PANDUAN PELAYANAN PELAYANAN PASIEN (PP) PELAYANAN PASIEN LANJUT USIA DENGAN KETERGANTUNGAN BANTUAN RUMAH SAKIT WALUYO JATI KRAKSAAN
RUMAH SAKIT WALUYO JATI KRAKSAAN 2016
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penduduk lanjut usia (lansia) merupakan bagian masyarakat yang tidak bisa
dipisahkan dalam kehidupan kita. Siapapun pasti akan mengalami masa fase lansia tersebut. Menurut data pusat statistik, jumlah lansia di Indonesia pada tahun 19! adalah sebanyak "," juta ji#a atau hanya $,% persen dari seluruh jumlah penduduk. Pada tahun 199!, jumlah penduduk lansia meningkat menjadi 11,& juta orang atau ,9 persen. 'ata terbaru menunjukkan bah#a jumlah lansia di Indonesia diperkirakan akan menapai 9,"" atau sejumlah %&,9 juta ji#a pada tahun %!1! dan meningkat lagi seara signifikan sebesar 11.* persen atau sebanyak %, juta ji#a pada tahun %!%!. +al ini berkorelasi positif dengan peningkatan kesejahteraan yang dialami oleh masyarakat Indonesia khususnya di bidang kesehatan yang ditunjukkan dengan semakin tingginya angka harapan hidup masyarakat Indonesia. Pada tahun 19!, angka harapan hidup masyarakat Indonesia hanya sebesar $%,% tahun. Sepuluh tahun kemudian meningkat menjadi $9, tahun pada tahun 199! dan satu dasa #arsa berikutnya naik lagi menjadi *,$ tahun. 'iperkirakan pada tahun %!1! usia harapan hidup penduduk Indonesia akan menapai ",* tahun. -ahkan pada tahun %!%! diperkirakan akan menapai "1,1 tahun. 'engan datadata tersebut, maka diperkirakan 1! tahun kedepan struktur penduduk Indonesia akan berada pada struktur usia tua. Meningkatnya populasi lansia ini membuat pemerintah perlu merumuskan kebijakan dan program yang ditujukan kepada kelompok penduduk lansia sehingga dapat berperan dalam pembangunan dan tidak menjadi beban bagi masyarakt. /ndangundang nomor 1& tahun 199 tentang kesejahteraan lansia menetapkan bah#a batasan umur lanisa di Indonesia adalah ! tahun ke atas. -erbagai kebijakan dan program yang dijalankan pemerintah diantaranya tertuang dalam peraturan pemerintah nomor *& tahun %!!* tentang pelaksanaan upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia, yang antara lain meliputi0 1) pelayanan keagamaan dan mental spiritual seperti pembangunan sarana ibadah dengan
pelayanan aksesibilitas bagi lanjut usia %) pelayanan kesehatan melalui peningkatan upaya penyembuhan (kuratif), diperluas pada bidang pelayanan geriatrik2 gerontologik &) pelayanan untuk prasarana umum, yaitu mendapatkan kemudahan dalam
penggunaan
fasilitas umum, keringanan biaya, kemudahan dalam melakukan perjalanan, penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga khusus *) kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, seperti pelayanan administrasi pemerintah (kartu tanda penduduk seumur hidup), pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan milik pemerintah, pelayanan dan keringanan biaya untuk pembelian tiket perjalanan, akomodasi, pembayaran pajak, pembelian tiket rekreasi, penyediaan tempat duduk khusus, penyediaan loket khusus, penyediaan kartu #isata khusus, mendahulukan para lansia. /ntuk mempertahankan
kualitas
hidup,
tetap
aktif
dan
produktif,
lansia
membutuhkan kemudahan dalam berakti3itas dan pemahaman tentang lingkungan akti3itas. 4emudahan berakti3itas akan membantu lansia melakukan kegiatannya tanpa hambatan, menggunakan energi minimal dan menghindari edera. Pemahaman terhadap lingkunagan akan membantu lansia dalam penyesuaian akti3itas indi3idu. Pelayanan kesehatan yang memadai sangat diperlukan karena lansia sangat rentan terhadap penyakit dan edera. 4emunduran yang dibahas disini hanya meliputi penurunan kemampuan fisik saja, terutama yang berdampak kepada keselamatan lansia pada #aktu berakti3itas membersihkan diri di kamar mandi, dimana tempat ini merupakan salah satu tempat sering terjadinya keelakaan pada lansia yang dapat berakibat fatal. 4eelakaan ini biasanya lebih banyak terjadi di lingkungan tempat tinggal seperti lantai liin dan tidak rata, tersandung karena penahayaan yang kurang memadai, dan sebagainya. 5alaupun keelakaan dilatarbelakangi faktor intrinsik atau faktor penyakit yang dialami oleh lansia, tetapi faktor ekstrinsik atau lingkungan juga mempunyai kontribusi yang besar dalam keelakaan pada lansia. 6empat tinggal yang tidak ditata sesuai dengan kebutuhan akan membuat tempat tersebut sebagai mine field atau ladang ranjau bagi lansia. B. TUJUAN 1. Mampu menjelaskan kelainankelainan yang sering terjadi pada lansia beserta
penegahan dan pengobatannya. %. Meningkatkan kepedulian agar lansia yang memerlukan mendapatkan pelayanan, perlindungan, bantuan dan pera#atan seara manusia#i. &. 7danya kebijakan rumah sakit untuk melayani lansia seara fisik, mental, sosial, serta diliputi keselamatan dan kenyamanan.
*. Memberikan pelayanan kesehatan maksimal kepada lansia.
C. SASARAN Sasaran pada program ini adalah semua unit pelayanan medis di 8S/ 5aluyo jati 4raksaan D. RUANG LINGKUP 8uang lingkup program ini adalah semua unit pelayanan medis. E. KEBIJAKAN 4eputusan 'irektur 8umah Sakit /mum 5aluyo jati 4raksaan tentang 4ebijakan Pelayanan
Pasien emah, Manula dengan 4etergantungan -antuan.
BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI anjut usia adalah seseorang baik #anita maupun lakilaki yang telah berusia !
tahun ke atas. anjut usia seara fisik dapat dibedakan atas dua yaitu lanjut usia potensial maupun lanjut usia tidak potensial. -eberapa jenis permasalahan yang dialami lanjut usia antara lain seara fisik, mental, sosial, dan psikologis. Sehingga hal ini akan mengakibatkan gangguan dalam pemenuhan kebutuhan seharihari. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya seara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. B. KLASIFIKASI LANSIA
4lasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia0 1. Pralansia (prasenilis) seseorang yang berusia antara *$$9 tahun. %. ansia seseorang yang berusia ! tahun atau lebih. &. ansia resiko tinggi seseorang yang berusia "! tahun atau lebih atau seseorang yang
berusia ! tahun atau lebih dengan masalah kesehatan. *. ansia potensial lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan
yang dapat menghasilkan barang atau jasa. $. ansia tidak potensial lansia yang tidak berdaya menari nafkah, sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain.
C. TUGAS PERKEMBANGAN LANSIA 1. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun. %. Mempersiapkan diri untuk pensiun. &. Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya. *. Mempersiapkan kehidupan baru. $. Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial2 masyarakat seara santai. . Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan. D. CIRI-CIRI MASALAH LANSIA 1. :iriiri lansia yang memiliki tiga atau lebih penyakit kronis0 a. ;ejala penyakit yang tidak khas. b. Menurunnya beberapa fungsi organ tubuh. . 6ingkat kemandiriannya berkurang. d. Sering disertai adanya masalah nutrisi.
%. :iri yang dapat dikategorikan sebagai pasien lansia dan psikogeriatri, yaitu0 a. 4eterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan dengan makin meningkatnya usia. b. 7danya akumulasi dari penyakitpenyakit degeneratif. . anjut usia seara psikososial yang dinyatakan krisis bila0 1) 4etergantungan pada orang lain (sangat memerlukan pelayanan orang lain). %) Mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan karena berbagai sebab, diantaranya setelah menjalani masa pensiun, setelah sakit ukup berat dan lama, setelah kematian pasangan hidup, dan lainlain. d. +alhal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan sehingga memba#a lansia ke arah kerusakan2 kemerosotan yang progresif terutama aspek psikologis yang mendadak, misalnya bingung, panik, depresif, apatis, dan sebagainya. +al itu biasanya bersumber dari munulnya stressor psikososial yang paling berat, misalnya kematian pasangan hidup, kematian sanak keluarga dekat, terpaksa berurusan dengan penegak hukum, atau trauma psikis. E. PENDEKATAN PERAWATAN PADA LANSIA 1. 4omponen pendekatan fisik seperti pernapasan, nutrisi, eliminasi, tidur, menjaga sikap
tubuh #aktu berjalan, tidur, menjaga sikap, duduk, merubah posisi tiduran, beristirahat, personal hygiene, memakai dan menukar pakaian, mempertahankan suhu badan, melindungi kulit dan keelakaan. %. Pendekatan psikis memegang prinsip sabar, simpatik, dan ser3ie. &. Pendekatan sosial diskusi, tukar pikiran, dan bererita. *. Pendekatan spiritual ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya dengan 6uhan atau agama yang dianutnya dalam keadaan sakit atau mendeteksi kematian. F. PENGKAJIAN PADA LANSIA 1. Menentukan kemampuan pasien untuk memelihara diri sendiri. %. Melengkapi dasardasar renana pera#atan indi3idu. &. Membantu menghindarkan bentuk dan pandangan pasien. *. Memberi #aktu kepada klien untuk menja#ab. $. 4eadaan umum0 a. 6ingkat kesadaran0 b. ;:S0 . 66<0 d. -- dan 6-0 e. -agaimana postur tulang belakang lansia0 1) 6egap %) Membungkuk &) 4ifosis *) Skoliosis $) ordosis f. 4eluhan0 . Penilaian tingkat kesadaran (kualitatif)0
a. :ompos mentis 4esadaran penuh b. 7patis 7uh tak auh terhadap keadaan sekitarnya . Somnolen 4esadaran lebih rendah ditandai pasien tampak mengantuk, selalu
ingin tidur, tidak responsif terhadap rangsangan ringan tapi masih responsif terhadap rangsangan kuat d. Sopor 6idak memberikan respon terhadap rangsangan ringan maupun sedang,
tetapi masih sedikit respon terhadap rangsangan yang kuat, reflek pupil terhadap ahaya masih positif. e. 4oma 6idak dapat bereaksi terhadap stimulus apapun, refleks pupil terhadap
f.
ahaya tidak ada. 'elirium 6ingkat kesadaran paling rendah, disorientasi, kaau, dan salah persepsi
terhadap rangsangan. ". Penilaian kuantitatif 'iukur melalui ;:S (;lasgo# :oma Sale) a. Membuka mata2 =ye mo3ement (=) b. 8espon 3erbal (<) . 8espon motorik (M) . Indeks Massa 6ubuh -MI> -erat badan (kg)2 ?6inggi -adan (m)@% 4urang 0 A1,$ Bormal 0 1,$%*,9 -erlebih 0 %$%9,9 Cbesitas 0 D&! 9. +ead to toe a. 4epala0 1) 4ebersihan 0 kotor2 bersih %) 4erontokan rambut 0 ya2 tidak &) 4eluhan 0 ............................................. b. Mata0 1) 4onjungti3a 0 anemis2 tidak %) Sklera 0 ikterik2 tidak &) Strabismus 0 ya2 tidak *) Penglihatan 0 ya2 tidak $) Peradangan 0 ya2 tidak ) 4atarak 0 ya2 tidak ") Penggunaan kaamata 0 ya2 tidak ) 4eluhan 0 ............................................. . +idung0 1) -entuk 0 simetris2 tidak %) Peradangan 0 ya2 tidak &) Peniuman 0 terganggu2 tidak *) 4eluhan 0 ............................................ d. Mulut dan tenggorokan0 1) 4ebersihan 0 baik2 tidak
%) Mukosa 0 kering2 lembab &) Peradangan2 stomatitis 0 ya2 tidak *) ;igi 0 karies2 tidak, ompong2 tidak $) 8adang gusi 0 ya2 tidak ) 4esulitan mengunyah 0 ya2 tidak ") 4esulitan menelan 0 ya2 tidak ) 4eluhan 0 .............................................. e. 6elinga0 1) 4ebersihan 0 bersih2 tidak %) Peradangan 0 ya2 tidak &) Pendengaran 0 terganggu2 tidak *) Eika terganggu, jelaskan 0 .............................................. $) 4eluhan lain 0 .............................................. f. eher0 1) Pembesaran kelenjar thyroid 0 ya2 tidak %) 4aku kuduk 0 ya2 tidak &) 4eluhan 0 ............................................ g. 'ada0 1) -entuk dada 0 normal2 barrel hest2 pigeon hest %) 8etraksi 0 ya2 tidak &) Suara napas 0 3esikuler2 tidak *) 5heeFing 0 ya2 tidak $) 8onkhi 0 ya2 tidak ) Suara jantung tambahan 0 ya2 tidak ") Itus ordis 0 I:S ..... ) 4eluhan 0 ............................................ h. 7bdomen0 1) -entuk 0 distended2 flat2 lainnya %) Byeri tekan 0 ya2 tidak &) 4embung 0 ya2 tidak *) Supel 0 ya2 tidak $) -ising usus 0 ya2 tidak, frekuensi0 .....kali2 menit ) Massa 0 ya2 tidak, regio0 ........................... ") 4eluhan 0 ................................................ i. ;enitalia0 1) 4ebersihan 0 baik2 tidak %) +emorrhoid 0 ya2 tidak &) +ernia 0 ya2 tidak *) 4eluhan 0 .................................................. j. =kstremitas0 1) 4ekuatan otot 0 ..... !0 lumpuh 10 ada kontraksi %0 mela#an gra3itasi dengan sokongan &0 mela#an gra3itasi tetapi tidak ada tahanan *0 mela#an gra3itasi dengan tahanan sedikit $0
%) k. l. Modifikasi dari -arthel Indeks0 N
KRITERIA
DENGAN BANTUAN
MANDIRI
1
Makan
$
1!
%
Minum
$
1!
$1!
1$
!
$
$
1!
$ ! $ $
1$ $ 1! 1!
" 9
-erpindah dari kursi roda ke tempat tidur, sebaliknya Personal toilet (ui muka, menyisir rambut, gosok gigi) 4eluar masuk toilet (menui pakaian, menyeka tubuh, menyiram) Mandi Ealan di permukaan datar Baik turun tangga Mengenakan pakaian
1!
4ontrol bo#el (-7-)
$
1!
11
4ontrol bladder (-74)
$
1!
1%
Clahraga atau latihan
$
1!
& * $
KETERANGA N Grekuensi Eumlah Eenis Grekuensi Eumlah Eenis
Grekuensi
Grekuensi
Grekuensi 4onsistensi Grekuensi 5arna Grekuensi Eenis Grekuensi Eenis
8ekreasi atau pemanfaatan $ 1! #aktu luang 4eterangan0 H1&! 0 mandiri • $1%$ 0 ketergantungan sebagian • ! 0 ketergantungan total • m. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short Portable 1&
Mental Status Juesioner (SPMSJ). Intruksi0 ajukan pertanyaan 11! pada daftar dan atat semua ja#aban. :atat jumlah kesalahan total berdasarkan 1! pertanyaan. N 1 % & * $
PERTANYAAN 6anggal berapa hari iniK +ari apa sekarangK 7pa nama tempat iniK 'imana alamat andaK -erapa umur andaK
BENAR
SALAH
" 9 1!
4apan anda lahirK (minimal tahun lahir) Siapa presiden Indonesia sekarangK Siapa presiden Indonesia sebelumnyaK Siapa nama ibu andaK 4urangi & dari %! dan tetap pengurangan & dari setiap angka baru, semua seara menurun Eumlah0
Eumlah0
Interpretasi hasil0 Salah !& 0 fungsi intelektual utuh • Salah *$ 0 kerusakan intelektual ringan • Salah 0 4erusakan intelektual sedang • Salah 91! 0 4erusakan intelektual berat •
G. JENIS-JENIS PELAYANAN LANSIA 1. Poliklinik 6empat pelayanan ini memberikan jasa mengadakan pemeriksaan menyeluruh, tindakan
pengobatan sederhana dan konsultasi bagi pasien ra#at jalan, baik di masyarakat maupun antar poliklinik. 6enaga minimal yang dibutuhkan adalah dokter umum atau dokter ahli penyakit dalam yang telah mendapat kursus geriatri, atau seorang dokter spesialis geriatri, seorang pera#at, dan seorang petugas sosial medik. %. /;' Pada unit ini pada dasarnya hanya dira#at pasien usia lanjut yang mempunyai penyakit akut atau semi akut. 6erhadap penderita ini dilakukan asesmen, tindakan pengobatan dan rehabilitasi seepat mungkin setelah keadaannya memungkinkan. &. Pera#atan terminal Pelayanan kesehatan sejak dulu diarahkan untuk menyembuhkan penyakit dan menegah kematian, tetapi ada kalanya dokter dihadapkan pada keadaan menjelang ajal yang tidak dapat dielakkan. +ospie are (asuhan sakit) merupakan salah satu bentuk layanan lansia dengan iriiri0 harapan hidup penderita diperkirakan kurang dari enam bulan pendekatan paliatif dengan penekanan pada pengelolaan nyeri dan gejala koordinasi oleh tim interdisiplin, terdiri atas tenaga medik, rohania#an, keluarga dan rela#an2 pekerja sosial. *. 8ehabilitasi medik Penyakit pada usia lanjut selalu mempunyai keenderungan untuk terjadinya keaatan, sehingga oleh 5+C selalu diharapkan penegakan diagnosis pasien usia lanjut dalam aspek gangguan organ (disease), penyakit (impairment), keterbatasan (disability) yang diakibatkan dan keaatan (handiap). Cleh karenanya, rehabilitasi medik selalu
merupakan aspek yang harus terdapat dalam pelayanan kesehatan usia lanjut. 8ehabilitasi dilaksanakan sesegera mungkin sejak pasien masuk smapai pulang sesuai kebutuhan.
H. ASPEK-ASPEK PERUBAHAN PADA LANSIA 1. 7spek psikososial Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan fungsi
kognitif dan psikomotor. Gungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lainlain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi semakin lambat. Sementara fungsi psikomotorik meliputi halhal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi yang berakibat bah#a lansia menjadi kurang ekatan. 'engan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lanisa juga mengalami perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia. -eberapa perubahan berdasarkan $ tipe kepribadian lansia0 a. 6ipe kepribadian konstruktif (onstrution personality), biasanya tipe ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua. b. 6ipe kepribadian mandiri (independent personality), pada tipe ini ada keenderungan mengalami post po#er syndrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan ekonomi pada dirinya. . 6ipe kepribadian tergantung (dependent personality), pada tipe ini biasanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit dari kedukaannya. d. 6ipe kepribadian bermusuhan (hostility personality), pada tipe ini setelah memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan yang kadang kadang tidak diperhitungkan seara seksama sehingga menyebabkan kondisi ekonominya menjadi kaau. e. 6ipe kepribadian kritik diri (self hate personality), pada tipe ini umumnya terlihat sengsara karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau enderung membuat susah dirinya. %. Perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan Pada umumnya perubahan ini dia#ali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari tua, namun
dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri. 8eaksi setelah orang memasuki masa pensiun lebih tergantung dari tipe kepribadiannya seperti yang telah diuraikan. 'alam kenyataannya ada yang menerima, ada yang takut kehilangan, ada yang merasa senang memiliki jaminan hari tua dan ada juga yang seolaholah auh terhadap pensiun (pasrah). Masingmasing sikap tersebut sebenarnya mempunyai dampak bagi masingmasing indi3idu, baik positif maupun negatif. 'ampak positif lebih menentramkan diri lansia dan dampak negatif akan mengganggu kesejahteraan hidup lansia. 7gar pensiun lebih berdampak positif sebaiknya ada masa persiapan pensiun yang benarbenar diisi dengan kegiatankegiatan untuk mempersiapkan diri, bukan hanya diberi #aktu untuk masuk kerja atau tidak dengan memperoleh gaji penuh. Persiapan tersebut dilakukan seara berenana, terorganisasi dan terarah bagi masingmasing orang yang akan pensiun. Eika perlu dilakukan assesmen untuk menentukan arah minatnya agar tetap memiliki kegiatan yang jelas dan positif. /ntuk merenanakan kegiatan setelah pensiun dan memasuki masa lansia dapat dilakukan pelatihan yang sifatnya memantapkan arah minatnya masing masing. Misalnya ara ber#iras#asta, ara membuka usaha sendiri yang sangat banyak jenis dan maamnya. Model pelatihan hendaknya bersifat praktis dan langsung terlihat hasilnya sehingga menumbuhkan keyakinan pada lansia bah#a disamping pekerjaan yang selama ini ditekuninya, masih ada alternatif lain yang ukup menjanjikan dalam menghadapi masa tua, sehingga lansia tidak membayangkan bah#a setelah pensiun mereka menjadi tidak berguna, menganggur, penghasilan berkurang dan sebagainya. &. Perubahan dalam peran sosial di masyarakat 7kibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak, fisik dan sebagainya maka munul gangguan fungsional atau bahkan keaatan pada lansia. Misalnya badan menjadi bungkuk, pendengaran sangat berkurang, pennglihatan kabur dan sebagainya sehingga sering menimbulkan keterasingan. +al itu sebaiknya diegah dengan selalu mengajak mereka melakukan akti3itas, selama yang bersangkutan masih sanggup agar tidak merasa terasing atau diasingkan. 4arena jika keterasingan terjadi akan semakin menolak untuk berkomunikasi dengan orang lain dan kadangkadang terus munul perilaku regresi seperti mudah menangis, mengurung diri, mengumpulkan barangbarang tak berguna serta merengekrengek dan menangis bila ketemu orang lain
sehingga perilakunya seperti anak keil. 'alam menghadapi berbagai permasalahan di atas pada umumnya lansia yang memiliki keluarga, bagi orangorang kita (budaya ketimuran) masih sangat beruntung karena anggota keluarga seperti anak, uu, iit, sanak saudara bahkan kerabat umumnya ikut membantu memelihara dengan pebuh kesabaran dan pengorbanan. Bamun bagi mereka yang tidak punya keluarga atau sanak saudara karena hidup membujang, atau punya pasangan hidup namun tidak punya anak dan pasangannya sudah meninggal, apalagi hidup dalam perantauan sendiri, seringkali menjadi terlantar. 'isinilah pentingnya adanya panti #erdha sebagai tempat untuk pemeliharaan dan pera#atan bagi lansia disamping sebagai long stay rehabilitation yang tetap memelihara kehidupan bermasyarakat. *. Status giFi lansia merupakan hasil pengukuran antropometri 7da lima kategori status giFi lansia yaitu buruk, kurang, ukup, baik, lebih. Status giFi ditentukan melalui body mass indeL. Susunan menu makanan lansia merupakan susunan hidangan yang terdiri dari olahan berbagai maam resep masakan yang dipadukan dan disajikan dalam #aktu tertentu. Menu dapat terdiri dari dua maam hidangan atau lebih misalnya makanan selingan beserta minumannya, makanan lengkap (pagi, siang, malam), ataupun sebagai hidangan makanan seharihari seara keseluruhan. Pola konsumsi pangan lansia merupakan kebiasaan tentang makan dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh lansia sebagai refleksi dari keadaan lingkungan sosial dan budaya setempat. I. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES MENUA SEHAT DAN AKTIF 1. Gaktor pelayanan kesehatan dan sosial a. Pre3alensi yang masih tinggi dari infeksi2 penyakit menular b. Masalah malnutrisi . Makin banyak penyakitpenyakit degeneratif d. Gasilitas pelayanan kesehatan yang masih kurang %. Gaktor ekonomi a. Menurunnya pendapatan b. Mungkin tidak memiliki asuransi atau pensiun . 4ebalikannya mungkin ukup mampu2 kaya sehingga mengundang resiko obesitas
dan penyakitpenyakit lain akibat gaya hidup yang kurang baik. J. PELAKSANAAN PEMBINAAN USIA LANJUT 1. -agi petugas kesehatan
a. /paya promotif, yaitu upaya untuk menggairahkan semangat hidup para lansia agar tetap merasa dihargai dan berguna bagi dirinya sendiri, keluarga maupun mas yarakat. b. /paya pre3entif, yaitu upaya penegahan terhadap kemungkinan terjadinya komplikasi dari penyakit yang disebabkan proses menua. . /paya kuratif, yaitu upaya pengobatan yang mana penanggulangannya perlu melibatkan multidisiplin ilmu kedokteran. d. /paya rehabilitatif, yaitu upaya untuk memulihkan fungsi organ tubuh yang sudah menurun. %. -agi usia lanjut sendiri a. /ntuk kelompok pra usia lanjut membutuhka informasi0 1) 7kibat proses penuaan. %) Pentingnya pemeriksaan kesehatan seara berkala. &) Pentingnya melakukan latihan kesegaran jasmani. *) Pentingnya meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat. b. /ntuk kelompok usia lanjut membutuhkan informasi0 1) Pemeriksaan kesehatan seara berkala. %) 4egiatan olahraga. &) Pola makan dengan menu seimbang. *) Perlunya alat bantu sesuai dengan kebutuhan. $) Pengembangan kegemaran sesuai dengan kemampuan. ) Peningkatan hubungan sosial di masyarakat. . /ntuk kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi membutuhkan informasi0 1) Pembinaan diri sendiri dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi, akti3itas di dalam maupun di luar rumah. %) Pemeriksaan kesehatan berkala. &) atihan kesegaran jasmani. *) Pemakaian alat bantu sesuai kebutuhan. $) Pera#atan fisioterapi. &. -agi keluarga dan lingkungannya a. Membantu me#ujudkan peran serta, kebahagiaan dan kesejahteraan usia lanjut. b. /saha penegahan dimulai dari rumah tangga.
K. PENURUNAN PADA LANSIA 1. 4ondisi fisik Pada saat seseorang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi
fisik yang bersifat patologis multipel, misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dan sebagainya. Seara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia banyak mengalami penurunan fungsi organ. +al ini dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologik, maupun sosial yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan selalu bergantung kepada orang lain. 7gar dapat tetap menjaga kondisi fisik yang sehat,
maka perlu menyelaraskan kebutuhankebutuhan fisik dengan kondisi psikologik maupun sosial. Seorang lansia harus mampu mengatur ara hidupnya dengan baik, misalnya keseimbangan makan, tidur, istirahat, dan bekerja. %. Penurunan fungsi dan potensi seksual a. Penurunan fungsi dan potensi seksual pada usia lanjut seringkali berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti0 1) ;angguan jantung. %) ;angguan metabolisme, misalnya diabetes mellitus. &)
BAB III PELAKSANAAN
Pada pelaksanaan asuhan pelayanan lansia dengan ketergantungan terutama yang berkaitan dengan kerapuhan dan keatatan lansia di 8S/ 5aluyo jati 4raksaan, petugas medis harus bertindak memberikan pengetahuan, pelayanan, pengobatan kepada lansia, Pelayanan lansia yang rapi dan terorganisir di 8S/ 5aluyo jati 4raksaan sangat berperan dalam pengelolaan dari konsekuensi demografik. 4ebanyakan orang lanjut usia di atas ! tahun masih hidup ukup mandiri di masyarakat. 6ugas utama dari pelayanan lansia untuk mempertahankan kemandirian ini sehingga dapat menua sehat. 'engan demikian, menua sehat dapat diharapkan juga akan berlanjut dengan menua aktif seara sosial, spiritual dan kultural bahkan ekonomi untuk menuju pada menua dengan sukses. Pelayanan asuhan lansia dengan ketergantungan di 8S/ 5aluyo jati 4raksaan dilakukan di ra#at jalan maupun ra#at inap. Pera#at dan dokter melakukan assesmen yang perlu serta asuhan pelayanan dikoordinasikan dengan jenis pelayanan dengan menyediakan obatobatan jika ada yang sakit, menyediakan ruang poliklinik dan ra#at inap untuk pelayanan kesehatan, menyediakan tenaga medis dan ahli giFi yang mengatur kandungan giFi makanan yang akan dikonsumsi, serta rehabilitasi medik. Petugas medis disini seolaholah merupakan penyelia umum atas terlaksananya semua tindakan yang telah direnanakan bersama mengingat bah#a tugas pera#at selama %* jam yang terbagi dalam & shift dapat memonitor dan melakukan tugas dari semua anggota tim. Mengingat jenis penyakit yang diderita oleh lansia, maka penga#asan terutama dijalankan atas tindakan rehabilitatif, #alaupun tindakan kuratif juga masih tetap penting. Pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan lanjut usia supaya kondisi fisik, mental dan sosial dapat berfungsi seara #ajar. Petugas medis dapat melakukan upayaupaya penegahan primer dengan mengetahui mana pasien yang paling beresiko. Pengkajian a#al pada lansia harus selalu menargetkan pada lansia dengan ketergantungan yaitu dengan penyuluhan, penyebarluasan informasi kesehatan, pengobatan dan pengembangan pera#atan lansia dengan penyakit kronis atau penyakit terminal.
'itetapkan di 4raksaan
Pada 6anggal 1% 7gustus %!1 'irektur 8S/' 5aluyo Eati 4raksaan
'r.=ndang 7stuti, MM
pembina
BIP19!11!&19!%!!1