PEDOMAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS PLANTUNGAN TAHUN 2018
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.
Keperawatan Kesehatan Masyarakat merupakan salah satu kegiatan pokok Puskesmas. Keperawatan Kesehatan Masyarakat merupakan sub-sistem dari pelayanan kesehatan masyarakat. Pada dasarnya keperawatan kesehatan masyarakat merupakan sintesa dari konsep keperawatan dengan konsep kesehatan masyarakat yang didukung oleh ilmu-ilmu lainnya. Sasaran kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok khusus, serta masyarakat dalam wilayah kerja Puskesmas. Mengingat luasnya wilayah dan besarnya sasaran, maka untuk mencapai sasaran asuhan keperawatan kesehatan masyarakat menggunakan strategi yaitu; pembinaan keluarga melalui seleksi keluarga, pembinaan kelompok khusus di institusi maupun tempat tertentu, pembinaan keluarga melalui tindak lanjut kasus, serta penanganan kasus-kasus resiko tinggi baik di Puskesmas/ Puskesmas Perawatan maupun di rumah. Dengan strategi tersebut maka dapat di tentukan prioritas sasaran yang membutuhkan pelayanan. Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat secara luas telah dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia sejak tahun 1980, namun dari hasil penilaian stratifikasi pada akhir tahun 2000, belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Diperkirakan penyebabnya adalah: 1] Kemampuan dan ketrampilan tenaga keperawatan dalam melaksanakan keperawatan kesehatan masyarakat belum memadai.Kerjasama tim dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat belum tergalang dengan baik. 2] Sasaran pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat sebagian besar berada diluar gedung puskesmas. Untuk dapat mencapai sasaran diperlukan sarana pendukung yang memadai yaitu: sarana transportasi, dana, waktu yang cukup, disamping sarana penunjang lainnya berupa peralatan dan alat-alat pencatatan/ pelaporan. Tersedianya sarana tersebut masih sangat terbatas.
1
3] Untuk meningkatkan mutu pelayanan, metoda yang digunakan adalah proses keperawatan. Metoda ini masih merupakan hal baru terutama untuk tenaga-tenaga keperawatan terdahulu, sehingga perlu pengenalan dan pelatihan-pelatihan untuk dapat memahami dan kemudian menggunakannya dalam memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan. Keadaan ini merupakan salah satu factor yang menghambat pelaksanaan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat di Puskesmas. Berbagai masalan dan kendala yang ada perlu mendapat perhatian serta pemecahan agar pelayanan dapat lebih baik. Upaya pemecahan menjadi tanggung jawab semua pihak yang terkait. Sedangkan Puskesmas sebagai pelaksana terdepan upaya keperawatan kesehatan masyarakat, perlu mengambil langkah-langkah agar kegiatan yang dilaksanakan dapat berdaya guna dan berhasil guna. PENGERTIAN Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah: Upaya yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan,peningkatan dan pencegahan secara berkesinambungan,tanpa mengabaikan pelayanan pengobatan dan pemulihan,secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu,keluarga,kelompok serta masyarakat sebagai suatu kesatuan utuh,melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal,sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya. B.Tujuan Pedoman. Tujuan Pedoman merupakan acuan/ kewenangan petugas perkesmas dalam melaksanakan kegiatan baik di dalam atau diluar gedung Puskesmas mempunyai batasan sesuai dengan penatalaksanaan keperawatan kesehatan masyarakat. Adapun tujuan program Perkesmas secara umum yaitu; Untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara menyeluruh dalam memelihara kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal secara mandiri. Sedangkan tujuan khusus dari Program Perkesmas yaitu: 1.Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat. 2.Meningkatkan kemampuan individu,keluarga,kelompok khusus dan masyarakat untuk melaksanakan upaya keperawatan dasar, dalam rangka mengatasi masalah kesehatan. 3.Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan.
2
4.Terlayaninya kelompok khusus/ panti yang memelukan pembinaan dan asuhan keperawatan dasar. 5.Terlayaninya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindak lanjut dan asuhan keperawatan di rumah. 6.Terlayaninya kasus-kasus tertentu, termasuk kelompok resiko tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di Puskesmas dan di rumah. C.Sasaran Pedoman. Sasaran pedoman ditujukan kepada semua karyawan Puskesmas Plantungan, baik tenaga medis, paramedis maupun non medis yang berhubungan langsung dengan kegiatan program Perkesmas, agar dalam penatalaksanaannya sesuai dengan dasar-dasar kebutuhan hidup sehat di masyarakat. Adapun sasaran pedoman pelayanan Keperawatan adalah: Keseluruhan fungsi, tugas,kegiatan dan tanggung jawab yang dilaksanakan oleh seorang tenaga keperawatan dalam praktek profesinya dimanapun ia berada. Begitu juga mengenai sasaran pedoman Asuhan Keperawatan meliputi: Bantuan,bimbingan,penyuluhan,pengawasan
kepada
penderita
yang
tidak
mampu,tidak
tahu,tidak mau mengatasi masalah kesehatannya,atau perlindungan yang dilaksanakan secara professional oleh tenaga keperawatan berdasarkan kebutuhan penderita untuk meningkatkan kemampuannya hidup mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kegiatannya mencakup; peningkatan,pencegahan,pengobatan dan pemulihan. Sedangkangkan sasaran pedoman Proses Keperawatan yaitu; Suatu kerangka operasional dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang berupa rangkaian kegiatan secara sistematis sehingga penderita mampu mandiri dalam mengatasi masalah kesehatannya. Rangkaian kegiatan dalam proses keperawatan berjalan berkesinambungan secara dinamis dalam suatu siklus melalui tahapan pengkajian,pelaksanaan dan penilaian. Dalam proses keperawatan,tenaga keperawatan tidak bekerja sendiri,tetapi mengikutsertakan klien secara aktif,baik sebagai obyek maupun sebagai subyek. Peran tenaga keperawatan makin lama makin berkurang sampai akhirnya klien mampu mandiri mengatasi masalah kesehatannya. D.Ruang lingkup Pedoman. a. Ruang Lingkup.
3
Asuhan
Keperawatan
Kesehatan
Masyarakat
adalah
pelayanan
keperawatan
paripurna,ditujukan kepada penderita yaitu; individu,keluarga,kelompok khusus,dan masyarakat di dalam gedung Puskesmas maupun di luar gedung Puskesmas baik dalam keadaan sehat maupun sakit. 1] Pelayanan yang diberikan kepada individu baik di Puskesmas maupun di rumah keluarga berupa
asuhan
keperawatan
kepada
penderita
dari
berbagai
tingkat
umur,tumbuh
kembang,kondisi kesehatan dan jenis kelamin. Individu yang membutuhkan pelayanan keperawatan adalah; a] Penderita yang memerlukan pelayanan tindak lanjut yaitu; 1- Penderita yang seharusnya dirujuk ke rumah sakit/ Puskesmas tetapi karena berbagai sebab tidak dapat dilaksanakan dan penderita tersebut perlu ditangani dirumah keluarga. 2- Penderita yang pulang dari perawatan baik di rumah sakit, Puskesmas dengan tempat perawatan atau institusi pelayanan kesehatan lain dan masih memerlukan pelayanan tindak lanjut. b] Penderita golongan resiko tinggi yang belum perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan lebih tinggi [rumah sakit] dan masih bias ditangani oleh Puskesmas baik di Puskesmas dengan tempat perawatan maupun di rumah keluarga. c] Seseorang yang karena kebutuhan kesehatannya memerlukan bimbingan serta pengawasan misalnya; bayi,anak balita,ibu hamil dan usia lanjut. 2] Pelayanan yang diberikan kepada keluarga,diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat dan berfungsi secara menyeluruh. Oleh karena jumlah keluarga tidak seimbang dengan jumlah tenaga keperawatan yang ada di Puskesmas,maka harus dipilih dan diprioritaskan keluarga yang benar-benar menbutuhkan pengawasan kesehatan serta asuhan keperawatan yaitu; a] Keluarga dengan status social ekonomi rendah dan mempunyai masalah kesehatan serta resiko tinggi untuk terserang penyakit. b] Keluarga yang mempunyai anggota keluarga sakit dan memerlukan bantuan asuhan keperawatan. c] Keluarga yang menghadapi masalah kesehatan/ masalah lainnya yang terkait yang dapat dibantu oleh tenaga keperawatan. 3] Pelayanan kepada kelompo khusus bertujuan untuk membantu kelompok khusus yang mempunyai masalah kesehatan tertentu. Pelayanan yang diberikan mencakup kegiatan penyulhan kesehatan termasuk penemuan kasus secara dini. 4
Adapun kelompok khusus yang menjadi sasaran pelayanan keperawatan adalah; a] Kelompok dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat tahap perkembangan dan pertumbuhannya seperti; ibu hamil,bayi baru lahir,anak balita, usia sekolah,usia laanjut. b]
Kelompok dengan masalah kesehatan khusus yang membutuhkan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan misalnya; penderita penyakit menular [TB,Lepra,Kelamin dan lain-lain] dan penyakit tak menular [Jantung,DM,cacat fisik,gangguan mental dan lain-lain]. c]
Kelompok
yang mempunyai
resiko
terserang penyakit.Misalnya WTS,perokok
berat,penyalahgunaan obat/ narkotika,kelompok-kelompok pekerja tertentu. d]
Lembaga social,perawatan dan rehabilitasi misalnya; panti wreda,panti asuhan,pusat
rehabilitasi [cacat fisik/ mental,narkotika dan lain-lain],penitipan balita. 4] Pelayanan pada tingkat masyarakat adalah; baik pada masyarakat dalam lingkup kecil sampai masyarakat luas dalam wilayah kerja Puskesmas. Masyarakat dapat dibatasi oleh batas-batas wilayah
[RT,RW/RK,Desa,Kecamatan]
atau
masyarakat
dalam
ciri-ciri
tertentu;
budaya,kepercayaan,pekerjaan dan sebagainya. Untuk menggali masalah di masyarakat diperlukan informasi tentang kejadian dan kondisi lingkungan,social ekonomi,serta prilaku masyarakat. Misalnya incidens dan prevalensi penyakit,sikap masyarakat terhadap kesehatan, dan sebagainya. Informasi tersebut dapat diperoleh dengan mengumpulkan data kependudukan [vital statistic,struktur dan karakteristik penduduk dan lain-lain],data tentang pola penyakit, dan data lain tentang lingkungan social budaya masyarakat. Dalam merumuskan masalah harus jelas disebutkan apa yang menjadi masalah,target
pencapaian,tempat
kejadian
dan
waktu.
Dalam
menangani
masalah
masyarakat,masyarakat harus dilibatkan baik melalui lembaga kemasyarakatan maupun tokoh masyarakat. E.Batasan Operasional Pelaksanaan keperawatan kesehatan masyarakat menggunakan metoda pendekatan PROSES KEPERAWATAN,sesuai dengan tahapannya. Yaitu; pengkajian,perencanaan,pelaksanaan dan penilaian.
5
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A.Kualifikasi Sumber Daya Manusia. Semua karyawan Puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat mulai dari Kepala Puskesmas, penanggung jawab UKP, penanggung jawab UKM,dan seluruh karyawan. Penanggung jawab UKM Perkesmas merupakan coordinator dalam penyelenggaraan kegiatan Perkesmas di wilayah kerja Puskesmas Plantungan. Dalam tim Perkesmas Puskesmas Plantungan terdiri dari kepala Puskesmas,programmer Perkesmas, petugas laboratorium,petugas gizi,perawat,bidan,petugas sanitasi dan petugas promosi kesehatan. Dalam pemberdayaan program pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat perlu melibatkan sector terkait yaitu; Camat,sector Keluarga Berencana,sector Pendidikan,sector social yang membina kaum remaja melalui kelompok karang taruna,kelompok masyarakat peduli kesehatan dan sector agama yang berperan membina kaum remaja dan masyarakat dalam menjalankan kehidupan yang berperilaku sehat serta sector terkait lainnya dengan kesepakatan masingmasing dalam program Perkesmas. B.Distribusi Ketenagaan. Pengaturan dan penjadwalan kegiatan program Perkesmasdi lakukan oleh penanggung jawab UKP, UKM dan semua karyawan Puskesmas yang dikoordinir oleh penanggung jawab UKM Perkesmas sesuai dengan kesepakatan. C.Jadwal Kegiatan Jadwal pelaksanaan kegiatan Perkesmas disepakati dan disusun bersama dengan lintas program terkait dalam mini lokakarya Puskesmas dan lintas sector yang terkait.
6
BAB III STANDAR FASILITAS.
A.Denah ruang. Untuk memudahkan koordinasi pelaksanaan kegiatan Perkesmas yang dilakukan oleh penanggung jawab UKM Perkesmas yang menempati ruang Perkesmas dari gedung Puskesmas Plantungan.
R.Ka TU
Bendahara RTK
Bendahara JKN
Gudang Obat
Ruang Arsip
R.PERKESMAS
Bendahara
Bendahara
Bendahara
Pengeluaran
Penerimaan
BOK
B.Standar Fasilitas 1.Pedoman Kerja Puskesmas Dalam Program Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat. 2.Meja kerja dan dua kursi. 3.Seperangkat Komputer 4.Seperangkat Printer 5.Satu set Lemari Besi.
7
BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN
A.Lingkup Kegiatan 1.memberikan pelayanan kepada klien/ penderita yang memeriksakan diri di Puskesmas. 2.melakukan kunjungan rumah [home visit] kepada keluarga,kelompok dan masyarakat. 3.memberikan pelayanan kepada kelompok khusus yang bertujuan untuk membantu mengatasi masalah kesehatan tertentu. 4.memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup kecil sampai masyarakat luas dalam wilayah kerja Puskesmas.
B.Metode Metode untuk pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat menggunakan metode pendekatan Proses Keperawatan sesuai dengan tahapannya. 1].PENGKAJIAN Kegiatan dalam tahap ini adalah; a].Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah bagian dari tahap pengkajian yang merupakan landasan dari proses keperawatan. Pengkajian bio-psiko-sosial-spiritual penderita yang dilakukan dengan cermat, akan memudahkan perumusan identifikasi status kesehatan masyarakat menjadi diagnosis keperawatan. Data dapat bersifat statis artinya relatif tetap.Misalnya; nama,jenis kelamin,pekerjaan, dan lain sebagainya; namun dapat bersifat dinamis artinya berubah-ubah tergantung keadaan penderita misalnya, status kesehatan,data vital individual,perilaku dan lain sebagainya. Data dapat dikelompokkan dalam kelompok 2 kelompok besar yaitu; 1] Data Umum. Menghimpun informasi tentang identitas anggota keluarga. Data umum meliputi antara lain; nama,umur,jenis kelamin,pekerjaan,pendidikan,riwayat kesehatan,termasuk di
8
dalamnya informasi tentang prilaku keluarga terhadap pola hidup sehat serta informasi tentang sumber daya yang tersedia pada keluarga. 2] Data Lingkungan. Menghimpun informasi tentang keadaan lingkungan keluarga,baik fisik maupun sosial budaya..Data lingkungan meliputi antara lain; keadaan rumah,halaman,prilaku dalam keluarga [hubungan antar anggota keluarga] dan masyarakat [arisan,pengajian dan lain-lain]. Tehnik mengumpulkan data dapat dilakukan melalui interaksi [hal-hal yang diungkapkan penderita atau orang lain],pengamatan dan pengukuran dengan instrument/ alat. b] Analisis untuk identifikasi masalah. Dalam hal ini tenaga keperawatan bersama penderita mencoba menggali kesenjangan antara hal-hal yang diharapkan dan hal-hal yang terjadi dalam keluarga berdasarkan data/ informasi yang telah dikumpulkan. Kemudian hasil analisis itu dirumuskan sebagai masalah-masalah yang perlu ditanggulangi. Masalah yang timbul mungkin bukan masalah kesehatan. Oleh sebab itu perlu dilakukan penetapan prioritas masalah. Dalam penetapan prioritas harus dilakukan pembobotan. Salah satu cara pembobotan adalah dengan mempertimbangkan factor-faktor besarnya masalah,derajat keparahan akibat masalah,ketersediaan sumber daya,kebutuhan penderita,dan kemungkinan masalah dapat diatasi secara tehnis oleh tenaga keperawatan. Hasil dari penetapan prioritas dirumuskan menjadi diagnosis keperawatan. Masalah-masalah yang tidak dapat ditanggulangi secara tehnis oleh tenaga keperawatan dapat diryjuk kepata tenaga tehnis kesehatan lain, baik lintas program atau lintas sector misalnya,masalah medis kepada dokter,masalah lingkungan dan sanitasi kepada petugas sanitasi,masalah konlik keluarga kepada petugas social atau lembaga keagamaan dan lain sebagainya. Diagnosis keperawatan merupakan; -dasar untuk menetapkan tujuan untuk selanjutnya menjadi bahan penyusunan rencana keperawatan [renpra]. -kesimpulan yang dinyatakan sebagai pernyataan yang jelas,padat,dan pasti tentang masalahmasalah atau respon dan situasi klien secara menyeluruh serta dapat ditanggulangi secara tehnis oleh tenaga keperawatan. Dalam merumuskan diagnosis keperawatan terdapat kemungkinan rumusannya lebih dari satu karena sangat tergantung keadaan penderita pada saat itu.Pada kasus-kasus individu,diagnosis keperawatan sangat dinamis.Hal ini jelas membedakannya dengan diagnosis medis.Contoh; seorang pasien didiagnosis secara medis “obsevasi Thypoid”.Diagnosis medis ini kemungkinan 9
tetap sama sampai dengan pasien sembuh.Tetapi untuk kasus yang sama,diagnose keperawatannya kemungkinan satu adalah “gangguan rasa nyaman sehubungan dengan suhu tubuh yang tinggi”,disamping diagnosis-diagnosis lainnya.Beberapa waktu kemudian terdapat kemungkinan diagnosis keperawatan tersebut tidak menjadi masalah lagi karena respons pasien sudah berubah. Mungkin diagnose keperawatan yang sebelumnya tidak ada bertambah menjadi “gangguan rasa nyaman sehubungan dengan terganggunya fungsi eliminasi”,demikian seterusnya. 2].PERENCANAAN. Tahap perencanaan dari proses keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan tenaga keperawatan bersama-sama penderita menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu penderita,memulihkan,memelihara atau meningkatkan kesedarannya. Langkah-langkah dalam perencanaan adalah; penetapan tujuan dan sasaran serta rencana keperawatan [renpra]. Tujuan dan sasaran merupakan rumusan hasil yang ingin dicapai dalam mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan dan dapat diukur keberhasilannya. Renpra berisi urutan kegiatan yang dirancang sebagai pedoman melaksanakan pemberian asuhan/ tindakan keperawatan untuk mencapai tujuan. Renpra yang baik memberi arah dan merupakan sumber informasi bagi seluruh anggota tim kesehatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun renpra adalah; -mencantumkan waktu [tanggal/ pukul] dan nama atau kode tenaga keperawatan yang menyusun renpra tersebut. -meliputi aspek-aspek preventif,promotif,kuratif,dan rehabilitative untuk mengatasi masalah. -disusun dengan mempertimbangkan masalah dan sumber daya [dana,sarana,dan tenaga] yang tersedia. -disusun sistimatis dengan urutan prioritas. -memperhatikan atau berfokus pada kepentingan penderita.
3].PELAKSANAAN. Langkah-langkah dalam pelaksanaan meliputi persiapan dan pelaksanaan itu sendiri.Dalam persiapan perlu diperhatikan persiapan petugas dan persiapan penderita.
10
Dalam persiapan petugas perlu dipertimbangkan kemampuan petugas dalam supervise,komunikasi,motivasi,kepemimpinan,dan pengambilan keputusan. Dalam persiapan penderita perlu dipertimbangkan keterlibatan pihak-pihak diluar penderita,baik lintas program maupun lintas sector dan keadaan penderita itu sendiri. Pada langkah pelaksanaan kegiatan,disamping petugas melaksanakan upuya untuk mencapai tujuan,petugas harus memperhatikan aspek hukum dan etika dan berusaha mencegah komplikasi yang mungkin timbul dalam asuhan keperawatan yang diberikan.
4].PENILAIAN Penilaian selalu berkaitan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai [out-put].Namun penilaian juga meliputi penilaian input,dan proses.Jadi selain menilai apakah tujuan berhasil dicapai juga perlu dinilai apakah proses pengkajian,perencanaan,dan pelaksanaan sudah berjalan baik.Selain itu dinilai juga apakah input sudah cukup atau masih kurang lengkap dan lain sebagainya.Dalam tahapan ini petugas harus membuat pencatatan dan pelaporan serta identifikasi masalah-masalah sebagai bahan [input] pengkajian berikutnya. Dalam penerapan proses keperawatan di Puskesmas maka seharusnya kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan tahapan yang telah diuraikan sebelum ini.Namun karena terbatasnya sumber daya di Puskesmas baik tenaga [kuantitas dan kualitas],dana,maupun sarana,maka pada pelaksanaannya dapat dimodifikasi menjadi lebih sederhana sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada dengan catatan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip proses keperawatan.
C.Langkah Kegiatan
Kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat dapat di kelompokkan dalam 2 bagian besar yaitu; 1.Kegiatan dalam gedung Puskesmas. Di Puskesmas sebagai pelaksana perawatan,melakukan kegiatan-kegiatan antara lain; [a].Mengawasi persiapan/ mempersiapkan pelayanan -di poliklinik rawat jalan -di tempat pelayanan KIA/KB -di tempat pelayanan-pelayanan lainnya [poli mata,kesehatan jiwa dan lain bila ada. 11
Kegiatannya berupa -mengawasi kebersihan lingkungan tempat pelayanan -mengatur tata ruang tempat pelayanan untuk memudahkan dan memperlancar pelayanan yang diberikan kepada pasien -memeriksa persiapan peralatan yang digunakan dalam pelayanan meliputi; = alat-alat kedokteran; termometer,stetoskop,tensimeter,sudip lidah.hammer reflek,alat suntik dan lain-lain. = alat-alat untuk tindakan khusus,misalnya peralatan kesehatan mata,keluarga berencana dan lain-lain. = obat-obatan,vaksin,cairan larutan desinfektan,dan lain-lain. = kartu-kartu dan formulir-formulir yang diperlukan. -menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antar petugas,penderita dan keluarganya. [b].Mengkaji kebutuhan penderita,antara lain; -mengamati keadaan umum pasien. -melaksanakan anamnesa -melaksanakan pemeriksaan tertentu. [c].Melakukan tindakan darurat sesuai dengan kebutuhan pasien dalam batas kewenangannya,khususnya pada pasien gawat darurat. [d].Membantu penderita selama pemeriksaan ataupun tindakan yang dilakukan oleh dokter. [e].Melakukan tindakan pengobatan sebagai kegiatan pelimpahan wewenang sesuai dengan program pengobatan yang telah ditentukan meliputi obat oral,obat luar,parenteral,per rectal. [f].Memberikan penyuluhan baik kepada penderita,keluarganya maupun pada pengunjung Puskesmas,sesuai dengan kebutuhan. [g].Merujuk penderita pada anggota tim kesehatan lainnya,baik didalam gedung Puskesmas maupun untuk penanganan tindak lanjut di rumah sesuai dengan perencanaan. [h].Melaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan sistim yang berlaku. [i].Memelihara alat serta bahan-bahan yang digunakan dalam keadaan siap pakai sesuai dengan tata cara yang ditetapkan. 12
2.Kegiatan di Luar Gedung Puskesmas. Mengingat sasaran kegiatan Perawatan Kesehatan Masyarakat begitu besar dan berada dalam wilayah Puskesmas yang kadang-kadang secara geografis sulit di jangkau dari lokasi Puskesmas, maka perlu di bentuk suatu tim kerja. Tim tersebut merupakan tim yang harus dapat bekerja sama secara terpadu baik lintas program maupun lintas sektoral. Penggalangan kerjasama Tim tersebut dilaksanakan dalam lokakarya mini Puskesmas.Melalui kerjasama Tim ini dilibatkan semua tenaga keperawatan [perawat kesehatan,bidan] dalam kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat di wilayah binaannya masing-masing,sehingga dengan cara ini seluruh wilayah Puskesmas dapat tercakup pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.Tidak kurang pentingnya adalah dukungan/ peran serta aktif masyarakat melalui kegiatan kelompok dasa wisma yang ada atau kelompok-kelompok masyarakat yang lain. Kegiatan di Luar Gedung tersebut dilakukan berdasarkan hasil pengkajian data yang di kumpulkan, diprioritaskan kepada; a].Pembinaan keluarga rawan. Khususnya keluarga-keluarga yang berpenghasilan rendah yang bwlum memanfaatkan pelayanan kesehatan dan dalam keluarga tersebut salah satu diantaranya terdapat; ibu hamil/ menyusui,usia lanjut diatas 60 tahun,penderita-penderita penyakit kronis.Dengan mencakup ibu hamil dan ibu menyusui,sekaligus dapat juga dicakup bayi dan anak balita di keluarga bila ada. Dengan melakukan pembinaan keluarga rawan,maka diharapkan keluarga-keluarga yang semula belum memanfaatkan pelayanan kesehatan khususnya mereka yang mempunyai ibu hamil,menyusui,balita akan dapat dicakup dalam pelayanan kesehatan. b].Pembinaan kelompok khusus termasuk Panti. Pembinaan dilaksanakan oleh petugas kesehatan yang perencanaannya di susun bersama-sama dengan penanggung jawab Program Perkesmas dengan bantuan kepala Puskesmas.Pembinaan dilaksanakan menurut rencana yang disusun berdasarkan permasalahan yang dihadapi. Adapun tujuan Pembinaan; -Meningkatkan kesehatan -Mencegah timbulnya penyakit. -Menemukan kasus secara dini,mempercepat penyembuhan,dan mencegah komplikasi dan kecacatan.
13
-Meningkatkan kemampuan untuk mengatasi masalah kesehatan. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui kerja sama lintas program dan lintas sektoral. c].Penderita yang berobat di Puskesmas dan dirujuk,sehingga terhadap kasus-kasus tersebut perlu mendapat tindak lanjut perawatan dirumah. Kasus-kasus yang mendapatkan pelayanan keperawatan tindak lanjut di rumah di prioritaskan kepada; -kasus-kasus penyakit kronis yang perlu penanganan lama,untuk mencegah putus berobat. -penyakit-penyakit menular wabah. -kelainan jiwa dan penyalahgunaan obat/ narkotika. -kasus-kasus yang memerlukan upaya rehabilitasi. -kasus-kasus pasca perawatan di Puskesmas,RS atau institusi kesehatan lain yang masih memerlukan perawatan tindak lanjut di rumah. -kasus-kasus lain yang dianggap perlu mendapat perawatan tindak lanjut. Diharapkan kasus-kasus yang ditangani dapat mencapai jumlah target yang ditetapkan secara nasional dalam stratifikasi Puskesmas. d].Penanganan kasus-kasus resiko tinggi di rumah penderita. Kasus-kasus resiko tinggi yang ditangani adalah kasus-kasus resiko tinggi yang ada di wilayah kerja Puskesmas. Seleksi kasus dapat dilaksanakan di Puskesmas,Puskesmas Pembantu,Pusling,Posyandu,maupun waktu melakukan kunjungan rumah. Banyaknya kasus resiko tinggi yang ditangi diperhitungkan dengan kemampuan sumber daya pendukung yaitu; tenaga,dana,sarana,dan pendukung lain serta bobot masalah yang dihadapi. e].Kunjungan pembinaan dan pelayanan melalui Posyandu. Tujuan pelayanan perawat di Posyandu sejalan dengan tujuan dari upaya keperawatan kesehatan masyarakat yaitu; meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal dan mandiri. Dari hasil pengamatan kegiatan di Posyandu ini dapat dilakukan tindak lanjut pembinaan terhadap sasaran yitu; individu,keluarga maupun masyarakat dalam wilayah Posyandu. Agar kegiatan-kegiatan tersebut diatas [pembinaan keluarga rawan,kelompok khusus termasuk Panti,perawatan tindak lanjut kasus dan resiko tinggi dirumah] dapat dilaksanakan oleh perawat
14
kesehatan dengan cara; melakukan kunjungan rumah,kunjunan panti/ kelompok khusus dan melakukan perawatan orang sakit dirumah,di panti atau tempat lain [bagi kelompok khusus]. 4.PENCATAN DAN PELAPORAN. Untuk memantau dan menilai hasil kegiatan,cakupan terhadap sasaran dan target serta mengidentifikasi permasalahan dan hambatan yang ada, perlu adanya pencatatan kegiatan serta hasilnya. Pencatatan dilakukan di semua tempat pemberian pelayanan dengan menggunakan format yang telah ditetapkan serta buku-buku bantu misalnya catatan perawatan orang sakit di rumah dan sebagainya. Dari pencatatan ini perawat dapat mengetahui kegiatan-kegiatan yang telah,sedang dan belum dapat dilaksanakan,menilai permasalahan danmembuat laporan triwulan Puskesmas menurut SP2TP. Tiap akhir bulan,hasil kegiatan serta masalah dan hambatan yang ada dibahas dalam lokakarya mini Puskesmas bersama sama dengan semua kegiatan Puskesmas,untuk dapat disusun rencana kegiatan bulan yang akan datang. Pada akhir tahun dilakukan penilaian hasil kegiatan berdasarkan Pedoman Stratifikasi Puskesmas. Disamping kegunaan diatas,catatan kegiatan juga digunakan untuk memperhitungkan angka kredit Jabatan Fungsional. BAB V LOGISTIK Kebutuhan dan dana logistik untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat dirumuskan dan direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini Puskesmas dengan lintas program serta lintas sektoral sesuai dengan tahapan kegiatan dan metode pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat yang akan dilaksanakan.
BAB VI KESELAMATAN SASARAN Dalam penyusunan perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan Perawatan Kesehatan Masyarakat,perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko terhadap kemungkinan yang dapat terjadi saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
15
BAB VII KESELAMATAN KERJA
Dalam penyusunan perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat, perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan Puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
Kinerja pelaksanaan kegiatan pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat,dimonitor dan di evaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut: a. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal. b. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan. c. Ketepatan metode yang digunakan. d. Tercapainya indicator kegiatan Perkesmas. Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap sebulan sekali.
BAB IX PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan Puskesmas Plantungan dan lintas sektoral terkait dalam pelaksanaan dan pembinaan pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip proses pembelajaran dan manfaat. Keberhasilan kegiatan pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian dan peran serta aktif masyarakat dalam bidang kesehatan. 16
17