REFLEKSI KASUS PENATALAKSANAAN LUKA BAKAR
I Kasus
Pasien Pasien anak Laki-l Laki-laki aki berusia berusia 8 tahun tahun datang datang dengan dengan luka bakar bakar deraja derajatt II sebanyak 18 % diakrenakan terkena siraman air panas. Pasien dilarikan kerumah sakit dan dirujuk ke dokter Bedah. II Permasalahan
Manajemen Penanganan luka bakar III Pembahasan Tiga hal yang sangat penting pada penanganan luka bakar, yaitu: (1) (1) Burn Burn Shoc Shock k Timb Timbul ul dala dalam m 48 jam: jam: meru merupa pakan kan suat suatu u jeni jeniss yang yang berb berbed edaa dari dari shock hemorhagik/ neurologik. Pengertian burn shock sendir shock sendirii sebenarnya sebenarnya masih kabur dan belum pasti, aspek-aspek penting dalam burn shock: a) Hipokalemia b) Kekurangan elektrolit dan protein c) Nyeri (2) (2) Infe Infeks ksii Dalam fase kedua ini ada bahaya-bahaya berupa: Bila proses supuratif berlangsung untuk beberapa waktu lamanya, ditakuti terjadi • amiloidosis. Osteoforosis karena alat-alat tidak tidak dipakai. • Stase Stase urin urin yang yang dapat dapat menimb menimbulk ulkan an batu-ba batu-batu tu dalam dalam traktu traktuss urinar urinarius ius.. Dekat Dekat • akhir fase burn shock dapat timbul curling’s ulcers (lambung, duodenum, dan jejenum) (3) Rehabi Rehabilit litasi asi Seringkali Seringkali luka bakar meninggalkan meninggalkan kontraktur kontraktur yang kadang-kadang kadang-kadang hebat sekali, sehingga penting sekali tindakan rehabilitasi. Bertujuan untuk mengembalikan bentuk dan fungsi. Luka bakar yang perlu rehabilitasi terutama luka bakar yang terdapat di daerah persendian. Dilakukan seawal mungkin untuk mencegah timbulnya kontraktur • Terapi posisi • (Schwart, 2000)
Prinsip Terapi pada luka bakar Menghentikan sumber pejanan panas • Membuka baju Menutupi bagian yang terbakar Rawat luka • Mendinginkan dan membersihak luka pada satu jam pertama Menyirami luka dengan air mengalir selama minimal 15 menit Pemberian antiseptik dan antibiotik topikal Antiseptik biasanya digunakan betadine atau nitras-argenti 0,5% setiap 2 jam Antibiotik topikal bentuk yang digunakan biasanya berbentuk larutan, salep atau atau krim krim (Zil (Zilfe ferr Sulfa Sulfadi dizi zin n 1%) 1%) diol dioles eska kan n tanp tanpaa pembal pembalut ut dan dapa dapatt dibersihkan dan diganti tiap hari Menentukan luas dan dalamnya luka bakar • Berd Berdas asar arkan kan luas luas dan dan dala dalamn mnya ya luka luka baka bakarr maka maka dila dilanj njut utka kan n denga dengan n pemberian terapi cairannya. (Staf Pengajar FKUI, 1986) Pemberian Terapi Cairan Menurut Menurut Karakata, Karakata, S dan Bachsinar, Bachsinar, B.,1996, B.,1996, cara pemberian pemberian cairan cairan pada luka bakar sebagai berikut: 1. For Formula ula EVA EVANS NS Dalam 24 jam I. Berikan :
NaCl 0.9% Koloid Dekstrosa 5%
: 1 x BB x % luka bakar. : 1 x BB x % luka bakar. : 2000 ml (untuk pengga ggantian Insensible water loss). loss).
Dalam 8 jam pertama jam pertama,, jumlah cairan yang diberikan sebesar setengah setengah dari kebutuhan total. Dalam 16 jam kedua, kedua, diberikan sisa diberikan sisa kebutuhan total. Dalam 24 jam II. Berikan : NaCl 0.9% Koloid Dekstrosa 5%
: 1 x BB x % luka bakar. : 1 x BB x % luka bakar. : 2000 ml (untuk pengga ggantian Insensible water loss). loss).
Cairan diberikan dalam tetes merata. Cara menghitung tetes, dipakai rumus : g =
P Qx3
Kete Ketera rang ngan an
: g = juml jumlah ah tete tetess per per menit enit p = jumlah jumlah cairan dalam cc Q = jam jam yang yang diperkirakan BB = berat badan penderita (dalam kg).
IWL = ( Insensible Insensible water lost) adalah kehilangan setiap hari yang tidak kita sadari. Kehilangan air dengan cara ini berlangsung lewat keringat dan pernapasan. Rata-rata IWL pada orang dewasa 2000 cc/hari. Pada pemberian cairan yang tepat, akan dicapai produksi urin 50 cc/jam. Pada anak-anak, pemberian Dekstrosa 5% sebagai pengganti IWL berdasarkan berat badannya. Untuk berat badan <10 kg penggantian IWL sebesar 100 ml/kgBB, berat badan 10-20 kg: 50 ml/kgBB, dan berat badan >20 kg: 25 ml/kgBB 2. Form Formul ula a BROO BROOKE KE Dalam 24 jam I. Berikan : Koloid Ringer laktat Dekstrosa 5%
: 0,5 x BB x % luka bakar. : 1,5 x BB x % luka bakar. : 2000 ml
24 jam II. Berikan : Koloid Ringer laktat Dekstrosa 5%
: 0,25 x BB x % luka bakar. : 0,75 x BB x % luka bakar. : 2000 ml
3. Form Formul ula a BAX BAXTE TER R (197 (1971) 1) Paling banyak saat ini, praktis dan mudah. Pada cara ini hanya diberikan cairan Ringer laktat. Dalam 24 jam I. Berikan : Ringer laktat
: 4 x BB x % luka bakar.
Setengah dari jumlah kebutuhan cairan total diberikan dalam 8 jam pertama, jam pertama, sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Dalam 24 jam II. Berikan : Ringer laktat
: 4 x BB x % luka bakar.
Kebutuhan total cairan pada hari kedua sama dengan hari pertama, hanya cara pemberiannya berbeda. Pada hari kedua cairan diberikan sedemikian rupa, sehingga produksi urin sekitar 50-100 ml/jam. Jumlah cairan dan elektrolit yang diberikan dalam 48 jam pertama (24 jam I + 24 jam II) tidak banyak berbeda antara formula satu dengan lainnya. Miliekivalen Natrium rata-rata normal sekitar 0,5-0,6 mEq/kgBB/%luka bakar. Jumlah Produksi Urin Normal.
Pentin Penting g diketa diketahui hui sebaga sebagaii acuan acuan untuk untuk menget mengetahui ahui apakah apakah pengoba pengobatan tan cairan cairan memadai atau tidak.
Bayi ( < 1 tahun)
Anak (> 1 tahun)
Dewasa
Produksi Urin Normal Berat / usia Produksi urin <3 kg 8 – 10 ml/jam 4 – 5 kg (0-3 bulan) 10 – 15 ml/jam 4 – 7 kg (4-6 bulan) 15 – 20 ml/jam 8 – 9 ka (7-12 bulan) 20 – 25 ml/jam 1 – 5 tahun 20 – 25 ml/jam 6 – 10 tahun 25 – 30 ml/jam 11 – 12 tahun 30 – 40 ml/jam 13 – 15 tahun 40 – 50 ml/jam > 15 tahun 50 – 100 ml/jam — > 50 ml/jam Sumber: Karakata, Karakata, S dan Bachsinar, B.,1996
Medika Mentosa Luka Bakar (1) Hari Hari Perta Pertama ma Pemberian Analgetik • Analgetik yang baik adalah dari jenis morfin Pemberian ATS • Biasanya diulangni tetapi jangan lewat setelah 12 hari karena dalam waktu 14 hari tubuh sudah membentuk antibodi terhadap kuman tersebut, sehingga penyuntikan ATS dapat menyebabkan timbulnya reaksi serum. serum. Untuk profilaksis profilaksis diberikan diberikan dalam bentuk toksoid. Untuk memperoleh kekebalan yang cukup, diberikan diberikan sebagai berikut: Mula-mula toksoid dan ATS Sepuluh hari kemudian toksoid Diulang lagi toksoid Antasida • Diberikan untuk pencegahan timbulnya curling’s ulcers (lambung, duodenum dan jejenum) yang dapat timbul dekat akhir fase burn shock. Perawatan lukanya sendiri dapat dilakukan dengan 2 macam cara yaitu • dibalut (occlusive (occlusive dresing). Kerugiannya Kerugiannya yaitu yaitu bila terjadi infeksi infeksi Cara dibalut pada luka diketahui lambat/ tidak segera. Cara terbuka Luka Luka dibi dibiar arkan kan terb terbuk ukaa sehi sehing ngga ga terk terken enaa udara udara (expos exposed ed to air air ), ) , untu untuk k mencegah infeksi dibaringkan pada tempat tidur yang baik dan bersih dan diberi kelambu yang bersih juga. Bula yang utuh dibiarkan tetapi bulla yang sudah pecah dibuka sama sekali karena lipatan kulit disudut bulla merupakan tempat yang baik sekali baik kuman-kuman. Apabila luka-luka kotor maka dibe dibers rsih ihka kan n deng dengan an hati hati-h -hat atii (jan (janga gan n digo digoso sok k kera kerass-ke kera ras) s) dan dan bila bila pembresihan luka memberikan rasa yang amat sakit dilakukan dengan narkose. Keuntungan cara terbuka dengan cara tertutup adalah: Luka tidak sembab (kering) •
Tidak ada jaringan granulasi yang berlebihan Bila infeksi segera terlihat • Kemungkinan infeksi memang lebih besar, karena itu penting sekali perawatan yang bersih dan dijaga sampai timbul sepsis (Schwart, 2000) (2) (2) Hari Hari Kedu Keduaa Pemberian antibiotik sistemik • Pada hari kedua permeabilitas pembuluh darah mulai membaik dan terjadi mobilitas dan penyerapan cairan edema ke pembuluh darah ini ditandai dengan meningkatnya diuresis. Evaluasi luka bakar • Diur Diures esis is,, minim minimal al 30 cc/ cc/ jam, jam, kecua kecuali li untu untuk k pende penderi rita ta gagal gagal ginj ginjal al,, diabetes melitus dan gagal jantung diuresis 15 cc/ jam sudah dianggap cukup Fisioterapi • Fisiot Fisiotera erapi pi adalah adalah terapi terapi fisik fisik yang yang melipu meliputi ti perger pergeraka akan-pe n-perge rgerak rakan an normal suatu ekstremitas, fisioterapi terutama dilakukan bila luka bakar mengenai daerah daerah persen persendia dian, n, tujuan tujuan dari dari fisiot fisiotera erapi pi segera segera dan aktif aktif ini adalah adalah untuk untuk menceg mencegah ah terjadi terjadinya nya kontra kontraktu ktur, r, fisiot fisiotera erapi pi segera segera dan aktif aktif ini adalah adalah untuk untuk mencegah mencegah terjadiny terjadinyaa kontraktur, kontraktur, fisioterap fisioterapii meliputi meliputi gerakan-gera gerakan-gerakan kan normal normal yang ang dila dilaku kuka kan n oleh oleh pers persen endi dian an yang yang perm permuk ukan anny nyaa terk terken enaa luka luka maka aka dilaks dilaksana anakan kan semaks semaksima imall mungki mungkin n dan dilakuk dilakukan an secara secara bertah bertahap ap sehing sehingga ga morbiditas penderita dapat dikurangi. Skin Grafting • Sesudah timbul jaringan granulasi pada luka-luka bakar dilakukan skin grafting , terutama terutama bila luka bakarnya bakarnya luas dan tidak adanya pulau-pulau pulau-pulau epitel epitel (sisanya folikel rambut). Kadang-kadang dalam stadium awal sudah dilakukan skin grafting , yaitu yaitu luka-l luka-luka uka bakar bakar ditutu ditutupi pi dengan dengan kulit kulit kemudi kemudian an dibalu dibalutt dengan maksud agar tidak terjadi kehilangan cairan yang terlalu banyak melalui luka-luka bakar tersebut. Tetapi lebih dianjurkan, dibiarkan luka dirawat terbuka dulu baru kemudian dilihat apakah perlu dilakukan grafting dilakukan grafting . Nutrisi • Minuman a) Segera setelah peristaltik normal b) Sebanyak 25 ml/Kg/BB/ hari c) Sampai diuresis minimal 30 ml/ jam Makanan a) Segera Segera setela setelah h dapat dapat minum minum tanpa tanpa kesuli kesulitan tan b) Sedapat mungkin 2.500 – 3.000 kalori/ hari c) Sedapat munkin munkin mengandung mengandung 100-150 100-150 grm grm protein protein// hari hari Suplemen • Vitamin A, B dan D Vitamin C 500 mg (Schwart, 2000) Menurut teori, kandungan albumin yang tinggi bisa mempercepat kesembuhan luka operasi dan luka bakar. Albumin juga berperan mengikat obat-obatan yang tidak mudah larut, seperti aspirin, antikoagulan koumarin, dan obat tidur. Selain mengobati •
luka bakar dan luka pascaoperasi, albumin bisa digunakan untuk menghindari timbulnya sembap sembap paru-p paru-paru aru dan ginjal ginjal,, serta serta carrie carrierr faktor faktor pembek pembekuan uan darah darah (Pamuj (Pamuji, i, H dan Hidayat, R., 2003). Menurut Eddy Suprayitno selaku guru besar ilmu biokimia difakultas perikanan, Universitas Brawijaya yang menemukan kadar albumin cukup tinggi dalam kandungan ekstrak ikan gabus. Dengan meminum ekstrak ikan gabus, pasien hanya membutuhkan 24 kilogram ikan gabus untuk menyembuhkan luka operasi atau luka bakar. Malah, menurut Eddy, luka dapat sembuh tiga hari lebih cepat ketimbang menggunakan serum albumin. Hal ini Eddy terins terinspir pirasi asi dari dari orang-o orang-oran rang g Cina Cina yang yang mengob mengobati ati luka luka bakar bakar dengan dengan memakan ikan gabus (Pamuji, H dan Hidayat, R., 2003). Pemeriksaan Laboratorium a) Pemeri Pemeriks ksaa aan n darah darah lengk lengkap ap.. b) Pemeriksan kadar elektrolit darah. c) Konsentrasi Konsentrasi gas darah dan karboksihemo karboksihemoglobin globin.. d) Pemeriksaan Pemeriksaan penyarin penyaringan gan terhadap terhadap obat-obata obat-obatan, n, antara antara lain etanol etanol.. e) Penilai Penilaian an terhada terhadap p status status mental mental pasien pasien dan antisi antisipas pasii terhada terhadap p gejala gejala-gej -gejala ala putus obat. f) Rontgen Rontgen dada dada dan radi radiogr ografi afi selu seluruh ruh vert vertebr ebraa (Schwart, 2000) Evaluasi penderita luka bakar a) Pengukur Pengukuran an tensi, tensi, nadi nadi dan dan frekuen frekuensi si nafas nafas.. b) Pemasangan kateter buli-buli untuk mengukur produksi urine per 24 jam. c) Pemasa Pemasangan ngan katet kateter er penguku pengukuran ran tekana tekanan n vena. d) Pemeri Pemeriksa ksaan an Hemoglo Hemoglobin bin dan hemato hematokri krit. t. e) Analisi Analisiss kadar kadar elek elektr troli olitt darah darah.. Prognosis luka bakar Prognosis luka bakar ditentukan oleh: Dalamnya/ stadium luka bakar • Luas luka bakar • Bagian tubuh yang terbakar dan penyebab luka bakar • Ada tidaknya kelainan lain yang menyertai • Cara perawatan • (Schwart, 2000) Prognosis luka bakar adalah: 1) Prognosis baik Derajat I • Derajat II • Dewasa 15%-30% Anak 10%-20% Derajat III 2%-10% • Tanpa komplikasi lain • Mobiliassi segera dan aktif • Luka Luka baka bakarr tidak tidak pada pada tang tangan, an, muka muka,, kaki kaki,, mata mata teli teling ngaa dan dan • anogenital (Schwart, 2000)
•
2) Derajat II
Prognosis Jelek
Dewasa
> 30% Anak > 20% Derajat III > 10% • Luka bakar pada tangan, muka, kaki, mata, telinga, dan anogenital. • Disertai komplikasi • Luka bakar akibat tersengat listrik • Cara perawatan yang memenuhi prinsip sentralisasi dan melakukan fisioterapi secara secara aktif aktif dan bertah bertahap ap sangat sangat mempen mempengaru garuhi hi progno prognosis sis luka luka bakar bakar (Schwa (Schwart, rt, 2000).
DAFTAR PUSTAKA
Schwart., 2000. Intisari Prinsif-prinsif Ilmu Bedah; Edisi 6; EGC; Jakarta. Staf Pengajar FKUI., 1986. Kumpulan Catatan kuliah ilmu Bedah. Karakata, S dan Bachsinar B., 1996. Bedah Minor; Cetakan ke III. P.O Box 4276/jJakarta 10042.Telepon 6408023. Pamuji, H dan Hidayat, R., 2003. Penyembuh Luka; Kesehatan, GATRA, GATRA, Nomor 09, Senin 13 Januari 2003 Surabaya.URL: http://www.gatra.com/2003-0115/versi_cetak.php?id=25045