Ma M atemati ka Pasa Pasarr Mod Modal
OSCILLATOR
HIJRAYANTI 1111140012
JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2013
OSCI LLATOR
A. Latar Belakang
Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar yang serupa dengan pasar tradisional, dimana ada penjual dan pembeli. Namun pasar modal dapat lebih diartikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Definisi mengenai pengertian pasar modal umumnya tidak berbeda jauh satu sama lainnya. Pengertian pasar modal menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 tahun 1995, yaitu pasar modal sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Jadi, dalam hal ini perdagangan saham merupakan bagian perdagangan dipasar modal. Menurut Sulistiawan dan Liliani (2007:2), pergerakan harga saham pada dasarnya dipengaruhi oleh teori ekonomi yang paling dasar, yaitu hukum permintaan dan penawaran. Harga saham akan naik jika semakin banyak pihak ingin membeli suatu saham, sedangkan harga akan turun jika yang terjadi adalah sebaliknya. Jadi sebenarnya harga saham ditentukan oleh investor yang bertransaksi di pasar modal dan harga tersebut sekaligus mewakili pendapat kebanyakan investor. Dalam buy or sell saham, para investor harus dapat memprediksikan suatu harga saham, agar kerugian dari suatu saham yang dibeli dapat diminimalisir dan keuntungan dapat dimaksimalisir. Dalam memprediksikan harga saham tersebut, banyak cara yang dipergunakan, salah satunya adalah dengan analisis teknikal. Analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang dikenal dalam dunia keuangan atau pasar modal yang digunakan untuk memprediksi trend suatu harga saham dengan cara mempelajari data harga lampau, terutama pergerakan harga dan volume. Banyak kalangan trader atau investor saham yang memprediksi suatu harga dengan menggunakan analisis teknikal, terutama trader atau investor saham yang bermain saham untuk jangka waktu yang singkat. Dalam analisis teknikal banyak indikator-indikator yang dapat digunakan untuk memprediksi suatu pergerakan harga saham, seperti oscillator, moving average, average true range (ATR) , weighted moving average, william %R, parabolic SAR, bollinger band, relative strength index (RSI) dan masih banyak lagi.
Dalam masalah ini kita akan membahas mengenai analisa tekhnikal dengan indikator oscillator.
B. Definisi / Istilah-Istilah 1. Oscillator
Oscillator adalah sebuah indikator yang berfluktuasi di atas dan di bawah satu garis tengah horisontal atau di antara satu set garis level, sejalan dengan perubahan nilainya setiap saat. Oscillator dapat tetap berada pada level ekstrem (jenuh beli atau jenuh jual) untuk satu periode yang berkepanjangan, tetapi mereka tidak dapat menjalani tren yang terus-menerus tanpa henti. 2. Overbought
Secara harafiah, overbought dapat diartikan sebagai kondisi jenuh beli. Kondisi jenuh beli muncul setelah terjadinya aksi beli selama beberapa waktu tertentu. 3. Oversold
Secara harafiah, oversold dapat dikatakan sebagai kondisi jenuh jual. Kondisi aksi jenuh jual terjadi setelah terjadinya aksi jual selama beberapa waktu. 4. Strong Uptrend
Strong Uptrend ditunjukkan oleh stochastic oscillator yang menyentuh level overbought berkali-kali tanpa menyentuh level oversold 5. Strong Downtrend
Strong Downtrend ditunjukkan oleh stochastic oscillator yang menyentuh level oversold berkali-kali tanpa menyentuh level overbought. 6. Bullish dan Bearish
Saat oscillator momentum terpusat berlanjut di atas garis pusatnya, momentum berbalik positif dan dapat dipandang sebagai bullish. Saat momentum oscillator menurun di bawah garis pusatnya, momentum berbalik negatif dan dapat dipandang sebagai bearish.
C. Jenis-Jenis Oscillator
Terdapat banyak jenis oscillator yang berbeda dan beberapa di antaranya termasuk dalam lebih dari satu kategori. Perincian jenis-jenis oscillator dimulai dengan dua tipe: oscillator terpusat yang berfluktuasi di atas dan di bawah titik atau garis pusat, dan oscillator terbalut yang berfluktuasi di antara area ekstrem jenuh beli dan jenuh jual.
Secara umum, oscillator terpusat paling baik digunakan untuk menganalisa arah
momentum harga, sedang-kan oscillator terbalut paling baik digunakan untuk mengidentifikasi level jenuh beli dan jenuh jual. 1. Oscillator Terpusat
Oscillator terpusat berfluktuasi di atas dan di bawah suatu titik atau garis pusat. Oscillator ini baik digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan atau kelemahan, atau arah dari momen-tum di belakang gerak suatu sekuritas. Dalam bentuknya yang paling asli, momentum adalah positif (bullish) saat oscillator terpusat diperdagangkan di atas garis pusatnya, dan negatif (bearish) saat oscillator diperdagangkan di bawah garis pusatnya. MACD adalah satu contoh dari oscillator terpusat yang berfluktuasi di atas dan di bawah nol. MACD adalah perbedaan antara EMA-12 hari dan EMA-26 hari dari suatu sekuritas. Semakin jauh suatu moving average bergerak dari yang lain, semakin tinggi pembacaannya. Meskipun tidak ada rentang batasan bagi MACD, perbedaan yang terlampau besar di antara dua moving averages nampaknya tak mungkin berlangsung untuk waktu yang lama. 2. Oscillator Terbalut Oscillator terbalut berfluktuasi di atas dan di bawah dua pita yang menandakan tingkat harga ekstrem. Pita bawah merepresentasikan pembacaan jenuh jual, sedangkan pita atas merepresentasikan pembacaan jenuh beli. Penetapan pita pita tersebut didasarkan atas oscillator dan berubah sedikit dari satu sekuritas ke sekuritas lainnya yang memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasikan dengan mudah kondisi jenuh beli dan jenuh jual. Relative Strength Index (RSI) dan Stochastic Oscillator (SO) adalah dua contoh oscillator terbalut yang paling populer. Formulasi dan logika di balik RSI dan SO lebih rumit dari pada yang dikembangkan untuk MACD dan ROC. Oscillator terbalut adalah yang paling sesuai untuk mengidentifikasikan kondisi jenuh beli dan jenuh jual.
D. Sinyal-Sinyal Oscillator
Oscillator memunculkan sinyal-sinyal beli dan jual dalam berbagai cara. Beberapa sinyal dicocokkan ke arah entry awal, sementara yang lain muncul setelah tren dimulai. Sebagai tambahan pada sinyal beli dan jual, oscillator dapat memberi sinyal bahwa ada sesuatu yang keliru dengan tren yang sedang berlangsung atau tren saat ini akan segera berubah. Meskipun oscillator dapat memunculkan sinyal-sinyal mereka sendiri, namun penting untuk menggunakan sinyal-sinyal ini dalam hubungannya dengan aspek-aspek
lain dari analisis teknikal. Sebagian besar oscillator adalah momentum indikator dan hanya merefleksikan satu karakteristik dari pergerakan harga sekuritas. Volume, pola harga, dan tingkat resistensi/ support juga harus dimasukkan dalam pertimbangan. Sinyal-sinyal oscillator terbagi atas dua yaitu: Divergensi Positif dan Negatif . Divergensi adalah konsep kunci di balik banyak sinyal untuk oscillator sebagaimana indikator lainnya. Divergensi dapat bertindak sebagai pemberi peringatan bahwa tren akan segera berubah atau menyiapkan sinyal beli atau jual. Ada dua jenis divergensi, yaitu positif dan negatif. Dalam sebagian besar bentuk dasarnya, divergensi positif terjadi saat indikator menaik dan sekuritas yang mendasarinya menurun. Sedangkan divergensi negatif terjadi pada saat indikator menurun dan sekuritas yang mendasarinya menaik. Contoh Grafik pergerakan saham Merrill Lynch yang mengalami divergensi positif.
Gambar 1. Grafik pergerakan saham Merrill Lynch.
E. Jenuh Beli dan Jenuh Jual Ekstrim Oscillator terbalut didesain untuk mengidentifikasikan jenuh beli dan jenuh jual
ekstrem. Karena oscillator ini berfluktuasi di antara dua garis ekstrem, mereka dapat menyulitkan untuk digunakan dalam pasar tren. Oscillator terbalut paling baik digunakan dalam rentang perdagangan atau pada saham yang sedang tidak berada dalam tren. Dalam tren yang kuat, pengguna mungkin dapat melihat banyak sinyal yang tidak benar benar valid. Jika saham berada dalam tren naik yang kuat, aksi beli pada kondisi jenuh jual akan bekerja lebih baik dari pada aksi jual pada kondisi jenuh beli. Dalam tren yang kuat, sinyal oscillator yang berlawanan dengan tren yang membawahinya kurang kuat dari pada tren itu sendiri. Tren adalah teman anda, dan dapat sangat membahayakan untuk melawannya. Meskipun sekuritas mengembangkan tren, mereka berfluktuasi dalam tren tersebut. Jika satu saham berada dalam tren naik yang kuat, aksi beli saat oscillator mencapai kondisi jenuh jual (dan dekat garis support ) akan bekerja lebih baik dari pada aksi jual pada kondisi jenuh beli. Selama periode tren turun yang kuat, aksi jual saat oscillator mencapai kondisi jenuh beli juga bekerja lebih baik. Jika jalur dari resistensi terakhir adalah naik (turun), maka aksi hanya pada sinyal bullish (bearish) akan selaras dengan tren. Upaya-upaya untuk mengadakan transaksi melawan tren akan menambah resiko. Langkah pertama dalam penggunaan oscillator terbalut adalah mengidentifikasi pita atas dan bawah yang menandakan nilai-nilai ekstrem. Mis alnya untuk RSI, semua nilai di bawah 30 dan di atas 70 merepresentasikan kondisi ekstrem. Kita ketahui bahwa jika RSI berada di bawah 30 atau SO berada di bawah 20, maka kondisi berada pada jenuh jual. Dengan penanda yang sama, jika RSI berada di atas 70 dan SO berada di atas 80, maka kondisi berada pada jenuh beli. Identifikasi dari suatu kondisi jenuh beli atau jenuh jual seharusnya berperan sebagai peringatan untuk memonitor aspek teknikal yang lain (pola harga, tren, support , resistensi, candlestick , volume, dll) dengan kewaspadaan tambahan. Metode paling sederhana untuk memunculkan sinyal adalah dengan mencatat saat pita atas dan bawah dipotong. Jika suatu saham berada dalam kondisi jenuh beli dan bergerak balik menurun di bawah pita atas, maka sinyal jual dimunculkan. Jika suatu saham berada dalam kondisi jenuh jual dan bergerak balik menaik di atas pita bawah, maka sinyal beli dimunculkan. Sekali lagi perlu ditekankan, bahwa ini hanyalah metode paling sederhana. Sinyal sederhana juga dapat dikombinasikan dengan divergensi dan perpotongan moving average untuk menciptakan sinyal yang lebih kuat. Begitu satu saham
mengalami jenuh jual, para trader akan melihat kemungkinan divergensi positif untuk dikembangkan dalam RSI dan satu persilangan di atas 30. Dengan kondisi jenuh beli pada
SO,
trader
akan
melihat
kemungkinan
divergensi
negatif
dan
mengkombinasikannya dengan perpotongan moving average dan suatu break di bawah 80 untuk memunculkan sinyal. (SO biasanya diplot dengan moving average sederhana 3 hari yang bertindak sebagai kurva pemicu. Saat SO memotong ke atas garis pemicu, hal ini adalah perpotongan moving average bullish. Sementara saat ia memotong ke bawah, hal ini adalah bearish.) Grafik CISCO (CSCO) pada Gambar 2. di bawah menunjukkan bahwa SO dapat berubah dari kondisi jenuh jual ke kondisi jenuh beli dengan cepat. Hal ini sebagian besar tergantung pada besarnya periode waktu yang digunakan untuk menghitung oscillator . SO lambat10 hari akan lebih volatil dari pada 20 hari. Garis hijau tipis mengindikasikan saat SO menyentuh atau memotong garis jenuh jual pada 20. Garis merah tipis mengindikasikan saat di mana SO menyentuh atau memotong garis jenuh beli. CSCO berada pada tren naik yang kuat saat itu dan mengalami sedikit tekanan jual. Oleh karena itu, usaha untuk menjual saat oscillator memotong balik di bawah 80 akan berarti melawan tren naik dan bukan me-rupakan strategi yang tepat. Saat saham sedang berada dalam tren naik atau menunjukkan bias bullish, para trader sebaiknya melihat kondisi jenuh jual untuk mencari kesempatan beli.
Gambar 2. Grafik Saham CISCO
F. Uraian formula Matematis/Rumus
Dalam oscillator , Stochastic Oscillator (SO) adalah contoh oscillator terbalut yang paling populer, jadi kita mengambil stochastis oscilllator sebagai contoh kasus dalam hal ini, yang memiliki perhitungan rumus sebagai berikut: 1. Rumus untuk Menghitung %K
% = 100
ℎ − ℎ ℎ ℎ − ℎ ℎ
2. Rumus untuk Menghitung %D %D= MA 3-periode % K
G. Contoh Kasus: 1. Simulasi/contoh.
Berikut cara penggunaan stochastic Oscillator pada pergerakan saham PT Adhi Karya Tbk. Adapun analisisnya akan dilanjutkan pada pembahasan ke-2 analisis grafik. Jangka waktu pergerakan yang di ambil bersifat jangka pendek/menengah, yaitu data pergerakan harga saham berkisar empat bulan. Hal ini dimaksud untuk mengetahui cara menggunakan Oscillator untuk membaca pergerakan harga saham dalam jangka waktu yang relatif pendek. Pergerakan Saham PT Adhi Karya Tbk
2. Analisis grafik
Stochastic Oscillator terdiri dari dua garis yang disebut %K dan %D. Inti dari indikator ini adalah %K itu sendiri sedangkan %D adalah SMA dari %K. Bisa dikatakan bahwa %D adalah sebagai garis pengidentifikasian arah %K. Jika kita lihat dari range Stochastic Oscillator yaitu 0 – 100, dapat dikatakan bahwa sebenarnya indikator ini tidaklah berbeda dengan RSI. Hanya saja dalam Stochastic perhitungan meliputi harga terendah, tertinggi dan closing price pada waktu yang ditentukan. Nah, mari lihat gambar dibawah ini.
Gambar tersebut adalah Stochastic Oscillator. Tampak bahwa %K cenderung lebih “keriting” dibanding %D yang adalah smoother dari kurva %K. Salah satu ciri khas dari indikator ini adalah pergerakannya yang memang selalu ada pada rentang 0100. O ya, dalam tampilan kali ini, Stochastic yang digunakan adalah Stochastic Slow pada Netdania. Kedepannya nanti Anda akan mempelajari bahwa Stochastic Oscillator sendiri memiliki banyak varian seperti fast dan slow. Dilihat dari jenisnya, Stochastic memang sama dengan RSI yaitu indikator bertipe Oscillator. Kegunaan indikator model begini rata-rata memang untuk mengakomodasi pergerakan jenuh beli dan jual dari pergerakan mata uang. Namun ada beberapa hal yang tidak dimiliki RSI tetapi dimiliki Stochastic dan demikian juga sebaliknya. Ada beberapa informasi yang dapat kita peroleh dengan Stochastic Oscillator seperti keadaan overbought/
oversold (yang artinya prediksi trend untuk jangka panjang), perpotongan antara %K dan %D (sebagai short term trend), dan Bullish/Bearish centerline. Overbought / Oversold
Keadaan overbought/ oversold menurut Stochastic diperoleh bila garis %K telah memasuki batasan 20 dan 80 yakni dibawah 20 untuk oversold dan diatas 80 untuk overbought. Harap diingat juga bahwa batasan 20/80 ini bukanlah batasan mutlak. Bisa saja 30/70 atau yang lain. Keadaan overbought/ oversold ini akan memicu naik turunnya harga dalam jangka panjang. Apabila sedang terjadi kenaikan harga namun stochastic sudah menuju titik overbought-nya dan mulai meninggalkan area tersebut, itu berarti akan terjadi tekanan pada laju kenaikan harga yang pada akhrinya membuat harga kembali turun sampai keseimbangannya yang baru. Perhatikan gambar berikut. Untuk batasan overbought/ oversold kali ini kita menggunakan 20/80 ( diarsir dengan warna oranye muda ).
Dari gambar diatas terlihat bahwa ketika harga telah masuk ke area OB atau OS maka perlahan akan kembali bergerak turun seiring dengan arah pergerakan Stochastic. Berapa kali Stochastic menunjukkan ketepatan yang luar biasa dalam mengetahui arah pergerakan selanjutnya ( diberi tanda dengan lingkaran merah ).
Dengan mematuhi Stochastic saja sudah dapat terlihat betapa besar profit yang bisa dihasilkan dalam beberapa hari pergerakan. %K and %D Crossing
Selain area 20/80 seperti pada contoh diatas, perpotongan %D dan %K juga dapat kita gunakan untuk menentukan sebuah posisi Buy/ Sell. Ada kalanya kita kehabisan kesabaran menunggu Stochastic menyentuh batasan 20/80 seperti yang telah kita tentukan. Meski seringkali akurat namun dalam gelombang geraknya belum tentu ketika Stochastic bergerak turun maka dia sempat memasuki area 20 dan demikian juga ketika dia naik. Kadang sebelum sempat melewati area tersebut harga telah kembali bergerak ke arah kebalikannya sehingga kita kehilangan kesempatan. Nah, crossing ala Sotchastic dapat kita gunakan sebagai penentu Buy/Sell dalam keadaan begini. Sama seperti indikator Moving Average yang digunakan dengan melihat crossing pada dua periode yang berlainan, hal yang sama juga dapat kita terapkan pada Stochastic. Bedanya disini adalah crossing yang terjadi adalah antara %K dengan %D yang adalah smoother dari %K. Seperti kita ketahui sebelumnya %D merupakan MA dari %K yang tidak lain pencerminan dari perubahan harga. Jadi, sesuai dengan sifat MA dalam menentukan perubahan trend, setiap perpotongan antara %D dengan %K berarti adalah perubahan trend untuk jangka waktu singkat di depan. Kondisi Bullish terjadi bila garis %K memotong %D dari bawah dan sebaliknya trend Bearish diperoleh ketika %K memotong dari atas. Keadaan ini bisa saja berlangsung bahkan ketika kedua garis sedang dalam wilayah overbought/ oversold. Jika ini terjadi, itu artinya memang tekanan beli atau jual sedang kuat sekali sehingga akan terjadi kemungkinan harga menembus batas support dan ressistance-nya. Perhatikan gambar berikut:
Perhatikan ketika %K dan %D saling berpotongan dan mulai bergerak ke atas (ditandai dengan warna kuning) harga juga menunjukkan uptrend dan terus bergerak naik. Sebaliknya ketika harga bergerak turun, %K dan %D juga saling berpotongan dan menunjukkan arah ke bawah (ditandai dengan warna hijau). Kedua keadaan ini terus menerus berulang dan silih berganti. Cara pembacaan sama persis seperti kita menginterpretasikan indikator Moving Average.
H. Kesimpulan
Oscillator terbalut paling baik digunakan untuk mengidentifikasikan kondisi jenuh beli dan jenuh jual. Namun demikian, jenuh beli bukan berarti pertanda sebagai sinyal jual, dan jenuh jual bukan berarti pertanda sebagai sinyal beli. Situasi jenuh beli dan jenuh jual bertindak sebagai pemberi peringatan bahwa kondisi telah mencapai tingkat ekstrem dan perhatian penuh seharusnya diberikan pada pergerakan harga dan indikatorindikator lainnya. Untuk meningkatkan kekuatan sinyal oscillator , para trader dapat melihat banyak sinyal. Kriteria untuk suatu sinyal beli atau jual dapat tergantung pada tiga sinyal konfirmator yang terpisah. Suatu sinyal beli mungkin dapat dimunculkan dengan suatu pembacaan jenuh jual, divergensi positif dan perpotongan bullish moving average. Sebaliknya, suatu sinyal jual dapat dimunculkan dari suatu divergensi negatif, perpotongan bearish moving average dan perpo-tongan garis pusat bearish. Analisis pola grafik tradisional dapat juga diaplikasikan pada oscillator . Hal ini agak sedikit rumit, tetapi dapat membantu untuk mengidentifikasikan kekuatan di balik gerakan oscillator . Pengamatan pada puncak di ketinggian atau lembah di dasar dapat membantu konfirmasi analisis sebelumnya. Penembusan garis tren dapat menandakan bahwa satu perubahan pada arah momentum sudah dekat. Adalah berbahaya untuk bertransaksi dengan sinyal oscillator melawan tren utama yang ada di pasar. Dalam pergerakan naik, kesempatan beli sebaiknya dilihat melalui sinyal jenuh beli, divergensi positif, perpotongan bullish moving average, dan perpotongan garis pusat bullish. Dalam pergerakan turun, kesempatan jual sebaiknya dilihat melalui sinyal jenuh beli, divergensi negatif, perpotongan bearish moving average, dan per-potongan garis pusat bearish. Sebagai penutup dapat dikatakan bahwa oscillator akan paling efektif saat digunakan dalam hubungannya dengan analisis pola, identifikasi, identifikasi tren, dan alat-alat analisis teknikal lainnya. Dengan pemahaman pada gambaran yang lebih luas, sinyal oscillator
dapat
ditempatkan
pada
konteksnya.
Adalah
penting
untuk
mengidentifikasikan tren yang sedang berlangsung atau bahkan untuk memastikan saham
memang sepenuhnya sedang berada dalam tren. Pembacaan oscillator dan sinyal dan memiliki arti yang berbeda dalam situasi yang berbeda. Dengan menggunakan teknik analisis lain dalam kaitannya dengan pembacaan oscillator , maka kesempatan untuk berhasil dapat sangat ditingkatkan.
I. Daftar Referensi
http://noscammerfortrading.weebly.com/9-indicator-umum.html
http://www.ipotindonesia.com/ipot_new/education.php
http://ifx.web.id/belajar-forex-gratis/tag/osilator/
http://id.wikipedia.org/wiki/Osilator_stokastik
http://www.forexrealm.com/technical-analysis/technical-indicators/oscillator-ofma.html