MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI
PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
Disusun oleh:
KELOMPOK 8 FARID IMANIANTO I MADE DWI SURYA CIPTALYADI SUWARNI WIDIA ADE YUDANTY
(13) (16) (33) (34)
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TAHUN AJARAN 2014/2015
BAB I LATAR BELAKANG
Usaha seseorang untuk selalu memenuhi kebutuhan hidupnya selalu dilakukan sejak zaman dahulu kala. Sebelum adanya jual beli seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bertukar barang dengan orang lain yang memeliki barang yang ia butuhkan (barter). Namun, barter bukanlah hal yang efisien bagi seseorang untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena terkadang barang yang ditukar tidak seimbang nilainya dengan barang yang didapat. Seiring berkembangnya zaman akhirnya didapat satuan pengukur nilai suatu barang yaitu uang. Setelah orang-orang mengenal uang maka sistem barter tidak lagi berlaku, akan tetapi yang ada adalah sistem jual beli. Pasar merupakan salah satu tempat krusial yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia. Manusia dalam memenuhi kebutuhannya pasti membutuhkan pasar, karena seperti yang kita ketahui, di pasar lah barang kebutuhan manusia tersedia. Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Menurut organisasinya pasar dapat dibedakan menjadi 2, yaitu pasar persaingan sempurna, dan pasar persaingan tidak sempurna. Pasar persaingan tidak sempurna dibagi lagi menjadi 3 bagian yaitu pasar monopoli, pasar monopolistik, dan pasar oligopoli. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang pasar monopolistik. Melihat dari jenis barang yang termasuk di dalamnya, pasar tipe ini merupakan salah satu pasar yang begitu dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Persaingan sempurna dan monopoli sangat jarang terjadi dalam dunia nyata, karena hampir semua perusahaan tunduk pada persaingan. Walaupun hampir semua perusahaan dihadapkan pada sejumlah pesaing yang sangat banyak yang memproduksi produk-produk subtitutnya, perusahaan-perusahaan masih mempunyai kendali terhadap harga output mereka. Mereka tidak bisa menjual semua yang mereka inginkan pada suatu tingkat harga yang tetap, demikian juga mereka tidak akan kehilangan semua penjualan mereka jika mereka meningkatkan sedikit harga produk mereka. Dengan kata lain hampir semua perusahaan menghadapi kurva permintaan yang berslope menurun. Produsen yang berhasil dalam menjalankan suatu usaha tidak akan menutup kemungkinan usaha tersebut akan diikuti oleh orang lain. Apalagi didukung oleh sumber daya alam yang melimpah yang memungkinkan untuk seseorang memproduksi barang dengan jumlah yang banyak. Indonesia merupakan Negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah sehingga dengan mudah setiap produsen
1
mendapat bahan untuk berproduksi. Ketika banyak produsen memproduksi barang yang sama, walaupun dengan kemasan, merk dan kualiatas yang berbeda. Maka disnilah terjadi pasar persaingan monopolistik.
2
BAB II TEORI
Pasar Monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah : sabun, shampoo, pasta gigi, dll. Meskipun fungsi semua pasta gigi sama yakni untuk membersihkan gigi, tetapi setiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain. Pada pasar monopolistik, produsen memiliki kemampuan untuk memengaruhi harga walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar monopoli atau oligopoli. Kemampuan ini berasal dari sifat barang yang dihasilkan. Karena perbedaan dan ciri khas dari suatu barang, konsumen tidak akan mudah berpindah ke merek lain, dan tetap memilih merek tersebut walau produsen menaikkan harga. Misalnya, pasar sepeda motor di Indonesia. Produk sepeda motor memang cenderung bersifat homogen, tetapi masing-masing memiliki ciri khusus sendiri. Sebut saja sepeda motor Honda, di mana ciri khususnya adalah irit bahan bakar. Sedangkan Yamaha memiliki keunggulan pada mesin yang stabil dan jarang rusak. Akibatnya tiap-tiap merek mempunyai pelanggan setia masing-masing. Pada pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah faktor yang bisa mendongkrak penjualan. Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra yang baik di dalam benak masyarakat, sehingga membuat mereka mau membeli produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat berpengaruh terhadap penjualan perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan yang berada dalam pasar monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga citra perusahaannya. Karakteristik Pasar Monopolistik Pasar Monopolistik memiliki ciri-ciri yang melekat, yaitu : 1. Terdapat Banyak Produsen atau Penjual Meskipun demikian, pasar ini tidak memiliki produsen atau penjual sebanyak pasar persaingan sempurna dan tidak ada satu pun produsen yang mempunyai skala produksi yang lebih besar dari produsen lainnya.
2. Adanya Diferensiasi Produk Sifat ini merupakan sifat yang sangat penting untuk dapat membedakan mana pasar persaingan monopolistik dan mana pasar persaingan sempurna . 3
Seperti yang telah kita ketahui bahwa pasar persaingan sempurna seluruh perusahaan nya memproduksi produk yang sama. Oleh karena itu susah untuk membedakan produk suatu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Sedangkan dalam pasar persaingan monoplistik tidak susah untuk membedakan produk dari masing-masing perusahaan, karena perbedaan corak(different product) pada produk tersebut. Apabila kita lihat secara fisik suatu product , akan tanpak jelas perbedaan tersebut. Maka kita dapat membedakan mana produk suatu perusahaan dengan product perusahaan yang lainnya. Di samping perbedaan dalam bentuk fisik , juga terdapat perbedaan dalam bentuk bungkus atau pembungkusan product, dan ada pula yang berbeda dalam cara membayar barang yang akan di beli. Akibat dari berbagai macam perbedaan ini , barang yang di produksi oleh perusahaan pasar monopolistis ini tidak bersifat barang pengganti sempurna akan tetapi ia bersifat barang pengganti yang dekat.
3. Produsen dapat Mempengaruhi Harga Berbeda dengan Pasar Persaingan Sempurna, dimana harga terbentuk berdasarkan mekanisme pasar, maka pasar monopolistik dapat mempengaruhi harga meskipun tidak sebesar pasar oligopoli dan monopoli.
4. Produsen dapat Keluar Masuk Pasar Hal ini dipengaruhi oleh laba ekonomis, saat produsen hanya sedikit di pasar maka laba ekonomisnya cukup tinggi. Ketika produsen semakin banyak dan laba ekonomis semakin kecil, maka pasar menjadi tidak menarik dan produsen dapat meninggalkan pasar.
5. Promosi Penjualan Harus Aktif Dalam pasar persaingan monopolistis harga bukanlah penentu utama dari besarnya pasar dari perusahaan- perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis. Pada pasar ini memungkinkan suatu perusahaan menarik banyak pelanggan walaupun harga barang produksinya berharga tinggi. Bahkan sebaliknya , suatu perusahaan tidak mudah menarik banyak pelanggan dengan harga barang produksi yang relatif rendah. Pada pasar ini harga bukan merupakan pendongkrak jumlah konsumen, melainkan kemampuan perusahaan menciptakan citra baik dimata konsumen, sehingga dapat menimbulkan fanatisme terhadap produk. Karenanya, iklan dan promosi memiliki peran penting dalam merebut dan mempertahankan konsumen.
4
BAB III PEMBAHASAN MASALAH
1. Permintaan Pasar Monopolistik Permintaan dari suatu perusahaan dalam persaingan monopolistik adalah condong menurun karena preferensi konsumen terhadap fitur-fitur produk yang dibedakan tersebut. Akan tetapi, karena terdapat beberapa barang pengganti dekat (jika tidak sempurna) yang langsung tersedia, maka permintaannya menjadi sangat elastis. Pada jangka pendek kemungkinan akan terjadi laba maksimum dan kerugian. Karena pada waktu yang relatif singkat tidak akan ada penambahan pesaing baru. Pada jangka pendek, keuntungan maksimum dicapai saat MR = MC sedangkan harga permintaan lebih besar dari biaya rata-rata. Segi empat PABC menunjukkan jumlah keuntungan maksimum yang daapat dinikmati oleh perusahaan. Sedangkan besarnya kerugian yang diderita digambarkan oleh kotak PABC di bawah. Kerugian yang diderita adalah kelebihan biaya yang dikeluarkan atau biaya total terhadap pendapatan. Kerugian dapat diminimumkan saat MR=MC. Dalam jangka panjang, akan semakin banyak perusahaan yang masuk ke pasar menjadi saingan dari perusahaan-perusahaan pendahulunya. Akibatnya, setiap perusahaan akan menghadapi permintaan yang semakin sedikit pada berbagai tingkat harga. Tindakan Non Harga Pasar Tindakan non harga adalah usaha-usaha di luar perubahan harga yang dilakukan oleh perusahaan untuk menarik lebih banyak pembeli barang yang diproduksinya.
2. Pemaksimuman Keuntungan Dalam Pasar Persaingan Monopolistik Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan monopolistik lebih elastis dari yang dihadapi monopoli. Tetapi tidak sampai mencapai elastis sempurna sebagaimana kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan dalam pasar persainagn sempurna. a) Pemaksimuman Keuntungan Jangka Pendek Permintaan yang dihadapi perusahaan dalam persaingan monopolistik adalah sebagian dari keseluruhan permintaan pasar. Keuntungan maksimum akan dicapai apabila perusahaan terus berproduksi sampai pada tingkat tercapainya MC=MR. Perusahaan akan memperoleh laba diatas normal pada jangka pendek.
5
Keseimbangan yang dicapai suatu perusahaan dalam pasar persaingan monopolistiK adalah sama dengan keadaan keseimbangan dalam pasar monopoli. Bedanya, dalam pasar persaingan monopoli yang dihadapi adalah permintaan dari seluruh pasar, sedangkan dalam pasar persaingan monopolistik, permintaan yang dihadapi perusahaan adalah sebagian dari keseluruhan permintaan pasar.
Keuntungan Monopolistik Jangka Pendek
Contoh Soal: Diketahui fungsi permintaan perusahaan “Herlambang” dalam pasar persaingan monopolistic adalah P = 100 - 2Q. sedangkan fungsi biayanya adalah TC = 5 + 2Q. dalam hal ini p = tingkat harga, q = tingkat out put dan TC = biaya total. Tentukan kombinasi harga dan tingkat produksi yag memaksimumkan keuntungan perusahaan. Hitunglah laba yang diperoleh perusahaan. Penyelesaian P TR TR MR MC
= 100 - 2Q = PQ = (100 - 2Q2) = 100 - 4Q =2
Syarat tercapainya laba maksimum adalah MR = MC 100 - 4Q =2 4Q = 98 Q = 24,5
6
P P π
= 100 - (2 x 24,5) = 51 = PQ - TC = (51x24,5) – (5 + 2x24,5) = 1195,5
b) Pemaksimuman Keuntungan Jangka Panjang Keuntungan yang melebihi normal menyebabkan pertambahan jumlah perusahaan dipasar. Dengan demikian setiap perusahaan yang ada di pasar akan menghadapi permintan yang semakin berkurang pada berbagai tingkat harga. Sehingga keuntungan pun akan semakin menurun ketingkat normal. Bahkan akan merugi jika penerimaan marjinal lebih kecil dari biaya marjinal (MR
7
Dalam jangka panjang, perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik hanya menerima keuntungan normal, seperti halnya perusahaan dalam pasar persaingan sempurna. Kurva keseimbangan jangka panjang,
Keuntungan Monopolistik Jangka Panjang
Di sinilah letak ketidakefisienan pasar persaingan monopolistik. Ada dua penyebab ketidakefisienan pasar persaingan monopolistik, yaitu:
Harga jual masih lebih besar dari biaya marjinal (P>MC) Kapasitas berlebih (Excess Capacity)
3. Corak Pasar Persaingan Monopolistik Terdapat beberapa corak yang ada terjadi dan ada pada pasar persaingan monopolistik. Berikut uraian hal-hal yang terkait dalam corak pasar persaingan monopolistik. a) Efesiensi dan Diferensiasi Produksi Dalam pasar persaingan monopolistik walaupun terdapat banyak produk yang dihasilkan sama namun produsen membedakan karakteristiknya, baik dalam hal mutu, design, mode maupun kemasan. Perbedaan-perbedaan ini membuat konsumen memiliki banyak pilihan untuk menentukan produk yang akan dipilih dan digunakan.
8
Setiap perusahaan dalam pasr persaingan monopolistic akan berusaha memproduksi produk yang mempunyai sifat khusus yang dapat dengan jelas dibedakan dengan hasil perusahaan lain. Terdapatnya berbagai varisi produk merupakan keistimewaan dari pasar persaingan monopolistik. Variasi produk menimbulkan keuntungan bagi produsen dan konsumen. Keuntungan bagi produsen karena diferensiasi produk mampu menciptakan suatu penghambat pada perusahaan lain untuk menarik para pelanggannya. Bagi konsumen keuntungannya karena mereka memeiliki banyak pilihan untuk membeli suatu produk dengan karakteristik yang berbedabeda. b) Perkembangan Teknologi dan Inovasi Bentuk pasar monopolistik memberikan dorongan yang sangat terbatas untuk melakukan perbaikan teknologi dan inovasi, karena dalam jangka panjang perusahaan hanya memperoleh keuntungan normal. Ketika terlihat keuntungan yang melebihi normal dalam jangka pendek maka akan memicu perusahaan-perusahaan lain untuk memasuki industri tersebut. Ketika banyak peodusen yang bergelut dalm bidang yang sama maka keuntungan yang melebihi normal pun tidak didapati lagi, yang berarti dalam waktu yang singkat keuntungan yang diperoleh dari pengembangan teknologi dan inovasi tidak dapat lagi dinikmati. c) Persaingan Bukan Harga Persaingan bukan harga merujuk pada upaya-upaya selain perubahan harga yang dilakukan oleh produsen untuk menarik lebih banyak konsumen. Karena dalam pasar persaingan monopolistik harga bukanlah segala-galanya. Maka dari itu, persaingan bukan harga dapat dilakukan dengaan diferensiasi produk dan iklan serta berbagai bentuk promosi penjualan. d) Distribusi Pendapatan Banyaknya produsen yang bersaing pada pasar persaingan monopolistik mengakibatkan distribusi pendapatan akan seimbang. Asumsinya, ketika suatu produsen mampu menghasilkan keuntungan melebihi normal pada jangka waktu pendek, maka hal ini akan menarik beberapa produsen lain untuk memproduksi produk yang sama. Ketika banyak produsen yang dapat memperoleh keuntungan berarti tidak ada lagi yang produsen yang mendapatkan keuntungan lebih melainkan keuntungannya sama, karena keuntungannya sudah terbagi-bagi dengan banyaknya produk. Berdasarkan kecenderungan ini, para ekonom berpendapat bahwa pasar persaingan monopolistik menimbulkan corak distribusi pendapatan yang lebih merata.
9
4. Penentuan Harga/Output Dalam Persaingan Monopolistik Seperti tampak dari namanya, persaingan monopolistik mengandung unsurunsur monopoli dan persaingan sempurna. Aspek monopoli itu terdiri dari persaingan monopolistik ditelaah dalam jangka pendek. Perhatikan gambar 6.5. Pada gambar tersebut, dengan kurva permintaan D1 dan kurva penerimaan marjnal MR1, maka output optimum Q1 akan diperoleh pada titik di mana MR1 = MC. Di sini, laba monopoli jangka pendek yangh diterima adalah sama dengan P1LMAC1. Laba tersebut mungkin sebagai hasil pengenalan suatu produk baru atau karena adanya permintaan yang sangat tinggi.
Rp/unit
MC L
P1 P2 = AC2
AC
AC1 P3
M
MR2
D3
MR1
D1 D2
0
Q2
Q1
Q3
Q/t
Gambar 6.5. Kombinasi harga/output dalam persaingan monopolistik
Namun demikian, sejalan dengan waktu, persaingan akan terangsang oleh adanya laba monopoli jangka pendek ini, dan banyak perusahaan-perusahaa baru yang akan memasuki industri tersebut. Oleh karena itu, aspek persaingan dari persaingan monopolistik ini akan tampak dalam jangka panjang. Jika semakin banyak perusahaan yang memasuki industri tersebut dan menawarkan barang pengganti yang sangat dekat (tetapi tidak sempurna), maka pangsa pasar (market share) dari mula-mula akan menurun. Ini berarti bahwa permintaan perusahaan dan penerimaan marjinal (MR) akan bergeser ke kiri, seperti D2 dan MR2 dalam gambar 6.5. Output optimal perusahaan tersebut (di mana MR2 = MC) bergeser menjadi Q2, dan harga P2 sama dengan AC2, maka laba ekonomis menjadi nol. Jika barang pengganti yang ditawarkan persis sama (tidak hanya mendekati sama) maka dengan adanya perusahaan pendatang baru, D2 akan lebih mendekati horisontal dan keadaan persaingan sempurna, D3 dengan P3 dan Q3 akan terjadi.
10
5. Pandangan Lain Yang Menyokong Pengiklanan Di samping karana biaya produksi yang mungkin akan menjadi lebih rendah, golongan yang menekankan tentang kebaikan iklan mengemukakan kebaikan berikut: a) Pengiklanan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik di dalam menentukan jenis‑jenis barang yang akan dibelinya. Dengan iklan perusahaan‑perusahaan dapat menjelaskan kepada konsumen tentang barang baru yang diproduksikan, atau barang lama yang telah ditingkatkan mutunya. Di samping itu iklan dapat menerangkan kepada konsumen tempat‑tempat di mana suatu barang dapat dibeli. Ini mengurangi biaya dan menghemat waktu konsumen untuk mencari barang tersebut. b) Iklan akan menggalakkan kegiatan memperbaiki mutu suatu barang. Dalam mempromosikan barangnya melalui iklan perusahaan berusaha menonjolkan sifat‑sifat istimewa dari barang yang diproduksikannya. Maka iklan memberi dorongan kepada perusahaan untuk mengembangkan hasil produksinya sehingga mempunyai keistimewaan- keistimewaan tertentu kalau dibandingkan dengan barang yang sama yang diproduksikan perusahaan lain. c) Iklan membantu membiayai perusahaan komunikasi masa seperti radio, televisi, surat kabar dan majalah. Dengan membuat iklan dalam perusahaan‑perusahaan ini sebagian biaya mereka akan dibayar oleh kegiatan pengiklanan. Ini dapat (i) mengurangi subsidi pemerintah untuk membiayai kegiatan penyiaran radio dan televisi, dan (ii) menurunkan harga surat kabar dan majalah, yaitu harganya adalah lebih rendah dari yang akan diterapkan apabila tidak terdapat iklan. d) Iklan menaikkan kesempatan kerja. Telah ditunjukkan sebelum ini bahwa iklan akan menaikkan jumlah produksi. Untuk menambah produksi, lebih banyak pekerja diperlukan. Dengan demikian pengiklanan juga menyebabkan penggunaan tenaga kerja bertambah banyak.
6. Pandangan Yang Mengkritik Pengiklanan Selain mendapat sokongan karena menimbulkan beberapa keuntungan bagi perusahaan dan masyarakat, iklan juga menjadi bahan kritik karena memiliki beberapa sifat‑sifat yang negatif. Uraian berikut memberi gambaran tentang beberapa kritik terhadap pengiklanan:
11
a) Promosi secara iklan adalah suatu penghamburan Ia menaikkan biaya produksi per unit tanpa menimbulkan perubahan apa pun ke atas suatu barang. Sebelum ini pandangan tersebut telah diterangkan dengan menggunakan grafik. Pengkritik pengiklanan menambah pula, walaupun pengiklanan akan menambah penjualan suatu perusahaan pada waktu yang sama penjualan perusahaan lain berkurang. Dengan demikian kalau ditinjau dari sudut keadaan yang wujud di seluruh pasar, iklan tidaklah menaikkan jumlah barang yang diproduksikan dan dijual kepada konsumen. b) Iklan tidak selalu memberi informasi yang betul. Tidak selalu iklan dibuat dengan jujur, dan menerangkan sifat‑sifat sebenarnya dari barang yang diiklankan. Iklan yang menyatakan bahwa sesuatu barang adalah lebih istimewa dari barang yang sejenis yang tersedia di pasar, akan menarik- segolongan konsumen untuk tidak menggunakan barang lain yang selalu, dibelinya pada masa lalu. Apabila sifat barang yang dipromosikan melalui Man adalah lebih buruk dari barang yang tidak dikonsumsi lagi oleh konsumen yang bersangkutan, iklan merugikan konsumen tersebut. c) Iklan bukanlah suatu cara yang efektif untuk menambah jumlah pekerjaan dalam perekonomian Terdapat cara lain yang akan dapat menambah jumlah pekerjaan dengan lebih efektif. Misalnya, usaha menambah pekerjaan akan lebih efektif hasilnya dengan menggunakan kebijakan fiskal dan moneter.
d) Iklan dapat menjadi penghambat kepada perusahaan‑perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri Apabila kampanye iklan sangat berhasil dan produksi mengalami pertambahan yang sangat besar, perusahaan lain akan mengalami kekurangan permintaan dan efisiensi kegiatannya menurun. Menghadapi kenyataan seperti itu perusahaan‑perusahaan baru menjadi lebih enggan untuk masuk ke dalam industri tersebut.
7. Pengiklanan Suatu Kesimpulan Dengan mengemukakan pandangan‑pandangan yang menjelaskan buruk baiknya kegiatan pengiklanan, sekarang dapatlah dibuat penilaian tentang sampai di manakah iklan memberikan sumbangan kepada masyarakat. Sudah jelas bahwa iklan mempunyai beberapa kebaikan yang nyata, tetapi di samping itu 12
kelemahannya dapat dengan mudah ditunjukkan. Maka, untuk memaksimumkan efek positif dari pengiklanan, haruslah efek‑efek buruk yang mungkin timbul dihindarkan. Beberapa langkah penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah: Iklan haruslah terutama bertujuan untuk memberi keterangan yang benar dan jujur mengenai barang yang dipromosikan penjualannya. Peraturan‑peraturan yang tujuannya mengawasi agar perusahaan-perusahaan membuat lebih banyak iklan yang bersifat memberikan penerangan perlu dibuat. Kegiatan pengiklanan harus diatur secara demikian rupa sehingga ia tidak menjadi penghambat kepada perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut.
8. Keuntungan dan Kerugian Pasar Monopolistik Pasar Monopolistik memiliki keuntungan sebagai berikut : 1. Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk dapat memilih produk yang terbaik baginya. 2. Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu melakukan inovasi dalam menghasilkan produknya. 3. Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan produk yang akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk yang dipilihnya. 4. Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar kebutuhan sehari-hari tersedia dalam pasar monopolistik. Selain itu, Pasar Monopolistik juga memiliki kelemahan sebagai berikut : 1. Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi harga, kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal dan pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari pasar. 2. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik, karena pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang cukup tinggi. 3. Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan meningkatkan biaya produksi yang akan berimbas pada harga produk yang harus dibayar oleh konsumen. 4. Masih terdapat kemungkinan terjadi pemborosan biaya produksi bila dibandingkan dengan pasar persaingan sempurna. 5. Bagi perusahaan yang kecil, tingkat efisiensinya relatif rendah. 6. Kurang efisiennya perusahaan kecil menyebabkan harga barang yang dibayar konsumen masih kecil.
13
Usaha pemerintah mengatasi keburukan, antara lain,
1. Membuat Undang-Undang/peraturan yang mencegah timbulnya monopoli 2. Menarik pajak tinggi kepada monopolis 3. Mengizinkan impor barang yang sama dengan barang monopolis 4. Ikut menentukan tinggi rendahnya barang 5. Membuat perusahaan sejenis.
6. Peraturan Perusahaan Monopolistik Apabila keseimbangan pada harga dan kuantitas output timbul ketidakadilan, karena perusahaan belum berada pada AC minimum dan harga yang harus dibayar oleh konsumen melebihi biaya marginalnya, maka terdapat dua tindakan yang mungkin dapat dilakukan yaitu: 1. Pemerintah membuat peraturan tentang kebijakan harga hal ini berhubungan dengan fungsi pemerintah sebagai pengawas pasar. 2. Pemerintah memberikan subsidi, hal ini berarti pada saat tertentu pemerintah harus siap memberikan subsidi paling tidak sebesar keuntungan produsen yang hilang atau keuntungan sama dengan nol. Kedua kebijakan tersebut diperlukan agar perusahaan bekerja pada MC=AC=P atau harga ditentukan seolah-olah dalam persaingan sempurna.Pada kondisi ini monopolis tidak sepenuhnya menggunakan haknya untuk membuat harga dan konsumen membayar barang sesuai dengan biaya marginalnya.
14
BAB IV KESIMPULAN Pasar persaingan monopolistik adalah tempat bertemunya antara interaksi permintaan dan penawaran dari banyak produsen dan konsumen untuk satu jenis barang yang sama (homogen) secara universal, namun memiliki sifat barang yang heterogen karena memiliki diferentited product, sehingga setiap produsen memiliki kemampuan dalam mempengaruhi harga, terdapat persaingan secara kualitas dan iklan, serta mudahnya produsen keluar masuk pasar.
Keseimbangan pasar monopolistik ada dua yaitu keseimbangan jangka pendek dan keseimbangan jangka panjang. Ciri-ciri pasar persaingan monopolistik: Terdapat banyak penjual/produsen dan pembeli/konsumen yang terdapat dalam pasar, memiliki differentiated
product
yang
diperjual-belikan,
adanya
kemampuan
produsen
mempengaruhi harga, dan terdapat persaingan yang ketat dalam kualitas dan iklan.
15
BAB V STUDI KASUS
Persaingan Terhambat Karena Kebijakan Pemerintah yang Monopolistik Tidak sedikit kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah menciptakan struktur pasar yang sangat monopolistik. Akibatnya, di antara pelaku usaha tidak terjadi persaingan dalam menyelenggarakan kegiatan usahanya. Apalagi dengan ditolaknya gugatan dari Monopoly Watch oleh majelis hakim pada Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta. Monopoly Watch kemudian berencana akan mengajukan banding pada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN). Salah satu gugatan tersebut ditolak karena yang bersangkutan tidak memiliki legal standing yang sah sebagai badan hukum. Objek gugatan dalam persidangan tersebut adalah SK Menag No 525 tahun 2001 tentang Penunjukan Perum Peruri dan SK No Dalam SK Menteri Agama No. 519 tahun 2001 yang secara implisit menunjuk MUI (Majelis Ulama Indonesia) sebagai badan standarisasi halal. Terkait dengan penolakan tersebut, Muhammad Udin Silalahi selaku Wakil Ketua Komite Eksekutif mengatakan bahwa pihaknya akan mengajukan banding. Berdasarkan undang-undang yang berlaku, Monopoly Watch sudah sah secara hukum. "Nama dan bidang kerja Kami sudah tercatat di notaris," tegas Silalahi. Menurut Monopoly Watch, dua Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Menag tersebut merupakan contoh dari kebijakan pemerintah yang jelas menghambat persaingan diantara pelaku usaha. Tidak sedikit kebijakan pemerintah yang sangat menghambat kegiatan usaha, misalkan pemberian ijin tertentu kepada pelaku usaha tertentu. Ambil contoh kasus PT Bogasari Flour Mills yang telah memperoleh izin dari pemerintah untuk mengimpor gandum dan memproduksinya menjadi terigu. Pada saat itu, PT Bogasari adalah satu-satunya perusahaan yang memproduksi terigu dengan pangsa pasar 85%. Kemudian Kepmen No 91/Kp/1992 memberi ijin kepada Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh sebagai pelaku usaha pembali cengkeh dari petani dan menjualnya kembali pada produsen rokok. Petani diharuskan menjual cengkeh tersebut dengan harga yang sudah ditentukan. Silalahi menjelaskan bahwa pada kasus cengkeh, petani tidak dapat langsung menjual cengkehnya kepada produsen rokok. "Dengan demikian, para petani cengkeh tidak bisa bersaing pada pasar yang bersangkutan, " kata Silalahi
16
Pemerintah harus hati-hati Mencermati begitu banyaknya kebijakan pemerintah yang menyebabkan persaingan tidak sehat, Silalahi menyatakan bahwa sebaiknya pemerintah lebih berhati-hati dalam mengeluarkan kebijakan tersebut. "Intinya jangan sampai menimbulkan distorsi terhadap pasar dan menghambat persaingan," ujar Silalahi. Lihat saja, SK Menag penunjukan Peruri untuk mencetak lebel halal tersebut. "Memangnya hanya Peruri yang bisa melakukan pencetakan dengan kualitas yang sama dengan Peruri. Banyak kok, percetakan yang bisa melakukan pencetakan tersebut," ujar Silalahi. Sementara itu menurut laporan Bank Dunia, masalah penetapan harga, kartel, dan kontrol produksi harus didukung oleh pemerintah. Misalkan, dengan menentukan sektor mana saja yang dimungkinkan diberikan "dispensasi" berlangsungnya praktek monopoli. Hambatan persaingan berdasarkan sektor tertentu. Bentuk Hambatan Kartel Kontrol Harga Entry Barrier Izin Khusus Dominasi BUMN
Sektor Semen, Kayu, Kertas, Pupuk Semen, Gula, Beras Kayu, Retail business Cengkeh, Tepung, Gandum Baja, Pupuk, Produksi Minyak
Sumber Bank Dunia tahun 1995 Pelaku usaha belum mengerti Silalahi sendiri tidak menafikan bahwa praktek monopoli itu masih berlangsung di dalam masyarakat. Ketika ditanya di manakah persoalan selama ini, Silalahi mengemukakan bahwa masih sedikit pelaku usaha yang mengerti subtansi dari UU No 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak sehat. Terkait dengan masalah sosialisasi, Monopoly Watch sedang mengupayakan sosialisasi atas UU tentang Persaingan Usaha yang selama ini dinilai masih belum dimengerti oleh pelaku usaha. "Monopoly Watch saat ini sedang mencari partner dalam kegiatan sosialisasi tersebut," kata Silalahi. Menyinggung masalah benturan kepentingan dengan KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha), Silalahi menegaskan bahwa pihaknya menempatkan diri sebagai mitra kritis dari KPPU yang dibentuk oleh pemerintah agar penegakan hukum bisa berjalan dengan baik. Sementara itu, Samuel Nitisaputra, Sekretaris Komite Eksekutif Monopoly Watch mengatakan bahwa selain faktor kebijakan, juga perlu diperhatikan adalah praktek dumping. Praktek tersebut merupakan penjajahan modern melalui penguasaan di bidang ekonomi. 17
Suatu hal yang sangat membingungkan, jika pemerintah sempat mengeluarkan kebijakan pemerintah yang justru nantinya akan mendukung berlangsungnya praktek dumping. "Praktek dumping jelas sangat merugikan pelaku usaha dan menyengsarakan bagi perekonomian, " tegas Samuel.
Apple Coret New York Times Dari Daftar Rekanan Pers 18 Februari 2012
Sehubungan dengan pengumuman Apple tentang skandal pabrik Foxconn di China. Salah seorang sumber NYT mengatakan: “Mereka (Apple) memainkan access journalism.. dan saya mendengarnya dari orang-orang di dalam Apple. Mereka mengatakan: „kalian akan mendapatkan akses yang lebih sedikit karena artikel berseri iEconomy.‟ ” Editor untuk artikel-artikel tech di NYT yaitu Damon Darlin juga mengatakan bahwa mereka dihadapkan dengan sebuah dilema ketika membuat artikel tentang Apple, “Kami tidak pernah senang dengan akses yang kami miliki dengan pihak Apple. Sama sekali tidak pernah. Apple adalah sebuah perusahaan yang sangat sulit untuk dibahas dalam sebuah artikel.” Keputusan Apple untuk memotong akses dari sebuah media publikasi yang menampilkan perusahaannya dalam image yang buruk jelas bukan merupakan sebuah kejutan besar, dan hal tersebut sudah lumrah dilakukan mengingat tiap perusahaan menginginkan ulasan sebaik mungkin dari berbagai media. Tapi seperti halnya yang telah dikutip oleh Washington Post, NYT jelas menyambut keputusan Apple ini dengan gembira untuk membebaskan mereka dalam melanjutkan artikel-artikel seperti kasus atau skandal Foxconn di iEconomy.
18
DAFTAR PUSTAKA http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_monopolistik ((diakses tanggal 20 november 2014 pukul 11.30 WIB) http://www.slideshare.net/ariefanzarullah1/persaingan-monopolistik (diakses tanggal 20 november 2014 pukul 11.34 WIB) http://www.krumpuls.net/2013/10/pengertian-pasar-monopolistik-bentuk_7.html (diakses tanggal 20 november 2014 pukul 11.35 WIB) https://latansablog.wordpress.com/2012/05/06/pasar-persaingan-monopolistikoligopoli/ (diakses tanggal 20 november 2014 pukul 11.37 WIB) http://www.ilmuku.com/file.php/1/Simulasi/mp_312/karakteristik.html ((diakses tanggal 20 november 2014 pukul 11.40 WIB) http://tugassekolahkit.blogspot.com/2013/10/penjelasan-tentang-pasarmonolopi.html (diakses tanggal 20 november 2014 pukul 11.43 WIB) http://www.ekonomikontekstual.com/2013/12/mengenal-pasar-persainganmonopolistik-dengan-benar.html (diakses tanggal 20 november 2014 pukul 11.55 WIB) http://cindj.wordpress.com/2013/04/03/makalah-pasar-monopolistik/ (diakses tanggal 20 november 2014 pukul 12.00 WIB) http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol5505/persaingan-terhambatkarena-kebijakan-pemerintah-yang-monopolistik (diakses tanggal 20 November 2014 pukul 11:40 WIB.) http://apple.gopego.com/2012/02/apple-coret-new-york-times-dari-daftarrekanan-pers (diupload tanggal 18 februari 2012 diakses tanggal 20November 2014 pukul 11:45) http://msw27hellyeah.blogspot.com/2012/03/pasar-persainganmonopolistik.html (dikases tanggal 20 November 2014 pukul 11:46) http://blogger-ila.blogspot.com/2013/05/pasar-persaingan-monopolistik.html (diakses tanggal 20 november 2014 pukul 12:10 WIB)
19