DIVISI VII
INDUSTRI KONSTRUKSI
Gedung Waskita Lt.5, Jl. MT. Haryono Kav. No. 10 Cawang – Jakarta 13340 ● Telp. (021) 8198158, 8191617 ● Fax (021) 8190455 ●
[email protected] [email protected] ● www.waskita.co.id
METODE KERJA PEKERJAAN PIER HEAD ELEVATED TRANSYOGI PEKERJAAN PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN JALAN TOL CIMANGGIS - CIBITUNG Seksi 2 : Sta. Sta. 27+280 s/d Sta. 28+800
1. Definisi Metode pelaksanaan ini mendeskrprisikan prosedur pekerjaan pier head Elevated Trasnyogi. Dalam metode pelaksanaan ini menerangkan langkah-langkah konstruksi pier head diantaranya adalah penyangga dan bekisting, pekerjaan pembesian, pembetonan, perawatan beton, dan pelepasan bekisting. Dalam pekerjaan pier head transyogi dibagi dalam dua macam yaitu Pier Head Cast In Situ dan Pier Head Precast. Pier Head Cast In Situ
Pier headcast in situ merupakan metode pelaksanaan secara konvensional dimana pengecoran beton dilakukan secara manual dengan bantuan formwork dan support- nya. nya. Untuk pekerjaan pier pekerjaan pier head tentunya akan dibutuhkan perancah untuk menopang beban sendiri bekisting dan beban beton yang akan di cor sebelum beton cukup umur dan mencapai kekuatannya. Pier Head Precast
Precastpier head ini merupakan pier merupakan pier head yang di cor di bawah kemudian ketika kolom sudah siap menerima beban pier head ini akan di instal. Sehingga sebenarnya metodenya hampir sama dengan pier headcast in situ hanya saja bekistingnya dibawah sehingga tidak dibutuhkan instalasi perancah yang memakan waktu dan tempat.
2. Lokasi Pekerjaan
No
1
Lokasi Main Road
Kode P1,P2,P3,P4,P5,P6,P7,P8,P9,P10,P11,P12,P13,P,14,P15, P16,P17,P18P19,P20,P19,P20,P21,P22,P23,P24,P25,P26,P27, P28,P29,P30,P31,P32,P33,P34,P35,P36,P37,P38,P39 Tabel 1. Informasi Pier Head
hal. 1
DIVISI VII
INDUSTRI KONSTRUKSI
Gedung Waskita Lt.5, Jl. MT. Haryono Kav. No. 10 Cawang – Jakarta 13340 ● Telp. (021) 8198158, 8191617 ● Fax (021) 8190455 ●
[email protected] ● www.waskita.co.id
Lokasi pekerjaan Elevated Transyogi berada pada STA 27+280 sampai dengan 28+800 (1,520 KM).
Gambar 1. Lokasi Kerja Keterangan : : Pier Head Jembatan Utama
3. Lingkup Pekerjaan Dalam paket ini pekerjaan pier head dibagi dalam beberapa kelompok pekerjaan antara lain : A. Pekerjaan Pier Head In Situ B. Pekerjaan Pier Head Precast
4. Material yang Digunakan
Kelas Beton
Besi Tulangan
= Kelas B-1
hal. 2
DIVISI VII
INDUSTRI KONSTRUKSI
Gedung Waskita Lt.5, Jl. MT. Haryono Kav. No. 10 Cawang – Jakarta 13340 ● Telp. (021) 8198158, 8191617 ● Fax (021) 8190455 ●
[email protected] ● www.waskita.co.id
- Kelas
= BJTD 40
- Tipe
= Deformed
- Tegangan Yield
= 390 MPa
-
Diameter Penulangan
= as per shop drawings
5. Peralatan yang Digunakan Tabel 2. Daftar Peralatan No 1
2
3
Deskripsi Pekerjaan Mobilisasi Material
Pembesian dan Bekisting
Beton
Alat
Jumlah
Mobile Crane 25 Ton
1
Unit Crane Truck 10 Ton
1
Mobile Crane 25-ton
1
Welding generator 5-kva
1
Total Station & Waterpass
1 set
Concrete Pump
1+1 (stand by)
Truck Mixer Electric vibrator 4
4
SosroBahu
Catatan : Jumlah alata dapat berubah sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan
6. Jadwal Pekerjaan Pier Head Urutan pelaksanaan pekerjaan dan waktu siklus pekerjaan pier head dijabarkan pada tabel berikut ini : Tabel 3. Jadwal Pekerjaan Pier Head
Catatan : Hanya acuan kerja
hal. 3
DIVISI VII
INDUSTRI KONSTRUKSI
Gedung Waskita Lt.5, Jl. MT. Haryono Kav. No. 10 Cawang – Jakarta 13340 ● Telp. (021) 8198158, 8191617 ● Fax (021) 8190455 ●
[email protected] ● www.waskita.co.id
6. Tahap Pekerjaan Pier Head In situ
Mulai
Survey dan Pengaturan Posisi Titik
Tes Dynamic Cone Penetrometer (DCP)
Pemasangan Scaffolding/Sistem penyangga
Pemasangan Bekisting Bagian Bawah
Pemasangan dan Pengecekan Pembesian
Pemasangan Angkur
Pabrikasi
Pemasangan Bekisting Tahap 1
Pengecoran Tahap 1
Pemasangan Bekisting Tahap 2
Pengecoran Tahap 2
Pembongkaran Bekisting
Curing
selesai
hal. 4
DIVISI VII
INDUSTRI KONSTRUKSI
Gedung Waskita Lt.5, Jl. MT. Haryono Kav. No. 10 Cawang – Jakarta 13340 ● Telp. (021) 8198158, 8191617 ● Fax (021) 8190455 ●
[email protected] ● www.waskita.co.id
6.1.
Survey dan pengaturan Posisi Titik Pada pekerjaan survey, tahapan awal adalah menentukan titik referensi. Layout geometri pier head ditandai dengan garis dan menggunakan tinta. Tanda center line ditandai pada bekisting bagian luar untuk mempermudah dalam melihat. Untuk acuan lebih lanjut dilakukan pengecekan vertikal pada pekerjaan pembesian dan bekisting.
Gambar 2. Survey dan Pengaturan Posisi Titik 6.2.
Tes Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Tes Dynamic Cone Penetrometer (DCP) dilakukan untuk mendapat kekuatan tanah timbunan pada pembuatan badan jalan, alat ini dipakai pada pekerjaan tanah karena mudah dipindahkan ke semua titik yang diperlukan tetapi letak lapisan yang diperiksa tidak sedalam pemeriksaan tanah dengan alat sondir. Hasil yang diperoleh pada percobaan ini dapat dihubungkan dengan nilai CBR (perbandingan antara beban penetrasi suatu lapisan tanah atau perkerasan terhadap beban standart dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama) Langkah-langkah pekerjaan tes Dynamic Cone Penetrometer (DCP) :
Areal yang akan diperiksa dari rumput dan diratakan, usahakan untuk mendapatkan tanah asli jangan sampai terganggu.
Periksa sambungan DCP dan kencangkan.
Tempatkan ujung DCP pada permukaan tanah dalam keadaan tegak lurus.
Baca mistar berapa kedalaman masuknya alat dari muka tanah.
Angkat palu pada ketinggian maksimum. Kemudian lepaskan sehingga jatuh bebas. Baca dengan mistar berapa kedalamannya.
hal. 5
DIVISI VII
INDUSTRI KONSTRUKSI
Gedung Waskita Lt.5, Jl. MT. Haryono Kav. No. 10 Cawang – Jakarta 13340 ● Telp. (021) 8198158, 8191617 ● Fax (021) 8190455 ●
[email protected] ● www.waskita.co.id
Lakukan pemukulan sampai penetrasi 90 cm atau 30 tumbukan.
Gambar 3. Tes Dynamic Cone Penetrometer (DCP)
6.3.
Pemasangan Scaffolding/Sistem Penyangga Sistem penyangga/Scaffolding adalah bangunan peralatan yang dibuat untuk sementara digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-bahan serta alat-alat pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan termasuk pekerjaan pemeliharaan dan pembongkaran. Pemasangan perancah pada pekerjaan Pier Head dilakukan pemasangan bekisting bagian bawah. Perancah yang digunakan pada proyek ini menggunakan system perancah shoring yang memanfaatkan perancah peri UP atau PD 8, main beam dan Cross Beam.
Gambar 4. Pemasangan Scaffolding 6.4.
Pemasangan Bekisting Bagian Bawah Pemasangan bekisting bagian bawah ini dilakukan setelah pemasangan supporting system , karena bekisting pada Pier Head membutuhkan perkuatan
hal. 6
DIVISI VII
INDUSTRI KONSTRUKSI
Gedung Waskita Lt.5, Jl. MT. Haryono Kav. No. 10 Cawang – Jakarta 13340 ● Telp. (021) 8198158, 8191617 ● Fax (021) 8190455 ●
[email protected] ● www.waskita.co.id
dari bawah agar ketika dilakukan pengecoran tidak terjadi keruntuhan yaitu dengan menggunakan system perancah. 6.5.
Pemasangan dan Pengecekan Pembesian Setelah pemasangan bekisting bagian bawah adalah pekerjaan pembesian dan pengecekan pembesian, sebelum besi di instal maka ada beberapa tahap dalam proses pembesian, diantaranya adalah : Pabrikasi Pembesian Pemasangan besi/baja tulangan dilakukan sesuai dengan Shop Drawing yang telah disetujui oleh konsultan pengawas. Agar posisi besi tidak berubah saat pengecoran, besi-besi diikat menggunakan kawat benderat. Posisi dan jarak/spasi antar tulangan harus dipastikan sesuai dengan spesifikasi yang ada. Pemotongan dan pembentukan besi tulangan menggunakan Bar Cutter dan Bar Bender. Besi tulangan yang digunakan pada pier head antara lain dia. 13 mm, 16mm, 32 mm. Pembesian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan prefabrication maupun secara manual. Prefrabrication atau prefab perangkaian besinya dilakukan di bawah kemudian dinaikkan ke atas (instal) dengan menggunakan crane. Pembesian secara manual dilakukan langsung di lokasi besi akan dipasang.
Gambar 5. Pembesian
Proses pembesian sampai install dan pengecekan lapangan yaitu :
Melakukan pemotongan dan pembentukan baja tulangan sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui.
hal. 7
DIVISI VII
INDUSTRI KONSTRUKSI
Gedung Waskita Lt.5, Jl. MT. Haryono Kav. No. 10 Cawang – Jakarta 13340 ● Telp. (021) 8198158, 8191617 ● Fax (021) 8190455 ●
[email protected] ● www.waskita.co.id
Setelah proses pemotongan dan pembentukan baja tulangan selesai, dilakukan pengiriman baja tulangan yang diperlukan ke lokasi pekerjaan. Baja tulangan harus selalu dilindungi dengan sleeper untuk mencegah menyentuh dasar tanah.
Pasang baja tulangan dengan mempertimbangkan cover beton, panjang sambungan baja tulangan, jarak antar tulangan dan diameter kawat. Sebelum pemasangan, baja tulangan harus bersih dari karat, lumpur atau material lepas lainnya.
Setelah pemasangan baja tulangan, kemudian meminta request untuk inspeksi dari teknik dan persetujuan sebelum memulai memansang bekisting. Segera lakukan perbaikan apabila diinstruksikan, setelah itu request untuk inspeksi kembali.
Gambar 6. Pemasangan Hasil Pembesian
6.6.
Pemasangan Angkur
Pemasangan angkur dan pelengkapnya dilakukan sebelum penuangan beton, seperti pada gambar berikut ini: Prosedur pemasangan angkur dijabarkan sebagai berikut : Angkur dan besi penguat untuk bearing pad di pasang bersama dengan
pembesian pier head.
Blockout dengan kedalaman 20 mm dipersiapkan di lokasi bearing pad. Sebelum erection I-Girder, levelling mortar, kepala angkur, dan bearing pad
hal. 8
DIVISI VII
INDUSTRI KONSTRUKSI
Gedung Waskita Lt.5, Jl. MT. Haryono Kav. No. 10 Cawang – Jakarta 13340 ● Telp. (021) 8198158, 8191617 ● Fax (021) 8190455 ●
[email protected] ● www.waskita.co.id
akan dipasang terlebih dahulu. 6.7.
Pemasangan Bekisting Tahap 1
1)
Tahap pertama yang dilakukan adalah perakitan sistem penyangga / Shoring yang menumpu pada sleeper atau material lain yang kokoh. Jadwal pemasangan system penyangga didasarkan pada kondisi lapangan dan akan diinformasikan lebih lanjut.
2)
Setelah persetujuan teknik, dilakukan pemasangan spacer blocks dan memulai pemasangan bekisting menggunakan material plywood. Pastikan kembali posisi bekisting kokoh dan kuat.
3)
Setelah pemasangan bekisting selesai, kemudian dilakukan pengecekan posisi koordinat bekisting oleh surveyor. Setelah posisinya tepat maka pekerjaan selanjutnya dapat dilakukan.
4)
Setelah
pemasangan
bekisting
selesai,
bersihkan
bekisting
dengan
menggunakan compressor udara. Surveyor memberikan tanda untuk ketinggian beton (pengecoran). Setelah semua selesai, kemudian meminta request untuk persetujuan inspeksi teknik, Segera lakukan perbaikan apabila diinstruksikan, setelah itu request untuk inspeksi kembali. 6.8.
Pengecoran Tahap 1 1) Setelah disetujui oleh engineer, dilakukan pengecoran dengan cara menuangkan adonan beton dari truk mixer ke concrete pump yang dilengkapi sunny hose (D200-mm). Tinggi maksimum pengecoran yang diizinkan adalah 1,5 m dan tidak boleh melebihi syarat yang diizinkan. Konsistensi beton dan spesimen tes harus di ccek dan disiapkan sebelum pengecoran. 2) Pengecoran pier head
tahap 1. Pengecoran Pier head Tahap satu ini
pengecoran pada bagian bawah 3) Pemadatan pengecoran dilakukan dengan menggunakan elektrik atau mesin vibrator. 6.9.
Pemasangan Bekisting Tahap 2 1) Tahap pertama yang dilakukan adalah perakitan sistem penyangga / Shoring yang menumpu pada sleeper atau material lain yang kokoh. Jadwal
hal. 9
DIVISI VII
INDUSTRI KONSTRUKSI
Gedung Waskita Lt.5, Jl. MT. Haryono Kav. No. 10 Cawang – Jakarta 13340 ● Telp. (021) 8198158, 8191617 ● Fax (021) 8190455 ●
[email protected] ● www.waskita.co.id
pemasangan system penyangga didasarkan pada kondisi lapangan dan akan diinformasikan lebih lanjut. 2) Setelah persetujuan teknik, dilakukan pemasangan spacer blocks dan memulai pemasangan bekisting menggunakan material plywood. Pastikan kembali posisi bekisting kokoh dan kuat. 3) Setelah pemasangan bekisting selesai, kemudian dilakukan pengecekan posisi koordinat bekisting oleh surveyor. Setelah posisinya tepat maka pekerjaan selanjutnya dapat dilakukan. 4) Setelah
pemasangan
bekisting
selesai,
bersihkan
bekisting
dengan
menggunakan compressor udara. Surveyor memberikan tanda untuk ketinggian beton (pengecoran). Setelah semua selesai, kemudian meminta request untuk persetujuan inspeksi teknik, Segera lakukan perbaikan apabila diinstruksikan, setelah itu request untuk inspeksi kembali. 6.10.
Pengecoran Tahap 2
1) Setelah disetujui oleh engineer, dilakukan pengecoran dengan cara menuangkan adonan beton dari truk mixer ke concrete pump yang dilengkapi sunny hose (D200-mm). Tinggi maksimum pengecoran yang diizinkan adalah 1,5 m dan tidak boleh melebihi syarat yang diizinkan. Konsistensi beton dan spesimen tes harus di ccek dan disiapkan sebelum pengecoran. 2) Pengecoran pier head
tahap 2. Pengecoran Pier head Tahap satu ini
pengecoran pada bagian atas. 3) Pemadatan pengecoran dilakukan dengan menggunakan elektrik atau mesin vibrator.
hal. 10
DIVISI VII
INDUSTRI KONSTRUKSI
Gedung Waskita Lt.5, Jl. MT. Haryono Kav. No. 10 Cawang – Jakarta 13340 ● Telp. (021) 8198158, 8191617 ● Fax (021) 8190455 ●
[email protected] ● www.waskita.co.id
Gambar 7. Tahapan Pengecoran 6.11.
Pembongkaran Bekisting Pembongkaran bekisting dilakukan paling cepat setelah umur beton 14
(empat belas) hari. Segera setelah bekisting dibongkar permukaan difinishing dan di curing. 6.12.
Pembongkaran Bekisting Curing dilakukan setelah setting time. Curring dilakukan dengan cara
membasahi permukaan beton dengan air secara berkala supaya selalu lembab selama masa perawatan, atau dengan ditutup menggunakan plastic atau karung basah.
hal. 11
DIVISI VII
INDUSTRI KONSTRUKSI
Gedung Waskita Lt.5, Jl. MT. Haryono Kav. No. 10 Cawang – Jakarta 13340 ● Telp. (021) 8198158, 8191617 ● Fax (021) 8190455 ●
[email protected] ● www.waskita.co.id
Beton tetap dijaga basah selama minimal 7 hari secara terus menerus. Untuk permukaan Vertikal, curing dilakukan segera setelah bekisting dibuka. Curing
menggunakan
compound
yang
disemprotkan
secara
merata
ke
permukaan beton dengan alat penyemprot hama. 7. Sistem Sosrobahu Untuk menghindari gangguan lalu lintas di Jalan Alternatif Transyogi, maka sistem pekerjaan pier head dibuat menggunakan sistem Sosrobahu. Sistem Sosrobahu adalah teknik konstruksi yang digunakan untuk memutar pier head. Dengan teknik ini, lengan jalan layang diletakkan sejajar dengan jalan (seperti gambar dibawah), dan kemudian diputar 90o sehingga proses konstruksi tidak mengganggu lalu lintas jalan dibawahnya.
Gambar 8. Flowchart
hal. 12
DIVISI VII
INDUSTRI KONSTRUKSI
Gedung Waskita Lt.5, Jl. MT. Haryono Kav. No. 10 Cawang – Jakarta 13340 ● Telp. (021) 8198158, 8191617 ● Fax (021) 8190455 ●
[email protected] ● www.waskita.co.id
7.1.
Deskripsi Pekerjaan 1. Pemasangan Cakram Sosrobahu dilakukan setelah pekerjaan Pier selesai. 2. Setelah pemasangan Cakram sosrobahu selesai baru dilanjutkan dengan Pekerjaan Pier Head yang telah di jelaskan di atas. 3. Setelah Pekerjaan Pier Head Selesai dan beton telah matang, baru di lakukan pemutaran pier head jauh 90ᵒ
Gambar 9. Ilustrasi Letak Sosrobahu
Gambar 10. Ilustrasi Pemutaran Pier Head
hal. 13