Teori Antrian
Makalah Pengertian, Tujuan, Prinsip, Asas-Asas dan Fungsi Bimbingan Konseling Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Ust. Sapari, M.Pd
Disusun Oleh : Bambang Priyanto NIRM: 4671010114054 Achyar Mukhtar NIRM:4671010114058
SEMESTER 6 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAM ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ASY-SYUKRIYYAH TANGERANG 2016
Bimbingan Konseling
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiratAllah SWT, karena atas bimbingan dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah BimbinganKonseling berjudul “Pengertian, Tujuan,
Prinsip, Asas-Asas dan Fungsi Bimbingan Konseling”. Penyusun
juga
tidak
lupa
berterimakasih
kepada
Ust.Sapari,
M.Pdsebagai dosen pengampumata kuliah Kuliah Bimbingan Konseling di Sekolah Tinggi Agama Islam Asy-Syukriyyah dan juga semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca tentunya amat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Besar harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kepentingan semua pihak yang membaca makalah ini.
Tangerang, Maret 2016
Penyusun
i
Bimbingan Konseling
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................... i DAFTAR ISI .......................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN .........................................................................3 A.Pengertian Bimbingan Konseling ..........................................................3 B. Tujuan Bimbingan Konseling................................................................4 1.Tujuan Umum ....................................................................................4 2.Tujuan Khusus ...................................................................................6 C. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling...............................................7 D. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling.....................................................10 E. Fungsi dalam Bimbingan Konseling.......................................................12 BAB III PENUTUP ............................................................................... 16 3.1. Kesimpulan ..................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 17
ii
Bimbingan Konseling
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Sebagai salah satu lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan
pelayanan BK dalam penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi
konseling
yaitu:
terwujudnya
kehidupan
kemanusiaan
yang
membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan
perkembangan
dan
pengentasan
masalah
agar
individu
berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia. Namun untuk mencapai tujuan tersebut, Konselor haruslah memenuhi Asas dan Prinsip-prisip Bimbingan dan Konseling. Pemenuhan asas-asas bimbingan
itu
akan
memperlancar
pelaksanaan
dan
lebih
menjamin
keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri. Begitu pula dengan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling tidak bisa diabaikan begitu saja, karena prinsip bimbingan dan konseling menguraikan tentang pokok-pokok dasar pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus di ikuti dalam pelaksanaan program
pelayanan
bimbingan.
Dan
dapat
juga
dijadikan
sebagai
seperangkat landasan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
B.
Rumusan Masalah
1. Pengertian bimbingan konseling
1
Bimbingan Konseling
2.Apa tujuan belajar bimbingan konseling? 3. Apa saja prinsip-prinsip dalam bimbingan dan konseling? 4. Apa saja Asas-asas bimbingan konseling? 5. Apa saja fungsi bimbingan dan konseling?
2
Bimbingan Konseling
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan Konseling Bimbingan dan konseling (BK) merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan sistem pendidikan khususnya di sekolah. Sebagai kaum terpelajar pasti sudah tidak asing lagi dengan kata BK ini bukan? BK terdiri dari dua kata yaitu Bimbingan dan Konseling. Bimbingan secara etimologis merupakan
terjemahan
dari
“Guidance”
kata
yang
mempunyai
arti
“menunjukan, membimbing, menuntun, membantu”. Secara istilah bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Pada dasarnya pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli memberikan pengertian yang saling melengkapi satu sama lain, dan untuk memahami pengertian
bimbingan
tersebut
perlu
mempertimbangkan
beberapa
pengertian bimbingan dari beberapa ahli sebagai berikut : “Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan dan mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya” (Frank Parson,1951). Frank Parson merumuskan pengertian bimbingan dalam beberapa aspek yakni bimbingan diberikan kepada individu untuk memasuki suatu jabatan dan mencapai kemajuan dalam jabatan. Pengertian ini masih sangat spesifik yang berorientasi karir. (Prayitno, 2004:99) mengemukakan bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan
3
Bimbingan Konseling
sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
(Mathewson,1969)
pengembangan
yang
Bimbingan menekankan
sebagai proses
pendidikan belajar
dan yang
sistematik. Mathewson mengemukakan bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan pada proses belajar. Pengertian ini menekankan bimbingan sebagai bentuk pendidikan dan pengembangan diri, tujuan yang diinginkan diperoleh melalui proses belajar. Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu dari berbagai tahapan usia yang dilakukan oleh seorang ahli yang berkompetensi (profesional) dan sudah mendapatkan pelatihan khusus sebelumnya, dengan tujuan untuk membantu mengarahkan kehidupannya, menentukan dihadapinya.
keputusan
dan
memecahkan
masalah-masalah
yang
(Prayitno, 2004:105) mengemukakan konseling adalah proses pembelian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Frank Parsons di tahun 1908 saat ia melakukan konseling karir. Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl Rogers yang kemudian mengembangkan pendekatan tetapi yang berpusat pada klien (client centered).
B.
Tujuan Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan yang sangat erat
dimana keduanya memiliki tujuan untuk memperjelas arah atau sasaran yang hendak dicapainya.Adapun secara garis besar, bimbingan dan konseling memiliki tujuan, yaitu:
4
Bimbingan Konseling
1.
Tujuan umum Sejalan
dengan
perkembangan
konsepsi
bimbingan
dan
konseling,maka tujuan bimbingan dan konseling senantiasa mengalami perubahan,dari yang sederhana sampai ke yang lebih komperehesif. Secara umum, bimbingan dan konseling bertujuan untuk individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya seperti kemampuan dasar dan bakat – bakatnya, berbagai latar belakang yang ada (latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Dengan kata lain,
bimbingan
dan konseling
bertujuan
membantu peserta didik agar memiliki kompetensi mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin. Di sisi lain, menurut Prayitno (1999:16) tujuan umum bimbingan dan konseling dilakukan dalam rangka pengembangan keempat dimensi kemanusiaan individu, yaitu : a.
Dimensi keindividualan (individualitas) Dimensi ini memungkinkan seseorang mengembangkan potensi yang
ada pada dirinya secara optimal yang mengarah pada aspek – aspek kehidupan yang positif. Bakat,minat,kemampuan dan berbagai kemungkinan yang termuat dalam aspek-aspek mental-fisik dan biologis berkembang dalam rangka dimensi individual itu.Dengan perkembangan dimensi ini membawa seseorag menjadi individu yang mampu tegak berdiri dengan kepribadiannya sendiri, dengan aku yang teguh, positif, produktif, dan dinamis. b.
Dimensi kesosialan (sosialitas) Dimensi
ini
memungkinkan
seseorang
mampu
berinteraksi,
berkomunikasi, bergaul, bekerjasama, dan hidup bersama dengan orang lain. Hal ini terjadi karena manusia sebagai makhluk sosial yang harus
5
Bimbingan Konseling
mampu untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain untuk mempertahankan hidupnya. Dimensi individual dan sosial saling berinteraksi dan keduanya saling bertumbuh kembang,saling mengisi dan menemukan makna yang sesungguhnya. c.
Dimensi kesusilaan (moral) Dimensi ini memberikan warna moral terhadap perkembangan dimensi
pertama dan kedua. Norma, etika, dan berbagai ketentuan yang berlaku mengatur
bagaimana
dilaksanakan.
kebersamaan
antar
individu
seharusnya
Dimensi kesusilaan ini memiliki peranan penting karena
dengan dimensi ini menjadi pemersatu antara keindividualan dan kesusilaan dalam satu kesatuan yang penuh makna Hidup bersama orang lain baik dalam rangka memperkembangkan dimensi keindividual dan dimensi sosial tidak dapat dilakukan seadanya saja,tetapi perlu dilakukan secara terarah. Hidup bersama orang lain perlu diselenggarakan sedemikian rupa,sehingga semua orang yang ada di dalamnya memperoleh manfaat yang sebesarbesarnya,demi kehidupan bersama. Dimensi kesusilaan dapat menjadi pemersatu,sehingga keindividualan dan kesosialan dapat bertemu dalam satu kesatuan
yang
penuh
makna.Tanpa
adanya
dimensi
ini,
maka
berkembangnya dimensi kendividualan dan kesusilaanakan tidak serasi, bahkan yang satu akan cenderung menyalahkan yang lain. Dengan dimensi ini memungkinkan manusia dapat menjalani kehidupan dengan sangat layak dan dapat mengembangkan ilmu,teknologi dan seni. d.
Dimensi keberagamaan (religiusitas) Kehidupan manusia yang selengkapnya yaitu yang menjangkau baik
itu kehidupan di duniawi maupun kehidupan di akhiratakan tercapai jika ketiga dimensi tersebut dilengkapi dengan dimensi keempat. Dimensi ini lebih menitikberatkan pada hubungan diri manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Di mana manusia tidak terpukau dan terpaku pada kehidupan di dunia saja,
6
Bimbingan Konseling
melainkan mengaitkan secara serasi, selaras, dan seimbang antara kehidupan dunia dan akhirat Dengan proses konseling,klien dapat : 1. Mendapat dukungan selagi klien memadukan segenap kekuatan dan kemampuan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. 2. Memperoleh wawasan baru yang lebih segar tentang berbagai alternatif,pandangan
dan
pemahaman-pemahaman
serta
keterampilan-keterampilan baru. 3. Menghadapi ketakutan-ketakutan sendiri, mencapai kemampuan untuk mengambil keputusan dan keberanian untuk melaksanakannya. 2.
Tujuan khusus Adapun tujuan khusus dari bimbingan dan konseling merupakan
penjabaran dari tujuan umum yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami individu yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahan yang dialami. Sebagaimana kita ketahui bahwa individu memiliki karakteristik yang bersifat unik, sehingga tujuan khusus dari bimbingan dan konseling juga bersifat unik pula, dimana untuk pencapaian tujuannya disesuaikan dengan karakteristik masing - masing individu,atau tidak boleh disamakan.
C.
Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Prinsip merupakan paduan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan
yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling prinsip-prinsip yang digunakannya bersumber dari kajian filosofis, hasil-hasil penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat manusia, perkembangan dan hakikat manusia dalam konteks sosial budayanya, pengertian, tujuan, fungsi dan proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar ini
7
Bimbingan Konseling
sangatpenting dan perlu terutama dengan kaitannya dalam penerapan di lapangan. Konselor yang telah memahami secara benar dan mendasar prinsip-prinsipdasar bimbingan dan konseling iniakan dapat menghindarkan diri
dari
kesalahan
dan
penyimpangan-penyimpangan
dalam
praktik
pemberian layanan bimbingan dan konseling. Misalnya Van Hoose (1969) mengemukakan bahwa : a. Bimbingan didasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri tiap anak terkandung kebaikan-kebaikan; setiap pribadi mempunyai potensi dan pendidikan
hendaklah
mapu
membantu
anak
memanfaatkan
potensinya itu. b. Bimbingan didasarkan pada ide bahwa setiap anak adalah unik; seorang anak berbeda dari yang lain. c. Bimbingan merupakan bantuan kepada anak-anak dan pemuda dalam pertumbuhan dan perkembangan mereka menjadi pribadi-pribadi yang sehat. d. Bimbingan
merupakan
memerlukannya
untuk
usaha mencapai
membantu apa
mereka
yang
menjadi
yang idaman
masyarakat dan kehidupan umumnya. e. Bimbingan adalah pelayanan unik yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dengan latihan-latihan khusus, dan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan diperlukan minat pribadi khusus pula.
Semua butir yang dikemukakan oleh Van Hoose itu benar, tetapi butir-butirtersebut belum merupakan prisip-prisip yang jelas aplikasinya dalam praktek bimbingan dan konseling. Apabila butir-butir tersebut hendak dijadikan
prisip-prinsip
operasionalnya
harus
bimbingan
dan
ditambahkan.
8
konseling,
Berkenaan
maka
dengan
aspek-aspek prinsip-prinsip
Bimbingan Konseling
bimbingan dan konseling, Arifin dan Eti Kartikawati (1994) menjabarkan prinsip-prisip bimbingan dan konseling kedalam empat bagian, yaitu : a.
Prinsip-prinsip umum
b. Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu c. Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan pembimbing d. Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip yang akan dibahas dapat ditinjau dari prinsip-prinsip secara umum, dan prinsip-prinsip khusus prinsip-prinsip khusus adalah prinsip-prinsip bimbingan yang berkenaan dengan sasaran layanan, masalah klien/permasalahan
individu,
program
layanan,
dan
prinsip-prinsip
perkembangan pelaksanaan pelayanan. Berikut penjelasan prinsip-prinsip umum bimbingan dan konseling. 1. Prinsip-prinsip umum a. Karena bimbingan ini berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu, perlu diingat bahwa sikap dan tingkah laku individu itu terbentuk dari segala aspek keperibadian yang unik dan ruwet karena dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman. b. Perlu dikenal dan dipahami perbedaan individual daripada individuindividu yang dibimbing, ialah untuk memberikan bimbingan yang tepat sesuai denganapa yang dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan c. Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing. d. Masalah yang tidak dapat diselesaikan di sekolah harus diserahkan padaindividu
atau
lembaga
yang
mampu
dan
berwenang,melakukannya e. Bimbingan harus dimulai dengan indentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang dibimbing.
9
Bimbingan Konseling
D. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan prodesional sesuai dengan makna uraian tentang pemahaman, pelanggaran, dan penyikapan (yang meliputi unsur-unsur kognisi, afeksi dan perlakuan) konselor terhadap kasus pekerjaan profesional itu harus dilaksanakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang menjamin efisien dan efektivitas proses dan lain-lainya. Kaidah-kaidah tersebut didasarkan atas tuntutan keilmuan layanan di satu segi (antara lain bahwa layanan harus didasarkan atas data dan perkembangan klien),dan tuntutan optimalisasi proses penyelenggaraan layanan di segi lain (yaitu suasana konseling ditandai oleh adanya kehangatan,pemahaman,penerimaaan,kebebasan dan keterbukaan,serta sebagai sumber daya yang perlu diaktifkan). Asas bimbingan dan konseling yaituketentuan-ketentuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraann layanan itu. Apabila asas-asas itu diselenggarakan dan diikuti dengan baik,maka dapat diharapkan proses pelayanan mengarah pada pencapaian tujuan yang diharapkan, sebaliknya,apabila asas itu diabaikan atau dilanggar maka sangat dikhawatirkan kegiatan yang terlaksana itu justru berlawanan dengan tujuan bimbingan dan konseling,bahkanakan dapat merugikan orangorang yang terlibat dalam pelayanan,serta profesi bimbingan dan konseling itu sendiri. Dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya selalu mengacu pada asas-asas bimbingan dan konseling. Asasasas ini dapat diterapkan yakni asas kerahasiaan, asas kesukarelaan, asas keterbukaan,
asas
kekinan,asas
kemandirian,
asas
kegiatan,
asas
kedinamisan, asas keterpaduan, asas kenormatifan, asas keahlian, asas alih
10
Bimbingan Konseling
tangan, dan asas tutwuri handayani. Untuk mendapatkan wawsan dan pemahaman yang memadai mengenai asas-asas bimbingan dan konseling diatas dijelaskan sebagai berikut : 1.
Asas kerahasiaan
Pelayanan bimbingan dan konseling ada kalanya berhubungan dengan klien yang mengalami masalah. Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam kegiatan bimbingan konseling kadang-kadang klient harus menyampaikan hal-hal yuang sangat pribadi/rahasia, kepada konselor, oleh karena itu konselor harus menjaga kerahasiaan data yang diperolehnya dari kliennya. Bagi klien yang bermasalah dan ingin menyelesaikan masalahnyaakan sangat membutuhkan bantuan dari orang yang dapat menyimpan kerahasian masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu segala sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disebarluaskan kepada pihak lain.Jika asas ini benar-benar dilaksanakan oleh konselor, maka konselor akan mendapat kepercayaan
dari semua pihak dan mereka akan memanfaatkan jasa
bimbingan dan konseling dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya,jika konselor tidak dapat memegang asas kerahasiaan ini dengan baik,maka hilanglah kepercayaan
klien
terhadap
konselor,sehingga
akibatnya
pelayanan
bimbingan tidak dapat tempat atau diterima di hati klien dan para calon klien. Selain itu klien akan takut meminta bantuan pada konselor sebab khawatir masalah dan diri mereka akan menjadi bahan pembicaraan orang. Sementara itu ada kemungkinana klien akan menyebarluaskan pengalaman yang yang tidak menyenangkan ini kepada klien lain. Hal yang demikian dapat berdampak terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling selanjutnya,dan konselor tidak dapat dipercaya oleh klien. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa asas kerahasiaan merupakan asas kunci dalam usaha bimbingan dan konseling,dan harus benar-benar dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
11
Bimbingan Konseling
2.
Asas kesukarelaan
Proses
bimbingan
dan konseling
harus
berlangsung
atas
dasar
kesukarelaan,baik dari pihak konselor maupun klien.Dengan ini keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling akan tercapai. Kesukarelaan itu ada pada konselor maupun pada klien. Artinya klien secara sukarela tanpa cara terpaksa mau menyampaikan masalah yang ditanganinya dengan mengungkapkan
secara
terbuka
hal-hal
yang
dialaminya,serta
mengungkapkan segenap fakta,data dan seluk beluk yang berkenaan dengan masalah yang dialaminya. Sementara konselor hendaknya dapat memberikan bantuan dnegan tidak terpaksa,atau dengan kata lain konselor memberikan bantuan dengan ikhlas. 3.
Asas keterbukaan
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat diperlukan suasana keterbukaan,baik dari pihak konselor maupun klien. Keterbukaan ini bukan hanya sekadar bersedia menerima saran-saran dari luar, tetapi lebih dari itu,diharapkan masing pihak yang bersangkutan bersedia buka diri untuk kepentingan masalah. Individu yang membutuhkan bimbingan diharapakan dapat berbicara sejujur mungkin dan berterus terang tentang dirinya sendiri sehingga dengan keterbukaan ini penelahan serta pengkajian berbagai kekuatan dan kelemahan klien dapat dilaksanakan.
E. Fungsi dalam Bimbingan dan Konseling 1.
Fungsi pemahaman Fungsi ini memungkinkan pihak–pihak yang berkepentingan dengan
peningkatan perkembangan dan kehidupan klien (klien, konselor dan orang ketiga)
memahami
berbagai
hal
yang
esensial
berkenaan
dengan
perkembangan dan kehidupan klien. Fokus utama pelayanan bimbingan dan konseling yaitu klien dengan berbagai permasalahannya dan dengan tujuan
12
Bimbingan Konseling
konseling. Pemahaman yang sangat perlu dihasilkan oleh pelayanan bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien beserta permasalahannya oleh klien sendiri dan oleh pihak–pihak lain yang membantu klien, termasuk juga pemahaman tentang lingkungan diri klien. a. Pemahaman tentang Klien Pemahaman tentang klien merupakan titik tolak upaya pemberian bantuan terhadap klien. Sebelum seorang konselor atau pihak–pihak lain dapat memberikan layanan tertentu kepada klien, maka mereka perlu terlebih dahulu memahami klien yangakan dibantu itu. Materi dalam pemahaman ini dapat dikelompokkan menjadi berbagai data tentang: 1) Keluarga 2) Kesehatan jasmani 3) Riwayat pendidikan sekolah 4) Pengalaman belajar di sekolah dan di rumah 5) Pergaulan sosial 6) Rencana pendidikan lanjut 7) Kegiatan di luar sekolah 8) Hoby dan kesukaran yang mungkin dihadapi
Pemahaman tentang diri klien, pertama kali perlu dipahami oleh klien sendiri yang menyangkut kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya. Adapun pihak lain yang juga perlu memahami diri klien adalah pihak–pihak yang berkepentingan (guru,orangtua ).Pemahaman pihak lain terhadap klien dipergunakan oleh konselor secara langsung untuk memberi pelayanan bimbingan dan konseling, maupun sebagai bahan acuan utama dalam rangka kerjasama dengan pihak–pihak lain dalam membantu klien. Bagi konselor, upaya mewujudkan fungsi pemahaman merupakan tugas awal pada setiap penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling.
13
Bimbingan Konseling
b.
Pemahaman tentang Masalah Klien Pemahaman terhadap masalah klien membantu konselor dalam
memberikan penanganan masalah, oleh karena itu maka pemahaman ini wajib
dilaksanakan.
Pemahaman
terhadap
masalah
klien
terutama
menyangkut jenis masalahnya, intensitasnya, sangkut pautnya, sebab– sebabnya dan kemungkinan berkembangnya masalah ini jika tidak segera ditangani. c. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas Untuk dapat memahami individu secara mendalam, maka pemahaman terhadap individu tidak hanya mencakup pemahaman terhadap lingkungan dalam arti sempit (seperti keadaan rumah tempat tinggal, keadaan sosio ekonomi, dan keadaan sosio emosional keluarga, hubungan antar tetangga dan teman sebaya) tetapi termasuk pemahaman terhadap lingkungan yang lebih luas. 2. Fungsi pencegahan Layanan bimbingan dapat berfungsi pencegahan artinya merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi pencegahan ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya.Kegiatan yang berfungsi pencegahan dapat berupa program orientasi, program bimbingan karier, inventarisasi data dan sebagainya. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan konselor adalah: a. Mendorong
perbaikan
lingkungan
yang
kalau
diberikan
akan
berdampak negatif terhadap individu yang bersangkutan. b. Mendorong perbaikan kondisi pribadi diri pribadi klien. c. Meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal yang diperlukan dan mempengaruhi perkembangan dan kehidupannya.
14
Bimbingan Konseling
d. Mendorong individu untuk tidak melakukan sesuatu yang akan memberikanresiko yang besar, dan melakukan sesuatu yang akan memberi manfaat. e. Menggalang
dukungan
kelompok
terhadap
individu
yang
bersangkutan. 3. Fungsi pengentasan Klien yang mengalami masalah akan datang pada konselor dengan tujuan
untuk dientaskannya masalah yang tidak mengenakkan dari dirinya.
Di sinilah fungsi pengentasan (perbaikan) itu berperan yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya
berbagai permasalahan yang dialami klien. 4. Fungsi pengembangan Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang diberikan dapatmembantu para klien dalam memelihara dan mengembangkankeseluruhan
pribadinya
secara
mantap,
terarah,
dan
berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang dipandang positif dijaga agar tetap baik dan mantap. Dengan demikian klien dapat memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang positif dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan. Semua fungsi bimbingan dan konseling harus dijalankan sesuai fungsi masing–masing bidang karena dari fungsi ini akan berkaitan dengan manfaat atau kegunaan dan keuntungan penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Karena
tujuan
bimbingan
dan
konseling
disini
adalah
membantu
memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal.
15
Bimbingan Konseling
BAB III PENUTUP
Berdasarkan pembahasan pada bab—bab sebelumnya, maka penyusun dapat menyimpulkan bahwa pelayanan Bimbingan Konseling atau yang sering disingkat BK, adalah hal yang penting dan perlu di lembaga pendidikan. Kesuksesan tujuan BK sangat dipengaruhi oleh kemampuan konselor dalam menjalankan tugasnya. Untuk menjadi konselor yang mumpuni di bidangnya, ada beberapa hal yang harus difahami, mulai dari pemahaman, tujuannya, prinsip, asas-asas, dan fungsi dari bimbingan konseling. Tujuan dari bimbingan konseling terdiri dari tujuan umum yang meliputi dimensi invidualitas, sosialitas, moral dan religiusitas, dan tujuan khusus yang merupakan penjabaran dari tujuan umum. Asas-asas bimbingan konseling memiliki tiga bagian, yaitu asas kerahasiaan, asas kesukarelaan dan asas keterbukaan. Yang dengan pemahaman tersebut, klien dapat terbuka dan memberikan kepercayaannya pada konselor sehingga akan lebih mudah mendapatkan solusi dengan juga memahami fungsi dari bimbingan konseling dengan baik.
16
Bimbingan Konseling
DAFTAR PUSTAKA
Priyatno dan Erman Amti. 1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
http://teguhfuady.blogspot.com/2010/04/asas-prinsip-dan-tujuanbimbingan.html
http://ashakhso.blogspot.com/2012/01/asas-asas-dan-prinsip-prinsipbimbingan.html
Arimbawa, Putu. (2013). “Makalah Pengertian, Makna, Tujuan, dan Fungsi Bimbingan Konseling”. [Online]. Tersedia: http://bukitbatu.blogspot.com/2012/04/makalah-pengertian-makna-tujuan-dan.html.
Bagus.
(2013). “Konsep
Dasar
Bimbingan
dan
Konseling”.
[Online]
Tersedia: https://bagusharyonos.wordpress.com/2013/05/31/konsep-dasarbimbingan-dan-konseling-a-pengertian-bimbingan/
17