MAKALAH ILMU KESEHATAN ANAK PEMBERIAN OBAT PADA BAYI DAN BALITA SESUAI WEWENANG DAN STANDAR YANG BERLAKU
DOSEN PEMBIMBING PEMBIMBING
dr.AFDAL, SpA Disusun Oleh ADELA RESA PUTRI NIM 1401038
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG TAHUN AKADEMIK 2016 / 2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Pemberian Obat Pada Bayi dan Balita Sesuai Wewenang dan Standar yang Berlaku Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Dalam Penulisan
makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki kami. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Padang, September 2017
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR........................................................................................i DAFTAR ISI......................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ............................................................................................ 1 B.Tujuan .................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN
A.Pemberian Obat Pada Bayi dan Balita Sesuai Wewenang dan Standar yang Berlaku .............................................................................................. 3 1.Jenis Obat yang Diperbolehkan ......................................................... 3 2.Dosis Pemberian ................................................................................ 4 3.Efek Samping .................................................................................... 5 4.Indikasi dan Kontraindikasi............................................................... 6 BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan ................................................................................................. 8
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh. Pada aspek obat ada beberapa istilah yang penting kita ketahui diantaranya: nama generic yang merupakan nama pertama dari pabrik yang sudah mendapatkan lisensi, kemudian ada nama resmi yang memiliki arti nama di bawah lisensi salah satu publikasi yang resmi, nama kimiawi merupakan nama yang berasal dari susunan zat kimianya seperti acetylsalicylic acid atau aspirin, kemudian nama dagang ( trade mark) merupakan nama yang keluar sesuai dengan perusahaan atau pabrik dalam menggunakan symbol seperti
ecortin,
bufferin, empirin, anlagesik, dan lain-lain. Obat yang digunakan sebaiknya memenuhi berbagai standar persyaratan obat diantaranya kemurnian, yaitu suatu keadaan yang dimiliki obatkarena unsure keasliannya, tidak ada pencampuran dan potensi yang baik.selain kemurnian, obat juga harus memiliki bioavailibilitas berupa keseimbangan obat, keamanan, dan efektifitas. Sebagai bahan atau benda asing yang masuk kedalam tubuh obat akan bekerja sesuai proses kimiawi, melalui suatu reaksi obat. Reaksi obat dapat dihitung dalam satuan waktu paruh yakni suatu interval waktu yang diperlukan dalam tubuh untuk proses eliminasi sehingga terjadi pengurangan konsentrasi Adapun faktor yang mempengaruhi reaksi obat yaitu : 1. Absorbs obat 2. Distribusi obat 3. Metabolisme obat 4. Eksresi sisa Ada 2 efek obat yakni efek teurapeutik dan efek samping.efek terapeutik adalah obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai kandungan obatnya seperti paliatif ( berefek untuk mengurangi gejala), kuratif (
1
2
memiliki efek pengobatan) dan lain-lain. Sedangkan efek samping adalah dampak yang tidak diharapkan, tidak bias diramal, dan bahkan kemungkinan dapat membahayakan seperti adanya alerg, toksisitas ( keracunan), penyakit iatrogenic, kegagalan dalam pengobatan, dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan prinsip pemberian obat pada bayi dan balita. 2. Apa saja jenis obat yang di perbolehkan? 3. Bagaimana dosis pemberian obat pada bayi dan balita? 4. Apa efek sampingnya? 5. Apa indikasi dan kontra indikasinya?
C. Tujuan
1. Mengetahui prinsip pemberian obat pada bayi dan balita sesuai wewenang dan standar yang berlaku. 2. Mengetahui jenis-jenis obat yang di perbolehkan 3. Mengetahui dosis pemberian obat 4. Mengetahui efek sampingnya 5. Mengetahui indikasi dan kontra indikasinya.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pemberian Obat Pada Bayi dan Balita Sesuai Wewenang dan Standar yang Berlaku 1. Jenis- Jenis Obat yang Diperbolehkan
a. Obat Bebas Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter. Di negara-negara Barat, obat ini disebut OTC atau over the counter. Ini adalah obat yang paling aman dan bisa dibeli bebas di warung, toko obat, maupun apotek. Meskipun
disebut
aman,
obat
bebas
tetap
tidak
boleh
dipergunakan sembarangan. Tapi bagaimanapun juga obat bebas juga punya kandungan "racun" yang bisa berbahaya buat tubuh bila tidak dipergunakan sebagaimana mestinya. Kemasan obat ini ditandai dengan ''lingkaran hijau bergaris tepi
hitam'' . Obat bebas ini digunakan untuk mengatasi gejala penyakit ringan, biasanya berupa vitamin atau multivitamin. b. Obat Bebas Terbatas Obat jenis ini masih bisa dibeli tanpa resep dokter. Pada kemasan obat ini terdapat ''lingkaran biru bergaris tepi hitam'' .Contohnya, obat antiflu atau obat antimabuk. Pada kemasannya terdapat peringatan bertanda kotak kecil berdasar gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam, misalnya: P.No.1: Awas! Obat keras. Baca aturan pemakaiannya P.No.2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan. P.No.3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan. P.No.4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar. P.No.5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan. Pemakaian obat ini juga harus dihentikan bila kondisi penyakit semakin serius.Sebaiknya pergi ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
3
4
Sangat tidak dianjurkan untuk melakukan pengobatan sendiri dengan obat-obatan yang seharusnya diperoleh lewat resep dokter. Meski gejala dan keluhan penyakit sama,obat yang digunakan belum tentu sama. Perhatikan tanggal kadaluwarsa obat, baca informasi pada kemasan tentang petunjuk penggunaan obat yang tidak, petunjuk penggunaan obat yang tidak diperbolehkan, efek samping, dosis obat, cara menyimpan obat, dan interaksi obat dengan obat lain atau interaksi obat dengan makanan yang dikonsumsi. c. Obat Keras Obat ini harus diperoleh lewat resep dokter. Ciri khasnya adalah terdapat tanda ''lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan huruf K
di dalamnya.' ' Obat yang termasuk dalam golongan ini misalnya antibiotik,seperti tetrasiklin, penisilin, obat-obatan yang mengandung hormon, obat penenang, dan lain-lain. Obat jenis ini tidak bisa sembarang dikonsumsi
karena
bisa
berbahaya,
meracuni
tubuh,
memperparah penyakit, atau menyebabkan kematian.
2. Dosis Pemberian
Banyak perbedaan penentuan pemberian dosis obat pada anak, tetapi pada prinsipnya penentuan dosis dapat disimpulkan oleh dua standar, yaitu berdasarkan luas permukaan tubuh dan berat badan. Berikut ini ada beberapa rumus perhitungan dosis obat untuk anak. a. Young Da =
Dd (mg) (tidak untuk anak >12 tahun)
+12
Keterangan : Da : Dosis Anak Dd : Dosis Dewasa n
: Usia anak dalam tahun
b. Dilling Da =
20
Dd (mg)
5
c. Gaubius Da =
1
Dd (mg) (Untuk anak sampai usia 1 tahun)
12 1
Da = Dd (mg) (Untuk anak usia 1-2 tahun) 8 1
Da = Dd (mg) (Untuk anak usia 2-3 tahun) 6 1
Da = Dd (mg) (Untuk anak usia 3-4 tahun) 4 1
Da = Dd (mg) (Untuk anak usia 4-7 tahun) 3
d. Fried Da =
1
Dd (mg)
150
e. Sagel Da = Da = Da =
(13+15)
Dd (mg) (usia 0-20 minggu)
100 (8+7) 100
Dd (mg) (usia 20-52 minggu)
(3+12) 100
Dd (mg) (usia 1-9 tahun)
Keterangan: W : berat badan (Kg) f.
Clark Da =
Dd (mg) (usia 0-20 minggu)
Perhitungan rumus dalam menentukan dosis tidak semuanya tepat dalam proses kerja dan efek dari obat, tetapi lebih tepat dengan menggunakan ukuran fisik atau ditentukan dengan waktu paruh dari jenis obat yang akan diberikan.
3. Efek Samping Efek samping pemberian obat pada bayi dan balita
1. Paracetamol. Obat ini tidak dianjurkan untuk bayi berusia di bawah 3 bulan, penggunaan obat ini sebaiknya berdasarkan resep dan setelah berdiskusi dengan dokter atau setelah bayi mendapatkan vaksinasi pertama kali. Parasetamol bisa menghambat beberapa enzim yang berbeda di dalam otak dan ikatan tulang belakang yang terlibat dalam
6
perpindahan rasa sakit. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa penggunaan parasetamol pada bayi bisa meningkatkan risiko asma 5
tahun mendatang sebesar 46 persen. 2. Tablet kunyah. Jangan memberikan anak berusia di bawah 2 tahun obat ini, umumnya anak berusia 2 sampai 4 tahun yang sudah mengerti cara minum obat ini. Jika orang tua berpikir anaknya belum terlalu mengerti, maka hancurkan obat dan letakkan di sendok yang diberi sedikit air. Dosis yang diberikan harus sesuai.
4. Indikasi dan Kontraindikasi
Memberi obat si kecil, tidak cukup hanya membaca aturan minum saja. Cermati cara tepat memberikan, kontra indikasi dan trik agar pemberian obat berhasil. Sistem kekebalan tubuh si kecil yang belum sempurna, membuatnya rentan terhadap serangan penyakit, terutama infeksi. Tak heran bisa sebelum melewati umur 5 tahun, Anda kerap memberinya obat berupa sirup atau puyer (serbuk). Sudah pasti harus … a. Berikan obat sesuai aturan yang tertera pada label, misalnya 3 kali sehari. Atau, berikan sesuai anjuran dokter/petugas kesehatan yang meresepkan obat tersebut b. Baca semua aturan pemberian obat. Penjelasan ini ada yang tercantum dalam kotak kemasan dan ada pula yang tertulis pada lembaran kertas yang dilipat dan dimasukkan ke dalam kotak kemasan c. Berikan obat sesuai waktunya, misalnya harus diberikan sebelum atau sesudah makan d. Berikan sesuai dosis anjuran. Sebaiknya gunakan sendok takar yang ada dalam kemasan obat tersebut. e. Perhatikan … Apabila muncul gejala alergi, stop pemberian obat dan segera konsultasikan dengan dokterBerikan obat antibiotik sampai habis
7
f. Jangan mengulang pemberian obat yang sama pada anak, walau dengan gejala dan penyakit yang sama dengan sebelumya. Konsultasi dulu ke dokter g. Hindari pemberian obat bebas yang tidak jelas kandungan/komposisinya. h. Gunakan alat bantu: 1) Resmi a) Sendok takar/gelas takar b) Alat ukur obat berupa suntikan c)
Siring atau pipet (untuk obat tetes)
2) Tidak resmi a) Jus buah, campur dalam jumlah yang tidak terlalu banyak b) Jeli/agar-agar/pudding buah untuk menyembunyikan puyer c) Sendok/alat makan yang berbentuk dan bermotif lucu d) Susu biasa atau susu cokelat. Pastikan obat bercampur dengan baik e) Makanan kesukaan si kecil. Bisa diberikan bersama potongan kue, dicampur madu (untuk anak usia diatas setahun). Atau berikan makanan kesukaan anak sebelum atau sesudah minum obat.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada beragam alat bantu untuk meminumkan obat pada bayi, seperti pipet, sendok takar, atau sepuit (tanpa jarum suntik, tentunya). Alat-alat ini memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Sendok takar, umpamanya, agak sulit digunakan untuk bayi mengingat bila ia meronta risiko obat tersebut tumpah lebih besar. Nah, menggunakan pipet memang lebih mudah, namun pilih yang berbahan plastik. Pipet berbahan beling atau gelas rawan pecah. Pilih juga pipet yang ukurannya jelas terlihat sehingga bisa dipakai sebagai alat takar yang pas. Saat meminumkan obat pada bayi, jaga agar pipet tidak mengenai mulutnya (agar tidak terkena bakteri). Beberapa pipet sekaligus berfungsi sebagai tutup obat. Sebagai langkah antisipasi, setiap kali habis digunakan, cucilah pipet dan rendam dalam air mendidih selama 10 menit, keringkan kemudian baru tutupkan kembali pada tempatnya. Sementara keuntungan sepuit adalah takarannya yang jelas dan mudah digunakan. Bila bayi Anda menyukai minum obat dengan sepuit, jangan lupa meminta dokter membuatkan resep karena sepuit tidak bisa dibeli bebas. Cara lain meminumkan obat pada bayi adalah dengan menggunakan botol dotnya. Campur obat dengan air gula lalu masukkan ke dalam botol dot si kecil. Sebaiknya air jangan terlalu banyak, takarannya kira-kira cukup untuk melarutkan obat saja. Misal, 1 bungkus puyer atau 1 sendok teh obat sirop dengan 5-10 cc air. Kocok atau aduk terlebih dahulu hingga tercampur merata sebelum diberikan kepada bayi.
8
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.Aziz Alimul. 2011 Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
9