PENGEMBANGAN MEDIA FLASH CARDS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA BAGI SISWA SD
ARTIKEL JURNAL
Oleh Galih Pranowo NIM 09105241015
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PEDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA AGUSTUS 2013
Pengembangan Media Flash … (Galih Pranowo) 1
PENGEMBANGAN MEDIA FLASH CARDS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA BAGI SISWA KELAS SD Developing Flash Cards Media to Improve The Ability in Reading Javanese Scripts Student of Elementary School. Oleh:
Galih Pranowo, Teknologi Pendidikan/Kurikulum dan Teknologi Pendidikan,
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan menghasilkan media flash cards yang layak digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca aksara jawa bagi siswa kelas IV SD Muhammadiyah Karangduwet Gunungkidul. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian pengembangan ( Research and Development ). Setelah melalui tahap produksi diperoleh produk awal yang telah divalidasi oleh ahli materi dan ahli media. Perolehan data didapatkan dari observasi, angket, tes dan wawancara. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan mengunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa media flash cards pada uji ahli materi dinilai layak (89,13%) dan ahli media dinilai layak (90%). Selain uji ahli, pada uji coba lapangan utama media ini dinilai layak (93,125%) dan saat uji coba lapangan operasional media ini juga dinilai layak (94%). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa media flash cards sudah layak sebagai media pembelajaran utntuk meningkatkan kemampuan membaca aksara jawa bagi siswa kelas IV SD Muhammadiyah Karangduwet Gunungkidul. Kata kunci: media flash cards, aksara jawa
Abstract This research aims to produce flash cards media that feasible used in efforts to improve the ability in reading Javanese scripts student fourth grade of elementary school Muhammadiyah Karangduwet Gunungkidul. The kind of research used by researchers is research and development. After going through an early stage production obtained starting product that has been validated by the material experts and media experts. thedata obtained from observation, questionnaire, test and interview. Results were analyzed using descriptive quantitative technique. The results show that the flash cards media by the material experts is considered feasible (89,13 %) and by the media experts is considered feasible (90 %). In addition to testing experts, the main field trial was considered appropriate media (93.125%) and current operational field trial is also considered appropriate media (94%). This research result showed that flash cards media was already feasible as a media of learning in order to improve the ability in reading Javanese scripts student fourth grade of elementary school Muhammadiyah Karangduwet Gunungkidul. Key words : flash cards media, jawvanese script
tingkatan yang berbeda. Hal ini didasari karena disetiap jenjang anak memiliki kemampuan yang berbeda. Semakin tinggi jenjang kelasnya
PENDAHULUAN
Banyak pembelajaran bahasa Jawa yang dapat diajarkan di lingkungan masyarakat, khusunya di sekolah formal.
maka materi aksara Jawa yang diajarkan semakin kompleks.
Salah satu
pembelajaran bahasa Jawa yaitu belajar aksara Jawa. Pembelajaran aksara Jawa ini dalam pendidikan formal sudah diajarkan sejak anak duduk di bangku sekolah dasar. Mulai dari pengenalan aksara Jawa sampai dituntut untuk menulis dan membaca. Pembelajaran aksara Jawa itu sendiri setiap jenjang kelas memiliki
Banyak media yang berkembang dan dapat digunakan dalam pembelajaran aksara Jawa ini khususnya untuk membaca aksara Jawa.
Mulai dari media sederhana sampai
dengan multimedia yang berkembang diera sekarang. Akan tetapi, pemilihan media yang akan digunakan haruslah disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Analisis kebutuhan dan
3 Jurnal Pendidikan Edisi … Tahun … ke … 20…
kondisi
di
lapangan
dimaksudkan
agar
memperoleh media yang tepat digunakan oleh siswa.
Berdasarkan
Wibawa
dan
Farida
Mukti
(1991:30) menjelaskan bahwa media kartu atau
Muhammadiyah
flash cards biasanya berisi kata-kata, gambar,
Karangduwet Gunungkidul, bahwasanya media
atau kombinasinya, dapat digunakan untuk
yang cocok digunakan untuk pembelajaran
mengembangkan
aksara Jawa yaitu media sederhana. Hal ini
dalam mata pelajaran bahasa.
didasari
di
pengamatan
Basuki
dan
wawancara
hasil
Media flash cards
SD
karena
kata-kata
memungkinkan
Arzhar Arsyad (2006:119) menjelaskan
mengunakan multimedia di sekolah tersebut.
bahwa media flash cards adalah kartu kecil
Sarana dan prasarana menjadi kendala utama
yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol
dalam
yang
mengunkan
tidak
perbendaharaan
media
tersebut.
Media
mengingatkan
sederhana ini sangat beragam jenisnya mulai
kepada
sesuatu
dari papan flanel, roda berputar, poster, komik
gambar itu.
atau
yang
menuntun
berhubugan
siswa dengan
dan flash cards. Akan tetapi untuk pembelajaran
Tejo
aksara Jawa pengunaan media flash cards
(2011:26-27)
sangatlah cocok dengan karakteristik pokok
pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar.
bahasan. Menurut Basuki Wibawa dan Farida
Gambar-gambarnya
Mukti (1991 : 30) media kartu flash atau flash
tangan
cards biasanya berisi kata-kata, gambar, atau
gambar/foto yang sudah ada yang ditempelkan
kombinasinya,
untuk
pada lembaran-lembaran flash cards. Gambar-
kata-kata
gambar pada flash cards merupakan rangkaian
dapat
mengembangkan
digunakan
perbendaharaan
dalam mata pelajaran bahasa. Berdasarkan
dalam
flash
atau
jurnal
cards
foto,
ilmiahnya
adalah
media
dibuat
menggunakan
atau
memanfaatkan
pesan yang disajikan dengan keterangan setiap latar
gambar yang dicantumkan pada bagian bawah
belakang, masalah dalam penelitian ini dibatasai
simbol atau gambar. Flash cards hanya cocok
pada pengembangan media flash cards yang
untuk kelompok kecil tidak lebih dari 30 orang
layak
siswa. Kelebihan flash cards antara lain mudah
digunakan
paparan
Nurseto
untuk
pada
meningkatkan
kemampuan membaca aksara Jawa bagi siswa
dibawa,
praktis,
kelas IV SD Muhammadiyah Karangduwet
menyenangkan.
gampang
diingat,
dan
Gunungkidul. Sesuai masalah yang dipaparkan
Dari berbagai pendapat di atas dapat
di depan , maka penelitian pengembangan ini
disimpulkan bahwa media flash cards adalah
bertujuan untuk menghasilkan media flash cards
media pembelajaran yang berbetuk dua dimensi
layak
meningkatkan
berisikan gambar atau tulisan yang digunakan
kemampuan membaca akasara Jawa bagi siswa
untuk merangsang pembelajar dalam belajar.
kelas IV
Hal ini karena di dalam flash cards pesan yang
digunakan
untuk
SD Muhammadiyah Karangduwet
Gunungkidul.
disampaikan sangat pendek. Pesan yang berada dalam flash cards biasanya terdiri dari gambar
4 Jurnal Pendidikan Edisi … Tahun … ke … 20…
atau sombol dan huruf. Penyajian pesan singkat
maksud, atau pokok pikiran penulisnya. Oleh
maka mempermudah siswa dalam memahami
pembaca, pokok pikiran penulis dapat diterima,
dan menghafal konsep tertertentu ke dalam
ditolak atau sekedar dibandingkan dengan
memori
tulisan orang lain.
manusia,
dengan
demikian
maka
pembelajaran dapat dilakukan dengan mudah dan menyenangkan. Ada
Sejalan dengan pendapat di atas proses menghafal
proses
seseorang
manfaat yang
menghadapi materi yang berupa verbal ataupun
diperoleh siswa dengan mengunakan media
visual. Kegiatan menghafal ini berada dalam
flash cards adalah:
kawasan
1.
2.
3.
4.
pun fungsi dan
merupakan
Mempermudah
siswa
dalam
belajar
kognitif
seseorang.
Seseorang
memiliki kemapuan menghafal yang baik berarti
mengenal angka, huruf, binatang, atau yang
kemampuan
lainnya.
secara baik. Kemampuan menghafal merupakan
Proses pembelajaran dengan menggunakan
kemampuan dasar yang dimiliki oleh setiap
flash cards cukup efektif.
manusia.
Merangsang perkembangan otak kanan dan
kognitifnya
Taksonomi
juga
tujuan
berkembang
kognitif
Bloom
ini baik untuk peningkatan kemampuan
kemampuan menghafal ini merupakan tingkatan
daya ingatnya.
yang
Siswa dilatih untuk belajar konsentrasi
pegetahuan.
sekaligus menambah kosa kata baru.
mencakup
paling
kemampuan
menamai,
Miftachul Ulah (2012) menyatakan bahwa kegiatan membaca merupakan suatu kesatuan
yaitu
Tingakatan
mengurutkan, Membaca
bawah
pada
tingkatan
pengetahuan untuk
ini
mengingat,
menjelaskan, mengidentifikasi, menempatkan,
mengulangi,
menemukan kembali. Bahasa Jawa
kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa
Pembelajaran bahasa jawa untuk siswa
kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata,
sekolah dasar memiliki keragaman yang sangat
menghubungkannya dengan bunyi maknanya
beragam. Hal ini disesuaikan dengan kearifan
serta menarik kesimpulan mengenai maksud
lokal yang berkembang di masyarakat. Kearifan
bacaan. Disinilah letak pentingnya seorang anak
lokal
menghafal suatu huruf. Membaca merupakan
penyususnan kurikulum bahasa jawa. Tidak
kegiatan berbahasa yang secara aktif menyerap
jauh berbeda dengan pembelajran bahsa yang
informasi atau pesan yang disampaikan melalui
lain kompetensi dasar yang digunakan biasanya
media media tertentu. Membaca dikatakan aktif
meliputi mendengarkan, menulis, berbicara, dan
karena tujuannya bukan sekedar memahami
membaca.
ini
yang
menjadikan
dasar
dalam
lambang tulis, tetapi juga membangun makna,
Kompetensi dasar aksara Jawa itu sendiri
artimya dengan membaca tulisan seseorang,
untuk siswa kelas IV SD masuk dalam kategori
pembaca
membaca. Standar kompetensi yang digunakan
dapat
menangkap
ide,
gagasan,
5 Jurnal Pendidikan Edisi … Tahun … ke … 20…
dalm pembelajaran aksara jawa adalah mampu
model pembelajaran yang memungkinkan
membaca dan memahami berbagai teks bacaan
anak berpindah atau bergerak.
dengan berbagai teknik membaca bersuara,
3.
Anak
bekerja
dalam
kelompok.
Dari
membaca cepat, membaca indah, dan membaca
pergaulanya dengan kelompok sebaya, anak
huruf Jawa. Kompetensi dasar ini yang di
belajar aspek-aspek yang penting dalam
jadikan rujukan peneliti dalm mengembankan
proses sosialisasi. Adapun proses yang
media flash cards untuk siswa sekolah dasar.
dimaksud yaitu: belajar memenuhi aturan-
Pokok bahsan aksara Jawa sesuai dengan
aturan kelompok, belajar setia kawan,
kompetensi dasar yang digunakan aadalah
belajar tidak tergantung pada diterimanya
aksara
Jawa
nglegena
dan sandhanganya.
dilingkungan,
belajar
menerimanya
Aksara jawa nglegena berupa huruf dasar dalam
tanggung jawab, belajar bersaing dengan
pokok bahasan aksara Jawa. Sandhangan aksara
orang lain secara sehat (sportif ).
Jawa berupa huruf vocal dan huruf tidak vocal
4.
Senang
merasakan
atau
yang biasanya dipakai ditengah kata yang
melakukan/memperagakan sesuatu secara
dibedakan sesuai cara membacanya. Pokok
langsung. Dari apa yang dipelajari di
bahsan inilah yang menjadi pesan utama dalam
sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-
media
flash
cards
untuk
meningkatkan
konsep baru dengan konsep-konsep lama.
kemampuan membaca aksara Jawa bagi siswa
Berdasar pengalaman ini, siswa membentuk
kelas IV SD Muhammadiyah Karangduwet
konsep-konsep
Gunungkidul.
waktu, fungsi-fungsi badan, jenis kelamin,
Kebutuhan Siswa SD
moral, dan sebagainya. Selain itu juga
Dalam kehidupannya yang masih berusia 7-
memahamidari
tentang
angka,
konsep–konsep
dilakukan
yang harus dipenuhi. Hal ini merupakan hal
konsep simbol anak mampu berfikir ke
alamiah
setiap
tingkatan yang lebih tinggi. Ini pun sesuai
perkembangan anak yang normal. Di poskan
dengan tahap perkembangan yaitu pada
oleh Dandandan dalam artikel onlinenya (2012),
tahap operasional kongkret.
dialami
dan
dilalui
dengan
simbol
12 tahun, tentunya anak SD memiliki kebutuhan
yang
karena
ruang,
memahami
menyebutkan berbagai macam kebutuhan anak yaitu. 1.
Senang bermain. Kebutuhan ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan
2.
yang
bermuatan
permainan
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh
lebih–lebih untuk kelas rendah.
peneliti adalah penelitian dan pengembangan,
Senang bergerak. Anak SD dapat duduk
Penelitian
dengan tenang paling lama sekitar 30 menit,
kepada pengembangan produk. Research and
oleh karena itu, guru hendaknya merancang
development adalah metode penelitian yang
dan
pengembangan
berfokuskan
6 Jurnal Pendidikan Edisi … Tahun … ke … 20…
digunakan untuk megembangkan hasil produk
Prosedur
tertentu, dan menguji keefektifan dari produk yang
telah
(2011:297).
dikembangkan Penelitian
pengembanganya
ini
(Sugiyono
dalam
Berpedoma
langkah
pengembangan
yang dikemukan oleh Borg and Gall, maka
proses
penelitian pengembangan ini mengunakan 10
secara
(sepuluh)
dilakukan
langkah
yang
digunakan
dalam
berkesinambungan atau siklus, setiap langkah
prosedur penelitian ini. Nana Syaodih S.
yang dikembangkan harus berpedoman pada
(2010:169-170) menyebutkan bahwasanya ada
hasil
10 langkah yang digunakan oleh Borg and Gall.
yang
sudah
diperoleh
dari
langkah
sebelumnya. Sehingga dimaksudkan produk
Kesepuluh
yang dikembangkan dapat menjadi lebih efektif
pengembangan, jika dilaksanakan dengan baik
dan efisien sesuai dengan tujuan pengembangan
dan benar maka akan diperoleh produk yang
produk.
dapat
langkah
penelitian
dipertangungjawabkan
dan
dan
layak
digunakan dalam proses pembelajaran. Langkah Waktu dan Tempat Penelitian
pengembangan dilakukan peneliti yaitu: 1)
Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD Muhammadiyah
Karangduwet
Penelitian
dan
pegumpulan
informasi,
2)
Gunungkidul.
Perencanaan, 3) Pengembangan produk awal, 4)
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
Uji coba lapangan awal, 5) Revisi produk I, 6)
April-Juni 2013. Peneliti melakukan persiapan
Uji coba lapangan utama, 7) Revisi Produk II,
dengan observasi, menyusun proposal yang
8) Uji coba lapangan uama, 9) Revisi tahap
kemudian melaksanakan penelitian, pengolahan
akhir. 10) Dissemination dan implementasi.
data dan membuat laporan.
Peneliti hanya mengembangkan produk sampai tahab revisi akhir, untuk produksi masal peneliti
Target/Subjek Penelitian
Penelitian
dilakukan
tidak melakukanya. Berdasarkan uraian di atas terhadap
siswa
maka prosedur penelitian yang dilakukan dalam
kelas IV SD Muhammadiyah Karangduwet
penelitian ini adalah:
Gunungkidul tahun ajaran 2012/2013. Subjek
1.
uji coba berjumlah 20 siswa kelas IV SD
Pengumpulan
Penelitian dan pengumpulan informasi informasi
bertujuan
Muhamadiyah Karangduwet yang terdiri dari
memperoleh
empat uji coba lapangan awal. delapan uji coba
permasalahan
lapangan utama dan selebihnya digunakan untuk
pembelajaran.
uji
permasalahan pembelajaran maka peneliti
coba
lapangan
operasional
dengan
dan
untuk
yang
merumuskan dihadapi
Setelah
analisis
dalam
mengetahui
menyesuaikan jumlah siswa dalam kelas di SD
melakukan
kebutuhan
yang
Muhamadiyah Karangduwet Gunungkidul
nantinya digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk. Mulai dari observasi secara lagsung di SD Muhammadiyah dan dari sumber-sumber buku.
7 Jurnal Pendidikan Edisi … Tahun … ke … 20…
2.
Perencanaan
8.
Sesudah dilakukan pengumpulan data dan
Uji coba lapangan operasional ini di
merumuskan
lakukan
suatu
pembelajaran,
3.
4.
permasalahan
ini merupakan uji coba yang melibatkan
yang
subyek
dibuat
merupakan
media
uji
coba
dalam
satu
kelas
sederhana yang berupa media flash cards
pembelajaran kelas IV SD Muhamadiyah
untuk siswa sekolah dasar kelas empat.
Karangduwet Gunungkidul
Pengembangan produk awal
9.
Revisi tahap akhir
Membuat bentuk fisik dari desain media
Revisi ini berpedoman dari uji coba
flash cards.Sesudah produk jadi maka
lapangan operasional. Tujuan revisi ini
dilakukan validasi kepada ahli materi dan
adalah penyempurnaan produk, sehingga
ahli media.
produk
Uji coba lapangan awal
digunakan dalam pembelajaran
cobia
ini
dimaksudkan
informasi
yang
untuk berupa
layak
digunakan
dan
dapat
10. Dissemination dan implementasi Dalam
penelitian
ini
peneliti
hanya
penilaian dan saran terkait dengan media
mengembangankan produk sampai tahap
flah cards. Informasi ini dari pengisian
akhir, sedangkan untuk produk masal
agket yang sudah di sediakan peneliti
peneliti tidak melakukan.
Merevisi produk hasil uji coba I Data dan informasi yang diperloleh dari uji coba lapangan awal digunakan sebagai pedoman
dalam
revisi
produk
yang
dikembangkan Uji coba lapangan utama
melibatkan delapan siswa SD kelas IV Muhammadiyah
Karangduwet
Gunungkidul. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah masih ada kekurangan dan
kesalahan
dalam
pengembangan
produk
ini
dilakukan
Data
Instrumen
dalam
penelitian
ini
untuk
dalam mengumpulakan data terkait dengan permasalahan pengumpulan
yang data
yang
diteliti.
Teknik
dilakukan
adalah
observasi, angket, tes dan wawancara. Untuk angket ahli media dan ahli materi dilakuakan expert judgenment oleh dosen pembimbing. Sedangkan untuk soal tes dan angket siswa dilakukan expert judgenment oleh ahli materi.
Merevisi produk hasil uji coba II Revisi
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
merupakan pedoman yang dugunakan peneliti
Jumlah subjek uji coba dalam tahap ini
7.
Muhammadiyah
melakukan perencanaan produk. Produk
mendapatkan
6.
SD
Karangduwet Gunungkidul. Uji coba tahap
akan
selanjutnya
di
peneliti
Uji
5.
Uji coba lapangan operasional
mencapai
kesempurnaan produk yang nantinya akan di uji cobakan di lapangan opersional
8 Jurnal Pendidikan Edisi … Tahun … ke … 20…
3. Keterbatasan sarana dan prasarana dalam
Teknik Analisis Data
Suharsimi menjelaskan
Arikunto
bahwasanya
mencakup
(2002:244) analisis
keseluruhan
data
kegiatan
pembelajaran
di
SD
Muhammadiyah
Karangduwet. 4. Kurangnya
media
yang
layak
untuk
mengklarifikasi, menganalisa, memaknai dan
membantu siswa dalam membaca aksara
menarik kesimpulan dari semua data yang
jawa.
terkumpul dalam tindakan. Teknik analisis yang
Perencanaan Pengembangan
digunakan dalam penelitian ini mengunakan
Pada tahab perencanaan ini, peneliti
teknik analisis deskriptif kuantitatif. Segala
mengkaji hasil dari studi pendahuluan tentang
bentuk
perlu
data
yang
di
peroleh
merupakan
mengembangkan
sebuah
media
perolehan dari validasi ahli materi dan ahli
pembelajaran yang dapat membantu siswa
media. Selain itu juga data yang digunakan
dalam
adalah data yang diperoleh dari uji coba produk
merencanakan pengembangan sebuah media
yang dilakukan.
sederhana yang berupa flash cards yaitu adalah
proses
pembelajaranya.
Peneliti
kartu bergambar dua dimensi yang berisi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian pendahuluan yang dilakukan SD
Muhammadiyah
Gunungkidul
adalah
dengan
Karangduwet mengunakan
observasi dan beberapa pertanyaan kepada responden. Responden tersebut yaitu guru kelas dan
beberapa
Muhammadiyah Hasil
observasi
siswa
kelas
Karangduwet dan
teks,
atau
tanda
simbol
yang
mengingatkan atau menuntun siswa kepada
Studi Pendahuluan
di
gambar,
IV
di
SD
Gunungkidul.
wawancara
terhadap
responden, peneliti menemukan beberapa hal sebagai berikut:
sesuatu
suatu kalimat atau kata khususnya untuk membaca. 2. Peran guru masih dominan sehingga anak menjadi pasif dalam pembelajaran.
berhubugan
dengan
gambar
tersebut, dalam hal ini adalah aksara Jawa. Perencanaan produk yang dilakukan yaitu mendesain media flash cards. Adapun hal yang dilakukan yaitu menentukan warna, ukuran kartu, bentuk huruf, desain lay out, bahan yang digunakan, cover media, dan bentuk dari kartu tersebut. Selain itu pokok materi pembelajaran juga dilakukan yaitu materi aksara jawa. Desain Produk Awal
Media flash cards ini dikembangan
1. Siswa memiliki kesulitan dalam menghafal aksara Jawa dan mengaplikasikanya dalam
yang
dengan tujuan menghasilkan media flash card yang
layak
dalam
upaya
meningkatkan
kemampuan menghafal aksara Jawa bagi siswa SD
Muhammadiyah
Gunungkidul.
Media
melewati
beberapa
Pengembangan
yang
Karangduwet
flash
cards
sudah
pengembangan. dilakukan
pengembangan produk awal yaitu :
dalam
9 Jurnal Pendidikan Edisi … Tahun … ke … 20…
1.
2.
Menentukan pokok bahasan yang akan
secara
dikembangkan. Dalam penelitian ini adalah
Hasil tersebut menjelaskan bahwa penilaian
aksara jawa.
terhadap media flash cards yang digunakan
Menentukan
Bahan
dan
alat
yang
diperlukan dalam proses produksi 3.
sangat baik atau layak (83,125%). c. Uji coba lapangan operasional
Membuat desain media dan membuat bentuk fisik dari desain tersebut.
secara
Data yang diperoleh dari validasi media ini diperoleh dengan mengunakan angket terbuka. Hasil yang diperoleh dari hasil angket penilaian ahli media di atas secara keseluruhan memperoleh hasil 82. Hasil ini menjelaskan bahwa kelayakan media flash cards masuk kriteria sangat baik atau layak (89,13%).
keseluruhan memperoleh hasil 752.
Data yang diperoleh dari validasi media dengan
mengunakan
angket
terbuka. Hasil yang diperoleh dari hasil angket penilaian ahli media di atas secara keseluruhan memperoleh hasil 36. Hasil ini menjelaskan bahwa kelayakan media flash cards masuk kriteria sangat baik atau layak (90%).
Kemampuan Membaca Aksara Jawa oleh Siswa
Mengetahui
peningkatan
kemampuan
membaca aksara Jawa untuk kelas IV SD Muhammadiyah
Pengunaan
Karangduwet
peneliti
Hasil yang diperoleh dari hasil angket awal
keseluruhan memperoleh hasil 155.
Hasil tersebut menjelaskan bahwa penilaian terhadap media flash cards yang digunakan sangat baik atau layak (96,87%). b. Uji coba lapnagan utama Hasil yang diperoleh dari hasil angket awal
metode
ini
didasari
untuk
mengetahui seberapa jauh kemampuan rata-tara siswa sebelum dan sesudah mengunakan media flash cards untuk belajar aksara Jawa. Dari hasil pre-test
dan
pos-test
dapat
diketahui
bahwasanya ada kenaikan rata-rata hasil nilai pre-test dan nilai post-test , yaitu yang awalnya
5,15
mengalami
a. Uji coba lapangan awal
penilaian subjek uji coba lapangan
sangat baik atau layak (94%).
rata-rata
3. Uji Coba Produk
penilaian subjek uji coba lapangan
terhadap media flash cards yang digunakan
mengunakan metode pre-test dan post-test .
2. Ahli materi
secara
awal
Hasil tersebut menjelaskan bahwa penilaian
1. Ahli media
diperoleh
Hasil yang diperoleh dari hasil angket penilaian subjek uji coba lapangan
Validasi Ahli dan Uji Cobia Produk
ini
keseluruhan memperoleh hasil 298.
menjadi
kenaikan
8. nilai
Rata
rata
sebesar
ini 2,85.
Kenaikan ini membuktikan bahwasanya media flash
cards
yang
dikembangkan
dapat
digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa.
10 Jurnal Pendidikan Edisi … Tahun … ke … 20…
coba lapangan awal penilaian yang dilakukan
Grafik Hasil Tes Siswa
mendapatkan skor persentase 96,87% dengan
10
keriteria layak, Uji coba lapangan utama
8
memperoleh
6
persentase
93,125%
keriteria
4
Pre-Test
layak, dan saat uji coba lapangan operasional
2
Post-Test
memperoleh persentase 94% keriteria layak. Selain uji coba juga dilakukan test untuk
0
C I F N N ID S W R T H P D D M A D A E A M R M
mengetahui kemampuan menghafal siswa yaitu dengan pre-test dan post-test . Hasil yang
Gambar. Grafik hasil pre-test dan post test
nilai post-test lebih tinggi dari rata-rata nilai
Pembahasan
Hasil
dari
penelitian
menunjukan
bahwasanya dalam desain media seperti warna, huruf, ukuran, desain lay out, dan tata letak sesuai
dengan
teori
dan
sesuai
dengan
kebutuhan di SD Muhammadiyah Karangduwet. Materi yang digunakan merupakan materi yang disesuaikan dengan kompetensi dasar yang ada di SD Muhammadiyah Karangduwet. Media flash
cards yang
memfasilitasi
diperoleh adalah data terlihat bahwa rata-rata
dari
dikembangkan kebutuhan
pre-test . Nilai tersebut yaitu yang awalnya 5,15
menjadi 8, nilai ini mengalami peningkatan sebesar 2,85. Dapat disimpulkan bahwa media flash
yang
dikembangkan
secara
keseluruhan dikatakan layak digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca aksara Jawa bagi siswa kelas IV SD Muhammadiyah Karangduwet Gunungkidul.
mampu
siswa
yang
cenderung bermain dengan kelompok, berfikir
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
kongkrit, dan senang bermain. Selain itu media flash cards sangat cocok untuk pembelajran
aksara Jawa yang cenderung berisikan pesan singkat dan menyajikan simbol-simbol untuk belajar perbendaharaan kata atau kosa kata. Media flash cards secara keseluruhan layak digunakan dalam pembelajaran bahasa Jawa pokok bahsan aksara Jawa untuk siswa kelas IV SD Muhammadiyah karangduwet Gunungkidul. Pada tahap uji coba ahli media dinyatakan layak digunakan dengan persentase 89,13%. Penilaian ahli juga dinyatakan layak digunakan dengan persentase 90%.
cards
Pada uji
Hasil pengembangan media flash cards di
SD
Muhammadiyah
Karangduwet
Gunungkidul didapatkan kesimpulan bahwa media flash cards yang dikembangkan layak digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca aksara Jawa bagi siswa kelas IV SD Muhammadiyah
Karangduwet
Gunungkidul.
Hal ini ditinjau secara keseluruhan berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli media yang menyatakan bahwasanya media yang dikembangkan sudah layak digunakan. Selain penilaian dari para ahli, kelayakan media juga di uji cobakan kepada subjek uji coba
Pengembangan Media Flash … (Galih Pranowo) 11
lapangan awal, uji coba lapangan utama dan uji coba lapangan operasional. Selain itu hasil ini juga diperkuat dari hasil penilaian pre-test dan post-test yang menyatakan bahwasanya hasil
Dandandan. (2012). Karakteristik Anak Sekolah Dasar . Diakses dari http://krisdaning217.blogspot.com/2012/0 4/karakteristik-anak-usia-sekolahdasar.html. pada tanggal 31 Januari 2013, Jam 20.15 WIB.
rata-rata post-test lebih tinggi dibanding dengan hasil rata-rata pre-test. Saran
Berdasarkan penelitian pengembangan yang telah menyatakan media flash cards membantu
siswa
dalam
kemampuan
menghafal
meningkatkan
aksara
Jawa
telah
Miftachul Ulah. (2012). Pengaruh Penggunaan Media Flash Card Terhadap kemampuan Mengenal Huruf Pada Anak Kelompok A Ra Roudlotul Islamiyah Sidoarjo. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya. Surabaya: Unnesa Nana Syaodih S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
tervalidasi oleh ahli materi dan ahli media, dapat
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta
Bagi guru. Disarankan mengunakan media
Prosedur Suharsimi Arikunto. (2002). Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta: PT Renika Cipta
maka
ada
beberapa
saran
yang
direkomendasikan yaitu. 1.
flash cards ini dalam pembelajaran aksara
Jawa
untuk
kelas
IV
SD
agar
mempermudah dan membuat senang siswa dalam
belajar
khususnya
menghafal
aksaraJawa. 2.
Bagi
peneliti
selajutnya.
Disarankan
mengembangkan media flash cards ini dengan materi pokok bahsan yang berbeda sesuai dengan kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran. Karena flash cards terbukti
membantu
dalam
pemelajaran
konsep-konsep menghafal. DAFTAR PUSTAKA
Arzhar Arsyad. (2006). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo persada. Basuki Wibawa dan Farida Mukti. (1991). Media Pengajaran. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Tejo Nurseto. (2011). Membuat Media Yang Menarik . Jurnal Ekonomi & Pendidikan, (Volume 8 Nomor 1 April 2011). Hlm.2627