BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi, kemajuan teknologi dan informasi dewasa ini menyebabkan masyarakat dengan cepat dapat menyerap berbagai informasi. Informasi tersebut membawa perubahan terhadap pengetahuan, cara pandang, sikap dan pola hidup masyarakat. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan status sosial, maka terjadi pula perubahan perilaku konsumen di bidang kesehatan yaitu masyarakat semakin menuntut akan mutu pelayanan, maka fungsi pelayanan kesehatan termasuk pelayanan dalam rumah sakit secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien serta memberi kepuasan terhadap pasien, keluarga maupun masyarakat. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang sangat kompleks karena bersifat padat modal, padat tenaga kerja, padat teknologi dan juga padat masalah. Peran rumah sakit semakin luas karena memiliki fungsi sosial sebagai penyedia layanan kesehatan, sekaligus fungsi komersial sebagai industri jasa kesehatan. Melakukan standarisasi pelayanan melalui akreditasi rumah sakit dan pengendalian biaya kesehatan dalam era jaminan kesehatan nasional adalah pilihan yang harus dilakukan. Untuk menjawab tantangan tersebut maka diperlukan Pedoman Pengorganisasian Panitia tranfusi RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal.
B. Tujuan
Pedoman pengorganisasian Panitia tranfusi RSI PKU Muhammadiyah Kabupaten Tegal bertujuan untuk : 1.
Sebagai pedoman dalam menggerakkan Panitia tranfusi dalam rangka memberikan pelayanan kepada pasien, keluarga pasien, dan pengunjung. pengunjung.
2.
Sebagai acuan jajaran yang berada di Intensive Care Unit dan Instalasi Gawat Darurat dalam melaksanakan program kerja dan kegiatan sehari-hari.
3.
Untuk memberikan arah dalam memberikan pelayanan yang bermutu dan berkualitas.
C. Ruang Lingkup
Pedoman pengorganisasian
Panitia tranfusi
ini meliputi penataan organisasi,
jabatan, ketenagaan, mekanisme kerja dan penataan administrasi bagi jajaran. Selain itu, sebagai pelimpahan kewenangan dan kemandirian di Panitia tranfusi , maka pedoman ini juga berlaku secara umum di RSI PKU Muhammadiyah Kabupaten Tegal dan bagian lain dapat saling menghormati kewenangan dan kemandirian masing-masing bagian dengan interaksi, komunikasi dan integrasi dalam 1
setiap kegiatan yang berhubungan dengan pasien maupun tidak langsung berhubungan dengan dengan pasien.
2
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
A. Sejarah Berdiri
Diawali dari rumah bersalin Maemunah yang kala itu lebih kondang dengan sebutan RB Cecekan (dibawah pohon Nangka) yang memperoleh sambutan cukup baik dari masyarakat, maka dengan penuh tawakal pada Allah SWT Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tegal berbulat hati dan semangat tinggi berkehendak meningkatkan keberadaan rumah bersalin tersebut menjadi rumah sakit dengan lokasi pembangunan gedungnya diatas tanah wakaf keluarga H. Ali Mukson. Sebagai kelanjutan dari program pengembangan rumah bersalin menjadi rumah sakit, maka usai 2 (dua) tahun RB Maemunah berjalan melaksanakan fungsinya, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tegal memandang perlu mengumpulkan PCM Sekabupaten Tegal pada tanggal 30 Robiul Akhir 1409 H bertepatan dengan tanggal 11 Desember 1988 dalam rangka memberitahukan kebulatan tekad dan niat PDM Kab. Tegal mewujudkan program hasil Musyda Muhammadiyah tahun 1986 yang diselenggarakan di Margasari tentang pembangunan RSI PKU Muhammadiyah Kabupaten Tegal. Adapun dana yang dibutuhkan
untuk kelancaran pembangunan rumah sakit
dimaksud disepakati oleh seluruh PCM Sekabupaten Tegal diambil dari swadaya seluruh warga persyarikatan yang dihimpun oleh PCM setempat yang kemudian disetorkan setiap bulan dengan jumlah dana yang ditetapkan secara bervariasi sesuai dengan kemampuan yang kemudian dilanjutkan dengan menggunakan jasa perbankkan. Pembangunan Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Kabupaten Tegal dimulai dari unit Kandungan dan Kebidanan dan dapat terselesaikan dan diresmikan penggunaannya pada tanggal 25 Jumadil Awal 1410 H / 24 Desember 1989 oleh Drs. Winahto (Bupati KDH Tk. II Tegal).
B. Kondisi Saat ini
Seiring dengan berjalannya waktu, RSI PKU Muhammadiyah Kabupaten Tegal sudah mengabdi kepada masyarakat Kabupaten Tegal dan sekitarnya, dalam setiap langkah tahun yang dijalani, RSI PKU Muhammadiyah Kabupaten Tegal berusaha untuk memberikan yang terbaik. Kini dalam kurun waktu 1(satu) dekade terakhir
mampu
berkembang semakin mantap secara bertahap menjadi salah satu rumah sakit yang diperhitungkan di Kabupaten Tegal pada khususnya. Dengan selalu meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat juga selalu menambah fasilitas-fasilitas yang menunjang baik medis maupun non medis dan dukungan tenaga medis ahli yang professional serta perawat-perawat yang cakap dan 3
senantiasa memberikan pelayanan yang hangat, sopan dan ramah, RSI PKU Muhammadiyah Kabupaten Tegal selalu menjaga dan memelihara kebutuhan akan rasa aman, keyakinan diri dan perasaan senang dari seorang pasien agar senantiasa merasa bahwa kesehatan dirinya benar-benar diutamakan. Kini berbekal pengetahuan dan pengalaman selama lebih dari 25 tahun, RSI PKU Muhammadiyah beroprasi dengan 150 Tempat Tidur ( TT ) dengan BOR rata-rata selama 3 tahun terakhir 80%. Dengan moto “ Bekerja sebagai Ibadah, Ikhlas, Sopan dan Ramah dalam Pelayanan.
4
BAB III VISI, MISI, MOTTO DAN TUJUAN RUMAH SAKIT
A. Visi RSI PKU Muhammadiyah Kabupaten Tegal
Menjadi Rumah Sakit Terpercaya dan Berkualitas dalam Pela yanan Kesehatan.
B. Misi RSI PKU Muhammadiyah Kabupaten Tegal
1.
Memberikan pelayanan yang professional dan Islami.
2.
Meningkatkan Kopetensi Sumber Daya Insani ( SDI ).
3.
Meningkarkan Jejaring antar amal Usaha Kesehatan di Lingkungan Muhammadiyah dan Pelayanan Kesehatan lainnya.
4.
Mengoptimalkan Perkembangan Rumah Sakitl dan peduli kepada kaum Dhuafa.
C. Motto:
Bekerja sebagai Ibadah, Ikhlas, Sopan dan Ramah dalam pelayanan.
D. Tujuan RSI PKU Muhammadiyah Kabupaten Tegal
Mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi kesehatan masyarakat melalui promosi kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara menyeluruh dengan memperhatikan perundang-undangan yang berlaku dengan tidak membedakan sosial ekonomi, agama dan golongan.
5
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RSI PKU MUHAMMADIYAH KABUPATEN TEGAL
6
BAB V STRUKTUR ORGANISASI PANITIA TRANFUSI
DIREKTUR UTAMA
KETUA PANITIA TRANFUSI
Divisi SDM & Diklat
TIM PRIMER
Divisi evaluasi Alat Kesehatan
TIM SEKUNDER
PETUGAS NON MEDIS TERLATIH
BAB V STRUKTUR ORGANISASI PANITIA TRANFUSI
DIREKTUR UTAMA
KETUA PANITIA TRANFUSI
Divisi SDM & Diklat
TIM PRIMER
Divisi evaluasi Alat Kesehatan
TIM SEKUNDER
PETUGAS NON MEDIS TERLATIH
7
BAB VI URAIAN JABATAN
Jabatan yang ada di Panitia tranfusi terdiri dari: Ketua Panitia tranfusi, Sekretaris, Divisi SDM & Diklat, Divisi evaluasi alat kesehatan, Tim Primer, Tim Sekunder, dan Petugas Non Medis Terlatih. Adapun uraian jabatannya adalah sebagai berikut: A. Ketua Panitia tranfusi a. Mengkoordinasi kegiatan Panitia Tranfusi b. Mempimpin rapat / pertemuan c. Menyusun rencana kerja/program kerja d. Menyusun standar operasional prosedur panitia tranfusi e. Mengevaluasi hasil kegiatan panitia tranfusi f. Melaporkan hasil kegiatan panitia tranfusi ke Direktur Utama g. Memantau pelaksanaan kegiatan Panitia tranfusi di Rumah Sakit h. Memberi saran dan pertimbangan kepada Direktur Utama mengenai pelaksaanaan Panitia tranfusi di Rumah Sakit B. Sekretaris a. Melaksanakan kegiatan administrasi Panitia tranfusi b. Mengumpulkan prosedur kerja dari tiap instasi/unit kerja yang terkait c. Membantu tugas dari Ketua Panitia tranfusi d. Membantu dan memantau pelaksanaan Panitia tranfusi di Rumah Sakit e. Mengkoordinator pelaksanaan kegiatan Panitia tranfusi bila koordinator sedang berhalangan f. Memberikan masukan terkait pelaksanaan Panitia tranfusi kepada Ketua Tim C. Divisi SDM & diklat a. Mengadakan sosialisasi Panitia tranfusi untuk semua karyawan dan badan independen di Rumah Sakit b. Mengadakan pelatihan Panitia tranfusi untuk semua karyawan dan badan independen di Rumah Sakit c. Membantu dan memantau pelaksanaan Panitia tranfusi di Rumah Sakit d. Mengevaluasi kemampuan Panitia tranfusi secara berkala, minimal 1 tahun sekali e. Memberikan masukan terkait pelaksanaan Panitia tranfusi kepada Ketua Tim D. Divisi evaluasi alat kesehatan a. Membantu menginventarisasi alat – alat kesehatan yang di gunakan oleh Panitia tranfusi b. Membantu mengusulkan pengadaan alat – alat kesehatan Tim Panitia tranfusi c. Mengevaluasi kondisi alat – alat kesehatan yang di gunakan oleh Panitia tranfusi d. Memberikan masukan terkait pelaksanaan Panitia tranfusi kepada Ketua Tim
8
E.
Tim Primer a. Menyiapkan emergency kit saat ada kejadian henti nafas dan henti jantung b. Memberikan bantuan hidup dasar pada kejadian henti nafas dan henti jantung di ruang perawatan sampai Tim sekunder Panitia tranfusi datang c. Menghubungi Tim sekunder dengan cara telepon
ke no. ext (118) jika terjadi
kejadian henti nafas dan henti jantung d. Menghubungi Ruang ICU apabila diperlukan perawatan lebih lanjut e. Membantu Tim sekunder dalam melakukan bantuan hidup lanjut f. Melakukan pendokumentasian semua kejadian dan tindakan yang di lakukan oleh Tim primer F.
Tim Sekunder a. Menyiapkan Panitia tranfusi kit setelah ada aktivasi Panitia tranfusi b. Menghubungi dokter jaga saat ada aktivasi Panitia tranfusi c. Memberikan bantuan hidup lanjut pada kejadian henti nafas dan henti jantung di Rumah Sakit d. Melakukan dokumentasi semua kejadian dan tindakan yang di lakukan oleh Tim sekunder
G. Petugas Non Medis Terlatih a. Memberikan bantuan hidup dasar kepada pasien henti nafas dan henti jantung di Rumah Sakit b. Menghubungi Tim sekunder dengan cara telepon
ke no. ext (118) jika terjadi
kejadian henti nafas dan henti jantung c. Membantu mengevakuasi korban jika kejadian henti nafas dan henti jantung terjadi di luar area perawatan
9
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA
Tata hubungan kerja di Panitia tranfusi meliput hubungan kerja internal dan antar bagian atau instalasi. 1. Tata hubungan kerja internal Panitia tranfusi 1) Dasar hubungan a. Hubungan kerja antar direksi, manajer dan supervisor dilandasi dan dijiwai oleh nilai ukuwah islamiyah berdasrkan Al qur’an dan Al hadist. b. Direktur Utama menghargai kemandirian Panitia tranfusi didalam pengelolaan kegiatan operasional Panitia tranfusi sehari-hari sesuai dengan tugas, fungsi, wewenang dan tanggungjawab yang telah diamanatkan pada Panitia tranfusi. c. Penyelenggaraan dan pengelolaan di Panitia tranfusi RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal mengacu pada ketentuan kebijakan etika rumah sakit dan job analisis Panitia tranfusi yang terdapat dalam pedoman ini. 2) Penataan jabatan a. Penataan dan pelaksanaan pejabat di Panitia tranfusi dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip
manajeman
islami
dan
mengutamakan
kolegialitas
(kebersamaan) dalam menyelesaikan tanggung jawab, tugas dan kewajibannya. b. Sekretaris yang ditunjuk dapat dan / atau berhak mewakili Ketua Panitia tranfusi pada saat berhalangan sementara atau tetap untuk jangka waktu yang dapat diperkirakan dan / atau maksimal 1 (satu) bulan, baik terencana maupun tidak terencana. c. Apabila Ketua Tim berhalangan tetap dan / atau yang lebih dari 1 (satu) bulan, maka kebijakan pemegang jabatan diserahkan sepenuhnya kepada Direktur Utama untuk menunjuk pejabat pengganti sementara dan/atau menunjuk pejabat tetap berdasarkan periode jabatan yang ada. d. Segala hak dan kewajiban Ketua Tim saat berhalangan tetap dan/atau yang lebih dari 1 (satu) bulan, beralih secara otomatis kepada yang mewakili dan/atau yang ditunjuk oleh Direktur Utama sampai dengan Ketua Tim tersebut dinyatakan dapat bekerja sesuai dengan job yang telah ditetapkan, termasuk didalamnya adalah tugas dan kewenangan yang belum terselesaikan saat terjadinya pengalihan jabatan tersebut. 3) Penataan pekerjaan a. Ketua Tim membuat program secara umum dan garis besar pekerjaan Panitia tranfusi
yang
terdiri
dari
perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi kegiatan di Panitia tranfusi setiap tahun atau sesuai dengan ketentuan Direktur Utama.
10
b. Ketua Tim menerjemahkan dan/atau menguraikan program pokok Panitia tranfusi secara detail beserta anggaran biaya untuk dapat dilaksanakan dan dapat menuangkannya dalam bentuk Term Of Refrent (TOR) atau kerangka acuan program. c. Penatalaksanaan jabatan dan pekerjaan secara umum didasarkan pada pedoman ini dan secara lengkap terdapat pada job analisis masing-masing pejabat dan apabila dibutuhkan uraian secara khusus, maka akan diatur tersendiri berdasarkan kesepakatan bersama pada jajaran struktur Panitia tranfusi. 4) Penataan administrasi a. Administrasi Panitia tranfusi meliputi surat menyurat, brosur, pengarsipan dan dokumentarial dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan Panitia tranfusi dengan sistem
sentralisasi
administrasi
sesuai
dengan
ketentuan
RSI
PKU
Muhammadiyah Kab.Tegal b. Untuk menjamin dan mempertanggungjawabkan setiap bentuk administrasi di Panitia tranfusi, secara internal dan/atau eksternal harus diketahui dan disahkan oleh pihak-pihak yang terkait dengan bidang yang dimaksud berdasarkan ketentuan yang berlaku di RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal c. Untuk mengakses administrasi sentral pada Panitia tranfusi, selain berdasarkan ketentuan umum RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal, juga akan dibuat kesepakatan internal Panitia tranfusi dengan sepengetahuan Direktur Utama.
11
Gambar : Hubungan kerja internal Panitia tranfusi
Direktur Utama
Ketua TIM Panitia tranfusi
Semua Unit kerja
2. Tata hubungan kerja antar bagian Hubungan kerja antar bagian pada Panitia tranfusi meliputi hampir semua bagian dan unit yang ada di RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal. hal ini disebabkan Panitia tranfusi banyak berhubungan dengan bagian-bagian tersebut, terutama pada bagian pelayanan pasien. Adapun gambaran hubungan tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
12
Gambar : Hubungan antar bagian dengan Panitia tranfusi
Manajer Laundry
Manajer Log. Farm
Manajer Farmasi
Manajer Gizi
Manajer Pel.
Manajer Pel. Radio
Manajer Log. Jang
Manajer Pel. Gadar
Manajer SDI
Ketua Panitia tranfusi
Manajer Rawat Inap
Manajer SIRS
Manajer TU, Humas & KSK
Manajer Rekam Manajer Al-Islam
Manajer Keuangan Manajer Keperawat
Ka. SPI
Manajer BPJS
Manajer Logistik
Hampir semua bagian yang ada di RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal membutuhkan Panitia tranfusi dalam hal-hal : 1.
Perencanaan kegiatan pelayanan Panitia tranfusi sehari-hari.
2.
Mengendalikan dan mengkoordinasikan pelayanan Panitia tranfusi
3.
Merencanakan dan mengusulkan kebutuhan sarana pelayanan Panitia tranfusi
4.
Pencatatan dan pelaporan seluruh hasil kegiatan pelayanan Panitia tr anfusi
5.
Menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan kerja.
6.
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan seluruh staf sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran.
13
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
A. Standarisasi ketenagaan
NO
1.
Nama Jabatan
Kualifikasi Formal
Ketua Panitia
Dokter
tranfusi
Umum
Sertifikat
ACLS
Jumlah
Pengalaman dan
yang
kualifikasi
diperlukan
a. Dokter
1
spesialis/intensivis b. Status Pegawai tetap c. Disiplin dan tanggung jawab d. Sehat
jasmani
dan
rohani 2.
Sekretaris
S1/DIII
BTCLS
Keperawatan
a. Pendidikan S1 atau DIII
1
Keperawatan
dengan
pengalaman
minimal 5 tahun b. Mampu mengoperasionalkan komputer
minimal
microsoft office dan Excel c. Sehat
jasmani
dan
rohani d. Memiliki kemampuan memimpin ketrampilan
dan teknis
yang baik e. Berakhlak baik dan berdedikasi tinggi 3.
Divisi SDM
S1 Kep/D III
& Diklat
Keperawatan
BTCLS
a. S1 dengan
Keperawatan pengalaman
kerja minimal 1 tahun b. DIII dengan
Keperawatan pengalaman
kerja minimal 3 tahun
14
1
c. Mempunyai kemampuan memimpin
dan
ketrampilan
teknis
yang baik d. Berakhlak baik dan berdedikasi tinggi 4.
Divisi
S1 Kep/D III
BTCLS
a. S1
Keperawatan
evaluasi alat Keperawatan
dengan pengalaman
kesehatan
kerja
minimal
1
1
tahun b. DIII
Keperawatan
dengan pengalaman kerja
minimal
3
tahun c. Mempunyai kemampuan memimpin
dan
ketrampilan
teknis
yang baik d. Berakhlak baik dan berdedikasi tinggi 5.
Tim
S1 Kep/D III
Sekunder
Keperawatan
BTCLS
a. Pendidikan minimal
1
DIII Keperawatan b. Pengalam
kerja
minimal
2
tahun
dalam
pelayanan
keperawatan c. Dapat
menjadi
tauladan
bagi
pegawai lainnya
6.
Tim Primer
S1 Kep/D III
BTCLS
Keperawatan
a. Pendidikan minimal DIII Keperawatan b. Pengalam
kerja
minimal
2
dalam
pelayanan
keperawatan 15
tahun
1
c. Dapat
menjadi
tauladan
bagi
pegawai lainnya 7.
Petugas Non
-
-
Dapat
menjadi Semua
Medis
tauladan
terlatih
pegawai lainnya
bagi
Petugas Non Medis terlatih BLS
B. Kondisi ketenagaan
∑ Ada
Kualifikasi NO
Nama Jabatan
Formal
Masa
Sertifikat
Kerja
1.
Koordinator Panitia
Dokter
-
ACLS
1
tranfusi
Umum D III Kep
-
BTCLS
1
&
D III Kep
-
BTCLS
1
Divisi evaluasi alat
D III Kep
-
BTCLS
1
2.
Sekretaris
3.
Divisi
SDM
diklat 4.
kesehatan 5.
Tim Sekunder
D III Kep
-
BTCLS
1
6.
Tim Primer
D III Kep
-
BTCLS
1
7.
Petugas Non medis
-
-
-
Semua
Terlatih
Petugas non Medis Terlatih
16
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI
Kegiatan orientasi merupakan bagian dari proses rekrutmen dan seleksi karyawan baru. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh para ahli seperti: (Amstrong, 2003), (Edwards at al, 2003), (Grensing, 2006), (Mathis and Jackson, 2004) dan yang lainnya, termasuk hasil ases artikel wikipedia yang dilakukan pada 14 januari 2013 bahwa proses rekrutmen juga mencakup pembuatan dan finalisasi pekerjaan yang sesuai
atau penempatan dan juga
orientasi atau pembekalan karyawan baru. (“Recruitment” 2013).
A. Kegiatan orientasi RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal
Kegiatan orientasi RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal diselenggarakan dalam rangka memberi kesempatan bagi karyawan baru untuk mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan maupun ketrampilan, juga dalam rangka meningkatkan produktifitas kerja karyawan baru. Kesemuanya perlu adaya progaram yang terarah, terpadu dan terencana yang dipandu oleh tenaga-tenaga ahli dibidang dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki oleh RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal. Untuk itu program ini menentukan tanggungjawab dan pengabdian yang tinggi bagi tenaga-tenaga pemandu dan terutama bagi yang yang bersangkutan agar segera dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal dan unit kerja barunya tersebut. Tujuan dilaksanakannya orientasi RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal adalah untuk: 1. Tujuan umum a. Memberiakan pemahaman dan pengetahuan yang cukup terhadap persyarikatan muhammadiyah secara regional maupun nasional. b. Memberikan pemahaman terhadap peraturan yang berlaku di RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal c. Memberikan bekal awal dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban yang
diamanatkan kepadanya. 2. Tujuan khusus a. Memberi kesempatan bagi karyawan baru untuk mengenal dan beradaptasi dengan linkungan kerja barunya. b. Memerikan gambaran terhadap parameter dan sejauh mana kinerja karyawan baru tesebut diruang kerja yang bersangkutan. c. Untuk menentukan tingkat kemampuan tenaga baru tersebut dalam penempatan tugas nantinya. d. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan sesuai dengan profesi dan bidang kerjanya. 17
e. Memberikan pengetahuan yang cukup bagi karyawan baru terhadap koordinasi unit kerja di RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal yang terkait dan berhubungan serta dengan profesi dan bidang tugasnya. Materi dan model orientasi dilaksanakan dengan 2 cara, yaitu: klasikal dan praktek di unit kerja. Ketentuan praktek diunit kerja, masing-masing materi orientasinya diatur melalui protap sesuai dengan profesi tenaga kerja dan unit yang dimaksud, sedangkan klasikal dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 3-5 hari dengan materi pokok sebagai berikut: 1. Al islam dan kemuhammadiyahan. 2. Pengenalan
persyarikatan
muhammadiyah
Tegal
dan
panti
asuhan
milik
Muhammadiyah di Tegal. 3. Visi, Misi dan tujuan RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal oleh majelis pembina kesehatan. 4. Hak dan kewajiban karyawan RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal. 5. Peratuaran kekaryawanan RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal dan juklak pemberlakuannya RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal. 6. Kebijakan umum dan tata tertib RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal 7. Struktur organisasi RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal dan srtuktur unit kerja. 8. K3 RS, PMKP dan PPI Untuk memberikan gambaran kegiatan orientasi bagi karyawan baru, mutasi dan pejabat, maka penyelenggara kegiatan orientasi dapat berpedoman pada bagan alur orientasi karyawan dibawah ini: 1.
Orientasi bagi karyawan baru a. Semua jenis karyawan baru sebagai mana bagan diatas, wajib mengikuti orientasi induk sekurang-kurangnya selama 3-5 hari yang diselenggarakan oleh tim diklat RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal, atau panitia yang dibentuk oleh direktur utama RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal b. Bagi karyawan baru harus mengikuti orientasi secara total sesui matrik jenis terkait dan baian yang terkait, sevara detail dapat dilihat dalam lampiran pedoman ini.
2.
Orientasi karyawan mutasi a. Orientasi bagi karyawan yang dimutasi diserahkan sepenuhnya kepada Manajer dan/atau kepala unit kerja yang bersangkutan b. Masing-masing unit kerja harus memliki pedoman/protap/SOP orientasi unit kerja yang mengacu pada pedoman orientasi ini.
18
3.
Orientasi pejabat struktural Orientasi pejabat dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dan diserahkan kepada lembaga independen diluar struktural RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal. Dalam orientasi pejabat sekaligus diberikan pembinaan dan pembekalan kepada para pejabat secara berjenjang dengan tambahan materi: a. Manajemen dan administrasi b. Kepemimpinan c. Teknik bimbingan dan konseling.
B. Kegiatan orientasi bagian dan unit kerja
Orientasi di bagian atau unit kerja dilaksankan setelah orientasi sentral rumah sakit dengan tujuan: 1. Memberikan bekal awal dalam melaksankan tugas, kewajiban dan wewenang yang diamanatkan kepadanya. 2. Memberi kesempatan pada tenga baru untuk mengenal dan beradaptasi dengan lingungan barunya. 3. Mengetahui, memahami dan menerapkan prosedur keamanan dan keselamatan kerja di Panitia tranfusi dan jajaranyya. 4. Mengetahui dan memahami terhadap struktur organisasi Panitia tranfusi dan unit kerja dibawahnya. 5. Mengetahui dan memahami tentang pola ketenagaan dan sistem penilaian kinerja di Panitia tranfusi dan jajarannya. 6. Mengetahui, memahami dan mampu berhubungan dengan bagian atau unit lain yang terkait dengan Panitia tranfusi dan jajarannya.
Materi di Panitia tranfusi terdiri dari: 1.
Struktur organisasi Panitia tranfusi dan jajarannya
2.
SPO dan aturan yang berlaku di Panitia tranfusi
3. Melakukan kunjungan ke bagian/unit yang terkait dengan Panitia tranfusi 4.
Mengikuti orientasi di unit kerja lain yang terkait dengan profesi dan bidang kerjanya.
19
BAB X MEKANISME PERTEMUAN/RAPAT
Rapat merupakan bagian dari proses penyelenggaraan organisasi dan bagian dari tugas seorang pejabat dalam menggerakan bagian atau unit kerjanya. Untuk itu diperlukan pengaturan tertentu agar penyelenggaraan rapat dibagian atau unit selaras dengan agenda atau pertemuan di RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal. Hal ini juga mengacu pada standar akreditasi Rumah sakit versi 2012 (supriyantoro et at, 2011).
A. Untuk menjaga kolegalitas kepemimpinan di Panitia tranfusi, diadakan rapat berjenjang sebagai berikut: 1.
Rapat insidental adalah pertemuan bagian yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan atau adanya masalah yang membutuhkan penanganan cepat. Rapat ini dapat diikuti oleh pejabat lain yag terkait sampai kepada jajaran direksi sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang terjadi.
2.
Rapat koordinasi dengan BPH adalah pertemuan mingguan seluruh jajaran RSI PKU Muhammadiyah kabupaten Tegal dengan BPH untuk mengevaluasi kegiatan mingguan dipimpin oleh ketua BPH.
3.
Rapat besar adalah rapat mingguan seluruh jajaran RSI PKU Muhammadiyah dilaksanakan untuk koordinasi evaluasi kegiatan mingguan yang dipimpin oleh Direktur Utama.
4.
Rapat Jajaran DPK adalah pertemuan mingguan jajaran dibawah Direktur Pelayanan Klinis. Dilaksanakan untuk koordinasi pelayanan dan evaluasi kegiatan mingguan. Dipimpin oleh Direktur Utama.
5. Rapat instalasi/Bagian adalah pertemuan rutin jajaran tingkat instalasi/bagian untuk koordinasi dan evaluasi mingguan dipimpin oleh Direktur Utama. 6.
Rapat bulanan/Gugus Kendali Mutu (GKM) adalah pertemuan Panitia tranfusi yang dilaksanakan dalam rapat evaluasi kinerja selama 1 (satu) bulan berjalan yang diikuti oleh seluruh staf Panitia tranfusi.
7.
Rapat semester adalah pertemuan yang dilaksanakan dalam rangka evaluasi kinerja 6 (enam) bulan terakhir dan mengkomparasikan dengan hasil kerja 3 (tiga) bulan sebelumnya (pertama). Selain membahas dan penataan kembali program kerja 1 (satu) semester yang akan datang, dalam rapat juga membahas tentang hasil penilaian kinerja para pejabat dan penandatanganan laporan penilaian kinerja bila tidak ada permasalahan yang timbul dari penilaian kinerja tersebut.
8.
Rapat tahunan adalah pertemuan yang diadakan pada akhir tahun guna mengevalusi, menganalisis dan menyusun rekomendasi tingkat kinerja yang telah dilalui sekaligus untuk merencanakan/menyusun program kerja tahun yang akan datang serta menyusun RAB tahunan bagi masing-masing pejabat/unit kerja. 20
B. Koordinasi dapat dilakukan secara formal maupun informal tergantung permasalahan dan kebutuhan koordinasi tersebut dengan ketentuan: 1.
Koordinasi formal dilakukan bila permasalahan menyangkut unit kerja lain diluar struktur Panitia tranfusi, baik kepala unitnya diikutsertakan dalam koordinasi terebut atau tidak dengan waktu yang ditentukan terlebih dahulu didalam jam dinas maupun diluar jam dinas.
2.
Koordinasi informal dilakukan bila permasalahan dan kebutuhannya terbatas pada struktur organisasi Panitia tranfusi. Koordinasi ini juga dapat dilakukan bersama kepala unit dengan waktu tak tertentu bila saat jam dinas maupun diluar jam dinas dalam rangka mengkomunikasikan masalah-masalah yang sedang berjalan.
21
BAB XI SISTEM PELAPORAN
Pelaporan merupakan bagian dari sebuah evaluasi atau kontrol dalam organisasi. Evaluasi merupakan bagian penting rangkaian dalam pembahasan semua disiplin ilmu yang berkenaan dengan manajemen. Evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan nilai atau besarnya
keberhasilan atau kesuksesan dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan
sebelumnya.
Proses
ini
mencakup
langkah-langkah
memformulasikan
tujuan,
mengidentifikasi kriteria secara tepat yang akan dipakai mengukur kesuksesan tersebut (Azwar, 1996). Dengan demikian, dalam sistem pelaporan yang ada di Panitia tranfusi dan jajarannya unsur evaluasi akan dijadikan satu faktor untuk mengetahui, menilai dan melihat kembali pelaksanaan program, pengendalian mutu, pegembangan SDI dan lain-lainnya. Untuk itu dalam sistem pelaporan di Panitia tranfusi terdiri dari: A. Laporan Insidental Laporan Insidental adalah laporan yang di buat berdasarkan kondisi atau kejadian – kejadian yang berkaitan dengan pelaksanaan panitia tranfusi sewaktu – waktu. B. Laporan Semester Laporan Semester adalah laporan yang di buat setiap 6 bulan sekali oleh panitia tranfusi sesuai dengan program kerja yang telah di buat. C. Laporan Tahunan Laporan tahunan adalah laporan pertanggungjawaban akhir tahun oleh pejabat RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal termasuk Panitia tranfusi dan jajarannya. dengan sistematika sebagai berikut : D. Sistemeka laporan Semesteran dan tahunan sebagai berikut : 1. Pendahuluan 2. Tujuan 3. Rencana Kegiatan dan Realisasi Kegiatan a. Laporan operasional bulanan b. Laporan presentasi kerja bulanan 4. Evalusi dan analisis keiatan/laporan 5. Kesimpulan dan saran 6. Penutup 7. Lampiran/data pendukung
22
BAB XII PENUTUP
Demikian pedoman pengorganisasian Panitia tranfusi RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal ini dibuat sebagai acuan pengorganisasian bagi karyawan di RSI PKU Muhammadiyah Kab.Tegal umumnya dan bagi staf dan pimpinan di Panitia tranfusi. Tidak ada yang sempurna hasil ciptaan manusia termasuk pedoman ini, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah. Untuk itu, masukan dan kritik membangun sangat kami harapkan demi perbaikan pedoman ini di masa yang akan datang. Mudah-mudahan dengan adanya pedoman pengorganisasian ini, dapat lebih memudahkan semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan keiatan dan pelayanan internal maupun eksternal bagaian. Semoga Allah senantiasa memberikan kita semua limpahan taufik dan hidayah-Nya kepada hamba-hamba yang selalu berlomba dalam kebaikan dan berusaha secara terus menerus memperbaiki amaliyahnya, amiiin. Akhirnya kami ucapkan Alhamdulillahi robbil ‘alamin atas segala karunia dan nikmat yang dibeikan Allah SWT.
23