LOGO RS
PANDUAN ASUHAN GIZI (PAG) GNAPS (GLOMERULONEPKRITIS ACTIVE POST STTOPTOCOCCUS)
1. Pengertian
Metoda pemecahan masalah gizi gizi pada pasien melanoma yang sistematis dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam membuat keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga aman, efektif dan berkualitas.
2. Asesmen/Pengkajian:
Antropometri
Melanjutkan hasil skrining perawat terkait risiko malnutrisi dan atau kondisi khusus. Data berat badan,umur, badan,umur,
3. Biokimia
Mengkaji data labolatorium UL dan DL
4. Klinis/Fisik
Mengkaji data fisik kencing berwarna merah kecoklatan,sakit kepala,muntah,kejang.
5.
Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan, bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum masuk Rumah Sakit (kualitatif dan kuantitatif)
Riwayat Makan
6. Riwayat Personal
Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, budaya, riwayat penyakit penyakit saat ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, riwayat penggunaan suplemen makanan, status kesehatan mental, serta status kognitif
7. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi)
Perubahan nilai lab berkaitan dengan adanya penurunan Fungsi ginjal ditandai dengan de ngan UL yang tinggi.
8. Intervensi Gizi (Terapi Gizi) Perencanaan
Implementasi Implementasi Pemberian Makanan
Edukasi Konseling Gizi Koordinasi dengan tenaga
Diet rendah purin rendah rendah protein. Tujuan : 1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitugkan sisa fungsi, agar tidak dapat memberatkan kerja ginjal. 2. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia) 3. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit. 4. Mencegah atau mengurangi progrevitas gagal ginjal, dengan memperlambat turunnya laju filterasi glomerulus. Preskripsi Diet : - Energi cukup yaitu 35 kkal/kg BB - Protein rendah yaitu 0,6-0,75 g/kg BB - Lemak cukup, 20-30 % kebutuhan energi total - Karbohidrat cukup - Natrium dibatasi apabila hipertensi,odema,asites,oligura (natrium yang diberikan sebanyak 1-3 gr)
- Kalium dibatasi (40-70 mEg). - Cairan dibatasi yaitu sebanyak umlah urine sehari ditambah pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan. - Vitamin cukup
kesehatan lain
9. Monitoring dan Evaluasi
10. Re Asesmen kembali)
(Kontrol
Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor hasil positif maupun negative dari : 1. Status Gizi berdasarkan antropometri 2. Hasil biokimia terkait gizi 3. Fisik Klinis terkait gizi nyeri mual, muntah. 4. Asupan Makanan Melihat kembali kondisi pasien setelah kunjungan awal jika diperlukan. Jika ada masalah gizi dianjurkan kontrol kembali/re asesmen di rawat jalan.
11. Indikator (Target yang akan dicapai/Outcome)
1. Asupan makan ≥ 80% dari kebutuhan 2. Status Gizi Optimal 3. Peningkatan Pengetahuan Gizi seimbang
4. Kepustakaan
1. Penuntun Diet Edisi 3 Tahun 2006. Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI). Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) 2. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual 2013 3. International Dietetics & Terminology (IDNT) Reference Manual. Standardize Language for the Nutrition Care Process. Fourth Edition. Academy of Nutrition and Dietetics 2013
LOGO RS
PANDUAN ASUHAN GIZI (PAG) DEMAM REMATIK
1. Pengertian
Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien demam rematik yang sistematis dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam membuat keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga aman, efektif dan berkualitas.
2. Asesmen/Pengkajian:
Melanjutkan hasil skrining perawat terkait risiko malnutrisi dan atau kondisi khusus. Data berat badan,umur, Antropometri 3. Biokimia
Mengkaji data labolatorium DL
4. Klinis/Fisik
Mengkaji data fisik nyeri pada dada dan sendi,demam, denyut jantung cepat.
5.
Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan, bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum masuk Rumah Sakit (kualitatif dan kuantitatif)
Riwayat Makan
6. Riwayat Personal
Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat penyakit saat ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, riwayat penggunaan suplemen makanan, status kesehatan mental, serta status kognitif
7. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi)
Peningkatan zat gizi tertentu berkaitan dengan deman ditnjukan dengan suhu tubuh meningkat.
8. Intervensi Gizi (Terapi Gizi) Perencanaan
Diet lunak Tujuan : 1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitugkan sisa fungsi, agar tidak dapat memberatkan kerja ginjal. 2. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia) 3. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit. 4. Mencegah atau mengurangi progrevitas gagal ginjal, dengan memperlambat turunnya laju filterasi glomerulus. Preskripsi Diet : - Energi cukup yaitu 35 kkal/kg BB - Protein rendah yaitu 0,6-0,75 g/kg BB - Lemak cukup, 20-30 % kebutuhan energi total - Karbohidrat cukup - Natrium dibatasi apabila hipertensi, edema,asites,oligura.(natrium yang diberikan sebanyak 1-3 g)
Implementasi Pemberian Makanan
Edukasi Konseling Gizi Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
9. Monitoring dan Evaluasi
10. Asesmen (Kontrol kembali)
- Kalium dibatasi (40-70 mEg). - Cairan dibatasi yaitu sebanyak umlah urine sehari ditambah pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan. - Vitamin cukup Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga dan penunggu pasien (care giver) - Koordinasi pelayanan gizi dengan total. tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter, perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor hasil positif maupun negative dari : 1. Status Gizi berdasarkan antropometri 2. Hasil biokimia terkait gizi 3. Fisik Klinis terkait gizi nyeri mual, muntah. 4. Asupan Makanan Melihat kembali kondisi pasien setelah kunjungan awal jika diperlukan. Jika ada masalah gizi dianjurkan kontrol kembali/re asesmen di rawat jalan.
11. Indikator (Target yang akan dicapai/Outcome)
1. Asupan makan ≥ 80% dari kebutuhan 2. Status Gizi Optimal 3. Peningkatan Pengetahuan Gizi seimbang
12. Kepustakaan
1. Penuntun Diet Edisi 3 Tahun 2006. Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI). Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) 2. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual 2013 3. International Dietetics & Terminology (IDNT) Reference Manual. Standardize Language for the Nutrition Care Process. Fourth Edition. Academy of Nutrition and Dietetics 2013
LOGO RS
PANDUAN ASUHAN GIZI (PAG) RHINITIS ALERGI
1. Pengertian
Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien rhinitis alergi yang sistematis dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam membuat keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga aman, efektif dan berkualitas.
2. Asesmen/Pengkajian: Antropometri
Melanjutkan hasil skrining perawat terkait risiko malnutrisi dan atau kondisi khusus. Data berat badan,umur.
3. Biokimia
-
4. Klinis/Fisik
Mengkaji data fisik hidung kemerahan,pilek,bersin,mata kemerahan mata sembab,batuk,gatal,iritasi tenggorokan,sakit kepala.
5.
Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan, bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum masuk Rumah Sakit (kualitatif dan kuantitatif)
Riwayat Makan
6. Riwayat Personal
Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat penyakit saat ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, riwayat penggunaan suplemen makanan, status kesehatan mental, serta status kognitif
7. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi)
Prediksi sub optimal asupan makan yang salah berkaitan dengan penyakit yang diderita ditandai dengan mual,muntah sakit kepala dan gejala fisik lainnya.(NB.3.2)
8. Intervensi Gizi (Terapi Gizi) Perencanaan
Implementasi Pemberian Makanan
Diet bertahap dari diit cair,diit saring sampai diit lunak tergantung keadaan pasien Tujuan : 1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitugkan sisa fungsi, agar tidak dapat memberatkan kerja ginjal. 2. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia) 3. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit. 4. Mencegah atau mengurangi progrevitas gagal ginjal, dengan memperlambat turunnya laju filterasi glomerulus. Preskripsi Diet : - Energi cukup yaitu 35 kkal/kg BB - Protein rendah yaitu 0,6-0,75 g/kg BB - Lemak cukup, 20-30 % kebutuhan energi total
Edukasi konseling gizi Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
5. Monitoring dan Evaluasi
5. Re Asesmen (Kontrol kembali)
6. Indikator (Target yang akan dicapai/Outcome)
4. Kepustakaan
-
Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga dan penunggu pasien (care giver) Koordinasi pelayanan gizi dengan total. tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter, perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor hasil positif maupun negative dari : 1. Status Gizi berdasarkan antropometri 2. Hasil biokimia terkait giz 3. Fisik Klinis 4. Asupan Makanan Melihat kembali kondisi pasien setelah kunjungan awal jika diperlukan. Jika ada masalah gizi dianjurkan kontrol kembali/re asesmen di rawat jalan. Asupan makan ≥ 80% dari kebutuhan Status Gizi Optimal Peningkatan Pengetahuan Gizi seimbang Penuntun Diet Edisi 3 Tahun 2006. Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI). Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) 2. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual 2013 3. International Dietetics & Terminology (IDNT) Reference Manual. Standardize Language for the Nutrition Care Process. Fourth Edition. Academy of Nutrition and Dietetics 2013 1. 2. 3. 1.
LOGO RS
PANDUAN ASUHAN GIZI (PAG) KOLESTASITIS
1. Pengertian
Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien kolestasis yang sistematis dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam membuat keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga aman, efektif dan berkualitas.
2. Asesmen/Pengkajian:
Antropometri
Melanjutkan hasil skrining perawat terkait risiko malnutrisi dan atau kondisi khusus. Data berat badan,umur,
3. Biokimia
Mengkaji data bilurubin,SGOT/SGPT
4. Klinis/Fisik
Mengkaji data fisik ikterus
5.
Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan, bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum masuk Rumah Sakit (kualitatif dan kuantitatif)
Riwayat Makan
6. Riwayat Personal
7. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi) 8. Intervensi Gizi (Terapi Gizi) Perencanaan
Implementasi Pemberian Makanan
Edukasi Konseling Gizi
Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat penyakit saat ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, riwayat penggunaan suplemen makanan, status kesehatan mental, serta status kognitif Perubahan nilai lab berkaitan dengan adanya penurunan Fungsi ginjal ditandai dengan UL yang tinggi. Diet tinggi kalori tinggi protein Tujuan : 1. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh. 2. Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal. Preskripsi Diet : - Energi cukup yaitu 40-45 kkal/kg BB - Protein rendah yaitu 0,2-2,5 g/kg BB - Lemak cukup 10-25 % kebutuhan energi total - Karbohidrat cukup - Vitamin mineral cukup - Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga dan penunggu pasien (care giver) - Koordinasi pelayanan gizi dengan total. tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter, perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
Monitoring dan Evaluasi
Re Asesmen kembali)
(Kontrol
Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor hasil positif maupun negative dari : 1. Status Gizi berdasarkan antropometri 2. Hasil biokimia terkait gizi 3. Fisik Klinis terkait gizi 4. Asupan Makanan Melihat kembali kondisi pasien setelah kunjungan awal jika diperlukan. Jika ada masalah gizi dianjurkan kontrol kembali/re asesmen di rawat jalan.
Indikator (Target yang akan dicapai/Outcome)
1. Asupan makan ≥ 80% dari kebutuhan 2. Status Gizi Optimal 3. Peningkatan Pengetahuan Gizi seimbang
Kepustakaan
1. Penuntun Diet Edisi 3 Tahun 2006. Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI). Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) 2. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual 2013 3. International Dietetics & Terminology (IDNT) Reference Manual. Standardize Language for the Nutrition Care Process. Fourth Edition. Academy of Nutrition and Dietetics 2013
LOGO RS
PANDUAN ASUHAN GIZI (PAG)
KONSTIPASI
1. Pengertian
2. Asesmen/Pengkajian:
Antropometri
Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien konstipasi yang sistematis dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam at keputusan menangani masalah gizi sehingga aman,efektif dan berkualitas. Melanjutkan hasil skrining perawat terkait risiko malnutrisi dan atau kondisi khusus. Data berat badan,umur,
3. Biokimia
Mengkaji data bilurubin,SGOT/SGPT
4. Klinis/Fisik
Mengkaji data nyeri perut.
5.
Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan, bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum masuk Rumah Sakit (kualitatif dan kuantitatif)
Riwayat Makan
6. Riwayat Personal
7. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi) 8. Intervensi Gizi (Terapi Gizi) Perencanaan
Implementasi Pemberian Makanan
Edukasi Konseling Gizi Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat penyakit saat ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, riwayat penggunaan suplemen makanan, status kesehatan mental, serta status kognitif Penurunan berat badan berkaitan dengan penyakit yang diderita ditandai dengan Diet tinggi kalori tinggi protein Tujuan : 1. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh. 2. Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal. Preskripsi Diet : - Energi cukup yaitu 40-45 kkal/kg BB - Protein rendah yaitu 0,2-2,5 g/kg BB - Lemak cukup 10-25 % kebutuhan energi total - Karbohidrat cukup - Vitamin mineral cukup Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga dan penunggu pasien (care giver) Koordinasi pelayanan gizi dengan total. tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter, perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
Monitoring Evaluasi
Re Asesmen kembali)
Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor hasil dan positif maupun negative dari : 1. Status Gizi berdasarkan antropometri 2. Hasil biokimia terkait gizi 3. Fisik Klinis terkait gizi 4. Asupan Makanan (Kontrol
Melihat kembali kondisi pasien setelah kunjungan awal jika diperlukan. Jika ada masalah gizi dianjurkan kontrol kembali/re asesmen di rawat jalan.
Indikator (Target yang akan dicapai/Outcome)
1. Asupan makan ≥ 80% dari kebutuhan 2. Status Gizi Optimal 3. Peningkatan Pengetahuan Gizi seimbang
Kepustakaan
1. Penuntun Diet Edisi 3 Tahun 2006. Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI). Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) 2. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual 2013 3. International Dietetics & Terminology (IDNT) Reference Manual. Standardize Language for the Nutrition Care Process. Fourth Edition. Academy of Nutrition and Dietetics 2013
LOGO RS
PANDUAN ASUHAN GIZI (PAG)
BRONKIOLITIS
1. Pengertian
Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien kolestasis yang sistematis dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam membuat keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga aman, efektif dan berkualitas.
2. Asesmen/Pengkajian:
Antropometri
Melanjutkan hasil skrining perawat terkait risiko malnutrisi dan atau kondisi khusus. Data berat badan,umur,
3. Biokimia
Mengkaji data bilurubin,SGOT/SGPT
4. Klinis/Fisik
Mengkaji data demam tinggi,sesak napas,pucat.
5.
Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan, bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum masuk Rumah Sakit (kualitatif dan kuantitatif)
Riwayat Makan
6. Riwayat Personal
Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat penyakit saat ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, riwayat penggunaan suplemen makanan, status kesehatan mental, serta status kognitif
7. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi) 8. Intervensi Gizi (Terapi Gizi) Perencanaan
Implementasi Pemberian Makanan
Edukasi Konseling Gizi
Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
Diet tinggi kalori tinggi protein Tujuan : 1. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh. 2. Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal. Preskripsi Diet : - Energi cukup yaitu 40-45 kkal/kg BB - Protein rendah yaitu 0,2-2,5 g/kg BB - Lemak cukup 10-25 % kebutuhan energi total - Karbohidrat cukup - Vitamin mineral cukup Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga dan penunggu pasien (care giver) Koordinasi pelayanan gizi dengan total. tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter, perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
Monitoring dan Evaluasi
Re Asesmen kembali)
(Kontrol
Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor hasil positif maupun negative dari : 1. Status Gizi berdasarkan antropometri 2. Hasil biokimia terkait gizi 3. Fisik Klinis terkait gizi 4. Asupan Makanan Melihat kembali kondisi pasien setelah kunjungan awal jika diperlukan. Jika ada masalah gizi dianjurkan kontrol kembali/re asesmen di rawat jalan.
Indikator (Target yang akan dicapai/Outcome)
1. Asupan makan ≥ 80% dari kebutuhan 2. Status Gizi Optimal 3. Peningkatan Pengetahuan Gizi seimbang
Kepustakaan
1. Penuntun Diet Edisi 3 Tahun 2006. Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI). Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) 2. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual 2013 3. International Dietetics & Terminology (IDNT) Reference Manual. Standardize Language for the Nutrition Care Process. Fourth Edition. Academy of Nutrition and Dietetics 2013
LOGO RS
PANDUAN ASUHAN GIZI (PAG)
STATUS EPILEPTIKUS
1. Pengertian
Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien status epileptikus yang sistematis dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam membuat keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga aman, efektif dan berkualitas.
2. Asesmen/Pengkajian:
Antropometri
Melanjutkan hasil skrining perawat terkait risiko malnutrisi dan atau kondisi khusus. Data berat badan,umur,
3. Biokimia
Pemeriksaan GDA
4. Klinis/Fisik
Mengkaji data Mengkaji data fisik :kejang, penurunan kesadaaran,sianosis,peningkatan tekanan darah tinggi.
5.
Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan, bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum masuk Rumah Sakit (kualitatif dan kuantitatif)
Riwayat Makan
6. Riwayat Personal
7. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi) 8. Intervensi Gizi (Terapi Gizi) Perencanaan
Implementasi Pemberian Makanan
Edukasi Konseling Gizi
Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat penyakit saat ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, riwayat penggunaan suplemen makanan, status kesehatan mental, serta status kognitif Penurunan kebutuhan zat gizi berkaitan dengan penyakit yang diderita ditunjukan dengan peningkatan tekanan darah (NI 5-4) Diet rendah garam Tujuan : Membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi . Preskripsi Diet : - Cukup energi, protein,mineraldan vitamin - Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit - Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam air - Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga dan penunggu pasien (care giver) Koordinasi pelayanan gizi dengan total. tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter, perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
Monitoring dan Evaluasi
ReAsesmen (Kontrol kembali)
Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor hasil positif maupun negative dari : 1. Status Gizi berdasarkan antropometri 2. Hasil biokimia terkait gizi 3. Fisik Klinis terkait gizi 4. Asupan Makanan Melihat kembali kondisi pasien setelah kunjungan awal jika diperlukan. Jika ada masalah gizi dianjurkan kontrol kembali/re asesmen di rawat jalan.
Indikator (Target yang akan dicapai/Outcome)
1. Asupan makan ≥ 80% dari kebutuhan 2. Status Gizi Optimal 3. Peningkatan Pengetahuan Gizi seimbang
Kepustakaan
1. Penuntun Diet Edisi 3 Tahun 2006. Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI). Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) 2. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual 2013 3. International Dietetics & Terminology (IDNT) Reference Manual. Standardize Language for the Nutrition Care Process. Fourth Edition. Academy of Nutrition and Dietetics 2013
LOGO RS
PANDUAN ASUHAN GIZI (PAG)
STATUS EPILEPTIKUS
1. Pengertian
Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien status epileptikus yang sistematis dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam membuat keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga aman, efektif dan berkualitas.
2. Asesmen/Pengkajian:
Antropometri
Melanjutkan hasil skrining perawat terkait risiko malnutrisi dan atau kondisi khusus. Data berat badan,umur,
3. Biokimia
Pemeriksaan GDA
4. Klinis/Fisik
Mengkaji data Mengkaji data fisik :kejang, penurunan kesadaaran,sianosis,peningkatan tekanan darah tinggi.
5.
Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan, bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum masuk Rumah Sakit (kualitatif dan kuantitatif)
Riwayat Makan
6. Riwayat Personal
7. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi) 8. Intervensi Gizi (Terapi Gizi) Perencanaan
Implementasi Pemberian Makanan
Edukasi Konseling Gizi
Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat penyakit saat ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, riwayat penggunaan suplemen makanan, status kesehatan mental, serta status kognitif Penurunan kebutuhan zat gizi berkaitan dengan penyakit yang diderita ditunjukan dengan peningkatan tekanan darah (NI 5-4) Diet rendah garam Tujuan : Membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Preskripsi Diet : - Cukup energi, protein,mineraldan vitamin - Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit - Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam air - Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga dan penunggu pasien (care giver) Koordinasi pelayanan gizi dengan total. tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter, perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
Monitoring dan Evaluasi
ReAsesmen kembali)
(Kontrol
Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor hasil positif maupun negative dari : 1. Status Gizi berdasarkan antropometri 2. Hasil biokimia terkait gizi 3. Fisik Klinis terkait gizi 4. Asupan Makanan Melihat kembali kondisi pasien setelah kunjungan awal jika diperlukan. Jika ada masalah gizi dianjurkan kontrol kembali/re asesmen di rawat jalan.
Indikator (Target yang akan dicapai/Outcome)
1. Asupan makan ≥ 80% dari kebutuhan 2. Status Gizi Optimal 3. Peningkatan Pengetahuan Gizi seimbang
Kepustakaan
1. Penuntun Diet Edisi 3 Tahun 2006. Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI). Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) 2. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual 2013 3. International Dietetics & Terminology (IDNT) Reference Manual. Standardize Language for the Nutrition Care Process. Fourth Edition. Academy of Nutrition and Dietetics 2013
LOGO RS
PANDUAN ASUHAN GIZI (PAG)
KEJANG DEMAM
1. Pengertian
Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien kejang demam yang sistematis dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam membuat keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga aman, efektif dan berkualitas.
2. Asesmen/Pengkajian:
Antropometri
Melanjutkan hasil skrining perawat terkait risiko malnutrisi dan atau kondisi khusus. Data berat badan,umur,
3. Biokimia
Pemeriksaan GDA
4. Klinis/Fisik
Mengkaji data Mengkaji data fisik :kejang, penurunan kesadaaran,sianosis,peningkatan tekanan darah tinggi.
5.
Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan, bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum masuk Rumah Sakit (kualitatif dan kuantitatif)
Riwayat Makan
6. Riwayat Personal
7. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi) 8. Intervensi Gizi (Terapi Gizi) Perencanaan
Implementasi Pemberian Makanan Edukasi Konseling Gizi
Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat penyakit saat ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, riwayat penggunaan suplemen makanan, status kesehatan mental, serta status kognitif Penurunan kebutuhan zat gizi berkaitan dengan penyakit yang diderita ditunjukan dengan peningkatan tekanan darah (NI 5-4) Diet rendah garam Tujuan : Membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Preskripsi Diet : - Cukup energi, protein,mineraldan vitamin - Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit - Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam air - Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga dan penunggu pasien (care giver) Koordinasi pelayanan gizi dengan total. tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter, perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
Monitoring dan Evaluasi
ReAsesmen kembali)
(Kontrol
Indikator (Target yang akan dicapai/Outcome)
Kepustakaan
Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor hasil positif maupun negative dari : 1. Status Gizi berdasarkan antropometri 2. Hasil biokimia terkait gizi 3. Fisik Klinis terkait gizi 4. Asupan Makanan Melihat kembali kondisi pasien setelah kunjungan awal jika diperlukan. Jika ada masalah gizi dianjurkan kontrol kembali/re asesmen di rawat jalan. 1. Asupan makan ≥ 80% dari kebutuhan 2. Status Gizi Optimal 3. Peningkatan Pengetahuan Gizi seimbang
1. Penuntun Diet Edisi 3 Tahun 2006. Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI). Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) 2. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual 2013 3. International Dietetics & Terminology (IDNT) Reference Manual. Standardize Language for the Nutrition Care Process. Fourth Edition. Academy of Nutrition and Dietetics 2013