ORAL PHYSIOTHERAPY
Bebera Beberapa pa istila istilah h yang yang diguna digunakan kan untuk untuk mendes mendeskri kripsi psikan kan metode metode yang yang dilaku dilakukan kan pasien untuk menghilangkan plak antara lain home home care care,, oral oral hygien hygienee, oral physiotherapy, physiotherapy, personal oral hygiene, hygiene, dan personal dan personal plaque control control . Ada perbedaan dalam menjaga kebersihan mulut yang dilakukan personal (dilakukan oleh oleh pasien pasien)) dan dan professional debridement (dilakukan oleh dokter gigi). Sebagian besar penyakit periodontal dapat dicegah. Seperti penyakit kronis lainnya, perilaku atau gaya gaya hidup hidup memega memegang ng perana peranan n pentin penting g dalam dalam pathog pathogene enesis sis period periodont ontiti itis. s. Beberapa Beberapa faktor faktor resiko yang terlibat terlibat dalam penyakit periodontal periodontal diantarany diantaranyaa flora subgingiva, predisposisi faktor genetik, stress, dan penyakit sistemik. Beberapa faktor resiko seperti faktor genetik tidak dapat diatasi. Sedangkan perawatan dapat dilakukan pada penyakit periodontal akibat rendahnya rendahnya faktor kebersihan mulut. Dasar Pemikiran Biologik untuk Kontrol Plak Personal
ont ontro roll plak plak adal adalah ah salah salah satu satu varia variabe bell yang yang mene menent ntuk ukan an statu statuss perio periodo dont ntal al seseorang, dan merupakan variabel yang dapat dimodifikasi. !lak dapat berada di suprag supraging ingiva iva atau atau subgin subgingiv giva, a, dan dapat bersifa bersifatt adherent at atau nonadherent ke jaringan atau gigi. omposisi mikrobial plak berbeda di setiap individu dan di tiap daerah daerah dalam dalam rongga rongga mulut mulut.. !lak !lak suprag supraging ingiva iva adalah adalah agen agen penye penyebab bab gingiv gingivitis itis.. Sebuah Sebuah eksperim eksperimen en pada pada "#$% "#$% dilaku dilakukan kan,, dimana dimana terdap terdapat at suatu suatu kelomp kelompok ok studi studi deng dengan an fak faktor tor oral oral hygie hygien ne yang yang diabai diabaikan kan.. &asilny &asilnya, a, pada pada subjek subjek peneli penelitian tian terbentuk plak supragingiva dan gingivitis berkembang dalam ' sampai minggu. etika kebersihan mulut pasien dijaga, kondisi gingiva kembali membaik. &al ini membuktikan bahwa plak supragingiva merupakan agen penyebab gingivitis. eberadaan flora sebagai penyebab gingivitis belum spesifik. etika plak menumpuk dan menjadi lebih tebal, komposisi flora dalam rongga mulut berubah dari gram positif menjadi flora anaerob gram negatif. !erubahan ini ditandai dengan pembengkakan ringan dari margin gingiva yang membawa bakteri anaerob ke daerah subgin subgingiv giva. a. emudi emudian, an, perada peradang ngan an ini mengha menghasilk silkan an eksudat eksudat kaya kaya protein protein yang yang memb membut utuh uhka kan n orga organi nism smee asacc asaccha haro roly lytic tic seba sebaga gaii sumb sumber er ener energi gi dan dan karb karbon on.. Akumulasi Akumulasi plak supragingiv supragingivaa terbukti terbukti berpengaruh berpengaruh terhadap terhadap komposisi komposisi mikrobiota mikrobiota subgingiva subgingiva,, khususnya khususnya pada saat probing pada poket yang kurang dari $mm. !lak akan terbentuk lebih cepat pada gingiva yang terinflamasi, karena eksudat radang pada gingivitis lebih kondusif dalam menyokong pertumbuhan bakteri patogen periodontal. ontrol plak telah terbukti dapat mengurangi inflamasi, bahkan pada daerah subgingiva yang belum dilakukan debridement . eskipun eskipun tidak semua kasus gingivitis gingivitis berlanjut berlanjut menjadi menjadi periodonti periodontitis, tis, gingivitis gingivitis merupa merupakan kan langka langkah h awal awal sebelu sebelum m terjadi terjadi period periodon ontiti titis. s. *alam *alam sebuah sebuah studi studi pada pada 1
orang yang gemar minum teh dan tidak menjaga kebersihan mulut di Sri +anka, angka kejadian periodontitis adalah #- dari subjek penelitian dengan gingivitis kronis. arena arena gingiv gingiviti itiss dapat dapat dicega dicegah h dengan dengan perawat perawatan an dari dari dokter dokter gigi gigi dan indivi individu du sendiri sendiri,, maka maka sama sama halny halnyaa dengan dengan period periodont ontiti itiss yang yang juga juga dapat dapat dicega dicegah h dengan dengan menjaga kebersihan mulut yang rutin. Beberapa studi telah mempelajari efek dari kontrol plak yang tidak adekuat dalam tindakan tindakan terapeutik, terapeutik, menyatakan menyatakan bahwa terapi periodonta periodontall tidak ada hubungann hubungannya ya dengan perawatan di rumah yang tidak adekuat. enyataannya, studi dari beberapa teknik bedah periodontal periodontal menunjukkan menunjukkan bahwa faktor terpenting terpenting yang menentukan menentukan peningkatan status periodontal bukanlah tipe bedah yang digunakan, tetapi tingkat kontrol plak pasien dan kemauan pasien dalam memelihara periodontalnya. &ubungan antara kebersihan mulut dan perkembangan suatu penyakit merefleksikan hubung hubungan an yang yang komple kompleks ks dari dari faktor faktor resiko resiko eksoge eksogen n dan host . enentukan faktor resiko akan memudahkan dokter gigi dalam memperkirakan individu yang beresiko tinggi tinggi,, sehing sehingga ga dapat dapat ditang ditangani ani dengan dengan perawa perawatan tan yang yang tepat. tepat. eskip eskipun un plak plak supragingival merupakan faktor yang penting, terdapat juga beberapa faktorfaktor resiko lainnya yang dapat mempengaruhi perkembangan penyakit peridontal. Aplikasi Klinis
Setiap orang memiliki status periodontal yang berbeda, contohnya pada perokok atau pasien dengan diabetes mellitus. /leh karena itu, diperlukan kontrol plak yang tepat dan dan memul emulai ai pera perawa wata tan n di rum rumah (home home care care) untuk untuk mendap mendapatk atkan an keseha kesehatan tan periodontal yang lebih baik. Teknik Perawatan di Ruma !Home "are#
enjaga kebersihan mulut bertujuan untuk mendestruksi biofilm secara fisika dan kimia secara kontinyu. ". Sika Sikatt 0igi 0igi Sikat gigi merupakan teknik menjaga kebersihan mulut yang paling dasar. a. Sika Sikatt gigi gigi man manua uall Bulu sikat gigi yang membulat terbukti lebih baik daripada ujung bulu yang tajam tajam kare karena na renda rendahn hny ya resik resiko o meru merusa sak k ging gingiv ivaa dan dan gigi gigi.. Sebu Sebuah ah studi studi menj menjel elask askan an bahw bahwaa peng pengga gant ntia ian n sika sikatt gigi gigi setia setiap p ' ming minggu gu berp berpen enga garu ruh h terhadap pembersihan plak. 1amun, terdapat juga studi yang melaporkan bahwa bulu sikat yang digunakan selama bulan masih seperti yang baru dan tidak berpengaruh terhadap pembersihan plak. ") 2ekni eknik k sika sikatt gigi gigi manu manual al 2eknik 2eknik sikat gigi yang berdasarkan tipe gerakan yang digunakan 3 a) 2eknik knik Bass Bass
2
Bulu sikat diarahkan 45 derajat terhadap margin gingiva dan masuk dengan lembut kedalam sulkus, lalu digetarkan pendekpendek. Bulu sikat dimasukkan ke dalam sulkus untuk mengangkat plak subgingiva (dimasukan kirakira "mm). b) 2eknik 6harter Bulu sikat diarahkan tegak lurus terhadap sumbu gigi, dimasukkan ke embrasure interproksimal dengan lembut sehingga bulu sikat melengkung pada permukaan oklusal gigi. Sisi bulu sikat biasanya bersandar pada permukaan gingiva. 2eknik charter baik digunakan untuk memijat gingiva dan pada kasus periodontitis lanjut dengan embrasure interdental yang terbuka, dan pasien paska operasi. c) 2eknik 7oll Bulu sikat ditempatkan seperti teknik bass, tetapi bulu sikat bukan digetarkan, melainkan kepala sikat diputar sehingga bulu sikat berada pada permukaan oklusal dengan gerakan memutar. d) 2eknik Stillman modifikasi irip dengan teknik roll, namun ujung bulu sikat diletakkan masuk kedalam sulkus dan diatas marginal margin sebelum dilakukan gerakan memutar. '. Sikat gigi elektromekanik Sikat gigi elektromekanik generasi baru terlihat lebih efektif dalam pembersihan plak dibandingkan dengan sikat gigi manual, khususnya pada area interproksimal. !enggunaan sikat gigi elektromagnetik tidak menyebabkan terjadinya abrasi atau resesi jika digunakkan dengan aturan yang benar. Sikat gigi elektromagnetik tidak dibutuhkan oleh semua pasien, karena banyak pasien dapat menjaga kebersihan mulut yang adekuat dengan sikat gigi manual yang dikombinasikan dengan dental floss atau alat pembersihan interdental lainnya. Sikat gigi elektromekanik ini dianjurkan untuk pasien yang membutuhkan pembersihan plak yang ekstra. . Alat pembersih interdental Embrasure interdental merupakan daerah dengan akumulasi plak yang sulit dibersihkan. Sikat gigi manual kurang berperan dalam pembersihan plak interdental dan gingivitis. !ilihan alat tergantung dari besarnya daerah dan bentuk dari embrasure interdental serta kondisi jaringan lunak disekitar gigi. a) *ental floss *ental floss merupakan alat pembersih interdental yang paling sering digunakan. !anjang dental floss kira kira "'"5 inci lalu dililitkan pada jari dengan gerakan flossing yang berulangulang dari atas ke bawah sehingga plak dapat dibersihkan. Selain untuk membersihkan plak atau sisa makanan, flossing juga dapat menunjukkan bagian kontak gigi yang terbuka dan membutuhkan restorasi. Sehingga penting dijelaskan kepada pasien bahwa tujuan dari flossing bukanlah untuk membersihkan sisa makanan, tetapi untuk melihat hubungan dari permukaan interpro8imal dari setiap gigi.
3
9loss terbagi dua menjadi floss threader dan superfloss. Floss threader digunakan pada gigi tiruan cekat, dimana floss tidak dapat lewat di bagian kontak interdental karena tertutup. Floss threader digunakan untuk membersihkan daerah dibawah bridge. Alat alternatif dari floss threader adalah superfloss, merupakan tipe floss yang menggabungkan bahan plastik rigid yang dapat digunakan dibawah gigi tiruan cekat. Superfloss lebih mudah digunakan daripada floss threader . Bagian yang rigid masuk ke dalam ruang embrasure antara retainer dan pontik dan dapat ditarik melewati bagian lingual. Bagian yang berongga digunakan dengan gerakan dari apikal ke koronal di daerah interproksimal dari gigi abutment . ") 9loss holders erupakan tangkai plastik untuk memegang benang yang berfungsi sebagai pengganti jari. Berguna khususnya untuk pasien dengan manual dexterity. Benang digerakkan seperti gergaji, dilewatkan dibagian kontak interdental dan sekali melewati kontak, benang ditarik berlawanan di bagian interproksimal gigi dan digerakan dari apikal ke koronal. ') Automated interdental cleaners erk yang dijual 3 2he Braun :nterclean ) 2usuk gigi 2usuk gigi merupakan alat yang digunakan untuk bagian interproksimal dengan beberapa desain yaitu bulat, rata, dan segitiga. 2usuk gigi baik digunakan pada bagian interdental papil yang mengalami resesi ringan. 2usuk gigi triangular merupakan alat yang efektif, namun agak sulit digunakan pada regio posterior karena desain triangular harus melewati jarak embrasure pada sudut tertentu. 4) Sikat interdental epala sikat interdental berbentuk konus atau silindris, sangat baik digunakan pada daerah embrasure yang terbuka dengan papila yang pendek dimana sikat dapat masuk tanpa menyebabkan trauma disekitar papil. Banyak studi mengemukakan bahwa sikat interdental lebih baik dibanding tusuk gigi untuk daerah embrasure terbuka. $rekuensi Pem%ersian Plak
Beberapa studi menunjukkan bahwa pembersihan plak yang dilakukan setiap 4 jam sangat efektif untuk mencegah terjadinya gingivitis. 1amun jika terjadi peradangan pada gingiva, plak akan lebih banyak terdapat di daerah yang meradang dibanding daerah yang tidak meradang. Sehingga, durasi dan pembersihan plak yang seksama lebih berpengaruh daripada frekuensinya.
Kontrol Plak dengan Baan Kimia
4
Bahan kimia dapat menghambat pembentukan kalkulus supragingiva. alkulus supragingiva menggambarkan plak gigi yang termineralisasi, dan permukaannya dilapisi lapisan plak yang tidak termineralisasi. alkulus supragingiva tersusun dari kalsium yang mengandung mineral, termasuk brushite, octacalcium phosphate, hydroxyapatite dan whitelocke. Bahan kimia anti kalkulus bertujuan untuk mengurangi pembentukan kalkulus melalui adhesi pada kristal kalkulus yang sedang berkembang, sehingga menghambat pembentukan kristal yang lebih jauh. Pyrophosphate dibuktikan dapat digunakan sebagai agen anti kalkulus. !asta gigi yang mengandung '- zinc chloride dapat mengurangi pembentukan kalkulus secara signifikan. Irigasi di Ruma se%agai Perawatan Pen&akit Periodontal
". :rigasi supragingiva dan gingivitis :rigasi supragingiva digunakan untuk menghilangkan plak supragingiva yang berperan sebagai penyebab gingivitis. *ilaporkan aliran air intermitten lebih baik dibanding aliran air yang kontinu. Aliran air yang kontinu dibuktikan dapat menekan jaringan dan mencegah drainase sulkular, sebaliknya aliran air yang intermiten hanya menekan jaringan secara intermiten, sehingga dapat membersihkan bakteri pada fase dekompresi. ;fek efek kilinis yang terjadi dimungkinkan karena hancurnya lapisan biofilm, dan pembersihan mediator mediator inflamasi. '. :rigasi subgingiva dan periodontitis Beberapa bahan untuk irigasi subgingiva dalam perawatan periodontitis yaitu stannous fluoride, tetrasiklin, dan bermacam obat kumur antiseptik. Beberapa diantaranya telah dibuktikan lebih baik dibandingkan irigasi menggunakan air. Banyak studi menyatakan bahwa irigasi di rumah dapat mengurangi mediator inflamasi. :rigasi subgingiva dengan air pada pasien dengan periodontitis kronis menghasilkan keadaan periodontal yang lebih baik dan mengurangi mediator inflamasi pada cairan krevikular, seperti interleukin", spesies reaktif oksigen, dan prostaglandin ;'. Irigasi dan Implan
Beberapa studi menjelaskan bahwa irigasi yang dilakukan pada daerah periimplan dengan menggunakan clorhe8idine %,%$- atau dengan clorhe8idine %,"'- akan menghasilkan daerah mukosa periimplan yang tidak meradang bila dibandingkan dengan daerah periimplan yang tidak diirigasi.
Aplikasi Klinis
5
enurut suatu studi, irigasi yang dilakukan secara signifikan dapat mengurangi inflamasi gingiva dan plak pada pasien ortodontik. 1amun, pada daerah paska bedah, irigasi sebaiknya dilakukan setelah " bulan kemudian. Agen untuk Hipersensiti'itas dan Karies Akar
aries akar merupakan komplikasi dari penyakit periodontal yang terjadi karena beberapa faktor, antara lain< host , karbohidrat yang terfermentasi, dan mikroflora. Adanya salah satu atau lebih faktor diatas dapat meningkatkan resiko berkembangnya lesi karies akar. aries akar dapat dihambat dengan cara perawatan dirumah yang cermat dan aplikasi fluoride. !engggunaan fluoride menjadi tidak efektif jika pasien tidak menjaga kebersihan mulut dengan baik. !lak pada karies akar dibagian bukal lebih mudah dibersihkan dibandingkan daerah distal. *iet yang benar dan mengurangi konsumsi karbohidrat juga dapat mengurangi terjadinya karies akar. Selama proses penghalusan akar, riwayat karies akar pada pasien akan membuat praktisi memodifikasi rencana perawatannya. !rosedur bedah yang dapat menyebababkan eksposur permukaan akar harus dihindari. !erlunya kecermatan dalam pemberian fluoride pada bagian permukaan akar gigi yang baru terekspos saat penyembuhan paska bedah. Hipersensiti'itas Dentin
*entin yang hipersensitif merupakan suatu keadaan dimana permukaan akar yang terekspos menjadi sensitif terhadap rangsang taktil, termal dan kimia. eadaan ini banyak terjadi pada permukaan bukal dan pada orang dengan tingkat kebersihan yang tinggi. Abrasi dapat terjadi akibat trauma penyikatan gigi dan bedah periodontal resektif. Beberapa bahan dapat digunakan untuk mengurangi sensitivitas, seperti pasta gigi yang menutup tubuli dentin terbuka. Bahan yang digunakan antara lain strontium chloride, potassium nitrate, potassium citrate, formaldehyde, dan varian flouride . Instruksi Ke%ersian (ulut dan Heat Promotion
:nstruksi untuk menjaga kebersihan mulut atau health promotion dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan pada sekelompok orang berdasarkan usaha dari masingmasing individu. Beberapa metode dari instruksi menjaga kebersihan mulut yaitu instruksi oneonone dan pendekatan instruksi perorangan lainnya. Bagaimanapun juga, pembersihan plak harus dilakukan dalam praktek kedokteran gigi. !rogramprogram yang dilakukan harus dengan pendekatan yang berbeda mengingat perilaku pasien yang bervariasi.
Kemauan dan (oti'asi Pasien
6
etaatan pasien didasarkan pada tingkat kemauan pasien dalam menjaga gaya hidupnya dan mengikuti saran dokter gigi. !asien yang memiliki hubungan terapeutik yang baik dengan paraktisinya memiliki prognosis yang lebih baik dalam perawatan masalah kesehatan gigi dan mulutnya. ". 2ingkat !revensi a. !rimer Strategi promosi dan perlindungan kesehatan yang bertujuan agar pasien dapat meningkatkan kesehatannya. b. Sekunder !revensi dengan tujuan diagnosis dan perawatan pada tahap awal. isalnya perawatan pada tahap awal gingivitis dan periodontitis. c. 2ersier !revensi tersier fokus pada pembatasaan disabilitas dan peningkatan rehabilitasi. 6ontohnya pada bedah periodontal ekstensif dan bedah implan untuk memperbaiki gigi yang hilang dan mengatasi penyakit periodontal. '. !enyakit ronis encegah penyakit kronis lebih mudah dan tidak memakan biaya dibanding mengobatinya. Banyak penyakit gigi dan mulut dapat dicegah dengan mudah dengan prosedur home care (perawatan dirumah). 9aktor resiko penyakit periodontal banyak berkaitan dengan perilaku pasien atau psikologikal pasien seperti merokok, stress, dan tidak menjaga kebersihan mulut. /leh karena itu, kini terdapat bidang psikologi kesehatan yang mengidentifikasi dan mempelajari faktor faktor psikologis yang berkaitan dengan perilaku dalam menjaga kesehatan. !ealth belief model merupakan teori dasar mengenai pendidikan dan promosi kesehatan, dimana dipaparkan bahwa kepercayaan seorang individu tentang penerapan kesehatan akan mempengaruhi perilaku kesehatan, termasuk pelaksanaan suatu rekomendasi. odel ini dapat dimanfaatkan untuk merencanakan pendidikan kesehatan dan dijadikan sebagai alat untuk memprediksi perilaku kesehatan seseorang. Sebagai contoh, apabila pasien tidak merasa bahwa penyakit gigi tidak begitu penting, maka ia akan enggan untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan perilaku kesehatan yang tepat, misalnya memakai dental floss atau kontrol berkala ke dokter gigi. Banyak akademisi di bidang periodonti mendukung sebuah pendekatan dimana pasien diberi pendidikan tentang proses penyakit periodontal dan akibatnya. Strategi ini berdasarkan teori health belief model yang bertujuan untuk mengubah kepercayaan seseorang untuk meraih ketepatan pemberian pengobatan yang tepat. eskipun penyampaian informasi yang berfokus pada manfaat dari kebersihan mulut yang baik ini diduga dapat sedikit berpengaruh pada banyak pasien, kenyataannya hal ini tidak efektif pada orang yang beranggapan bahwa penyakit periodontal terlihat biasa dan tidak membahayakan. Sebagai contoh, seseorang diberikan demonstrasi tentang bakteri subgingiva yang dapat dilihat melalui mikroskop dan dianggap dapat meningkatkan tingkat kecemasan akan penyakit
7
periodontal. &al ini terlihat masuk akal dan diberikan sebagai salah satu strategi motivasional, namun kenyataannya pasien yang telah melihat bakteri mereka sendiri beranggapan bahwa skor plak dan gingivitisnya sama dengan mereka yang sehat. Strategi lain diharapkan dapat meliputi sebuah perbandingan yang berdasarkan pada faktor sosial sebagai perbandingan lain yang berdasarkan penyakit atau kesehatan. !enampakan dan kesehatan wajah dan mulut merupakan komponen penting dari kecantikan fisik dan berdampak pada penghargaan diri dan gambaran diri. &al ini dapat dijadikan motivasi kepada pasien daripada melihat dari sisi kesehatan. Apapun strategi yang digunakan, sangat penting untuk pasien mengerti pentingnya menjaga kebersihan mulut dan mengontrol kondisi sistemiknya. !elaksanaan rekomendasi perawatan sebagian besar rendah, terutama pada penyakit kronis, dimana keadaan ini tidak berlangsung tibatiba atau mengancam keselamatan. etika kelangsungan hidup berada dalam keadaan yang baik, banyak pasien yang sulit untuk melaksanakannya. !ada penggunaan peralatan pembersih interdental, rekomendasi penggunaan dental floss cukup buruk. !asien sering mengalami kesulitan dalam membersihkan bagian interdentalnya. !adahal, penyakit periodontal lebih sering menyerang bagian interproksimal dan pada daerah ini yang sering terbentuk plak. !ada studi yang berfokus pada pembersihan daerah interproksimal menunjukkan tingkat pelaksanaan yang cukup buruk atau rendah. !ada sebuah studi dari pelaksanaan dengan perawatan terekomendasi, =ilson dkk. berhasil menurunkan 5%- dari jumlah ketidaktaatan pelaksanaan dengan cara melakukan pelatihan periodonti secara privat dengan menggunakan beberapa perubahan. *alam formulir yang telah dilakukan sedikit perubahan, perubahan perubahan ini tercatat di bawah, dengan anjuran yang spesifik mengenai cara mereka mengaplikasikannya dalam menjaga kebersihan mulut3 •
Sederhanakan susunan (menggunakan peralatan kebersihan mulut yang lebih
•
sedikit) Sesuaikan
•
menggunakan dental floss, anjurkan penggunaan tusuk gigi interdental) irim pengingat (kartu dikirim kepada pasien untuk mengingatkan mereka
•
dalam menjaga kebersihan mulut) 2erus mencatat pelaksanaan (salinan diagram plak dan pendarahan tentang
• •
dengan pilihan
pasien (apabila seseorang menolak
untuk
skor sekarang, skor target, dan skor pada kunjungan terakhir diberikan kepada pasien) Berikan dorongan positif (pujian terhadap proses) engidentifikasi halhal yang berpotensi untuk tidak dilakukan dan memodifikasi perawatan apabila dibutuhkan (menghindari pembedahan pada pasien dengan kontrol plak yang buruk)
8
!ada saat ini, penerapan konsep perilaku sosial ini pada praktek gigi sebenarnya cukup sulit. Bukan berarti suatu dimensi model akan selalu berguna. enyataannya, modelmodel rumit telah dikembangkan untuk dipergunakan pada faktorfaktor yang bervariasi dalam mempengaruhi perilaku pasien. Seperti model new century model of oral health dari :nglehart dan 2edesco. ereka menekankan pada pendekatan yang lebih mengarah pada perasaan dan emosi pasien, faktor kognitif seperti persepsi kesehatan gigi, perilaku kesehatan yang lalu atau sekarang, dan situasi kehidupan pasien sekarang ini. :nglehart dan 2edesco telah mengembangkan perspektif yang lebih luas daripada model sebelumnya. "ew century model mereka tentunya lebih konsisten dengan biopsychosocial model . !endekatan ini mempunyai implikasi yang signifikan terhadap pemeliharaan pasien, promosi kesehatan, dan pendidikan kesehatan gigi. Pengka)ian Pemeliaraan di Ruma
!enilaian efektivitas pengendalian plak pada pasien merupakan proses yang berkelanjutan, dimulai pada awal evaluasi dan terus sepanjang terapi, termasuk pemeliharaan. !erawatan di rumah dapat dinilai dengan menggunakan berbagai metode. !ertama, gigi dapat diperiksa secara visual untuk mengetahui ada tidaknya plak. :ni adalah metode yang paling efektif, karena plak mungkin sulit untuk dilihat. edua, plak dapat dilihat melalui disclosing solution. *isclosing solution tersedia dalam bentuk cair atau tablet. 6airan dapat diterapkan pada gigi yang menggunakan kapas kecil aplikator atau pasien dapat berkumur dengan bahan untuk beberapa detik dan kemudian meludah. 2ablet dikunyah dan larut dalam air liur, yang kemudian berdesir di mulut dan dikeluarkan. 6airan dapat menawarkan beberapa keuntungan bahwa operator dapat memastikan bahwa semua permukaan terdeteksi. *isclosing agent merah memiliki kelemahan3 dapat menodai bibir dan gusi. #ip balm atau petroleum $elly dapat meminimalkan pewarnaan bibir, dimana beberapa pasien merasa keberatan. ontak dengan pakaian harus dihindari, karena noda sulit untuk dihilangkan. 2erlepas dari bagaimana plak divisualisasikan, persediaan harus dibuat untuk mengukur jumlah plak. Berbagai indeks telah dikembangkan untuk tujuan ini. :ndeks tersebut dapat berguna untuk dua tujuan3 (") untuk digunakan dalam memantau kemajuan pasien (untuk menilai apakah perawatan di rumah memadai untuk mengijinkan intervensi bedah), atau (') sebagai alat motivasi pasien. Secara umum, indeks plak sederhana lebih baik. Satu indeks yang banyak digunakan adalah />+eary plak indeks. *isclosing solution yang digunakan dan persentase daerah plak yang terlihat dihitung. 2arget berguna (jika agak sewenangwenang) mungkin tidak lebih dari '%- dari permukaan dengan plak yang terlihat. odifikasi />+eary plak indeks lebih disukai oleh beberapa dokter, di mana persentase permukaan dengan plak dikurangi dari "%%. :ni memberikan persentase permukaan bebas plak. Beberapa pasien lebih suka berusaha untuk mencapai skor "%%- dengan modifikasi />+eary
9
plakat indeks ini, daripada berusaha untuk mencapai nilai %- dengan inde8 pada umumnya. Strategi untuk (eningkatkan Kiner)a Perawatan di Ruma +angkah pertama dalam mengatasi kekurangan perawatan di rumah adalah menentukan penyebab masalah. !ada dasarnya, ada tiga kemungkinan3 ". !asien tahu apa yang harus dilakukan, tetapi tidak bisa melakukannya (kurangnya keterampilan) '. !asien tidak tahu apa yang harus dilakukan (kurangnya pengetahuan) . !asien tahu apa yang harus dilakukan, mampu melakukannya, tetapi tidak mau melakukannya (kurangnya motivasi). ?ntuk menentukan masalah, diperlukan pengamatan pasien dalam pelaksanaan prosedur yang direkomendasikan. :ni merupakan hal yang terbaik yang dapat dilakukan di kamar dengan dinding cermin dipasang, karena sulit untuk beberapa pasien melakukan prosedur kebersihan sambil duduk di kursi dokter gigi. 2anpa pengamatan, tidak ada cara intervensi yang akan efektif. asus " 3 pada pengamatan, pasien ini terlihat kurang mampu untuk menggunakan sikat secara efektif. *ia tidak memposisikan sikat dengan benar. 2erutama dalam menggunakan floss untuk menghilangkan makanan dari antara gigi daripada menggunakan itu untuk menghilangkan plak. !asien kurang memahami apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan plak. !engulangan instruksi diperlukan, alternatif yang mungkin dianggap, seperti teknik menyikat lain atau ;B. asus ' 3 !ome care pasien agak buruk meskipun setelah instruksi teknik yang tepat. !ada pengamatan terlihat antusias tetapi usahanya tidak efektif. &al ini tampaknya karena kurangnya keluwesan, yang mungkin merupakan konsekuensi dari lama berdiri dan rheumatoid arthritis yang parah. +ebih baik apabila ditemukan metode alternatif yang akan meningkatkan usahanya, atau pasien perluk kontrol yang lebih sering untuk pemeliharaan. asus 3 !asien ini mengerti tentang prosedur yang direkomendasikan dengan baik. &al ini tidak menjadi hal yang baru karena ia telah menerima instruksi berulangulang kali. !ada pengamatan tidak ditemukan bahwa ia mempunyai kekurangan dalam ketangkasan. Bahkan, ia mengemukakan akan melakukannya dua kali sehari di rumah, tetapi semua itu bohong karena ditemukan banyak plak dan daerah pendarahan. Apa yang tampaknya hilang adalah motivasi atau disiplin diri yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat kebersihan yang memuaskan. engingat tingginya noncompliaance didokumentasikan dalam literatur penelitian, pasien yang tidak memenuhi target kebersihan tidak boleh diabaikan.
Kompensasi untuk Ke%ersian (ulut &ang Buruk
10
epatuhan adalah hal yang signifikan dalam terapi periodontal. engingat literatur kepatuhan, dokter akan menemui pasien yang tidak mengikuti instruksi mengenai home care, lebih tepatnya dokter akan memiliki banyak pasien yang tidak mengikuti petunjuk secara menyeluruh. Sebagai contoh pada pasien yang tidak menggunakan dental floss, meskipun menerima petunjuk dan beberapa nasihat untuk melakukannya. Apakah ini kurangnya kepatuhan pasien untuk pengobatan gagal@ Belum tentu. Ada beberapa strategi untuk mengkompensasi kebersihan mulut yang buruk. !erangkat baru seperti ;B akan sering memberikan perbaikan, setidaknya dalam jangka pendek. ;B juga memiliki keuntungan lebih baik untuk membersihkan plak interproksimal. &al ini penting karena wilayah interproksimal adalah daerah yang sering diabaikan oleh pasien. Strategi yang sama mungkin menyarankan alat bantu interdental alternatif. Beberapa pasien yang memiliki kesulitan dengan benang (dan banyak melakukan) akan siap menerima alat bantu interdental lainnya, seperti Stim ?*ents. !enggunaan alat bantuan mungkin memberikan tingkat yang dapat diterima dalam pembersihan plak. ebersihan mulut mungkin kurang penting dalam menentukan hasil dari kepatuhan terhadap perawatan profesional. &al ni mungkin karena kelebihan dalam pembersihan subgingiva dan perawatan supragingiva di rumah . Satu intervensi, maka akan menjadi peningkatan frekuensi pemeliharaan kunjungan. Strategi lain mungkin menggunakan berbagai alat bantu yang dapat memberikan manfaat tambahan, seperti obat kumur antimikroba. 1amun, itu harus diingat bahwa strategi ini juga memerlukan kepatuhan. Banyak pasien yang merokok juga memiliki home care yang kurang ideal dan merokok merupakan faktor risiko besar untuk periodontitis. linisi harus mendorong pasien yang tidak patuh untuk berhenti merokok. 9aktor risiko merokok dihapus melalui pemberhentian kebiasaan merokok pasien. !asien yang patuh dan mungkin lebih mudah untuk melakukan pemeliharaan. Strategi bagi pasien yang tidak patuh mungkin dengan mengubah rencana perawatan. &indari operasi pada pasien dengan home care yang kurang baik. !asien tersebut mungkin lebih baik dikelola dengan cara nonbedah yang meliputi perawatan inisial dan melakukan pemeliharaan sesering mungkin. enis pasien seperti ini sebaiknya diberikan agen antigingivitis topikal atau kumur. E*ek Buruk dari Peralatan Ke%ersian (ulut
2idak ada perlakuan terapeutik tanpa efek buruk yang terjadi, termasuk pada latihan kebersihan mulut. Abrasi gigi dan resesi gingiva merupakan ' efek buruk yang terjadi karena trauma menyikat gigi. Sangat sulit untuk mempelajari fenomena ini karena terdapat beberapa variabel yang membingungkan. ". Abrasi 0igi 11
ejadian dimana sikat gigi menyebabkan abrasi pertama kali ditemukan pada studi in vitro, laporan kasus, dan cross sectional studies. Beberapa penelitian mengatakan menyikat gigi secara horiontal merupakan faktor resiko yang lebih penting daripada kekakuan bulu. !enelitian lain mengatakan bahwa pasta gigi abrasif merupakan penyebab utama dari abrasi gigi. Ada banyak kejadian dimana ;B lebih sedikit menyebabkan abrasi, kemungkinan karena tekanan yang lebih kecil yang diaplikasikan pada sikat ini. '. 7esesi 0ingiva 7esesi gingiva merupakan hasil dari interaksi antara faktor pencetus, seperti trauma pada jaringan gingiva dan faktor pendukung, seperti tipisnya jaringan. 7esesi gingiva, yang terjadi pada permukaan bukal, sering disebabkan karena trauma menyikat gigi. &al ini masuk akal apabila jaringan gingiva yang tipis lebih mudah terjadi resesi. !ada jaringan marginal yang tipis, resesi bukal juga berhubungan dengan adanya narrow one dari attach gingiva dan labioversi atau akar yang menonjol. 0igi yang telah dilakukan perawatan orthodonti lebih mudah terkena resesi, apalagi jika gigi telah berpindah melalui tulang kortikal labial. etode menyikat gigi merupakan penyebab resesi gingiva yaitu bulu sikat kaku, frekuensi menyikat gigi, pasta gigi abrasif, dan ujung pemotong bulu sikat. &al ini merupakan sumber dari trauma gingiva seperti ulserasi dapat terjadi karena menyikat gigi yang salah. !erlu disadari bahwa resesi gingiva juga dapat disebabkan karena kerusakan jaringan periodontal. !asien beresiko tinggi meliputi pasien yang rentan terkena trauma menyikat gigi, gigi yang terletak lebih labial, tulang alveolar yang tipis, dan luas dan ketebalan gingiva yang minimal. Beberapa pasien beresiko pada bertambah parahnya resesi gingiva, terlebih jika faktorfaktor ini berkombinasi dengan rencana perawatan ortodonti karena dapat menyebabkan kesalahan letak labial dari gigi. !ada sebagian kasus, sikat gigi yang sangat halus atau ;B dapat dijadikan solusi. 6elah gingiva terkadang disebabkan karena flossing yang kurang benar atau terlalu bersemangat. !eralatan interdental lainnya, seperti tusuk gigi segitiga dan tusuk gigi dapat menyebabkan kerusakan jika digunakan dengan cara yang salah dan terlalu bersemangat. !asien harus diajarkan tentang penggunaan alatalat ini. . emungkinan ;fek Buruk dari :rigasi di 7umah Beberapa peneliti telah memeriksa efek dari penggunaan alat denyut pancaran air pada gingiva dan mukosa dan kebanyakan menyimpulkan bahwa ada resiko kecil pada kerusakan jaringan ketika peralatan itu digunakan sesuai dengan instruksi pabrik. !ada suatu penelitian, penggunaan alat irigasi sebesar $%psi pada poket periodontal tidak terawat tidak menimbulkan adanya kerusakan jaringan dibanding dengan kontrol grup yang tidak diirigasi. Ada beberapa pertanyaan mengenai irigasi menyebabkan bakterimia. Beberapa peniliti menyatakan hal itu tidak benar dan ada peneliti lain yang menyatakan irigasi dapat menyebabkan bakterimia. arena hal ini berdampak pada individu yang beresiko mengalami endokarditis, beberapa penulis telah merekomendasikan agar alat tersebut tidak digunakan pada individu yang beresiko. 4. ebersihan ulut setelah !rosedur 7egeneratif 12
!embersihan plak secara menyeluruh dapat meningkatkan hasil terapi bedah regeneratif dan dapat membantu menyediakan stabilitas untuk keuntungan klinis yang dicapai. *alam periode pasca operasi, kontrol plak dilakukan dengan agen kemoterapi seperti obat kumur chlorhe8idine glukonat dan pembersihan plak secara manual dihindari. &al penting untuk hasil regeneratif adalah stabilitias luka dan pelestarian hubungan fibrin halus yang terbentuk pada permukaan akar gigi. Adanya bekuan fibrin ini dapat mencegah penurunan epitel, sehingga memungkinkan regenerasi attachment aparatus. !embersihan plak yang terlalu bersemangat, pada profesional atau pribadi, dapat merugikan kepada proses penyembuhan dan harus dihindari. Terapi +on Beda
2ujuan dari terapi periodontal yaitu menghilangkan penyakit dan mengembalikan jaringan periodonsium yang sehat, yaitu kenyamanan, fungsi, dan estetik yang dapat dipelihara dengan baik, baik dari pasien maupun dokter gigi. !erubahan atau penghilangan bakteri patogen periodontal dan penyembuhan inflamasi merupakan hal terpenting dari terapi non bedah, hal ini menciptakan lingkungan yang kondusif untuk kesehatan periodontal dan menurunkan perkembangan penyakit. 2erapi non bedah termasuk perawatan kebersihan mulut, instrumentasi periodontal dan agen kemoterapeutik untuk mencegah, menghentikan, dan mengeliminasi penyakit periodontal. Dasar Pemikiran dan $akta
:nstrumentasi dilakukan sebagai bagian dari terapi non bedah yang bertujuan secara langsung untuk mengubah prevalensi dari bakteri patogen periodontal atau mengurangi jumlah dari mikroorganisme ini. !embersihan secara langsung dari organisme patogenik dan produksi mereka atau pembersihan faktorfaktor yang berkontribusi seperti kalkulus dan tambalan yang overhanging, tujuannya adalah untuk mengurangi kuantitas dari organisme dan mengembalikan komposisi flora normal dalam mulut yang berhubungan dengan kesehatan. Skeling dan penghalusan akar dan pembersihan daerah subgingiva merupakan perawatan yang efektif dalam perawatan penyakit periodontal. :nstrumentasi subgingiva menghasilkan pengurangan jumlah yang signifikan dari bakteri gram negatif anaerob dan mendukung peningkatan dari bakteri gram positif coccus dan rods yang berhubungan dengan kesehatan. umlah dari spirochetes, pergerakan mikroba, dan bakteri periodontal yang spesifik seperti !orphyromonas gingivalis, !ervotella intermedia, dan Actinobacillus actinomycetemcomytans, sebagai spesies Bacteroides, dapat berkurang setelah dilakukan skeling dan penghalusan saluran akar. !engurangan dari sel sitokin penyebab peradangan yang membuat kerusakan jaringan dan ditemukan pada gingivitis dan periodontitis secara perlahan menurun setelah flora dalam mulut seimbang. icroba ini berubah dengan sekejap secara aami, dan skeling 13
serta penghalusan saluran akar harus dilakukan secara berkala agar hasil positif dapat dipertahankan. !erubahan dari mikroflora setelah skeling dan penghalusan saluran akar bersamaan dengan perubahan klinis dari ukuran periodontal yang sehat. enurunnnya pendarahan saat probing dapat mencapai 45- dengan kedalaman probing pertama kali 4 sampai $,5mm merupakan fakta bahwa peradangan berkurang. !erubahan pada kedalaman probing dan tingkat perlekatan setelah skeling dan penghalusan saluran akar sangat tergantung pada ukuran awal dan pada umumnya berhubungan dengan kombinasi antara meningkat dalam perlekatan klinis dan menghilangnya pembengkakan atau penyusutan (resesi). *aerah kedalaman probing awal "mm memperlihatkan ratarata pengurangan kedalaman probing %,%mm dan kehilangan perlekatan %,4mm, dimana daerah yang probing awalnya 4$mm memperlihatkan penurunan kedalaman probing sebesar ",'#mm dan %,55 pembesaran perlekatan. ?kuran yang mirip pada daerah awal kedalaman probing dari Cmm atau lebih besar termasuk ',"$mm berarti penurunan di dalam kedalaman probing dan ","# peningkatan pada perlekatan. Tantangan dan Pem%atasan
Skeling dan penghalusan akar merupakan prosedur klinis yang membutuhkan waktu dan keterampilan. !embersihan seluruh plak dan kalkulus dari permukaan akar, terutama yang ada di dalam poket, merupakan prosedur yang sulit dan jarang berhasil. !embersihan akar hanya $5- dalam sekali pembersihan pada poket sedalam 5mm atau lebih. !enelitian terdahulu menyatakan bahwa pembersihan kalkulus baik dengan atau tanpa pembedahan periodontal menyisakan kalkulus residual sebanyak ""5-. *aerah yang paling banyak terdapat kalkulus residual setelah keling dan penghalusan akar yaitu furkasi, kontur gigi, 6;, dan akar yang cekung. eskipun demikian, instrumentasi yang tepat dapat mempengaruhi keberhasilan terapi periodontal. =alaupun permukaan akar yang halus dan mengkilap sering dijadikan indikator dalam instrumentasi perawatan periodontal bahwa permukaan akar sudah bersih, faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan perawatan periodontal masih belum jelas. !embersihan seluruh sementum yang bertujuan untuk mengeliminasi ikatan endotoksin pada permukaan akar dan dapat menyebabkan gigi sensitif. Skeling dan penghalusan akar dapat mengurangi jumlah bakteri periodontal yang patogen secara signifikan. emampuan organisme seperti %ctinobacillus actinomycetemcomitans untuk menginvasi jaringan lunak pada periodonsium, berpotensi untuk membentuk koloni bakteri, dan terjadi respon host yang buruk, terutama pada pasien dengan periodontitis agresif. Beberapa penelitian telah membandingakan efektivitas penanganan yang berbeda dalam menangani pasien periodontitis. =alaupun beberapa penelitian menyatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada hasil klinis antara terapi bedah dan non 14
bedah, evaluasi tetap harus dilakukan pada penelitian tersebut. !erbedaan dalam desain penelitian termasuk metode instrumentasi (waktu dan skill klinisi), serta evaluasi data (kurangnya analisa yang cukup secara statistik mengenai kedalaman poket), menyulitkan aplikasi secara klinis. 2erapi periodontal yang regenerative hanya bisa didapatkan dengan prosedur perawatan bedah periodontal. =alaupun demikian, terapi non bedah masih menjadi perawatan yang utama dalam menangani pasien dengan mild hingga moderate periodontitis kronis, serta merupakan perawatan fase pertama bagi pasien yang dirasa memerlukan perawatan bedah. Ren,ana Perawatan dan -rutan
7encana perawatan selama terapi periodontal non bedah dimulai dengan program perawatan kebersihan mulut secara mandiri yang didesain secara khusus untuk menemukan kebutuhan pada setiap individu. 7encana ini meliputi berbagai macam peralatan kebersihan mulut untuk membersihkan plak supragingiva. !erencanaan dari tahapan pembersihan periodontal direncakan untuk mengeliminasi atau menghilangkan bakteri plak dan byoproduct nya seperti endotoksin dan untuk menghilangkan kalkulus dari permukaan koronal, akar, maupun pada poket periodontal. !erawatan periodontal sering direncanakan pada beberapa kali kunjungan dan berfokus pada " atau ' kuadran pada setiap kunjungannya. !ada pasien dengan peradangan yang cukup berat dan banyak deposit , pembersihan seluruh mulut dapat direncanakan untuk mendapatkan penyembuhan awal, diikuti dengan perawatan khsusu selanjutnya. :nformasi terkini menyebutkan bahwa tahap pembersihan mulut atau disinfeksi yang dilakukan pada periode yang dekat ('4jam) dapat mengurangi potensi infeksi dan dapat menghasilkan respon klinis yang baik. E'aluasi dari Hasil
!oin terakhir dari terapi nonbedah adalah kembalinya jaringan periodontal yang sehat. !enyembuhan setelah pembersihan periodontal biasanya terjadi selama jadwal untuk evaluasi kembali sekitar 4$ minggu setelah perawatan. 0rafik periodontal sebaiknya dilakukan sebagai gambaran dari keefektifan perawatan periodontal di rumah. anfaat setelah pembersihan periodontal miliputi penurunan dari peradangan klinis (eritema, edema, dan pendarahan saat probing), susunan mikroba patogen menurun, penurunan kedalaman probing, dan meningkatnya perlekatan klinis. !enyembuhan setelah skeling dan penghalusan saluran akar menghasilkan formasi junctional epitelium yang panjang dan hal ini akan konsisten apabila dilakukan perawatan sendiri juga di rumah dengan baik. 9aktorfaktor yang dapat mengurangi efektivitas dari pembersihan periodontal dan memperlambat proses penyembuhan meliputi faktorfaktor anatomis seperti kecekungan akar dan furkasi, adanya poket yang dalam, kontrol plak yang kurang adekuat, adanya faktor sistemik, dan keahlian klinisi yang bervariasi. !asien yang memperlihatkan kestabilan pada jadwal evaluasi selanjutnya ditempatkan pada program perawatan penunjangan periodontal, dimana
15
pasien yang masih terjadi peradangan dapat diberikan alternatif perawatan lain termasuk penggunaan obatobatan, pembersihan tambahan, atau bedah periodontal. Instrumentasi (anual
Suksesnya terapi periodontal non bedah tergantung dari keahlian teknis dari klinisi yang melakukan perawatan, pengetahuan yang cukup dan pengertian akan instrumen periodontal, desainnya dan penggunaannya, dan prinsipprinsip teknik penggunaannya. Desain Instrumen
2erdapat tiga bagian dari dental instrumen 3 handle, shank, dan working end (0ambar "4"). !andle merupakan bagian terbesar dari instrumen. :nstrumen metal biasanya mempunyai handle yang berongga untuk mengurangi beratnya, dimana pengurangan tekanan dibutuhkan saat mengontrol instrumen dan meningkatkan sensitivitas perasa. !andle instrumen memiliki berbagai macam variasi ukuran dari 5"%mm. !andle yang lebih besar dan cukup ringan sebagian besar disukai karena dapat meningkatkan efisisensi klinisi. nurling D tekstur atau penomoran diaplikasi pada pola handle, membuat kemudahan dalam pergeseran dan improvisasi instrumen. Shank menghubungkan working end dari instrumen ke handle. Bagian ujung dari shank yang berhubungan dengan working end disebut terminal shank& *ua karakteristik dari shank , panjang dari lekukan menentukan akses pada daerah bagian dalam mulut. !anjang keseluruhan dari shank , jarak dari handle ke working end , seragam di antara instrumen. !anjang %4%mm merupakan panjang yang ideal, menyediakan pengaruh yang tepat pada kebanyakan prosedur dental. arak dari lekukan pertama ke working end adalah panjang fungsional, hal ini bervariasi diantara instrumeninstrumen. Shank fungsional yang lebih panjang dibutuhkan ketika akses pada daerah perawatan terbatas D pilih instrumen dengan shaft fungsional yang panjang untuk gigi dengan mahkota klinis yang panjang, poket periodontal yang dalam, dan permukaan gigi belakang. Shank instrumen dapat diklasifikasikan dalam bentuk lurus, melengkung, atau bersudut. Shank fungsional pada instrumen lurus sejajar dengan sumbu handle. :nstrumen ini digunakan pada daerah di dalam mulut yang tidak sulit dijangkau seperti gigi depan. :nstumen melengkung dan bersudut mempunyai shank fungsional yang menekuk dari sumbu handle dalam satu arah saja. :nstrumen yang melengkung lebih serba guna dan lebih mudah diadaptasikan. Shank bersudut umumnya didesain untuk daerah yang sulit untuk dijangkau, termasuk permukan distal pada gigi posterior dan poket yang dalam. *esain instrumen juga berpengaruh pada fungsi dari instrumen itu sendiri. *iameter dari shank menentukan kekuatan dari instrumen. Shank yang lebih tebal lebih kuat 16
dan berguna untuk menghilangkan deposit kalkulus yang keras. !abrik menambahkan metal pada shank untuk meningkatkan kekuatan dari instrumen, memberikan pelabelan nama dengan E!F ( prophylaxis) atau E7F (rigid ) dalam nama instrumen. 9leksibilitas dari shank didapat dari panjang dan diameter. 9leksibilitas dari shank melepaskan gaya yang berguna saat skeling dan penghalusan akar, fungsinya yaitu untuk mencegah kerusakan saluran akar. :nstrumen dengan shank yang tipis atau fleksibel dianjurkan untuk penghalusan saluran akar. :nstrumen periodontal tersedia dengan ujung ganda, yang arahnya berlawanan untuk digunakan pada permukaan gigi yang berlawanan dengan ' ujung working end yang berbeda, atau ujung tunggal dengan " working end pada handle. eseimbangan, fitur kritis dari instrumen, ditentukan dari working end instrumen yang segaris dengan sumbu handle dan shank. :nstrumen yang tidak seimbang akan terasa aneh dan sulit untuk mengontrol saat pemakaian. 'orking end , disebut juga pisau pada beberapa instrumen, adalah bagian fungsional pada instrumen. Ada penamaan pada working end , pada bagian yang paling ujung dinamakan tip, dimana bagian akhir dari instrumen dinamakan toe. !eel adalah bagian pertama dari working end , yang paling dekat dengan shank . !ermukaan dari instrumen terdiri dari ' sisi pemotong. Berlawanan dengan permukaan depan adalah bagian belakang dari instrumen. *aerah di antara bagian sisi depan dan belakang adalah sisi samping. Sisi pemotong dari instrumen adalah garis yang terbentuk dari konvergensi dari permukaan depan dan samping. Sudut yang terbentuk dari pertemuan permukaan depan dan samping disebut sudut internal. Sudut internal seragam di antara instrumen skeling berkisar antara C%% %. Bentuk dan kontur dari working end berbeda pada setiap tipe instrumen. :nstrumen yang digunakan pada terapi periodontal nonbedah meliputi prob periodontal, eksplorer, skeler sickle, kuret, dan file periodontal. !rob periodontal digunakan selama penilaian pasien untuk dilakukan perawatan dan mengevaluasi jaring periodonsium. !rob mempunyai bagian ujung yang panjang, tipis, dan membulat, dan terdapat tanda ukuran milimeter untuk mengukur struktur periodontal. !ada kenyataannya, prob bisa dalam bentuk bulat atau datar, dengan ujung yang tumpul. !anjang dan sudut dari prob sangat bermacammacam seperti tanda pengukuran yang terdapat pada setiap jenis prob. !eriodontal prob juga digunakan untuk mengukur kedalaman sulkus atau poket, untuk mengidentifikasi daerah pendarahan pada epitelium sulkular, untuk menentukan letak mucogingival junction, dan untuk mengukur gingiva berkeratin atau lesi oral. ;ksplorer mempunyai ujung yang tipis, fleksibel, dan bentuknya menyerupai kawat. ;ksplorer digunakan untuk mendeteksi lesi pada struktur gigi, mengevaluasi bentuk topografi dari permukaan gigi, menentukan apakah perlu pengangkatan deposit, menenentukan letak kalkulus subgingiva, dan mengevaluasi perawatan.
17
Skeler sickle didesain untuk mengangkat kalkulus supragingiva. Skeler sickle memiliki bagian segitiga pada sisi pemotong, memiliki ' sisi pemotong dan ujung yang runcing. Bagian belakang sickle adalah garis yang biasanya cukup tajam dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan lunak jika digunakan pada subgingiva. Skeler sickle mempunyai ' tipe yaitu dengan shank yang lurus melengkung. uret didesain untuk instrumentasi subgingiva tapi merupakan instrumen yang serbaguna. *apat digunakan juga untuk kalkulus supragingiva dan penghilangan stain, skeling yang baik, penghalusan saluran akar, dan kuret jaringan. arakteristik yang unik dari kuret adalah memiliki bagian pemotong yang agak membulat. Bentuk ini membuat bagian belakang dari kuret dapat digunakan pada instrumentasi subgingiva karena tidak akan melukai jaringan. ?niversal kuret memiliki ' bagian pemotong dan permukaan depan bersudut #% derajat dengan terminal shank. 9ile adalah instrumen khusus yang digunakan untuk menghancurkan dan melepaskan deposit kalkulus yang terdapat pada bagian yang dalam, poket periodontal yang mengerucut dimana instrumen dengan working end yang lebih panjang atau luas tidak dapat mencapainya. 9ile mempunyai sisi pemotong paralel yang banyak, umumnya 5, tersusun pada working end yang bersambungan dengan terminal shank. =orking end berbentuk oval atau segiempat berdasarkan sisi pemotong mana yang dipasang. =orking end yang banyak dengan beragam sudut dibutuhkan untuk 4 permukaan gigi. file dapat dengan mudah merusak permukaan akar karena desain yang berat dan klinisi harus menggunakan salah satu dengan tepat. :mprovisasi desain pada skeling ultrasonik telah mengurangi penggunaan file untuk kondisi yang tidak biasa. aca mulut mempunyai kegunaan yang beragam pada prosedur dental, termasuk penglihatan tidak langsung, pemantulan cahaya untuk menunjang penglihatan, dan retraksi dari bibir, pipi, dan lidah. aca mulut juga berguna untuk transiluminasi, memancarkan cahaya melalui sebuah struktur untuk memperjelas inspeksi, dimana hal ini berguna untuk mendeteksi kalkulus yang berada pada permukaan proksimal dari gigi anterior. linisi memegang kaca mulut pada tangan yang tidak bekerja, berlawanan dengan instrumen kerja. 2angan yang memegang kaca mulut distabilkan pada gigi pasien dengan tumpuan jari untuk mencegah terletaknya kaca pada gingiva atau jaringan lunak lainnya. &indari kontak kaca mulut dengan gigi ketika memasukkan atau memindahkan kaca dari mulut dengan cara memposisikan kaca paralel dengan permukaan oklusal. etika menarik bibir dan pipi, hindari tekanan pada sudut labial dengan menarik pipi menjauhi gigi. aca yang berembun bisa ditanggulangi dengan menempatkan kaca mulut terlebih dahulu pada suhu tubuh, kemudian memasukkan kembali ke dalam mulut. Posisi Pasien dan Dokter .igi
18
!rosedur periodontal sering memakan waktu lama. !osisi yang nyaman dari dokter gigi dan pasien dapat diatur dengan kelelahan fisik yang minimal dan derajat relaksasi sederhana berdampak pada kesuksesan perawatan periodontal. Bangku operator disesuaikan dengan tinggi lutut, sehingga kaki operator menapak datar pada lantai dengan paha kirakira paralel dengan lantai. Selama perawatan, berat tubuh didukung pada bangku dan kaki klinisi diletakkan minimal sejajar bahu untuk menjaga keseimbangan. !unggung dan leher lurus. ursi dental diposisikan sedemikian rupa sehingga kepala pasien berada pada siku operator agar bahu operator dapat bergerak dengan alami, posisi rele8, dan membantuk mencegah cedera leher dan bahu setelah bekerja. /perator harus menjaga posisi kepala tegak dengan tulang belakang dan menjaga jarak posisi operator minimal "4 inci dari muka pasien. !asien ditempatkan pada posisi miring atau tidur selama perawatan gigi. Bagian belakang dari kursi pasien diatur tidak lebih dari "%% dari lantai. aki pasien diangkat sampai sejajar dengan kepala. Selama perawatan, operator memerintah pasien untuk membelokkan kepala mendekati atau menjauhi operator untuk memusatkan daerah perawatan pada lampu dental. +ebih penting lagi, posisi ini menjaga pernafasan pasien selama prosedur dental. !osisi kepala pasien diatur agak naik atau turun untuk lengkungan rahang yang diperlukan. ?ntuk instrumentasi gigi rahang atas, pasien diminta untuk mengangkat dagu ke atas sehingga dataran oklusan mendekati tegak lurus terhadap lantai. ?ntuk gigi rahang bawah, pasien diminta untuk menunduk atau operator dapat menaikkan sedikit sandaran kepala sehingga permukaan oklusal sejajar dengan lantai. Arah dari lampu dental berbeda pada setiap lengkung rahang. Awalnya, lampu diarahkan pada daerah leher pasien dan kemudian lampu diputar perlahan di atas rongga mulut D 45 % dengan lantai untuk lengkung rahang atas dan #% % terhadap lantai untuk menyinari lengkung rahang bawah. 0igi geligi dibagai beberapa se8tant untuk mengatur dan untuk menegakkan penilaian, perawatan, dan evaluasi secara efisien. Setiap se8tan mempunyai aspek fasial dan lingual. !osisi klinisi secara khusus, posisi kepala pasien, dan penempatan instrumen berbedabeda pada "' bagian ini. Prinsip/Prinsip Instrumentasi
!osisi operator yang menggunakan tangan kanan duduk antara jam #"' dari pasien, dan operator kidal duduk pada sisi yang berlawanan yaitu jam "'. 7ahang atas dan bawah masingmasing dibagi menjadi se8tant. •
7ahang atas (se8tant ")3 permukaan fasial se8tant " dan permukaan lingual se8tant , kepala pasien menjauhi operator dan menunduk. !osisi operator berada pada jam #"'. !ada permukaan fasial se8tant " dan permukaan fasial se8tant , kepala pasien mengarah operator dan dagu dinaikkan, posisi operator pada jam "% "'. !ada se8tant ' permukaan fasial dan lingual dibagi pada garis midline gigi menjadi dua yaitu daerah hijau dan biru. !ada daerah berwarna hijau, kepala pasien 19
•
menjauhi ke operator dengan kepala menunduk dan posisi operator pada jam #"". !ada daerah biru, kepala pasien mengarah ke operator dan dagu dinaikkan ke atas dan posisi operator pada jam """'. 7ahang bawah (se8tant 4$)3 pada permukaan fasial se8tant 4 dan permukaan lingual se8tant $, kepala pasien mengarah operator dan menunduk, posisi operator pada jam #"". !ada permukakan lingual se8tant 4 dan permukaan fasial se8tant $, kepala pasien menjauhi operator dan dagu dinaikkan, posisi operator pada jam # "%. !ada se8tant 5, permukaan fasial dan lingual dibagi pada garis midline gigi menjadi dua yaitu daerah hijau dan biru. !ada daerah hijau, kepala pasien menjauhi operator dan menunduk. !ada daerah biru, kepala pasien mengarah operator dan menunduk.
(odified pen grasp dilakukan pada kebanyakan prosedur nonbedah dimana jari telunjuk dan jempol memegang instrumen dan berada pada sisi yang berlawanan pada ujung handle yang mendekati shank& ari tengah diletakkan pada handle untuk memberikan stabilitas. ari manis tidak memberikan fungsi pada genggaman tapi memberikan dukungan saat prosedur. eempat jari saling bersentuhan agar tangan bekerja dalam kesatuan selama instrumentasi. 0enggaman ini memberikan kontrol maksimum pada instrument, memudahkan pergerakan instrumentasi, meningkatkan sensitivitas sentuhan, dan menurunkan kepenatan operator. !ada prosedur skeling, jari manis berperan sebagai tumpuan untuk instrumen dan sebagai sandaran jari, berfungsi untuk menstabilisasikan tangan. !ada prosedur periodontal, instrumen digerakkan untuk mencongkel deposit dari permukaan gigi. +okasi ideal sebagai tumpuan yaitu pada gigi yang merupakan tumpuan intraoral. Stabilitas yang baik didapatkan pada tumpuan pada permukaan oklusal atau insisal gigi yang berdekatan dengan gigi yang dikerjakan, bisa pada rahang atau kuadran yang sama. &indari bertumpu pada gigi prostetik karena kurang aman dan dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada pasien. !osisi tangan untuk instrumentasi rahang atas disebut G palm up) dimana telapak tangan menghadap bidang oklusal, dan sebaliknya untuk rahang bawah disebut G palm downH. 2umpuan ekstraoral juga diperlukan pada beberapa keadaan seperti< terdapat gigi yang hilang atau goyang, 2*, keterbatasan membuka mulut. &indari menekan pada satu titik, untuk mengurangi tekanan pada jaringan lunak pasien gunakkan telapak atau punggung tangan. 2umpuan substitute dapat menjadi pilihan bila terdapat kesulitan dalam menemukan tumpuan intraoral. ari telunjuk dari tangan yang tidak memegang instrumen diletakkan pada daerah yang berdekatan dengan gigi yang dikerjakan, atau pada permukaan oklusal pada gigi sekitar.
20
6ontoh penggunaan working end instrumen yang tepat seperti pada gambar "4'C3 ujung instrumen ditunjuk ke sisi interproksimal dan terminal shank sejajar dengan sumbu gigi. Adaptasi merupakan hubungan working end pada permukaan gigi, didapatkan dengan cara menyesuaikan ujung instrumen pada berbagai kontur pada tiap permukaan gigi dengan memutar handle menggunakkan jempol dan jari telunjuk. 2ujuan utama adaptasi yaitu menjaga ujung instrumen tetap berkontak dengan permukaan selama pergerakan instrumen. Adaptasi ujung instrumen yang buruk dapat menyebabkan trauma dan terlewatnya pengambilan deposit dari permukaan akar. !engetahuan anatomi gigi dan akar sangat penting untuk mendapatkan adaptasi instrumen yang tepat. Angulasi merupakan hubungan antara permukaan ujung blade instrumen terhadap permukaan gigi. Sudut yang tepat instrumen selama pergerakan disebut working angulation, dengan sudut lebih dari 45 % dan kurang dari #% %. Sudut ideal untuk skeling yaitu %, root planning 45%%. Bila permukaan ujung blade sejajar dengan permukaan gigi, maka sudut instrumen % % yang disebut closed angulation, digunakan untuk gerakan eksploratorik untuk menemukan letak deposit kalkulus, dan juga untuk insersi inisial instrumen ke poket periodontal. Angulasi instrumen kurang dari 4% % tidak dapat menghilangkan deposit dan menyebabkan deposit menjadi halus sehingga sulit untuk diambil. *pen angulation yaitu sudut permukaan ujung blade yaitu #% % atau lebih terhadap permukaan gigi. Aktivasi merupakan pergerakan poros tangan pada tumpuan yang menciptakan gerakan instrumen. Aktivasi dilakukan dengan pergerakan pergelangan tangan yang berputar mulai dari jari tumpuan. emutar pergelangan tangan melibatkan gerakan lengan seperti membuka gagang pintu. 0erakan pergerakan tangan sama seperti melambaikan tangan atau melukis dengan kuas. Aktivasi tidak digunakan hanya dengan jari saja karena jari memiliki otot yang lebih kecil dan lemah, dengan pergerakan yang terbatas dan tidak melibatkan tumpuan. Selama aktivasi, tekanan yang dikeluarkan tidak terlalu kecil karena pengungkitan terganggu, namun bila tekanan terlalu tinggi dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada pasien dan kelelahan pada operator. 2ekanan yang digunakan selama aktivasi yaitu tekanan moderat, disesuaikan selama perawatan. Stroke adalah satu gerakan instrumen pada satu arah yang dilakukan sesuai dengan fungsi instrumen tersebut. Selama stroke gaya dialirkan dari sumbu tumpuan ke working end instrumen yang disebut dengan tekanan lateral. Stroke pendek dan kuat digunakan untuk memecahkan tepi deposit atau deposit kalkulus yang besar. Stroke yang lebih panjang dan pelan dilakukan pada pembuangan kalkulus yang lebih lunak atau stain. Stroke pada penghalusan akar menggunakkan lebih sedikit tekanan lateral untuk mengurangi jumlah struktur akar yang dibuang. 21
Stroke instrumen dibagi sesuai fungsinya menjadi stroke eksploratorik, skaling dan penghalusan akar. Stroke eksploratorik merupakan gerakan instrumen untuk mendeteksi deposit atau untuk mengidentifikasi struktur, menggunakan genggaman dan tekanan lateral yang ringan agar getaran dan stimuli taktil lainnya dapat dialirkan dari working end ke jari. Skaling merupakan pembuangan plak, kalkulus dan stain dari permukaan mahkota dan akar gigi. Arah dari stroke sesuai dengan sumbu panjang gigi. Araharah stroke yaitu vertikal, oblik, horiontal, dan sirkumferensial. Skaling memerlukan tekanan lateral yang besar biasanya menggunakan stroke vertical dan oblik. Stroke instrumen juga dapat disebut menarik, menekan dan walking stroke& Stroke dengan menarik yaitu menggerakkan instrumen ke arah korona menjauhi gingiva. Stroke mendorong digunakkan dengan menggerakkan instrumen ke apikal menuju gingiva, namun gerakan ini jarang digunakan dalam prosedur karena dapat menyebabkan luka pada jaringan lunak. 'alking stroke dilakukan dengan menggerakkan instrumen pada kedua arah (dorong dan tarik) dengan sedikit jarak antar stroke, biasanya dilakukan dengan prob periodontal dan eksplorer. Setiap stroke harus overlap dengan stroke sebelumnya untuk memastikan tidak ada permukaan gigi yang terlewat. :nsersi imstrumen merupakan elemen yang penting dari adaptasi. :nsersi yang tepat bertujuan untuk memastikan ujung instrumen mencapai bagian paling apikal dari sulkus atau poket periodontal. ?ntuk mencapai dasar poket, insersikan ujung instrumen lalu dorong ringan ke bawah poket sampai berkontak dengan jaringan lunak. Proses +on Beda Terapi Periodontal
/perator harus mengerti prinsip penggunaan instrumen sebagai langkah awal dalam melakukan terapi awal terapi periodontal. 2entukan daerah yang akan dirawat dan posisikan pasien dengan tepat. !eriksa kondisi periodontium pasien dari dental chart pasien atau dengan prob periodontal. Awali debridement subgingival dengan instrumen manual atau mekanik, lalu lakukan perawatan yang diperlukan pada tiap permukaan. ?ntuk memulai, gunakan stroke eksploratorik dengan eksplorer atau kuret untuk menemukan kalkulus yang tersisa. Bila ditemukan deposit, letakkan ujung kuret pada tepi terluar kalkulus, eratkan genggaman, tetapkan cutting edge pada sudut % dari permukaan, berikan tekanan yang sesuai pada tumpuan dan aktivasi stroke skeling untuk mengeluarkan deposit. 0erakan diulang dan overlap dari stroke awal ke stroke berikutnya hingga kalkulus residual, altered cementum, dan plak tidak ada lagi pada seluruh permukaan dengan menggunakan kuret spesifik dengan stroke penghalusan akar, angulasi yang dikurangi dan tekanan lateral yang lebih ringan. ;valuasi permukaan gigi diawali dari memeriksa kehalusan menggunakan eksplorer. :rigasi poket dan tekan jaringan selama "5% detik untuk menghentikan pendarahan. 22
+alu evaluasi respon jaringan, identifikasi apabila ada pendarahan berkelanjutan, epithelial tissue tag, perubahan warna. ;valuasi keberhasilan perawatan dilakukan setelah 4$ minggu prosedur untuk menyelesaikan masa pembengkakan dan memberikan waktu untuk penyembuhan. Powered (e,ani,al Instrumentation
*ua kelompok powered mechanical instrumen untuk debridement periodontal sesuai dengan frekuensi operasinya yaitu sonik dan ultrasonik. Skeler sonic menggunakkan frekuensi rendah yaitu %%%%%% k& digerakkan oleh tekanan udara dari dental unit. Skeler ultrasonik dapat dikategorikan menjadi magnetostrictive dan pieoelectric. Skeler ultrasonik magnetostrictive bergetar pada "%%%4'%%% k&, bergetar dengan pola elliptical atau orbital, dimana seluruh permukaan tip instrumen berperan dalam proses debridement. Skeler ultrasonik pieoelectric yang beroperasi pada '4%%% 45%%% k&, bergetar dengan pola linear yang berguna untuk aktivasi permukaan lateral tip instrumen. Skeler ultrasonik juga dapat digunakan secara manual dan otomatis. Air yang mengalir digunakan untuk mengurangi panas yang dihasilkan dari getaran tip instrumen dan berperan sebagai pembilas pada proses debridement. 2erdapat beberapa tip pada skeler sonik yaitu bentuk sickle untuk membuang deposit proksimal, tip universal untuk membuang kalkulus dan stain supragingiva, dan extendedlength periodontal tip untuk skeling subgingiva& 2ip pada skeler ultrasonik bervariasi dari diameter yang besar, tip universal lurus untuk pembuangan kalkulus supragingiva, dan diameter yang lebih tipis, kecil dan lurus, right atau left tip untuk pembuangan kalkulus subgingiva. ontraindikasi penggunaan powered instrumentation3 •
0igi yang mengalami demineralisasi, dapat menyebabkan pembuangan ekstensif struktur gigi dan hipersensitivitas
•
:mplan gigi (bisa dilakukan dengan tip khusus yang menghindari kerusakan permukaan implan)
•
!asien dengan alat pacu jantung
•
!asien dengan penyakit respiratory dapat intoleran terhadap aerosol yang dihasilkan selama powered instrumentation
•
!asien dengan penyakit infeksius
Polising
23
Biasanya polishing dilakukan pada permukaan mahkota gigi yang terekspos menggunakan soft rubber cup dan bahan abrasif setelah prosedur S!A. 2ujuan utama polishing yaitu untuk membuang stain ekstrinsik dan plak supragingiva. Beberapa efek samping polishing yaitu hilangnya struktur gigi akibat bahan abrasif. &indar melakukan polishing pada gigi dengan karies, dan gigi dengan restorasi yang dapat dengan mudah dirusak oleh bahan abrasif. Polishing dilakukan menggunakan handpiece dengan kecepatan rendah, dibawah '%%%% revolutions+minute untuk mengurangi abrasi. *istribusikan pasta abrasif pada permukaan gigi lalu gunakan rotating rubber cup secara sistematik, irigasi dan gunakan dental floss setelah prosedur untuk membuang sisa partikel abrasif pada sela gigi. %irpowder polishing atau $et polishing menggunakan sodium bikarbonat sebagai bahan abrasif untuk membuang plak dan stain ekstrinsik dengan abrasi mekanik. !ada gigi yang mengalami resesi gingiva, airpowder polishing tidak membuang struktur gigi sebanyak instrumen manual. ontraindikasi airpowder polishing yaitu pada pasien sodiumrestricted diet , pasien dengan penyakit respiratory, pasien yang memakai lensa kontak, restorasi komposit, dan enamel yang terdemineralisasi. &andpiece pada prosedur airpowder polishing dipegang dengan modified pen grasp, tidak harus dengan tumpuan karena tidak diperlukan tekanan selama stroke& arak antara tip instrumen dengan permukaan gigi sejauh 45mm, digerakkan dalam gerakan konstan yang memutar brushlike strokes& 2ip diarahkan dengan sudut #% % untuk permukaan oklusal, $% % untuk permukaan lingual dan fasial pada gigi anterior, dan %% pada permukaan lingual dan fasial gigi posterior. Instrumentation Sarpening
:nstrumen yang tajam merupakan hal yang fundamental dalam kesuksesan prosedur nonbedah. :nstrumen yang tajam dapat membuang kalkulus dengan jumlah stroke yang lebih sedikit, menciptakan permukaan akar yang lebih halus, meningkatkan sensitivitas taktil, memerlukan tekanan lateral yang lebih sedikit, meningkatkan kontrol saat melakukan stroke, dan mengurangi kelelahan operator. Sharpening dilakukan dengan membuang metal sepanjang permukaan lateral pijau dengan sharpening stone untuk menjadikan cutting edge kembali tajam. Sharpening yang paling sederhana, efisien dan terjangkau untuk alat skeling manual yaitu melalui menajamkannya secara manual dengan stone. Beberapa armamentarium untuk prosedur sharpening diantaranya flat stone, cylindrical atau conical stone, lubricant untuk stone, gaue steril untuk membersihkan debris dari working end setelah sharpening, magnifikasi untuk mengobservasi cutting edge, tes pada tangkai plastik untuk mengevaluasi ketajaman, dan sumber cahaya yang cukup, biasanya dengan dental lamp&
24
etajaman instrumen dapat dievaluasi dengan dua cara. 6ara pertama yaitu dengan mengamati working end dengan alat magnifikasi dan penerangan yang terang. :nstrumen yang tajam merefleksikan cahaya sepanjang cutting edge& 6ara yang lain untuk menguji ketajaman cutting edge yaitu dengan menggunakan working angulation pada akrilik atau tangkai plastik. :nstrumen yang tajam akan tertancap pada tekanan ringan. Beberapa macam stone untuk menajamkan instrumen diantaranya batu mineral seperti batu Arkansas, atau batu buatan seperti ruby dan ceramic stone& +ubrikasi dengan minyak diperlukan sebelum menajamkan instrumen dengan batu mineral untuk menghindari partiel metal tertancap ke permukaan. Sedangkan pada batu artifisial, lubrikasi dilakukan dengan air untuk mengurangi panas friksional yang dapat mengubah metal dari instrumen. Sharpening stone memiliki beberapa tingkat abrasif. Fine stone lebih baik untuk sharpening karena metal yang dibuang lebih sedikit selama proses penajaman. (edium grit stone digunakan hanya untuk merekontur instrumen.
25