Pengumpulan biaya dalam metode variable costing Menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan kegiatan, Biaya dapat dibagi menjadi tiga golonagan : Biaya tetap, Biaya variable, dan Biaya semivariable. Biaya tetap adalah biaya yang dalam kisar perubahan kegiatan tertentu tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan, sedangkan Biaya variable adalah biaya biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariable adalah biaya yang mengandung unsur tetap dan unsur variable, yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Jika perusahaan menggunakan variable costing didalam akuntansi biaya produksinya, biaya produksi dan biaya nonproduksi perlu dipisah menurut perilakunya dalam hibungannya dengan perubahan volume kegiatan. Oleh karena itu metode variable costing diterapakan dalam akuntasi biaya, di dalam biku besar perlu disediakan rekening rekening control berikut ini: Biaya overhead pabrik variable yang dibebankan Biaya overhead pabrik sesungguhnya Biaya overhead pabrik sesungguhnya variable Biaya overhead pabrik sesungguhnya tetap Biaya administrasi & umum Biaya administrasi & umum variable Biaya administrasi & umum tetap Biaya pemasaran Biaya pemasaran variable Biaya pemasaran tetap Rekening biaya overhead pabrik variabel yang dibebankan untuk mencatat biaya overhead pabrik variabel yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka. Jurnal utuk mencatat biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentuakan dimuka adalah sebaga berikut: Barang dalam proses -biaya overhead pabrik
Rpxx
Biaya overhead pabrik variabel yang dibebankan
Rpxx
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sebagai berikut : Biaya overhead pabrik sesungguhnya Berbagai rekening yangdi kredit
Rp. Xxx Rp. Xxx
Pencatatan biaya pemasaran dan administrasi & umum dianalisis perilakunya yang pisahkan kedalam biaya yang berperilaku tetap dan biaya yang berperilaku variabel.
Jurnal untuk mencatat biaya pemasaran dan administrasi & umum menurut perilakunya adalah sebagai berikut : Biaya pemasaran variabel
Rp. Xxx
Biaya pemasaran tetap
Rp. Xxx
Biaya administrasi dan umum variabel
Rp. Xxx
Biaya administrasi dan umum tetap
Rp. Xxx
Biaya pemasaran
Rp. Xxx
Biaya administrasi dan umum
Rp. Xxx
Gambar 5.6 Pencatatan biaya overhead pabrik Dalam metode variable costing
Berbagai Rekening yang Dikredit
Biaya overhead pabrik Barang dalam proses Sesungguhnya dibebankan
Biaya overhead pabrik variable sesungguhnya Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik variabel yang
Biaya overhead pabrik Tetap sesungguhya
Ditutup ke rekening laba rugi
1.
2.
3.
4.
Transaksi yang digunakan dan dicatat dalam jurnal berikut ini : Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku : Barang dalam proses biaya bahan baku Rp. 12.000 Persediaan bahan baku Rp.12.000 Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja : Barang dalam proses biaya tenaga kerja Rp. 25.000 Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp. 35.000 Biaya pemasaran Rp. 15.000 Biaya adminstrasi dan umum Rp. 10.000 Gaji dan upah Rp. 85.000 Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk : Barang dalam proses baiaya overhead pabrik Rp.50.000 Biaya overhead pabrik variabel yang dibebankan Rp. 50.000 Jurnal untuk mencatat unsur biaya overhead pabrik selain biaya tenaga kerja tidak langsung yang sesungguhnya : Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp. 60.000 Biaya admin dan umum 10.000 Biaya pemasaran 16.000 Persediaan bahan penolong Rp. 18.000 Persediaan bahan habis pakai kantor 10.000 Akumulasi depresiasi 15.000 Persekot Asuransi 14.000 Kas 29.000
Manfaat variabel costing antaralain : 1. Perencanaan laba jangka pendek 2. Pengembalian biaya 3. Pembuatan keputusan Manfaat informasi variabel costing dalam perencanaan laba jangka pendek dalam hal ini variabel costing yang menghasilkan laporan laba rugi yang menyajikan informasi biaya variabel yang terpisah dari informasi biaya tetap dapat memenuhi kebutuhan manajemen untuk perencanaan laba jangka pendek. Laporan variabel costing menyajikan dua ukuran penting 1. Laba kontribusi dan 2. operating laverage ratio laba kontribusi dan operating laverage
hasil penjualan
Rp. 100
Biaya variabel
Rp. 60
Laba kontribusi
Rp. 40
Ratio laba kontribusi
Biaya tetap
Rp. 30
Laba bersih
Rp. 10
40 : 100 Operating laverage
40 : 10
Contoh soal PT Elsari merupakan perusahaan dagang sepatu. Laporan laba rugi yang diprediksikan untuk tahun anggaran 20x1 disajikan pada gambar Laporan laba rugi yang diprediksikan untuk tahun anggaran 20x1 Hasil penjualan 2.000 pasang x Rp. 4.000
Rp. 8.000.000
Biaya variabel : Harga pokok penjualan :
Rp. 5.000.000
2000x Rp. 2500 Komisi penjualan :
Rp. 500.000
2000 x Rp. 250 Jumlah biaya Variabel
Rp. 5.500.000
Laba kontribusi
Rp. 2.500.000
Biaya tetap: Sewa toko
Rp.720.000
Gaji penjaga toko
Rp. 200.000
Biaya iklan
Rp. 100.000
Biaya tetap lain
Rp. 50.000
Jumlah biaya tetap Laba bersih
Rp. 1.070.000 Rp.1.430.000
a. dalam tahun anggaran 20x1, manajemen pucak merencanakan kenaikan harga jual rata-rata setiap pasang sebesar 25%, sedangkan komisi penjualan akan dihapuskan dan diganti dengan penambahan gaji penjaga toko perbulan sebesar Rp. 200.000 per bulan, bagaimana dampak rencana tersebut terhadap laba bersih perusahaan ?
b. apabila dalam tahun anggaran 20X1 diharapkan biaya tetapnya tidak mengalami perubahan, sedangkan manajemen puncak menghendaki laba bersih sebesar Rp. 2.000.000 berapakah jumlah sepasang sepatu yang harus dijual dalam tahun anggaran tersebut ? jawab a. Rencana manajemen puncak tersebut akan mempunyai pengaruh terhadap laba bersih tahun anggaran 20X1 Laporan laba rugi yang diprediksikan untuk tahun anggaran 20x1 Hasil penjualan 2.000 pasang x Rp. 5.000 Rp. 10.000.000 Biaya variabel : Harga pokok penjualan : Rp. 5.000.000 2000x Rp. 2500 Komisi penjualan Jumlah biaya Variabel Rp. 5000.000 Laba kontribusi Rp. 5000.000 Biaya tetap: Sewa toko Rp.720.000 Gaji penjaga toko Rp. 400.000 Biaya iklan Rp. 100.000 Biaya tetap lain Rp. 50.000 Jumlah biaya tetap Rp. 1.270.000 Laba bersih Rp. 3.730.000 b. Rencana penjualan dalam tahun anggaran 20X1 untuk memperoleh laba sebesar RP 2.000.000 adalah: Biaya tetap + laba yang diinginkan = 1.070.000 + 2.000.000 Ratio laba kontribusi = 2.000.000/8.000.0000 = 3.070.000 0,3125 = Rp.9.824.000 Jadi apabila harga per pasang sepatu dalam tahun 20x1 sebesar Rp.4.000 maka dalamtahun anggaran 20x1 harus dapat dijual 2.465 pasang sepatu (Rp.9.824.000:Rp.4.000) untukmendapat laba sebesar Rp.2.000.000
Manfaat informasi variabel costing daam pengendalian biaya Variabel costing menyediakan informasi yang lebih baik untuk mengendalikan period cost dibandingkan informasi yang dihasilkan oleh full costing. Didalam variabel costing period cost yang terdiri biaya yang berperilaku tetap dikumpulkan dan disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi sebagai pengurang laba kontribusi. Biaya tetap ini dapat dikelompokkan menjasi dua golongan: discretionary fixeds cost dan commited fixeds costs. Contoh discretionary fixeds costs: biaya iklan yang di tetapkan sebesar Rp 3.000.000 per bulan. Commited costs merupakan biaya yang timbul dari kepemilikan pabrik , equipment dalam organisasi pokok. Commited fixes costs merupakan semua biaya yang tetap dikeluarkan, yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan dalam memenuhi jangka panjang. Contoh commited fixes cost dalam biaya depresiasi, sewa asuransi dan gaji karyawan inti. Dalam jangka pendek commited fixes costs tidak dapat dikendalikan oleh manajeman. Manfaat informasi variabel costing dalam pengambilan keputusan :
Variabel costing menyajikan data yang lebih bermanfaat untuk pembuatan keputusan jangka pendek. Dalam pembuatan keputusan jangka pendek yang menyangkut mengenai perubaha volume kegiatan, period costs tidak relevan karena tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan variabel costing khususnya bermanfaat untuk penentuan harga jual jangka pendek.
SOAL LATIHAN 1. Jelaskanperbedaan full costing dan variabel costing ditinjau dari penentuan harga pokok produksi 2. Metode variabel costing memperlakukan biaya overhead pabrik yang berprilaku tetap dengan cara yang berbeda dengan yang dianut oleh full costing a. Jelaskan perbedaan tersebut! b. Jelaskan dasar pikiran yang melandasi perlakuan terhadap biaya overhead pabrik tetap oleh metode variabel costing! 3. Istilah yang tepat untuk variabel costing adalah direct costing. Setujukah saudara dengan pernyataan tersebut? Jelaskan jawaban saudara! 4. Pengertian period cost menurut variabel costing dengan full costing adalah sama. Setujukah saudara dengan pernyataan tersebut? Jelaskan jawaban saudara! 5. Jika volume penjualan sama dengan volume produksi laba metode variabel costing akan sama dengan laba ful costing. Setujukah saudara dengan pernyataan tersebut? Jelaskan jawaban saudara!
6. Jika volume penjualan sama dari volume produksi laba metode variabel costing akan lebih tinggi dengan laba ful costing. Setujukah saudara dengan pernyataan tersebut? Jelaskan jawaban saudara! 7. Jika volume penjualan lebih rendah dari volume produksi laba metode variabel costing akan lebih tinggi dengan laba ful costing. Setujukah saudara dengan pernyataan tersebut? Jelaskan jawaban saudara! 8. Jika dalam jangka waktu dua periode akuntansi volume penjulan konstan, laba metode variabel costing untuk jangka waktu tersebut tidak akan mengalami perubahan. Setujukah saudara dengan pernyataan tersebut? Jelaskan jawaban saudara! 9. Jelaskan manfaat informasi yang dihasilkan dengan metode variabel costing untuk perencanaan laba jangka pendek! 10. Jelaskan manfaat informasi yang dihasilkan dengan metode variabel costing untuk pengambilan keputusan jangka pendek! 11. Ada tiga langkah yang harus ditempuh untuk mengubah laporan laba rugi variabel costing ke laporan laba rugi full costing. Sebut dan jelaskan masing-masing langkah tersebut!
JAWABAN 1. Full costing : metode penetuan harga pokok yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri Dari biaya bahan baku ,BTK ,BOP, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Variabel costing : perhitungan harga pokok yang hanya memperhitungkan biaya biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi biaya bahan baku ,BTK ,BOP Pebedaannya adalah dari kedua metode tersebut terletak pada waktu (timing)perlakuan fixed overhead cost 2. a. jika menggunakan variabel costing biaya overhead pabrik tetap di perlukan sebagai periode cost dan bukan sebagai unsur harga pokok produk sehingga biaya overhead pabrik tetap di bebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya b. full costing biaya overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap di bebankan kepada produk atas dasar tarifyang ditentukan d imuka pada kapasitas normal atas dasar biaya overhead yang sesungguhnya 3. iya setuju karena sama sama memfokuskan perhatian pada produk dan biaya yang secara langsung dapat di telusuri trhadap perubahan dalam aktifitas produksi 4. karena dari period cost sudah meliputi semua usur yang terkait dalam Variabel costing dan Full costing. 5. Jika volume penjualan sama dengan volume produksi (a=b) maka c/b (a-b) hasilnya sama dengan 0. dengan demikian laba atau rugi yang dihitung dengan full costing maupun variable costing
akan menghasilkan yang sama. jika persediaan akhir sama dengan persediaan awal maka laba bersih menurut kedua metode adalah sama . 6. Jika volume penjualan lebih besar dari volume produksi (a>b) maka c/b (a-b) hasilnya positif berarti metode full costing membebankan BOP tetap lebih besar jika dibandingkan dengan yang dibebankan dalamvariabel costing, hal ini mengakibatkan laba full costing lebih rendah dibandingkan laba variabel costing. jika persediaan akhir lebih kecil dari persediaan awal maka laba bersih menurut full costing akan lebih rendah dibandingkan dengan laba bersih menrut variabel costing . 7. Jika volume penjualan lebih kecil dari volume produksi (a
8. Tidak Setuju. Bila volume produksi konstan, kedua metode tersebut akan menunjukkan laba yang berubah sesuai dengan penjualannya, yaitu bila volume penjualan naik, maka laba akan naik dan sebaliknya apabila volume penjualan turun, maka laba akan turun. Tetapi perubahan laba dalam kedua metode tersebut tidak sama, karena didalam full costing, perubahannya dipengaruhi oleh perubahan persediaan. 9. Untuk kepentingan perencanaan laba jangka pendek, manajemen memerlukan informasi biaya yang dipisahkan menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Metode variabel costing yang menghasilkan laporan laba / rugi yang menyajikan informasi biaya variabel yang terpisah dari informasi biaya tetap dapat memenuhi kebutuhan manajemen untuk perencanaan laba jangka pendek. 10. Variabel costing menyajikan data yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan jangka pendek. Ariabel costing khususnya bermanfaat untuk penentuan harga jual jangka pendek. 11. Langkah pertama. Persediaan awal produk dalam proses dan persediaan awal produk jadi ditambah harga pokoknya dengan biaya overhead pabrik tetap. Langkah kedua. Biaya produksi menurut metode variabel costing yang semula hanya membebankan biaya produksi variabel saja perlu di adjust dengan menambahkan biaya overhead pabrik tetap sesugguhnya. Langkah ketiga. Persediaan akhir produk dalam proses dan persediaan akhir produk jadi ditambah harga pokoknya dengan biaya overhead pabrik tetap.