PANDUAN RUANG ISOLASI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penyakit menular adalah penyakit yang dapat di tularkan (berpindahpindah dari orang yang satu ke orang yang lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung maupun perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya agen atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah. Penularan penyakit disebabkan proses infeksi oleh kuman. Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan sakit (Potter dan Perry, 200). !umah sakit merupakan tempat pelayanan pasien dengan berbagai macam
penyakit diantaranya
penyakit karena infeksi, dari mulai yang ringan sampai yang terberat, dengan begitu hal ini dapat menyebabkan resiko penyebaran infeksi dari satu pasien ke pasien lainnya, begitupun dengan petugas kesehatan yang sering terpapar dengan
agen
infeksi.
Penularan
infeksi
dapat
melalui
beberapa
cara
diantaranya melalui darah dan cairan tubuh seperti halnya penyakit "I#$%I&' dan "epatitis . Penyebaran virus "I# dan "epatitis melalui perilaku seks bebas, penyalahgunaan narkoba* umumnya tertular melalui penggunaan +arum suntik bersama, melalui transfusi darah, %'I, alat-alat kedokteran, hubungan suami istri yang sudah tertular virus "I#$"# positif, dan apabila ada kontak antara cairan tubuh (terutama darah, semen, sekresi vagina dan %'I) dengan luka terbuka pada seseorang yang sehat alaupun kecil. 'eseorang yang mengidap penyakit ini dapat menularkan virusnya kepada orang lain +ika darah atau cairan tersebut masuk kedalam darah orang lain melalui luka atau produk darah. (!. 'yamsuhida+at dan im de +ong, //). erdasarkan data yang dikeluarkan 1%I&' (1nited ations %3uired Immuno &e4ciency 'yndrom) pada 2005 yang lalu, dari prevalensi (angka ke+adian) "I#$%I&' yang mencapai 60 +uta orang, sekitar persennya berada di %sia dan %frika. Prevalensi kasus "I#$%I&' yang ter+adi di Indonesia periode 7anuari sampai dengan 8aret 200 sebesar 660 orang tertular virus "I# dan /6 orang lainnya menderita penyakit %I&' dengan +umlah kematian sebesar 29 orang. Prevalensi kasus "I#$%I&' di 7aa arat periode 7anuari sampai dengan 8aret 200 sebesar 0 orang dengan +umlah kematian sebesar 9 orang yang menempati urutan ketiga tertinggi di Indonesia (&it+en PP8 dan P: &epkes !.I, 200). ;asus penyakit hepatitis menurut :esmana (200) menyatakan baha, +umlah penderita hepatitis di
9,9
+uta
penderita,
dengan
tingkat
prevalensi
>enaga medis yang beker+a di fasilitas kesehatan sangat beresiko terpapar infeksi yang secara potensial membahayakan +ianya, karena >enaga 8edis dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dapat kontak langsung dengan cairan tubuh atau darah pasien dan dapat men+adi tempat dimana agen infeksius dapat hidup dan berkembang biak yang kemudian menularkan infeksi dari pasien satu ke pasien yang lainnya. 8enurut penelitian apabila tenaga medis terkena infeksi akibat kecelakaan maka resikonya = mengidap hepatitis fulminan, 6= hepatitis kronis (aktif), = men+adi pembaa virus ('yamsuhida+at ? im de 7ong, //). >ahun // <&< (
1.2. Tujuan Panduan Ruang Islas! 1.2.1. Tujuan U"u" 'ebagai pedoman bagi 8ana+emen !umah 'akit 1mum &aerah ;ecamatan 8andau untuk
dapat
melaksanakan Isolasi
pada pasien dalam
upaya
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
1.2.2. Tujuan #$usus . 'ebagai pedoman pelaksanaan Isolasi pada pasien yang merupakan salah satu upaya rumah sakit dalam menegah infeksi nasokomial.
2. 8encegah ter+adinya infeksi pada petugas kesehatan. 9. 8encegah ter+adinya Infeksi pada pasien raat inap atau pasien dengan penurunan daya tahan tubuh.
2.2 Ruang l!ngku% . Penggunaan kamar isolasi diterapkan kepada semua pasien raat inap yang mengidap penyakit infeksi menular yang dianggap mudah menular dan berbahaya* 2. Pelaksana Panduan ini adalah semua elemen rumah sakit beserta pasien dan keluarga.
2.& Pr!ns!% . 'etiap pasien dengan penyakit Infeksi menular dan dianggap berbahaya diraat di ruang terpisah dari pasien lainnya yang mengidap penyakit bukan infeksi. 2. Penggunaan %lat pelindung diri diterapkan kepada setiap pengun+ung dan petugas kesehatan terhadap pasien yang diraat di kamar isolasi. 9. Pasien yang rentan infeksi seperti pasien luka bakar, pasien dengan penurunan sistem imun dikarenakan pengobatan atau penyakitnya, diraat di ruang (terpisah) isolasi rumah sakit. 6. Pasien yang tidak termasuk kriteria diatas diraat diruang raat inap biasa. . Pasien yang diraat dirung isolasi, dapat di dipindahkaa keruang raat inap biasa apabila telah dinyatakan bebas dari penyakit atau menurut petun+uk dokter penanggung +aap pasien.
2.'
#e(aj!)an dan Tanggung *a(a) . 'eluruh 'taf !umah 'akit a. 8ematuhi peraturan yang ditetapkan di kamar isolasi 2. Peraat Instalasi !aat Inap a. 8elakukan pelayanan kesehatan terhadap pasien di kamar isolas*i b. 8en+aga
terlaksananya
peraturan
ruang
isolasi
yang
ditetapkan* c. 8encegah ter+adinya infeksi terhadap pengun+ung kamar isolasi atau pasien yang diraat di kamar isolasi. 9. &okter Penanggung 7aab Pasien a. 8enetapkan diagnosa pasien dan menentukan apakah pasien memerlukan peraatan di ruang Isolasi* b. 8emastikan pasien yang membutuhkan peraatan di ruang isolasi mendapat peraatan secara benar
6. ;epala Instalasi$ ;epala !uangan a. 8emastikan peraturan di !uang Isolasi terlaksana dengan baik b. 8engidenti4kasi setiap kelalaian yang timbul dalam !uang Isolasi dan memastikan terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah terulangnya kembali insiden tersebut. . &irektur a. 8emantau
dan
memastikan
peraturan
di
!uang
Isolasi
terlaksana dengan baik. b. 8enetapkan kebi+akan untuk mengembangkan atau mengatasi setiap masalah yang mungkin ter+adi dalam pelaksanaan peraatan pasien di ruang Isolasi
BAB II
RUANG ISOLASI
1
Pengert!an Islas!
Isolasi adalah segala usaha pencegahan penularan$ penyebaran kuman pathogen dari sumber infeksi (petugas, pasien, pengun+ung) ke orang lain. 'esuai dengan rekomendasi "A dan <&< tentang keaspadaan isolasi untuk pasien dengan penyakit infeksi airborne yang berbahaya seperti ", keaspadaan yang perlu dilakukan meliputi
a+ #e(as%adaan standar Perhatikan kebersihan tangan dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien maupun alat-alat yang terkontaminasi sekret pernapasan
)+ #e(as%adaan kntak Bunakan sarung tangan dan gaun pelindung selama kontak dengan pasien Bunakan peralatan terpisah untuk setiap pasien, seperti stetoskop, termometer, tensimeter, dan lain-lain
,+ Perl!ndungan "ata Bunakan kacamata pelindung atau pelindung muka, apabila berada pada +arak (satu) meter dari pasien. d) #e(as%adaan airborne
>empatkan pasien di ruang isolasi airborne, Bunakan masker / bila memasuki ruang isolasi.
2
S-arat #a"ar lslas!
:ingkungan harus tenang
2
'irkulasi udara harus baik
9
Penerangan harus cukup baik
6
entuk ruangan sedemikian rupa sehingga memudahkan untuk observasi pasien dan pembersihannya
>ersedianya < dan kamar mandi
5
;ebersihan lingkungan harus di+aga
>empat sampah harus tertutup
C
ebas dari serangga
/
>empat alat tenun kotor harus ditutup
0 1rinal dan pispot untuk pasien harus dicuci dengan memakai disinfektan.
!uang Peraatan isolasi ideal terdiri dari a) !uang ganti umum
b) c) d) e) f)
!uang bersih dalam 'tasi peraat !uang raat pasien !uang dekontaminasi ;amar mandi petugas
#r!ter!a Ruang Pera(atan Islas! ketat -ang !deal )
Peraatan Isolasi (Isolation Room) a. Dona Pa+anan Primer $ Pa+anan >inggi b. Pengkondisian udara masuk dengan Open Circulation System c. Pengkondisian udara keluar melalui Vaccum Luminar Air Suction System d. Air Sterilizer System dengan Burning & Filter e. 8odular minimal E 9 F 9 m2
2)
!uang ;amar 8andi $ < Peraatan Isolasi (Isolation Rest Room) a. Dona Pa+anan 'ekunder $ Pa+anan 'edang b. Pengkondisian udara masuk dengan Open Circulation System c. Pengkondisian udara keluar melalui Vaccum Luminar Air Suction System d. 8odular minimal E ,0 F 2,0 m2
9)
!uang ersih &alam ( Ante Room Foyer Air Loc! ) a. Dona Pa+anan 'ekunder $ Pa+anan 'edang b. Pengkondisian udara masuk dengan %< Open Circulation System c. Pengkondisian udara keluar ke arah inlet saluran buang ruang raat isolasi d. 8odular minimal E 9 F 2,0 m2
6)
%rea 'irkulasi (Circulation Corri"or ) a. Dona Pa+anan >ersier $ Pa+anan !endah $ >idak >erpa+an b. Pengkondisian udara masuk dengan %< Open Circulation System c. Pengkondisian udara keluar dengan sistem e#$auster d. 8odular minimal lebar E 2,60 m
)
!uang 'tasi Peraat (%urse Station) a. Dona Pa+anan >ersier $ Pa+anan !endah $ >idak >erpa+an b. Pengkondisian udara masuk dengan %< Open Circulation System c. Pengkondisian udara keluar dengan sistem e#$auster d. 8odular minimal E 2 F , m2 $ petugas (termasuk alat)
&
S-arat Petugas ang Bekeja D! #a"ar Islas!
"arus sehat
2
8engetahui prinsip aseptic$ antiseptic
9
Pakaian rapi dan bersih
6
>idak memakai perhiasan
;uku harus pendek
5
Pergunakan barrier nursing seperti pakaian khusus, topi, masker, sarung tangan, dan sandal khusus
C
/
erbicara seperlunya
0 :epaskan barrier nursing sebelum keluar kamar isolasi
'. Alat/alat
%lat-alat yang dibutuhkan cukup tersedia
2
'elalu dalam keadaan steril
9
&ari bahan yang mudah dibersihkan
6
%lat suntik bekas dibuang pada tempat tertutup dan dimusnahkan
%lat yang tidak habis pakai dicuci dan disterilkan kembali
5
%lat tenun bekas dimasukkan dalam tempat tertutup
0. #ategr! Islas! ;ate gor i iso las i yan g dil akuka n ses uai den gan patogenesis dancara penularan $ penyebaran kuman terdiri dari isolasi ketat, isolasi kontak, isolasi saluran pernafasan, tindakan pencegahan enterik
dan
tindakan pencegahan
sekresi. 'ecara umum, kategori isolasi membutuhkan kamar terpisah, sedangkan
kategori
tindakan
pencegahan
tidak
memerlukan
kamar
terpisah.
a. Islas! #etat >u+uan isoasi ketat adal ah mencegah penyebaran
semua
penyakit yang sangat menular, balk melalui kontak langsung maupun peredaran udara. >ehnik ini kontak langsung maupun peredaran udara. >ehnik ini mengharuskan pasien berada di kamar tersendiri dan petugas yang berhubungan dengan pasien harus memakai pakaian khusus,
masker,
dan
sarung
tangan
erta
mematuhi
aturan
pencegahan yang ketat. %latalat yang terkontaminasi bahan infektsius dibuang atau dibungkus dan diberi label sebelum dikirim untuk proses selan+utnya. Isolasi ketat diperlukan pada pasien dengan penyakit antraks, cacar, difteri, pes, varicella dam herpes Doster diseminata atau pada pasien imunokompromis. Prinsip keaspadaan airborne harus diterapkan di setiap ruang peraatan isolasi ketat yaitu a) !uang raat harus dipantau agar tetap dalam tekanan negative dibanding tekanan di koridor. b) Pergantian sirkulasi udara 5-2 kali per+am c) 1dara harus dibuang keluar, atau diresirkulasi dengan menggunakan 4lter "GP% (ig$'()ciency *articulate Air )
'etiap pasien harus diraat di ruang raat tersendiri. Pasien tidak boleh membuang ludah atau dahak di lantai - gunakan penampung dahak$ludah tertutup sekali pakai +"isposable.
). Islas! #ntak ertu+uan untuk mencegah penularan penyakit infeksi yang mudah ditularkan melalui kontak langsung. Pasien perlu kamar tersendiri, masker perlu dipakai bila mendekati pasien, +ubah dipakai bila ada kemungkinan kotor, sarung tangan dipakai setiap menyentuh badan infeksius.
kontak
diperlukan
pada
pasien
bayi
baru
lahir
dengan
kon+ungtivitis gonorhoea, pasien dengan endometritis, pneumonia atau infeksi kulit oleh streptococcus grup %, herpes simpleks diseminata, infeksi oleh bakteri yang resisters terhadap antibiotika, rabies, rubella.
,. Islas! Saluran Pernaasan >u+uannya untuk mencegah penyebaran pathogen dari saluran pernafasan dengan cara kontak langsung dan peredaran udara.
d. T!ndakan Pen,ega$an Enter!k >u+uannya untuk mencegah infeksi oleh pathogen yang ber+angkit karena kontak langsung atau tidak langsung dengan tin+a yang mengandung kuman penyakit menular. Pasien ini dapat bersama dengan pasien lain dalam satu kamar, tetapi dicegah kontaminasi silang melalui mulut dan dubur. >indakan pencegahan enteric dilakukan pada pasien dengan diare infeksius atau gastroenteritis yang disebabkan oleh kolera, salmonella, shigella, amuba, campy$obacter,
e. T!ndakan Pen,ega$an Sekres! >u+uannya untuk mencegah penularan infeksi karena kontak langsung atau tidak langsung dengan bahan purulen, sekresi atau drainase dari bagian badan yang terinfeksi. Pasien tidak perlu ditempakan di kamar tersendiri. Petugas yang berhubuangan langsung harus memakai +ubah, masker, dan sarung tangan. >angan harus segera dicuci setelah melepas sarung tangan atau sebelum meraat pasien lain. >indakan pencegahan khusus harus dilakukan pada aktu penggantian balutan. >indakan pencegahan sekresi ini perlu untuk penyakit infeksi yang mengeluarkan bahan purulen, drainasea atau sekresi yang infeksius.
. Islas! Prtekt! >u+uannya untuk mencegah kontak antara pathogen yang berbahaya dengan orang yang daya rentannya semakin besar, atau melindungi seseorang tertentu terhadap semua +enis pathogen, yang biasanya dapat dilaannya. Pasien harus ditempatkan dalam lingkungan yang mempermudah terlaksananya tindakan pencegahan yang perlu. 8isalnya pada pasien yang sedang men+alani pengobatan sitoststika atau imunosupresi.
. La"a Islas! :ama
isolasi
tergantung
pada
+enis
penyakit,
kuman
penyebab
dan
fasilitas
laboratorium, yaitu sampai biakan kuman negative (misalnya pada difteri, antraks) 2 sampai penyakit sembuh (misalnya herpes, limfogranuloma venerum, khusus untuk luka atau penyakit kulit sampai tidak mengeluarkan bahan menular) 9 selama pasien diraat di ruang raat (misalnya hepatitis virus%dan , leptospirosis) 6 sampai 26 +am setelah dimulainya pemberian antibiotika yang efektif (misalnya pada si4lis, kon+ungtivitis gonore pada neonatus).
Prsedur keluar Ruang Pera(atan !slas! a) Perlu
disediakan
ruang
ganti
khusus
untuk
melepaskan
%lat
Perlindungan &iri (%P&). b) Pakaian bedah $ masker masih tetap dipakai. c) :epaskan pakaian bedah dan masker di ruang ganti pakaian umum, masukkan dalam kantung binatu berlabel infeksius. d) 8andi dan cuci rambut (keramas) e) 'esudah mandi, kenakan pakaian biasa. f) Pintu keluar dari !uang Peraatan isolasi harus terpisah dari pintu masuk.
3. #r!ter!a %!nda$ ra(at dar! ruang !slas! ke ruang %era(atan )!asa 4 a. >erbukti bukan kasus yang mengharuskan untuk diraat di ruang isolasi. b. Pasien telah dinyatakan tidak menular atau telah diperbolehkan untuk diraat di ruang raat inap biasa oleh dokter. c. Pertimbangan lain dari dokter.
Alur Pas!en %era(atan d! Ruang Islas!
Pasien
Poliklinik I"#
1. Suspek Penyakit Menular yang berbahaya 2. Luka Bakar indikasi rawat 3. Penurunan sistem Imun . !emoterapi
Rawat Inap
Ruang Isolasi