BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Hubungan Industrial (Industrial Relations) adalah kegiatan yang mendukung terciptanya hubungan yang harmonis antara pelaku bisnis yaitu pengusaha, karyawan dan pemerintah, sehingga tercapai ketenangan bekerja dan kelangsungan berusaha (Industrial Peace). Pada Undang ‐Undang etenagakerjaan !o. "# tahun $%%# pasal " angka "& Hubungan Industrial dide'inisikan sebagai uatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dala dalam m pros proses es prod produk uksi si bara barang ng dan* dan*at atau au jasa jasa yang ang terd terdir irii dari dari unsu unsurr peng pengus usah aha, a, pekerja*buruh dan pemerintah yang didasarkan pada nilai ‐nilai nilai Pancasi Pancasila la dan Undang Undang‐ Undang +asar !egara Republik Indonesia tahun "-./ 0elihat pentingnya kegiatan ini, masalah hubungan industrial perlu mendapat perhatian khusus khusus dalam penanganan penanganannya, nya, karena karena berpengaru berpengaruh h besar terhadap terhadap kelangsungan kelangsungan proses produksi yang terjadi di perusahaan. eseimbangan antara pengusaha dan pekerja merupakan tujuan ideal yang hendak dicapai agar terjadi hubungan yang harmonis antara pekerja dan pengusaha karena tidak dapat dipungkiri bahwa hubungan antara pekerja dan pengusaha adalah hubungan yang saling membutuhkan dan saling mengisi satu dengan yang lainnya. Pengusaha tidak akan dapat menghasilkan produk barang atau jasa jika tidak didukung oleh pekerja, demikian pula sebaliknya. 1ang paling mendasar dalam onsep Hubungan Industrial adalah emitra ‐sejajaran antara Pekerja dan Pengusaha yang keduanya mempunyai kepentingan yang sama, yaitu bersama ‐ sama ingin meningkatkan tara' hidup dan mengembangkan perusahaan. 2gar 2gar terca tercapa paii hubu hubung ngan an indu indust stria riall yang yang harm harmon onis, is, perl perlu u dila dilaku kuka kan n upay upaya3u a3upay payaa pemeliharaan hubungan industrial seperti yang akan dibahas di dalam makalah ini.
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. SEJARAH TAHAP HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Penelitian yang lebih intensi' terhadap sumber daya manusia berlangsung pada penghujung tahun "$%3an dan awal "#%3an. Pada kurun waktu itu, perhatian para manajer dicurahkan pada karyawannya untuk meningkatkan produkti'itas kerja mereka. Produkti'itas karyawan ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh cara pekerjaan dirancang dan diberikan imbalan memadai, tetapi juga oleh 'aktor lain, yaitu 'aktor sosial dan psikologis. 4emuan ini merupakan temuan pertama dengan mengindikasikan bahwa 'aktor social dan psikologis dalam suatu lingkungan kerja dapat mempunyai dampak signi'ikan terhadap tingkat produkti'itas kerja para karyawan. Produkti'itas bertalian langsung dengan itensitas kerjasama dan kerja tim dalam kelompok. 4ingkat kerja tim dan kerja sama hubungan dengan minat penyelia dan periset dalam kelompok kerja, kurangnya pendekatan koersi' terhadap perbaikan produkti5itas, dan partisipasi kalangan karyawan dalam perubahan yang mempengaruhi mereka. +alam penelitiannya, Hawthome menemukan kenyatan bahwa perasaan, emosi dan sentimen para karyawan sangat dipengaruhi ooleh lingkungan kerja, seperti gaya kepemimpinan atasan, perhatian, sikap dan dukungan manajemen. +alam hal ini kehidupan para karyawan disikapi sebagai sebuah sistem sosial. 6erbeda dengan pandangan Taylor yang melihat organisasi suatu sistem ekonomi yang bersi'at teknis dan mekanis. +apat dipicu hasil temuan Hawthom maka dilakukan riset lanjutan terhadap 'aktor sosial dan cara indi5idu bereaksi terhadapnya. 4emuan dari kajian ini menemukan bahwa kebutuhan karyawan harus dipahami dan ditindaklanjuti oleh manajemen agar mereka merasa senang bekerja, puas dan produkti'. omunikasi antara para karyawan dan penyelianya dibina karena adanya kebutuhan iklim kerja yang lebih partisipati'. 7ara ini ternyata dapat meningkatkan kinerja dan produkti5itas perusahaan.
2
2.2. PEMELIHARAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
alah satu hubungan antara pengusaha dengan para karyawan di perusahaan disebut hubungan kerja atau hubungan manusia, atau biasa juga disebut hubungan ”Industrial Relation”. Pemeliharaan hubungan industrial dalam rangka keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia berkisar pada pemikiran bahwa hubungan yang serasi dan harmonis antara pengusaha dan pekerja yang terdapat dalam organisasi usaha itu mutlak harus ditumbuhkan dan dipelihara demi kepentingan semua pihak petaruh pada organisasi usaha bersangkutan. alau kurang berhasil memelihara hubungan yang harmonis akan berakibat terjadinya kerugian bagi banyak pihak, terutama bagi pihak pengusaha dan pekerja3pekerja yang bersangkutan. +alam pembahasan ini istilah hubungan manusia digunakan dalam pengertian umum sebagai hubungan 'ormal yang terdapat antara pengusaha atau kelompok pengusaha dengan pekerja atau istilah tersebut akan digunakan saling bergantian tanpa mengurangi makna dan isi yang terkandung di dalamnya. Hubungan itu biasanya dilakukan secara tertulis ataupun lisan asalkan kedua belah pihak secara jujur melaksanakan kewajiban dan hak masing3 masing selaku mitra kerja. aryawan atau pekerja harus dihormati selaku mitra kerja dan bukan sebagai budak belian seperti pada 8aman penjajahan dengan kerja rodi secara paksa. aling menghormati antara pengusaha dan pekerja untuk melaksanakan tugas, kewajiban dan hak masing3masing pihak yang berhubungan kerja adalah nilai3nilai yang harus dijunjung tinggi dan merupakan 'iloso'i Hubungan Industrial Pancasila.
3
2.3. PIHAK-PIHAK YANG BERHUBUNGAN DALAM HUBUNGAN MANUSIA SDM 6anyak pihak yang berhubungan dalam hubungan manusia dalam +0, yaitu pihak3pihak3 pihak yang berkepentingan pada organisasi usaha untuk mencapai tujuan dan berbagai sasarannya masing3masing. Pihak3pihak yang berkepentingan itu dikenal dengan istilah ”stakeholders”.
+ikatakan
pihak
yang berkepentingan
karena
setiap
pihak
itu
mempertaruhkan sesuatu pada organisasi itu, yaitu9 Pertama 9 0anajemen : yang dalam organisasi niaga modern biasanya merupakan kelompok pro'esional yang bukan lagi pemilik organisasi : mempertaruhkan waktu, pengetahuan, keahlian, keterampilan dan reputasi pro'esionalnya, bukan hanya demi kepentingan organisasi yang dipimpinnya akan tetapi juga demi kepentingan yang lebih luas. Kedua 9
Para anggota organisasi yang dengan peman'aatan waktu, pengetahuan, keterampilan dan tenaga melakukan tugas3tugas yang dipercayakan organisasi kepadanya dengan harapan bahwa dengan jalur itulah jenis kebutuhannya dapat terpenuhi dengan memuaskan.
Ketiga 9
Para pemilik modal dan pemegam saham : bagi organisasi niaga : yang telah menanamkan saham sebagian dari hartanya dalam organisasi dengan harapan bahwa modal yang ditanam itu secara kontinu akan memberikan hasil yang layak baginya.
Keempat 9 elompok tertentu di masyarakat yang menjadi konsumen barang atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi dan mengharapkan bahwa penyediaan barang atau jasa tersebut tidak mengalami gangguan. Kelima 9 Para pemasok bahan baku atau bahan penolong yang diperlukan oleh organisasi dalam menghasilkan barang atau jasa. Keenam 9 Para distributor dan agen. 4elah dimaklumi bahwa pada umumnya organisasi niaga tidak menjual barang atau jasa yang dihasilkan langsung kepada konsumen. 4
;leh karena itu distributor atau agen itu pun mempertaruhkan kepentingannya dalam kepentingan organisasi. Ketujuh 9
2.4. TAHAP-TAHAP DALAM HUBUNGAN MANUSIA SDM Hubungan industrial dalam suatu organisasi pada umumnya dapat digolongkan kepada lima tahap, yaitu9 a. 4ahap kon'lik
b. 4ahap pengakuan eksistensi Pada tahap ini manajemen membiarkan dan mengakui adanya serikat pekerja dalam organisasi yang dipimpinnya, meskipun sebenarnya disertai oleh /sikap terpaksa/. 2rtinya, manajemen memang mau berhubungan dengan para wakil serikat pekerja untuk membicarakan hal3hal yang merupakan sumber pertikaian dalam hubungan industrial, akan tetapi tidak dengan sikap yang ikhlas. eandainya ada pilihan lain, manajemen akan tetap memilih untuk tidak berhubungan dengan serikat pekerja dalam menyelesaikan pertikaian yang timbul.
5
c. 4ahap negoisasi 4ahap ini pun bukanlah tahap yang didambakan dalam menumbuhkan dan memelihara hubungan industrial yang serasi. +ikatakan demikian karena pada tahap ini, manajemen tetap memandang serikat pekerja sebagai 'aktor penghalang dalam hubungan kerja antara manajemen dan para pekerja.
4ahap erjasama 4ahap kerjasama merupakan tahap yang paling maju dan paling ideal dalam hubungan industrial. Pada tahap ini serikat pekerja turut serta secara akti' dalam peningkatan e'isiensi, e5ekti'itas, produkti5itas dan semangat kerja para karyawan. erja sama didasarkan pada dua asumsi, yaitu9 Pertama 9
kedua
belah pihak
sama3sama memperoleh keuntungan bila
organisasi meraih berbagai keberhasilan. Kedua 9 para karyawan berada pada posisi yang memungkinkan mereka mengamati dan mengetahui proses produksi yang terjadi serta dapat mendeteksi berbagai kelemahan dalam proses produksi itu serta dapat pula memberikan saran3saran tentang cara untuk mengatasinya. 6
2.5. SIKAP MENTAL DAN SIKAP SOSIAL +alam usaha mewujudkan pokok pikiran dan tujuan hubungan manusia diperlukan adanya pengembangan dari suatu sikap mental dan sikap sosial. a. ikap mental yang dimaksud antara lain saling menghormati, saling mengerti kedudukan dan peranannya, saling memahami hak dan kewajiban antara pekerja dan pengusaha. b. ikap sosial yang dimaksudkan antara lain adalah rasa ke gotong royongan, toleransi, tenggang rasa, terbuka dan mampu mengendalikan diri antara pihak3pihak yang bersangkutan. c. Pihak pemerintahpun berperan sebagai pelindung, pengasuh dan pengayom bagi seluruh pihak yang berkaitan dengan proses produksi. d. erikat pekerja juga berperanan tidak hanya untuk menyalurkan anspirasi pekerja tetapi juga harus akti5 berpartisipasi dalam tugas pembangunan nasional e. Pihak pengusaha bukan hanya untuk melindungi hak miliknya tetapi harus berpartisipasi dalam tugas pembangunan nasional. +engan demikian dalam hubungan kerja tidak ditemukan lagi sikap3sikap kon'rontati' dan penindasan antara pihak satu dengan pihak pihak lainnya.
2.6. MASALAH-MASALAH YANG HARUS DIPECAHKAN DALAM HUBUNGAN MANUSIA Hubungan manusia dalam +0 biasanya terdapat berbagai masalah yang dihadapi, yaitu9 ". 0asalah pengupahan Upah didalam perusahaan selalu menjadi sumber perselisihan karena upah merupakan biaya bagi pengusaha dan sebagai pendapatan bagi pekerja. 2danya perbedaan kepentingan tentang upah ini yang sangat riskan menimbulkan perselisihan, maka tentang pengupahan ini ini harus tetap dikendalikan dengan dasar upah minimum regional. $. 0asalah permintaan *penawaran tenaga kerja dengan keterbatasan lowongan kerja 7
#. 0asalah pemogokan =alaupun pemogokan disebut sebagai hak dari pekerja tetapi pemogokan itu dapat merusak hubungan pengusaha dan pekerja dan merugikan produkti5itas nasional. ;leh sebab itu pemogokan harus dihindari dan kalau sempat terjadi perlu dengan segera dituntaskan.
2.7.
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN
0engingat perusahaan merupakan organisasi bisnis yang terdiri atas orang3orang, maka pimpinan seharusnya dapat menyelaraskan antara kebutuhan3kebutuhan indi5idu dengan kebutuhan organisasi yang dilandasi oleh hubungan manusiawi. ejalan dengan itu diharapkan seorang pimpinan mampu memoti5asi dan menciptakan kondisi sosial yang menguntungkan setiap karyawan sehingga tercapainya kepuasan kerja karyawan yang berimplikasi pada meningkatnya produkti5itas kerja karyawan (Robbins, $%%$ 9 ">"). 0engingat perusahaan merupakan organisasi bisnis yang terdiri atas orang3orang, maka pimpinan seharusnya dapat menyelaraskan antara kebutuhan3kebutuhan indi5idu dengan kebutuhan organisasi yang dilandasi oleh hubungan manusiawi. ejalan dengan itu diharapkan seorang pimpinan mampu memoti5asi dan menciptakan kondisi sosial yang menguntungkan setiap karyawan sehingga tercapainya kepuasan kerja karyawan yang berimplikasi pada meningkatnya produkti5itas kerja karyawan (Robbins, $%%$ 9 ">").
Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan. Umumnya kepuasan dapat ditingkatkan, bila atasan bersi'at ramah dan memahami, menawarkan pujian untuk kinerja yang baik, mendengarkan pendapat karyawan, dan menunjukkan suatu minat pribadi pada mereka (Robbins, $%%$ 9 ">"). Partisipasi dalam pengambilan keputusan kepemimpinan khususnya pada kepemimpinan demokratis akan mempunyai dampak pada peningkatan hubungan manajer dengan bawahan, menaikkan moral dan kepuasan kerja serta menurunkan ketergantungan terhadap 8
pemimpin (upardi, dkk, $%%$ 9 ?&). +engan demikian dapat dikatakan kepemimpinan sangat erat hubungannya dengan kepuasan kerja karyawan. epemimpinan yang memperoleh respon positi' dari karyawan cenderung akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan, demikian bila terjadi sebaliknya.
P!"#$# T%'(!"$ K)!*(%+
". aling ketergantungan tugas $. Perbadaan tujuan dan prioritas #. @aktor birokratik (lini3sta'') -. riteria penilaian prestasi yang saling betentangan . Persaingan terhadap sumber daya yang langka &. ikap menang3kalah
0etode Penyelesaian on'lik
". +ominasi atau penekanan $. ompromi #. Pemecahan masalah integrati' (secara menyeluruh)
P&(%,$$$! H'#'!$! P+/$ 1. S%+$0 P+/$
erikat Pekerja adalah sistem sosial yang terbuka yang mengejar tujuan dan seringkali dipengaruhi oleh lingkungan luar.
P!0%!!"$ %+$0 +/$ #$% +$"$$!
". 0endapatkan kompensasi yang layak $. 0endapatkan kondisi kerja yang lebih baik #. 0endapatkan haknya secara adil -. 0elindungi diri mereka dari tindakan sewenang3wenang manajemen . 0endapatkan kepuasan keja dan peluang untuk berprestasi 9
H'#'!$! &$!$/&! !$! %+$0 +/$
". Hakekat eberadaan erikat Pekerja $. istem 0anajemen dengan erikat Pekerja #. Hubungan Pekerja dengan 0anajemen -. truktur dan @ungsi erikat Pekerja . 4ahapan Hubungan antara 0anajemen dan erikat Pekerja &. Hubungan erikat Pekerja dengan 0anajemen ?. 2rbitrase
S%0& M$!$/&! D!$! S%+$0 P+/$
T$,$$! H'#'!$! A!0$$ M$!$/&! $! S%+$0 P+/$
Hubungan tersebut pada umumnya dapat digolongkan ke dalam li ma tahap pertumbuhan9 ". 4ahap on'lik $. 4ahap Pengakuan (Aksistensi) #. 4ahap !egosiasi -. 4ahap 2komodati' . 4ahap erja sama 10
A#%0$
2rbitrase adalah suatu lembaga independen yang ber'ungsi sebagai mediasi atau perantara dalam rangka penyelesaian perselisihan, termasuk perselisihan antara karyawan dengan perusahaan.
11
BAB III KESIMPULAN
alah satu hubungan antara pengusaha dengan para karyawan di perusahaan disebut hubungan kerja atau hubungan manusia, atau biasa juga disebut hubungan ”Industrial Relation”. Pemeliharaan hubungan industrial dalam rangka keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia berkisar pada pemikiran bahwa hubungan yang serasi dan harmonis antara pengusaha dan pekerja yang terdapat dalam organisasi usaha itu mutlak harus ditumbuhkan dan dipelihara demi kepentingan semua pihak petaruh pada organisasi usaha bersangkutan. alau kurang berhasil memelihara hubungan yang harmonis akan berakibat terjadinya kerugian bagi banyak pihak, terutama bagi pihak pengusaha dan pekerja3pekerja yang bersangkutan. +alam pembahasan ini istilah hubungan manusia digunakan dalam pengertian umum sebagai hubungan 'ormal yang terdapat antara pengusaha atau kelompok pengusaha dengan pekerja atau istilah tersebut akan digunakan saling bergantian tanpa mengurangi makna dan isi yang terkandung di dalamnya. Hubungan itu biasanya dilakukan secara tertulis ataupun lisan asalkan kedua belah pihak secara jujur melaksanakan kewajiban dan hak masing3 masing selaku mitra kerja. aryawan atau pekerja harus dihormati selaku mitra kerja dan bukan sebagai budak belian seperti pada 8aman penjajahan dengan kerja rodi secara paksa. aling menghormati antara pengusaha dan pekerja untuk melaksanakan tugas, kewajiban dan hak masing3masing pihak yang berhubungan kerja adalah nilai3nilai yang harus dijunjung tinggi dan merupakan 'iloso'i Hubungan Industrial Pancasila.
12
DATAR PUSTAKA
P. iagian, Pro'. +r. ondang. ($%%?). MPA: Manajemen um!er "aya Manusia.
%urnal Manajemen, oleh "enny, 0inggu $ !o5ember $%%?
13