PENGELOLAAN LIMBAH PADAT DAN CAIR PASCA BENCANA
Oleh KELOMPOK 1 ASTERIA VAN SOLANG DEWI RATNA NINGSIH HASAN FADHILATUL JANNAH TAMBIPI FITRIA OLII GUSTI PANDI LIPUTO HENDRIK R NAPU ISTIVANTI DUNGGIO MINTON PAHABU MUKMIN I BUSA NOVIYANTI KAUNE NUR ANNISA SOPYAN NURIATI MULKI HASAN RIAN DODA SAMIONG LAITUPA UCI MURDHIA RAHMAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (BNPB, 2012). Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor (BNPB, 2012). Pasca bencana mengakibatkan dampak buruk bagi lingkungan sekitar salah satunya adalah kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan pasca bencana dapat meninggalkan berbagai macam limbah padat dan cair yang tentunya akan berdampak buruk untuk ekosistem alam sekitar. Oleh karena itu limbah padat dan cair tersebut harus dibersihkan atau diolah. Pengelolaan limbah padat dan cair pasca bencana harus dilakukan sehingga akan memberikan dampak positif bagi lingkungan, dapat mencegah penyakit (diare, malaria). Berdasarkan pembahasan diatas, penulis tertarik untuk membuat makalah telaah pustaka tentang Pengelolaan Limbah Padat dan Cair Pasca Bencana.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada karya tulis ini adalah bagaiamana pengelolaan limbah padat dan cair pasca bencana?
1.3 Tujuan
Tujuan karya tulis ini adalah mengetahui pengelolaan limbah padat dan cair pasca bencana
1.4 Manfaat
Manfaat karya tulis ini yaitu: 1.4.1
Manfaat bagi penulis Penulis dapat mengetahui pengelolaan limbah padat dan cair pasca
bencana sehingga penulis dapat mengaplikasikan ilmu tersebut pada daerah pasca bencana 1.4.2
Manfaat bagi institusi Institusi pendidikan mempunyai visi sebagai lebaga pengabdian
masyarakat sehingga ilmu teresebut dapat dijadikan landasan bagi institusi untuk dapat menurunkan mahasiswa ke daerah-daerah pasca bencana
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1
BENCANA
1.1.1 Definisi
Menurut Departemen Kesehatan RI (2001), definisi bencana adalah peristiwa atau kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia, serta memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar. Sedangkan definisi bencana (disaster ) menurut WHO (2002) adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia, atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena. Menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
1.1.2
Jenis-Jenis Bencana Alam
Jenis-jenis bencana menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007, antara lain:
1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian 2. Peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. 3. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit. 4. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror (UU RI, 2007).
1.2
DAMPAK PASCA BENCANA
1.2.1 Dampak Akibat Gempa Bumi Dan Atau Tsunami
Gempa bumi merupakan peristiwa bergesernya lempengan bumi di da ratan maupun dasar laut yang merambat ek permukaan bumi.Gempa bumi disebabkan oleh aktifitas gunung merapi atau vulkanik maupun aktifitas tektonik sepanjang jalur-jalur rawan bencana.Gempa bumi yang berpusat di dasar laut dapat menyebabkan tsunami atau disebut gelombang pasang besar dan mampu menghancurkan wilayah pesisir.
Gempa bumi yang berpusat tidak jauh dari kota atau pusat permukiman penduduk akan mengakibatkan kerusakan besar seperti berikut :
Hentakan gempa yang besar dapat mengakibatkan tanah longsor, bangunan roboh atau retak.
Merusak bangunan waduk atau tanggul sehingga air meluap dan bajir besar
Menyebabkan kebakaran karena rusaknya instalasi bangunan
Tanah, jalan raya atau jembatan merekah atau ambruk
Memakan korban jiwa makhluk hidup karena tertimpa reruntuhan atau tersapu oelh gelombang tsunami
1.2.2 Dampak akibat Badai dan angin topan Badai dan angin topan yangterjadi dapat menghancurkan segala objek yang dilaluinya. Badai silicon yang berkekuatan besar mampu melewati daerah secara lebih luas.Apabila melewati daratan dan terutama pemukiman penduduk mengakibatkan kerusakan besar.
1.2.3 Dampak akibat letusan gunung merapi Gejala alam seperti letusan gunung merapi terjadi karena aktifitas magma di dalam perut bumi dan biasanya terjadi dengan disertai gempa.Kita hanya dapat memprediksi terjadinya letusan gunung berapi.
Letusan gunug berapi tentu menimbulkan kerusakan-kerusakan lingkungan seperti berikut :
Abu vulkanik dan awan panas yang mengancam keselamatan jiwa makhluk hidup
Aliran lahar atau lava panas dapat menghanguskan apapun yang dilalulinya
serta
mendangkalkan
sungai,
Apabila
disertai
hujan,
kemungkinan banjir pun tidak dapat dihindari.
Setelah dingin, bekas aliran lava ini akan membeku dan membatu, diaman tentu tidak dapat kembali diolah menjadi lahan pertanian yang maksimal.
Roboh atau musnahnya bangunan , jalan, jembatan dan sebagainya, akibat aliran lava panas dan atau akibat gempa vulkanik yang menyertainya
1.3
Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water ), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya ( grey water ) (wikipedia). Limbah merupakan suatu barang (benda) sisa dari sebuah kegiatan produksi yang tidak bermanfaat/bernilai ekonomi lagi.Limbah sendiri dari tempat asalnya bisa beraneka ragam, ada yang limbah dari rumah tangga, limbah dari pabrik pabrik besar dan ada juga limbah dari suatu kegiatan tertentu. Dalam dunia
masyarakat yang semakin maju dan modern, peningkatan akan jumlah limbah semakin meningkat. Logika yang mudah seperti ini; dahulunya manusia hanya menggunakan jeruk nipis untuk mencuci piring, namun sekarang manusia sudah menggunakan sabun untuk mencuci piring sehingga peningkatan akan limbah tak bisa di elakkan lagi.
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengelolaan Limbah Padat
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan industri dandomestik.Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca,organik, bakteri, kulit telur, dllSumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula, pulp,kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau daging. Secara garis besar limbah padat terdiri dari : 1) Limbah padat yang mudah terbakar. 2) Limbah padat yang sukar terbakar. 3) Limbah padat yang mudah membusuk. 4) Limbah yang dapat di daur ulang. 5) Limbah radioaktif. 6) Bongkaran bangunan. 7) Lumpur. Pengumpulan dan pembuangan sampah padat. Masyarakat harus memiliki lingkungan yang cukup bebas dari pencemaran akibat limbah padat, termasuk limbah medis. 1. Sampah rumah tangga dibuang dari pemukiman atau dikubur di sana sebelum sempat menimbulkan ancaman bagi kesehatan.
2. Tidak terdapat limbah medis yang tercemar atau berbahaya (jarum suntik bekas pakai, perban – perban kotor, obat – obatan kadaluarsa,dsb) di daerah pemukiman atau tempat – tempat umum. 3. Dalam batas – batas lokasi setiap pusat pelayanan kesehatan, terdapat tempat pembakaran limbah padat yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan secara benar dan aman, dengan lubang abu yang dalam. 4. Terdapat lubang – lubang sampah, keranjang/tong sampah, atau tempat – tempat khusus untukmembuang sampah di pasar – pasar dan pejagalan, dengan system pengumpulan sampah secara harian. 5. Tempat pembuangan akhir untuk sampah padat berada dilokasi tertentu sedemikian rupa sehingga problema – problema kesehatan dan lingkungan hidup dapat terhindarkan. 6. 2 ( dua ) drum sampah untuk 80 – 100 orang Tempat/lubang Sampah Padat Masyarakat memiliki cara – cara untuk membuang limbah rumah tangga sehari – hari secara nyaman dan efektif. Tolak ukur kunci 2. Tidak ada satupun rumah/barak yang letaknya lebih dari 15 meter dari sebuah bak sampah atau lubang sampah keluarga, atau lebih dari 100 meter jaraknya dar lubang sampah umum 3. Tersedia satu wadah sampah berkapasitas 100 liter per 10 keluarga bila limbah rumah tangga sehari – hari tidak dikubur ditempat.
3.2 Pengelolaan Limbah Cair Masyarakat memiliki lingkungan hidup sehari – hari yang cukup bebas dari risiko pengikisan tanah dan genangan air, termasuk air hujan, air luapan dari sumber – sumber, limbah cair rumah tangga, dan limbah cair dari prasarana – prasarana medis. Hal – hal berikut dapat dipakai sebagai ukuran untuk melihat keberhasilan pengelolaan limbah cair : 1. Tidak
terdapat
air
yang
menggenang
disekitar
titik – titik
pengambilan/sumber air untuk keperluan sehari – hari, didalam maupun di sekitar tempat pemukiman 2. Air hujan dan luapan air/banjir langsung mengalir malalui saluran pembuangan air 3. Tempat tinggal, jalan – jalan setapak, serta prasana – prasana pengadaan air dan sanitasi tidak tergenang air, juga tidak terkikis oleh air.
Menurut PP No. 82 Tahun 2001, limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair. Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan sifatnya, yaitu fisika dan sifat agregat, parameter logam, anorganik nonmetalik, organik agregat, dan mikroorganisme. Begitupun dengan Metcalf & Eddy (2003), mendefinisikan limbah berdasarkan titik sumbernya sebagai kombinasi cairan hasil buangan rumah tangga (permukiman),instansi perusahaaan, pertokoan, dan industri dengan air tanah, air permukaan, dan air hujan
Sumber-sumber limbah cair : 1. Kegiatan rumah tangga 2. Kegiatan industri 3. Kegiatan rumah sakit dan aktivitas yang bergerak di bidang kesehatan 4. Kegiatan pertanian, peternakan 5. Kegiatan pertambangan 6. Kegiatan transportasi Macam Macam Limbah Cair : Limbah cair adalah segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa air beserta bahan-bahan buanga lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air. Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok yaitu : 1) Limbah cair domestic Yaitu limbah cair hasil buangan dari perumahan (rumah tangga), bangunan perdagangan, perkantoran dan sarana sejenis.Contoh limbah cair domestic adalah air deterjen sisa cucian, air sabun, dan air tinja. 2) Limbah cair industri Yaitu limbah cair hasil buangan industri.Contoh limbah cair industri adalah air sisa cucian daging, buah, atau sayur dari industri pengolahan makanan dan dari sisa pewarnaan kain/bahan dari industri tekstil.
3) Rembesan dan Luapan Yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai sumber memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan kedalam tanah atau melalui luapan
dari permukaan.Air limbah dapat merembes ke dalam saluran pembuangan melalui pipa yang rusak, pecah, atau bocor sedangkan luapan dapat terjadi melalui bagian saluran yang membuka atau terhubung ke permukaan. Contoh limbah cair yang dapat merembes dan meluap ke dalam saluran pembuangan limbah cair adalah air buangan dari talang atap, pendingin ruangan (AC), tempat parker, halaman, bangunan perdagangan dan industri, serta pertanian atau perkebunan. 4) Air Hujan Yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas permukaan tanah.Aliran air hujan di permukaan tanah dapat melewati dan membawa partikel-partikel buangan padat atau cair sehingg dapat disebut sebagai limbah cair.
BAB IV PENUTUP 4.1
Simpulan
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Pengelolaan limbah padat berupa dibuang dari pemukiman atau dikubur, terdapat tempat pembakaran limbah padat yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan secara benar dan aman, dengan lubang abu yang dalam, terdapat tong-tong sampah, dan memiliki tempat pembuangan sampah akhir sehingga masyarakat bisa merasa nyaman akan lingkungannya. Limbah cair adalah segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa air beserta bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air.Pengelolaan limbah cair berupa,tidak terdapat air yang menggenang disekitar titik – titik pengambilan/sumber air di tempat pemukiman, air hujan dan luapan air/banjir langsung mengalir malalui saluran pembuangan air, tempat tinggal dan sanitasi tidak tergenang air. 4.2
Saran
Masyarakat diharapkan memiliki tempat akhir,
pembuangan sampah
tempat tinggal dan sarana tempat umum yang memiliki tempat
sanitasi yang tidak tergenang air. serta tempat pembakaran sampah dan tempat penimbunan sampah. Agar pada saat pasca bencana masyarakat bisa secara mandiri melakukan pengelolaan limbah padat maupun limbah cair. Selain itu akan menurunkan risiko terpaparnya penyakit kulit maupun
gangguan pernapasan yang biasanya terjadi pada masyarakat pasca bencana.