0
RENCANA PENANGANAN TERPADU WILAYAH SUNGAI CITARUM 2010 ‐ 2025 I Latar Belakang
S
umber daya air Wilayah Sungai (WS) Citarum selain memberikan manfaat besar juga mengandung potensi bencana bagi masyarakat sepanjang Sungai Citarum
tersebut. Berbagai bencana terjadi dengan kecenderungan semakin meningkat, baik oleh faktor alam maupun tekanan penduduk dengan segala aktivitasnya. Alih fungsi lahan resapan air menjadi lahan permukiman begitu cepat, sehingga Sungai Citarum bermasalah dari sisi kualitas air. Memburuknya kualitas air Sungai Citarum diakibatkan oleh air limbah industri yang tidak diolah dengan semestinya serta perilaku masyarakat yang masih membuang sampah, limbah rumah tangga, pertanian dan peternakan langsung ke sungai. Mengingat kompleksnya permasalahan di Wilayah Sungai Citarum, maka diperlukan suatu kebijakan yang bersifat komprehensif, lintas sektor, lintas wilayah administrasi dan pemerintahan, dengan peran aktif masyarakat.
II Gambaran Umum WS Citarum
W
ilayah Sungai (WS) Citarum merupakan WS terbesar dan terpanjang di Provinsi Jawa Barat, secara geografis berada 106° 51’36” ‐ 107°° 51’ BT dan
7° 19’ ‐ 6° 24’ LS, dengan jumlah penduduk sebesar 15.303.758 jiwa (Data BPS 2009), Wilayah sungai ini meliputi 5 DAS yaitu DAS Citarum, DAS Kali Pegadungan, DAS Cipunegara, DAS Cilamaya, dan DAS Ciasem yang melalui 11 Kabupaten dan 2 Kota meliputi Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, sebagian Kabupaten Sumedang, sebagian Kabupaten Cianjur, sebagian Kabupaten Bogor, sebagian Kabupaten Bekasi, sebagian Kabupaten Indramayu, sebagian Kabupaten Garut, serta Kota Bandung dan Kota Cimahi
1
Gambar 1. Daerah Aliran Sungai Citarum
Sungai Citarum berawal dari mata air yang terletak di Gunung Wayang (Kabupaten Bandung) dan mengalir sepanjang 269 Km hingga berakhir di daerah Pakisjaya (Kabupaten Karawang) dan Muara Gembong (Kabupaten Bekasi), mengairi ratusan ribu hektar sawah khususnya di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat melalui jaringan irigasi Jatiluhur, sumber air bagi penduduk kota besar seperti Bandung dan Jakarta, serta sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) untuk Pulau Jawa dan Bali, menjadikan Citarum sebagai salah satu sungai terpenting di Indonesia terutama di Provinsi Jawa Barat. Selain itu Sungai Citarum juga mengairi 3 (tiga) waduk, yaitu Waduk Saguling (982 juta m3), Waduk Cirata (2.165 juta m3) dan Waduk Djuanda (3.000 juta m3) dengan menghasilkan daya listrik 1.400 MW. Namun kini, Sungai Citarum terancam bahaya. Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan penduduk yang tinggi telah mengancam kelestarian Sungai Citarum. Penebangan hutan di hulu wilayah sungai telah menghancurkan ekosistem yang mengakibatkan erosi tanah serta terjadi pendangkalan sungai dan banjir. Masyarakat kota, warga desa dan kalangan industri dengan segala aktivitasnya, telah memperlakukan Sungai
2
Citarum sebagai tempat sampah dan pembuangan limbah. Saat ini Sungai Citarum dikenal sebagai salah satu sungai terkotor di dunia1. Penduduk di Cekungan Bandung tumbuh pada kisaran 3% pertahun, sebagai pengaruh migrasi ke daerah dengan pertumbuhan yang cepat. Pertumbuhan penduduk tersebut berdampak terhadap bertambahnya pembuangan limbah domestik tanpa pengolahan, pembuangan sampah dan limbah industri yang menambah beban pencemaran ke Sungai Citarum. Berdasarkan PD Kebersihan Kota Bandung rata‐rata produksi sampah sebesar 6.500 m3 per hari, dimana 1500 m3 diantaranya tidak dikumpulkan dan dibuang secara benar. Dengan demikian sampah yang tidak terkumpul dengan benar akan masuk ke sistem drainase dan sungai sebesar 500.000 m3 pertahun. Berdasarkan kantor pengelola Waduk Saguling diperkirakan jumlah sampah yang masuk ke Waduk Saguling adalah sebesar 250.000 m3 per tahun. Kualitas air yang masuk ke Waduk Saguling memiliki rata‐rata kandungan BOD lebih dari 300 mg/liter. Pada tahun 2004 dilaporkan konsentrasi BOD sebanyak 55 mg/liter dan meningkat menjadi 130 mg/liter pada musim kemarau. Disamping itu, maraknya usaha keramba jaring apung memperburuk pencemaran air di Waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur yang disebabkan oleh pemberian makanan ikan jaring apung yang tidak tepat dan berlebihan sehingga menambah beban limbah yang menumpuk di dasar waduk serta membahayakan kelangsungan instalasi PLTA akibat korosif. Permasalahan utama lainnya di bagian hulu WS Citarum meliputi degradasi fungsi konservasi sumber daya air seperti luas lahan kritis mencapai 26.022,47 ha, yang mengakibatkan run off aliran permukaan sebesar 3.632,50 juta m3/tahun serta sedimentasi sebesar 7.898,59 ton/ha. Permasalahan lainnya adalah tingkat pengambilan air tanah yang diluar kendali dimana sebagian besar pengambilan air tanah tidak terregistrasi. Diperkirakan pengambilan air tanah mencapai tiga kali lipat dari jumlah yang dilaporkan oleh pemerintah. Diperkirakan 90 % penduduk dan 98 % industri di Cekungan Bandung menggantungkan kebutuhan air sehari ‐ hari pada air tanah. Pengambilan air tanah yang berlebih dan tidak terkendali dapat mengakibatkan penurunan muka tanah dan kerusakan struktur pada bangunan gedung.
1
“The Dirtiest River” The Sun, 4 Desember 2009
3
Gambar 2. Kondisi Sub Das di DAS Citarum Hulu
III Kejadian Banjir di WS Citarum
S
ejarah mencatat bahwa Sungai Citarum pada masa lalu sangat terjaga keasrian dan kelestariannya, namun WS Citarum sudah mengalami banjir di beberapa
daerah sejak dahulu kala. Oleh karena itu pada tahun 1810, Bupati Bandung saat itu, R.A Wiranatakusuma II memindahkan Ibukota Bandung dari daerah Krapyak (Dayeuh Kolot) ke daerah Bandung Tengah yang bertahan hingga saat ini. Hingga saat ini, banjir Sungai Citarum masih rutin terjadi setiap musim hujan yaitu pada bagian hulu WS Citarum di daerah Dayeuh Kolot dan sekitarnya serta bagian hilir WS Citarum di Muara Gembong Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang.
4
Gambar 3. Daerah Banjir yang Rutin Terjadi
Desa Cieunteung
Gambar 4. Banjir di Dayeuh Kolot Kab. Bandung (PR, Jum’at 19 Februari 2010)
5
Gambar 5. Banjir di Dayeuh Kolot Kab. Bandung (PR, 21 Februari 2010)
Terjadinya banjir di bagian hulu WS Citarum pada daerah Dayeuh Kolot disebabkan daerah tersebut memiliki morfologi yang cekung serta lebih rendah daripada Sungai Citarum. Secara geologi, daerah tersebut merupakan bagian dari Cekungan Bandung yang sesungguhnya merupakan daerah genangan banjir saat Sungai Citarum meluap. Curah hujan yang terjadi di bagian hulu WS Citarum menyebabkan terjadinya banjir bagi daerah tersebut.
Sumber : Trijono PBPP CITARUM 2005/IDA NARULITA LIPI 2006/SOBIRIN DPKLTS 2006/YADI SURYADI‐ HAHI 2008
Grafik 1. Curah Hujan dan Genangan Banjir
Tahun 1931 1980 1981 1982 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2010
Genangan (Ha) 9.300 571 441 2.086 7.450 159 4.085 2.064 1.479 ‐ 1.800 ‐ 3.500 3.500 4.500 315 6.200 ‐ 2.000 2.074 231 1.900 295 1.190 2.023
6
Tanggul dan bangunan pengendali banjir lainnya di sepanjang Sungai Citarum bagian
hilir yang dibangun zaman Belanda, membantu membatasi banjir pada daerah meander sungai dan memberikan perlindungan kepada permukiman di sekitarnya. Akan tetapi, areal zona banjir (dataran banjir) yang luas di dalam tanggul, telah ditanami dengan tanaman buah‐buahan yang berdampak menghambat laju aliran banjir dan berkontribusi terhadap tinggi muka air. Akumulasi sedimentasi telah menambah tinggi dasar sungai serta diperparah dengan tanaman pada dataran banjir sehingga kapasitas aliran air berkurang drastis. Akibatnya muka air banjir di dalam tanggul meningkat, lebih tinggi di atas tanah sekitarnya dan meningkatkan risiko banjir apabila tanggul jebol atau melimpas di atas tanggul. Banjir terakhir yang terjadi di bagian hilir Sungai Citarum disebabkan oleh curah hujan yang berlangsung terus menerus, dimana air Waduk Jatiluhur sudah limpas di pelimpah dengan tinggi maksimum 141 cm. Akibatnya aliran keluar dari waduk mengalir ke Sungai Citarum adalah sebesar 700 m3/detik. Bersamaan dengan meluapnya sungai Cikao di Purwakarta mengakibatkan banjir Sungai Cibeet di Karawang yang mengalir ke Sungai Citarum, sehingga alur Sungai Citarum di Karawang tidak mampu lagi menampung air dari hulu, sehingga terjadi banjir di Telukjambe, Karawang Kulon, Karawang Wetan Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi.
7
IV Kebijakan Penanganan WS Citarum
S
olusi penanganan WS Citarum dilakukan melalui pendekatan struktural dan non‐ struktural serta sosio‐kultural simultan hulu‐hilir dengan sinergi multi sektor
bersama masyarakat secara terintegrasi dalam wadah koordinasi badan strategis pengelolaan WS Citarum. Pendekatan struktural meliputi pembangunan waduk dan embung, kolam penampungan banjir, tanggul penahan banjir, normalisasi sungai, sistem polder dan sumur‐sumur resapan, rehabilitasi jaringan irigasi, penyediaan prasrana air baku, pengembangan sistim penyediaan air minum dan air kotor, pengembangan pembangkitan tenaga listrik. Sedangkan pendekatan non‐struktural meliputi manajemen daerah rawan banjir, sistem peringatan dini ancaman dan evakuasi banjir, peningkatan kapasitas kelembagaan dan partisipasi masyarakat untuk penanggulangan banjir, manajemen hulu DAS, penataan ruang, pengendalian erosi, alih fungsi lahan, penggunaan air tanah, perijinan pemanfaatan lahan dan pengelolaan dan perbaikan kualitas air sungai. Sejak beberapa tahun lalu, sejumlah instansi pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat berpartisipasi dalam serangkaian dialog yang menghasilkan Citarum Roadmap, yaitu suatu rancangan strategis berisi hasil identifikasi program‐program utama untuk meningkatkan sistem pengelolaan sumber daya air dan memperbaiki kondisi di sepanjang Wilayah Sungai Citarum. Citarum Roadmap membutuhkan pendekatan komprehensif, multi sektor dan terpadu untuk memahami dan memecahkan masalah kompleks seputar air dan lahan di sepanjang aliran Citarum. Komponen program di dalam Citarum Roadmap adalah sebagai berikut:
8
1.
Kelembagaan dan Perencanaan Integrated Water Resources Management (IWRM) Komponen ini berhubungan dengan penguatan kelembagaan, termasuk kedalamnya
adalah peningkatan kapasitas lembaga, pengembangan kebijakan diantaranya kebijakan yang mengatur penggunaan dan pembagian air, pengelolaan limbah, pengelolaan pengairan secara partisipatif, dan lain sebagainya. Kegiatan yang termasuk dalam komponen ini meliputi: a. Restrukturisasi organisasi b. Pengembangan kapasitas organisasi c. Pengembangan kebijakan d. Pelaksanaan kerangka pengaturan e. Perencanaan IWRM (termasuk perencanaan finansial) f. Regulasi (termasuk lisensi penggunaan air dan pembuangan limbah cair) g. Penetapan tarif air h. Partisipasi kelembagaan dalam manajemen irigasi Tujuan yang akan dicapai dalam komponen ini adalah : a. Mencapai kerangka kerja organisasi yang efektif, penetapan tanggung jawab dan bentuk kerjasama yang jelas antar stakeholders dalam WS Citarum, meliputi aspek ”in stream” maupun ”off stream”. b. Mencapai mekanisme koordinasi yang efektif dalam pengelolaan sumber daya air WS Citarum .
9
c. Mencapai kerangka hukum yang komprehensif dan harmonis untuk pengelolaan sumber daya air yang efektif dalam WS Citarum. d. Membangun mekanisme perencanaan sumber daya air yang transparan, efektif dan holistik dalam hubungannya dengan perencanaan tata ruang dan fiskal, dengan mengoptimalkan aspirasi dan kebutuhan stakeholders. e. Mencapai mekanisme pengaturan (lisensi) yang efektif secara operasional untuk pemanfaatan air permukaan dan air bawah tanah, serta pembuangan limbah cair (termasuk tarif). f. Lembaga pengelola sumber daya air memanfaatkan teknologi tepat guna dalam mencapai pengelolaan sumber daya air yang berkesinambungan. g. Pengambil keputusan, pakar teknis dan stakeholders kunci lainnya memiliki kapasitas dan kemampuan yang efektif untuk melaksanakan tanggung jawab dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya air WS Citarum. 2.
Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air Fokus utama komponen ini berhubungan dengan pengembangan dan pengelolaan
infrastruktur sumber daya air yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan air, serta meningkatkan penggunaan air secara efisien. Kegiatan yang termasuk dalam komponen ini adalah : a. Perencanaan proyek, termasuk “master planning” (perencanaan yang berfokus pada pembangunan infrastruktur, dan dibedakan dari pengembangan WS secara luas). b. Pembangunan infrastruktur untuk penyimpanan dan distribusi air (waduk, saluran, dan sistem perpipaan) c. Operasi dan pemeliharaan infrastruktur d. Mempromosikan penggunaan air secara efisien dan efektif (irigasi, hydropower, air minum and sanitasi, aquaculture, rekreasi, dll.) e. Pembuatan sumur penggunaan air bawah tanah. Tujuan yang diharapkan dari kegiatan tersebut adalah : a. Mencapai peningkatan sumber air atau sumber baru untuk irigasi, industri, hydropower, rumah tangga, aquaculture, rekreasi dan penggunaan lain yang konsisten dengan ketersediaan dan kesinambungan air. b. Seluruh masyarakat di WS Citarum memperoleh akses yang memadai terhadap air minum dan sanitasi.
10
c. Seluruh bangunan air mampu beroperasi sesuai dengan kapasitas rencana. d. Melaksanakan pengelolaan aset yang berkesinambungan untuk seluruh prasarana air di WS Citarum. 3.
Penggunaan dan Pembagian Air Komponen ini meliputi proses hak penggunaan air, perlindungan dan konservasi air,
serta alokasi air yang adil bagi penggunaan berbagai sektor seperti irigasi pertanian, domestik dan industri, atau pembagian air secara geografis meliputi bagian hulu, hilir atau lintas batas. Tujuan yang akan dicapai pada komponen ini adalah : a. Menyusun pengaturan pemanfaatan air secara adil antara pemakai di hulu dan hilir WS Citarum, serta pemakai lintas batas sumber daya air (penyediaan air ke Jakarta) b. Menetapkan secara jelas dan tegas hak penggunaan air bagi seluruh pemakai air. c. Menyelesaikan berbagai konflik dalam penggunaan sumber daya air WS Citarum secara cepat dan memuaskan semua pihak. 4.
Perlindungan Lingkungan Kegiatan yang berhubungan dengan perlindungan dan konservasi sumber air (sungai,
danau, rawa), konservasi hutan (hulu DAS), serta pemulihan atau perbaikan lingkungan yang rusak. Tujuan yang akan dicapai pada komponen ini adalah : a. Merencanakan penggunaan lahan yang komprehensif dengan pertimbangan minimalisasi dampak kegiatan manusia terhadap lingkungan. b. Melaksanakan perlindungan hutan dengan sasaran tidak terjadinya lagi pengurangan lahan hutan, dari kondisi saat ini. c. Memprioritaskan peningkatan daerah tangkapan air melalui penghijauan dan penerapan pemanfaatan lahan serta praktek pertanian secara tepat yang meminimumkan terjadinya erosi. d. Menjaga dan apabila mungkin meningkatkan keanekaragaman hayati tanpa degradasi lebih lanjut. e. Meminimalkan tingkat polusi rumah tangga, industri dan pertanian yang dibuang ke badan sungai.
11
f. Menyediakan kecukupan air untuk keperluan pemeliharaan ekologi (misalnya: penggelontoran), menjaga intrusi air laut, akumulasi sedimentasi dan polusi disekitar pantai, melakukan proteksi perikanan sungai dan pantai. 5.
Pengelolaan Bencana Pengelolaan bencana meliputi pengelolaan bencana kekeringan, banjir atau banjir
lumpur. Kegiatan ini meliputi perencanaan dan pembangunan infrastruktur pengendali banjir dan aliran lumpur seperti pembangunan tanggul, bendungan atau waduk; pengembangan dan implementasi mitigasi bencana, manajemen daerah aliran sungai (DAS), dan sistem peringatan dan peramalan banjir; serta penyediaan informasi mengenai resiko bencana/banjir ke masyarakat. Tujuan yang akan dicapai pada kegiatan yang termasuk pada komponen ini adalah : a. Menyusun rencana kesiapan menghadapi bencana banjir dan aliran lumpur yang efektif. b. Membangun prasarana yang tepat untuk meminimalkan dampak fisik dari kejadian banjir dan aliran lumpur. c. Melaksanakan rencana pengelolaan kekeringan yang efektif apabila ketersediaan air musiman berada pada level di bawah rencana. 6.
Pemberdayaan Masyarakat Keterlibatan dan partisipasi masyarakat dapat dikatakan merupakan pondasi dasar
dan jiwa dari seluruh komponen program. Kegiatan pemberdayaan masyarakat meliputi (i) pendidikan, peningkatan kesadaran, dan peningkatan kapasitas masyarakat dan individu mengenai isu‐isu pengelolaan air, (ii) diseminasi informasi kepada semua yang membutuhkan mengenai pengelolaan sumber daya air, (iii) memfasilitasi kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaan air dan (iv) pengembangan program‐program kemandirian masyarakat penyediaan dan perbaikan pasokan air, lingkungan, dan kualitas air. Tujuan yang akan dicapai pada kegiatan yang termasuk pada komponen ini adalah : a. Pencapaian kesadaran yang tinggi dari masyarakat setempat terhadap permasalahan konservasi, pemanfaatan dan perlindungan sumber daya alam (termasuk hak dan tanggung jawab mereka) di WS Citarum. b. Masyarakat setempat memperoleh kesempatan dan ruang untuk berpartisipasi secara nyata dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya air WS Citarum.
12
c. Menciptakan kondisi yang baik dalam hal kelembagaan, keuangan dan kapasitas) masyarakat setempat untuk terlibat dalam penyediaan air minum dan layanan sanitasi, pengelolaan daerah tangkapan air (watershed) dan pengelolaan limbah. 7.
Data, Informasi dan Dukungan Kebijakan Data dan informasi yang akurat merupakan dasar dari seluruh aspek pengelolaan
sumber daya air. Kegiatannya meliputi pengumpulan, validasi, penyimpanan, pengelolaan dan diseminasi data sumber daya air, sosial ekonomi, penggunaan lahan, populasi, dan data lain yang relevan, serta penelitian‐penelitian yang dapat mendukung stakeholder dalam pengambilan kebijakan. Kegiatan yang termasuk dalam komponen ini bertujuan : a. Tersedianya data base lengkap tentang tanah dan sumber daya air dan format akses yang mudah bagi semua pihak, dalam rangka memfasilitasi kesinambungan pengelolaan sumber daya air dalam WS Citarum. b. Menerapkan metode partisipasi masyarakat dalam pengumpulan dan verifikasi data (bila memungkinkan). c. Tersedianya pola pengelolaan efektif dengan cara “custodianship” atas data set mengenai air dan daerah tangkapan air yang berbeda. d. Tersedianya pengelolaan data bersama yang efektif antar berbagai lembaga didalam WS Citarum dan dengan lembaga pusat. e. Tersedianya pengembangan dan dioperasikannya model‐model dan alat bantu pengambilan keputusan (decission support tools) yang tepat dalam pengelolaan sumber daya air. f. Tersedianya program penelitian untuk mengisi kesenjangan pengetahuan mengenai proses dan berbagai skenario terkait dengan pengelolaan sumber daya air. 8.
Program Manajemen Program manajemen ini termasuk pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan
yang efektif sehingga pemerintah dan lembaga donor dapat memantau pencairan dana sesuai dengan rencana dan tepat waktu. Aspek penting dalam program manajemen adalah mengembangkan mekanisme konsultasi efektif dan pertukaran informasi diantara stakeholder sehingga tercipta efektifitas dan peningkatan kinerja. Tujuan kegiatan yang akan dicapai dalam komponen ini adalah :
13
a. Tercapainya hubungan yang efektif antar stakeholder dan tim yang melaksanakan sub‐ komponen proyek, sehingga manfaat akan sejalan dengan kebutuhan. b. Tercapainya koordinasi yang efektif antar semua sub komponen program untuk mempromosikan kerjasama dan pertukaran informasi, memperbaiki kinerja program secara keseluruhan dan meminimalkan usaha yang sia‐sia yang disebabkan oleh tumpang tindihnya kegiatan. c. Tercapainya pemantauan dan pelaporan yang akurat dan tepat waktu dari kinerja program dan investasi. Pemantauan dan evaluasi akan dimasukandalam pembentukan sistem pengelolaan kinerja Roadmap (RPMS) dan sistem pengelolaan kinerja program investasi (IPPMS).
V Rekomendasi Penanganan WS Citarum
R
ekomendasi penanganan WS Citarum meliputi aspek kelembagaan, sosial ekonomi dan budaya, pengawasan dan pengendalian serta rehabilitasi dan
pemulihan. A. Kelembagaan 1.
Pembentukan Badan Strategis Rehabilitasi WS Citarum yang menangani pengelolaan WS secara terpadu
2.
Penguatan kelompok dan kader masyarakat peduli lingkungan
3.
Pembuatan Rencana Induk Pengelolaan WS Citarum secara terintegrasi sebagai rujukan semua pihak,
4.
Kaji ulang pengaturan, dan penyusunan pengaturan, kebijakan, pedoman dan petunjuk pelaksanaan pengelolaan WS secara terpadu. (seperti perizinan, tarif )
B. Sosial Ekonomi dan Budaya 1.
Alih mata pencaharian yang lebih kondusif bagi penduduk peladang di kawasan konservasi
2.
Relokasi kawasan permukiman melalui pembangunan rumah susun
3.
Relokasi industri secara selektif dan bertahap
4.
Menghidupkan kembali nilai ‐ nilai positif kearifan lokal
5.
Revitalisasi permukiman akrab banjir
6.
Orientasi pembangunan ke arah pedesaan
C. Pengawasan dan Pengendalian 1.
Stop semua pembalakan di WS Citarum
14
2.
Moratorium perizinan konversi lahan khususnya di daerah tampungan air
3.
Larangan pertanian semusim di kelerengan lebih besar dari 30 persen
4.
Penertiban garis sempadan sungai
5.
Pengendalian limbah domestik, industri, peternakan dan pertanian
6.
Pembentukan satuan polisi lingkungan
7.
Operasionalisasi kerjasama TNI dalam pelestarian lingkungan
8.
Penertiban pemanfaatan kawasan lindung,
9.
Pengendalian penggunaan air tanah, pembuatan sumur resapan dalam.
D. Rehabilitasi dan Pemulihan 1.
Normalisasi Sungai Citarum hulu segmen Sapan ‐ Nanjung dan 9 anak sungainya
2.
Pembangunan sumur resapan di Citarum Hulu
3.
Pembuatan 2 kanal banjir di Citarum Hulu (utara dan selatan)
4.
Rehabilitasi jaringan irigasi dan optimasi penggunaan air rigasi
5.
Reboisasi dan rehabilitasi lahan kritis bersama pemangku kepentingan (multi stakeholders) dengan sistem insentif
6.
Pembelian lahan untuk memperluas lahan konservasi (land banking) dan pengembangan hutan koloni (mis: membeli lahan rakyat dengan dana deviden BUMN atau buat Citarum Conservation Fund)
7.
Penataan kawasan permukiman dan industri di sempadan sungai
8.
Pembentukan kawasan – kawasan pertumbuhan baru
9.
Optimalisasi pemanfaatan HGU terlantar lebih kurang 12.000 Ha terletak dihulu Sungai Citarum,
10. Program operasi dan perbaikan keamanan bendungan E.
Pengembangan sarana dan prasarana sumber daya air dan prasarana lainya 1.
Pengembangan prasarana sistim penyediaan air baku untuk air minum, industri,
2.
Pembangunan waduk‐waduk, polder/retensi,
3.
Pengembangan prasarana sistim penyediaan air minum
4.
Pengembangan prasarana sistim pengelolaan limbah domestik dan limbah industri,
5.
Pengembangan pembangkitan listrik tenaga air,
6.
Pengembangan sistim perencanaan terpadu dan penyusunan program, sistim informasi pengelolaan sumber daya air.
15
VI Rencana Program dan Kegiatan 2010 ‐ 2025 KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
Perencanaan, pendanaan dan korrdinasi
Bappenas
ICWRMIP P1
2010 - 2015
(Milliar rupiah) Kelembagaan & Perencanaan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (IWRM)
1.1
Pengelolaan Roadmap
•
• •
• •
• •
•
• • •
Koordinasi antar komponen program (perencanaan, kebijakan koordinasi , pengesahan AWP terpadu, rancangan pembangunan jangka menengah); Kajian, dialog dan persiapan untuk pelaksanaan tranche lanjutan Mendukung operasional RCMU dan sekretariat Tim Pengarah Nasional Pembangunan SDA; Pengelolaan alokasi pendanaan; Identifikasi kebutuhan dan koordinasi untuk pelaksanaan kajian-kajian kecil guna peningkatan pengetahuan tentang isu-isu bidang sumber daya air di Wiayah Sungai Citarum (3 hingga 6 kajian); Pemantauan dan pelaporan kinerja pelaksanaan Roadmap; Bantuan peningkatan kemampuan (Capacity Building) untuk pengelolaan Roadmap; Koordinasi dan penyelarasan rencana antara Pemerintah Pusat dan Daerah, LSM, masyarakat dan sektor swasta tentang prakarsa IWRM; Pengembangan Sistem Informasi dan Data Roadmap serta pengelolaannya; Identifikasi dan pengembangan peluang investasi sektor swasta; Rancangan media komunikasi Roadmap, sosialisasi informasi dan pelaksanaannya
PPTA 4381 Tahap 4
26.9
16
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
Penguatan kelembagaan
Bappenas
ADB TA 7189
2010-2012
(Milliar rupiah) 1.2
Penguatan kelembagaan Roadmap
•
•
•
•
•
•
Kegiatan-kegiatan dalam memperbaiki koordinasi dan komunikasi antar stakeholders pengelolaan SDA terpadu di WS Citarum . Penguatan RCMU (Roadmap coordination and management Unit) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dalam penyusunan perencanaan dan program Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Pembentukan sistem data dan informasi yang efektif untuk mendukung perencanaan dan program Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu; Capacity building untuk perbaikan perencanaan dan program Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu di tingkat nasional dan daerah ; Pengembangan perbaikan pembiayaan dan perencanaaan fiscal yang lebih efektif untuk Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu di wilayah sungai di Indonesia; Capacity building untuk perbaikan kemampuan dan keahlian staf RCMU.
PPTA 4381Tahap 4
12
17
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
Penguatan kelembagaan
BBWS 6 Cis
ADB TA 7189
2010-2012
(Milliar rupiah) 1.3
Penguatan kelembagaan untuk Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu di 6 (enam) wilayah sungai 6 Ci
•
•
•
•
•
•
•
Kegiatan untuk memperbaiki kemampuan teknis, yaitu: (i). Komunikasi real time dan sistem peringatan dini bencana banjir, (ii) sistem pengelolaan data dan informasi, (iii) Pemantauan kualitas dan kuantitas aliran serta pengaturan alokasi air yang efisien; Dukungan untuk Dewan Sumber Daya Air dan mendukung kegiatan operasional dan capacity building untuk badan pengelola sumber daya air; Mendukung kegiatan yang membutuhkan capacity building, yaitu : (i) rencana strategis, (ii) pemantauan dan evaluasi kinerja, (iii) pengembangan rencana strategis dan pola WS , (iv) Operasional dan pemeliharaan prasarana air; Pengelolaan organisasi internal balai besar , yaitu: (i) kepemimpinan dan tim kerja; (ii) pengelolaan sumber daya manusia, (iii) perencanaan dan pengelolaan keuangan; Pengembangan metadatabase berbasis internet untuk air, lahan, dan data lain yang terkait di wilayah sungai Citarum; Desain dan pelaksanaan alat bantu pengambilan keputusan untuk digunakan oleh badan atau lembaga terkait dalam proses perencanaan; Pengembangan sistem pelaporan tahunan status wilayah sungai .
PPTA 4381Tahap 4
28,4
18
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
Perencanaan tata ruang
Ditjen Tata Ruang Kementeri an Pekerjaan Umum
ADB TA 7189
2010-2012
(Milliar rupiah) 1.4
Perencanaan tata ruang untuk wilayah sungai 6 Ci
•
•
•
•
•
• • •
Persiapan rencana regional yang konsisten dan merefleksikan rencana lokal yang ada; Persiapan pembaharuan peta tata guna lahan wilayah proyek dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh; Persiapan untuk Java Spatial model (JSM) untuk proyeksi penduduk dan penggunaan lahan di Wilayah Sungai 6 Ci; ; Perkiraan kebutuhan tata ruang untuk sektor sumber daya air dan sektor lain yang terkait dengan permukiman, industri, pertanian, dan lingkungan; Pengembangan strategi dan skenario tata ruang ,mengkaji proyeksi-proyeksi dan optimasi pemanfaatan ruang ; Kuantifikasi air terkait dengan zonasi penggunaan lahan di wilayah sungai; Penilaian strategis dampak air terkait zonasi sektor-sekor lain; Koordinasi dan keterpaduan sejumlah badan pelaksana semua bidang dengan sub komponen Program Investasi.
PPTA 4381 Tahap 4
11,3
19
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 1.5
Pengembangan kebijakan tarif air yang sesuai, alokasi air dan partisipasi stakeholder yang seimbang
•
•
•
1.6
Pengembangan Rencana Pengelolaan Terpadu WS Citarum yang lebih baik
•
•
•
Mengkaji kebijakan tarif air saat ini dan pengembangkan struktur tarif baru yang merefleksikan biaya distribusi yang lebih baik dan menyediakan insentif penggunaan air yang rasional. Mengkaji instrument kebijakan alokasi air antar pengguna saat ini (lintas sektor dan hulu/hilir) Mengkaji kebijakan yang ada saat ini mengenai partisipasi stakeholder dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya air serta pengembangan kebijakan baru dengan mekanisme pendekatan yang seimbang (untuk semua stakeholder, lembaga pemerintah, LSM dan seluruh masyarakat).
PPTA tahap 3
13.9
Pengembanga n Kebijakan
BBWSC Kementeri an Pekerjaan Umum
ADB TA 7189
2010-2012
Mengkaji rencana pengembangan dan pengelolaan sumber daya air WS Citarum yang ada. Bersama dengan stakeholder, mengembangkan Rencana Strategis Wilayah Sungai Citarum dengan memfasilitasi peningkatan dan keterpaduan pengelolaan sumber daya air. Mengembangkan dan menerapkan suatu mekanisme monitoring pelaksanaan Rencana Strategis WS Citarum oleh lembaga yang bertanggung jawab, dan melaporkan kepada pemerintah untuk tindakan koreksi apabila diperlukan. .
PPTA 4381Tahap 3
19,5
Perencanaan
BBWSC Kementeri an Pekerjaan Umum
APBN
2010-2015
20
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 1.7
Peningkatan kapasitas organisasi dalam penilaian lingkungan
•
•
Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air
Menetapkan suatu pendekatan AMDAL yang terprogam untuk WS Citarum; memberikan pelatihan dan bimbingan kepada perencana proyek dan stakeholder terkait dengan penilaian dampak proyek, pengkajian dan monitoring sejalan dengan Laporan Penilaian Lingkungan (EARP) Peningkatan kapasitas untuk para manager dan staf teknik yang bertanggung jawab pada pelaksanaan AMDAL
PPTA 4381Tahap 3
3,7
Lingkungan HIdup
BBWSC Kementeri an Pekerjaan Umum
APBN
2010-2015
2.1
Rehabilitasi Saluran Tarum Barat (WTC) untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya air.
• Perecanaan Teknis Rinci/DED (Detail Engineering Design) • Pengerukan dan pembuangan sedimen dari dasar sungaiserta penguatan tanggul • Pemisahan aliran sungai Cikarang dan Bekasi dengan saluran induk dengan membangun siphon. • Peningkatan kemampuan PJT II dalam pengelolaan dan operasi saluran Tarum Barat yang lebih baik. • Pelaksanaan dari opsi penyediaan air minum dan sanitasi untuk masyarakat di sepanjang Saluran Tarum Barat dari hasil proses pemilihan prakarsa stakeholder.
PPTA 4381Tahap 1
419,7
Infrastruktur Sumberdaya Air
BBWSC Kementeri an Pekerjaan Umum
ICWRMIP P1
2010-2015
2.2
Perbaikan pengelolaan lahan dan air tahap 1.
•
PPTA 4381Tahap 3
59,6
Pertanian Berkelanjutan
Kementria n Pertanian
ICWRMIP P1
2010-2015
•
Mempercepat penerapan SRI (System Rice Intensification) di daerah proyek. Sekitar 3.000 ha sawah di 3 (tiga) kabupaten akan meningkatkan praktek pengelolaan air menuju kepada peningkatan hasil dan penghematan penggunaan air.
21
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
2010-2015
(Milliar rupiah) 2.3
Dukungan bagi prakrasa masyarakat dan LSM dalam perbaikan air minum dan sanitasi
• Penguatan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan, mendukung pembiayaan, membangun, mengoperasikan dan memelihara fasilitas air minum dan sanitasi berbasis masyarakat. • Mengembangkan sanitasi dan fasilitasnya dengan menyediakan suatu subsidi untuk membangun jamban bagi 10% rumah tangga termiskin • Mengembangkan suatu sistem drainase sederhana, lantai cuci, tempat sabun dan fasilitas pencucian.
PPTA 4381Tahap 3
50,3
Air Minum dan Sanitasi
Kementria n Kesehatan
ICWRMIP P1
2.4
Peningkatan sumber air Bandung dan pemanfaatan lain melalui transfer antar WS (interbasin).
• •
PPTA 4381Tahap 1 Sub-Proyek #11
1.767
Infrastruktur Sumberdaya Air
BBWSC Kementeri an Pekerjaan Umum
IDB
• •
•
Pembangunan Bendung di Cibutarua Pembangunan waduk Santosa di Sungai Cilaki. Pembangunan terowongan pembawa sepanjang 4,5 km. Pembangunan waduk dibagian hulu Bendung Tamiang Cangkir, untuk kebutuhan irigasi di sebelah hilir Bendung Cibutarua. Mengembangkan suatu perjanjian antar Kabupaten tentang alokasi biaya dan pengaturan pendanaan untuk pengaliran air .
22
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 2.5
Meningkatkan sumber air untuk irigasi (Cipunegara Hulu)
• • •
•
•
•
2.6
Meningkatkan sumber air untuk irigasi (Cipancuh).
•
•
•
Pembangunan bendungan dan waduk di Sungai Cibeber. Rehabilitasi sistem pembagian air irigasi yang ada . Pembangunan bendung pembagi di Sungai Cipunegara dan terowongan untuk mengalirkan air di sebelah hulu waduk guna meningkatkan debit air dalam rangka meningkatkan luas areal irigasi. untuk . Kemungkinan pembangunan Mini Hidropower sebagai bagian dari system pengaliran air Penguatan kelembagaan untuk Pengelolaan Irigasi Partisipatif para petani. Mengembangkan rencana untuk peningkatan pengelolaan daerah tangkapan air di bagian hulu waduk.
PPTA 4381Tahap 1 Sub-Proyek #9
558
Infrastruktur Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
Rehabilitasi Bedungan Cipancuh berikut bangunan pelengkap, termasuk tambahan pintu gerak pada puncak pelimpah, dan meninggikan tubuh bendungan untuk meningkatkan tinggi jagaan banjir. Penguatan kelembagaan untuk Partisipasi Pengelolaan Irigasi Partisipatif para petani. Mengembangkan rencana peningkatan pengelolaan daerah tangkapan air di bagian hulu dari waduk.
PPTA 4381Tahap 1 Sub-Proyek #10
611
Infrastruktur Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
23
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 2.7
Meningkatkan sumber air untuk irigasi (Ciherang)
• • •
•
2.8
Perbaikan irigasi Cisangkuy
• •
2.9
Peninggian Bendungan Cirata
• • •
Pembangunan Bendungan Telagaherang berikut bangunan pelengkap. Rehabilitasi sistem pembagian air irigasi yang ada. Penguatan kelembagaan untuk partisipasi Pengelolaan Irigasi Partisipatif para petani. Penyiapan rencana untuk meningkatkan pengelolaan daerah tangkapan air di bagian hulu waduk.
PPTA 4381Tahap 1 Sub-Proyek #11
524,5
Infrastruktur Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
Meningkatkan efisiensi operasi wadukwaduk di Cisangkuy Meningkatkan pola tanam di daerah Cisangkuy untuk penghematan air.
Rencana Induk 1997
609,1
Infrastruktur Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
Melaksanakan Feasibility Study Pelaksanaan DED Membangun/meningkatkan bendungan berikut bangunanpelengkap
Rencana Induk 1997
186,9
Infrastruktur Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
24
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
ADB
Tahun
(Milliar rupiah) 2.10
Investigasi opsi penyediaan sumber air baku untuk wilayah perkotaan Bandung
•
•
•
2.11
Pengembangan air permukaan di daerah tangkapan air hulu sungai Cikapundung.
•
• • •
2.12
Pembangunan waduk Sukawana di sungai Cimahi.
• • • •
Membangun proses seleksi opsi peningkatan penyediaan air baku ke Bandung oleh pemangku kepentingan dalam rangka memenuhi kebutuhan air permukiman, perkotaan dan industri sampai tahun 2025. Pelaksanaan penilaian secara cepat (rapid assessment)dan studi kelayakan (kaji ulang dan pemutakhiran studi kelayakan sebelumnya) dalam rangka penyusunan daftar pendek potensi yang paling memenuhi. Penyiapan studi kelayakan rinci (termasuk biaya, analisa dampak lingkungan, dan rencana aksi pemindahan permukiman, dan lain-lain), dalam rangka penyiapan laporan kajian subproyek.
PPTA 4381Tahap 3
11,1
Infrastruktur Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
Mengkaji studi sebelumnya untuk membangun 5 (lima) waduk di daerah tangkapan air hulu sungai Cikapundung dalam rangka meningkatkan ketersediaan air permukaan untuk Bandung dan sekitarnya Malaksanakan studi kelayakan opsi terpilih . Melaksanakan DED. Membangun bendungan dan bangunanpelengkap.
Rencana Induk 1997
322,7
Infrastruktur Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
Mengkaji ulang kajian pembangunan Waduk Sukawana di sungai Cimahi. Melaksanakan studi kelayakan. Melaksanakan DED. Pembangunan bendungan dan bangunan pelengkap.
Rencana Induk 1997
66,9
Infrastruktur Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
25
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 2.13
Penelitian alternatif penyediaan air baku untuk Bekasi dan Karawang
•
•
•
2.14
Implementasi pilihan penyediaan air baku untuk Bekasi dan Karawang
• • •
Membangun proses seleksi opsi peningkatan penyediaan air baku ke Bekasi dan Karawang oleh pemangku kepentingan dalam rangka memenuhi kebutuhan air permukiman, perkotaan dan industri sampai tahun 2025. Pelaksanaan penilaian secara cepat (rapid assessment)dan studi kelayakan (kaji ulang dan pemutakhiran studi kelayakan sebelumnya) dalam rangka penyusunan daftar pendek potensi yang paling memenuhi. Penyiapan studi kelayakan rinci (termasuk biaya, analisa dampak lingkungan, dan rencana aksi pemindahan permukiman, dan lain-lain), dalam rangka penyiapan laporan kajian subproyek
PPTA 4381Tahap 3
9,3
Infrastruktur Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
DED untuk opsi terpilih. Penyiapan dokumen tender dan kontrak. Konstruksi dan pengawasan.
PPTA 4381Tahap 3
455,7
Infrastruktur Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
26
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
APBN, APBD
2010-2015
(Milliar rupiah) 2.15
Pengembangan suatu rencana aksi pengelolaan air bawah tanah yang berkesinambung an di WS Citarum
•
• •
•
2.16
Implementasi dari rencana aksi pengelolaan air bawah tanah WS Citarum secara berkesinambung an
•
Kaji ulang dan dokumentasi informasi yang ada tentang situasi air tanah di Satuan WS Citarum, termasuk ketersediaan dan penggunaannya saat ini. Kaji ulang studi pengelolaan air tanah sebelumnya. Melaksanakan studi beberapa opsi penyediaan air baku, penyiapan suatu rencana aksi untuk pengelolaan air tanah yang efektif dan berkelanjutan. Kaji ulang perangkat peraturan perundang-undangan pengelolaan air tanah dan rekomendasi perbaikan, meliputi mekanisme untuk pemenuhan pengelolaan (penegakan peraturan)
Rencana Induk 1997 (dimodifikasi dengan PPTA 4381Tahap 3)
5,58
Sumberdaya Air
Kementria n Energi dan SDM
Pembuatan Sumur Resapan Dalam (Tergantung pada manfaat dari rencana aksi studi pengembangan dan biaya hanya sebagai indikasi)
PPTA 4381Tahap 3
46,5
Manajemen Sumberdaya Air
Kementria n Energi dan SDM, Pemprov. Jabar
Dokumen Penanganan Daerah Aliran Sungai Citarum dan Banjir di Jawa Barat
27
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 2.17
Meningkatkan pelaksanaan regulasi pengelolaan air bawah tanah yang berkelanjutan di Bandung
•
• •
• •
2.18
Peningkatan penyediaan air baku untuk Bandung
•
•
• • • 2.19
“Proyek ” Saluran 2 Tarum Barat.
•
• • •
Kaji ulang kerangka kerja peraturan pengelolaan air tanah di daerah Bandung. Evaluasi pelaksanaan peraturan yang ada dan mengidentifikasi kekurangannya Pengembangan strategi dan rencana aksi untuk meningkatkan efectivitas peraturan penggunaan air tanah, meliputi rekomendasi untuk perubahan kerangka kerja peraturan yang ada Pengembangan mekanisme pemantauan dan evaluasi Capacity building untuk lembaagalembaga yang terlibat dalam pengelolaan air tanah.
PPTA 4381Tahap 3
5,58
Manajemen Sumberdaya Air
Kementria n Energi dan SDM
Tersedianya bangunan pengambilan baru dan saluran pembawa untuk penyediaan air baku. Mengkaji kebijakan tarif air yang sedang berlaku dan mengembangkan struktur tarif baru yang mencerminkan biaya distribusi yang lebih baik dan menyediakan insentif untuk pemafaatan air yang lebih rasional di daerah Bandung. DED untuk opsi terpilih . Penyiapan dokumen tender dan kontrak. Konstruksi dan pengawasan
PPTA 4381Tahap 3
305
Infrastruktur Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
Kaji ulang penelitian sebelumnya opsi penyaluran air dari Waduk Jatiluhur ke Jakarta Studi kelayakan untuk opsi terpilih Perencanaan teknis rinci/DED Konstruksi dan pengawasan
Rencana Induk 1997
7.998
Infrastruktur Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
ADB
28
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 2.20
2.21
2.22
Modernisasi sistem irigasi Saluran Tarum Barat/West Tarum Canal (WTC).
•
Peningkatan sistem pelayanan dan modernisasi system irigasi Saluran Tarum Timur/East Tarum Canal (ETC).
•
Peningkatan sistem pelayanan dan modernisasi sistem irigasi Saluran Tarum Utara/North Tarum Canal (NTC).
•
• •
• • •
• • •
Rehabilitasi saluran sekunder dan tersier, serta bangunan pengatur. Pemasangan alat ukur di bangunan pengambilan. Penguatan kelembagaan untuk partisipasi pengelolaan irigasi oleh para petani
PPTA 4381Tahap 1 Sub-Proyek #4
50.9
Infrastruktur Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
Rehabilitasi Saluran Tarum Timur, meliputi pengerukan dan pembuangan sedimen, serta perbaikan dan perkuatan tanggul. Rehabilitasi saluran sekunder dan tersier serta bangunan pengatur. Pemasangan alat ukur di bangunan pengambilan. Perkuatan kelembagaan untuk partisipasi pengelolaan irigasi oleh para petani.
PPTA 4381Tahap 1 Sub-Proyeck #2 and #5
473,3
Infrastruktur Sumberdaya Air
BBWSC
DED didanai oleh Bank Dunia
Rehabilitasi Saluran Tarum Utara, meliputi pengerukan dan pembuangan sedimen, serta perbaikan dan perkuatan tanggul. Rehabilitasi saluran sekunder dan tersier serta bangunan pengatur. Pemasangan alat ukur di bangunan pengambilan. Perkuatan kelembagaan untuk partisipasi pengelolaan irigasi oleh para petani.
PPTA 4381Tahap 1 Sub-Proyeck #3 dan #6
884,4
Infrastruktur Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
DED didanai Bank Dunia
29
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 2.24
Pengembangan strategi dan opsi pengelolaan permintaan dan konservasi air guna memenuhi kebutuhan industri dan rumah tangga.
•
•
•
•
2.25
2.26
Peningkatan pengelolaan aset dan prosedur O&P untuk prasarana hidraulik
•
Tenaga listrik air Rajamandala (Sungai Citarum di sebelah hilir waduk Saguling)
•
•
• • •
Pengembangan dan penerapan strategi dan aksi peningkatan kesadaran masyarakat dan kalangan industri dalam perlindungan air. . Pengembangan dan penerapan strategi dan aksi daur ulang air limbah industri (meliputi pengaturan dan upaya-upaya teknologi) dan bantuan untuk menerapkan teknologi daur ulang. Pengembangan dan penerapan strategi dan aksi untuk meminimalkan kehilangan dari sistem distribusi. Kaji ulang kebijakan tarif air saat ini dan mengembangkan struktur pembiayaan yang mencerminkan biaya distribusi dan memberikan rangsangan untuk penggunaan air yang rasional
PPTA 4381Tahap 3
4,6
Infrastruktur Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
Pengembangan suatu sistem registrasi dan pemantauan aset prasarana hidraulik dalam rangka kegiatan pemeliharaan. Pengenalan rencana operasi yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan untuk penyaluran air baku untuk irigasi, permukiman, perkotaan, dan industry
PPTA 4381Tahap 3
9,3
Infrastruktur Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
Kaji ulang penelitian sebelumnya tentang opsi untuk pembangkit tenaga listrik Studi kelayakan untuk opsi terpilih Perencanaan teknis rinci. Kostruksi dan pengawasan
Rencana Induk 1997
1.527
Infrastruktur Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
30
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 2.27
2.28
Pembangkit Listrik Aliran Sungai di Curug
•
System of Rice Intensification (SRI) tahap 2
Adopsi System of Rice Intensification (SRI) di daerah proyek dapat ditingkatkan.
• • •
Kaji ulang penelitian sebelumnya tentang opsi untuk pembangkit tenaga listrik. Studi kelayakan untuk opsi terpilih Perencanaan teknis rinci. Kostruksi dan pengawasan
Sekitar 15.000 ha lahan sawah dapat membantu meningkatkan praktek yang baik pengelolaan air yang dapat mengarah kepada peningkatan hasil sawah dan mengurangi pemakaian air.
Rencana Induk 1997
55,8
Infrastruktur Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
Dokumen Penanganan Daerah Aliran Sungai Citarum dan Banjir di Jawa Barat
11,16
Pertanian Berkelanjutan
Kementeri an Pertanian dan Dinas Pertanian
31
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Infrastruktur Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
Bank Dunia
Tahun
(Milliar rupiah) 2.29
Dam Operation and Improvement Safety ProjectI (DOISP) Jatiluhur dan Cipancuh Dam -
•
•
•
• • • •
2.30
Infrastructure Resources Sector Development Project – IRSDP
Total Estimasi
Desain dan konstruksi perbaikan yang bersifat kecil dan pengulangan pekerjaan untuk mengembalikan kualitas operasional dan keamanan (meliputi perlengkapan spillway) Survei, investigasi dan desain yang meliputi perencanaan pengelolaan kondisi social dan lingkungan dari menengah menjadi yang besar untuk mengembalikan dan meningkatkan performa operasional dan keselamatan. Perbaikan dan peningkatan untuk menunjang pengawasan keselamatan dan penyiapan sistem untuk keadaan darurat spillway. Membangun aliran masukan air dan monitoring sedimentasi untuk meningkatkan hidrologi operasional. Kapasitas kebutuhan spillway dan resiko banjir, penggantian tempat limpasan air yang ada dengan struktur gerbang. Peningkatan operasional dan perbaikan serta penguatan kelembagaan Penanggulangan sedimentasi waduk Manajemen proyek mengenai peningkatan secara institusional keamanan da,/waduk
465
06 June200931 Dec 2013
(termasuk Jatiluhur dan Cipancuh)
Bappenas
18,6
efektif:
Infrastruktur
Bappenas
Loan No. 2264-INO Dutch Government Grant No. 0064INO
32
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Infrastruktur Sumberdaya Air
Kementeri an Pekerjaan Umum
FondsD’etud e Et D’aide Au SecteurPrive (FASEP)
Tahun
(Milliar rupiah) 2.31
Proyek desain peningkatan Design of Jakarta transmisi air baku untuk rehabilitasi transmisi air baku Tarum Barat dari Bekasi sampai cawang.
Ditjen SDA Kementerian Pekerjaan Umum
2.32
Studi kelayakan untuk teknologi penanganan air kotor dan pilihan pelayanan untuk hulu Citarum
TDA
7,34
Infrastruktur Sumberdaya Air
Kementeri an Pekerjaan Umum
Trade and Developmen t Agency (TDA – US Embassy)
2.33
Rehabilitasi DAM Jatiluhur
Dokumen Penanganan Daerah Aliran Sungai Citarum dan Banjir di Jawa Barat
96,6
Sumberdaya Air
BBWSC Kementeri an Pekerjaan Umum
APBN
2010-2015
33
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
ADB TA 7189
Tahun
(Milliar rupiah) Pemanfaatan Air Secara Bersama
3.1
Pengembangan strategi dan kebijakan kunci untuk pengelolaan sumber daya air
•
•
•
3.2
Kaji ulang prioritas alokasi dan optimalisasi peraturan operasi untuk sub WS kunci , meliputi sistem operasi sungai/waduk secara keseluruhan
•
•
•
•
•
Pengembangan kebijakan untuk penetapan tarif air yang sesuai, pemanfaatan air bersama, keseimbangan partisipasi stakeholder; Pengembangan strategi dan pilihan dalam pengelolaan kebutuhan air untuk rumah tangga, industri dan konservasi; Pengembangan sistem penggunaan dan perizinan air ; Kajian ulang tentang kebijakan alokasi air dan optimasi pengoperasian prasarana pengatur air di sub-wilayah sungai kunci dan sistem operasi sungai dan waduk di WS Citarum .
PPTA 4381Tahap 3
10,04
Manajemen Sumberdaya Air
BBWSC
Kaji ulang efektifitas pengaturan pembagian air (termasuk air yang di alirkan ke Jakarta), Pengembangan kebijakan yang telah di mutakhirkan untuk pemakaian air bersama diantara para pemanfaat air di wilayah sungai (termasuk Jakarta), serta mekanisme pemecahan konflik/perselisihan yang efektif. Penentuan keperluan aliran lingkungan untuk mempertahankann kualitas air, demikian pula untuk pembilasan sedimen dan mengurangi salinitas di bagian hilir. Pengembangan dan pemutakhiran aturan pengoperasian yang tepat untuk sub-WS kunci, termasuk sistem pengoperasian sungai/waduk secara keseluruhan. Kaji ulang atas prioritas pengalokasian dan prosedur yang jelas untuk pemanfaatan air bersama dalam masa kekeringan.
PPTA 4381Tahap 3
8,3
Manajemen Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
34
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Perlindungan Lingkungan
Kementeri an Lingkunga n Hidup
ICWRMIP P1
Tahun
(Milliar rupiah) Perlindungan Lingkungan
4.1
Pengembangan dan Pelaksanaan Strategi Perbaikan Kualitas Sungai di wilayah sungai dan Rencana Aksi
•
•
Menyiapkan pilihan strategi perbaikan kualitas sungai meliputi teknis, kelembagaan, dan aspek peraturan perudang-undangan dengan memfokuskan pada upaya memberikan insentif dan penegakan peraturan, menarik pelajaran dari program yang ada, meningkatkan kesadaran terhadap permasalahan dan kemungkinan pemecahan pada tingkat politisi , kalangan industri dan masyarakat, serta membangkitkan kesepakatan antar Kabupaten guna pelaksanaan strategi ini. Melaksanakan investasi, Penguatan kelembagaan dan pemenuhan komponen-komponen berdasar pada rencana aksi yang telah disepakati.
PPTA 4381Tahap 3
43.1
35
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Kehutanan
Kementeri an kehutanan
Hibah GEF
Tahun
(Milliar rupiah) 4.2
Pelestarian keanekaragama n hayati dan lahan
Menggunakan suatu pendekatan kerjasama yang baik melalui model Desa Konservasi terpilih dengan melaksanakan: •
• • •
•
•
•
PPTA 4381Tahap 3
39
Menyiapkan tujuh rencana aksi konservasi dengan stakeholder untuk tujuh kawasan lindung; Identifikasi flora dan fauna penting pada habitat kunci di tujuh kawasan lindung; Pelaporan pola penggunaan sumber daya di tujuh kawasan lindung . Membuat suatu Rencana Tata Ruang konservasi biodiversity strategis di WS Citarum; Pendduduk di 148 desa pemodelan konservasi mengembangkan rencana aksinya masing-masing serta dilibatkan dalam kegiatan konservasi di kawasan konservasi strategis; Penyiapan suatu database konservasi keanekaragaman hayati untuk WS Citarum; Mengidentifikasi kebutuhan restorasi habitat untuk mengoptimalkan fungsi ekologis zona riparian WS Citarum .
36
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Kehutanan
Kementeri an kehutanan
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 4.3
Program Pelatihan masyarakat pengelolaan daerah tangkapan air untuk wilayah sungai Citarum
•
•
•
•
•
•
Pelatihan pengelolaan daerah tangkapan air untuk masyarakat disampaikan melalui jaringan model Desa Konservasi dan pesantren. Menugaskan suatu LSM untuk merancang kursus pelatihan pengelolaan daerah tangkapan air dan sumber daya alam. LSM ini memberikan pengenalan kepada sekelompok pemuka Desa Konservasi dan membekali mereka dengan materi program pendidikan dan pelatihan. Pemuka-pemuka desa konservasi memberikan materi pendidikan kepada penduduk desa. LSM menyampaikan bahan materi pengelolaan daerah tangkapan air langsung kepada pesantren. Program pendidikan model Desa Konservasi, rencana tata ruang dan rencana aksi digabungkan untuk mengenal pentingnya kawasan lindung yang ada dan unsur-unsur konservasi lainnya di WS Citarum.
PPTA 4381Tahap 3
3,7
37
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Kehutanan
Kementeri an kehutanan
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 4.4
Penghutanan kembali yang produktif : (1) Rencana tata ruang untuk penghutanan kembali
•
•
•
•
•
• •
Kaji ulang semua Undang-Undang yang terkait dengan perlindungan hutan daerah tangkapan hulu, terutama pada kemiringan yang terjal (lebih dari 42 derajat), dan mengevaluasi tepat tidaknya ketentuan pemberian perlindungan. Kaji ulang mozaik Rencana Tata Ruang yang ada di WS Citarum, mengevaluasi tingkat keharmonisan mozaik dan merekomendasikan suatu proses integrasi yang lebih besar dari rencana ini di semua strata. Membentuk kelompok kecil (terdiri dari ahli GIS/ penginderaan jauh, ahli tata ruang dan ekologi darat) di Dewan SDA wilayah sungai Citarum. kelompok kecil ini selanjutnya bekerja sama dengan pemerintah daerah, BP Daerah Aliran Sungai , BPLHD dan Bappeda untuk membuat fungsi tata ruang yang terpadu. Memetakan secara akurat lahan Perhutani, lahan terdegradasi, jalan, sungai dan batas Daerah Aliran Sungai dan kawasan lindung. Memetakan mata air utama di daerah tangkapan airdan pengukuran hidrologi.utama mengkaitkan hal-hal tersebut diatas dalam keterpaduan fungsi ekologi. Mengumpulkan dukungan berbagai pemangku kepentingan untuk tata ruang penghutanan kembali dengan perantara Dewan Sumber Daya Air WS Citarum, serta mengijinkan untuk penelitiansecara luas.
PPTA 4381Tahap 1 Sub-Proyek #7 (Dilanjutkan pada Tahap 3)
14,8
• Mengidentifikasi kawasan prioritas untuk di rehabilitasi melalui penghutanan kembali.
38
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Kehutanan
Kementeri an kehutanan
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 4.5
(2) Pelaksanaan Penghutanan kembali yang produktif
•
•
•
•
• •
Kaji ulang dan pelaporan metoda penghutanan kembali yang efektif pada profil topografi yang berbeda-beda di daerah yang direncanakan untuk mencapai manfaat yang serbaguna, dengan cara: mengkonsolidasikan profil tanah, menyediakan suatu infrastruktur dan taman (non-structural) yang kaya akan tumbuhan untuk mendukung keanekaragaman hayati; dengan focus pada menyediakan tanaman-tanaman yang lestari untuk meningkatkan mata pencaharian penduduk desa. Memperkuat kelembagaan untuk koordinasi antar pemerintah daerah dan organisasi pengelola wilayah sungai dalam rangka pengelolaan daerah tangkapan air. Mengembangkan pengendalian tata guna lahan secara efektif melalui aturan insentif-disinsentif. Melaksanaan pengelolaan yang memenuhi syarat secara berdaya guna (enforcement) . Membentuk suatu sistem kredit pertanian . Pelatihan dan pengembangan masyarakat. .
PPTA 4381Tahap 3
8,3
39
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 4.6
4.7
Peningkatan pengaturan masa pemanfaatan pada lahan perdesaan bersama Perum Perhutani
•
Alternatif mata pencaharian bagi pemukim desa hutan pegunungan/dita nah tinggi yang dipindahkan
•
•
•
memfasilitasi kontrak kesepakatan kerja sama antara penduduk desa dan Perum Perhutani untuk pemanfaatan jangka panjang (> 30 tahun), dengan mandat menanam pohon campuran yang mampu menanggulangi erosi, selain menyediakan petani dengan suatu tanaman keras. Memberikan saran kepada penduduk desa cara penghutanan kembali yang paling efektif.memberikan prioritas bagi penduduk desa untuk penyewaan lahan.
PPTA 4381Tahap 3
1,86
Kehutanan
Perum Perhutani
Melaksanakan survey lapangan untuk para pemukim di dataran tinggi/pegunungan (38.000 keluarga) yang dipindahkan dalam program “Larangan tumpangsari di kemiringan > 42 derajat, 20Mei 2003” untuk memastikan alternatif mata pencaharian yang sesuai dan berkelanjutan . memberikan preferensi untuk penduduk desa untuk lahan Perum Perhutani dan memfasilitasi mata pencaharian yang lebih baik di tanah yang disewa ini.
PPTA 4381Tahap 3
11,1
Kehutanan
Kementeri an kehutanan
40
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Perencanaan, pendanaan dan koordinasi
Kementeri an Kehutanan
Awal pendanaan melalui PDA
Tahun
(Milliar rupiah) 4.8
Pengelolaan kawasan lindung di Wilayah Sungai Citarum
•
•
•
•
•
Pengembangkan rencana aksi pengelolaan konservasi kawasan lindung yang dipilih melalui forum pemangku kepentingan dengan memfokuskan pada sasaran-sasaran konservasi sebagai berikut : o Melaksanakan penggalian informasi o Membentuk forum pemangku kepentingan o Mengembangkan rencana aksi (sasaran, tantangan dan penyelesaian secara praktis) o Menyiapkan rencana pengelolaan yang dapat disesuaikan. Melaksanakan penelitian sumberdaya hayati secara cepat untuk tiga kelompok sistem klasifikasi khusus yang dipilih, melalui proses rencana aksi Melaksanakan pemetaan habitat di setiap 5 (lima) kelompok kawasan lindung Melaksanakan penelitian pemanfaatan sumber daya perdesaan dari desa-desa yang berdekatan dengan kawasan lindung. Membentuk kelompok konservasi perdesaan khususnya di kawasan lindung terpilih dan melibatkan kelompok ini dalam pengelolaan bersama kawasan lindung.
PPTA 4381Tahap 3
39,0
41
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 4.9
4.10
Alternatif mekanisme pembiayaan untuk aktivitas pengelolaan daerah pengaliran sungai yang berkelanjutan oleh masyarakat di WS Citarum.
•
Pengelolaan zona tepian sungai untuk mengurangi muatan sedimen di sungaisungai.
•
•
•
•
•
•
•
•
• •
Kaji ulang pembayaran untuk pelayanan lingkungan yang dilaksanakan di Indonesia. Mengembangkan suatu rencana aksi untuk pelaksanaan pembayaran pelayanan lingkungan di WS Citarum dan memodifikasi rencana tersebut sebagai kelanjutan dari kaji ulang oleh pemangku kepentingan. Kaji ulang pilihan untuk fasilitas microcredi” untuk penduduk desa di WS Citarum, meliputi trust-fund maupun dana bergulir lainya .
PPTA 4381Tahap 3
1,86
Kebijakan
BPLHD Jawa Barat
Menentukan tumbuhan, bunga dan bangunan yang paling efektif dalam mengurangi muatan sedimen. Menentukan lebar dari zona yang diperlukan untuk meminimalkan beban sedimen. Mengidentifikasi bagian sungai yang kritis yang memberikan kontribusi muatan sedimen yang tinggi pada sungai. Mengenali praktek pemanfaatan lahan oleh para petani setempat yang memperburuk erosi tebing dan sedimentasi (misalnya mengembalakan ternak di sepanjang tepian sungai). Mengembangkan rencana aksi untuk meningkatkan pengelolaan tebing/tepian sungai dengan percontohan di di ruas sungai yang kritis. Melaksanakan percontohan penanaman tumbuh-tumbuhan dan meningkatkan praktek pengelolaan lahan berdasarkan rencana aksi yang dikembangkan. Kaji ulang hasil dari percontohan. Melaksanakan pengelolaan yang telah ditingkatkan di zona tepian sungai yang kritis di seluruh WS Citarum.
PPTA 4381Tahap 3
9,3
Pertanian Berkelanjutan
Kementria n Pertanian
42
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
186
Pertanian Berkelanjutan
Departeme n Dalam Negeri dan Kementeri an Pekerjaan Umum
PPTA 4381Tahap 3
11,1
Perlindungan Lingkungan
Kementeri an Lingkunga n Hidup
Rencana Induk 1997
3.022
Air Limbah
Cipta karya Kemetente rian Pekerjaan Umum
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 4.11
4.12
Pengelolaan erosi terpadu di sungai Bekasi hulu, sungai Citarum hulu, dan sungai Cipunagara hulu
•
Pengembangan dan (awal) pelaksanaan rencana monitoring pencemaran air untuk daerah Bandung.
• •
•
•
• •
• •
4.13
Pengolahan air kotor dan air limbah disebelah hulu waduk Saguling.
•
• •
Pengembangan dan pelaksanaan pengendalian tata guna lahan yang efektif di kawasan lereng terjal dan sistim insentif untuk para petani untuk menerapkan usaha pertanian berkelanjutan Pekerjaan pengendalian erosi dan tanah longsor di kawasan kritis, termasuk pekerjaan konstruksi lereng (penanaman, terasering, penanaman rumput, saluran pembuang, diding penahan dan lain-lain. Pengumpulan data dan pemetaan Aspek kelembagaan, peraturan, penegakan undang-undang. Peningkatan operasi dan efisiensi instalasi limbah cair(Waste Water Treatment Plan) di pabrik-pabrik dan rumahsakit Program kepedulian masyarakat untuk pembuangan limbah. Pembangunan percontohan pusat sanitasi masyarakat, menyederhanakan sistem pembuangan air kotor masyarakat, dan sistem sanitasi sekolah. Peningkatan kapasitas (capacity building) Pengembangan rencana pengendalian pencemaran air, dan investasi proyek untuk memungkinkan pelaksanaan dalam tranch berikutnya. Perencanaan teknis rinci/DED untuk rehabilitasi fasilitas pengolahan air kotor dan air limbah yang telah ada,serta membangun fasilitas baru Penyiapan dokumen tender dan kontrak. Konstruksi dan pengawasan
43
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 4.14
Pengembangan dan (awal) pelaksanaan rencana pengendalian pencemaran air untuk daerah Bekasi dan Karawang
• •
•
• •
• •
4.15
Pengembangan dan pelaksanaan suatu strategi pengelolaan sampah (solid waste) untuk daerah Bandung, Bekasi, dan Cikarang
•
• •
•
•
•
Pengumpulan data dan pemetaan. Aspek kelembagaan, peraturan perundang-undangan, penegakan undang-undang . Peningkatan operasi dan efisiensi instalasi pengolahan air limbah di pabrikdan rumah sakit. Program kepedulian masyarakat untuk pembuangan limbah. Pembangunan percontohan pusat sanitasi masyarakat, penyederhanaan sistem air kotor masyarakat, dan sistem sanitasi sekolah. Peningkatan kapasitas (capacity building) Pengembangan rencana pengendalian pencemaran air, dan investasi proyek untuk memungkinkan pelaksanaan dalam Tranch berikutnya.
PPTA 4381Tahap 3
11,16
Perlindungan Lingkungan
Kementeri an Lingkunga n Hidup
Pelaksanaan peningkatan penegakan Undang-Undang dan peraturan tentang pengelolaan pembuangan sampah, serta penguatan mekanisme peraturan yang diperlukan. Pendidikan umum pada permasalahan pembuangan sampah . Pembentukan mekanisme biaya bersama yang adil dan efektif untuk pengumpulan dan pembuangan sampah . Pembentukan sistem pengumpulan terpisah dan meningkatkan proses daur ulang untuk sampah . Pengembangan daerah land-fill (galitimbun) yang tepat dan praktek untuk pembuangan limbah tanpa daur ulang. Pembentukan sistem konservasi dan pemantauan untuk daerah land-fill dan penyimpanan daur ulang.
PPTA 4381Tahap 1 Sub-Proyek #17
127,4
Limbah padat
Cipta karya Kemetente rian Pekerjaan Umum
44
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Perlindungan Lingkungan
Dinas PerikananPJTII
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 4.16
Peningkatan kualitas air di waduk Saguling, Cirata, dan Jatiluhur melalui pengelolaan budidaya ikan dan aktivitas yang menyebabkan pencemaran lainnya
•
•
• •
•
•
Identifikasi sumber-sumber dan tingkat pencemaran di Waduk Saguling, Cirata, dan Jatiluhur Menentukan dampak ekonomi dari pencemaran kepada pemanfaat air lain(seperti Hydropower/Pembangkit listrik) Identifikasi aksi yang di perlukan untuk mengurangi pencemaran. Identifikasi kemungkinan untuk mata pencaharian yang lain untuk petani perikanan dan lainnya yang kemungkinan terkena dampak oleh kegiatan pengendalian budidaya perikanan dan pencemaran lainnya. Pengembangan dan pelaksanaan suatu rencana aksi untuk mengurangi pencemaran. Pengadalihan keramba jaring apung
PPTA 4381Tahap 3
9,3
45
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 4.17
Strategi pengelolaan zona pantai secara terpadu dan rencana aksi untuk daerah pantai Citarum.
• • •
•
•
•
•
• 4.18
Pelaksanaan rencana aksi pengelolaan zona pantai terpadu
Pemanfaatan peta tataguna lahan di zona pantai di wilayah sungai Citarum. Identifikasi permasalahan pokok untuk pengelolaan sumber daya. Kaji ulang kebijakan yang ada dan peraturan sehubungan dengan pengelolaan sumber daya alami dan buatan di zona pantai. Menyarankan meningkatkan kebijakan dan pengaturan yang mengarah kepada pendekatan yang lebih terpadu dalam pengelolaan daerah pantai di WS Citarum. Kaji ulang dasar pengetahuan yang ada untuk sumber daya zona pantai dan menyarankan peningkatan pada pemantauan serta pengumpulan data. Identifikasi lokasi-lokasi pokok dimana dibutuhkan intervensi dalam permasalahan pengelolaan sumberdaya lokal. Identifikasi strategi yang dibutuhkan untuk mencapai pengelolaan zona pantai terpadu. mengembangkan suatu rencana aksi strategi pelaksanaan yang telah disetujui.
[Tergantung pada manfaat dari studi pengelolaan rencana aksi]
PPTA 4381Tahap 3
8,37
Manajemen pantai
Kementeri an Kehutanan
PPTA 4381Tahap 3
93
Manajemen pantai
Antar Instansi
46
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
Kehutanan, Pertanian, Lingkungan Hidup
Kementeri an LH, Kementeri an Kehutanan , Kementeri an Pertanian,
APBN, APBD
2010-2015
(Milliar rupiah) 4.19
Konservasi dan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di DAS Citarum
• • • • • • •
•
•
• • • • •
Reboisasi Penghijauan Kebun bibit rakyat Pembuatan Dam Pengendali Pembuatan Dam Penahan Pembuatan sumur resapan Penguatan Kelembagaan (PRA, Pembentukan dan pengembangan Forum DAS, Imbal Jasa Lingkungan, pengembangan sekolah lapang konservasi, pengembangan desa konservasi Perbaikan lahan dengan tanaman keras perkebunan/holtikultura/energi (buah jarak) Perbaikan Lahan dengan Tanaman Keras Perkebunan / Hortikultura / Energi (Buah Jarak) Pengembangan Usaha Tani Konservasi Lahan Terpadu Pembuatan rumah kompos Pengembangan Mekanisme Kompensasi Jasa Lingkungan Pembelian lahan untuk memperluas lahan konservasi dan hutan koloni Optimalisasi Pemanfaatan HGU terlantar di hulu Sungai Citarum
Dokumen Penanganan Daerah Aliran Sungai Citarum dan Banjir di Jawa Barat
1.500
Pemprov. Jabar
47
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
Kehutanan, Lingkungan Hidup, Tata Ruang
Kementeri an LH, Kementeri an Kehutanan , Kementeri an PU, Pemprov. Jabar, Pemkab dan Pemkot
APBN, APBD Prov dan Kab./Kota
2010-2015
(Milliar rupiah) 4.20
Pengawasan, penertiban dan Penegakan Hukum
• • • • • • • •
Moratorium Penebangan hutan Moratorium Perizinan Konversi Lahan Pelaranggan Pertanian Semusim di kelerengan lebih besar dari 30 persen Penertiban Garis Sempadan Sungai Penertiban IMB, izin properti hanya untuk rumah susun Pembentukan Satuan Polisi Lingkungan Operasionalsisasi Kerjasama TNI dalam Pelestarian Lingkungan Penertiban Pemanfaatan Kawasan Lindung
Dokumen Penanganan Daerah Aliran Sungai Citarum dan Banjir di Jawa Barat
4.21
Penguatan Kelompok dan Kader Masyarakat Peduli Lingkungan
•
Pendampingan Masyarakat dalam Berperilaku Pro Konservasi Lingkungan
Dokumen Penanganan Daerah Aliran Sungai Citarum dan Banjir di Jawa Barat
6
Lingkungan Hidup
Pemprov. Jabar
APBD Prov.
2010-2015
4.22
Revitalisasi Permukiman
•
Penataan ulang kawasan kumuh di luar garis sempadan sungai melalui pembangunan infrastruktur (urban renewal) Pembangunan Permukiman Rumah Ramah Banjir Penataan perumahan dan permukiman melalui penanganan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh berbasis kawasan (PLP2K-BK) Penyediaan prasarana dan sarana air minum Perencanaan Pembangunan dan Revitalisasi Kolam Retensi (Embung) di 17 lokasi Permukiman
Dokumen Penanganan Daerah Aliran Sungai Citarum dan Banjir di Jawa Barat
55
Permukiman dan Perumahan
Cipta Karya Kementeri an Pekerjaan Umum dan Pemprov. Jabar
APBN, APBD Prov
2010-2015
• •
• •
48
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
Lingkungan Hidup, Permukiman dan Perumahan
Kementeri an LH, Cipta Karya Kementeri an Pekerjaan Umum, Pemprov. Jabar
APBN, APBD Prov.
2010-2015
Manajemen Sumberdaya Air
Puslitbang Kementeri an Pekerjaan Umum
ADB TA 7189
(Milliar rupiah) 4.23
Pengendalian Limbah dan Persampahan
• • •
•
•
Pengelolaan Bencana
5.1
Pengelolaan banjir di hulu sungai Citarum
Masterplan Pengelolaan Air Limbah Metropolitan Bandung DED Instalansi Pengelolaan Air Limbah Metropolitan Bandung Pembangunan Instalansi Pengelolaan Air Limbah (Airlimbah Terpusat, IPLT, Septictangk Komunal, Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat) Revitallisasi / Pemeliharaan (Airlimbah Terpusat, IPLT, Septictangk Komunal, Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat ) Pengelolaan Sampah berbasis 3 R (Perencanaan Pemberdayaan, Pembangunan, Bantuan Alat, Pendampingan) Penyelesaian studi pemodelan sungai 1 dimensi Pengembangan suatu model dataran banjir 2 dimensi Studi desain dengan pemodelan; Pembaharuan strategi pengelolaan banjir yang ada; Penentuan dampak rencana tata ruang regional; Formulasi perencanaan operasi dan pemeliharaan Menyusun Kerangka acuan untuk rencana detail dan pelaksanaan pada Tranche 2
Dokumen Penanganan Daerah Aliran Sungai Citarum dan Banjir di Jawa Barat
PPTA Phase 4
6,5
49
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
ADB TA 7189
Tahun
(Milliar rupiah) 5.2
Adaptasi perubahan iklim
•
•
• •
5.3
Pengelolaan Bencana Terpadu Terkait Dengan bencana akibat air di Seluruh WS Citarum
•
•
• •
•
•
• •
Formulasi penyesuaian terhadap perubahan iklim dan kebijakan mitigasi untuk diterapkan di WS Citarum. Pengarustamaan perubahan iklim dalam perencanaan pembangunan daerah, sektor, dan tingkat program Menyusun rencana aksi penyesuaian dan mitigasi Merekomendasi dan memberi masukan terhadap komponen-komponen lain dari ICWRMIP
PPTA 4381Tahap 4
26,5
Perubahan Iklim
Kementeri an Lingkunga n Hidup
Mengkaji ulang efektifitas strategi pengelolaan bencana dan pengaturan koordinasi saat ini, serta menyusun rekomendasi perbaikan, khususnya berkaitan dengan dibentuknya Dewan Sumber Daya Air WS Citarum, beserta unit-unit pendukungnya. Mengembangkan dan melaksanakan pengendalian tata guna lahan yang efektif di kawasan rawan bencana. Relokasi rumah tangga di daerah rawan bencana. Mengembangkan dan melaksanakan pengendalian efektif atas penambangan pasir dan batu. Melakukan kampanye kesadaran publik dalam rangka persiapan menghadapi bencana. Penguatan kelembagaan badan yang bertanggung jawab dalam monitoring, tanggap darurat, evakuasi, penyelamatan dan pemulihan. Menetapkan sistim peringatan dini banjir (early warning syatem) Mengembangkan rencana kontingensi untuk i terkontaminasinya sistem sungai akibat kecelakaan industri.
PPTA 4381Tahap 1 Sub-Proyek #8
558
Manajemen Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
50
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 5.4
Pengelolaan banjir subwilayah sungai Cipunegara
• •
• 5.5
Pengelolaan banjir subwilayah sungai Bekasi
• •
• 5.6
5.7
Pengelolaan Bencana (lumpur dan tanah longsor) untuk Hulu Sungai Bekasi, Hulu Sungai Citarum dan Hulu Sungai Cipunegara, serta daerah tangkapan air yang rawan.
•
Opsi strategi mitigasi banjir di Bandung
•
• •
•
Melakukan penelitian opsi pengelolaan banjir sub-wilayah sungai Cipunegara Mengembangkan rekomendasi pengelolaan banjir dan mitigasi dampak banjir Melaksanakan rekomendasi
PPTA 4381Tahap 3
Manajemen Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
Melakukan penelitian opsi pengelolaan banjir sub-wilayah sungai Cipunegara Mengembangkan rekomendasi pengelolaan banjir dan mitigasi dampak banjir Melaksanakan rekomendasi
PPTA 4381Tahap 3
Manajemen Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
Mengembangkan dan melaksanakan prakiraan banjir lumpur dan tanah longsor dan tindakan peringatan serta evakuasi. Merelokasi masyarakat dari perumahan yang rawan bencana. Mendorong kesadaran publik tentang kesiapan menghadapi bencana.
PPTA 4381Tahap 1 Sub-Proyek 14
124,6
Manajemen Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
Kaji ulang studi mitigasi banjir di kawasan Bandung masa lalu, dan menilai relevansinya dengan kondisi saat ini Jika diperlukan, mengembangkan tindakan mitigasi banjir yang baru Memperbarui rekomendasi berkenaan dengan tindakan mitigasi banjir untuk diterapkan di Bandung.
PPTA 4381Tahap 3
2,7
Manajemen Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
51
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Manajemen Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
Sumberdaya Air
BBWSC Kementeri an Pekerjaan Umum
Sumber Pendanaan
Tahun
APBN
2010-2015
(Milliar rupiah) 5.8
Pelaksanaan atas rekomendasi opsi mitigasi banjir di Bandung
5.9
Penanganan Darurat di Daerah Rawan Banjir
• •
•
•
•
[Tergantung pada strategi hasil pilihan ]
PPTA 4381Tahap 3
Penyelesaian Pembuatan Parapet di Cieunteung dan Andir Pemeliharaan berkala Sungai Citarum, Sungai Citepus, Sungai Cisangkuy, Sungai Cikapundung Normalisasi parsial Sungai Citarum, Sungai Citepus, Sungai Cisangkuy, Sungai Cikapundung, Cikeruh, Ciman dan Cikijing Rehabilitasi Tanggul Putus / Bobol (Desa Pantai Bahagia, Pantai Bakti dan Pantai Mekar di Kabupaten Bekasi) Rehabilitasi Tanggul Kritis di Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang
Dokumen Penanganan Daerah Aliran Sungai Citarum dan Banjir di Jawa Barat
186
52
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 5.10
Penanganan Banjir Hulu Citarum
• •
•
•
•
•
• • 5.11
Pembuatan Area - Area Evakuasi dan Sosialisasi Kepada Masyarakat Daerah Rawan Banjir
• • • • •
Studi flood manajemen di Dayeuh Kolot dan Majalaya Pemasangan peringatan dini Studi FS dan DD pengelolaan banjir Cekungan Bandung berdasarkan Q20/Q25
Dokumen Penanganan Daerah Aliran Sungai Citarum dan Banjir di Jawa Barat
401
Sumberdaya Air, Permukiman dan Perumahan
BBWSC Kementeri an Pekerjaan Umum, Kementeri an PU, Pemprov. Jabar
APBN, APBD Prov.
2010-2015
Dokumen Penanganan Daerah Aliran Sungai Citarum dan Banjir di Jawa Barat
5
Mitigasi Bencana
Pemprov. Jabar
APBD Prov.
2010-2015
Penataan area penampungan sementara (Kel. Baleendah, Bojong Soang, Citepus, Cangkuang Wetan) Pengadaan lahan (pengalihan hak dari masyarakat ke Pemda) untuk pembangunan rusun (Baleendah Dayeuhkolot) Restrukturisasi kawasan dengan pengembangan bentuk pembangunan rumah susun (Baleendah, Dayeuhkolot) Normalisasi Sungai Citarum berdasarkan Q20/25 (Pengerukan dasar sungai Citarum dari Segmen SapanNanjung) Normalisasi 9 Anak Sungai Citarum Penanganan Erosi dan Sedimentasi di Badan Sungai Sosialisasi kepada masyarakat rawan banjir Flood hazard map Flood forecasting and warning system Stepwise and evacuation System Pembebasan Lahan untuk Area Evakuasi
53
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
Sumberdaya Air
BBWSC Kementeri an Pekerjaan Umum
APBN
2010-2015
Sumberdaya Air
BBWSC Kementeri an Pekerjaan Umum
APBN
2010-2015
604,5
Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
JICA
2010-2015
perkiraan
Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
JICA
2010-2015
(Milliar rupiah) 5.12
Penanganan Banjir Citarum Hilir
•
• • •
• 5.13
Pembangunan Waduk – Waduk Kecil dan polder di Cekungan Bandung
5.14
Rehabilitasi Hulu Citarum (9 anak sungai)
• •
• •
Peningkatan sistem pengontrol banjir di kota tertentu (termasuk Bandung)
Dokumen Penanganan Daerah Aliran Sungai Citarum dan Banjir di Jawa Barat
2.069
Dokumen Penanganan Daerah Aliran Sungai Citarum dan Banjir di Jawa Barat
•
5.15
Rehabilitasi tanggul sungai Citarum (Kmp. Bojong sampai dengan Muara Gembong, 72 km) Pembuatan tanggul baru sungai Citarum (Walahar sampai Kp. Bojong, 18,5 km) Pembebasan lahan tanggul sungai Cibeet Normalisasi sungai Citarum (Walahar sampai dengan Muara Gembong, 115km) Konservasi Muara dan Penanganan Abrasi Pantai
•
Pembahasan latar belakang dan keterkaitan proyek Pembahasan mengenai studi kelayakan proyek Indentifikasi isu lain yang terkait dan mengajukan sebagai masukan bagi proyek. Evaluasi pelaksanaan proyek dan kerangka operasi dan pemeliharaan Evaluasi keuntungan proyek dan kebutuhan dari lingkungan sosial yang ada. Pembahasan DED Cikapundung Diversion Channel (0,7 km) dan Jl. Mohammad Toha jalan jembatanin di daerah Dayeuh Kolot
19.99
54
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 5.16
Perbaikan Sistem Drainase
• • • • • •
5.17
Relokasi perumahan daerah rawan banjir
•
•
•
Pembuatan masterplan drainase Bandung Selatan Pembuatan DED drainase Pembangunan saluran drainase Perbaikan drainase di Cieunteng dan Andir Pemeliharaan saluran drainase Sosialisasi peraturan yang berkaitan drainase dengan pemberdayaan masyarakat
Dokumen Penanganan Daerah Aliran Sungai Citarum dan Banjir di Jawa Barat/Master plan Drainase Cekungan Bandung 2009
50
Permukiman dan Perumahan
Cipta Karya Kementeri an Pekerjaan Umum, Pemprov. Jabar
APBN, APBD Prov.
2010-2015
Penataan Area Penampungan Sementara (Kel. Baleendah, Bojong Soang, Citepus, Cangkuang Wetan) Pengadaan lahan (Pengalihan hak dari masyarkat ke Pemda) untuk Pembangunan Rusun (Baleendah, Dayeuhkolot) Restrukturisasi kawasan dengan pengembangan bentuk pembangunan rumah susun (Baleendah, Dayeuhkolot)
Dokumen Penanganan Daerah Aliran Sungai Citarum dan Banjir di Jawa Barat
286
Permukiman dan Perumahan
Cipta Karya Kementeri an Pekerjaan Umum, Pemprov. Jabar
APBN, APBD Prov.
2010-2015
55
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) Pemberdayaan Masyarakat
6.1
Mengembangka n suatu Strategi Informasi, Kesadaran dan Pendidikan untuk peningkatan kapasitas masyarakat lintas WS Citarum untuk meningkatkan partisipasi dalam pengembangan kebijakan, perencanaan dan pengelolaan sumberdaya air
•
•
•
•
• •
•
•
6.2
Implementasi Strategi Informasi, Pendidikan, dan Kesadaran Masyarakat.
Mengidentifikasi stakeholder kunci di WS Citarum (kelompok sasaran), perilakunya terkait dengan kegiatan-kegiatan dalam pengelolaan sumber daya air. Mengidentifikasi pesan-pesan dan pengetahuan untuk dikomunikasikan kepada setiap kelompok sasaran. Mengidentifikasi strategi parisipasi masyarakat untuk aspek yang berbeda dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya air, tingkat relevansi dan tersedia saluran untuk komunikasi. Mengembangkan strategi informasi, kesadaran, dan pendidikan serta rencana aksi yang berdasarkan kepada pendekatan “pemasaran sosial”, termasuk pendidikan di sekolah sebagai suatu elemen kunci. Mengamati dampak dari penerapan IEAS dalam proyek ini. Menjalankan penelitian dasar kegiatan organisasi masyarakat madani (CSO) dalam WS Citarum. Mendesain dan menerapkan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (IWRM) melalui kampanye media dengan sasaran CSO. Memperkuat peran LSM, media, akademisi, dan lembaga legislatif, serta individu. Menjalankan monitoring dan evaluasi, serta benchmarking sasaran organisasi.
PPTA 4381Tahap 3
13,9
Komunikasi CSO
[Tergantung pada hasil studi pengembangan strategi informasi, kesadaran dan pendidikan]
PPTA 4381Tahap 3
9,3
Komunikasi CSO
56
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Air Minum dan Sanitasi
Kementeri an kesehatan
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 6.3
Dukungan bagi prakarsa masyarakat dan LSM dalam perbaikan air minum dan sanitasi masyarakat perdesaan dan semi-perkotaan.
• Mengidentifikasi LSM potensial yang dapat memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam seluruh siklus kegiatan proyek • Mensosialisasikan peningkatan penyadaran publik, mengkaji kebutuhan masyarakat. • Memilih kelompok masyarakat berdasarkan kriteria sosio-ekonomi dan kesehatan, dan indikator lainya • Mengkonfirmasi komitmen dan keinginan masyarakat untuk berpartisipasi • Membentuk kelompok masyarakat untuk pelaksanaan • Mengidentifikasi permasalahan yang dimiliki masyarakat dan menganalisa opsi-opsi teknis • Menyediakan pelatihan keterampilan berdasarkan prioritas masyarakat , kebutuhan akan aset dan peluang lapangan kerja. • Menyediakan akses terhadap permodalan dan pasar agar masyarakat secara langsung dapat melaksanakan keterampilanya • Memformulasikan rencana aksi dari usulan masyarakat • Pencairan dana dan membangun skema konstruksi yang disepakati • Melakukan operasi dan pemeliharaan konstruksi yang selesai dibangun, mendukung sosialisasi dan pelatihan dalam perubahan perilaku bersih sehat Memfasilitasi pelaksanaan kesehatan, air dan sanitasi program terkait
PPTA 4381Tahap 3
17,6
57
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Manajemen Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) Data dan Informasi
7.1
Sistem untuk dukungan pengambilan keputusan untuk pengelolaan sumber daya air terpadu di wilayah sungai Citarum
• • • •
•
Pengembangan model kualitas air dan sistem pengelolaanya di WS Citarum Pengembangan model neraca air dan sistem alokasi air di WS Citarum; Pengembangan model analisis curah hujan- aliran di WS Citarum Pengembangan suatu basis-data spasial berbasis GIS dan data yang terkait dengan air dan lahan di WS Citarum, peningkatan kapasitas untuk Opreasi dan Pemeliharaan yang berkelanjutan sebagai model utama untuk analisa.
PPTA 4381Tahap 3
47,9
58
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Kualitas Air
Kementeri an Lingkunga n Hidup
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 7.2
Meningkatkan monitoring kualitas air sungai-sungai dan wadukwaduk.
•
•
•
•
Menggambarkan wilayah pengelolaan kualitas air (berdasarkan sub-daerah tangkapan air) berdasarkan tata guna lahan yang mengancam kualitas air; mengidentifikasi parameter kualitas air untuk setiap WS , dan digabungkan dengan program sungai bersih yang berjalan saat ini (PROKASIH dan SUPERKASIH) Mengembangkan suatu rencana monitoring kualitas air untuk setiap wilayah pengelolaan kualitas air yang menggambarkan parameter-parameter prioritas; dalam hal ini: menerapkan monitoring sebagai aktivitas pengelolaan – menjamin bahwa data monitoring kualitas air digunakan untuk mendukung program-program perbaikan . (penegakan peraturan, insentifdisinsentif, kesadaran/partisipasi masyarakat). Mengembangkan peraturan/pedoman standar pengambilan sampel untuk air dan sedimen, analisa laboratorium, bank data dan pelaporan (termasuk pemanfaatannya untuk mendukung proses pengambilan keputusan) Membentuk suatu skema laboratorium kualitas air yang terakreditasi/diakui (berpatokan pada laboratorium yang sudah diakui kualitasnya), menarik investasi sektor swasta dalam pelayanan laboratorium. Menjalankan peningkatan kapasitas (sumber daya manusia dan teknologi) untuk beberapa laboratorium terpilih.
PPTA 4381Tahap 3
17,6
59
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 7.3
Meningkatkan jaringan monitoring air tanah di wilayah Bandung.
•
Pengadaan peralatan monitoring, meningkatkan jaringan sumur pantau, (diperkirakan 60 sumur tambahan diperlukan). Meningkatkan database dan model komputer untuk air tanah.
PPTA 4381Tahap 3
27,9
Manajemen Air Tanah
Kementeri an Energi dan SDM
7.4
Meningkatkan pengelolaan dan diseminasi data air dan sumber daya alam.
•
Mengkaji ulang pengaturan database dari berbagai institusi yang saat ini mengumpulkan data air dan data sumber daya alam lainnya dalam WS Citarum. Merekomendasikan peningkatan pengelolaan data, termasuk pengaturan kelembagaan (mengenalkan konsepsi custodianship); kebijakan pengelolaan data; dan pengenalan teknologi baru. Merekomendasikan peningkatan kebijakan dan proses berbagi data serta diseminasi data, termasuk pembentukan website yang dapat diakses masyarakat luas untuk memperoleh data .
PPTA 4381Tahap 3
4,65
Manajemen Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
Data base degradasi tanah dan keanekaragama n hayati WS Citarum.
•
Menyediakan perangkat keras dan perangkat lunak, dan pelatihan cara pemakaiannya kepada para teknisi yang bertanggung jawab mengembangkan dan memelihara database. Membangun dokumen database degradasi lahan dan biodiversity secara komprehensif (keduanya masuk dalam Departemen Kehutanan) yang kompatibel dengan kebutuhan Dewan SDA WS Citarum dan para manajer sumber daya alam lainnya. Mengembangkan sistem akses data berbasis jaringan internet agar informasi siap diakses oleh perencana, peneliti dan manajer konservasi untuk Dewan SDA.
PPTA 4381Tahap 3
2,79
Kehutanan
Kementeri an Kehutanan
7.5
•
•
60
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 7.6
7.7
Mengembangka n system perkiraan aliran secara on-line untuk sungai yang tidak diregulasi (unregulated river).
•
Mengembangka n laporan tahunan status dan kondisi WS
•
• • • •
Melaksanakan investigasi hidrologi, untuk meyakinkan manfaat operasional dan ekonomi dari prakiraan aliran (forecasting). Menetapkan lokasi primer untuk forecasting. Mempelajari opsi teknologi Mendapatkan atau mengembangkan perangkat keras dan atau piranti lunak. Memasang sistem dan pengawasan. Menyediakan pelatihan bagi operator sistem guna memperoleh manfaat maksimum dari penggunaan sistem.
Rencana Induk Plan 1997
14,8
Manajemen Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
Mengkaji ulang tatacara pelaporan kondisi WS di negara lain Mengembangkan dan melaksanakan proses tepat guna untuk menyusun dan mendesiminasikan laporan “kondisi WS,” untuk mengidentifikasi area yang bermasalah, sumber/penyebab permasalahan dan penyelesaian yang dibutuhkan,
PPTA 4381Tahap 3
2,79
Manajemen Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
ADB TA 7189
61
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) 7.8
Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas organisasi penelitian air.
•
•
•
•
7.9
Benchmarking pengumpulan data sumber daya air dan lembaga pengelolanya
•
•
•
Mengidentifikasi lembaga penelitian utama, termasuk universitas, lembaga pemerintahdan lain sebagainya, yang bekerja di bidang penelitian air, terutama untuk WS Citarum. Melaksanakan analisa kebutuhan peningkatan kapasitas untuk pengembangan sumber daya manusia maupun teknologi dalam rangka pelaksanaan penelitian terkait dampak air. Bersama beberapa organisasi terpilih melakukan identifikasi kritis kesenjangan pengetahuan yang kritis di bidang sumber daya air di WS Citarum. Mempersiapkan dan melaksanakan program pelatihan yang tepat untuk beberapa organisasi terpilih. Pengadaan dan memasang teknologi baru yang sesuai.
PPTA 4381Tahap 3
27,9
Manajemen Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
Mengidentifikasi, mengumpulkan data pokok tentang air dan sumber daya alam, dan lembaga pengelola, yang dapat memberikan kontribusi kepada data base di WS Citarum. Mengkaji ulang pengalaman lembaga di luar negeri dalam pengumpulan, pengelolaan, dan diseminasi data Benchmarking dari lembaga yang t telah berpengalaman Menyusun rekomendasi yang tepat untuk meningkatkan praktek pengumpulan, pengelolaan dan diseminasi data
PPTA 4381Tahap 3
5,58
Manajemen Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
NARBO
62
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
OUTPUT UTAMA / KEGIATAN
SUMBER INFORMASI
ESTIMASI BIAYA
Sektor
Instansi
Sumber Pendanaan
Tahun
(Milliar rupiah) Pengelolaan Program
8.1
Pengelolaan Program
•
Berhubungan dengan badan pelaksana dan para pihak terkait lainnya Koordinasi antar proyek peningkatan kapasitas dan LSM yang terlibat didalam komponen Proyek 1 Monitoring dan pelaporan kinerja Proyek Koordinasi persiapan Proyek 2
PPTA 4381Tahap 4
23,3
Manajemen Sumberdaya Air
Ditjen SDA Kementeri an Pekerjaan Umum
ICWRMIP P1
• Memonitor proses termasuk efektivitas dan efesiensi dalam pencapaian hasil, serta manfaat dan dampak (fisik dan keuangan) Roadmap. • Mengkaji ulang dan melaporkan kemajuan Roadmap, rencana program dan koordinasi inter-lembaga kepada Tim Pengarah Nasional Pembangunan SDA • Pembentukan membentuk suatu Sistim Monitoring Kinerja Roadmap (Roadmap Performance Monitoring System) untuk keseluruhan investasi Roadmap. • Memonitor tingkat dan pemenuhan partisipasi semua fihak dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring aktivitas proyek • Monitoring dampak sosial, lingkungan dan ekonomi termasuk penetapan tolok ukur (benchmark) menggunakan sistem data dan informasi yang ada pada pemerintah • Menilai dampak dan manfaat dari sistem informasi pengelolaan data SDA Mengembangkan suatu mekanisme yang memungkinkan untuk perbaikan konsep Roadmap dan pengaturan pelaksanaan
PPTA 4381Tahap 4
12,1
Perencanaan, pendanaan, dan koordinasi
Bappenas
ICWRMIP P1
•
• 8.2
Monitoring dan Evaluasi Independen
63
Daftar Singkatan Singkatan Uraian BOD
Biochemical Oxygen Demand
BPS
Badan Pusat Statistik
BUMN
Badan Usaha Milik Negara
DAS
Daerah Aliran Sungai
HGU
Hak Guna Usaha
IWRM
Integrated Water Resources Management
MW
Mega Watt
PLTA
Pembangkit Listrik Tenaga Air
PPTA
Project Preparation Technical Assistance
WS
Wilayah Sungai
64
65