PATOFISIOLOGI
FRAKTUR
11.1Anatomi Tulang
a.r1icular
ca~Wage ePfPhYSiS{
epiphyseal: line
spongy~ hone
diaphysis .'
perforating
canal (Volkm ann's canal)1 blood' vessels
Bone Structure
fundame ntalis. Arsitektur jaringan tulang dikenal dengan 2 jenis yaitu:
Tulang dalam garis besamya dibagi atas: a.
Tulang panjang
b. Tulang pendek
karpal. c.
Tulang pipih
tulang pelvis.
11.2Definisi Fraktur
11.3Klasifikasi
Fraktur
1.
Klasifikasi •
etiologi
Fraktur traumatik, terjadi karena trauma tiba-tiba
patologis didalam tulang
tertentu. 2. Klasifikasi klinis
mempunyai hubungan dengan dunia luar.
fragmen minimal.
fragmen j elas.
•
Fraktur dengan komplikasi
union, non union, infeksi tulang. 3. Klasifikasi Radiologi •
Menurut lokalisasi a.
Diafisial
b.
Metafisial
c.
Intra-artikuler
d. Fraktur dengan dislokasi •
Menurut konfigurasi a.
Fraktur transversal
tulang. b. Fraktur oblik Fraktur komplit yang melalui korteks secara diagonal. c.
Fraktur spiral
d. Fraktur kupu-kupu e.
Fraktur komunitif Garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan
f.
Frak ur segmen al Garis patah lebih dari satu, tetapi tidak berhubungan
g. Fraktur depresi
I
O pen G reensticK Im~acted
•
I
Comminutedl
Spiml O b~liq ue
Menurut ekstensi a.
Fraktur total
e.
Frakur green stick
a.
Tidak bergeser
(undisplaced)
Garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak bergeser b.
Bergeser (displace d)
terj adi
fragmen
fraktur
:bersampingan, angulasi, rotasi, distraksi, over-riding, impaksi
11.4 Patofisiologi
IV. PAlH W AY S Trauma langsung
trauma tidak langsung
kondisi PtlogiS
I
,
*
+
FRAKTU R
...--Perub j~ngan
sekitsr
.~
Pergeseran frag Tlglaserasi V kulit:s pasme otot ~ ...
kulit
gg. f,r', gSll
Gg mobilitas
fisik
tek S sm
tek kapiler pe nin,'r';I,k +
Kerusekan
deformitasintegritas
r
~
•
pe rdarah an
pelepasan
•
reaksi stres klien
histamin melepaskan
katekolamin
t
• protein P1asf"a hilangm e m O ! h S , i asam lemak kehilangan volu e cairani! • edema bergab dg trombosit Sh oc k h ipivolemik
i~
t
e mboli
penekn pem drh J.
"t
menyumbat
penurunan perfusi Jar
gg.perfusi jar
, ,
pemb drh
Terjadi
reaksi
jaringan lunak
sekitar
fraktur
sebagai suatu
reaksi
c>1
c>1
2.Infe ksi c>1
c>1
c>1
c>1
kelebihan traksi atau karena tonus dan tarikan otot. 4. Gangguan perdarahan
setempat
c>1
5. Trauma lokal ekstensif 6. Kehilangan tulang 7. Rongga atau jaringan diantara fragmen tulang 8. Keganasan lokal
1 0. Radiasi (nekrosis radiasi)
Apabila
kedua
fragmen
mempunyai vaskularisasiyang
2. Kontak fragmen tulang maksimal
4. Nutrisi yang baik 5. Latihan-pembebanan
berat badan untuk tulang panjang
anabolic 7.Potensiallistrik
pada patahan tulang
Lokalisasi
W aktu
penyembuhan
3-6 mgg Distal radius
6mgg
Diafisis ulna dan radius
1 2mgg
Humerus
1 0-1 2 mgg
Klavikula
6mgg
P anggul
1 0-1 2 mgg
Femur
1 2-1 6 mgg
Kondilus femur atau tibia
8-1 0 mgg
Tibia/Fibula
1 2-1 6 mgg
Vertebra
1 2mgg
11.5Komplikasi
Fraktur
1 . Komplikasi umum
gangguan
metabolisme,berupa
trombosis vena dalam, tetanus atau gas gangren. 2.
Komplikasi lokal a.
Komplikasi Dini
peningkatan
.:.
Pada tulang Infeksi terutama pada fraktur terbuka
•:. Pada jaringan lunak
.:. Pada otot
.:. Pada pembuluh darah
•:. Sindroma kompartemen
.:. Pada saraf
b.
Komplikasi Lanjut
pemeriksaan terlih at adanya
deformitas,berupa angulasi,
perpendekan atau pemanj angan . •:. Delayed union
.:. Non union
Tipe
I
(Hypertrophic
rotasi,
periosteum
yang
luas,
hilangnya
•:. Mal union
sehingga menimbulkan deformitas . •:.
.:.
Osteomielitis
Kekakuan sendi
intraartikule r,
vaskularisasi fragmen -fragmen