6 Tangki Pemisah Pasir (Sandtrap Tank) .....................................
18
3.4.7 Crude Oil Tank ..........................................................................
18
3.5
Stasiun klarifikasi (permunian) .................................................
19
3.5.1 Tujuan Sistem Pemurnian .........................................................
20
3.6
Storage tank (tangki timbun)...................................................
20
3.7
Storage Stasiun boiler (Ketel uap) ............................................
21
3.8
Stasiun Engine Room ..........................................................
24
3.8.1. Turbine ................................................................................
24
3.8.2. Genset (generator setting)....................................................
26
3.8.3 Tabung BPV (break preasure valve ........................................
27
3.9
Stasiun Water Treatment (WTP) ...........................................
27
3.9.1 Raw Water Pump ....................................................................
28
3.9.2 Water Clarifier Tank ...............................................................
28
3.9.3 WaterStelling Basin.................................................................
28
3.9.4 Sand Filtre ...............................................................................
29
3.9.5 Water Tower Tank ..................................................................
29
BAB IV
PENGUKUSAN KELAPA SAWIT DALAM STERELIZER (PENGUKUSAN) .....................................................................
31
4.1
Pengertian Sterilizer ................................................................
31
4.2
Peralatan dan mesin-mesin........................................................
32
4.2.1 Unit sterilizer (vessel)..............................................................
32
4.2.2 Pipa dan valve inlet .................................................................
32
4.2.3 Pipa dan valve condensate.......................................................
33
4.2.4 Pipa dan exhaust valve ............................................................
33
4.2.5 Program logic controller..........................................................
34
4.2.6 Cantilever rail bridge ...............................................................
34
4.2.7 Air compressor ......................................................................
35
v
4
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Pelaksanaan Praktek Lapangan
Tujuan pendidikan nasional ialah mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, serta berkepribadian yang baik, mandiri, disiplin, bekerja secara profisional, produktif dan yang pling utama bertanggung jawab kepada masyrakat, bangsa dan Negara. Pendidikan di perguruan tinggi memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan harkat, martabat, dan juga kulitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mengarah pada peningkat budaya intelektual dan profisionallisme. Dengan demikian salah satu perguruan tinggi di sumatera barat yaitu Institut Teknoologi Padang (ITP), telah menyiapkan tenaga profisional khususnya dalam bidang industri dan juga mempersiapkan diri untuk manusia yang ahli bidang nya sehingga dapat diharapkan membantu masyrakat untuk masa depan.guba memenuh tuntutan sebagai perguruan tinggi yaitu menciptakan manusia yang berguna bagi masa depan bangsa, maka fakultas teknik industri institute teknologi padang (FTI, ITP) melaksanakan suatu program untuk melatih keterampilan itu mahasiswa harus turun langsung dan mengikuti semua aturan yang di buat oleh perusaha tersebut, di mana PT SARI ADITYA LOKA 2,3. merupakan perusahaan yang bekerja dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil). Dalam proses pengolahan kelapa sawit ini mahasiswa lebih tertarik mempelajari “Pengukusan Buah kelapa Sawit” 1.2.
Tujuan dan Manfaat Praktek Lapangan
a.
Mahasiswa dapat memahami proses pengolahan kelapa sawit dengan teori dan praktek
b. 1.3.
Mahasiswa dapat memahami proses pengukusan buah kelapa sawit
Manfaat Praktek Lapangan
a.
Mahasiswa dapat melihat langsung teori yang di dapat dalam perkuliahan di dalam dunia industri
b.
Mahasiswa dapat memahami tahapan-tahapan dalam proses pengolahan kelpa sawit menjadi CPO. 1
c. 1.4.
Mahasiswa dapat mempelajari proses pengukusan buah kelapa sawit
Waktu Dan tempat
Kegiatan Praktek Lapangan Dilaksanakan Pada : -
Bulan
-
Tempat
: Juli s/d Agustus 2017 : PT.SARI ADITYA LOKA 2,3
2
BAB III PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
3.1
Stasiun penerima buah (fruit reception)
Stasiun penerimaan buah adalah pengolahan buah kelapa sawit dimulai dari penimbangan buah sampai dengan pemindahan buah ke lori rebusan. Tahapan prosesnya, antara lain : 3.1.1
Proses penimbangan buah (weight bridge)
Jembatan Timbang adalah alat ukur yang berfungsi untuk menimbang dan mengetahui jumlah berat, tarra dan netto dari setiap truk yang masuk dan keluar yang isi nya berupa TBS, CPO, Kernel dan lain sebagainya
Gambar 3.1 Jembatan timbang (sumber.data PT Sari Aditya loka 2,3) 3.1.2
Proses penimbunan dan pemindahan buah (Loading R amp)
Proses penimbunan dan pemindahan buah adalah proses penimbunan sementara buah kelapa sawit dan kemudian dipindahkan kelori rebusan. Pada proses sementara tujuannya adalah untuk mensortir kondisi buah apakah buah kondisi matang atau mentah, dan juga untuk mengentahui jenis varietas buah, serta darimana asal buah kelapa sawit. A.
Sortasi
Sortasi TBS adalah cara untuk menilai mutu panen dan menjamin Bahan baku yang diterima telah sesuai dengan kriteria matang panen. Mutu rendemen
5
Gambar 3.3 Loading ramp (sumber.data PT Sari Aditya loka 2,3) 3.1.3
Lori rebusan (Boogies And Cages) dan transfer carriage
A. Lori rebusan ( Boogies And Cages ) Lori rebusan adalah tempat buah kelapa sawit akan direbus
Gambar 3.4 Lori rebusan (sumber.data PT Sari Aditya loka 2,3)
B.
Transfer Carriage Transfer carriage berfungsi sebagai alat pengantar TBS yang sudah dimasukan
kelori dan dipersiapkan untuk kerebusan (sterilizer).
7
Gambar 3.5 Transfer carriage (sumber.data PT Sari Aditya loka 2,3) 3.2
STASIUN REBUSAN (Sterilizer Stasion)
Stasiun rebusan adalah proses pemindahan dari lori rebusan ke sterilizer (rebusan), merebus buah, dan mengeluarkan lori yang berisi rebusan TBS ke proses selanjutnya (Stasiun perrontok/thresher ). Sterilizer (rebusan) adalah bejana bertekan yang digunakan untuk merebus buah. Baik buruknya mutu dan hasil olah suatu pabrik kelapa sawit, terutama ditentukan oleh keberhasilan rebusan. Alur proses pengukusan terdiri dari: 3.2.1
Alat Penarik (capstand)
Alat penarik (capstand) adalah alat untuk menarik lori keluar masuk rebusan (sterilizer). Proses penarikan dimulai dari penimbunan sementara (loading ramp) kerebusan (sterilizer) atau sebaliknya.
Gambar 3.6 Alat penarik (capstand) (sumber.data PT Sari Aditya loka 2,3) 8
3.2.2. Jaringan Rel (R ail Track)
Jaringan Rel (Rail Track) berfungsi untuk membantu dan mempercepat pemasukan dan pengeluaran lori dari rebusan (sterilizer) atau dari loading ramp kesterilizer lalu ke stasiun perontok (thresser).
Gambar 3.7 Jaringan Rel (Rail Track) (sumber.data PT Sari Aditya loka 2,3)
Permasalahan yang sering terjadi dijaringan rel akan mengakibatkan pengaruh negatif terhadap: a. Kapasitas olah pabrik akan menurun karena baku yang diolah berkurang b. Efesiensi extraksi yang menurun akibat jam olah efektif yang berkurang, sedangkan buah di loading ramp mendesak untuk di oalah sehinga sering berakibat peningkatan kapasitas oalah pada alat-alat tertentu seperti pada screw press tampa mempertimbangkan extraksi alat. c. Kekurangan bahan bakar akibat penurunan jumlah kontinuitas bahan oalah yang merupakan bahan bakar untuk mueler. 3.2.3. Rebusan (sterilizer)
Rebusan (sterilizer) adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukusan, dimna alat ini merupakan bejana uap bertekanan yang digunakan untuk merebus TBS dengan uap (steam). untuk menjaga tekanan dalam rebusan tidak melebihi tekanan kerja yang di izinkan, rebusan di beri katup pengaman (safety valve). pengoperasiannya sudah sudah di gunakan komputerisasi yang trsinkron dengan boiler dan BPV (back pressure valve). Tujuan pengukusan buah sawit adalah : 9
a. Menghentikan aktifitas enzim b. Melepaskan buah dari tandan nya c. Menurunkan kadar air d. Melunakkan buah sawit e. Memudahkan proses pengolahan untuk mendapatkan minyak. Kulit buah yang mendapatkan perlakuan panas dan tekanan akan menunjukkan sifat, serat yang mudah lepas antara serat yang satu dengan yang lain. Hal ini akan mempermudah proses di dalam digester dan depricaper/polishing . Karena adanya panas dan tekanan tersebut maka air yang terkandung dalam inti akan menguap lewat mata biji sehingga proses pemecahan biji lebih mudah (dalam rippel mill ).
Gambar 3.8 Rebusan (sterilizer) (sumber.data PT Sari Aditya loka 2,3)
Sterilizer dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu : 1)
Sterilizer single peak Yaitu sterilizer dengan proses prebusan yang hanya satu tahap proses perebusan. Uap masuk sesuai dengan waktu yang di tentukan, sampai mencapai tekan an konstan dan kemudian turun ,pembuang uap dari pengukusan
2)
Sterilizer double peak Yaitu sterilizer dengan system pengukusan dua tahap pemasukan uap dan pembuangan kondensat (uap air)
3)
Sterilizer triple peak Yaitu sterilizer dengan tiga tahap pengukusan/dapat dibedakan dalam 3 bentuk siklus yakni :
10
o
Sistem pengukusan triple peak(SPTP)
o
Sistem pengukusan triple peak datar (SPTPD)
o
Sitem pengukusan triple peak bertahap (SPTPB) Sistem pengukusan triple peak ini banyak digunakan, karana disamping
adanya tindakan fisika juga dapat terjadi proses mekanik, yaitu adanya goncangan yang disebabkan oleh perubahan tekan yang cepat. Factor yang mempegaruhi keberhasilan sistem pengukusan triple peak ini dipengaruhi oleh : a. Kapasitas ketel rebusan b. Bahan baku c. Lamanya pengukusan. 3.3
STASIUN PERONTOK (threshing station)
Stasiun perontok (thereshing station) adalah salah satu pemisahan brondol dengan janjangan kosong. Keberhasilan rebusan jika tidak di dukung perontokan yang baik maka kehilangan minyak akan tinggi.oleh sebab itu perluk di tambahkan bahwa keberhasilan perontokan juga tergantung pada proses pengukusan. Pada prose perontokan (threshing) di usahakan brondol terlepas dari janjang semaksimal mungkin dengan batas berondolan yang tidak lepas dari janjangan (unstripped bunchs). Proses stasiun perontok (threshing station) terdiri-dari a. Pengisian otomatis (automatic feeder). b. Ipenebah (thresher) c. Conveyor tandan kosong (empty bunch conveyor). d. Conveyor buah ( fruit conveyor) e. Timba buah (fruit elevator) 3.3.1. Pengisi Otomatis (automatic feeder)
Automatic feeder merupakan alat pengisi otomatis yang mengatur buah masuk ke dalam perontok (thresher).penumpukan atau ketebalan buah yang telalu besar pada auto feeder mengakibatkan lossis pada tandan kosong meningkat dan kesulitan pengontrolan dan pengumpanan buah ke thresher.
11
BAB IV PROSES PENGUKUSAN KELAPA SAWIT DALAM STERILIZER (PENGUKUSAN)
4.1 STE RI LI ZE R (REBUSAN) Rebusan (sterilizer) adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukusan, dimana alat ini merupakan bejana uap bertekanan yang di gunakan untuk merebus TBS dengan uap (steam). Untuk menjaga tekanan dalam rebusan tidak melebihi tekanan kerja yang di izinkan, rebusan di beri katup pengaman (safety valve). Pengoperasiannya sudah sudah di gunakan komputerisasi yang sinkron dengan boiler dan BPV (back pressure valve). Tujuan pengukusan buah sawit adalah: a. menghentikan aktifitas enzim b. melepaskan buah dari tandan nya c. menurunkan kadar air d. melunakkan buah sawit e. memudahkan proses pengolahan untuk mendapatkan minyak. Kulit buah yang mendapatkan perlakuan panas dan tekanan akan menunjukkan sifat, serat yang mudah lepas antara serat yang satu dengan yang lain. Hal ini akan mempermudah proses di dalam digester dan depricaper/ polishing. Karena adanya panas dan tekanan tersebut maka air yang terkandung dalam inti akan menguap lewat mata biji sehingga proses pemecahan biji lebih mudah (dalam rippel mill ). Sterilizer dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu : 1.
Sterilizer single peak Yaitu sterilizer dengan proses prebusan yang hanya satu tahap proses prebusan. Uap masuk sesuai dengan waktu yang di tentukan, sampai mencapai tekan an konstan dan kemudian turun, pembuang uap dari pengukusan
2.
Sterilizer double peak Yaitu sterilizer dengan system pengukusan dua tahap pemasukan uap dan pembuangan kondensat (uap air)
3.
Sterilizer triple peak Yaitu sterilizer dengan tiga tahap pengukusan/dapat dibedakan dalam 3 bentuk siklus yakni : 1) Sistem Pengukusan Triple Peak (SPTP) 2) Sistem Pengukusan Triple Peak Datar (SPTPD) 31
3) Sistem Pengukusan Triple Peak Bertahap (SPTPB) System pengukusan triple peak ini banyak digunakan, karana disamping adanya tindakan fisika juga dapat terjadi proses mekanik, yaitu adanya goncangan yang disebabkan oleh perubahan tekan yang cepat. Factor yang mempegaruhi keberhasilan sistem pengukusan triple peak ini dipengaruhi oleh : 1. Kapasitas ketel rebusan 2. Bahan baku 3. Lamanya pengukusan. 4.2. 4.2.1
Peralatan dan mesin mesin
Unit sterilizer (vessel) Yang di lengkapi 2 (dua) pintu berfungsi sebagai tempat merebus Tandan Buah
Segar (TBS).
Gambar 4.1 Unit sterilizer (vessel) (sumber.data PT Sari Aditya loka 2,3) 4.2.2. Pipa dan valve inlett
Berfungsi untuk memasukkan steam (uap) ke sterilizer
32
Gambar 4.4 Pipa dan exhaust valve (sumber.data PT Sari Aditya loka 2,3) 4.2.5.
Progr amable Logic Controller (PLC)
Berfungsi mengatur dan mengentrol sistem pengukusan yang dapat di atur secara manual maupun full otomatis. Biasanya dilengkapi steam recorder chart.
Gambar 4.5 Programable Logic Controller (PLC) (sumber.data PT Sari Aditya loka 2,3) 4.2.6.
Cantilever rail bridge
Berfungsi sebagai jembatan untuk masuk dan keluar nya lori buah
34
Gambar 4.10 Rotherm (sumber.data PT Sari Aditya loka 2,3) 4.3.
Spefikasi sterilizer
Spefikasi peralatan pada sterilizer di buat berdasarkan ukuran dan kapasitas sterilizer, sebagai contoh untuk sterilizer dengan kapasitas 70 ton/jam, maka spefikasinya adalah sebagai berikut
Diameter dalam
Panjang
Kapasitas/unit
4.4
: 2.700 mm : 27.000 mm : 10 lori. 3,2 ton/lori
Standar Operasi Pabrik /SOP
1) Sebelum Peroses
Pastikan tell tale valve berfungsi dengan baik.pada saat tell tate valve dalam kondisi tertutup posisi overlap pintu minimal 80% (secara radial atau pun tagensial)
Pastikan electrical interlock dapat berfungsi dengan baik.program rebuan tidak dapat di hidupkan jika pintu belum tertutup rapat
Pastikan alat pengukur tekanan tidak ruak
Pastikan packing pintu rebusan terpasang rapat
Pastikan bagian rebusan bersih tidak ada ceceran brondol/janjangan
Pastikan strainer condensate bersih, tidak koyak dan tidak tersumbat.
Cek kekencangan belting dan kelurusan pulley pi sump. Pastikan pompa dapat menghisap.
Drain air condensate dari tabung kompresor. 37
Pastikan semua peralatan termasuk power supply dan compressor dalam kondisi baik (tekanan kerja (6-8 bar)
Pastikan cantolan rangkaian lori telah terpasang sebelum lori di masukkan
Pemasukan rangkaian lori yang telah terisi buah sesuai kapasitas rebusan
Bersihkan ring pitu dari sampah atau brondolan yang terjatuh sebelum pintu di tutup
Tutup pintu rebusan sesuai intruksi kerja membuka dan menutup pintu rebusan
Pasang kertas grafik rototherm diart.pastikan pena rototherm menunjuk posisi nol dan pada jam awal star.
2) Sedang proses
Sesuaikan setting program rebusan dengan kualitas buah yang akan d rebus.untuk pabrik yang mempunyai fasilitas 3 program pilihan (TBS mentah, normal, lewat matang) cukup dengan memutar switch kea rah program yang di inginkan
Putar handle ke posisi auto mode
Tekan tombol star untuk memulai system perebusaan bekerja
Pastikan lantai rebusan selalu kering dari kondensat
Amati grafik rototherm sesuai siklus pengukusan
Tekanan pada grafik sama dengan tekanan pada pressure gauge.
Jika tekanan tidak tercapai sesuai siklus cek tekanan BPV dari laporan supervisor atau asisten
Setelah siklus selesai ditandai dengan bunyi menyala, tekan tombol stop.
Sebelum membuka pintu pastikan tell tale valve tidak mengeluarkan uap dan manometer 0 kg/cm a. Kapasitas ketel rebusan
Kapasitas 1 buah rebusan 32 ton. Sedangkan kapasitas 1 lori 3,2 ton. Sekali merebus 10 lori. b. Bahan baku sawit c. Waktu pengukusan triple peak
Dearation pembuangan udara dalam rebusan (satu menit)
Speak I (6menit) masuk steam tahap I
Exhaust I (3 menit ) pembuangan steam (condensate)
Speak II (7menit) masuk steam tahap II 38
Exhaust II (4 menit) pembuangan steam tahap II
Speak III (8 menit) masuk steam III
Bloudown (4 menit) pembuangan awal
Penahanan (54 menit) penahan steam
Bloudown pembuangan akhir (masuk) Kembali keawal setelah lori masuk dalam rebusan jadi buka/tutup pintu
rebusan waktu yang di butuhkan 90 menit (1 siklus). 3) Setelah Proses
Buka pintu rebusan sesuai instruksi kerja membuka dan menutup pintu rebusan.
Tarik lori keluar dari rebusan
Setiap akhir siklus pengukusan pastikan strainer condensate bersih, tidak koyak dan tidak tersumbat.
Setiap akhir proses bersihkan lantai rebusan
Setiap akhir rebusan masukkan brondolan yang ada pada kotak penampung depan rebusan ke dalam lori
Setiap akhir proses pastikan condenste pit kosong
Setiap akhir proses keluarkan semua lori dari rebusan dan posisikan pintu terbuka
Setiap akhir proses matikan power supply dan mccb
Simpan kembali alat kerja dan alat pelindungan diri pada tempat nya dengan rapi
4.5
Perawatan
Setiap Rebusan harus di bersihkan bagian dalam nya menimal setiap 2 minggu untuk di lakukan pemeriksaan,perawatan dan perbaikan yang di perlukan. Selain hal tersebut di atasa, maka perawatan rutin yang harus dilakukan antara lain sebagai berikut: Periksa kebocoran pipa-pipa uap dan pipa kondensat secara rutin.jika ada kebocoran agar segera di las/ganti, sebab jika hal ini di biarkan akan mengganggu proses pengukusan buah (pemborosan uap).dan akan mengotori sekitar stasiun pengukusan. Setiap kebocoran agar filas pada keesokan hari nya
39
pada saaat rebusan dingin. Kawat las yang digunakan adalah :Philips PH 36 S atau equivalent. Untuk mengetahui apakah perbaikan sudah baik dan tidak dan tidak ada lagi bagian lain yang masih bocor, maka perlu di lakukan pemadatan dengan air dingin bertekanan max.2kg/Cm2. Apabila masih terdapat kebocoran, segera lakukan pengelasan ulang Safety valve (katup pengaman) yang terdapat pada rebusan agar di periksa setiap bulan apakah bekerja masih akurat. Bila di perlukan (kalau ada kebocoran) maka katup dan tempat kedudukan harus di bersihkan dan di skur-untuk kemudian di lakukan penyetelan ulang terhadap kepegasan dari per (spring) yang menekan katup tersebut. Penyetel-penyetelan seperti ini tidak boleh di lakukan oleh sembarang orang, melainkan oleh seorang tukang yang cukup berpenglaman dan di bawah pengawasan salah seorang “staf”. Selanjutnya pada safety valve di pasang segel atau seal kembali dan siapapun dilarang membuka segel atau seal tersebut tanpa izin dari mill maneger.
40