Office Address: Jl Padang no 5, Manggarai, Manggarai, Setiabudi, Jakarta Selatan (Belak (Belakang ang Pasara Pasaraya ya Mangg Manggara arai) i) Phone Phone Number Number : 021 021 831 831706 7064 4 Pin BB 2A8E2925 WA 081380385694 Medan : Jl. Setiabudi No. 65 65 G, Medan Phone Number : 061 8229229 Pin BB : 24BF7CD2 www.optimaprep.com
dr. Widya, dr. Alvin, dr. Yolina dr. Cemara, dr. Ayu, dr. Gregorius
Pemerintah
BPJS Kesehatan s e k n a Y s a t i l a u k & a y a i B i l a d n e K
Regulator
Peserta Jaminan Kes
Memberi Pelayanan Mencari Pelayanan
Sistem Rujukan
Regulasi Sistem Pelayanan Kesehatan (rujukan, dll)
Regulasi (standarisasi) Kualitas Yankes, Obat, Alkes Regulasi Tarif Pelayanan Kesehatan, Single payer, regulated, equity
Fasilitas Kesehatan
Jaminan Kesehatan Nasional (1) Perpres No.12/2013 ttg JKN pasal 1
jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
. Perpres No.12/2013 ttg JKN pasal 2,3,4
1. 2.
Penerima Bantuan Iuran (PBI) jaminan kesehatan; dan Bukan PBI Jaminan Kesehatan Pekerja Penerima Upah, Pekerja Bukan Penerima Upah, Bukan Pekerja dan anggota keluarganya
n a a t r e s Perpres No.12/2013 ttg JKN Pasal 6 e Tahap pertama mulai tanggal 1 Januari 2014 adalah: PBI Jaminan p 1. e Kesehatan, Peserta Askes, Peserta jaminan pemeliharaan K
2.
kesehatan Jamsostek, dan Peserta ASABRI Tahap Kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai peserta BPJS Kesehatan paling lambat 1 Januari 2019
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan yang selanjutnya disebut PBI Jaminan Kesehatan adalah Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu sebagai peserta program jaminan kesehatan
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2012
Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan ◦
◦
◦
Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya; Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya bukan Pekerja dan anggota keluarganya
Pekerja Penerima Upah ◦
◦
◦
◦
◦
◦
Pegawai Negeri Sipil Anggota TNI Anggota Polri Pejabat Negara Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri pegawai swasta
Bukan Pekerja ◦
◦
◦
◦
◦
investor Pemberi Kerja penerima pensiun Veteran Perintis Kemerdekaan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN
Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan: a. penyuluhan kesehatan perorangan; b. imunisasi dasar; c. keluarga berencana; dan d. skrining kesehatan.
Pasal 21 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN
Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin meliputi: pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan
pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri; pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik; pelayanan untuk mengatasi infertilitas; pelayanan meratakan gigi (ortodonsi); gangguankesehatan/p enyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol
gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri; Pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk akupuntur, shin she, chiropractic pengobatan dan tindakan medis yang
alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu; perbekalan kesehatan rumah tangga; pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian luar biasa/wabah
ruang perawatan kelas III bagi: 1. Peserta PBI Jaminan Kesehatan; dan 2. Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja dengan iuran untuk Manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas III. ruang perawatan kelas II bagi: Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II
perawatan kelas I bagi: Pejabat Negara dan anggota keluarganya; Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun pegawai negeri sipil golongan ruang III dan golongan ruang IV beserta anggota keluarganya; Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III dan golongan ruang IV beserta anggota keluarganya
BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan berdasarkan cara Indonesian Case Based Groups(INACBG’s ) Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik (primer) meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan adalah upaya pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik yang meliputi rawat jalan tingkat lanjutan
Persyaratan Umum Peserta wajib memiliki identitas sebagai Peserta BPJS Kesehatan. Peserta wajib terdaftar di 1 (satu) Fasilitas Kesehatan tingkat pertama. Untuk pertama kali setiap Peserta didaftarkan oleh BPJS Kesehatan pada satu Fasilitas Kesehatan tingkat pertama
Peserta wajib menyetujui penggunaan informasi tentang kesehatan dan pelayanan kesehatan yang diterimanya oleh BPJS Kesehatan Rawat Inap Tingkat Lanjutan Persyaratan mendapatkan Pelayanan ◦
Menyerahkan surat rujukan dari Fasilitas Kesehatan tingkat pertama atau Fasilitas Ke ha lain
JC Robinson, 2001:”There are many mechanisms for paying physicians, some are good and some are bad. The worst are fee for service, capitation and salary ”
Salary ◦
Dokter menerima pembayaran yang nilainya tetap untuk jam kerja tertentu secara periodik
Kapitasi ◦
Fee For Service ◦
Dokter dibayar berdasarkan jumlah atau jenis pelayanan yang diberikan kepada pasien
Pembayaran di muka (prospective) nilai tetap (fixed fee) per peserta per bulan. Dokter dibayar berdasarkan jumlah peserta yang mendaftar kepadanya
Case-Based Reimbursement ◦
Dokter mendapat bayaran yang sudah ditentukan sebelumnya (prospective) per kasus atau per episode penyakit
METODE MEMBAYAR DOKTER LAYANAN PRIMER DALAM ERA JKN
Dokter tidak boleh mengakhiri hubungan dengan pasien apabila pasien mengeluh tentang pelayanan kedokteran yang diberikan Hubungan profesional dokter pasien dapat berakhir apabila pasien melakukan kekerasan
PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEDOKTERAN YANG BAIK DI INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA Jakarta 2006
Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Ketua KKI dapat mencabut STR dokter atau STR dokter gigi apabila: a. atas rekomendasi MKDKI; b. tidak mampu menjalankan praktik kedokteran.
PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEDOKTERAN YANG BAIK DI INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA Jakarta 2006
persetujuan tindakan kedokteran adalah pernyataan sepihak pasien atau yang sah mewakilinya yangisinya berupa persetujuan atas rencana tindakan kedokteran setelah menerima informasi yang cukup untuk dapat membuat persetujuan atau penolakan
Suatu persetujuan dianggap sah apabila: a. Pasien telah diberi penjelasan/ informasi b. Pasien atau yang sah mewakilinya dalam keadaan cakap (kompeten) untuk memberikan keputusan/persetuj uan. c. Persetujuan harus diberikan secara sukarela.
Persetujuan meliputi berbagai aspek pada hubungan antara dokter dan pasien, diantaranya: ◦
◦
◦
◦
Kerahasiaan dan pengungkapan informasi Pemeriksaan skrining Pendidikan Penelitian
MANUAL PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA Jakarta 2006
Tenaga Tena ga ke kese seha hata tan n yang di diatur dalam Pasal 2 ayat (2) sampai dengan ayat (8) Peraturan Pem eme eri rin nta tah h No Nomo morr 32 Tahu Ta hun n 199 1996 6 tent tentan ang g Tena Te naga ga Ke Kese seha hatan tan terdiri dari : ◦
◦
◦
Tenaga Tena ga me medi dis s me meli lipu puti ti dokter dan dokter gigi; Tenaga Ten aga kep kepera erawat watan an meli me lipu putti per eraw awat at da dan n bidan; Tena Te naga ga ke kefa farm rmas asia ian n meli me lipu puti ti ap apot otek eker er,, an anal alis is
◦
◦
Tenaga kesehatan mas asy yar arak akat at me meli lipu putti epid ep idem emio iolo log g ke kese seha hata tan, n, ento en tomo molo log g ke kese seha hata tan, n, mikr mi krob obio iolo log g ke kese seha hata tan, n, peny pe nyul uluh uh ke kese seha hata tan, n, Administrator kesehatan dan da n sa sani nita taria rian; n; Tena Te nag ga gi gizi zi mel elip iput utii nutr nu tris isio ioni nis s da dan n di diet etis isien ien;;
◦
◦
Tenag Ten aga a ke kettera rapi pia an fisik meliputi fisioterapis, oku ok upasi site terrapi pis s da dan n tera te rapi pis s wi wica cara ra;; Ten Te nag aga a ke kettekn knis isia ian n medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refr re frak aksi sion onis is op opti tisi sien en,, othoti oth otik k pro proste stetik tik,, tek te knis isii tra ran nfus usii da dan n
MANUAL REKAM MEDIK
Isi Rek Isi Rekam am Me Medi dis s Catatan, merupakan uraian tentang identi tittas pasien, pemeri pem eriks ksaan aan pas pasien ien,, diagnosis, pengobatan,, pengobatan tindakan dan pelayana nan n la laiin baik dilakukan oleh dokter dan dokter gigi maupun tenaga kese ke seha hatan tan lai lainn nnya ya sesu se suai ai de deng ngan an
Dokumen, merupakan kele ke leng ngka kapa pan n da dari ri catat cat atan an te ters rseb ebut, ut, anta an tara ra la lain in fo foto to rontgen, hasil laboratorium dan keterangan lain sesuai dengan kompetensi keilmuannya.
MANUAL REKAM MEDIK
Berdasarkan hasil Meningkatkan penelitian, manfaat keberhasilan diagnosis komunikasi efektif terapi dan tindakan dokter-pasien di medis. antaranya: Meningkatkan kepercayaan diri dan Meningkatkan kepuasan pasien dalam ketegaran pada pasien menerima pelayanan fase terminal dalam medis dari dokter atau menghadapi institusi pelayanan penyakitnya. medis. Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter yang MANUAL KOMUNIKASI EFEKTIF merupakan dasar
pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata/tingkatan yang ada dalam populasi itu Penentuan tingkat berdasarkan karakteristik tertentu. Misalnya : menurut usia, pendidikan, golongan pangkat, dan sebagainya disebut juga sebagai teknik sampling daerah. Teknik ini digunakan apabila populasi tersebar dalam beberapa daerah, propinsi, kabupaten, kecamatan, dan seterusnya
anggota sampel dipilh berdasarkan urutan tertentu. Misalnya setiap kelipatan 10 atau 100 dari daftar pegawai disuatu kantor, pengambilan sampel hanya nomor genap atau yang ganjil saja. sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya. Dari sampel yang sedikit tersebut peneliti mencari informasi sampel lain dari yang dijadikan sampel terdahulu, sehingga makin lama jumlah sampelnya makin banyak anggota sampel pada suatu tingkat dipilih dengan jumlah tertentu (kuota) dengan ciri-ciri tertentu mengambil sampel secara sembarang (kapanpun dan
When population is small, homogeneous & readily available. All subsets of the frame are given an equal probability. The frame organized into separate "strata." Each stratum is then sampled as an independent subpopulation, out of which individual elements can be randomly selected In this technique, the total population is divided into these groups (or clusters) and a simple random sample of the groups is selected (two stage) Ex. Area sampling or geographical cluster sampling
* : Uji Parametrik; Tanda panah ke bawah : Uji alternatif jika parametrik tidak terpenuhi
Metode untuk mencari hubungan antara 2 variabel numerik Tidak mengenal variabel bebas dan tergantung menunjukan hubungan antara 2 variabel numerik Langkah: →
◦ ◦ ◦
◦
Menggambar scatter plot atau diagram baur Bila terdapat hubungan linear, hitung koefisien korelasi Hasil perhitungan: koefisien korelasi pearson (r) korelasi mutlak: nilai r=1 (nyaris tidak pernah ada dalam fenomena biologis) Tafsiran nilai r →
Baik : r > 0,8 Sedang : r = 0,6 – 0,79 Lemah : r = 0,4 – 0,59 Sangat lemah : r < 0,4
Sudigdo. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis.
Rumus CFR: jumlah kematian karena penyakit X x 100% Jmlh seluruh penderita penyakit X
Dusun Desa 1 Desa 2 Desa 3 Desa 4
Jmlh penduduk 100 150 100 50
Nama Desa Mata air Mata hati Mata kaki Mata Sapi
Yang sakit Yang Dirawat 25 38 5 12 10 6
•
CFR desa 1 = (0/25) x 100% = 0%
•
CFR desa 2 = (1/38) x 100% = 2.6%
•
CFR desa 3 = (0/12) x 100% = 0%
•
CFR desa 4 = (2/10) x 100% = 20%
Yang Meninggal 1 2
•
•
•
Insidens : jumlah kasus baru yang timbul pada suatu periode waktu dalam populasi tertentu gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di suatu kelompok masyarakat Contoh : Pada suatu daerah dengan jumlah penduduk tgl 1 Juli 2005 sebanyak 100.000 orang semua rentan terhadap penyakit diare ditemukan laporan penderita baru sebagai berikut bulan januari 50 orang, Maret 100 orang, Juni 150 orang, September 10 orang dan Desember 90 orang
IR = ( 50+ 100+150+10 +90) /100.000 X 100 % = 0,4 %
•
•
•
•
Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama dalam % atau permil. Contoh: Dari 500 orang murid yang tercatat pada SD X ternyata 100 orang tiba-tiba menderita muntaber setelah makan nasi bungkus di kantin sekolah AR = 100 / 500 X 100% = 20 % AR hanya dignkan pada kelompok masyarakat terbatas dan periode terbatas,misalnya KLB.
•
•
•
•
Gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada jangka waktu tertentu disekelompok masyarakat tertentu. Ada dua Prevalen: Contoh : Pada suatu daerah penduduk pada 1 juli 2005 100.000 orang, dilaporkan keadaan penyakit A sbb: Januari 50 kasus lama dan 100 kasus baru, Maret 75 kasus lama dan 75 kasus baru, Juli 25 kasus lama dan 75 kasus baru; September 50 kasus lama dan 50 kasus baru, dan Desember 200 kasus lama dan 200 kasus baru. Period Prevalens rate : (50+100)+(75+75)+(25+75)+(50+50)+(200+200) /100.000 X 100 % = 0,9 %
•
•
•
Jumlah penderita lama dan baru pada satu saat, dibagi dengan jumlah penduduk saat itu dalam persen atau permil. Contoh: Satu sekolah dengan murid 100 orang, kemarin 5 orang menderita penyakit campak, dan hari ini 5 orang lainnya menderita penyakit campak Point Prevalence rate = 10/100 x 1000 ‰= 100 ‰
Kecelaka lakaa an ker kerja adal adalah ah kece kecela laka kaa an yang ang terj terjad adii dala dalam m hubu hubung ngan an kerj kerja, a, term termas asuk uk kec kecelaka lakaan an yang yang ter terjadi adi dalam alam perjalan alanan an dar dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya, dan penyak nyakit it yang yang diseb isebab abka kan n ole oleh ling lingku kung ngan an kerj kerja. a.
Salah sat Sal atu u te teo ori untu tuk k menjel men jelask askan an ter terjad jadiny inya a kec ece ela laka kaan an ker erja ja yan ang g diu di usu sulk lkan an ol ole eh H. H.W. W. Heinrich “te teor orii Do Domi mino no Heinrich” Kec ecel elak akaa aan n te terrdi dirri at atas as lima lim a fakt faktor or yan yang g sali saling ng berhu ber hubun bungan gan,, yait yaitu u: (1) kon kondis disii ker kerja, ja, (2) kelala kel alaian ian man manusi usia, a, (3) (3) tin ti nda dak kan ti tida dak k am aman an,, (4) kec kecela elakaa kaan, n, dan dan (5) cedera.
Teorii Fr Teor Fran ank k E. Bir Bird d Petersen Teor Te orii man anaj ajem emen en ya yan ng berisi ber isikan kan lim lima a fak faktor tor dalam urutan suatu kecela kec elakaa kaan, n, an antar tara a lai lain n : ◦
◦
◦
◦
◦
Manaje Mana jeme men n ku kura rang ng control Sumb Su mber er pe peny nyeb ebab ab ut utam ama a penyeb pen yebab ab lan langsu gsung ng Kont Ko ntak ak pe peri rist stiw iwa a Kerugi Ker ugian an gan ganggu gguan an (tub (t ubuh uh mau aupu pun n ha hart rta a benda)
Defenses Unsafe Acts
ACCIDENT
Preconditions Line Management
Active & Latent Failures
Decision makers
Active failures Latent failures Latent failures Latent failures
Teori Frank E. Bird Petersen
Perusahaan jaminan kesehatan yang termasuk menjadi BPJS ◦
◦
◦
◦
PT Asuransi Kesehatan Indonesia (PT Askes Persero), PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek Persero) Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (PT ASABRI) PT Dana Tabungan Dan Asuransi Pegawai Negeri (PT TASPEN).
Bertanggung jawab pada presiden ◦
◦ ◦
Bertugas melakukan penelitian terkait penyelenggaraan jamina sosial mengusulkan kebijakan investasi Dana Jaminan Sosial Nasional mengusulkan anggaran jaminan sosial bagi penerima banturan iuran dan tersedianya anggaran operasional kepada pemerintah
Diangkat dan diberhentikan oleh presiden Memiliki wewenang dalam monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program jaminan sosial Terdiri dari unsur pemerintah, tokoh/ahli yang memahami bidang jaminan sosial, organisasi pemberi kerja, dan organisasi pekerja. Ketua berasal dari unsur pemerintah
BPJS terdiri dari: ◦
◦
BPJS Kesehatan: menyelenggarakan program jaminan kesehatan. BPJS Ketenagakerjaan, menyelenggarakan program:
jaminan kecelakaan kerja; jaminan hari tua; jaminan pensiun; dan jaminan kematian.
1)
Pelayanan kesehatan terdiri atas: ◦ ◦
pelayanan kesehatan perseorangan; dan pelayanan kesehatan masyarakat.
2)
Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
1)
Pelayanan kesehatan perseorangan ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga. Pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat.
2)
Pelayanan kesehatan promotif: lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan. Pelayanan kesehatan preventif: kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit. Pelayanan kesehatan kuratif: kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin. Pelayanan kesehatan rehabilitatif: kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.
Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap. Hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada:
1)
2) ◦
◦ ◦
penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara cepat menular ke dalam masyarakat yang lebih luas; keadaan seseorang yang tidak sadarkan diri; atau gangguan mental berat.
Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang telah dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan. Ketentuan mengenai hak atas rahasia kondisi kesehatan pribadi tidak berlaku dalam hal:
1)
2) ◦ ◦ ◦ ◦ ◦
perintah undang-undang; perintah pengadilan; izin yang bersangkutan; kepentingan masyarakat; atau kepentingan orang tersebut.
1)
2)
3)
Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan melalui transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh, implan obat dan/atau alat kesehatan, bedah plastik dan rekonstruksi, serta penggunaan sel punca. Transplantasi organ /jaringan tubuh dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk dikomersialkan. Organ /jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun.
1)
2)
1)
Transplantasi organ/ jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan tertentu. Pengambilan organ/jaringan tubuh dari seorang donor harus memperhatikan kesehatan pendonor yang bersangkutan dan mendapat persetujuan pendonor dan/atau ahli waris atau keluarganya. Pada tubuh yang telah terbukti mati batang otak dapat dilakukan tindakan pemanfaatan organ sebagai donor untuk kepentingan transplantasi organ
Source Intended meaning
Sends
Message
Receives
Receiver Decodes
Encodes Channel
Feedback
Noise Physical distraction Semantic problems Cultural differences
Perceived meaning
Sumber (source) : orang yang menyampaikan pemikiran atau informasi yang dimilikinya. bertanggungjawab menerjemahkan ide (encoding) menjadi sesuatu suatu pesan baik verbal, tulisan, dan atau non verbal, atau kombinasi. Disampaikan melalui saluran (channel) yang sesuai Pesan diterima oleh receiver yang akan menerjemahkan pesan (decoding) berdasarkan batasan pengertian yang dimiliki. Bisa terjadi kesenjangan antara yang dimaksud source dengan yang dimengerti receiver o.k. adanya penghambat (noise). Penghambat : perbedaan sudut pandang, pengetahuan atau pengalaman, perbedaan budaya, masalah bahasa, dan lainnya. Umpan balik/ feedback penting sebagai proses klarifikasi untuk menghindari salah interpretasi. Dalam hubungan dokter-pasien, baik dokter maupun pasien dapat berperan sebagai source dan receiver secara bergantian ◦
Empati merupakan perasaan yang mampu menempatkan kita dalam sudut pandang pasien yang menghadapi masalah/ keluhan yang dialami. Empati menempatkan kita secara obyektif dan memungkinkan kita memberikan tanggapan yang tepat pada pasien mengenai ketakutan dan kekhawatirannya tanpa perlu terseret dalam perasaan subyektif dan emosi yang mengganggu penilaian kita. Simpati menjadikan dokter yang seharusnya memberikan penilaian obyektif menjadi terganggu karena adanya unsur emosi yang menguasai.
Refleksi isi: dokter merangkum dan mengungkapkan kembali inti pembicaraan pasien. Hal ini dilakukan untuk mengkonfirmasi informasi yang diterima dari pasien ke dokter Refleksi perasaan: dokter mengungkapkan perasaan, kekhawatiran, ketakutan, serta harapan pasien mengenai kondisinya
Penyedia Pelayanan Kesehatan & Perawatan (Care provider) ◦
◦
melakukan pelayanan medis secara komprehensif dan holistik karena pasien adalah bagian tak terpisahkan dari keluarga, komunitas, lingkungannya. menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang dalam wujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan mempercayai
Pengambil Keputusan (Decision-maker)
◦
Mampu membuat keputusan klinis yg ilmiah dan empatik (pengobatan, pemeriksaan penunjang, dll) berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan harapan pasien, nilai etika, “cost effectiveness” untuk kepentingan pasien sepenuhnya.
Komunikator (Communicator)
◦
Mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan kesehatan serta memicu perubahan pola pikir menuju hidup sehat dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya
Pemimpin Masyarakat (Community leader) ◦
memperoleh kepercayaan dari komunitas yang dilayaninya, menselaraskan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan nasihat kepada komunitas, melakukan kegaiatan atas nama masyarakat dan menjadi panutan masyaraka
Pengelola Manajemen (Manager )
◦
◦
Berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam maupun di luar sistem kesehatan sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasien dan komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap memimpin sarana kesehatan
Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin meliputi: pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali untuk kasus gawat darurat pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik pelayanan untuk mengatasi infertilitas dengan Manfaat Jaminan Kesehatan yang diberikan
Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin meliputi: pelayanan meratakan gigi (ortodonsi) gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment) pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan (eksperimen) alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu perbekalan kesehatan rumah tangga pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian luar biasa/wabah; dan biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan Manfaat Jaminan Kesehatan yang diberikan.
Tujuan komunikasi efektif dokter-pasiennya: ◦
Disease centered communication style /doctor centered communication style. ◦
mengarahkan proses penggalian riwayat penyakit lebih akurat untuk dokter, lebih memberikan dukungan pada pasien, shg lebih efektif & efisien bagi keduanya
Komunikasi berdasarkan kepentingan dokter dalam usaha menegakkan diagnosis, termasuk penyelidikan dan penalaran klinik mengenai tanda dan gejala-gejala.
Illness centered communication style/ patient centered communication style. ◦
◦
Komunikasi berdasarkan apa yang dirasakan pasien tentang penyakitnya yang secara individu merupakan pengalaman unik. Termasuk pendapat pasien, kekhawatirannya, harapannya, apa yang menjadi kepentingannya serta apa yang dipikirkannya.
Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak.
Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi: ◦
◦ ◦ ◦
penyuluhan kesehatan perorangan faktor risiko penyakit & perilaku hidup bersih & sehat imunisasi dasar; keluarga berencana; dan skrining kesehatan.
Pelayanan imunisasi dasar meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis Tetanus dan Hepatitis-B (DPT- HB), Polio, dan Campak. Pelayanan keluarga berencana meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana.
•
•
•
•
•
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT Pasal 18 Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiriingin diperlakukan. Pasal 19 Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat,kecuali dengan persetujuan keduanya atau berdasarkan prosedur yang etis.
Hubungan Dokter - Pasien dalam Keadaan Gawat Darurat Hubungan dokter-pasien dalam keadaan gawat darurat sering merupakan hubungan yang spesifik. Dalam keadaan biasa (bukan keadan gawat darurat) maka hubungan dokter pasien didasarkan atas kesepakatan kedua belah pihak, yaitu pasien dengan bebas dapat menentukan dokter yang akan dimintai bantuannya (didapati azas voluntarisme). Demikian pula dalam kunjungan berikutnya, kewajiban yang timbul pada dokter berdasarkan pada hubungan yang telah terjadi sebelumnya ( pre-existing relationship). Dalam keadaan darurat hal di atas dapat tidak ada dan azas voluntarisme dari keduabelah pihak juga tidak terpenuhi
–
•
•
Apabila seseorang bersedia menolong orang lain dalam keadaan darurat, maka ia harus melakukannya hingga tuntas dalam arti ada pihak lain yang melanjutkan pertolongan itu atau korban tidak memerlukan pertolongan lagi. Dalam hal pertolongan tidak dilakukan dengan tuntas maka pihak penolong dapat digugat karena dianggap mencampuri/ menghalangi kesempatan korban untuk memperoleh pertolongan lain (loss of chance).
Pasal 5 : Perbuatan Melemahkan Psikis maupun Fisik.
Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik, wajib memperoleh persetujuan pasien/ keluarganya dan hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.
A. Pengobatan Pasien Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien. B. Peningkatan Kualitas Pelayanan Membuat Rekam Medis bagi penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal. C. Pendidikan dan Penelitian Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi. •
•
•
D. Pembiayaan Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasien. E. Statistik Kesehatan Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentu. F. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik. •
•
•
Di dalam komunikasi dokter-pasien, ada dua sesi yang penting, yaitu sesi pengumpulan informasi yang di dalamnya terdapat proses anamnesis, dan sesi penyampaian informasi. Tanpa penggalian informasi yang akurat, dokter dapat terjerumus ke dalam sesi penyampaian informasi (termasuk nasihat, sugesti atau motivasi dan konseling) secara prematur. Akibatnya pasien tidak melakukan sesuai anjuran dokter.
Ada empat langkah yang terangkum dalam satu kata untuk melakukan komunikasi, yaitu SAJI (Poernomo, Ieda SS, Program Family Health Nutrition, Depkes RI, 1999).
S = Salam
A = Ajak Bicara J = Jelaskan
I = Ingatkan
Sebagaimana lazimnya suatu perikatan, perjanjian medik pun memberikan hak dan kewajiban bagi dokter. Dalam UndangUndang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, hak dan kewajiban dokter atau dokter gigi terdapat dalam paragraf 6, yaitu; Kewajiban Dokter/Dokter Gigi a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien; b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan; c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien meninggal dunia; d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas mampu melakukannya; e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.
Hak Dokter/Dokter Gigi ◦
◦
◦
◦
memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional; memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional; memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan menerima imbalan jasa.
Kaidah dasar moral terdiri atas: 1. Autonomy: pasien dapat mengambil keputusan
sendiri & dijamin kerahasiaan medisnya dasar informed consent & kerahasiaan medis 2. Nonmaleficence (Do No Harm): tidak dengan sengaja melakukan tindakan yang malah merugikan/invasif tanpa ada hasilnya dasar agar tidak terjadi kelalaian medis 3. Beneficence: mengambil langkah yang bermanfaat, untuk mencegah atau menghilangkan sakit 4. Justice: perlakuan yang sama untuk kasus yang sama →
→
•
•
•
Komunikasi dokter pasien harus dilandasi dengan rasa empati Rasa empati yang tumpul dapat menyebabkan berkurangnya informasi yang didapat Pada kasus ini seorang wanita tampak cemas dan ragu-ragu. Melihat hal tersebut, seharusnya seorang dokter memberikan kenyamanan dan menanyakan apakah masih ada yang ignin ditanyakan.
•
•
•
Hubungan antara dokter dengan pasien yang seimbang atau setara dalam ilmu hukum disebut hubungan kontraktual. Hubungan kontraktual atau kontrak terapeutik terjadi karena para pihak, yaitu dokter dan pasien masing-masing diyakini mempunyai kebebasan dan mempunyai kedudukan yang setara. Kedua belah pihak lalu mengadakan suatu perikatan atau perjanjian di mana masingmasing pihak harus melaksanakan peranan atau fungsinya satu terhadap yang lain. Peranan tersebut berupa hak dan kewajiban.
Physician may not disclose any medical information revealed by a patient or discovered by a physician in connection with the treatment of a patient (American Medical Association) Hippocratic Oath : Apapun yang saya lihat dengar atau lihat, tentang kehidupan seseorang yang tidak patut disebarluaskan, tidak akan saya ungkapkan, karena saya harus merahasiakannya Diatur dalam PP. No. 10 Tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia kedokteran, dan dapat dipidana dengan Pasal 322 KUHP jika dilanggar ”
”
-
Keterampilan berkomunikasi berlandaskan empat unsur yang merupakan inti komunikasi: Sumber (yang menyampaikan informasi). Siapa dia? Seberapa luas/dalam pengetahuannya tentang informasi yang disampaikannya? Isi pesan (apa yang disampaikan). Panjang pendeknya, kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan komunikasi, media penyampaian, penerimanya. Media yang digunakan. Apakah hanya berbicara? Apakah percakapan dilakukan secara tatap muka atau melalui telepon, menggunakan lembar lipat, buklet, vcd, peraga). Penerima (yang diberi informasi). Bagaimana karakternya? Apa kepentingannya? (langsung, tidak langsung). Keempat unsur ini masih perlu dilengkapi dengan umpan balik. Dokter sebagai sumber atau pengirim pesan harus mencari tahu hasil komunikasinya (apa yang dimengerti pasien?).
•
•
Menyadari bahwa tidak semua pasien dapat memahami informasi dari dokter, di samping kemungkinan pasien sendiri tidak mampu mengemukakan keluhannya karena keadaannya tidak memungkinkan, perlu diperhatikan adanya 4 kelompok pasien yang tidak perlu mendapat informasi secara langsung, yaitu: Pasien yang diberi pengobatan dengan placebo yaitu merupakan senyawa farmakologis tidak aktif yang digunakan sebagai obat untuk pembanding atau sugesti (suggestif-therapeuticum). Pasien yang akan dirugikan jika mendengar informasi tersebut, misalnya karena kondisinya tidak memungkinkan untuk mendengarkan informasi yang dikhawatirkan dapat membahayakan kesehatannya.
Pasien yang sakit jiwa dengan tingkat gangguan yang sudah tidak memungkinkan untuk berkomunikasi (cara berpikirnya tidak realistis, tidak bisa mendengar karena terperangkap oleh pemikirannya sendiri; menarik diri dari lingkungan dan mungkin hidup dalam dunia angannya sendiri, sulit kontak atau berkomunikasi dengan orang lain; tidak peduli pada dirinya sendiri maupun orang lain/lingkungan, tidak peduli pada tampilannya, tidak merawat diri; mpikirnya tidak jelas, tidak logis; afeksi sukar atau tidak tersentuh).
•
Pasien yang belum dewasa. Seseorang dikatakan cakap-hukum apabila ia pria atau wanita telah berumur 21 tahun, atau bagi pria apabila belum berumur 21 tahun tetapi telah menikah. Pasal 1330 KUH Perdata, menyatakan bahwa seseorang yang tidak cakap untuk membuat persetujuan adalah orang yang belum dewasa. Menurut KUH Perdata Pasal 1330, belum dewasa adalah belum berumur 21 tahun dan belum menikah. Permenkes tersebut menyatakan umur 21 tahun sebagai usia dewasa.
Seorang dokter wajib menghormati hak-hak pasien, teman sejawatnya, dan tenaga kesehatan lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan pasien Pada kasus ini dokter menghargai autonomy pasien, karena pasien masih dalam kondisi sadar dan dapat dimintai keterangan.
Pasal 3 :Kemandirian profesi ◦
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi
Pada bagian penjelasan pasal 3, butir kedua: ◦
Melibatkan diri secara langsung atau tidak langsung dalam segala bentuk kegiatan yang bertujuan untuk mempromosikan atau mengiklankan dirinya, barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud pasal 3, cakupan pasal butir 1 dan 2 di atas guna kepentingan dan keuntungan pribadinya, sejawat/pihak lain kelompoknya
Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan setiap penemuan tekhnik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan halhal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat Pada bagian penjelasan diterangkan: ◦
Hanya dibenarkan mempublikasikan temuan tersebut pada media ilmia profesi, dan penelitian sudah lolos kajian etik.
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan keseluruhan aspek pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan paliatif), baik fisik maupun psiko sosial-kulturan pasiennya, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat Pada penjelasan pasal 12 ◦
Dalam aspek preventif dokter harus bertindak sebagai pemberi pelayanan, pendidikan kesehatan, dan perlindungan pencegahan supaya klien dan keluarganya dapat tetap sehat, terhindar dari risiko/sumber penyakit
Setiap dokter wajib memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan. Penjelasan pada pasal 18 ◦
◦
Setiap dokter wajib berupaya untuk mencegah dan tidak memulai terjadinya konik etikolegal di dalam dan/atau antar profesi dalam bentuk apapun serta dilarang bertengkar dengan sejawat pada saat tugas profesi Setiap dokter dilarang memberikan komentar negatif tentang sejawat lain pada saat di depan pasien/keluarganya.
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas perikemanusiaan, kecuali bila dia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya. Penjelasan pada pasal 17 ◦
Jika terdapat kasus yang membutuhkan gawat darurat, maka dokter dapat menghentikan layanannya pada pasien lain yang non-gawat darurat atau gawat darurat dengan kondisi saat itu memiliki prioritas secara pertimbangan medik lebih rendah dari saat ini.
Setiap dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri Penjelasan ◦ ◦
◦ ◦
Dilarang menggunakan gelar yang bukan hak-nya Mencantumkan gelar profesor dan akademik atau sebutan keanggotan profesi yang tidak berhubungan dengan pelayanan medis pada papan praktek, kertas resep, atau atribut praktik lainnya Mengiklankan diri sebagai yang terbaik Masih diperkenankan membuat iklan di media cetak sebagai pengenalan awal praktek, pengumunan cuti praktek.
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi
•
Penjelasan pada pasal 3 ◦
◦
Dalam kehadirannya pada temu ilmiah, dokter dilarang untuk mengikatkan diri untuk mempromosikan/meresepkan barang/ produk dan jasa tertentu, apapun bentuk bantuan sponsorshipnya Dokter dapat menerima bantuan dari pihak sponsor untuk keperluan keikutsertaan dalam temu ilmiah mencakup pendaftaran, akomodasi dan transportasi sewajarnya sesuai kode etik masing-masing.
Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan kerahasiaan yang menyangkut riwayat penyakit pasien yang tertuang dalam rekam medis. Rahasia kedokteran tersebut dapat dibuka hanya untuk kepentingan pasien untuk memenuhi permintaan aparat penegak hukum (hakim majelis), permintaan pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Berikut ini adalah manfaat dari rekam medis: ◦
◦
◦ ◦ ◦
alat komunikasi (informasi) dan dasar pengobatan bagi dokter, dokter gigi dalam memberikan pelayanan medis. Masukan untuk menyusun laporan epidemiologi penyakit dan demografi (data sosial pasien) serta sistem informasi manajemen rumah sakit Masukan untuk menghitung biaya pelayanan Bahan untuk statistik kesehatan Sebagai bahan/pendidikan dan penelitian data
Dokter tidak boleh mengakhiri hubungan dengan pasien apabila pasien mengeluh tentang pelayanan kedokteran yang diberikan. Termasuk apabila pasien mengeluh tentang tagihan pembiayaan jasa layanan atau terapi yang diberikan. Hubungan profesional dokter pasien dapat berakhir apabila pasien melakukan kekerasan. Dokter harus menjelaskan kepada pasien secara lisan atau tertulis, alasan mengakhiri hubungan profesional dengan pasien tersebut. Walau demikian dokter tidak boleh menerlantarkan pasien tersebut. Dokter bertanggung jawab untuk mencarikan dokter penggganti. Selanjutnya ringkasan salinan rekam medis pasien diberikan pada dokter pengganti.
Asuhan klinis yang baik meliputi: Menilai keadaan pasien yang adekuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, apabila diperlukan juga melakukan pemeriksaan tambahan yang sesuai; Melakukan atau merencanakan pemeriksaan lanjutan, dan melakukan terapi apabila diperlukan; Melakukan tindakan yang tepat; Melakukan tindakan segera apabila diperlukan; dan Merujuk pasien kepada dokter lain yang sesuai, bila ada indikasi
Merupakan prinsip kaidah dasar etik untuk memiliki hak menentukan nasibnya sendiri Pada kasus ini hanya pasien yang boleh memberitahukan kondisi medisnya kepada suami atau dokter diberikan izin oleh pasien untuk menerangkan kondisinya kepada suami
Setiap dokter terhadap pasien yang sedang menderita sakit wajib menyampaikan informasi yang dapat melemahkan kondisi psikis pasien secara patut, teliti dan hati-hati dengan perkataan yang tepat. Dalam rangka menimbulkan dan/atau menjaga rasa percaya diri pasien, dokter seyogyanya dilarang berbohong kepada pasiennya yang menderita penyakit berat/parah, kecacatan atau gangguan kualitas hidup tetapi boleh menahan sebagian informasi yang dapat melemahkan psikis pasien dan/atau fisiknya.
Berdasarkan pedoman penyelangg araan praktik kedokteran Bab II Pasal (1)
Persyaratan yang harus dipenuhi bagi Fasilitas Kesehatan Tingkat pertama, khususnya untuk Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara, yaitu: ◦ ◦ ◦ ◦ ◦
Surat Ijin Operasional Surat Ijin Praktik (SIP) tenaga kesehatan yang berpraktik Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan Perjanjian Kerjasama dengan jejaring jika diperlukan Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional
PMK No.71 Thn 2013 mengenai Pelayanan Kesehatan pada JKN Bagian Kedua tentang Persyaratan Seleksi, dan Kredensialing
Pedoman Penyelenggaraan Praktik Kedokteran Indonesia Bab V mengenai Asuhan
berdasarkan aspek teknis
dibedakan atas : ◦
◦
, yaitu tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Tipe error ini contohnya adalah keterlambatan dalam penanganan pasien atau tidak meresepkan obat untuk indikasi yang jelas. , yaitu melakukan tindakan yang seharusnya tidak dilakukan. Tipe error ini contohnya adalah kesalahan dalam memutuskan pilihan terapi dengan memberikan obat yang salah, atau obat diberikan melalui cara yang salah.
KONSTRUKSI MEDIS DAN HUKUM PERJALANAN PENYAKIT DAN KOMPLIKASI
UNDERLYING DISEASE NO ERROR
ACCEPTABLE RISKS
ADVERSE EVENTS
UNFORESEEABLE RISKS
LATENT ERRORS
PREVENTABLE PREVENTABLE ADVERSE ADVERSE EVENTS EVENTS
ACTIVE ERRORS (Error of planning & error of execution)
NEGLIGENT ADVERSE EVENTS
DUTY + BREACH OF DUTY
(KELALAIAN MEDIS) + DAMAGE + CAUSAL
◦
CENDERUNG BERADA DI LUAR KENDALI OPERATOR GARIS DEPAN; SEPERTI DESAIN BURUK, INSTALASI TAK TEPAT, PEMELIHARAAN BURUK, KESALAHAN KEPUTUSAN MANAJEMEN, STRUKTUR ORGANISASI YG BURUK
◦
KESALAHAN PADA TINGKAT OPERATOR GARIS DEPAN
TIDAK SEMUA ERRORS MENGAKIBATKAN ADVERSE EVENTS
JENIS MALPRAKTEK TERSERING BUKAN KESENGAJAAN TIDAK MELAKUKAN YG SEHARUSNYA DILAKUKAN, MELAKUKAN YG SEHARUSNYA TIDAK DILAKUKAN OLEH ORANG2 YG SEKUALIFIKASI PADA SITUASI DAN KONDISI YG IDENTIK
◦
KEWAJIBAN PROFESI KEWAJIBAN KONTRAK DG PASIEN
◦
PELANGGARAN KEWAJIBAN TSB
◦
CEDERA, MATI ATAU KERUGIAN
◦
◦
HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT, SETIDAKNYA PROXIMATE CAUSE
◦
◦
◦
MELAKUKAN TINDAKAN YG MELANGGAR HUKUM (UNLAWFUL / IMPROPER) SEJAJAR DENGAN ERROR OF PLANNING MIS. TINDAKAN MEDIS TANPA INDIKASI
◦
◦
◦
IMPROPER PERFORMANCE YG AKIBATKAN CEDERA SEJAJAR DENGAN ERROR OF EXECUTION MIS. TINDAKAN MEDIS TAK SESUAI PROSEDUR
◦
TIDAK MELAKUKAN TINDAKAN YG MERUPAKAN KEWAJIBAN
PMK No.71 Thn 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN B b VI m i K d li M d K d li Bi
68. PERMENKES No 71 Tahun 2013 Pasal 24
tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN
1)
Pelayanan obat, Alat Kesehatan, dan bahan medis habis pakai pada Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan merupakan salah satu komponen yang dibayarkan dalam paket INA CBGs.
2)
Dalam hal obat yang dibutuhkan sesuai indikasi medis pada Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan tidak tercantum dalam Formularium Nasional, dapat digunakan obat lain berdasarkan persetujuan Komite Medik dan kepala/direktur rumah sakit.
Biaya tidak dapat ditagihkan tersendiri kepada BPJS Kesehatan serta tidak dapat dibebankan kepada Peserta.
PERMENKES nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN
1.
BPJS Kesehatan menjamin kebutuhan obat program rujuk balik melalui Apotek atau depo farmasi Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
2.
Obat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayar BPJS Kesehatan di luar biaya kapitasi.
3.
Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur pelayanan obat program rujuk balik diatur dengan Peraturan BPJS Kesehatan.
Dilayani dan ditagihkan oleh Apotek atau Depo Farmasi Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan Daftar Obat Program Rujuk Balik ditetapkan oleh BPJS Kesehatan Klaim secara kolektif dari Apotek atau Depo Farmasi Tagihan Fee For Service dengan Faktor pelayanan dan embalage sesuai SE Menkes No.31 Tahun 2014
CAKUPAN PROGRAM RUJUK BALIK A. JENIS PENYAKIT (SESUAI DENGAN SE MENKES HK/MENKES/31/I/2014) 1. DIABETES MELLITUS 2. HIPERTENSI 3. JANTUNG 4. ASTMA (SLE) 5. PPOK
6. EPILEPS 7. SCHIZOPHRENIA 8. STROKE 9. SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS 10. SIROSIS HEPATITIS
B. OBAT PROGRAM RUJUK BALIK 1. 2.
OBAT UTAMA, YAITU OBAT KRONIS YANG DIRESEPKAN OLEH DOKTER SPESIALIS/SUB SPESIALIS DI FASKES TINGKAT LANJUTAN OBAT TAMBAHAN, YAITU OBAT YANG MUTLAK DIBERIKAN BERSAMA OBAT UTAMA DAN DIRESEPKAN OLEH DOKTER SPESIALIS/SUB SPESIALIS DI FASKES TINGKAT LANJUTAN UNTUK MENGATASI PENYAKIT PENYERTA ATAU MENGURANGI EFEK SAMPING AKIBAT OBAT UTAMA.
PENDAFTAR AN PESERTA PRB
IDENTIFIKASI PESERTA PRB
•
•
•
PESERTA YANG MENDERITA PENYAKIT KRONIS (9 PENYAKIT CAKUPAN PRB) KONDISI TELAH DITETAPKAN STABIL OLEH DOKTER SPESIALIS/SUB SPESIALIS MENUNJUKKAN SURAT RUJUKAN BALIK (SRB)
PENDAFTARAN PRB DILAKUKAN DI POJOK PRB DGN MENUNJUKKAN: a. KARTU IDENTITAS PESERTA b. SRB c. SEP d. LEMBAR /SALINAN RESEP PESERTA MENGISI FORMULIR PENDAFTARAN PESERTA PRB PESERTA MENERIMA BUKU KONTROL
PELAYANAN PRB
DILAKUKAN DI FASKES TINGKAT PERTAMA TEMPAT PESETA TERDAFTAR DOKTER LAYANAN PRIMER MELAKUKAN a. PEMERIKSAAN b. MEMBERIKAN RESEP c. MENCATAT PADA BUKU KONTROL PRB OBAT DIAMBIL DI APOTEK/DEPO FARMASI PRB YANG BEKERJA SAMA DENGAN BPJS KESEHATAN
Prevalence Ratio in Cross-Sectional Study Prevalence of an event/outcome in one group of subjects/individuals (with exposure to the disease/outcome) relative to another group (without exposure to the disease/outcome)
Ya
Tidak
Jumlah
15
35
50
20
30
50
35
65
100
Ya Tidak
RP: a/(a+b) : c/(c+d)
RP: 15/(15+35) = 0.75 20/(20+30)
Produktivitas DLP terkait langsung dengan waktu efektif yang tersedia untuk melayani pasien. Sebagaimana profesi lainnya, DLP bekerja 40 jam per minggu, atau 8 jam per hari sepanjang hari kerja setahun. Dengan memperhitungkan jumlah hari libur nasional, Sabtu/Minggu, cuti tahunan, maka waktu kerja DLP adalah sekitar 2.268 jam/tahun
Pada tabel berikut ini disajikan kegiatan rutin DLP dalam memanfaatkan 2.268 jam waktu kerjanya dengan proporsi waktu yang ideal, yaitu 80% untuk tatap muka melayani pasien (peserta baru, kasus baru, kasus lama, edukasi, tindakan medik, dan kunjungan rumah), dan 20% untuk kegiatan lain. Dengan proporsi waktu tersebut DLP dapat melayani 7.180 kunjungan atau sekitar 28 kunjungan per hari dengan variasi waktu tatap muka yang berbeda. Produktivitas ini dipengaruhi oleh keterampilan, cara kerja, standar sarana dan perangkat kerja, serta dukungan dari tim kerja DLP.
adalah persentase jumlah kunjungan yang dilayani DLP dalam 1 tahun terhadap potensi produktivitasnya dalam kerja penuh waktu selama 1 tahun (1 FTE).