DAFTAR ISI BAB I PENDAHULU PENDAHULUAN.............. AN.................................... ............................................ ............................................ .......................................2 .................2
I.
Latar Belakang........................................ Belakang.............................................................. ......................................2 ................2
II.
Definisi............................................... Definisi......................... ............................................ ............................................ ......................3 3
BAB II II
RUANG RUAN G LINGKUP.......... LINGKUP................................... ............................................... ............................................ ......................4 4
BAB III III
TATA LAKSANA............ LAKSANA..................................... ............................................... ...........................................6 .....................6
BAB IV
DOKUMENTA DOKU MENTASI.................. SI........................................ ............................................ ........................................11 ..................11
Panduan Triase
Page 1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Triase merupakan kegiatan pemilahan pasien dalam menentukan tingkat kegawatdaruratannya guna menentukan prioritas penanganan pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau segera emergensi. Triase merupakan metode seleksi terhadap pasien, sehingga jika pada kondisi terdapat beberapa pasien sekaligus dalam waktu bersamaan atau pada kondisi korban massal, penanganan pasien berjalan dengan baik sesuai dengan prosedur triase, yaitu pasien digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan dari yang paling gawat darurat hingga yang tidak gawat darurat dan ditangani kelompok pasien yang gawat darurat terlebih dahulu, sementara kelompok lain yang tidak gawat dan tidak darurat dapat dilakukan observasi. Prinsip utama triase adalah pertolongan atau penanganan segera dilakukan kepada pasien dengan kondisi paling gawat darurat yang paling memungkinkan untuk selamat jika dilakukan tindakan penolongan segera (seperti infeksi melalui udara/ airborne). Hal tersebut dilakukan dengan cara menetapkan prioritas penangan pasien berdasarkan tingkat kegawatannya dengan cara skrining cepat terhadap kondisi pasien ( primary survey) kemudian mengelompokkan pasien, penempatan pasien sesuai kelompok dan penanganan serta pemantauan berkelanjutan. Pasien harus distabilkan terlebih dahulu sebelum dirujuk yaitu bila rumah sakit dapat menyediakan kebutuhan pasien dengan kondisi emergensi dan pasien memerlukan rujukan ke pelayanan yang kemampuannya lebih tinggi. Triase merupakan proses penting yang harus diketahui dan dijalankan oleh setiap rumah sakit karena sangat erat hubungannya terhadap kondisi kegawat daruratan, maka dari itu diperlukan panduan sebagai acuan kepada para petugas rumah sakit
Panduan Triase
Page 2
agar mengetahui mengenai triase, prinsip dan pelaksanaannya sehingga dapat diaplikasi dalam kegiatan lapangan sehari-hari. Rumah sakit melatih staf untuk menentukan pasien yang membutuhkan asuhan segera dan bagaimana memberikan prioritas asuhan B. DEFINISI
1. Triase adalah seleksi Pasien sesuai tingkat kegawat daruratan sehingga pasien terseleksi dengan mendapatkan pertolongan sesuai dengan tingkat kegawat daruratnya. 2. Skrining adalah Skrining kondisi pasien adalah suatu tata cara untuk menapis jenis pelayanan sejak kontak pertama didalam atau diluar RS berdasarkan kebutuhan pelayanan kesehatan pasien yang telah diidentifikasi melalui metode tatap langsung ataupun via telepon dan disesuaikan dengan misi dan sumber daya RS Tria Dipa. 3. Prmary survey adalah penilaian awal untuk dilakukan pasien yang datang berupa pemeriksaan kesadaran, sirkulasi, airway dan breathing serta penangan terhadap terhadap masalah yang ditemui.
Panduan Triase
Page 3
BAB II RUANG LINGKUP
Pembagian kelompok berdasarkan sistem triase, adalah : 1. Kelompok hitam Merupakan kelompok dengan prioritas paling akhir atau prioritas nol, yaitu pasien dengan kondisi sudah meninggal dunia atau dengan kondisi sangat berat yang bahkan jika dilakukan pertolongan pun pasien tetap tidak akan selamat. 2. Kelompok merah Merupakan kelompok prioritas utama dan pertama, yaitu pasien yang sedang dalam keadaan kritis atau mengancam jiwa atau terjadinya cacat anggota badan jika tidak segera dilakukan pertolongan. Kelompok ini merupakan kelompok gawat darurat yang memerlukan tindakan resusitasi sesegera mungkin dan memiliki kesempatan hidup besar. Resusitasi berupa pertolongan pada masalah sirkulasi (henti jantung, syok, perdarahan, anafilaksis, dll), pernapasan (henti napas, pneumothoraks, dll) atau jalan napas (sumbatan jalan napas,dll) dan pada kondisi seperti trauma multiple atau luka bakar luas dan lain-lain. 3. Kelompok kuning Merupakan kelompok prioritas kedua, dengan kondisi-kondisi yang potensial mengancam nyawa atau fungsi vitalnya terganggu jika tidak segera ditangani dalam jangka waktu singkat. Contoh kondisi adalah pada nyeri dada akut, gangguan pernapasan berat, perdarahan aktif, cedera kepala, fraktur tulang besar, luka bakar luas<25%, trauma abdomen atau dada, dll. Penanganan awal pada kelompok pasien in adallah pemantauan ketat kondisi keadaan umum dan tanda vital setiap waktu dan kewaspadaan akan terjadinya perubahan status secara tiba-tiba menjadi kelompok merah.
Panduan Triase
Page 4
4. Kelompok hijau Merupakan kelompok dengan prioritas penangan dapat dit unda hingga kondisi mengancam dan kritis lainnya telah tertangani dengan baik. Kondisi pasien yang termasuk kategori ini adalah kondisi ringan yang tidak menyebabkan kondisi mengancam nyawa atau kecacatan dan penangannya dapat ditunda atau tidak segera. Contoh kondisi adalah luka terbuka superfisial, cedera kepala ringan (tanpa tanda kegawatan), dan lain-lain. Prinsip utama yang perlu diketahui oleh petugas medis dalam melakukan triase adalah : 1. Skrining secara cepat dan tepat kondisi pasien disaat kontak pertama kali dengan melakukan pengamatan visual akan kondisi pasien serta anamnesis singkat dari pasien atau keluarga atau pengantar 2. Lakukan penilaian awal ( primary survey) berupa pemeriksaan kesadaran, sirkulasi, airway dan breathing serta penanganan terhadap masalah yang ditemui. Staf dilatih menggunakan kriteria ini. 3. Waspada akan perubahan prioritas penanganan karena perubahan kondisi pasien 4. Pengamatan ketat dan berkesinambungan pada setiap pasien terutama pasien golongan merah dan kuning yang dapat berubah sewaktu-waktu. 5. Monitoring dan pengkajian ulang kondisi setelah pertolongan karena kemungkinan perubahan kondisi 6. Keputusan cepat untuk merujuk ke dokter spesialis (misalnya untuk segera dilakukan operasi cito bila ada indikasi) Tujuan triage adalah untuk :
-
Mengidentifikasi secara cepat dan tepat kondisi mengancam jiwa yang memerlukan tindakan stabilisasi/penanganan segera
-
Untuk mengatur alur penanganan pasien berdasarkan dari yang paling membutuhakn tindakan segera hingga ke yang dapat menunggu sesuai dengan kondisi dan prioritas kegawatannya.
-
Untuk mengurangi jatuhnya korban jiwa dan kecacatan.
Panduan Triase
Page 5
BAB III TATALAKSANA
Gambar Skema 1. Pembagian pasien berdasarkan kategori warna Proses triase awal dimulai dengan melakukan proses skrining cepat dan tepat pada saat kontak pertama kedatangan pasien dengan melakukan pengamatan secara visual
terhadap
kondisi
pasien
saat
datang
dan
cerita
singkat
dari
keluarga/pengantar/saksi sembari menyambut dan menempatkan pasien di posisi yang seharusnya. Rumah sakit melaksanakan proses triase berbasis bukti untuk memprioritaskan
pasien
dengan
kebutuhan
emergensi
sehingga
pasien
dipioritaskan atas dasar urgensi kebutuhannya.
Panduan Triase
Page 6
Pada kondisi gawat darurat tentunya dari proses skrining awal dapat segera diketahui bahwa pasien datang dalam keadaan tidak sadar atau gangguan/henti napas, perdarahan atau syok yang merupakan pertanda kegawat daruratan, maka segera arahkan pasien ke ruangan tindakan resusitasi sembari melakukan penilaian awal terhadap kondisi pasien dan menggali riwayat singkat dari pengantar atau keluarga pasien.
Gambar2. Prioritas penanganan pasien triase sesuai kategori warna Primary survey merupakan tindakan penilaian sekaligus penanganan awal dan segera, berupa tindakan :
-
Penilaian keasadaran o
Alert , pasien sadar Voice, pasien tidak sadar, namun dengan rangsang suara pasien
o
sadar
-
o
Pain, pasien tidak sadar, namun dengan rangsang nyeri pasien sadar
o
Unresponsive, pasien tidak sadar dengan rangsang nyeri sekalipun
Circulation o
Pemeriksaan denyut nadi (karotis, radialis, femoralis, dll), tekanan darah, cappilary refill time dan tanda-tanda syok atau perdarahan aktif
o
Pengananan segera dengan melakukan pemasangan jalur akses intravena untuk resusitasi cairan, atau melakukan penekanan pada sumber perdarahan jika ada
Panduan Triase
Page 7
- Breathing Pemeriksaan pernapasan apakah pola dan frekuensi nya adekuat atau
o
tidak Penanganan dengan bantuan oksigen dan bantuan ventilasi seperti
o
bagging atau intubasi jika diperlukan
- Airway Pemeriksaan patensi jalan napas untuk memastikan jalan napas
o
bebas dari sumbatan baik cair maupun padat, baik benda asing maupun lidah, dll. Penanganan dengan mempoisisikan head tilt, chin lift atau jaw thrust
o
pada kondsisi dicurigasi cedera servikal Setelah dilakukan primary survey berserta penanganannya (resusitasi), dan saat kondisi pasien stabil dapat dilanjutkan dnegan penilaian secondary survey, yaitu pemeriksaan lanjutan berupa penggalian riwayat kejadian dan riwayat penyakit serta pengobatan dari keluarga atau pengantar serta pemeriksaan lengkap dari ujung kepala hingga ujung rambut (head to toe) untuk mendapatkan diagnosis sementara. Waktu tanggap (respon time) yaitu waktu tanggap terhadap pasien pada kondisi gawat darurat harus sesegera mungkin dan kurang dari 5 menit. Pada kondisi telah dilakukan stabilisasi, maka perlu dilakukan pemantauan ketat dan pengkajian ulang setiap 10 hingga 15 menit sekali untuk memantau perubahan kondisi pasien, jika perlu dilakukan pemasangan monitor untuk memudahkan pemantauan. Alur pada proses triage adalah sebagai berikut : 1. Pasien masuk ke Ruang UGD RS Tria Dipa diterima oleh petugas medis di IGD dan dilakukan proses skrining cepat dan tepat kemudian triase 2. Triase dipimpin oleh dokter jaga dan dibantu perawat jaga, melalui pengamatan visual, wawancara singkat sekaligus melakukan primary survey untuk menentukan derajat kegawatannya. 3. Dalam keadaan sehari – hari, pasien yang gawat darurat didahulukan penanganannya.
Panduan Triase
Page 8
4. Dalam keadaan bencana, dilakukan korban diseleksi sesuai dengan berat ringannya penyakit, diberi label warna yang sesuai pada ibu jari kaki kanan.
Pakaikan label di ibu jari kaki pasien , jelaskan dan pastikan label terpasang dengan baik dan nyaman untuk pasien.
Jika tidak dapat dipakaikan di ibu jari kaki, pakaikan di pergelangan kaki.
Pada situasi di mana label tidak dapat dipasang di pergelangan tangan atau kaki maka dapat menggunakan label yang ditempelkan pada tubuh pasien menggunakan perekat transparan atau tembus pandang. Hal ini harus dicatat di rekam medik pasien dan harus selalu menyertai pasien sepanjang waktu, dapat juga dilakukan dengan menggunakan tali dan kalungkan pada leher.
5. Pasien dikategorikan menjadi 4 : a. hijau: pasien false emergency, pasien boleh dipulangkan sesudah diberikan terapi b. Kuning: pasien darurat tidak gawat. Pasien dibari ngkan di bed yang telah disediakan sesuai garis kuning. Pasien yang memerlukan tindakan bedah dikirim ke kamar bedah. Pasien yang memiliki masalah kebidanan (inpartu, dan sebagainya) dikirim ke kamar bersalin. c. Merah: pasien gawat darurat yang perlu resusitasi, dibaringkan di bed resusitasi dan segera dilakukan tindakan resusitasi d. Hitam: pasien meninggal, langsung dikirim ke kamar jenazah. 6. Pasien ditempatkan pada bed yang tersedia sesuai garis pemeriksaan dan pertolongan dilanjutkan 7. Penanganan pasien diutamakan untuk kategori merah. Lakukan penanganan sesuai primary survey (kesadaran, circulation, breathing dan airway) hingga pasien stabil. 8. Setelah stabil lakukan pemantauan ketat dan pengkajian ulang kondisi pasien setiap 15 menit, dalam form observasi ( catatan observasi pasien ) 9. Menangani pasien lain dengan prioritas selanjutnya, dan tetap memantau kondisi pasien terutama kategori merah dan kuning, dibantu oleh perawat jaga
Panduan Triase
Page 9
10. Setelah pasien stabil, lakukan pemeriksaan secondary survey untuk menggali riwayat lebih dalam dan melakukan pemeriksaan lebih lengkap dari kepala hingga kaki, serta pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan 11. Pasien emergensi dipeiksa dan dibuat stabil sesuai kemampuan rumah sakit dulu sebelum dirujuk.
Panduan Triase
Page 10
BAB IV DOKUMENTASI
1. Formulir Pengkajian Awal 2. Catatan observasi pasien
Panduan Triase
Page 11