A. Pelayanan Gizi di Dalam Gedung 1. Pengkajian
1.1.
Data antropometri a. Pengukuran Tinggi Badan -
Tempelkan dengan paku mikrotoa tersebut pada dinding yang lurus, datar setinggi tepat 2 meter. Angka 0 (nol) pada lantai yang datar rata.
-
> 2 tahun, bisa berdiri
-
Menggunakan mikrotoa
-
Anak tidak memakai sandal atau sepatu
-
Berdiri tegak, menghadap kedepan,pandangan lurus kedepan
-
Kaki lurus, tumit, pantat, punggung, dan kepala bagian belakang harus menempel pada dinding/tiang pengukur
-
Turunkan mikrotoise sampai rapat pada kepala bagian atas,siku-siku harus lurus menempel pada dinding
-
Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan mikrotoa dengan ketelitian 0,1 cm.
b. Pengukuran Panjang Badan -
Letakkan pengukur panjang badan pada meja atau tempat yang rata
-
Letakkan alat ukur dengan posisi panel kepala di sebelah kiri dan panel penggeser di sebelah kanan pengukur.panel kepala adalah bagian yang tidak bisa di geser.
-
Tarik geser bagian panel yang dapat di geser sampai diperkirakan cukup panjang untuk menaruh bayi/anak
-
Baringkan bayi/anak dengan posisi terlentang,diantara terlentang,dianta ra kedua siku, dan kepala bayi/anak menempel pada bagian panel yang tidak dapat di geser.
-
Rapatkan kedua kaki dan tekan lutut bayi/anak sampai lurus dan menempel pada meja/tempat menaruh alat ukur. Tekan telapak kaki bayi/anak sampai tegak lurus,kemudian geser geser panel yang dapat di geser sampai menempel pada telapak kaki bayi/anak.
-
Bacalah panjang badan bayi/anak pada skala ke arah angka yang lebih besar.
-
Setelah pengukuran selesai,kemudian bayi/anak diangkat
-
Catat hasil pengukuran panjang badan
c. Pengukuran Berat Badan 1. Menggunakan dacin -
Gantungkan dacin pada tempat yang kokoh seperti pelana rumah atau kusen pintu atau dahan pohon atau penyangga kaki tiga yang kuat
-
Atur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan mata penimbang
-
Letakkan bandul geser pada angka nol,jika ujung kedua paku timbang tidak dalam posisi lurus,maka timbangan perlu ditera atau diganti dengan yang baru
-
Batang dacin dikaitkan dengan tali pengaman
-
Pasang sarung timbang/celana timbang/kotak timbang yang kososng pada dacin.
-
Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan sarung timbang/celana timbang/ kotak timbang dengan memberi kantung
plastik
berisikan
pasir/batu
di
ujung
batang
dacin,sampai kedua jarum di atas tegak lurus. -
Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan pakaian seminimal mungkin dan geser bandul sampai jarum tegak lurus.
-
Baca berat badan balita dengan melihat angka pada ujung bandul geser
-
Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/buku bantu dalam kg dan ons
-
Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan balita dari sarung/celana/kotak timbang.
2. Menggunakan timbangan injak -
Letakkan timbangan dilantai yang datar dan tidak mudah bergerak
-
Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0 (nol)
-
Pakaian anak sebaikknya seminimal mungkin (tidak memakai alas kaki,jaket,topi,jam tangan, kalung dan tidak memegang sesuatu)
-
Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi
-
Lihat jarum timbangan sampai berhenti
-
Baca angka yang di tunjukkan oleh jarum timbang atau angka timbangan.
-
Catat hasil penimbangan pada kertas/buku bantu
3. Menggunakan timbangan bayi -
Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang
-
Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk angka 0 (Nol)
-
Bayi sebaiknya telanjang,tanpa topi,kaos kaki,sarung tangan,dll
-
Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan
-
Lihat jarum timbangan samapai berhenti
-
Baca angka yang di tunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan
-
Bila
bayi
terus
menerus
bergerak,perhatikan
gerakan
jarum,baca angka ditengah-tengah antara gerakan jarum kekanan dan kekiri. d. Pengukuran LILA -
Pengukuran dilakukan di bagian tengah. Antara bahu dan siku lengan
-
Lengan harus dalam keadaan bebas. Artinya otot lengan tidak tegang
-
Alat ukur tidak kusut (permukaannya rata) 1. Tetapkan letak bahu dan letak siku tangan
2. Tetapkan titik tengah lengan atas Caranya rentangkan pita dari bahu ke arah siku. Tentukan tengah-tengah lengan atas ibu 3. Lingkarkan pita ukur tepat pada tengah-tengah lengan atas ibu 4. Bacalah skalanya secara benar. Bila masih berada di bagian MERAH(kurang dari 23,5 cm),maka ibu tersebut tergolong SANGAT KURUS atau menderita KEK e. Pengukuran Lingkar Kepala -
Topi/hiasan rambut yang dapat menggangu pengukuran harus dilepas
-
Alat
pengukur
dilingkarkan
pada kepala
anak melewati
dahi,menutup alis mata, diatas kedua telinga, dan bagian kepala yang menonjol tarik agak kencang. -
Baca angka pada pertemuan dengan angka 0 (Nol) dengan ketelitian 0,1 cm
-
Tanyakan tanggal lahir bayi/anak,hitung umur bayi/anak
-
Hasil pengukuran di catat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis kelamin.
f. Pengukuran Tinggi Lutut 1. Untuk Orang sehat (Dapat Duduk) -
Pasien duduk pada kursi yang telah disediakan
-
Posisi duduk sempurna(punggung tegak,tangan bebas ke bawah, dan menghadap ke depan).
-
Lutut kedua kaki membentuk sudut siku (90)
-
Telapak kaki yang diukur membentuk sudut siku,biasanya digunakan telapak kaki kiri
-
Pasang alat ukur tepat pada telapak kaki bagian tumit dan lutut kiri
-
Baca angka yang tertera pada alat pengukuran secara seksama
Catat angka hasil pengukuran.
-
2. Untuk Orang Sakit (Tidak Dapat Duduk) Pasien tidur terlentang pada tempat tidur (usahakan posisi
-
tempat/ kasur rotan/horizontal) Tempatkan alat penyangga di antara lipatan paha dan betis
-
kaki kiri membentuk sudut siku (90) Beri bantuan dengan bantal pada bagian pantat pasien jika alat
-
penyangga terlalu tinggi -
Telapak kaki kiri pasien membentuk sudut (90)
-
Pasang alat pengukur tepat pada telapak kaki pada bagian tumit dan lutut
1.2.
-
Baca (panjang lutut) pada alat secara seksama
-
Catat angka hasil pengukuran.
Data Pemeriksaan Fisik/Klinis
a. Marasmus
Anak tampak sangat kurus,tinggal tulang terbungkus kulit Wajah seperti orang tua
Cengeng,rewel
Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit, bahkan sampai tidak ada
Sering disertai diare kronik atau konstipasi/susah buang air,serta penyakit kronik
Tekanana darah, detak jantung, dan pernafasan berkurang.
b. Kwashiokor
Oedem umumnya di seluruh tubuh dan terutama pada kaki
Wajah membulat dan sembab
Otot-otot mengecil,lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri dan duduk, anak berbaring terus-menerus
Perubahan status mental : cengeng, rewel, kadang apatis
Anoreksia
Pembesaran hati
Sering disertai infeksi, anemia, dan diare/mencret
Rambut warna kusam dan mudah dicabut
Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas
Pandangan mata anak nampak sayu
c. Marasmic kwashiokor Tanda –tanda marasmic kwashiokor adalah gabungan dari
tanda-tanda yang ada pada marasmus dan kwashiokor yang ada (Depkes RI,1999). 1.3.
Data Riwayat Gizi
Ada 3 tingkat kegiatan dalam pengkajian asupan makanan : a. Perhitungan asupan makanan b. Perhitungan asupan zat gizi c. Membandingkan asupan dengan kebutuhan zat gizi 1.4.
Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendukung diagnosa penyakit serta untuk menentukan terapi gizi. Pemeriksaan laboratorium antara lain : Darah,urine, faeces. 2. Penentuan Diagnosis Gizi
Rangkuman masalah gizi dari data penilaian gizi (kesehatan pasien,hasil lab, diagnosa medis, masalah atau gejala). Bersifat sementara sesuai dengan perubahan respon pasien/klien. 3. Intervensi Gizi
Langkah-langkah intervensi gizi : -
Menentukan jenis diet berdasarkan tujuan
-
Merencanakan diet yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien
4. Monitoring dan Evaluasi Asuhan Gizi
Langkah-langkah monitoring dan evaluasi asuhan gizi : -
Tim asuha gizi memantau/mengkaji keberhasilan terapi medis
-
Dietisien/nutrisionis harus terus berkomunikasi dengan dokter penanggung jawab pasien.
-
Memantau dan melaksanakan setiap perubahan rencana diet secara tepat
-
Membandingkan secara sistematik kondisi yang ada saat ini dengan kondisi sebelumnya
-
Hasil evaluasi menjadi ukuran keberhasilan pelaksanaan terapi gizi medis dan sebagai acuan perencanaan pada tahap selanjutnya.
B. Pelayanan Gizi di Luar Gedung 1. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi
Langkah –langkah edukasi/pendidikan gizi adalah a. Identifikasi masalah b. Diagnosis masyarakat c. Penetapan tujuan d. Pengembangan rencana operasional, dan e. Pengembangan kegiatan 2. Konseling ASI Eksklusif dan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)
Langkah-langkah konseling adalah : a. Persiapan ( tempat,materi, dan alat bantu ) b. Memberikan salam c. Tanyakan bagaimana keadaan yang berkaitan dengan masalah gizi d. Uraikan tentang hal-hal yang ingin diketahui atau dianggap perlu untuk diketahui e. Bantu untuk mengatasi dan memecahkan masalah berdasarkan kemampuan yang dimiliki f. Jelaskan sekali lagi hal-hal yang berkaitan dengan cara pemecahan masalah g. Ulangi hal-hal yang penting dan perlu diketahui untuk diingat h. Meminta pasien/klien untuk datang kembali bila diperlukan. 3. Konseling Gizi Melalui Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM)
Langkah-langkah
konseling sama seperti pada langkah-langkah konseling ASI
Esklusif dan PMBA
4. Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu
1. Persiapan a. Kader
memastikan
data
sasaran
seperti
jumlah
bayi
baru
lahir,bayi,balita,ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, PUS dan WUS. b. Memberikan
informasi
kepada
masyarakat
mengenai
hari
buka
posyandu,dapat melalui pertemuan warga setempat, sarana ibadah dan lain-lain. c. Mempersiapkan tempat,sarana dan prasarana posyandu seperti alat timbang (dacin dan sarung,pita LILA), obat gizi (Vitamin A dan TTD),oralit, buku pencatatan dan pelaporan, dll d. Melakukan pembagian tugas antar kader e. Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan tim penggerak PKK f. Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan dan pemulihan jika diperlukan. 2. Pelaksanaan a. Pendaftaran 1. Balita -
Balita di daftar dalam register balita
-
Minta KMS/Buku KIA pada Ibu. Untuk balita yang baru pertama kali datang di timbang dan belum mempunyai KMS/Buku KIA,berikan KMS sesuai jenis kelamin. Isi kolom identitas secara lengkap sertakan kartu bantu atau secarik kertas yang diselipkan pada KMS/Buku KIA
-
Ibu dipersilahkan menuju tempat penimbangan
2. Ibu Hamil Didaftar
dalam
register
ibu
hamil,
dipersilahkan
menuju
tempat
penimbangan berat badan dan pengukuran LILA 3. Pasangan Usia Subur (PUS) Daftar dalam register PUS, kemudian dipersilahkan ke tempat penyuluhan dan pelayanan kesehatan. b. Penimbangan dan Pengukuran LILA 1. Menimbang balita
-
Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan pakaian seminimal mungkin tanpa alas kaki dan popok dan geser bandul sampai jarum tegak lurus.
-
Baca berat badan balita secara cermat dengan melihat angka di ujung bandul geser
-
Catat hasil penimbangan dengan benar di kartu bantu atau secarik kertas yang diselipkan dalam KMS/buku KIA dalam kg dan ons
-
Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan balita dari sarung/celana/kotak timbang.
2. Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS -
Cara mengetahui keadaan gizi ibu hamil dan WUS adalah dengan mengukur lingkar lengan atas menggunakan pita LILA. Bila tidak tersedia pita LILA gunakan meteran jahit pakaian dengan ukuran yang sama.
-
Bila hasil pengukuran LILA berada di bagian merah <23,5 cm berarti sangat kurus atau risiko kekurangan energi kronis.
c. Pencatatan 1. Balita -
Catat dan plot hasil penimbangan dan buat garis pertumbuhan anak dengan cara meghubungkan titik berat badan bulan lalu dengan bulan ini.
-
Catat setiap kejadian yang dialami anak
-
Isi kolom ASI,Imunisasi dan vitamin A bila diberikan
-
Salin hasil penimbangan dari KMS pada buku SIP
2. Ibu Hamil Hasil penimbangan berat badan dan pengukuran LILA ibu hamil dicatat dalam buku KIA dan register ibu hamil yang terdapat dalam SIP. 3. PUS/WUS Hasil pengukuran LILA dicatat pada register PUS/WUS yang terdapat dalam SIP.
d. Penyuluhan dan Konseling 1. Menjelaskan
status
pertumbuhan
balita
berdasarkan
hasil
penimbangan berat badan/plot pada KMS 2. Menyampaikan informasi tentang makanan untuk balita 3. Menyampaikan informasi dan penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu nifas tentang hasil pemeriksaan termasuk risiko tinggi. 4. Menyampaikan informasi kepada PUS mengenai KB 5. Memberikan penyuluhan masalah kesehatan lain yang diperlukan 6. Melakukan rujukan kasus balita dan ibu hamilyag berisiko. e. Pelayananan Kesehatan oleh Petugas Kesehatan 1. Pemberian imunisasi 2. Pemberian kapsul vitamin A pada bayi, balita, dan ibu nifas 3. Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil 4. Pelayanan KB 5. Penyelenggaraan PMT penyuluhan dan PMT pemulihan. 6. Pemeriksaan kehamilan bagi posyadu yang memiliki sarana 7. Pengobatan ringan. 5. Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin A
a. Merencanakan kebutuhan vitamain A untuk bayi 6-11 bulan, anak usia 12-59 bulan, dan ibu nifas setiap tahun. b. Memantau kegiatan pemberian vitamin
A di wilayah kerja
puskesmas yang dilakukan oleh tenaga kesehatan lain. c. Menyusun laporan pelaksanaan distribusi vitamain A di wilayah kerja puskesmas. d. Ketentuan dalam pemberian vitamin A : -
Bayi 6-11 bulan diberikan vitamin A 100.000 SI warna biru,diberikan dua kali setahun yaitu februari dan agustus
-
Balita 12-59 bulan diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah, diberikan dua kali setahun yaitu februari dan agustus
-
Bayi dan balita sakit
Bayi usia 6-11 bulan dan balita usia 12-59 bulan yang sedang menderita campak, diare, gizi buruk,xeroftalmia, diberikan vitamin A dengan dosis sesuai umur -
Ibu nifas (0-42 hari)
Pada ibu nifas diberikan 2 kapsul merah dosis 200.000 SI, kapsul segera setelah melahirkan 1 kapsul dan 1 kapsul lagi 24 jam berikutnya. -
Potong ujung kapsul dengan menggunakan gunting yang bersih
-
Pencet kapsul dan pastikan anak menelan semua isi kapsul
-
Untuk anak yang sudah bisa menelan dapat diberikan langsung satu kapsul untuk diminum
6. Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) Untuk Ibu Hamil dan Ibu Nifas
a. Merencanakan kebutuhan TTD untuk kelompok sasan selama satu tahun b. Memantau kegiatan pemberian TTD oleh bidan di wilayah kerja puskesmas. c. Menyusun laporan pelaksanaan distribusi TTD di wilayah kerja puskesmas d. Ketentuan dalam pemberian TTD untuk ibu hamil dan ibu nifas : Pencegahan : 1 tablet/hari sejak awal kehamilan dan dilanjutkan sampai masa nifas Pengobatan : 2 tablet/hari sampai kadar Hb Normal
7. Edukasi Dalam Rangka Pencegahan Anemia pada Remaja Putri dan WUS
Langkah –langkah edukasi sama dengan langkah-langkah edukasi/pendidikan gizi 8. Pengelolaan Pemberian MP-ASI dan PMT-Pemulihan
a. Petugas gizi puskesmas melakukan validasi data balita gizi buruk b. Jika data balita gizi buruk sudah valid dan benar maka akan diusulkan mendapatkan PMT pemulihan
c. Menentukan prioritas balita gizi buruk yang menerima MP-ASI dan PMT – pemulihan d. Petugas gizi memberikan bahan MP-ASI dan PMT-Pemulihan kepada petugas pembina desa (PPD) sesuai alokasi terpilih e. MP-ASI dan PMT-Pemulihan diberikan kepada balita setiap 10 hari sekali sambil di timbang berat badan dan diukur tinggi/panjang badannya, dicatat daya terima dan permasalahan yang ada f. Petugas pembina desa (PPD) mengisi kartu monitoring PMT pemulihan sesuai dengan kondisi balita. g. Petugas pembina desa (PPD) melaporkan hasil perkembangan status gizi balita penerima MP-ASI dan PMT Pemulihan ke puskesmas setiap satu bulan sekali. h. Puskesmas merekap hasil perkembangan status gizi balita penerima MP-ASI dan PMT-Pemulihan dan melaporkan dalam bentuk laporan ke dinas kesehatan satu bulan sekali 9. Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat (PGBM)
Melakukan terapi gizi (konseling, pemberian makanan pemulihan gizi,
a.
pemantauan status gizi, dll) untuk pemulihan gizi buruk b.
Memberikan bimbingan teknis kepada kader dalam melaksanakan perbaikan gizi di pos pemulihan gizi berbasis masyarakat
c.
Menyusun laporan pelaksanaan program perbaikan gizi di pos pemulihan gizi berbasis masyarakat.
10. Surveilens Gizi
1. Pemantauan S tatus Gizi (PS G )-K A DA R ZI Langkah –langkah persiapan pengumpulan data a. Sosialisasi TPG puskesmas atau bidan di desa berkoordinasi dengan kepala desa/kelurahan dan ketua RW atau kepala dusun pada klaster terpilih. b. Penyusunan jadwal kegiatan c. Sosialisasi di tingkat masyarakat
d. Persiapan logistik Menyiapkan bahan dan alat untuk pelaksanaan pengumpulan data anak balita (alat ukur berat badan dan tinggi badan, MP-ASI depkes, Kapsul Vitamin A,iodina test,dll) e. Pengumpulan data f. Rekapitulasi dan pengolahan data g. Pengiriman hasil pengolahan ke Kabupaten
2. Pemantauan K ons ums i G aram B eryodium di rumah tang g a Langkah-langkah pengujian garam: a. Menentukan lokasi dan sampel/sasaran b. Koordinasi lintas program dan lintas sektor c. Menentukan jadwal pelaksanaan d. Pelaksanaan: -
Sampel/sasaran membawa garam konsumsi sebanyak 1-2 sendok makan dari rumah masing-masing.
-
Garam di bungkus dalam plastik atau kertas, sebelum diambil sebaiknya garam diaduk terlebih dahulu
-
Mencatat merek dagang/cap/label garam,betuk garam, tempat membeli garam.
-
Ambil ½ sendok teh garam yang akan diuji, letakkan ditempat yang datar dengan alas berwarna putih kemudian ratakan permukaannya. Bila garam berbentuk briket,haluskanterlebih dahulu.
-
Teteskan larutan yodium test 2-3 tetes pada garam tersebut :
Bila tidak berubah warna berarti garam tidak mengandung yodium
Bila berwarna biru-ungu berarti garam mengandung yodium
-
Test kit garam beryodium dikocok terlebih dahulu sebelum digunakan, kemudian teteskan ke permukaan garam. Tes kit
yang sudah dibuka, hanya dapat digunakan dalam kurun waktu 6 bulan 11. Pembinaan Gizi di Institusi
a. Mengkoordinir dan atau melakukan edukasi gizi di sekolah b. Menapis status gizi anak sekolah c. Mengkoordinir pemantauan dan intervensi terhadap status gizi anak di sekolah d. Menjalin kerjasama dengan sekolah dalam pemberdayaan peserta didik sebagai dokter keci/kader kesehatan remaja(KKR). e. Menjalin kerjasama dengan sekolah dalam membina kantin sekolah f. Membuat laporan program perbaikan gizi di sekolah 12. Kerjasama Lintas Sektor dan Lintas Program
a. Merencanakan kegiatan sensitif yang memerlukan kerjasama b. Mengidentifikasi sektor dan program yang perlu kerjasama c. Melakukan pertemuan untuk menggalang komitmen kerjasama d. Melakukan koordinasi dalam menentukan indikator-indikator keberhasilan kerjasama e. Mengkoordinasikan pelaksanaan kerjasama f. Membuat laporan hasil kerjasama