Peran dan Tugas Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak 22:47
Muhammad Haris
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup sehat adalah impian semua orang. Pada hakikatnya, setiap orang berkeinginan untuk menjalankan kehidupan tanpa ada hambatan fisik maupun psikis. Bahkan banyak orang yang menghabiskan uangnya untuk berobat demi mendapatkan kondisi tubuh yang sehat. Tak terkecuali bagi seorang ibu dan anak yang tentuya menjadi komponen penting untuk menghasilkan penerus generasi bangsa yang berkompeten. Dalam mewujudkan hal itu, perlu adanya pembentukan manajemen kesehatan yang baik melingkupi aspek promotif, preventif, rehabilitatif, maupun kuratif, bagi ibu dan anak. Angka kematian ibu di Indonesia ketika melahirkan masih tinggi. Data terakhir yang diperoleh dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) september 2013, diperoleh fakta bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencatat angka 228 per 100 ribu kelahiran hidup. Fakta lainnya adalah 1 dari 8 bayi lahir terlalu dini. Anggapan bermunculan terkait apa yang menjadi penyebab tingginya angka kematian ibu dan anak yang sangat memprihatinkan ini. Menurut Laksono Trisnantoro, Guru Besar UGM Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
mengatakan “angka kematian ini dapat meningkat karena kurangnya perhatian aspek pelaksanaan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di daerah dalam konteks desentralisasi”. Sudah sepatutnya, seluruh komponen kesehatan perlu menjadikan permasalahan ini sebagai prioritas untuk diselesaikan. Para tenaga ahli kesehatan harus saling bahu-membahu dalam mencari solusi terbaik setidaknya untuk meminimalisir angka kematian. Sebenarnya salah satu yang menjadi indikasi banyaknya ibu dan anak yang meninggal karena pemahaman atau pengetahuan mereka yang masih kurang tentang bagaimana cara hidup sehat, boleh jadi juga karena program kerja yang belum efektif penerapannya, dan pelayanan kesehatan yang masih perlu ditingkatkan. Segala penyelesaian problematika tersebut hendaknya melibatkan tenaga kesehatan masyarakat sebagai tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan manajemen, perencanaan, pencegahan, serta paradigma sehat dalam memberdayakan ibu dan anak. Diharapkan kedepannya, tenaga kesehatan masyarakat dapat terlibat lebih aktif untuk mencurahkan ide dan pemikiran mereka untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak demi menjamin masa depan bangsa yang berintegritas.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana misi dan strategi pembangunan kesehatan ? 2. Bagaimana sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak ? 3. Bagaimana kegiatan program terhadap kesehatan ibu dan anak ? 4.
Bagaimana peran dan tugas tenaga kesehatan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak ?
C. Tujuan 1. Mengetahui misi dan strategi pembangunan kesehatan. 2. Mengetahui sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak. 3. Mengetahui kegiatan program terhadap kesehatan ibu dan anak. 4.
Mengetahui peran dan tugas tenaga kesehatan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
BAB II PEMBAHASAN A. Misi dan Strategi Pembangunan Kesehatan Untuk melakukan upaya penurunan angka kematian ibu dan anak, perlu adanya suatu misi dan strategi pembangunan kesehatan yang jelas. Upaya kesehatan ibu dan anak merupakan upaya yang dilakukan di bidang kesehatan berkenaan dengan pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, bersalin, menyusui, serta anak balita dan prasekolah. Misi kesehatan memberikan kita arah yang jelas terhadap apa yang sebenarnya hendak dicapai. Dengan mengetahui misi kesehatan, diharapkan implementasi penerapan program dapat dijalankan dengan benar. Dalam mewujudkan Visi Indonesia Sehat, telah ditetapkan misi pembangunan kesehatan (Depkes RI, 1999) yaitu : 1) Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan Untuk dapat terwujudnya Indonesia Sehat 2010, para penanggung jawab program pembangunan harus
memasukkan
pertimbangan-pertimbangan
kesehatan
dalam
semua
kebijakan
pembangunannya. Oleh karena itu seluruh elemen dari Sistem Kesehatan Nasional harus berperan sebagai penggerak utama pembangunan nasional berwawasan kesehatan. 2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat Perilaku sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan
pelayanan
kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. 3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tidak
hanya berada di tangan pemerintah, melainkan mengikutsertakan
masyarakat dan potensi
swasta. 4)
Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. Untuk terselenggaranya tugas penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus diutamakan adalah bersifat promotif dan preventif yang didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif. Setelah adanya uraian misi yang jelas, selanjutnya perlu ada strategi-strategi demi mewujudkan misi tersebut. Strategi menyangkut tentang kiat-kiat manifestasi misi. Tindak lanjutnya harus berlandaskan prinsip implementasi demi kesuksesan raihan yang hendak dicapai. Bukan hanya itu, strategi pembangunan nasional juga harus berdasarkan pola kebijakan nasional. Beberapa hal penting yang harus diterapkan adalah (Depkes RS, 1999) meliputi :
1) Pembangunan kesehatan berwawasan kesehatan Setiap program pembangunan nasional yang diselenggarakan di Indonesia harus memberikan konstribusi positif terhadap kesehatan, yaitu terbentuknya lingkungan sehat dan pembentukan perilaku sehat. 2) Profesionalisme Untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu dilaksanakan melalui penerapan kemajuan ilmu dan teknologi, serta didukung oleh penerapan nilai-nilai moral dan etika. 3) Desentralisasi Penyelenggaraan pelbagai upaya kesehatan harus berangkat dari masalah dan potensi spesifik masing-masing daerah. Disamping itu masalah kesehatan banyak yang bersifat spesifik daerah. Desentralisasi yang pada inti pokoknya adalah pendelegasian wewenang yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk mengatur sistem pemerintah dan rumah tangga sendiri dipandang lebih sesuai untuk pengolahan pembangunan. Diharapkan hubungan yang berkesinambungan antara misi dan strategi ini dapat meningkatkan kualitas kesehatan secara menyeluruh, terlebih lagi di bidang kesehatan ibu dan anak.
B. Sistem Kesiagaan di Bidang Kesehatan Ibu dan Anak
Sistem kesiagaan menyangkut tentang bagaimana pemerintah mempersiapkan hal-hal yang dianggap penting dalam menunjang sistem program yang ada di tempat pelayanan kesehatan. Sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak, terdiri atas 5, yaitu : 1) Sistem pencatatan-pemantauan 2) Sistem transportasi-komunikasi 3) Sistem pendanaan 4) Sistem pendonor darah 5) Sistem informasi KB Proses Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini tidak hanya proses memfasilitasi masyarakat dalam pembentukan sistem kesiagaan itu saja, tetapi juga merupakan proses fasilitasi yang terkait dengan upaya perubahan perilaku, yaitu: 1)
Upaya mobilisasi sosial untuk menyiagakan masyarakat saat situasi gawat darurat, khususnya untuk mambantu ibu hamil saat bersalin.
2)
Upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menurunkan angka kematian maternal.
3)
Upaya untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat dalam menolong perempuan saat hamil dan persalinan.
4)
Upaya untuk menciptakan perubahan perilaku sehingga persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan profesional.
5)
Merupakan proses pemberdayaan masyarakat sehingga mereka mampu mengatasi masalah mereka sendiri.
6)
Upaya untuk melibatkan laki-laki dalam mengatasi maslah kesehatan maternal.
7)
Upaya untuk melibatkan semua pemangku kepentingan (stakeholders) dalam mengatasi masalah kesehatan. Karena itu Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini berpijak pada konsep-konsep berikut ini :
1)
Revitalisasi praktek-praktek kebersamaan sosial dan nilai-nilai tolong menolong, untuk perempuan saat hamil dan bersalin.
2) 3)
Merubah pandangan: persalinan adalah urusan semua pihak, tidak hanya urusan perempuan. Merubah pandangan: masalah kesehatan tidak hanya tanggung jawab pemerintah tetapi merupakan masalah dan tanggunjawab masyarakat.
4)
Melibatan semua pemangku kepentingan (stakeholders) di masyarakat.
5)
Menggunakan pendekatan partisipatif
6)
Melakukan aksi dan advokasi. Didalam konteks pembentukan sistem kesiagaan, pertama-tama masyarakat perlu untuk memahami dan menganalisa kondisi kesehatan mereka saat ini, seperti kondisi kesehatan ibu, kesehatan bayi baru lahir, kesehatan bayi, pelayanan kesehatan, dan berbagai hubungan, dan kekuasaan yang mempengaruhi kondisi tersebut agar mereka mampu untuk melakukan aksi guna memperbaiki kondisi tersebut berdasarkan analisa mereka tentang potensi yang mereka miliki. Untuk memfasilitasi mereka agar berpikir, menganalisa dan melakukan aksi, proses fasilitasi dan warga yang berperan melakukan fasilitasi sangat diperlukan. Selain itu, warga yang berperan memfasilitasi
masyarakatnya
Pemberdayaan
Masyarakat
membutuhkan bidang
KIA
pemahaman
tetapi
juga
tidak
hanya
membutuhkan
tentang
konsep
pengetahuan
dan
keterampilan penggunaan metode dan alat-alat partisipatif. Jadi, pendekatan yang diaplikasikan dalam Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini akan menentukan proses dan kegiatan berikutnya dalam keseluruhan proses Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini.
C. Kegiatan Program Terhadap Kesehatan Ibu dan Anak Inovasi terhadap program KIA harus terus digalakkan. Keberadaan program sangat diperlukan sebagai manifestasi keseriusan pemerintah dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Ada beberapa kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak, diantaranya : 1) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita, dan anak prasekolah. 2) Deteksi dini faktor resiko ibu hamil. 3) Pemantauan tumbuh kembang balita. 4) Imunisasi Tetanus Toxoid dua kali pada ibu hamil serta BCG, DPT tiga kali, Polio tiga kali, dan campak satu kali pada bayi 5) Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA 6)
Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita, dan anak prasekolah untuk macam-macam penyakit ringan
7)
Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan serta bayi-bayi yang lahir ditolong oleh dukun selama periode neonatal (0-30 hari)
8)
Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi serta kader-kader kesehatan.
D. Peran dan Tugas Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak Tenaga kesehatan masyarakat (Kesmas) merupakan bagian dari sumber daya manusia yang sangat penting perannya dalam pembangunan kesehatan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Pembangunan kesehatan dengan paradigma sehat merupakan upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Pelayanan promotif, untuk meningkatkan kemandirian dan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan diperlukan
program
penyuluhan
dan
pendidikan
masyarakat
yang
berjenjang
dan
berkesinambungan sehingga dicapai tingkatan kemandirian masyarkat dalam pembangunan kesehatan. Dalam program promotif membutuhkan tenaga-tenaga kesmas yang handal terutama yang mempunyai spesialisasi dalam penyuluhan dan pendidikan. Pelayanan preventif, untuk menjamin terselenggaranya pelayanan ini diperlukan parar tenaga kesmas yang memahami epidemiologi penyakit, cara-cara dan metode pencegahan serta pengendalian penyakit. Program preventif ini merupakan salah satu lahan bagi tenaga kesmas dalam pembangunan kesehatan. Keterlibatan kesmas dibidang preventif di bidang pengendalian memerlukan penguasaan teknikteknik lingkungan dan pemberantasan penyakit. Tenaga kesmas juga dapat berperan dibidang kuratif dan rehabilitatif kalau yang bersangkutan mau dan mampu belajar dan meningkatkan kemampuannya dibidang tersebut. Peran dan tugas kesmas dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak lebih kompleks lagi. Kompetensi tenaga kesehatan masyarakat untuk tetap mempertahankan ibu dan anak tetap sehat dengan berbagai program pencegahan dan penyuluhan mendorong perlunya keterlibatan aktif mereka. Secara garis besar, peran kesmas dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak dapat dijabarkan dari 3 peran utama yaitu : 1) Peran Intervensi Fakta bahwa di negara berkembang, ibu hamil reratanya hanya memeriksakan kandungannya sebanyak satu atau dua kali merupakan salah satu dari segelumit masalah kesehatan ibu dan anak. Hal inilah yang mendorong perlunya tindakan intervensi dan mendorong upaya sosialisasi. Tenaga kesehatan masyarakat merupakan tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan dalam melakukan intervensi terhadap perubahan perilaku manusia, tak terkecuali pada ibu dan anak. Intervensi ini harus menggunakan pendekatan yang sesuai dengan mempertimbangkan aspek
psikologi, budaya, kebiasaan, dan hal lainnya. Tenaga kesehatan masyarakat dituntut untuk mampu merubah paradigma berpikir sekaligus tingkah laku dari seorang ibu agar dapat hidup secara sehat dan sesuai dengan anjuran bagi ibu hamil, bersalin, maupun menyusui, ditambah lagi untuk anak yang baru lahir dan masih prasekolah. Dalam melakukan upaya intervensi, tenaga kesmas sering melakukan kegiatan sosialisasi maupun penyuluhan tentang bagaimana perlakuan dan tingkah laku terhadap ibu dan anak. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu elemen penting yang harus diketahui dan dipahami oleh semua masyarakat. Kalau kita kerucutkan terkait tentang kesehatan ibu dan anak, harus ada penyampaian dan pemberian pengetahuan terhadap bagaimana menjaga kebersihan, sterilisasi, gaya hidup, pola makan dan minum, aktivitas fisik, serta tindakan penanggulangan tahap awal ketika terjadi masalah pada ibu yang sedang hamil misalnya. Harapannya dengan adanya intervensi nyata di lingkup tempat pelayanan kesehatan (poliklinik, klinik, puskesmas, rumah sakit) maupun terjun langsung ke rumah-rumah penduduk, maka diharapkan tidak ada lagi ibu dan anak yang tidak mengetahui bagaimana cara hidup sehat dan bagaimana tetap mempertahankan dirinya tetap sehat. Sasaran intervensi juga harus ditujukan kepada orang-orang yang merupakan orang terdekat dari ibu dan anak ini sehingga dapat mendukung perubahan tingkah laku dan mewujudkan efektifnya intervensi ini. 2) Peran Manajemen dan Perencanaan Program Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa tenaga kesmas merupakan tenaga kesehatan yang menitikberatkan pada fungsi manajemen dan perencanaan program kesehatan. Fungsi manajemen erat hubungannya dengan melakukan upaya pengaturan terhadap suatu program yang hendak dilaksanakan. Belum lagi kemampuan tenaga kesmas untuk merancang sebuah program yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Di berbagai tempat pelayanan kesehatan, misalnya puskesmas, tenaga kesmas memiliki peranan besar dalam merancang sebuah program kesehatan. Hal inilah yang menjadi landasan besarnya potensi tenaga kesmas dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Berbagai program kesehatan sebenarnya sudah menjamur dan telah banyak pula yang diterapkan di Indonesia. Yang paling populer tentu saja posyandu. Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari keluarga berencana dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga, dengan 3 tujuan utamanya yaitu pembinaan kelangsungan hidup anak, pembinaan perkembangan anak,
dan pembinaan kemampuan kerja. Namun yang menjadi pertanyaan sekarang adalah seberapa efektifkah keberadaan posyandu ini? Apalagi kalau kita menengok fakta bahwa angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sekitar 307 per 100 ribu kelahiran. Bahkan yang terbaru, pemerintah meluncurkan Kebijakan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sebagai upaya mendongkrak kinerja program dan tempat pelayanan kesehatan. Disini pulalah letak peran tenaga kesmas untuk melakukan evaluasi terhadap program kesehatan, dan jika memang diperlukan melakukan revitalisasi terhadap program tersebut guna mendorong peningkatan kesehatan ibu dan anak. 3) Peran Pemberdayaan Memberdayakan ibu dan anak agar tetap sehat merupakan salah satu hal yang harus diwujudkan tenaga kesmas. Peranan mereka dalam membentuk paradigma sehat (mempertahankan masyarakat agar tetap sehat) pada ibu dan anak perlu menjadi perhatian. Dalam mewujudkan hal itu, tenaga kesmas sadar betul bahwa ada aspek preventif, promotif, dan rehabilitatif yang harus saling berkesinambungan karena upaya pemberdayaan sesungguhnya bukanlah perkara yang mudah. Banyak aspek yang dapat menjadi faktor penentu keberhasilan pemberdayaan ini. Kultur budaya serta psikologi ibu dan anak itu sendiri. Namun juga bukan hal mustahil untuk melakukan upaya pemberdayaan ini. Metode pendekatan yang dipilih haruslah sesuai agar dapat lebih mudah menjalin hubungan emosional yang baik dengan ibu dan anaknya. Diharapkan dari peran pemberdayaan yang dilakukan oleh tenaga kesmas, akan menciptakan pengurangan angka kematian ibu dan anak. Dari penjabaran peran tenaga kesmas, maka kita dapat mengetahui bahwa dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak, tenaga kesmas memiliki peranan yang sangat besar. Adapun beberapa tugas dari tenaga kesmas adalah : 1)
Melakukan pengawasan yang berjenjang terhadap semua program yang ditujukan dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
2) Membuat program kesehatan yang sesuai dengan problematika kesehatan pada ibu dan anak. 3) Melakukan sosialisasi terhadap perilaku hidup bersih dan sehat bagi ibu dan anak. 4) Meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan. 5) Menurunkan angka kematian ibu dan anak.
Intinya adalah untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak harus dilakukan secara bertahap dan berjenjang dengan melibatkan semua komponen tenaga kesehatan dan komitmen untuk terlibat aktif.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
1.
Misi pembangunan kesehatan adalah menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan dengan strategi profesionalisme dan desentralisasi.
2.
Sistem kesiagaan di bidang KIA dapat kita tinjau dari sistem pencatatan-komunikasi, sistem transportasi-komunikasi, sistem pendanaan, sistem pendonor darah, hingga sistem informasi KB.
3. Kegiatan program terhadap KIA yaitu dengan melakukan pemeliharaan kesehatan ibu hamil, dan menyusui serta bayi, anak balita, dan anak prasekolah, serta pemantauan tumbuh kembang balita. 4. Peran dan tugas dari tenaga kesmas dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak dapat diketahui dari 3 peran utamanya yakni peran intervensi, manajemen dan perencanaan program kesehatan, dan peran pemberdayaan terhadap ibu dan anak.
B. Saran Semoga dengan adanya makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan dan referensi tambahan kita terhadap peranan tenaga kesmas dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak sehingga kedepannya kita semua dapat berperan aktif dalam mengurangi angka mortalitas ibu dan anak di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mukhsalmina. “Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat Dalam Pencegahan dan Penanggulangan
PMS”.
Online.
http://www.dinkeshsu.net/2014/09/peran-tenaga-kesehatan-
masyarakat-dalam-mengubah-perilaku-masyarakat-menuju-hidup-bersih-dan-sehat/. Diakses: 8 januari 2015.
Anonim.
“Peran
SKM
terhadap
Ibu
dan
Anak”.
Online.
http://jagomakalah.blogspot.com/2013/08/peran-skm-terhadap-ibu-dan-anak.html. Diakses:
8
januari 2015.
Anonim. “Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat Dalam Mengubah Perilaku Masyarakat Menuju Hidup Bersih dan Sehat”.
Online.
http://www.dinkeshsu.net/2014/09/peran-tenaga-kesehatan-
masyarakat-dalam-mengubah-perilaku-masyarakat-menuju-hidup-bersih-dan-sehat/. Diakses: 8 januari 2015.
Bismo,
Mahesa.
“Angka
Kematian
Ibu
dan
Bayi
Meningkat
Tajam”.
Online.
http://www.beritasatu.com/kesra/147343-angka-kematian-ibu-dan-bayi-meningkat-tajam.html. Diakses: 8 januari 2015.
Sembiring, Nasap. “Posyandu Sebagai Peran Serta Masyarakat Dalam Peningkatan Kesehatan Masyarakat”.
Online.
http://posyandu.org/posyandu/514-posyandu-sebagai-peran-serta-
masyarakat-dalam-peningkatan-kesehatan-masyarakat.html. Diakses: 8 januari 2015.
Yukepranata. “Mengenal BOK”.
Online.
http://yukepranata.wordpress.com/tag/pelayanan-
kesehatan-masyarakat/. Diakses: 8 januari 2015. Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook Reaksi:
Posted in Perkuliahan