SERI REKAMAN DOKUMEN UNIT KERJA TA. 2016
PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN TINGKAT PANDUAN PAPARAN MEDIK ATAU DIAGNOSTIC REFERENCE LEVEL (DRL) NASIONAL
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Jl. Gajah Mada No. 8 Jakarta 10120 Telp. (62-21) 63858269 – 70, 70, Fax. (62-21) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275 Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) (DRL) Nasional
LEMBAR PENGESAHAN
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : i dari iv
Jenis Rekaman : Judul :
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275 Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) (DRL) Nasional
LEMBAR PENGESAHAN
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : i dari iv
Jenis Rekaman : Judul :
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275 Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) (DRL) Nasional
LEMBAR DISTRIBUSI
No. Salinan Dokume n 1
Jabatan Kepala BAPETEN
3
Deputi Bidang Perizinan dan Inspeksi
4
Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Nuklir
2.4
Kepala Inspektorat
3.1
Direktur Perizinan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif
3.3
Direktur Inspeksi Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif
4.1
Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif
4.3
Direktur Pengaturan Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif
4.1.1
Kepala Bidang Pengkajian Kesehatan
4.1.2
Kepala Bidang Pengkajian Industri dan Penelitian Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Perpustakaan
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : ii dari iv
Jenis Rekaman : Judul :
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275 Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
KATA PENGANTAR
Pada Peraturan Kepala (Perka) BAPETEN No. 8 Tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional diperoleh informasi bahwa salah satu syarat proteksi yang harus dipenuhi dalam penggunaan radiasi pengion bidang medik adalah optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi. Maksud dari optimisasi ini adalah suatu upaya untuk membuat dosis yang diterima serendah mungkin yang dapat dicapai dengan mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi. Pada radiologi diagnostik dan intervensional, optimisasi dimaknai sebagai suatu usaha untuk membuat dosis yang diterima oleh pasien serendah mungkin dengan tetap menjaga kualitas citra yang diperoleh seoptimal mungkin. Salah satu cara optimisasi proteksi adalah dengan tingkat panduan paparan medik atau Diagnostic Reference Level (DRL). Dokumen ini adalah “ Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional” yang dapat digunakan oleh para pemegang izin, dan yang membutuhkan untuk membuat tingkat panduan paparan medik atau DRL. Pedoman ini tidak akan menjadi berguna dan sempurna, tanpa ada kontribusi berupa masukan dan koreksi dari yang membacanya. Oleh karena itu diharapkan partisipasi aktif dari para pembaca pedoman ini untuk memberi masukan dan koreksinya ke
[email protected] sehingga dapat dilakukan perbaikan dan penyesuaian dengan kondisi yang sesungguhnya. Demikian, semoga pedoman ini bermanfaat bagi yang memerlukannya dan dapat memberikan andil dalam peningkatan upaya optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi bagi pasien.
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : iii dari iv
Jenis Rekaman : Judul :
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275 Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….............................................. LEMBAR PENGESAHAN ..…………………………………………………...... .................................
i
DISTRIBUSI DOKUMEN................................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………............................................ iii DAFTAR ISI ……………………………………………………………….......... ....................................... iv DASAR HUKUM……………………………………………………………………………………………..
1
PENDAHULUAN…………………………………………………………………... .................................. 1 MAKSUD DAN TUJUAN TINGKAT PANDUAN ATAU DRL…………………………………
3
METODOLOGI……………………………………………………………………………………………….
5
PENENTUAN NILAI DRL ………………………………………………………………………………. .
8
UPAYA KE DEPAN UNTUK MEMPERMUDAH MENETAPKAN DRL …………………...
9
FASILITAS PENGELOLAAN DATA DOSIS PASIEN SECARA ONLINE ………………….
9
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………............. .................................... 10 LAMPIRAN........................................................................................................................................... 11 A. NILAI DRL PEMERIKSAAN DENGAN CT SCAN TAHUN 2013 & 2014...
11
B. NILAI KONVERSI KERMA KE MGD (fg)……………………………………………
12
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : iv dari iv
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
DASAR HUKUM
1. 2.
3.
Peraturan Pemerintah (PP) No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif; Peraturan Kepala (Perka) BAPETEN No. 8 Tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional; Rekomendasi International Atomic Energy Agency (IAEA) dan World Health Organization (WHO) Tahun 2012 hasil “ International Conference on Radiation Protection in Medicine: Setting the Scene for the Next Decade ” yang diberi nama Bonn Call-for-Action; dan
4.
Rekomendasi IAEA dalam Basic Safety Standard (BSS), General Safety Requirements (GSR) Part 3 Tahun 2014.
PENDAHULUAN
1.
2.
3.
4. 5.
6.
Pemanfaatan radiasi pengion untuk kesehatan di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan, hal tersebut dapat diketahui dari semakin banyaknya modalitas radiasi pengion yang digunakan dan jenis tindakan medis yang dilakukan dengan bantuan radiasi. Pemanfaatan radiasi pengion tersebut harus dilakukan pengawasan untuk menjamin proteksi dan keselamatan pekerja, pasien, dan masyarakat. Pada PP No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif menyatakan bahwa setiap pemanfaatan tenaga nuklir wajib memiliki izin pemanfaatan dan memenuhi persyaratan keselamatan radiasi. Salah satu persyaratan keselamatan radiasi yang harus dipenuhi adalah persyaratan proteksi radiasi yang meliputi: a. Justifikasi pemanfaatan tenaga nuklir b. Limitasi dosis c. Optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi Justifikasi pemanfaatan tenaga nuklir harus didasarkan pada manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risiko yang ditimbulkan. Limitasi dosis wajib diberlakukan untuk paparan kerja dan paparan masyarakat melalui penerapan Nilai Batas Dosis (NBD). Limitasi dosis tidak berlaku untuk paparan medik. Optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi harus diupayakan agar besarnya dosis yang diterima serendah mungkin yang dapat dicapai dengan mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi. Penerapan optimisasi dilaksanakan melalui: a. pembatas dosis; dan b. tingkat panduan untuk paparan medik
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 1 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
Pada paparan medik, pasien merupakan bagian dari obyek investigasi atau perlakuan tindakan medis menggunakan sumber radiasi pengion. Artinya, pasien memperoleh manfaat langsung yang lebih besar dari adanya tindakan medis dengan sumber radiasi pengion sehingga dapat dipahami bahwa pasien tidak membutuhkan pembatasan dosis sebagaimana NBD. Meskipun begitu, dosis yang diterima oleh pasien harus dijustifikasi dan dioptimisasi sehingga mencegah adanya penerimaan paparan radiasi yang tidak diperlukan ( unintended exposure ). Tingkat panduan untuk paparan medik atau DRL sangat direkomendasikan untuk digunakan sebagai panduan para praktisi medik dalam melakukan setiap jenis pemeriksaan radiologi diagnostik dan intervensional, dan digunakan untuk mencegah paparan radiasi berlebih pada pasien. Pada Pasal 36 ayat (2) Perka BAPETEN Nomor 8 Tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional, menyatakan bahwa penerapan optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi harus diupayakan sedemikian rupa sehingga pasien menerima dosis radiasi sesuai dengan dosis yang diperlukan guna mencapai tujuan diagnostik. Tujuan diagnostik yang dimaksud adalah mendapatkan citra radiografi secara optimal sehingga diperoleh informasi diagnostik yang diperlukan oleh dokter dengan selalu mengupayakan penerimaan dosis radiasi pasien serendah mungkin yang dapat dicapai dengan mengikuti prinsip As Low As Reasonably Achievable (ALARA). Pada radiologi diagnostik dan intervensional, optimisasi proteksi dimaknai sebagai suatu usaha untuk membuat dosis yang diterima oleh pasien serendah mungkin dengan tetap menjaga kualitas citra seoptimal mungkin. Langkah-langkah yang harus ditempuh oleh pemilik fasilitas atau pemegang izin untuk melakukan upaya optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi pada paparan medik adalah dengan melaksanakan: a. pertimbangan pemilihan modalitas yang akan digunakan; b. pertimbangan prosedur/operasi yang dipilih; c. kalibrasi; d. dosimetri pasien (perhitungan atau pengukuran dosis pasien); e. tingkat panduan atau diagnostic reference level (DRL); dan f. program jaminan mutu untuk paparan medik. Salah satu upaya penerapan prinsip optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi pada paragraf 3 huruf c adalah menetapkan dan menggunakan tingkat panduan paparan medik atau DRL saat akan melakukan tindakan radiologi. Sesuai dengan ketentuan yang ada pada Pasal 21, 34, dan 35 PP No. 33 Tahun 2007, pemegang izin wajib memenuhi ketentuan optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi termasuk menentukan dan menggunakan tingkat panduan atau DRL.
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 2 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
15.
16.
17.
18.
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
Sesuai dengan Perka BAPETEN No. 9 Tahun 2011, modalitas sumber radiasi pengion yang digunakan di radiologi diagnostik dan intervensional dikelompokkan menjadi : a. radiografi umum; b. radiografi mobile; c. fluoroskopi; d. mamografi; e. CT Scan; dan f. pesawat gigi. Sesuai dengan rekomendasi IAEA melalui BSS Tahun 2014 (GSR Part 3), pemerintah harus memastikan bahwa DRL ditetapkan untuk tiap jenis pemeriksaan tindakan radiologi diagnostik dan intervensional termasuk diagnostik pada kedokteran nuklir. Nilai DRL didasarkan pada hasil survei dalam skala yang luas atau ditetapkan suatu nilai sesuai dengan kondisi lokal yang sesuai. BAPETEN dapat bertindak sebagai promotor untuk membentuk suatu kelompok kerja nasional DRL yang terdiri dari BAPETEN bekerja sama dengan KEMENKES, BATAN, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, institusi pendidikan tinggi, dan organisasi profesi dalam melakukan survei pengumpulan data dosis pasien untuk menetapkan DRL pada radiologi diagnostik dan intevensional, dan kedokteran nuklir. Survei untuk memperoleh informasi secara kualitatif dan kuantitatif mengenai frekuensi dan dosis untuk tiap jenis pemeriksaan digunakan sebagai bahan kajian paparan medik di Indonesia. Pedoman ini dapat direviu secara reguler oleh koordinator nasional (dari BAPETEN) dengan melibatkan berbagai ahli dari kelompok kerja nasional DRL yang terbentuk.
MAKSUD DAN TUJUAN TINGKAT PANDUAN PAPARAN MEDIK ATAU DRL
19.
20.
Sesuai dengan Penjelasan Pasal 37 Ayat (1) PP No. 33 Tahun 2007, yang dimaksud dengan “Tingkat Panduan” (Guidance Level ) adalah nilai panduan yang hendaknya dicapai melalui pelaksanaan kegiatan medik dengan metode yang teruji. Nilai panduan untuk kegiatan radiologi diagnostik dinyatakan dalam nilai dosis atau laju dosis, sedangkan untuk kegiatan kedokteran nuklir dinyatakan dalam aktivitas sumber radioaktif. Hal-hal penting yang harus diperhatikan terkait dengan Tingkat Panduan atau DRL: a. Terminologi yang digunakan dapat berupa tingkat panduan paparan medik atau DRL; b. DRL bukan nilai yang menentukan baik atau tidaknya pelayanan radiologi, tetapi hanya sebagai salah satu indikator mutu pelayanan. c. DRL bukan nilai yang menunjukkan batasan mengenai berlebih atau tidaknya dosis yang diterima oleh pasien. Pasien dapat menerima dosis melebihi DRL jika terjustifikasi secara medis dan penerimaan dosis tersebut tidak dapat dihindari.
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 3 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
21.
22.
23. 24.
25.
26.
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
d. DRL sebagai alat investigasi, untuk mengidentifikasi situasi dosis pasien yang tinggi sehingga harus senantiasa dikurangi seminimal mungkin dengan tetap mempertahankan kualitas citra optimal. e. DRL dapat digunakan sebagai sarana untuk pemantauan dan pengelolaan dosis pasien sehingga pasien menerima dosis serendah mungkin yang dapat dicapai tanpa mengurangi kualitas citra yang diinginkan. f. DRL ditentukan dari sebaran data indikator dosis yang mudah untuk diukur dan memiliki link langsung dengan dosis pasien. Misalnya: Dose Area Product (DAP), Incident Air Kerma (INAK), Entrance Surface Dose (ESD), CTDI ( Computed Tomography Dose Index ), Dose Length Product (DLP), dan aktivitas zat radioaktif yang diberikan untuk diagnostik kedokteran nuklir. g. Penentuan DRL direkomendasikan pada nilai kuartil 3 (75 persentil) dari sebaran data dosis yang diperoleh. Fasilitas pelayanan kesehatan dapat saja menentukan nilai DRL pada nilai rata-rata (kuartil 2) dari karakteristik sebaran data dan kemampuan optimisasi yang dimilikinya. Tujuan DRL adalah sebagai alat optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi bagi pasien dan mencegah paparan radiasi yang tidak diperlukan. Disebut sebagai alat optimisasi karena merupakan sebuah proses untuk menuju optimal yaitu menuju dosis pasien serendah mungkin yang dapat dicapai dengan tetap memperhatikan kualitas citra yang memadai untuk kebutuhan diagnostik. Sebagai sebuah proses menuju optimal maka DRL harus direviu secara reguler. Implementasinya, jika ada dosis pasien melebihi DRL maka perlu dilakukan reviu yang ditujukan untuk mencari kemungkinan penyebabnya dan opsi tindakan perbaikan yang sesuai, kecuali dosis tersebut tidak dapat dihindari dan harus terjustifikasi secara medis. Adanya tindakan korektif yang diambil sehingga dosis dari waktu ke waktu dapat tereduksi yang mengakibatkan nilai DRL semakin dinamis dan menuju ke arah serendah mungkin. DRL dapat ditentukan secara nasional maupun local. Fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, dan klinik dapat memiliki sendiri nilai DRL Lokal. DRL dapat digunakan sebagai sarana untuk membuat protokol pemeriksaan tiap jenis pemeriksaan sesuai dengan kondisi sumber daya yang ada, baik secara lokal maupun nasional. Pedoman ini dapat digunakan oleh setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki modalitas radiasi pengion, institusi pendidikan, dan yang lain sebagai rujukan dalam menentukan DRL. Nilai DRL merupakan salah satu dari upaya optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi bagi pasien, namun yang paling utama untuk dipertimbangkan jika akan menggunakan modalitas radiasi pengion adalah justifikasi. Karena satu satunya
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 4 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
27.
28.
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
upaya mencegah paparan radiasi pada pasien yang paling utama adalah dengan mencegah penyinaran atau paparan radiasi yang tidak diperlukan. Proteksi radiasi bagi pasien merupakan hal yang berkesinambungan, tidak hanya berhenti setelah diperoleh suatu nilai DRL. Praktisi medik harus selalu berupaya untuk dapat mengoptimalkan nilai DRL dan meningkatkan pelayanan pada pasien sehingga tujuan diagnostik tercapai. Pada Tabel 1 berikut ini menunjukkan berbagai modalitas sumber radiasi pengion dan indikator dosis yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan DRL. Tabel 1. Indikator dosis untuk berbagai modalitas radiasi pengion
No.
1 2 3
4 5 6
Modalitas
Indikator Dosis
Indikator turunan
Radiografi umum/mobile Mamografi
ESD (mGy) atau DAP atau KAP (mGy.m2) INAK (mGy)
Dosis efektif (mSv)
Fluoroskopi konvensional dan intervensional CT Scan Gigi intraoral Gigi panoramik
DAP atau KAP (mGy.m2) atau Peak Skin Dose (mGy) atau laju kerma udara (mGy) CTDI (mGy) atau DLP (mGy.cm) ESD (mGy) DAP atau KAP (mGy.m2)
Mean Glandular Dose (mGy) Dosis efektif (mSv)
Dosis efektif (mSv) Dosis efektif (mSv) Dosis efektif (mSv)
METODOLOGI
29.
30.
31.
Pertama, sebagai implementasi dari pendekatan bertingkat, diantara kelompok modalitas radiasi pengion yang ada pada Tabel 1, dipilih sebagai prioritas adalah modalitas yang memiliki: a. Potensi memberikan dosis yang tinggi ke pasien, dan b. fitur indikator dosis yang melekat pada modalitasnya. Sesuai dengan persyaratan pada paragraf di atas, maka nilai DRL dapat ditentukan mulai dengan modalitas: a. CT Scan; b. Fluoroskopi konvensional dan intervensional; c. Mamografi; d. Radiografi umum/mobile; dan e. Radiografi gigi. Selain modalitas di atas, potensi memberikan dosis tinggi juga ada pada prosedur kedokteran nuklir diagnostik. Sehingga prosedur kedokteran nuklir diagnostik juga harus dilakukan optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi dengan DRL.
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 5 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
32.
33.
34.
35. 36.
37.
38.
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
Jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki modalitas radiasi pengion yang dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan survei DRL ini yaitu: a. Rumah sakit publik atau pemerintah b. Rumah sakit privat atau swasta c. Klinik / puskesmas Dalam rangka memperoleh identifikasi besarnya dosis yang diterima oleh pasien, maka pasien radiologi diagnostik dan intervensional dikelompokkan menjadi 3 kategori berdasarkan umur, yaitu: a. Bayi (0 – 4 tahun) b. Anak – anak (5 – 14 tahun) c. Dewasa (15 tahun ke atas) Informasi identifikasi pasien yang dibutuhkan selain kelompok umur adalah jenis kelamin dan berat badan. Setiap jenis pemeriksaan dibutuhkan data minimal sebanyak 10 pasien untuk tiap kelompok umur (wajib untuk dewasa, dan bayi atau anak-anak jika dapat dilakukan), namun sangat diharapkan jika memadai dapat mengumpulkan sebanyak 20 data pasien pada setiap jenis pemeriksaan. Jika pada fasilitas dapat diperkirakan beban kerja setiap modalitas, maka jumlah sampling pasien yang dibutuhkan adalah 30% dari beban kerja. Pada CT Scan: a. Perkiraan dosis pasien dapat diidentifikasi menggunakan CTDI dan DLP. b. Nilai CTDI dan DLP umumnya dapat diketahui pada layar monitor konsol CT Scan atau terintegrasi dengan sistem data DICOM setiap pasien seperti dose protocol report atau tergantung pabrikan. Pada fluoroskopi konvensional dan intervensional: a. Perkiraan dosis pasien dapat diidentifikasi menggunakan DAP atau KAP. b. Selain itu, pada modalitas intervensional umumnya sudah dilengkapi dengan indikator dosis pada layar monitor konsol berupa laju kerma udara atau KAP atau peak skin dose. Indikator tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi perkiraan dosis pasien. Pada mamografi: a. Perkiraan dosis pasien dapat diidentifikasi menggunakan INAK yang diukur di atas permukaan mamae. b. Pemeriksaan yang dapat diidentifikasi adalah mamografi pada Cranial-Caudal (CC) dan Mediolateral Oblique (MLO). c. Catat bahan target dan filter yang digunakan. d. Catat kVp yang digunakan. e. Catat ketebalan kompresi mamae. f. Catat mAs yang digunakan.
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 6 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
g. Ukur HVL (mmAl). h. Ukur INAK atau laju keluaran radiasi ( radiation output rate ) tanpa fantom. i. Kemudian dengan menggunakan data pada Tabel 5.2 dari NCRP 149 untuk mencari nilai konversi kerma ke Mean Glandular Dose (MGD) yaitu fg. j. Dari nilai INAK kemudian dihitung nilai MGD menggunakan persamaan berikut: = .
39.
Pada radiografi umum: a. Perkiraan dosis pasien dapat diidentifikasi menggunakan Thermoluminescent Dosimeters (TLD) untuk mendapatkan ESD atau dengan DAP atau KAP. b. Selain itu, perkiraan dosis pasien juga dapat diperkirakan menggunakan data keluaran radiasi (radiation output) hasil pengujian tabung pesawat sinar-X dan faktor eksposi atau konsisi penyinaran seperti kV, mA/mAs, dan jarak pasien dengan fokus. c. Jika menggunakan TLD, maka dibutuhkan minimal 2 (dua) buah TLD chips dalam 1 (titik) yang digunakan untuk pengukuran. Posisi pengukuran ditempelkan pada kulit pasien di tengah (center) dari luasan lapangan penyinaran pasien. d. Evaluasi TLD chips: =
1 + 2
e. Jika menggunakan data keluaran radiasi hasil pengujian tabung pesawat sinar-X maka dibutuhkan data tambahan mengenai kV, mA/mAs, dan jarak pasien dengan fokus untuk tiap penyinaran pasien. f. Bentuk data keluaran radiasi adalah dapat berupa tabel atau grafik seperti Gambar 1 berikut ini: kV
K (mGy/mAs @ 1 meter)
50 60 70 80 90 100 110 120
41,29 60,93 80,98 102,42 125,16 148,85 173,32 198,46
) 250 r e t 200 e m 1150 @100 s A m 50 / y G 0 ( 0 K
y = 2.2482x - 74.671 R² = 0.998 Series1 Linear (Series1) 50
100
150
kV
Gambar 1. contoh data keluaran radiasi dari sebuah pesawat sinar-X No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 7 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
g. Data tambahan yang dibutuhkan adalah data kondisi penyinaran atau faktor eksposi dari setiap penyinaran yang dilakukan yaitu kV, mA/mAs, dan jarak pasien dengan fokus. h. Misal: pemeriksaan thoraks PA dengan kondisi penyinaran 110 kV, 15 mAs, dan jarak pasien ke fokus 200 cm. dengan menggunakan data pada Gambar 1 maka diperoleh nilai kerma pada pemeriksaan tersebut adalah K = (2,2482 x 110 kV – 74,671) x 15 mAs x (100/200)^2 = 647,37 Gy. Nilai kerma tersebut dikalikan dengan faktor hamburan balik (BSF, back scattered factor ) sekitar 1,35 sehingga menjadi ESD = K x BSF = 647,37 Gy x 1,35 = 873,94 Gy. 40.
Pada radiologi gigi: a. Perkiraan dosis pasien pada pemeriksaan intraoral dapat diidentifikasi menggunakan TLD untuk mendapatkan ESD. b. Perkiraan dosis pasien pada pemeriksaan panoramik dapat diidentifikasi menggunakan DAP atau KAP.
PENENTUAN NILAI DRL
41.
42.
43.
44. 45.
Setelah data dosis diperoleh, maka dilakukan analisis dengan menggunakan sebaran data yang ada ditentukan nilai kuartil 3 (75 persentil). Nilai yang diperoleh pada kuartil 3 tersebut yang kemudian dinamakan dengan nilai DRL. Nilai DRL ini dapat digunakan sebagai acuan ( base line) pada pemeriksaan radiologi diagnostik dan intervensional. Artinya, setelah nilai DRL ditetapkan maka nilai tersebut digunakan sebagai perbandingan dengan perkiraan dosis yang diterima pasien selama 1 - 2 tahun ke depan tergantung kemampuan sumber daya. Apabila diperoleh pemeriksaan yang dosisnya melebihi DRL maka dicatat dan dievaluasi penyebab melebihi DRL. Setelah diketahui penyebabnya maka diambil tindakan perbaikan sesuai dengan kemampuan sumber daya yang ada. Misal: diperoleh nilai lebih tinggi dari DRL karena kondisi penyinaran atau faktor eksposi yang digunakan terlalu besar mAs-nya. Hal ini terjadi karena belum ada prosedur penyinaran atau panduan pemilihan faktor eksposi, maka dapat diambil tindakan koreksi untuk pemeriksaan tersebut dibutuhkan prosedur atau panduan pemilihan faktor eksposi sehingga penyEbab seperti itu tidak terulang di masa yang akan datang. Reviu juga harus dilakukan pada teknologi baru jika keberadaan teknologi baru dapat meningkatkan nilai DRL. Dengan menindaklanjuti temuan dosis yang melebihi DRL (DRL1), maka data dosis pasien pada tahun berlakunya DRL1 akan mayoritas berada di bawah DRL1, dan pada
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 8 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
periode selanjutnya, data dosis pada masa berlakunya DRL1 ini digunakan untuk menetapkan nilai DRL2. Sehingga nilai DRL2 lebih kecil dari DRL1, begitu seterusnya. UPAYA KE DEPAN UNTUK MEMPERMUDAH MENETAPKAN DRL
46.
Bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang menggunakan modalitas radiasi pengion, diharapkan melakukan: a. upaya pelaksanaan survei pengumpulan data dosis pasien secara rutin; b. pembelian pesawat sinar-X yang dilengkapi dengan indikator dosis seperti CTDI utk CT Scan, dan DAP untuk radiografi dan fluoroskopi; c. pencatatan atau rekaman data dosis tiap penyinaran secara rutin. d. program jaminan mutu, dengan menjadikan nilai DRL sebagai salah satu indikator mutu radiologi.
FASILITAS PENGELOLAAN DATA DOSIS PASIEN SECARA ONLINE
47.
48.
49.
50.
51. 52.
BAPETEN menyediakan sebuah aplikasi berbasis web untuk pengelolaan data dosis pasien secara online yang diberi nama Sistem Informasi Data Dosis Pasien Nasional (Si-Intan). Aplikasi ini dapat diakses melalui web resmi BAPETEN yaitu www.bapeten.go.id atau link langsung http://idrl.bapeten.go.id Pada tahap pertama, aplikasi tersebut dapat digunakan untuk mengelola dosis pasien pada pemeriksaan CT Scan. Pada tahap selanjutnya akan dikembangkan ke arah fluoroskopi, kedokteran nuklir, mamografi, radiografi umum, dan radiologi gigi. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan dapat berpartisipasi dalam pengelolaan dosis SiIntan jika memiliki akun. Setiap fasilitas hanya dapat memiliki 1 (satu) akun. Akun akan diberikan jika sudah lengkap melakukan registrasi di aplikasi Si-Intan. Data yang dimasukkan ke dalam aplikasi Si-Intan hanya dapat diketahui oleh pemilik akun itu sendiri. Jadi setiap pemilik akun hanya dapat mengelola data yang telah dimasukkannya. Dari data yang dimasukkan, pemilik akun dapat melihat distribusi data dan memperoleh nilai DRL lokal. BAPETEN secara nasional akan menerima data dari setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang berpartisipasi dalam aplikasi Si-Intan untuk dijadikan rujukan penetapan nilai DRL Nasional.
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 9 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
DAFTAR PUSTAKA
-
-
-
PP No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif; Peraturan Kepala (Perka) BAPETEN No. 8 Tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional; Rekomendasi IAEA dan WHO Ta hun 2012 hasil “International Conference on Radiation Protection in Medicine: Setting the Scene for the Next Decade” yang diberi nama Bonn Call-for-Action; International Atomic Energy Agency (IAEA), Safety Standards, “Radiation Protection and Safety of Radiation Sources: International Basic Safety Standards”, General
Safety Requirements (GSR) Part 3. IAEA 2014. European Commission (EC), Radiation Protection Report 109, “Guidance on Diagnostic Reference Levels (DRLs) for Medical Exposures”, 1999. Garis Panduan Malaysian Diagnostic Reference Levels In Medical Imaging (Radiology), Radiation Health and Safety Section, Engineering Services Division, Ministry of Health Malaysia, 2013. International Commission on Radiological Protection (ICRP), Radiological Protection and Safety in Medicine, ICRP Report No. 73, Volume 26, Issue 2, Pages 147, 1996. National Council on Radiation Protection and Measurements (NCRP), A Guide to Mammography and Other Breast Imaging Procedures, NCRP Report No. 149, 2004.
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 10 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
LAMPIRAN A. NILAI DRL PEMERIKSAAN DENGAN CT SCAN TAHUN 2013 & 2014
A.1.
Nilai DRL Tahun 2013
Jenis Pemeriksaan Head Abdomen Thorax
Jenis Pemeriksaan Head Abdomen Thorax
A.2.
CTDIvol (mGy) 0 - 4 tahun 5 – 14 tahun ≥ 15 tahun 33,48 52,28 66,20 10,77 16,00 35,42 16,00 DLP (mGy.cm) 0 - 4 tahun 5 – 14 tahun ≥ 15 tahun 498,00 1020,61 1508,51 210,80 473,68 1454,75 544,30
Nilai DRL Tahun 2014
Jenis Pemeriksaan Head Abdomen Thorax
Jenis Pemeriksaan Head Abdomen Thorax
CTDIvol (mGy) 0 - 4 tahun 5 – 14 tahun ≥ 15 tahun 55,71 62,08 62,08 48,52 11,74 38,27 39,74 DLP (mGy.cm) 0 - 4 tahun 5 – 14 tahun ≥ 15 tahun 999,85 1464,50 1371,00 858,92 563,80 1763,00 957,70
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 11 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
B. FAKTOR KONVERSI KERMA UDARA KE MGD (fg)
Tabel B.1. Nilai fg [mRad/R] dengan target Mo – filter Mo dan 100 persen jaringan glandular mamae Tegangan Ketebalan kompresi mamae (cm) dan HVL 3 4 5 6 7 8 (mm Al) 23 kVp 0.24 136 100 78 63 53 46 0.26 146 107 84 68 58 50 0.28 157 115 90 73 62 53 0.30 167 123 96 79 66 57 0.32 177 131 102 84 70 61 0.34 188 139 109 89 75 64 25 kVp 0.26 0.28 0.30 0.32 0.34 0.36
151 161 171 181 191 201
112 119 127 134 142 149
87 93 99 105 111 117
71 76 81 86 91 96
60 64 68 73 77 81
52 55 59 63 66 70
27 kVp 0.28 0.30 0.32 0.34 0.36 0.38
165 174 184 194 203 213
122 130 137 144 152 159
96 102 108 114 119 125
78 83 88 93 98 103
66 70 74 78 83 87
57 61 64 68 71 75
29 kVp 0.30 0.32 0.34 0.36 0.38 0.40
177 187 196 205 215 224
132 139 147 154 161 169
104 110 116 121 127 133
85 90 95 100 104 109
72 76 80 84 88 92
62 66 69 73 76 80
31 kVp 0.31 0.33
184 193
138 145
109 115
89 94
75 80
65 69
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 12 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Tegangan dan HVL (mm Al) 0.35 0.37 0.39 0.41
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
Ketebalan kompresi mamae (cm) 3
4
5
6
7
8
203 212 221 231
152 160 167 174
120 126 132 138
99 104 109 113
84 88 92 96
72 76 80 83
33 kVp 0.32 0.34 0.36 0.38 0.40 0.42
190 200 209 218 228 237
143 150 158 165 172 179
113 119 125 131 137 143
93 98 103 108 113 118
79 83 87 91 96 100
68 72 75 79 83 86
35 kVp 0.33 0.35 0.37 0.39 0.41 0.43
197 206 215 225 234 243
148 156 163 170 178 185
118 124 130 136 142 148
97 102 107 112 117 122
82 86 91 95 99 104
71 75 79 82 86 90
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 13 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
Tabel B.2. Nilai fg [mRad/R] dengan target Mo – fliter Mo dan 50 persen glandular – 50 persen jaringan adipose mamae Tegangan Ketebalan kompresi mamae (cm) dan HVL 3 4 5 6 7 8 (mm Al) 23 kVp 0.24 166 126 100 82 69 60 0.26 179 135 107 88 75 65 0.28 191 145 115 95 80 69 0.30 203 155 123 101 86 74 0.32 216 164 131 108 91 79 0.34 228 174 139 114 97 84 25 kVp 0.26 0.28 0.30 0.32 0.34 0.36
184 196 207 219 231 242
140 149 159 168 177 186
112 119 127 134 142 149
92 98 104 111 117 123
78 83 89 94 99 104
67 72 77 81 86 90
27 kVp 0.28 0.30 0.32 0.34 0.36 0.38
199 211 222 234 245 256
153 162 171 180 189 198
122 129 137 144 152 159
101 107 113 119 125 132
85 91 96 101 107 112
74 79 83 88 92 97
29 kVp 0.30 0.32 0.34 0.36 0.38 0.40
214 225 236 247 258 269
164 173 182 191 200 209
132 139 146 154 161 168
109 115 121 127 134 140
93 98 103 108 114 119
80 85 89 92 99 103
31 kVp 0.31 0.33 0.35 0.37 0.39 0.41
221 232 243 254 265 276
171 180 189 197 206 215
137 145 152 159 166 174
114 120 126 132 138 144
97 102 107 113 118 123
84 89 93 98 102 107
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 14 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
Tegangan dan HVL (mm Al) 33 kVp 0.32 0.34 0.36 0.38 0.40 0.42
3
4
5
6
7
8
229 239 250 261 272 282
177 186 195 203 212 221
143 150 157 164 172 179
119 125 131 137 143 149
101 106 112 117 122 127
88 92 97 102 106 111
35 kVp 0.33 0.35 0.37 0.39 0.41 0.43
236 246 257 268 279 289
183 192 201 210 218 227
148 155 163 170 177 185
123 129 136 142 148 154
105 110 116 121 126 132
91 96 101 105 110 115
Ketebalan kompresi mamae (cm)
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 15 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
Tabel B.3. Nilai fg [mRad/R] untuk target Mo – filter Mo dan 100 persen jaringan adipose mamae Tegangan Ketebalan kompresi mamae (cm) dan HVL 3 4 5 6 7 8 (mm Al) 23 kVp 0.24 207 163 132 110 94 82 0.26 221 175 142 119 102 89 0.28 236 187 152 128 109 95 0.30 251 199 163 136 117 101 0.32 265 211 173 145 124 108 0.34 280 223 183 153 131 114 25 kVp 0.26 0.28 0.30 0.32 0.34 0.36
227 241 255 268 282 296
180 192 203 214 226 237
147 157 166 176 186 195
123 132 140 148 156 164
106 113 120 127 134 141
92 98 104 111 117 123
27 kVp 0.28 0.30 0.32 0.34 0.36 0.38
245 258 271 285 298 311
195 206 217 229 240 251
160 170 179 188 198 207
135 143 151 159 167 175
115 122 129 136 143 150
101 107 113 119 125 131
29 kVp 0.30 0.32 0.34 0.36 0.38 0.40
261 274 287 299 312 325
209 220 231 242 253 263
172 181 191 200 209 218
145 153 161 169 177 185
125 132 138 145 152 159
109 115 121 127 133 139
31 kVp 0.31 0.33 0.35 0.37 0.39 0.41
269 282 295 307 320 332
217 227 238 249 259 270
179 188 197 206 215 224
151 159 167 175 182 190
130 137 144 150 157 164
114 120 126 132 138 144
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 16 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Tegangan dan HVL (mm Al)
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
Ketebalan kompresi mamae (cm) 3
4
5
6
7
8
33 kVp 0.32 0.34 0.36 0.38 0.40 0.42
277 290 302 315 327 339
224 234 245 256 266 277
185 194 203 212 221 230
157 164 172 180 188 196
135 142 149 155 162 169
118 124 130 136 142 148
35 kVp 0.33 0.35 0.37 0.39 0.41 0.43
285 297 310 322 334 347
231 241 252 262 273 284
191 200 209 219 228 237
162 170 178 186 194 201
140 147 154 161 167 174
122 129 135 141 147 153
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 17 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
Tabel B.4. Nilai fg [mRad/R] dengan target Mo – filter Mo dan 30 persen glandular – 70 persen jaringan adipose mamae Tegangan Ketebalan kompresi mamae (cm) dan HVL 3 4 5 6 7 8 (mm Al) 23 kVp 0.24 181 139 111 92 78 68 0.26 194 150 120 99 84 73 0.28 208 160 129 107 91 79 0.30 221 171 137 114 97 84 0.32 234 181 146 121 103 89 0.34 247 192 155 128 109 95 25 kVp 0.26 0.28 0.30 0.32 0.34
200 213 225 237 262
155 165 175 185 205
124 133 141 149 166
103 110 117 124 138
88 94 100 106 118
76 81 87 92 102
27 kVp 0.28 0.30 0.32 0.34 0.36 0.38
216 228 240 253 265 277
168 178 188 198 208 217
136 144 152 160 168 176
113 120 127 134 140 147
96 102 108 114 120 126
84 89 94 99 104 109
29 kVp 0.30 0.32 0.34 0.36 0.38 0.40
231 243 255 267 278 290
181 190 200 210 219 229
146 154 162 170 178 186
122 129 136 142 149 156
104 110 116 122 127 133
91 96 101 106 111 116
31 kVp 0.31 0.33 0.35 0.37 0.39 0.41
239 251 262 274 285 297
188 197 207 216 226 235
153 160 168 176 184 192
127 134 141 148 154 161
109 115 120 126 132 138
95 100 105 110 115 120
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 18 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
Tegangan dan HVL (mm Al) 33 kVp 0.32 0.34 0.36 0.38 0.40 0.42
3
4
5
6
7
8
247 258 270 281 292 304
194 204 213 223 232 241
158 166 174 182 190 198
132 139 146 153 159 166
113 119 125 131 137 142
99 104 109 114 119 124
35 kVp 0.33 0.35 0.37 0.39 0.41 0.43
254 265 277 288 300 311
201 210 220 229 238 248
164 172 180 188 196 204
137 144 151 158 164 171
117 123 129 135 141 147
102 108 113 118 123 129
Ketebalan kompresi mamae (cm)
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 19 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
Tabel B.5. Nilai fg [mRad/R] dengan target Mo – filter Rh dan 100 persen jaringan glandular mamae Tegangan Ketebalan kompresi mamae (cm) dan HVL 3 4 5 6 7 8 (mm Al) 25 kVp 0.30 177 132 104 85 72 62 0.32 187 140 110 90 76 66 0.34 197 147 116 95 81 70 0.36 207 155 122 101 85 73 0.38 216 163 129 106 89 77 0.40 226 170 135 111 93 81 27 kVp 0.34 0.36 0.38 0.40 0.42 0.44
200 209 219 228 237 247
150 158 165 172 180 187
119 125 131 137 143 149
98 102 107 112 117 122
83 87 91 95 99 104
71 75 79 82 86 90
29 kVp 0.38 0.40 0.42 0.44 0.46 0.48
220 229 238 248 257 266
166 173 181 188 195 203
132 138 144 150 156 162
108 113 118 123 128 133
92 96 100 104 109 113
79 83 87 90 94 98
31 kVp 0.40 0.42 0.44 0.46 0.48 0.50
230 240 249 258 267 277
175 182 189 197 204 212
139 145 151 157 163 169
114 119 124 129 135 140
97 101 105 110 114 119
84 88 91 95 99 103
33 kVp 0.42 0.44 0.46 0.48 0.50
241 250 259 268 278
183 191 198 206 213
146 152 158 164 171
121 126 131 136 142
102 107 111 116 120
89 92 96 100 104
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 20 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Tegangan dan HVL (mm Al) 0.52 35 kVp 0.44 0.46 0.48 0.50 0.52 0.54
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
Ketebalan kompresi mamae (cm) 3
4
5
6
7
8
287
221
178
147
125
109
251 260 270 279 289 298
192 199 207 215 223 231
153 160 166 172 179 186
127 132 137 143 149 155
108 112 117 122 127 132
93 97 101 106 110 115
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 21 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
Tabel B.6. Nilai fg [mRad/R] dengan target Mo – filter Rh dan 50 persen glandular – 50 persen jaringan adipose mamae Tegangan Ketebalan kompresi mamae (cm) dan HVL 3 4 5 6 7 8 (mm Al) 25 kVp 0.30 213 164 132 109 93 81 0.32 225 174 140 116 98 85 0.34 236 183 147 122 104 90 0.36 248 192 155 128 109 95 0.38 259 201 162 135 115 99 0.40 270 210 170 141 120 104 27 kVp 0.34 0.36 0.38 0.40 0.42 0.44
239 250 261 272 283 293
186 195 204 212 221 230
150 157 165 172 179 187
125 131 137 143 149 156
106 111 117 122 127 133
92 97 101 106 110 115
29 kVp 0.38 0.40 0.42 0.44 0.46 0.48
262 273 284 294 305 315
205 214 222 231 240 249
166 173 180 187 195 202
138 144 150 156 163 169
118 123 128 133 139 144
102 107 111 116 121 126
31 kVp 0.40 0.42 0.44 0.46 0.48 0.50
274 285 295 306 316 326
215 223 232 241 250 259
174 181 189 196 203 211
145 151 158 164 170 177
124 129 135 140 146 151
108 112 117 122 127 132
33 kVp 0.42 0.44 0.46 0.48 0.50 0.52
286 296 307 317 327 338
225 233 242 251 260 269
183 190 197 205 212 220
153 159 165 172 178 185
130 136 141 147 153 159
113 118 123 128 133 138
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 22 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Tegangan dan HVL (mm Al) 35 kVp 0.44 0.46 0.48 0.50 0.52 0.54
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
Ketebalan kompresi mamae (cm) 3
4
5
6
7
8
297 308 318 328 339 349
234 243 252 261 270 279
191 199 206 214 222 230
160 166 173 180 186 194
137 142 148 154 160 166
119 124 129 134 140 145
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 23 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
Tabel B.7. Nilai fg [mRad/R] dengan target Mo – fliter Rh dan 100 persen jaringan adipose mamae Tegangan Ketebalan kompresi mamae (cm) dan HVL 3 4 5 6 7 8 (mm Al) 25 kVp 0.30 260 209 172 145 125 109 0.32 274 220 182 154 132 115 0.34 287 232 191 162 139 122 0.36 300 243 201 170 146 128 0.38 313 254 210 178 153 134 0.40 326 265 220 186 161 140 27 kVp 0.34 0.36 0.38 0.40 0.42 0.44
290 302 315 327 340 352
234 245 256 267 277 288
194 204 213 222 231 240
165 172 180 188 196 204
142 149 156 162 169 176
124 130 136 142 148 155
29 kVp 0.38 0.40 0.42 0.44 0.46 0.48
316 328 340 352 364 376
257 268 278 288 299 309
214 223 232 241 250 259
181 189 197 205 213 221
157 163 170 177 184 191
137 143 149 155 162 168
31 kVp 0.40 0.42 0.44 0.46 0.48 0.50
329 341 353 365 376 388
269 279 289 300 310 320
224 233 242 251 260 269
190 198 206 214 222 230
165 171 178 185 192 199
144 150 156 163 169 175
33 kVp 0.42 0.44 0.46 0.48 0.50
342 354 365 377 388
280 290 301 311 321
234 243 252 261 270
199 207 215 223 231
172 179 186 193 201
151 158 164 170 176
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 24 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Tegangan dan HVL (mm Al) 0.52 35 kVp 0.44 0.46 0.48 0.50 0.52 0.54
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
Ketebalan kompresi mamae (cm) 3
4
5
6
7
8
400
331
279
239
208
183
354 366 378 389 400 411
291 302 312 322 332 343
244 253 262 271 280 290
208 216 224 232 240 249
180 187 195 202 209 217
159 165 171 178 184 191
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 25 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
Tabel B.8. Nilai fg [mRad/R] dengan target Rh – filter Rh dan 100 persen jaringan glandular mamae Tegangan Ketebalan kompresi mamae (cm) dan HVL 3 4 5 6 7 8 (mm Al) 25 kVp 0.30 178 134 106 87 74 64 0.32 189 143 113 93 79 68 0.34 200 151 120 99 84 72 0.36 210 159 127 104 88 77 0.38 221 168 133 110 93 81 0.40 231 176 140 116 98 85 27 kVp 0.34 0.36 0.38 0.40 0.42 0.44
207 217 227 237 247 257
158 166 174 182 190 198
126 133 139 146 152 159
104 110 115 121 126 131
88 93 98 102 107 112
76 81 85 89 93 97
29 kVp 0.38 0.40 0.42 0.44 0.46 0.48
232 242 252 261 270 279
179 187 194 202 209 217
144 150 156 163 169 175
119 124 130 135 140 145
101 106 110 115 119 124
88 92 96 100 103 107
31 kVp 0.40 0.42 0.44 0.46 0.48 0.50
246 255 264 273 282 291
191 198 205 213 220 227
154 160 166 172 178 184
128 133 138 143 148 153
109 113 118 122 126 131
94 98 102 106 110 113
33 kVp 0.42 0.44 0.46 0.48 0.50 0.52
258 267 276 285 293 302
201 208 216 223 230 237
163 169 175 181 186 192
136 141 146 151 156 160
116 120 124 128 133 137
100 104 108 112 115 119
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 26 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Tegangan dan HVL (mm Al) 35 kVp 0.44 0.46 0.48 0.50 0.52 0.54
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
Ketebalan kompresi mamae (cm) 3
4
5
6
7
8
270 278 278 295 304 312
211 218 225 232 239 246
171 177 173 189 194 200
143 148 153 158 162 167
122 126 130 135 139 143
106 110 113 117 121 124
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 27 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
Tabel B.9. Nilai fg [mRad/R] dengan target Rh – filter Rh dan 50 persen glandular dan 50 persen jaringan adipose mamae Tegangan Ketebalan kompresi mamae (cm) dan HVL 3 4 5 6 7 8 (mm Al) 25 kVp 0.30 214 166 134 111 95 82 0.32 226 176 142 118 101 88 0.34 239 186 151 126 107 93 0.36 251 196 159 133 113 98 0.38 263 206 167 140 119 104 0.40 275 216 175 147 125 109 27 kVp 0.34 0.36 0.38 0.40 0.42 0.44
246 257 269 280 291 302
193 203 212 222 231 240
157 165 173 181 189 197
132 138 145 152 159 165
113 118 124 130 136 142
98 103 108 113 118 123
29 kVp 0.38 0.40 0.42 0.44 0.46 0.48
274 284 295 306 316 326
217 227 236 244 253 262
178 186 193 201 208 216
150 156 163 169 176 182
128 134 140 145 151 156
112 117 122 127 132 136
31 kVp 0.40 0.42 0.44 0.46 0.48 0.50
288 298 309 319 329 338
230 239 248 256 265 273
190 197 204 212 219 226
160 166 172 179 185 191
137 143 148 154 159 164
120 125 130 134 139 144
33 kVp 0.42 0.44 0.46 0.48 0.50 0.52
301 311 321 331 340 350
242 251 259 267 275 284
200 207 214 221 228 235
169 175 181 187 193 199
145 151 156 161 167 172
127 132 137 141 146 150
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 28 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Tegangan dan HVL (mm Al) 35 kVp 0.44 0.46 0.48 0.50 0.52 0.54
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
Ketebalan kompresi mamae (cm) 3
4
5
6
7
8
313 323 333 342 351 360
253 261 270 278 285 293
210 217 224 231 237 244
178 184 190 195 201 207
153 158 164 169 174 179
134 139 143 148 152 157
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 29 dari 31
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120 Tel. (021) 63858269 – 70, Fax. (021) 63858275
Jenis Rekaman : Judul :
Rekaman Unit Kerja Pedoman Teknis Penyusunan Tingkat Panduan Paparan Medik atau Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional
Tabel B.10. Nilai fg [mRad/R] dengan target Rh – filter Rh dan 100 persen jaringan adipose mamae Tegangan Ketebalan kompresi mamae (cm) dan HVL 3 4 5 6 7 8 (mm Al) 25 kVp 0.30 260 209 173 147 127 111 0.32 274 222 184 156 135 118 0.34 289 234 194 165 142 125 0.36 303 246 205 174 150 132 0.38 316 258 215 183 158 139 0.40 329 269 225 192 166 145 27 kVp 0.34 0.36 0.38 0.40 0.42 0.44
295 308 321 334 346 358
241 252 264 275 286 296
201 211 221 231 240 250
172 180 189 197 206 214
149 156 164 171 179 186
131 137 144 151 157 164
29 kVp 0.38 0.40 0.42 0.44 0.46 0.48
325 337 349 361 372 383
268 279 290 300 310 320
226 235 245 254 263 271
194 202 210 218 226 233
168 176 183 190 197 204
148 155 161 167 173 180
31 kVp 0.40 0.42 0.44 0.46 0.48 0.50
340 352 363 374 385 396
283 293 303 313 323 332
239 248 257 266 274 283
205 213 221 229 236 244
179 186 193 200 206 213
158 164 170 176 182 188
33 kVp 0.42 0.44 0.46 0.48 0.50 0.52
354 365 376 387 397 408
296 306 315 325 334 344
251 260 268 277 285 293
216 224 231 239 246 254
189 196 202 209 215 222
167 173 179 185 191 196
No. Rek.: LT/STI/KN 01/P2STPFRZR 1/077/2016 Revisi : 0
Tanggal : 29 Februari 2016 Hal : 30 dari 31