File ini di download dari friendstan.blogspot.com | temukan lebih banyak info lagi disini
RINGKASAN MATERI KIAT JITU MENGERJAKAN SOAL-SOAL UJIAN SARINGAN MASUK STAN Pada bagian ini akan dibahas secara mendetail persoalan-persoalan yang sering muncul bahkan boleh dikatakan pasti keluar dalam tes kemampuan umum ujian saringan masuk STAN. Pada bagian ini akan dijelaskan kiat-kiat bagaimana dan apa yang harus dilakukan dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Secara umum Tes Kemampuan Umum Ujian Saringan Masuk STAN meliputi komposisis sebagai berikut: Tes Kemempuan Verbal (perbandingan kata, Sinonim, Antonim), Tes Analogi (Pola huruf/angka, menyusun kata), Tes Logika, dan Tes Hitungan. semua soal-soal pada tes kemampuan umum dapat diselesaikan oleh pembaca pada umumnya dan calon peserta ujian masuk STAN pada khususnya. Yang membedakan adalah waktu untuk mengerjakan berbeda antara orang yang satu dengan yang lainya. Untuk itu jangan lengah sedikitpun, bersikaplah tenang tetapi cepat dan tepat dalam mengerjakan soal, tetap optimis walaupun menemukan soal yang sulit, usahakan mengerjakan soal yang lebih mudah terlebih dahulu.
2.
3.
4. 5.
6.
Adapun yang akan dibahas disini meliputi: 1. Perbandingan kata Carilah hubungan antara dua kata pada soal tersebut Contoh: KAMBING : RUMPUT = A. ANJING : KUCING B. JERAPAH : UNTA C. MANUSIA : NASI D. TIKUS : KUCING Dari persoalan tersebut, kita mengetahui bahwa hubungan kambing dengan rumput adalah kambing makan rumput, dari hubungan tersebut kita bisa menentukan jawaban pada pilihan yaitu C, manusia makan nasi, disini kata penghubungnya adalah makan. Sinonim dan Antonim Untuk sinonim, carilah persamaannya, bila yang anda hadapi kata yang tidak pernah anda temukan sebelumnya cobalah untuk menebak sejalan masih masih relevan dengan makna sebenarnya. Untuk antonym, carilah kata kata yang berlawanan arti dengan soal, bila anda baru menemukan kata seperti dalam soal, cobalah untuk menebak sejalan masih kontradiksi dengan makna sebenarnya. Pola Angka atau huruf carilah pola dibalik susunan angka atau huruf pada soal, caranya, carilah hubungan antara angka pertama dan angka-angka berikutnya. Mungkin antara angka ke-1 dan angka ke-2, bila tidak ditemukan pola, mungkin antara angka ke-1 dan angka ke-3 dan begitu seterusnya sampai ditemukan polanya. Dari pola tersebut bisa digunakan untuk meneruskan angka atau huruf yang dipertanyakan. Tes menyusun kata gunakanlah imajinasi anda, cobalah untuk memikirkan kata-kata yang mungkin terbentuk dari soal. Untuk mempermudah alternatif pilihannya, lihatlah pilihan jawaban pada soal. Tes Logika Deskripsikan atau gambarkan ketentuan tersebut secara tepat. Pendeskripsian yang tidak tepat akan berakibat jawaban dari persoalan tersebut salah. Untuk itu Deskripsikan semua ketentuan-ketentuan bacaan secara tepat. Pergunakanlah gambar bila diperlukan. Gambarkan pada suatu kertas tentang ketentuan-ketentuan dalam persoalan tersebut Tes Hitungan
Bentuk soal dalam tes hitungan ini mencakup tes pertambahan, pengurangan, perkalian, pembagian, pecahan dan bentuk matematika dasar lain yang dikemas dalam soal cerita.Adapun yang seing kali dikeluhkan atau dirasa sulit oleh sebagian besar peserta ujian masuk STAN akan kami bahas disini dalam bentuk contoh soal. Persoalan-persoalan tersebut diantaranya: a) Diskon dua kali berturut-turut Pada persoalan ini, potonglah harga sebenarnya dengan diskon pertama kemudian harga setelah dipotong diskon pertama dipotong lagi diskon kedua. Dari situ kita akan tahu jumlah seluruh diskon sebenarnya. Contoh: Sejumlah produk dijual dengan dua kali diskon berturut-turut yaitu 20% dan setelah itu 15%. Berapakah jumlah seluruh diskon? Diskon I : 20%, maka harga sekarang tinggal 80% Diskon II : 15%,ini berarti 15% dari harga setelah dipotong diskon I Nilai diskon kedua bila menurut harga 100% = (15% x 80) x 100% = 12% Jadi diskon seluruhnya 20% + 12% = 32 % Untuk menghitung seluruh diskon = diskon awal + diskon kedua dari harga sebelum diskon b) Perhitungan yang sebanding dan berbanding terbalik Perhitungan yang sebanding misalnya digunakan pada perhitungan waktu dan tenaga kerja Contoh: Suatu pekerjaan bila diselesaikan oleh 15 orang diperlukan waktu 5 hari, maka bila dikerjakan 10 orang diperlukan waktu… Caranya gunakan perhitungan sebanding: 15 x 5 = 10 x T , maka T = 8 hari Perhitungan yang berbanding terbalik misalnya digunakan pada perhitungan putaran roda & jarak Contoh: Untuk memperoleh jarak 50 meter roda berputar 150 kali. Berapa kali roda harus berputar untuk menempuh jarak 200 meter? Caranya gunakan perhitungan tak sebanding: 50/150 = 200/X , maka X = 600 kali c) Sesuatu dibalik pekerjaan dan kerja sama Persoalan ini kerap kali muncul dan sebagian besar peserta kerap kali salah dalam pemahaman soal. Untuk itu akan kami berikan contoh soal dan pemahamannya serta penyeleseainnya. Contoh: Dua orang penyortir surat pos A & B bekerja dengan kecepatan konstan. Jika A menyortir sejumlah X surat dalam waktu 60 menit, dan B menyortir sejumlah surat yang sama dalam waktu 30 menit, Berepa lama waktu yang diperlukan untuk menyortir X surat jika dilakukan oleh A & B secara bersama-bersama tetapi independen? Pemahaman: pada soal tersebut kita ketahui bahwa A & B mengerjakan pekerjaan yang sama tetapi merelka memiliki perbedaan mengenai waktu penyelesainnya. Soal tersebut menanyakan berapa lama pekerjaan yang seharusnya dilakukan 1 orang kemudian dikerjakan bersama-sama oleh 2 orang yang masing-masing dari mereka memiliki perbedaan dalam hal kecepatan? Tentu ini akan sulit dikerjakan dengan logika kita bila kita tidak tahu caranya. Caranya: missal waktu bila dikerjakan bersama-bersama T, maka T/60 + T/30 = 1, Itulah cara sederhana dan mudah untuk menyelesaikan soal tersebut. 3T/60 = 1 maka T = 20 menit. Jadi pekerjaan tersebut bila dikerjakan bersama-sama akan selesai dalam waktu 20 menit. Jadi rumusnya: T T T
/t1 + /t2 + /tn = 1
T = waktu bila dikerjakan bersama-sama t1, t2, tn = waktu bila dikerjakan sendiri-sendiri d) Pertemuan
Ingatlah pertemuan disini berarti bahwa orang yang bertemu pasti berada dalam satu titik atau dengan kata lain mereka berada pada kedudukan atau letak atau posisi yang sama. Contoh: Sofyan berangakat ke kampus yang berjarak 30 km dengan menggunakan ankot dengan kecepatan 20 km/jam. Sepuluh menit kemudian Yanto menyusul dengan motor dengan kecepatan 30 km/jam. Mereka akan bertemu pada jarak berepa km dari kampus? Caranya: Dari soal tersebut telah jelas bahwa mereka bergerak dengan start yang sama dan dengan tujuan yang sama. Yang berbeda adalah waktu startnya. Maka bila salah satu dari mereka mengejar dari start yang sama, maka berarti jarak yang di tempuh mereka sama. Gunakanlah: S1 = S2 Ingatlah bahwa S = V x t S sofyan = S yanto Sofyan 10 menit lebih awal → 20 (t + 10) = t . 30 20 t + 200 = 30 t 10 t = 200 t = 20 menit jarak yang di tempuh oleh mereka = 30 x 20/60 = 10 km jarak dari kampus = 30 – 10 = 20 km. BAHASA INDONESIA A. PEMBENTUKAN KATA Ada 2 cara pembentukan kata, yaitu : 1. Dari dalam Bahasa Indonesia Pembentukan kosakata baru didasarkan pada kata yang sudah ada Contoh : tata tata buku, tata bahasa, tata rias hari hari sial, hari jadi, hari besar 2.
Dari luar Bahasa Indonesia Kata-kata terbentuk melalui pungutan kata Contoh : Bank, valuta, kredit, nyeri, candak kulak Bentuk – bentuk kata serapan : 1. Kata yang sudah sesuaI dengan ejaan Bahasa Indonesia Contoh : bank, opname, golf 2. Kata yang disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia Contoh : Subject subyek University universitas 3. Kata asing yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia Contoh : Starting point titik tolak Hearing dengar pendapat 4. Istilah yang tetap seperti aslinya karena keuniversalannya Contoh : de facto, status quo, cum laude, ad hoc B. DIKSI Contoh Pemakaian kata a. Kata “dari” menunjukkan asal sesuatu Contoh : Ia mendapat tugas dari atasannya Kata “daripada” berfungsi membandingkan Contoh : Indonesia lebih luas daripada Malaysia b. Kata “tiap-tiap” harus diikuti oleh kata benda, sedangkan kata “masing-masing’ tidak boleh diikuti oleh kata benda Contoh : tiap-tiap kelompok terdiri atas tiga puluh orang Masing-masing mengemukakan pendapatnya
C. KESALAHAN PEMBENTUKAN KATA DAN PEMILIHAN KATA 1. Penanggalan awalan meContoh : Sampai jumpa lagi (salah) Sampai berjumpa lagi (benar) 2. Bunyi /s/, /k/, /p/, /t/, yang tidak luluh Contoh : Pensuplai mengkikis, mentaati (salah) Penyuplai, mengikis, menaati (benar) Catatan : Kaidah peluluhan bunyi s, k, p, dan t, tidak berlaku pada kata-kata yang dibangun dengan gugus konsonan Traktor + me- mentraktor 3. Penggunaan kata yang boros Berikut ini daftar kata yang digunakan tidak hemat Boros Hemat - Berdasarkan…., maka Berdasarkan….., tanpa maka - Karena…., sehingga Karena…. Tanpa sehingga - Namun demikian, Namun… tanpa demikian Walaupun demikian - Sangat…..sekali Sangat….tanpa sekali, atau…..sekali - Sejak dari Sejak atau dari - Agar supaya Agar atau supaya - Demi untuk Demi atau untuk - Adalah merupakan Adalah atau merupakan - Seperti…. dan sebagainya Seperti atau dan sebagainya - Misalnya….dan lain-lain Misalnya atau dan lain-lain - Antara lain….dan seterusnya Antara lain atau dan seterusnya - Menderiskipsikan tentang hambatan Mendeskripsikan hambatan - Berbagai faktor-faktor - Daftar nama-nama peserta Berbagai faktor - Mengadakan penelitian Daftar nama peserta - Dalam rangka untuk mencapai tujuan Meneliti - Berikhtiar atau berusaha untuk Untuk mencapai tujuan memberikan pengawasan - Mempunyai pendirian Berusaha mengawasi - Melakukan penyiksaan - Menyatakan persetujuan Berpendirian - Apabila….., maka Menyiksa - Walaupun…., namun Menyetujui Apabila…., tanpa kata penghubung Walaupun, tanpa kata namun D. UNGKAPAN IDIOMATIK Ungkapan idiomatik adalah konstruksi yang khas pada suatu bahasa yang salah satu unsurnya tidak dapat dihilangkan atau diganti. Contoh : Menteri Dalam Negeri bertemu Presiden Gus Dur (salah) Menteri Dalam Negeri bertemu dengan Presiden Gus Dur (benar) Ugkapan idiomatik lain yang perlu diperhatikan adalah: - Terdiri terdiri atas / dari - Terjadi atas terjadi dari E. Perubahan Makna 1. Meluas / Generalisasi Makna kata sekarang lebih luas dari makna asalnya Contoh : petani, peternak, berlayar, ibu, bapak, saudara, dan sebagainya.
2. Menyempit / Spesialisasi Makna kata sekarang lebih sempit daripada makna asalnya Contoh : pendeta, sarjana, sastra, pembantu, dan sebagainya 3. Amelioratif Makna kata sekarang lebih baik daripada makna kata asalnya Contoh : wanita, pramuniaga, warakawuri, rombongan, dan sebagainya. 4. Peyoratif Makna sekarang lebih jelek daripada makna kata asalnya Contoh : perempuan, gerombolan, oknum, kawin, tewas, dan sebagainya. 5. Sinestesia Perubahan makna kata yang terjadi akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda Contoh : suaranya sedap didengar kata-katanya indah benar komposisi warnanya enak dilihat 6. Asosiasi Makna kata yang timbul karena persamaan sifat. Contoh : tukang catut, amplop F. Pemakaian Huruf Kapital 1. 2. 3.
4. 5. 6. 7. 8. 9.
awal kalimat huruf pertama pada pengetikan langsung huruf pertama hal-hal yang bersifat keagamaan (Islam, Quran, Waisak) Unsur nama, gelar, jabatan, dan pangkat, yang diikuti nama orang, tempat, instansi yang menyandanganya (Haji Tohirin, Mayor Haryono, Universitas Indonesia) huruf pertama nama bangsa, suku, bahasa, tahun, bulan, hari, hari besar (bangsa jepang, suku jawa, bahasa inggris, tahun Masehi, bulan Agustus, hari minggu, hari Lebaran) Huruf pertama judul kecuali kata di, ke, dari, dan, untuk, yang. huruf pertama istilah geografi yang diikuti namanya (Teluk Bayur, Asia Tengah, Laut Hitam). Huruf pertama sapaan/ acuan (Pak Ali adalah pamanku, Besok Paman akan kerumah saya) Huruf pertama kata Anda, Saudara sebagai kata sapaan.
G. Kalimat efektif 1.
Kesepadanan struktur bahasa dan predikat yang jelas Mempunyai subyek dan predikat yang jelas Kata penghubung antar kalimat tidak dipakai dalam kalimat tunggal
2.
Keparalelan (kesamaan bentuk kata yang digunakan) Nyatakan gagasan paralel dalam bentuk bahasa yang sejajar
1.
ketegasan (membuat urut secara logis)
2.
kehematan susunan kalimat dan penggunaan kata Hindari pemakaian dua kata atau lebih dengan fungsi yang sama Hindari pnggunaan dua kata atau lebih yang mempunyai fungsi dan acuan yang sama
5.
Tidak terdapat subjek berganda Hindari pemakaian superordinat dan hiponim secara bersama-sama Hindari kesinoniman makna (naik ke atas) Tidak menjamakan bentuk yang sudah jamak (daftar nama-nama)
kecermatan (tidak menimbulkan penafsiran ganda/ ambiguitas)
6.
kepaduan (informasi yang disampaikan tidak terpeca-pecah dan bertele-tele)
7.
kelogisan (ide dapat diterima)
8.
penggunaan bentuk pasif secara benar
B.INGGRIS John can play the guitar. Mary can play the guitar. Both John and Mary can play the guitar. CAUSATIVE OF HAVE / GET & SUBJUNCTIVE
Causative Of Have / Get digunakan untuk menyatakan sesuatu yang dilakukan orang lain atas kehendak kita. Dibagi atas 2 bagian, dengan berdasarkan pada objek-nya : •
Active Bentuk
:
Example
S + have/had + Oactive + V1 + Opassive : I have Budi clean the floor Amir had her brother his car yesterday S
Get / got
+
Ask / asked
+ Oactive
+ to V1
+ Opassive
-
Bentu k :
Example
: I got my brother to wash my clothe yesterday I asked you to do my homework this morning
•
Passive - Bentuk
: S + had/got + Oactive + VIII + (by Oactive) Example
: I had my car washed I got my hair cut
Catatan
(by my servant) (by the barber)
: pada bentuk passive
CONDITIONAL SENTENCE
Conditional Sentence adalah kalimat pengandaian Terdapat 3 type kalimat pengandaian : •
Type I : Future Possible Condition
Kalimat pengandaian yang mungkin terjadi apabila syaratnya terpenuhi S + Example
Shall / will / can
+ V1 + if + S + V1 (s/es)
May / must
- Bentuk :
: He will come here if you call me means : He may come
•
Type II : Present Unreal Condition Kalimat pengandaian yang tidak mungkin terjadi, karena peristiwa/kegiatannya sedang berlangsung sekarang. S +
- Example
should / would could / might
+ V1 + if + S + VII (were)
- Bentuk :
: He would come here if you called him means : He doesn’t come because you don’t call him
•
Type III : Past Unreal Condition Kalimat pengandaian yang tidak mungkin terjadi, karena peristiwa / kegiatannya tealh terjadi di waktu lampau. - Bentuk : - Example
S
should / would
+
could / might
+ have + VIII + if + S + had + VIII
: He would have come here if you called him Means : He didn’t come here because you didn’t call him PARTICIPLE
ACTIVE & PASSIVE PARTICIPLE 1.
Active Participle adalah bentuk Verb-ing yang memiliki fungsi sebagai berikut: Adjective (Menerangkan kata benda): • I saw the boat sinking . (I saw the boat which was sinking.) • I heard the girl singing . (I heard the girl who was singing)
2.
Menyatakan kejadian yang terjadi pada titik waktu yang sama. • Reading a magazine, I drink a cup of milk. • Playing a piano, my sister sings song.
3.
Menyatakan peristiwa yang terjadi berturut-turut: • Having had breakfast, he went out.
• 4.
Having finished operating the computer, I Switched off it.
Ada beberapa kata kerja yang diikuti oleh Active Participle: Catch, feel, hear, keep, leave, look at, notice, observe, see, smel, watch. • I feel something touching my ear. • I keep the baby sleeping. • I noticed them coming on time. • I smell something burning. • I saw the boys fighting.
Passive Participles adalah bentuk kata kerja ketiga yang memiliki fungsi untuk menyatakan sebab akibat : • She enters. She is accompanied by her mother. She enters accompanied by her mother. • He was aroused by the crash and leapt to his feet. Aroused by the crash, he leapt to his feet. • Because/As/Since the city is surrounded by the mountain, the city has a cool climate. Surrounded by mountain the city has a cool climate. Setiap kalimat bahasa Inggris yang mengandung unsur be (am, is, are, was, were, to be, being, been) dan Verb Past Participle (VIII) adalah kalimat pasif (Passive Voice). Diterjemahkan menjadi di atau ter ………. QUESTION TAG Disebut pula kalimat Tanya Tak Bertanya. Dalam percakapan seringkali kita membuat suatu statement yang langsung diikuti pertanyaan, namun seringkali tidak menginginkan jawaban, hanya meyakinkan saja. Bentuk : 1. Kalimat positif diberi ‘tag’ negatif Example : Mr. Hadi is very handsome, isn’t he ? (+) (-) 2. Kalimat negatif diberi ‘tag’ positif Example : Mr. Hadi isn’t very handsome, is he? (-) (+) 3. Kalimat yang mempunyai auxiliary, ‘tag’nya adalah bentuk auxiliary itu sendiri dalam bentuk yang berlawanan. Example : They will come here immediately, won’t they? (+) (-) Mrs. Smith oughtn’t to do the work now, ought she? (-) (+) 4. Kalimat dengan unsur Verb, ‘tag’nya adalah to do (do, does, did) Example : Indonesian people eat rice, don’t they? We saw the beautiful film, didn’t we? She drinks tea in the morning, doesn’t she? Perkecualian :
1. Kalimat perintah / larangan → …... will you ? Open the door, will you? Don’t open the window, will you ? 2. Kalimat himbauan → ….. won’t you ? Be patient, won’t you ? Be careful, won’t you? 3. Kalimat ajakan → …… shall we ? Let’s go, shall we?
ELLIPTIC
1. Positive A. Ada Auxiliary Verb I am a student and - my sister is a student too - my sister is too Bentuk : S + A. V + too - so is my sister Bentuk : so + A.V + subject B. Bila tidak ada Auxiliary Verb, harus diganti dengan : - Do (apabila kata kerja bentuk I, Present Tense) - Does (apabila kata kerja bentuk II, Present Tense, subject orang ketiga tunggal). - Did (apabila kata kerja bentuk II, Past Tense) 2. Negative A. You shouldn’t arrive late and - Ali shouldn’t arrive late either Ali shouldn’t either Bentuk : S + A. Vnot + Either -
Nor should Ali
Bentuk : Nor + A.V + S Neither should Ali Bentuk : Neither + A.V + S B. Bila kalimat tersebut digabung tanpa “and”, menjadi : Neither Ali nor you should arrive late Bentuk : Neither ……nor……= baik…..maupun……tidak…
3. Bentuk Lain - Menggunakan
Bentuk : Both … and … = keduanya …. dan …. - John can play the guitar. Mary can play the guitar. Both John and Mary can play the guitar. SUBJUNCTIVE
Subjunctive adalah pola-pola kalimat Bahasa Inggris yang mempunyai arti berlawanan dengan kalimat yang dinyatakan. Bila kalimat yang dinyatakan (+) artinya menjadi (-). Kalimat yang dinyatakan (-) menjadi (+). Ditandai dengan penggunaan kata wish – as if, as though, if only, would rather dan sesudahnya diikuti subject. Dibagi atas jenis : •
Bentuk I
Fact Present Value
:
S
wish / as if / as though
:
+
if only / would rather
Example: Subjunctive
+ S +
VII (we re)
→ Past Tense
: I wish I had a big house with swimming pool Fact
: I don’t have a big house with swimming pool
Subjunctive
: Tony wishes he were a student again
Fact
: Tony is not a student
•
Bentuk II
:
S
wish / as if / as though
+
if only / would rather
Fact Past Tense
:
Example
: Subjunctive
+ S +
Had + VII Would have + VIII
: I wish I Could fly
Fact
: I can’t fly
Subjunctive
: I wish I would have gone to Moskow
Fact
: I didn’t go to moskow