5/22/2016
Pemanfaatan teknologi Big Data di Indonesia
Pemanfaatan teknologi Big Data di Indonesia 62
Kemarin (10/3) Tech in Asia berkesempatan menghadiri Big Data Week Indonesia, konferensi tahunan mengenai teknologi dan pemanfaatan Big Data. Bagi yang belum akrab dengan istilah tersebut, Big Data merupakan kumpulan data berukuran sangat besar yang kemudian akan dianalisa atau diolah lagi untuk keperluan tertentu seperti membuat keputusan (decision making), prediksi, dan lainnya. Konferensi ini mengundang banyak pembicara terkemuka di bidang Big Data untuk membahas mengenai pemanfaatan Big Data di Indonesia. Dan berikut adalah lima pemanfaatan Big Data di Indonesia yang berhasil kami rangkum dari konferensi tersebut.
1. Pemanfaatan Big Data dalam bidang agrikultur Sebagai negara agraris dengan lebih dari 30 juta petani dan lahan pertanian yang luas, Indonesia tentunya akan diuntungkan dengan adaptasi teknologi Big Data khususnya di bidang agrikultur. Regi Wahyu CEO dari Mediatrac, perusahaan analisa Big Data terkemuka di tanah air, dalam presentasinya bercerita tentang bagaimana Big Data bisa membantu para petani. Ide ini muncul di saat Regi merasa tertantang untuk meningkatkan taraf hidup petani. Lalu bagaimana caranya? Regi merekrut sejumlah mahasiswa berbakat dari Universitas Padjadjaran untuk
https://id.techinasia.com/pemanfaatanteknologibigdatadiindonesia
1/4
5/22/2016
Pemanfaatan teknologi Big Data di Indonesia
melakukan riset di sebuah areal persawahan di Jawa Barat. Tahap pertama yang dilakukan adalah menganalisa kualitas tanah dan luas sawah dengan foto aerial. Tim riset mengambil 400 foto untuk tiap 1 hektar sawah. Tahap selanjutnya adalah mengamati pertumbuhan tinggi padi setiap minggu dan juga mengumpulkan data cuaca dari hari ke hari. Informasiinformasi yang telah dikumpulkan tersebut akhirnya menjadi Big Data yang bisa digunakan untuk membantu para petani meningkatkan produksi panen, memprediksi waktu yang tepat untuk bercocok tanam, dan lainnya. Kedepannya, proyek ini akan dilakukan juga di daerah lain.
2. Pemanfaatan Big Data untuk mengurangi kecurangan pajak Kepala Direktorat Jenderal Pajak, Iwan Djuniardi, juga ikut serta dalam konferensi Big Data ini. Iwan membawakan topik pemanfaatan Big Data untuk meningkatkan pendapatan pajak negara. Menurut Iwan, hingga saat ini kesadaran masyarakat untuk membayar pajak masih rendah sehingga setiap tahun Dirjen Pajak tidak pernah memenuhi target pendapatan pajak. Penerapan teknologi Big Data dalam perpajakan ini masih dalam tahap pengembangan. Iwan sempat menampilkan demo dari sistem pajak online dalam konferensi Big Data kemarin. Demo tersebut memperlihatkan visualisasi yang sangat detail seperti silsilah keluarga, jenis dan barang kekayaan apa saja yang dimiliki, serta jenis pajak dan status apakah sudah membayar pajak atau belum. Dengan teknologi ini, tentunya pemerintah bisa meningkatkan kesadaran membayar pajak, mengurangi penipuan pajak, dan mengoptimasi pendapatan negara.
3. Pemanfaatan teknologi wearable dalam Big Data Teknologi wearable biasanya digunakan untuk membantu aktivitas seharihari seperti komunikasi dan navigasi. Tapi di tangan Daniel Oscar Baskoro, teknologi wearable telah menjelma sebagai teknologi pengumpul informasi Big Data. Oscar merupakan mahasiswa dan peneliti di Universitas Gajah Mada. Ia telah
https://id.techinasia.com/pemanfaatanteknologibigdatadiindonesia
2/4
5/22/2016
Pemanfaatan teknologi Big Data di Indonesia
berhasil memenangkan banyak penghargaan dalam perjalanan karirnya seperti menjadi Google Ambassador untuk wilayah Asia Tenggara, pemenang kompetisi World Bank Global Winner Award di London dengan aplikasi bencana alam, dan masih banyak lagi. Dalam presentasinya, Oscar menjelaskan tentang teknologi wearable dan menampilkan sejumlah aplikasi yang ia kembangkan untuk Google Glass dan smartphone, yaitu Quick Disaster, Weaver, Realive, dan Stress Rate. Quick Disaster merupakan aplikasi bencana alam yang akan membantu pengguna saat terjadi dan setelah bencana alam. Misalnya saat terjadi gempa bumi, Google Glass akan membantu memberikan solusi di saat bencana itu terjadi dengan memberikan navigasi jalur evakuasi. Setelah bencana terjadi, pengguna bisa mengambil gambar dan melaporkan kerusakankerusakan yang terjadi akibat bencana alam melalui aplikasi ini. Weaver adalah aplikasi untuk meningkatkan pengalaman berkendara yang awalnya ia kembangkan untuk Toyota. Aplikasi ini bisa melacak berapa banyak bahan bakar minyak yang dihabiskan, mengetahui rasio penggunaan bahan bakar, dan mengetahui berapa banyak kadar CO2 yang dikeluarkan setiap mobil. Realive merupakan aplikasi untuk melaporkan kejadian secara real time seperti apabila ada kebakaran, kecelakaan, dan kejadian lain. Sedangkan Stress Rate, merupakan aplikasi untuk mengetahui tingkat kepadatan penduduk di suatu area publik. Kedua aplikasi ini masih dalam tahap pengembangan dan akan diluncurkan dalam waktu dekat.
4. Kesempatan dan tantangan Big Data untuk meningkatkan sektor kesehatan Topik selanjutnya yang tidak kalah menarik adalah pemanfaatan Big Data di sektor kesehatan yang disajikan oleh Anis Fuad, peneliti dari Universitas Gajah Mada. Dalam presentasinya, Anis menjelaskan situasi sektor kesehatan di Indonesia yang mana saat ini setiap klinik, puskesmas, dan rumah sakit menggunakan software yang berbedabeda untuk mencatat data pasien. Data yang dikirim Dinas Kesehatan pun masih sangat sederhana dan tidak semuanya lengkap. Selain itu, sumber informasi yang bisa dikumpulkan sangat banyak mulai dari klinik, data kesehatan pasien, finansial, admistrasi, hingga media sosial.
https://id.techinasia.com/pemanfaatanteknologibigdatadiindonesia
3/4
5/22/2016
Pemanfaatan teknologi Big Data di Indonesia
Dengan peran teknologi Big Data, semua informasi kesehatan penduduk Indonesia akan menjadi terpusat. Sehingga data tersebut bisa diolah dan dianalisa untuk meningkatkan sektor kesehatan di Indonesia seperti melakukan prediksi penyakit dan mengetahui tingkat kesehatan penduduk di tanah air.
5. Mengembangkan teknologi Bahasa Indonesia dengan Big Data Tidak hanya di sektor kesehatan dan pertanian, Big Data juga bisa digunakan dalam Bahasa Indonesia seperti yang diungkapkan oleh Ruli Manurung dari Universitas Indonesia. Menurut Ruli, kita bisa mengklasifikasi dan mengelompokkan jutaan katakata Bahasa Indonesia dengan Big Data. Selain itu, kita juga bisa melakukan pemetaan tata kalimat untuk nantinya bisa digunakan untuk melakukan terjemahan ke bahasa asing atau sebaliknya. Hal lain yang bisa dilakukan dengan Big Data terhadap Bahasa Indonesia adalah Automatic Essay Grading yang bisa digunakan untuk melakukan penilaian tugas siswa secara otomatis. Contohcontoh di atas hanya sebagian kecil dari pemanfaatan teknologi Big Data. Masih banyak sektor lain dan masalah yang bisa diaplikasikan dan dipecahkan untuk memajukan Indonesia. Beberapa di antaranya seperti pengelolaan energi, makanan, pendidikan, keamanan, hingga mengurangi kemiskinan. Dengan teknologi, diharapkan akan lebih banyak anak muda dan juga startup yang menggunakan Big Data untuk memecahkan masalah dan memajukan negara ini di masa mendatang. (Diedit oleh Lina Noviandari)
About Ketut Krisna Krisna merupakan penulis dari Bali dan sangat aktif dalam eventevent startup. Ia juga sangat tertarik untuk mengulas tentang early stage startup. Kamu bisa menghubunginya melalui Email, Twitter, dan Facebook atau bertemu langsung jika berada di Bali. 62
https://id.techinasia.com/pemanfaatanteknologibigdatadiindonesia
4/4