Panduan Nili Kritis

RUMAH SAKIT CITAMA Cepat, Tepat, AkrabdanTuntas

Jl. Raya Pabuaran No.52 Bojonggede, Bogor – Jawa Barat 16922 Telepon : 021-8798 4444 / 8798 5555, Fax. : 021-8798 6666, Email : [email protected] [email protected]

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT CITAMA Nomor :115F/PER/DIR/RSC/I/2018 :115F/PER/DIR/RSC/I/2018 Tentang PANDUAN PENETAPAN PENETAPAN BESARAN NILAI NILAI KRITIS DAN HASIL DIAGNOSTIK DIAGNOSTIK KRITIS DI RUMAH SAKIT CITAMA

DIREKTUR RUMAH SAKIT CITAMA BOGOR, Menimbang

:

a. Bahwa dalam upaya meningkatkan meningka tkan mutu pelayanan RS CITAMA , maka di perlukan Penetapan Besaran Nilai Nilai Kritis Dan Hasil Hasil Diagnostik Diagnostik Kritis pasien rumah sakit; b. Bahwa agar pengelolaan Penetapan Penetapan Besaran Nilai Kritis Dan Hasil Diagnostik Kritis di RS Citama dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan panduan di RS CITAMA ; c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai mana dimaksud dalam a dan b, perlu di tetapkan dengan keputusan Direktur Direktur RS CITAMA .

Mengingat

:

a. b. c. d.

Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Undang-Undang N0.44 tahun 2009 tentang RumahSakit Permenkes RI Nomor Nomor 11 tahun tahun 2017 tentang Keselamatan Keselamatan Pasien. Pasien. Keputusan Direktur PT. Citama Marga Husada Nomor 017/SK/DIR/CMH/V/2017 017/SK/DIR/CMH/V/2017 tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Citama; e. Peraturan Peratura n Direktur Rumah Sakit CITAMA Nomor 115/PER/DIR/RSC/I/2018 tentang Kebijakan Sasaran Keselamatan Pasien; f. Peraturan Peratura n Direktur Rumah Sakit Citama Nomor 115D/PER/DIR/RSC/I/2018 tentang Kebijakan Penetapan Besaran dan Pelaporan Nilai Kritis dan Hasil Diagnostik Kritis. MEMUTUSKAN

Menetapkan Pertama Kedua

Ketiga

: :

PANDUAN PENETAPAN PENETAPAN BESARAN DAN DAN PELAPORAN NILAI NILAI KRITIS DAN HASIL DIAGNOSTIK KRITIS DI RUMAH SAKIT CITAMA : Memberlakukan Panduan Penetapan Besaran dan Pelaporan Nilai Kritis dab hasil diagnostik diagnostik kritis di Rumah Sakit CITAMA sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Padatanggal

: Bogor : 4 Januari 2018

Dr. Yohannes Febru Nainggolan, MARS Direktur Rumah Sakit Citama

BAB I DEFINISI

A. PENGERTIAN 1. Nilai hasil kritis adalah pemeriksaan diagnostik penunjang yang memerlukan penanganan segera. 2. Pelaporan hasil kritis adalah proses penyampaian nilai hasil pemeriksaan yang memerlukan penanganan segera dan harus dilaporkan ke DPJP dalam waktu kurang dari 1 (satu ) jam.

B. TUJUAN 1. Terlasananya Terlasanan ya proses pelaporan nilai-nilai yang perlu di waspadai (alert values interpretasi Laboratorium, Kardiologi dan Radiologi untuk tenaga kesehatan ). 2. Mencegah keterlambatan keterlam batan penatalaksanaan penatalaks anaan pasien dengan hasil kritis. 3. Hasil kritis dapat diterima oleh DPJP yang merawat dan diinformasikan diinformasik an pada pasien sesuai waktu.

BAB II RUANG LINGKUP

Panduan ini diterapkan kepada Pelaksana yang terkait yaitu semua tenaga kesehatan (medis, perawat, Laboratorium, dan Radiologi); staf di ruang IGD, rawat inap, rawat jalan, oratorium, dan Radiologi , dengan prinsip :

a. Terlaksananya proses pelaporan nilai-nilai yang perlu di waspadai (alert values interpretasi laboratorium, kardiologi, dan radiologi untuk tenaga kesehatan). b. Mencegah keterlambatan penatalaksanaan pasien dengan hasil kritis. c. Hasil kritis dapat diterima oleh DPJP yang merawat dan diinformasikan pada pasien sesuai waktu

BAB III KEBIJAKAN

Kebijakan Panduan Penetapan Besaran Nilai Kritis Dan Hasil Diagnostik Kritis Berdasarkan:

1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; 2. Undang-Undang N0.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 3. PMK Nomor 11 Tahun 2017 tentang keselamatan pasien 4. Surat

Keputusan

Direktur

PT.

Citama

Marga

Husada

Nomor

017/SK/DIR/CMH/V/2017 tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Citama; 5. Peraturan Direktur Rumah Sakit Citama Nomor 115/PER/DIR/RSC/I/2018 Tentang kebijakan Sasaran Keselamatan Pasien; 6. Peraturan Direktur Rumah Sakit Citama Nomor 115C/PER/DIR/RSC/I/2018 tentang Kebijakan Meningkatkan Komunikasi yang Efektif. 7. Peraturan Direktur Rumah Sakit Citama Nomor 115E/PER/DIR/RSC/I/2018 tentang Kebijakan Penetapan Besaran Nilai Kritis dan hasil diagnostik kritis.

BAB IV TATALAKSANA

1. Dokter/ petugas laboratorium, radiologi dan perawatan yang melakukan perekaman EKG menyampaikan hasil kritis ke DPJP. Bila DPJP tidak bisa dihubungi, dokter/ petugas laboratorium, radiologi dan perawatan yang melakukan perekaman EKG langsung menghubungi dokter/ perawat unit rawat inap, rawat jalan dan unit gawat darurat. 2. Dokter/ petugas yang melaporkan hasil kritis mencatat TANGGAL dan WAKTU menelpon, NAMA LENGKAP PETUGAS KESEHATAN YANG DIHUBUNGI dan NAMA LENGKAP YANG MENELEPON. 3. Dokter/ perawat ruangan yang menerima hasil kritis menggunakan teknik komunikasi verbal Tulis (write back)/ Baca (read back) Konfirmasi (Confirmation), proses pelaporan ini ditulis di dalam rekam medis (form catatan perkembangan terintegrasi). 4. Dokter/ perawat ruangan yang menerima laporan hasil kritis langsung menghubungi DPJP yang merawat pasien. 5. Dokter/ perawat ruangan yang menerima laporan hasil kritis dan menghubungi DPJP yang merawat pasien harus mencatat tindakan yang diambil untuk pasien atau informasi lain terkait klinis 6. Semua nilai kritis/ interpretasi selanjutnya disampaikan melalui formulir hasil pemeriksaan sesuai dengan SPO Penyerahan Hasil. 7. Untuk pasien rawat jalan, hasil kritis harus dilaporkan kepada dokter yang meminta pemeriksaan dan harus menyampaikan hasil kritis ke pasien. 8. Semua Pelaporan Hasil Kritis tercatat di CPPT Pasien. 9. Dokter/ perawat di ruangan yang menerima hasil kritis menerapkan mekanisme pelaporan hasil kritis sebagai berikut: a. 15 menit pertama: harus segera melaporkan pada DPJP, bila belum berhasil menghubungi, ke langkah berikut: b. 15 menit ke dua: harus melaporkan pada DPJP, bila belum berhasil menghubungi, ke langkah berikut: c. 15 menit ke tiga: Bila hari kerja dapat menghubungi dokter jaga yang bertugas: unit terkait Bila di luar jam kerja/ hari libur menghubungi dokter jaga yang bertugas, bila belum berhasil menghubungi ke langkah berikut: d. 15 menit ke empat: menghubungi dokter jaga yang bertugas, bila belum berhasil juga maka dapat menghubungi Perawat Penanggungjawab Pasien/ Kepala Ruangan

e. Dokter yang dilaporkan tentang hasil kritis yang perlu diwaspadai tersebut, bertanggungjawab terhadap pasien.

terhadap

interpretasi

hasil

dan

pengambilan

tindakan

BAB V DOKUMENTASI

1. SPO Pelaporan hasil kritis laboraotrium pasien Poliklinik(terlampir) 2. SPO Pelaporan hasil kritis laboratorium pada pasien rawat inap (terlampir) 3. SPO Pelaporan hasil kritis laboratorium pada pasien IGD (terlampir) 4. SPO Pelaporan hasil kritis Radiologi Pasien Poliklinik(terlampir) 5. SPO Pelaporan hasil kritis Radiologi pada pasien rawat inap (terlampir) 6. SPO Pelaporan hasil kritis Radiologi pada pasien IGD (terlampir) 7. SPO Pelaporan hasil kritis EKG pada pasien Poliklinik (terlampir) 8. SPO Pelaporan hasil kritis EKG pada pasien rawat inap (terlampir) 9. SPO Pelaporan hasil kritis EKG pada pasien IGD (terlampir) 10. Daftar Nilai Kritis Laboratorium(terlampir) 11. Daftar Nilai Kritis Radiologi(terlampir) 12. Daftar Nilai kritis EKG (terlampir)

Lampiran 1. SPO Pelaporan hasil Kritis Laboratorium pada pasien poli klinik

PELAPORAN HASIL KRITIS LABORATORIUM PADA PASIEN POLIKLINIK

RS CITAMA STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

NOMOR DOKUMEN 06.03.03

NOMOR REVISI 00

HALAMAN 1/1

Ditetapkan Oleh Direktur RS CITAMA

TANGGAL TERBIT 01 JANUARI 2018

dr. Yohannes Febru Nainggolan, MARS PENGERTIAN

Prosedur dalam penerbitan hasil poliklinik pada saat pasien sudah pulang.

TUJUAN

Untuk memberi info hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

KEBIJAKAN

1. SK Dir: No. 163 A/SK/DIR/RSC/1/2018 tentang Kebijakan Pemberlakuan Pedoman Pelayanan Rumah Sakit Citama 2. SK Dir: No. 163 B/SK/DIR/RSC/1/2018 tentang Kebijakan Pemberlakuan Pedoman Pengorganisasian Rumah Sakit Citama 3. SK Dir No. 115F/SK/DIR/RSC/I/2018 Panduan Penetapan Besaran Nilai Kritis Dan Hasil Diagnostik Kritis

PROSEDUR

1.

Petugas laboratorium melakukan validasi berdasarkan range hasil kritis laboratorium rumah sakit citama.

2.

Petugas laboratorium melakukan konsultasi ke dokter patologi klinik.

3.

Petugas laboratorium mencatat hasil konsul ke dokter patologi klinik.

4.

Petugas Laboratorium mengambil hasil kritis yang sudah di print. (hasilhasil yang berada di bawah atau di atas nilai normal)

5.

Petugas Laboratorium menandatangani dan memberi cap di hasil.

6.

Petugas laboratorium mencatat di

7.

Petugas Laboratorium memberikan hasil kepada Kepala unit poliklinik / perawat poli.

UNIT TERKAIT

1. Poliklinik 2. Laboratorium

Lampiran 2. SPO Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium pada pasien rawat inap

PELAPORAN HASIL KRITIS LABORATORIUM PADA PASIEN RAWAT INAP RS CITAMA STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


NOMOR REVISI HALAMAN 00 1/1 Ditetapkan Oleh Direktur RS CITAMA



Proses pelaporan hasil nilai kritis Laboratorium pada pasien rawat inap

TUJUAN

Sebagai acuan dalam melakukan pelaporan hasil kritis.

KEBIJAKAN

1. SK Dir: No. 163 A/SK/DIR/RSC/1/2018 tentang Kebijakan Pemberlakuan Pedoman Pelayanan Rumah Sakit Citama 2. SK Dir: No. 163 B/SK/DIR/RSC/1/2018 tentang Kebijakan Pemberlakuan Pedoman Pengorganisasian Rumah Sakit Citama 3. SK Dir No. 115F/SK/DIR/RSC/I/2018 tentang Panduan Penetapan Besaran Nilai Kritis Dan Hasil Diagnostik Kritis

PROSEDUR

1. Petugas laboratorium melakukan validasi berdasarkan range hasil kritis laboratorium rumah sakit citama. 2. Petugas laboratorium melakukan konsultasi ke dokter patologi klinik. 3. Petugas laboratorium mencatat hasil konsul ke dokter patologi klinik. 4. Petugas laboratorium melaporkan hasil ke perawat penangungjawab/ kepala Unit/ Dokter Ruangan dan mencatat hasil kritis pada

status

rekam medis pasien dan menyertakan hasil nilai kritis 5. Perawat penanggungjawab pasien/ Kepala Unit/ Dokter ruangan melapor kepada Dokter Penanggungjawab Pasien (DPJP) dan mercatat instruksi

pada

formulir

CPPT(Catatan

Perkembangan

Pasien

Terintegrasi) maksimal 15 menit dan di konfirmasi intruksi yang diberikan oleh DPJP 1x 24 jam.

UNIT TERKAIT

Rawat Jalan Rawat inap

Lampiran 3. SPO Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium pada Pasien IGD

PELAPORAN HASIL KRITIS LABORATORIUM PADA PASIEN IGD

RS CITAMA

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


NOMOR REVISI 00

HALAMAN 1/1



dr. Yohannes Febru Nainggolan, MARS

PENGERTIAN

Proses pelaporan hasil nilai kritis Laboratorium pada pasien IGD

TUJUAN


KEBIJAKAN


PROSEDUR

1. Petugas laboratorium melakukan validasi berdasarkan range hasil kritis laboratorium rumah sakit citama. 2. Petugas laboratorium melakukan konsultasi ke dokter patologi klinik. 3. Petugas laboratorium mencatat hasil konsul ke dokter patologi klinik. 4. Petugas laboratorium melaporkan hasil ke perawat penangungjawab/ kepala Unit/ Dokter Jaga IGD dan menyertakan hasil nilai kritis 5. Dokter IGD melapor kepada Dokter Penanggung jawab Pasien (DPJP) dan mercatat instruksi pada formulir CPPT(Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi) maksimal 15 menit dan di konfirmasi intruksi yang diberikan oleh DPJP 1x 24 jam

UNIT TERKAIT

IGD

Lampiran 4. SPO Pelaporan Hasil Kritis Radiologi pada pasien Poliklinik

PELAPORAN HASIL KRITIS RADIOLOGI PADA PASIEN POLIKLINIK



NOMOR REVISI 00

HALAMAN 1/1





TUJUAN


KEBIJAKAN

1. SK

Dir:

No.

163

A/SK/DIR/RSC/1/2018

tentang

Kebijakan

Pemberlakuan Pedoman Pelayanan Rumah Sakit Citama 2. SK

Dir:

No.

163

B/SK/DIR/RSC/1/2018

tentang

Kebijakan

Pemberlakuan Pedoman Pengorganisasian Rumah Sakit Citama 3. SK Dir No. 115F/SK/DIR/RSC/I/2018 tentang Panduan Penetapan Besaran Nilai Kritis Dan Hasil Diagnostik Kritis

PROSEDUR

1. Petugas radiologi melakukan validasi berdasarkan range hasil kritis radiologi rumah sakit citama. 2. Petugas radiologi melakukan konsultasi ke dokter radiologi. 3. Petugas radiologi mencatat hasil konsul ke dokter Radiologi. 4. Petugas radiologi melaporkan hasil ke perawat penangungjawab/ kepala Unit

dan menyerahkan hasil pemeriksaan sementara (foto

basah) 5. Perawat penanggung jawab/ kepala unit melapor kepada Dokter Penanggung jawab Pasien (DPJP) dan mercatat instruksi pada formulir CPPT(Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi) maksimal 15 menit dan di konfirmasi intruksi yang diberikan oleh DPJP 1x 24 jam

UNIT TERKAIT

Poliklinik

Lampiran 5. SPO Pelaporan Hasil Kritis Radiologi pada Pasien Rawat Inap

PELAPORAN HASIL KRITIS RADIOLOGI PADA PASIEN RAWAT INAP



NOMOR REVISI 00

HALAMAN 1/1





TUJUAN


KEBIJAKAN

1. SK

Dir:

No.

163

A/SK/DIR/RSC/1/2018

tentang

Kebijakan


Dir:

No.

163

B/SK/DIR/RSC/1/2018

tentang

Kebijakan


PROSEDUR

1. Petugas radiologi melakukan validasi berdasarkan range hasil kritis Radiologi rumah sakit citama. 2. Petugas Radiologi melakukan konsultasi ke dokter Radiologi 3. Petugas Radiologi mencatat hasil konsul ke dokter Radiologi. 4. Petugas Radiologi melaporkan hasil ke perawat penangungjawab/ kepala Unit/ Dokter Ruangan dan mencatat hasil kritis pada status rekam medis pasien dan menyertakan hasil nilai kritis sementara (foto basah) 5. Perawat penanggungjawab pasien/ Kepala Unit/ Dokter ruangan melapor kepada Dokter Penanggungjawab Pasien (DPJP) dan mercatat instruksi pada formulir CPPT(Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi) maksimal 15 menit dan di konfirmasi intruksi yang diberikan oleh DPJP 1x 24 jam

UNIT TERKAIT

Rawat inap HCU Kebidanan

Lampiran 6. SPO Pelaporan Hasil Kritis Radiologi pada pasien IGD

PELAPORAN HASIL KRITIS RADIOLOGI PADA PASIEN IGD

RS CITAMA



NOMOR REVISI 00

HALAMAN 1/1




PENGERTIAN

Proses pelaporan hasil nilai kritis Radiologi pada pasien IGD

TUJUAN


KEBIJAKAN

1. SK

Dir:

No.

163

A/SK/DIR/RSC/1/2018

tentang

Kebijakan


Dir:

No.

163

B/SK/DIR/RSC/1/2018

tentang

Kebijakan


PROSEDUR

1. Petugas melakukan validasi berdasarkan range hasil kritis Radiologi rumah sakit citama. 2. Petugas Radiologi melakukan konsultasi ke dokter Radiologi. 3. Petugas radiologi mencatat hasil konsul ke dokter radiologi. 4. Petugas Radiologi melaporkan hasil ke perawat penangungjawab/ kepala Unit/ Dokter Jaga IGD dan mencatat hasil kritis pada status rekam medis pasien dan menyertakan hasil nilai kritis sementara ( foto basah) 5. Dokter IGD (DPJP)

dan

melapor kepada Dokter Penanggung jawab Pasien mercatat

instruksi

pada

formulir

CPPT(Catatan

Perkembangan Pasien Terintegrasi) maksimal 15 menit dan di konfirmasi intruksi yang diberikan oleh DPJP 1x 24 jam

UNIT TERKAIT

IGD

Lampiran 7. SPO Pelaporan Hasil Kritis EKG pada Pasien Poliklinik

PELAPORAN HASIL KRITIS EKG PADA PASIEN POLIKLINIK



NOMOR REVISI 00

HALAMAN 1/1




Nilai hasil kritis EKG suatu nilai abnormal dari gambaran EKG

TUJUAN


KEBIJAKAN


PROSEDUR

1. Perawat penanggung jawab melakukan validasi berdasarkan range hasil kritis EKG rumah sakit citama. 2. Perawat penanggung jawab/ kepala unit melapor kepada Dokter Penanggung jawab Pasien (DPJP) dan mercatat instruksi pada formulir CPPT(Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi)

UNIT TERKAIT

Poliklinik

Lampiran 8. SPO Pelaporan Hasil Kritis EKG pada Pasien IGD

PELAPORAN HASIL KRITIS EKG PADA PASIEN IGD

RS CITAMA



NOMOR REVISI 00

HALAMAN 1/1




PENGERTIAN


TUJUAN


KEBIJAKAN

1. SK

Dir:

No.

163

A/SK/DIR/RSC/1/2018

tentang

Kebijakan


Dir:

No.

163

B/SK/DIR/RSC/1/2018

tentang

Kebijakan


PROSEDUR

1. Perawat IGD melakukan validasi berdasarkan range hasil kritis EKG rumah sakit citama. 2. Perawat IGD melakukan konsultasi ke dokter IGD 3. Perawat IGD melakukan advice sementara dari dokter IGD 4. Perawat IGD mencatat hasil kritis pada status rekam medis pasien dan menyertakan hasil nilai kritis 5. Dokter IGD (DPJP)

dan


instruksi

pada

formulir

CPPT(Catatan

Perkembangan Pasien Terintegrasi) maksimal 15 menit dan di konfirmasi intruksi yang diberikan oleh DPJP 1x 24 jam

UNIT TERKAIT

IGD

Lampiran 9. SPO Pelaporan Hasil Kritis EKG pada Pasien Rawat Inap

PELAPORAN HASIL KRITIS EKG PADA PASIEN RAWAT INAP

RS CITAMA



NOMOR REVISI 00

HALAMAN 1/1




PENGERTIAN


TUJUAN


KEBIJAKAN

4. SK

Dir:

No.

163

A/SK/DIR/RSC/1/2018

tentang

Kebijakan


Dir:

No.

163

B/SK/DIR/RSC/1/2018

tentang

Kebijakan


PROSEDUR

1. Perawat Ruangan/perawat penanggung jawab melakukan validasi berdasarkan range hasil kritis EKG rumah sakit citama. 2. PerawatRuangan/ perawat penanggung jawab melakukan konsultasi ke dokter Ruangan 3. Perawat Ruangan/ perawat penanggung jawab melakukan advice sementara dari dokter Jaga 4. Perawat Ruangan / perawat penanggung jawab mencatat hasil kritis pada status rekam medis pasien dan menyertakan hasil nilai kritis 5. Dokter Ruangan (DPJP)

dan

Perkembangan


instruksi

Pasien

Terintegrasi)

pada

formulir

maksimal

15

konfirmasi intruksi yang diberikan oleh DPJP 1x 24 jam

UNIT TERKAIT

Kebidanan Rawat inap HCU

CPPT(Catatan menit

dan

di

Lampiran 10. Daftar Nilai Kritis Laboratorium PEMERIKSAAN HEMATOLOGI DAN KOAGULASI NO 1 2 3 4 5 6 7

PARAMETER Absolute Neutrophil Count Hematokrit Hematokrit (Neonatus) Hemoglobin Hemoglobin (Neonatus) Jumlah lekosit Trombosit dewasa

NILAI KRITIS RENDAH 0-9 µg/dl <20 % <33 vol % <7 g/dl <9.5 g/dl <2x103 / mm3 <40x10 3 / mm3

NILAI KRITIS TINGGI >60 % >70 vol % >20 g/dl >22 g/dl >30x103 / mm3 >10.000x103 / mm3

PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK NO 1 2 3 4 5 6

PARAMETER Bilirubin dewasa Bilirubin neonates BUN Kreatinin Glukosa Dewasa Glukosa neonates

NILAI KRITIS RENDAH 2 mg/ dl 0.4 mg / dl <70 mg / dl <30 mg / dl

NILAI KRITIS TINGGI >15 mg / dl >13 mg / dl >80 mg / dl 2.8 mg / dl >300 mg / dl >325 mg / dl

ANALISA GAS DARAH (ARTERI)

1 2 3

PH PCO2 PO2

NILAI KRITIS RENDAH <7.2 <20 mmHg <40 mmHg

4

HCO3 Bicarbonate

<10 mEq / L

5

O2 Saturation

<75 %

NO

PARAMETER

NILAI KRITIS TINGGI >7.6 >77 mmHg >40 mmol / l or mEq / L -

ANALISA GAS DARAH (VENA) NO 1 2 3 4

PARAMETER PH PCO2 HCO3 Saturasi

NILAI KRITIS RENDAH <7.2 <20 mmHg <10 mmHg <40 %

NILAI KRITIS TINGGI >7.6 >60 mmHg >40 mEq / L >85 %

ANALISA GAS DARAH (KAPILER) NO 1 2 3

PARAMETER PH PCO2 PO2

NILAI KRITIS RENDAH <7.2 <20 mmHg <25 mmHg

NILAI KRITIS TINGGI >7.6 >60 mmHg -

Lampiran 11. Daftar Nilai Kritis Pemeriksaan Radiologi Area Anatomi/ Anatomical Area Sistem saraf pusat

Leher

Payudara Dada

Abdomen

Urogenital

Tulang Umum

Kondisi Kategori Kritis Laporkan Secara Lengkap Dalam Waktu 1 Jam Perdarahan serebral / hematoma Tumor otak (efek massa) Stroke akut Fraktur depresi pada tengkorak Fraktur tulang belakang servikal Kompresi sumsum tulang belakang Epiglotitis Diseksi arteri karotis Critical carotid stenosis Tension pneumothorax Diseksi aorta Emboli paru Aneurisma pecah atau impending rupture Emfisema mediastinum / pneumomediastinum Udara bebas di abdomen (bila tanpa riwayat pembedahan dalam waktu dekat) Corpus alinium Ischemic bowel Appendicitis Emboli vena porta Volvulus Perlukaan organ dalam traumatic Perdarahan retroperitoneal Obstruksi usus Kehamilan ektopik Abruptio placentae Placental Previa menjelang aterm Torsio testis atau ovarium Kematian vetus fraktur dislokasi Kesalahan lokasi pemasangan selang / infuse (misalnya selang makan pada saluran napas)

Lampiran 12. Daftar nilai kritia pemeriksaan EKG yang wajib dilaporkan segera

Ventrikel

Takikardi

(VT)

Ventrikel Fibrasi (VF):

Pulseless

Electrical

Activity (PEA) Asistole

ST

elevasi

Miocard

Infark ( STEMI )

:

depresi segmen ST

Panduan Nili Kritis

Recommend Documents