PENGOLAHAN LIMBAH B3 PADA STATION PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) Makalah ini disampaikan untuk memenuhi tugas Teknologi dan Management Limbah Padat dan B3 Dosen Pengasuh : Dr.Ir.Suhendrayatna.M,Eng
Disusun Oleh:
Muhammad Nasir NPM: 1409200090015
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK KIMIA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SYIAH KUALA 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Tugas Pengolahan Limbah B3 Pada Sattion Pengosoan Bahan Bakar (SPBU) ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Teknologi dan Manajemen Limbah Padat dan B3. Selain itu, makalah ini juga dapat menambah pengetahuan mahasiswa atau pembaca mengenai Teknologi dan Manajemen Limbah Padat dan B3.
Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Olehnya itu, penulis menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyusun makalah ini. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.Karenanya, saran dan kritik yang membangun selalu penyusun harapkan demi perbaikan-perbaikan selanjutnya.
Lhokseumawe , 28 Mei 2015
Penulis
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
1
2
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
4
1.2. PERUMUSAN MASALAH
6
1.3. TUJUAN 7 1.4. PEMBATASAN MASALAH 1.5. METODE PENULISAN
7
8
BAB II PEMBASAHAN 2.1. PENGERTIAN LIMBAH B3 2.2. PENGERTIAN SPBU
9
12
2.3. LUMPUR MINYAK (OIL SLUDGE)
15
2.4. TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH B3 SPBU BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN 3.2. SARAN
24
DAFTAR PUSTAKA
25
24
16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi dan jumlah penduduk kebutuhan terhadap bahan bakar semakin meningkat untuk itu jumlah SPBU di suatu daerah semakin banyak juga,dengan demikian jumlah limbah yang dihasilkan juga semakin meningkat. .Jenis limbah yang paling berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan adalah limbah yang dikategorikan sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Pencemaran limbah B3 dapat melalui tanah, air, maupun udara. Pencemaran tersebut menyebabkan penurunan kualitas lingkungan. Salah satu limbah B3 yang harus menjadi perhatian adalah limbahlimbah yang mengandung logam berat yaitu Timbal (Pb), Merkuri (Hg), dan Arsen (As). Limbah logam beratini
bersifat racun dan persisten, sehingga dapat membahayakan
kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Salah satu dampak yang signifikan bagi kesehatan manusia adalah penurunan IQ terutama bagi anak –anak dan balita, merusak produksi haemoglobin darah, menyebabkan ketidaksuburan bagi wanita/ pria, keguguran, dan bayi meninggal dalam kandungan. Seiring dengan berjalannya waktu, limbah semakin hari semakin meningkat jumlahnya. Limbah sangatlah berbahaya bagi kehidupan manusia atau makhluk hidup lainnya. Banyak orang membuang, menimbun, bahkan menyimpan limbah dengan jumlah yang banyak serta tidak dikelola dengan baik. Ternyata limbah-limbah tersebut termasuk
limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Pada penulisan makalah ini, akan mengupas semua tentang limbah B3 dan bagaimana system pembuangannya yang baik. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan limbah B3? 3. Bagaimana solusi teknologi untuk pengolahan limbah B3 Pada SPBU? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan limbah B3. 3. Mengetahui solusi teknologi untuk pengolahan limbah B3 Pada SPBU. 1.4 Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan
adalah
metode pustaka. Yaitu metode yang
dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet. 1.5 Manfaat Penulisan Dari hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat memperluas wawasan ilmu pengetahuan pembaca mengenai maksud, damapak terhadap manusia, dan solusi pengolahan limbah B3 Pembaca juga dapat menerapkannya dalam pada SPBU.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Limbah B3 Limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia. Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain. Intinya adalah setiap materi yang karena konsentrasi dan atau sifat dan atau jumlahnya mengandung B3 dan membahayakan manusia, mahluk hidup dan lingkungan, apapun jenis sisa bahannya.
2.2 Pengertian SPBU Stasiun Pengisian Bahan Bakar adalah tempat di mana kendaraan bermotor bisa memperoleh bahan bakar. Di Indonesia, Stasiun Pengisian Bahan Bakar dikenal dengan nama SPBU (singkatan dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum). Namun, masyarakat juga memiliki sebutan lagi bagi SPBU. Misalnya di kebanyakan daerah, SPBU disebut Pom Bensin yang adalah singkatan dari Pompa Bensin. Di beberapa daerah di Maluku, SPBU disebut Stasiun bensin. Stasiun Pengisian Bahan Bakar, pada umunya menyediakan beberapa jenis bahan bakar. Misalnya:
Bensin dan beragam varian produk Bensin
Solar
E85
LPG dalam berbagai ukuran tabung
Minyak Tanah Banyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar yang juga menyediakan layanan tambahan.
Misalnya, musholla, pompa angin, toilet dan lain sebaginya. Stasiun Pengisian Bahan Bakar modern, bisanya dilengkapi pula dengan minimarket dan ATM. Tak heran apabila Stasiun Bahan Bakar juga menjadi meeting point atau tempat istirahat. Bahkan, ada beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar, terutama di jalan tol atau jalan antar kota, memiliki kedai kopi seperti Starbucks, atau restoran fast food dalam berbagai merek. Di beberapa negara, termasuk Indonesia, Stasiun Pengisian Bahan Bakar dijaga oleh petugas-petugas yang mengisikan bahan bakar kepada pelanggan. Pelanggan kemudian membayarkan biaya pengisian kepada petugas. Di negara-negara lainnya, misalnya di AmerikaSerikat atau Eropa, pompa-pompa bensin tidak dijaga oleh petugas; pelanggan mengisi bahan bakar sendiri dan kemudian membayarnya kepada petugas di sebuah loket/counter. 2.3 Lumpur Minyak (Oil Sludge) Lumpur minyak bumi atau Oil Sludge (OS), merupakan limbah yang terjadi pada kegiatan pengolahan, penyaluran dan penampungan minyak bumi. OS tersebut berupa lumpur atau pasta yang berwarna hitam, kadang-kadang tercampur dengan tanah, kerikil, air , dan bahan lainnya. Pada umumnya Lumpur ini dihasilkan dari pengendapan partikel-partikel
halus dari BBM. Endapan tersebut semakin lama semakin menumpuk pada bagian bawah dari tangki-tangki penyimpanan atau pada pipa-pipa penyaluran BBM. OS mengandung bahan-bahan logam berat yang berasal dari refinery minyak. Oleh karena itu berdsarkan PP no 18 tahun 1999 limbah B3 harus mendapat perijinan dalam pemanfaatannya. Ditinjau komposisinya OS dapat berupa hidrokarbon dibentuk dari rangkaian karbon mulai dari 1 atau 2 unit karbon (C1, C2, natural gas) sampai dengan molekul dengan rantai karbon yang panjang ( C15- C30+). Oksidasi proses yang terjadi akibat kontak antara minyak, udara dan air menimbulkan adanya sedimentasi pada dasar tangki penyimpanan, endapan ini adalah oil sludge. Oil sludge terdiri dari, minyak (hydrocarbon), air, abu, karat tangki, pasir, dan bahan kimia lainnya. Kandungan dari hydrocarbon antara lain benzene, toluene, ethylbenzene, xylenes, dan logam berat seperti timbal (Pb) pada oil sludge merupakan limbah B3 yang dalam pengelolaannya harus mengacu pada peraturan pemerintah no. 18 tahun 1999, dimana limbah B3 harus diproses untuk mengubah karakteristik dan komposisi limbah B3 menjadi tidak beracun dan berbahaya, karna itu harus ada aplikasikan teknik pengolahan limbah atau daur ulang yang tepat dan murah untuk menangani masalah limbah oil slude tersebut. 2.4 Pengolahan Limbah B3 SPBU Pemanfaatan plasma dengan suhu tinggi (thermal plasma) adalah suatu aplikasi teknik pengolahan limbah yang tepat untuk mengatasi limbah oil slude. Thermal plasma adalah gas yang terionisasi (ionized gas), dengan suhu tinggi diatas 10.000 û. Thermal plasma dapat dibuat dengan electric arc, yang terbentuk diantara dua elektroda, dalam sebuah alat yang disebut plasma torch. Dengan memasukkan gas seperti, udara, argon, nitrogen, steam dan lain sebagainya kedalam plasma torch, atom atau molekul gas akan bertumbukan dengan elektron yang terbentuk dalam electric arc. Panas yang dihasilkan dari proses ini adalah panas dan gas yang dapat terionisasi sehingga akan memproduksi plasma dengan temperatur yang sangat tinggi. Plasma yang bertemperatur tinggi tersebut dapat dihasilkan untuk mendaur ulang limbah oil slude. Dengan plasma ini senyawa organik yang terkandung dalam oil slude dapat diuapkan, dan nantinya senyawa organik yang menguap tadi dapat dibentuk kembali dalam bentuk minyak yang dapat dimanfaatkam kembali. Temperatur yang baik untuk penguapan senyawa hidrokarbon dalam oil slude ini antara 800 sampai 1200 derajat C. Kondisi dalam reaktor proses dikondisikan agar tidak
terjadi proses oksidasi pada material hydrocarbon dan dapat mendukung proses pembentukan minyak pada condensator. Residu yang dihasilkan dari proses ini akan bebas dari kandungan hydrocarbon, dan siap untuk dibuang ke TPA dengan aman sehingga tidak mengganggu manusia dan lingkungan sekitar. plasma proses akan lebih efektif jika diaplikasikan pada limbah oil sludge yang memiliki kandungan hydrocarbon di atas 10%. Selanjutnya, kandungan hydrocarbon pada residu yang dihasilkan berkisar dibawah 0.01% dari total hydrocarbon. Dengan menerapkan plasma proses pada limbah oil sludge maka pencemaran lingkungan dan dampaknya bagi kesehatan masyarakat dapat dihindari dan oil sludge dapat didaur ulang lagi menjadi minyak yang dapat dimanfaatkan lagi.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Sludge merupakan suatu limbah yang dihasilkan dalam industri minyak yang tidak dapat dibuang begitu saja ke alam bebas, karena akan mencemari lingkungan. Pada sludge selain mengandung lumpur, pasir, dan air juga masih mengandung hidrokarbon fraksi berat yang tidak dapat di-recovery ke dalam proses. Sludge ini juga tidak dapat di buang ke lingkungan
sebab
tidak
terurai
secara
alamiah
dalam
waktu
singkat.
Pemusnahan hidrokarbon perlu dilakukan untuk menghindari pencemaran lingkungan. 3.2 Saran Dalam masalah pengolahan limbah B3 SPBU ini diharapkan ke pada semua pihak yang terlibat agar lebih memperhatikan lagi tentang limbah B3 SPBU karena SPBU merupakan salah satu tempat umum yang banyak di kunjungi oleh masyarakat untuk pengisian bahan bakar bermotor.
DAFTAR PUSTAKA
Slamet Ryadi. Kesehatan Lingkungan. Karya Anda. Surabaya, 1984. Shalahuddin Djalal Tanjung. Toksikologi Lingkungan. Pusat Studi
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta, 2002. https://www.scribd.com/doc/76446106/SPBU diakses 2 juli 2015.
Lingkungan
Hidup.