Pengembangan Soal HOTs 01-10-2016 16:01 | | Dibaca: 5688 kali
Pengembangan Soal-soal H i gher gher Ord Or der of Thinking Sk ill (HOTS) (By. Mohamad Arif Hasan) a.Pengertian HOTs
Pengertian Higher Pengertian Higher Order of Thinking Skill (HOTS) merupakan kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif, jadi kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan. Sejalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan kemampuan berpikir dalam menspesifikasi aspekaspek aspek/elemen dari sebuah konteks tertentu; evaluasi merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil keputusan berdasarkan fakta / informasi; dan mengkreasi merupakan kemampuan berpikir dalam d alam membangun gagasan / ide-ide. ide -ide. Kemampuan-kemampuan ini merupakan kemampuan berpikir level atas pada taksonomi Bloom yang terbaru hasil revisi oleh Anderson dan Krathwohl seperti pada gambar di bawah ini.Kronologis pengembangan butir soal HOTS ini adalah rendahnya kemampuan peserta didik Indonesia berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan oleh benchmarking internasional seperti PISA dan TIMSS. Belajar berpikir kritis tidak langsung seperti belajar tentang materi, tetapi belajar bagaimana cara berpikir kritis dalam
penggunaanya untuk memecahkan masalah saling berkaitan satu sama lain. Keterampilan berpikir peserta didik dapat dilatih melalui kegiatan dimana peserta didik diberikan suatu masalah, masalah tersebut dapat berbentuk soal yang bervariasi (Prayugo 2012). Dalam pengembangansoal HOTS, diperlukan pemahaman terlebih dahulu tentang HOTS dan cara mengembangkan soal HOTS yang dilengkapi dengan kata kerja operasional dan contoh untuk mata pelajaran seperti pada penjelasan berikut ini. b.Soal H igher Order of Thinking Skill (HOTS)
Higher Order of Thinking Skill (HOTS) atau ketrampilan berfikir tingkat tinggi dibagi menjadi empat kelompok yaitu pemecahan masalah , membuat keputusan , berfikir kritis dan berfikir kreatif . Untuk melaksanakan penilaian, guru memerlukan instrumen penilaian dalam bentuk soalsoal, baik untuk menguji aspek pengetahuan, sikap , maupun keterampilan . Instrumen penilaian yang digunakan guru untuk menguji hasil belajar peserta didik pada aspek pengetahuan biasanya diambil dari berbagai buku atau kumpulan soal-soal ujian. Soal dapat berupa uraian atau pilihan ganda.Kenyataan di lapangan, soal-soal cenderung lebih banyak menguji aspek ingatan. Banyak buku yang menyajikan materi dengan mengajak peserta didik belajar aktif, sajian konsep sangat sistematis, tetapi sering diakhiri soal evaluasi yang kurang melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Melatih peserta didik untuk terampil ini dapat dilakukan guru dengan cara melatihkan soal-soal yang sifatnya mengajak peserta didik berpikir dalam level analisis, evaluasi dan mengkreasi.Untuk menguji keterampilan berpikir peserta didik, soal-soal untuk menilai hasil belajar dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik menjawab soal melalui proses berpikir yang sesuai dengan kata kerja operasional dalam taksonomi Bloom, baik pada soal pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Di dalam pembelajaran dinyatakan bahwa kemampuan peserta didik bukan hanya untuk menguasai sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, berarti peserta didik harus selalu diajak untuk belajar dengan menggunakan proses berpikir untuk menemukan konsepkonsep tersebut. c.Pengembangan Soal HOTS
Pengembangan soal HOTS memerlukan berbagai kriteria baik dari segi bentuk soalnya maupun konten materi subyeknya. Teknik penulisan soal-soal HOTS baik yang berbentuk pilihan ganda atau uraian secara umum sama dengan penulisan soal tingkat rendah, tetapi ada beberapa ciri yang membedakannya.Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman oleh para penulis soal untuk menulis butir soal yang menuntut berpikir tingkat tinggi, yakni materi yang akan ditanyakan diukur dengan perilaku sesuai dengan ranah kognitif Bloom pada level analisis, evaluasi dan mengkreasi, setiap pertanyaan diberikan dasar pertanyaan (stimulus) dan soal mengukur kemampuan berpikir kritis. Soal HOTS selayaknya meminimalisir kemampuan mengingat kembali informasi (recall), tetapi lebih mengukur kemampuan: 1. 2. 3. 4. 5.
Transfer satu konsep ke konsep lainnya, Memproses dan menerapkan informasi, Mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda, Menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, Menelaah ide dan informasi secara kritis.
Agar butir soal yang ditulis dapat menuntut berpikir tingkat tinggi, maka setiap butir soal selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus) yang berbentuk sumber/bahan bacaan seperti: teks bacaan, paragrap, teks drama, penggalan novel/cerita/dongeng, puisi, kasus, gambar, grafik, foto, rumus, tabel, daftar kata/simbol, contoh, peta, film, atau suara yang direkam. Keterampilan-keterampilan di dalam HOTS di dalam taksonomi Bloom termasuk tiga level tertinggi yaitu analisis, evaluasi dan mengkreasi. Untuk peserta didik tingkat menengah tidak semua keterampilan dapat dilatihkan melalui pemecahan soal-soal tetapi kita dapat memilih yang sesuai dengan tingkat berpikir peserta didik tersebut dan mendesain menjadi soal yang mendorong peserta didik berpikir tingkat tinggi. Contoh Kata Kerja Operasional dan Soal Berpikir Tingkat Tinggi
1. Buatlah ... Ayo membuat gambar kue ulang tahun yang indah seindah yang kalian inginkan. 2. Rancanglah ... Rancanglah beberapa menu sehat untuk 3 hari. 3. Kembangkan ... Kembangkan sebuah rencana kampanye anti penggunaan narkoba (narkotik dan obat-obatan terlarang) beserta jinggle anti narkoba. 4. Karang ... Karanglah sebuah cerita persahabatan dengan latar belakang perselisihan antar suku. 5. 5. Ciptakan ... Ciptakanlah sebuah rancang bangun kendaraan untuk akhir abad 21. 6. 6. Tulis ... Dengan memakai sudut pandang Malin Kundang, tulislah sebuah surat yang menceritakan konflik antara si Malin dengan ibunya. 7. Prediksi ... .(berdasarkan data / informasi / pengetahuan yang dimiliki) Hutan di desa diubah menjadi ladang jagung. Apa saja yang mungkin terjadi karena perubahan
itu (Peserta didik membuat dugaan / ramalan: Jika hujan turun deras terus menerus, maka bukit akan longsor karena ... .) 8.Tentukan ... Tentukan alat ukur manakah yang lebih cocok untuk mengetahui berat sebutir buah jeruk ! 9.Simpulkan... Amatilah semua bagian sekolah ini. Simpulkan apakah para guru dan peserta didik di sekolah ini telah menjalankan ajaran “kebersihan adalah sebagian dari iman”. Berikan penjelasan untuk kesimpulan kalian. 10.Nilailah (menilai) ... Menurut penilaianmu, apakah Malin Kundang satu-satunya yang bersalah dalam peristiwa tersebut? Mengapa? 11.Usul…. Jajanan apakah yang bisa kamu usulkan ke pengelola kantin supaya kantin menjual makanan yang lebih sehat ? Contoh Soal HOTS Mata Pelajaran Matematika
1. Tabel berikut menyajikan waktu lari dalam menit dan detik untuk pemenang medali emas pada olimpiade tahun 2008 dalam lomba lari 100 m, 200 m, 400 m, dan 8 00 m. Manakah berikut ini yang paling mungkin merupakan waktu lari bagi pemenang medali emas untuk lomba lari wanita 800 m? 1. 2. 3. 4. 5.
1:00,18 1:20,43 1:48,02 1:54.87 Materi Pelajaran : Bangun 3 Dimensi
Mengkreasi :
Rancanglah suatu bangun baru yang memiliki bagian-bagian yang berasal dari bangun yang kamu pilih tadi. Beri nama untuk bangun barumu dan namailah bagian-bagiannya. Mengevaluasi: Menurutmu, apakah bangun tersebut tepat digunakan di tempat kamu menemukannya tadi? Mengapa? Menganalisis : Terangkan mengapa bangun tadi digunakan di tempat dimana kamu menemukannya. Mata Pelajaran Kimia
1. Unsur 12Mg dan 19K mempunyai potensial ionisasi 744 Kj/mol dan 425 Kj/mol.Maka diperkirakan potensial ionisasi dari 20Ca adalah … . 1. 2. 3. 4. 5. 6.
320 kJ/mol 382 kJ/mol 596 kJ/mol 780 kJ/mol 896 kJ/mol Diketahui lima kelompok unsur A, B, C, D dan E. Dari percobaan diperoleh data sebagai berikut
a). Logam B merupakan reduktor paling kuat. b). Logam A dan C dapat mereduksi ion D2+ menjadi D, tetapi tidak dapat mereduksi E2+. c). Logam C dapat mereduksi ion A2+ menjadi A. Urutan harga potensial elektroda standar semakin meningkat adalah … . 1. 2. 3. 4. 5.
A – B – C – D – E E – D – C – B – A B – C – A – D – E B – E – C – A – D B – E – D – A – C
Mata Pelajaran Biologi
Materi Pelajaran : Serangga
Mengkreasi : Buatlah jenis serangga baru dari bagian-bagian tubuh serangga yang ada. Gambar dan beri nama bagian-bagian tersebut. Mengevaluasi : Kalau kamu ingin menjadi serangga, serangga apa yang jadi pilihanmu? Sebutkan alasannya, paling sedikit lima alasan. Menganalisis : Pilih dua macam serangga, bandingkan. Tulislah hasil perbandinganmu. Mata Pelajaran Ekonomi
Materi Pelajaran : Pasar Mengkreasi : Buatlah usulan perubahan/perbaikan yang dapat membuat pasar di sekitar rumahmu menjadi lebih baik. Kirimkan surat itu kepada pemerintah setempat. Mengevaluasi : Setujukah kamu apabila semua pasar tradisional diganti dengan pasar modern? Mengapa? Menganalisis : Bandingkan kondisi beberapa jenis pasar, carilah apa saja kekuatan dan kelemahan masingmasing jenis pasar? Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi Pelajaran: Puisi dengan judul Sempurna Kau begitu sempurna Di mataku kau begitu indah Kau membuat diriku Akan selalu memujamu Di setiap langkahku ku kan selalu merindukan dirimu
Tapi satu bayangkan hidup tanpa cintamu Janganlah kau tinggal diriku Ku tak akan mampu semua Hanya bersamamu ku akan bisa Kau adalah darahku Kau adalah jantungku Kau adalah hidupku Engkau di diriku, oh sayangku Engkau begitu sempurna Dinyanyikan oleh: Gita Gutawa Mengkreasi : Tulislah sebuah puisi tentang seseorang yang kam u kirimi surat ! Mengevaluasi : Selama ini sikap baik apa yang sudah kamu lakukan kepada seseorang yang kamu kirimi surat ? Menganalisis : Bandingkan perasaanmu antara kepada temanmu dengan kepada seseorang yang kamu kirimi surat! Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kancil and Crocodile
Kancil was a clever mousedeer. He had many enemies. One of them was Crocodile. Crocodile lived in a river in the forest.Now, one day, Kancil went to the river. It was a very hot day, and he wanted to have a bath. Kancil bathed and splashed about in the water.Crocodile saw Kancil. "A nice meal," he thought. Then, he crawled behind Kancil and grabbed him. He caught one of Kancil's legs.Kancil was terrified. Then, he had an idea. He saw a twig floating near him. He picked it up and said, "You stupid fool! So you think you've got me. You're biting a twig - not my leg. Here, this is my leg." And with that, he showed Crocodile the twig. Crocodile could not see well. He was a very stupid creature, too. He believed the cunning mousedeer. He freed the mousedeer's leg and snapped upon the twig. Kancil ran out of the water immediately."Ha! Ha!" he laughed. "I tricked you!".
Mengkreasi : Compose a letter of apology from Kancil to Crocodile. Mengevaluasi : Do you think Kancil has done the right thing? Why? Menganalisis : In what ways are Kancil and Crocodile different? CONTOH LAIN KATA KERJA OPERASIONAL PERTANYAAN SOAL HOTS A.Mengingat (Ingatan/recall)
Kapan terjadi .........? Sebutkan .......! Apa yang dimaksud dengan .......? Apa pengertian dari .......? Siapakah ....?
B.Analisis
Bagaimanakah cara kerja .........? Apa makna dari simbol .......? Apa makna lambang .......? Perhatikan tabel .............., buatlah analisis dari .......! Perhatikan grafik .............., buatlah analisis dari .......! Perhatikan gambar .............., buatlah analisis dari .......! Perhatikan diagram .............., buatlah analisis dari .......! Apa saja penyebab ............? Temukan contoh-contoh ......... pada teks .........! Klasifikasikan ............ berdasarkan ..........! Kelompokkan ............ berdasarkan ...............! Buatlah diagram untuk mengilustrasikan ...........dari cerita di atas! Pola apa yang tampak dari ..........? Buatlah sebuah outline mengenai .............! Perhatikan ......, pilah-pilah dan jelaskan setiap komponen penyusunnya! Berikan contoh ...............! Informasi apa saja yang diperlukan untuk ............? Berdasarkan .............., buatlah sebuah diagram! Berdasarkan ................, buatlah sebuah grafik! Teknik-teknik apa yang digunakan dalam ...............? Ke dalam kategori-kategori apa saja, ........... dapat dikelompokkan ? Termasuk jenis apakah ........... ini?
Dari beberapa ... di atas, yang manakah yang bukan termasuk kelompok.? Apa fungsi dari ..........? Apa tujuan dari ...........? Apa hubungan antara ............ dengan ..............? Ukurlah .............! Informasi-informasi .............. manakah yang relevan?
C.Membandingkan
Bandingkan antara ..................dengan...............! Apa perbedan antara ...............dengan.................? Apa persamaan antara ..............dengan ................? Bandingkan ................ sebelum dan sesudah di ................! Bandingkan karakter tokoh ..........di awal dengan di akhir cerita! Pilah-pilah antara ................dengan .................! Pada hal apa saja kamu dapat membuat perbandingan antara ...dengan ...? Yang manakah dari ...............yang paling tinggi/tua/bagus/tepat/sesuai/cocok?
D.Menginferensi
Buatlah sebuah hipotesis, apa yang akan terjadi bila .............! Prediksikan apa yang akan terjadi pada .............! Buatlah pemecahan masalah dari ...............! Bagaimana sudut pandang penulis tentang ............? Prediksilah bagaimana akhir dari cerita .........! Apa gagasan utama cerita ..............? Apa tema besar dari cerita ................? Apa pesan moral dari cerita ............? Kembangkan sebuah rencana untuk .............! Apa kesimpulan yang dapat ditarik dari .......... ini ? Usulkan dan deskripsikan sebuah penemuan baru yang dapat menyelesaikan masalah....! Tulislah sebuah laporan peneletian tentang .............! Berdasarkan bahan bacaan tersebut, apa yang dapat kamu simpulkan tentang .....? Buatlah sebuah ...........! Desain sebuah ............! Rancang sebuah...........!
E.Mengevaluasi
Apakah biaya yang digunakan untuk ................. sepadan dengan hasilnya? Apakah usaha yang dilakukan untuk .................. sepadan dengan hasilnya? Apakah ............ telah bertindak secara tepat? Apa yang akan kamu lakukan dengan situasi ............. ini, mengapa? Apakah penelitian ............ ini telah dirancang dengan baik? jelaskan! Keputusan apakah yang sebaiknya diambil tentang masalah ...............ini ? Apakah keputusan yang dipilih oleh ..............bijaksana menurutmu ? Mengapa?
Jika kamu seorang hakim, apa putusanmu? Jelaskan! Manakah yang terbaik dari ...........? mengapa? Alasan apa yang paling tepat untuk ..............? mengapa? Reviu langkah-langkah percobaan ............. yang telah dilakukan ? Gunakan rubrik penilaian berikut untuk menilai ............! Apa yang akan kamu lakukan pada situasi .............. semacam ini, mengapa?
Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi dalam Pembelajaran Bahasa Inggris By Linguistik Id | November 1, 2016 0 Comment FacebookTwitterGoogle+WhatsAppShare7
Kemampuan berfikir tingkat tinggi atau HOTS (Higher Order Thinking Skills) menjadi salah satu kemampuan yang sangat penting untuk dimiliki siswa pada saat ini khususnya dalam pembelajaran bahasa Inggris. HOTS adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai metakognitif yang mensyaratkan peserta didik tidak hanya untuk mengingat dan menjabarkan suatu materi yang telah diajarkan tetapi juga mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan. Ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan kemampuan berpikir dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari sebuah konteks tertentu; evaluasi merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil keputusan berdasarkan fakta/informasi; dan mengkreasi merupakan kemampuan berpikir dalam membangun gagasan/ide-ide. Latar belakang digalakkannya pengembangan butir soal HOTS ini adalah rendahnya kemampuan peserta didik Indonesia dalam survey yang dilaksanakan oleh benchmarking internasional seperti PISA (2009) dan PIRLS (2011). Belajar berpikir kritis tidak langsung seperti belajar tentang materi, tetapi belajar bagaimana cara berpikir kritis dalam penggunaanya untuk memecahkan masalah saling berkaitan satu sama lain.
A. Pendahuluan Peningkatan keterampilan berfikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills) telah menjadi salah satu prioritas dalam proses pembelajaran di sekolah khususnya dalam mata pelajaran bahasa
Inggris . Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 dalam pasal 28, ayat 1 mengamanatkan bahwa: Yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen pembelajaran (learning agent) pada ketentuan ini adalah peran pendidik sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. Berdasarkan kutipan regulasi pendidikan tersebut, dapat dipahami secara jelas bahwa proses pendidikan dan pembelajaran pada satuan pendidikan manapun, secara yuridis formal dituntut harus diselenggarakan secara aktif, inovatif, kreatif, dialogis, demokratis dan dalam suasana yang mengesankan dan bermakna bagi peserta didik. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa perundangan dan peraturan pendidikan yang berlaku di Indonesia. Hal ini mengindikasikan pentingnya diterapkan strategi pembelajaran yang dapat memperdayakan peserta didik.
B. Pembelajaran Bahasa Inggris Tujuan pembelajaran bahasa Inggris adalah agar pembelajar menguasai bahasa Inggris khususnya berkomunikasi secara lisan maupun tulisan secara lancar dan sesuai dengan konteks sosialnya (Depdiknas, 2003: 15). Kompetensi bahasa Inggris siswa mencakup keterampilan: mendengar, membaca, berbicara, dan menulis. Mendengar berarti memahami berbagai makna (antar perseorangan, pendapat buku pelajaran) berbagai teks lisan yang memiliki tujuan komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu. Berbicara berarti mengungkapkan berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) melalui berbagai teks lisan yang memiliki tujuan komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu. Membaca berarti memahami berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks tulis yang memiliki tujuan komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu. Menulis berarti mengungkap berbagai makna (antar perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks tulis yang memiliki tujuan komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu. Berkomunikasi secara lisan dan tulisan dengan menggunakan ragam bahasa secara lancar dan akurat merupakan target pembelajaran bahasa Inggris (Depdiknas, 2003: 16). Keterampilan dalam berbahasa merupakan kewajiban yang harus dimiliki oleh siswa setelah belajar bahasa Inggris. Mendengar berarti memahami berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks lisan interaksional dan monolog terutama yang berbentuk deskriptif, naratif, mencertiakan kegiatan, prosedur, laporan, pokok berita, anekdot, eksposisi,penjelasan, diskusi, komentar, dan tinjauan. Berbicara berarti mengungkap berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam b erbagai teks lisan interaksional dan monolog terutama yang berbentuk deskriptif, naratif, mencertiakan kegiatan, prosedur, laporan, pokok berita, anekdot, eksposisi,penjelasan, diskusi, komentar, dan tinjauan. Membaca berarti memahami berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks lisan interaksional dan monolog terutama yang berbentuk deskriptif, naratif,mencertiakan kegiatan, prosedur, laporan, pokok berita, anekdot, eksposisi, penjelasan, diskusi, komentar, dan tinjauan. Menulis berarti mengungkap berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks lisan interaksional dan monolog terutama yang berbentuk deskriptif, naratif,mencertiakan kegiatan, prosedur, laporan, pokok berita, anekdot, eksposisi,penjelasan, diskusi, komentar, dan tinjauan.
C. Pembelajaran Bahasa Inggris di SMA Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan. Berkomunikasi dalam bahasa Inggris dimaksudkan untuk memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya (Depdiknas, 2004:6). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penguasaan bahasa Inggris bagi siswa SMA merupakan persyaratan penting sebagai bekal dalam upaya melakukan interaksi dan komunikasi di tengah pergaulan masyarakat yang semakin berkembang, baik dalam lingkup nasional maupun internasional. Sehubungan dengan hal itu, penguasaan bahasa Inggris dapat diperoleh melalui berbagai program, dan program pengajaran atau pembelajaran di sekolah secara formal tentunya merupakan sarana utama bagi siswa SMA. Fungsi
Mata pelajaran bahasa Inggris merupakan mata pelajaran pilihan di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya.Dengan demikian mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkepribadian Indonesia serta siap mengambil bagian dalam pembangunan nasional (Depdiknas, 2004:6). Tujuan
1) Mengembangkan kemampuan untuk berkomunikasi dalam bahasa tersebut, dalam bentuk lisan dan tulis. Kemampuan berkomunikasi meliputi mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). 2) Menumbuhkan kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar. 3) Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antar bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian siswa memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya. RuangLingkup
Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Inggris (Depdiknas, 2004:7) meliputi: 1) Keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. 2) Sub-kompetensi yang meliputi kompetensi tindak bahasa, linguistik (kebahasaan), sosiokultural, strategi, dan kompetensi wacana. 3) Pengembangan sikap yang positif terhadap bahasa Inggris sebagai alat komunikasi. a. Standar Kompetensi Bahan Kajian (Bahasa Inggris)
Setiap mata pelajaran memiliki karateristik tertentu bila ditinjau dari segi tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai, ataupun materi yang dipelajari dalam rangka menunjang tercapainya kompetensi tersebut. Ditinjau dari segi tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai, maka pel ajaran bahasa Inggris ini menekankan pada aspek keterampilan berbahasa yang meliputi keterampilan berbahasa lisan dan tulis baik respektif maupun produktif. Penerapan konsep dalam pengajaran bahasa Inggris menyiratkan bahwa: (1) unsur-unsur bahasa Inggris, yaitu tata bahasan kosakata, ejaan dan lafal hendaknya disajikan dalam lingkup kebahasaan dan lingkup situasi, sehingga makna d i maksud jelas. Lingkup situasi harus mencakup lingkup budaya sasaran dan budaya peserta didik; (2) pembelajaran unsur-unsur bahasa ditujukan untuk mendukung penguasaan dan pengembangan empat keterampilan berbahasa Inggris yang mencakup: mendengar, berbicara, membaca dan menulis, dan bukan untuk kepentingan penguasaan unsur-unsur bahasa itu sendiri; (3) dalam proses belajar mengajar, unsur – unsur bahasa yang dianggap sulit bagi peserta didikdapat disajikan tersendiri secara sistematis sesuai dengan konteks yang dibahas; (4) dalam proses belajar mengajar ke empat keterampilan berbahasa pada hakekatnya tidka dapat dipisahkan. Oleh sebab itu, keterampilan berbahasa harus dikembangkan secara terpadu; (5) peserta didik harus dilibatkan dalam semua kegiatan belajar yang bermakna, yaitu kegiatan yang dapat membantu mengembangkan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya, mendorong peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi warganegara yang berkepribadian Indonesia, dan mengembangkan keterampilan bergaul (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007:IX-X).
D. HOTS (Higher Order Thinking Skills) Higher Order Thinking Skills atau disingkat dengan HOTS didefinisikan sebagai tingkatan berfikir dimana proses yang dilakukan lebih dari sekedar mengulang informasi atau fakta. Hal ini dijelaskan oleh Thomas & Thorne (2009) bahwa HOTS mengharuskan unt uk ‘melakukan sesuatu’ atas fakta-fakta tersebut. Lebih jauh, King, Goodson, & Rohani (1998) menjelaskan bahwa HOTS melibatkan beragam penerapan proses berfikir dalam situasi-situasi kompleks dan terdiri dari banyak variable yaitu termasuk berfikir kritis, logis, reflektif, metakognitif,dan berfikir kreatif. Mereka teraktivasi ketika individu mengalami masalah asing, ketidakpastian, pertanyaan atau dilema. Senada dengan ini, Ormrod (2003) mengatakan metako gnisi, problem solving dan berfikir kritis adalah bagian dari HOTS. Sedangkan dalam taksonomi Bloom hasil revisi Anderson & Krathwohl (Moore & Stanley, 2010), HOTS dispesifikkan ke dalam tiga dimensi berfikir yang terdiri dari Analyzing, Evaluating dan Creating. TujuanHOTS
Mencakup dari semua yang disebutkan beberapa ahli di atas, maka penting kiranya untuk mempelajari HOTS. Brookhart (2010) memaparkan jenis HOTS didasarkan pada tujuan pembelajaran di kelas, yaitu terdiri dari tiga kategori: HOTS sebagai transfer, HOTS sebagai critical thinking, dan HOTS sebagai problem solving. HOTS sebagai transfer didefinisikan sebagai keterampilan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dikembangkan dalam pembelajaran pada konteks yang baru. Baru disini diartikan sebagai sesuatu yang belum diajarkan sebelumnya. HOTS sebagai transfer mencakup analyzing, evaluating, creating, berfikir
kreatif, berfikir logis dengan dirangkum menjadi menganalisa, mengevaluasi dan mencipta, sedangkan dua keterampilan lainnyasudah termasuk di dalamnya (Brookhart, 2010). HOTS sebagai critical thinking didefinisikan sebagai keterampilan memberikan keputusan (judgment) menggunakan alasan yang logis dan ilmiah. Ini mencakup berfikir kritis dan metakognitif. HOTS sebagai problem solving didefinisikan sebagai keterampilan mengidentifikasi masalah dan menyelesaikan masalah yang bersifat ill structured. Ini mencakup problem solving itu sendiri (Brookhart, 2010). Jadi, HOTS yang dimaksud disini mencakup keterampilan menganalisa (analyzing), mengevaluasi (evaluating), mencipta (creating), berfikir kritis (critical thinking) dan penyelesaian masalah (problem solving). Indikator keterampilan menganalisa, mengevaluasi dan mencipta didasarkan pada teori yang dipaparkan Anderson & Krathwohl (2001), sedangkan keterampilan berfikir kritis dan penyelesaian masalah didasarkan pada teori yang dijelaskan oleh Brookhart (2010). HOTSdalamPembelajaranBahasaInggris
HOTS sebagaimana yang dijelaskan oleh Thomas & Thorne (2009) adalah keterampilan berfikir yang lebih daripada sekedar menghafalkan fakta atau konsep. HOTS mengharuskan peserta didik melakukan sesuatu atas fakta-fakta tersebut. Peserta d idik harus memahaminya, menganalisis satu sama lainnya, mengkategorikan, memanipulasi, menciptakan cara-cara baru secara kreatif dan menerapkannya dalam mencari solusi terhadap persoalan-persoalan baru. HOTS dibagi menjadi empat kelompok yaitu pemecahan masalah, membuat keputusan, berfikir kritis dan berfikir kreatif. Untuk melaksanakan penilaian, guru memerlukan instrumen penilaian dalam bentuk soal-soal, baik untuk menguji aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Instrumen penilaian yang digunakan guru untuk menguji hasil belajar peserta didik pada aspek pengetahuan biasanya diambil dari berbagai buku atau kumpulan soal-soal ujian. Soal dapat berupa uraian atau pilihan ganda. Latar belakang dari digalakkannya pengembangan butir soal HOTS ini adalah rendahnya kemampuan bahasa Inggris peserta didik Indonesia dalam survey yang dilaksanakan oleh benchmarking internasional seperti PISA (2009) dan PIRLS (2011). Belajar berpikir kritis tidak langsung seperti belajar tentang materi, tetapi belajar bagaimana cara berpikir kritis dalam penggunaanya untuk memecahkan masalah saling berkaitan satu sama lain. Keterampilan berpikir peserta didik dapat dilatihkan melalui kegiatan dimana peserta didik diberikan suatu masalah dalam hal ini masalah berbentuk soal yang bervariasi. Dari data tersebut, perlu kiranya untuk menemukan solusi penyelesaian masalah, yakni bagaimana untuk menciptakan pembelajaran bahasa Inggris yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Hal ini dilakukan agar siswa dapat mengembangkan ide-ide yang telah mereka dapat dari untuk selanjutnya dapat melatih mereka untuk berfikir tingkat tinggi. Kenyataan di lapangan, soal-soal bahasa Inggris cenderung lebih banyak menguji aspek ingatan. Banyak buku yang menyajikan materi dengan mengajak peserta didik belajar aktif, sajian konsep
sangat sistematis, tetapi sering diakhiri soal evaluasi yang kurang melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Untuk menguji keterampilan berpikir peserta didik, soal-soal untuk menilai hasil belajar dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik menjawab soal melalui proses berpikir yang sesuai dengan kata kerja operasional dalam taksonomi Bloom, baik pada soal pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Di dalam pembelajaran khususnya dalam bahasa Inggris, dinyatakan bahwa kemampuan peserta didik bukan hanya untuk menguasai sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, berarti peserta didik harus selalu diajak untuk belajar dengan menggunakan proses berpikir untuk menemukan konsep-konsep tersebut. PengembanganSoalHOTSBahasaInggris
Pengembangan soal HOTS dalam bahasa Inggris memerlukan berbagai kriteria baik dari segi bentuk soalnya maupun konten materi subjeknya. Teknik penulisan soal-soal HOTS baik yang berbentuk pilihan ganda atau uraian secara umum sama dengan penulisan soal tingkat rendah, tetapi ada beberapa ciri yang membedakannya. Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman oleh para penulis soal dalam hal ini guru untuk menulis butir soal yang menuntut berpikir tingkat tinggi para siswa, yakni materi yang akan ditanyakan diukur dengan perilaku sesuai dengan ranah kognitif Bloom pada level analisis, evaluasi dan mengkreasi, setiap pertanyaan diberikan dasar pertanyaan (stimulus) dan soal mengukur kemampuan berpikir kritis. Soal HOTS selayaknya meminimalisir kemampuan mengingat kembali informasi (recall), tetapi lebih mengukur kemampuan: 1. 2. 3. 4. 5.
Transfer satu konsep ke konsep lainnya, Memproses dan menerapkan informasi, Mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda, Menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, Menelaah ide dan informasi secara kritis.
Agar butir soal yang ditulis dapat menuntut berpikir tingkat tinggi, maka setiap butir soal selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus) yang berbentuk sumber/bahan bacaan seperti: teks bacaan, paragrap, teks drama, penggalan novel/cerita/dongeng, puisi, kasus, gambar, grafik, foto, rumus, tabel, daftar kata/simbol, contoh, peta, film, atau suara yang direkam. Keterampilan-keterampilan di dalam HOTS di dalam taksonomi Bloom termasuk tiga level tertinggi yaitu analisis, evaluasi dan mengkreasi. Untuk peserta didik tingkat menengah tidak semua keterampilan dapat dilatihkan melalui pemecahan soal-soal tetapi kita dapat memilih yang sesuai dengan tingkat berpikir peserta didik tersebut dan mendesain menjadi soal yang mendorong peserta didik berpikir tingkat tinggi dalam kemampuan bahasa Inggrisnya. Berikut contoh soal HOTS yang dapat dikembangkan dari sebuah teks bahasa Inggris Mengkreasi :
Compose a letter of apology from Kancil to Crocodile! Mengevaluasi :
Do you think Kancil has done the right thing? Why? Menganalisis :
In what ways are Kancil and Crocodile different?
Daftar Pustaka
Anderson dan Krathwohl. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing (A R evision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives). Abridge Edition. Penerbit David McKay Company. New York Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. BNSP Depdiknas 2004. Undang-undang Republik Indonesia Tentang SistemPendidikan Menengah. Jakarta: Depdiknas RI Brookhart, S.M. (2010) How To Assess Higher-Order Thinking Skills In your Classroom. Virginia: ACSD Member Book. Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tentang SistemPendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas RI King, Goodson dan Rohani. 1998. Higher order thinking skills. [online]. Tersedia: http://www.cala.fsu.edu/files/higher_order_thinking_skills.pdf [diakses 5 Agustus 2016] Moore, B & Stanley, T. 2010. Critical Thinking and Formative Assessment. Larchmont: Eye of Education Ormrod, J. E. 2003. Educational Psychology Developing Learners (4th ed). USA : Merill Prentice Hall. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Depdiknas PIRLS. 2011. International Result in Mathematic. TIMSS and PIRLS PISA. 2009. PISA 2009 Plus Result Performance of 15-years-old in Reading, Mathematics and Science for 10 Additional Participants. http://nces.ed.gov/surveys/pisa. Accessed on July 29th 2016 Thomas, A. dan Thorne, G., 2009. How to Increase Higher Order Thinking: Retrieved on August 01st 2016 from http://www.cdl.org/articles/how-to-increase-high-orderthinking/