Arsitektur Neoklasik – Paris Opera Arti kata Neoklasik dalam Kamus Besar Indonesia adalah : Neo : Yang baru atau diperbaharui. Klasik mengandung beberapa arti antara lain :
Nilai atau mutu yg diakui dan menjadi tolak ukur kesempurnaan yg abadi; tertinggi.
Bersifat seperti seni klasik, yaitu sederhana, serasi, dan tidak berlebihan.
Termasyhur karena bersejarah.
Tradisional dan indah.
Karya sastra yg bernilai tinggi serta langgeng dan sering dijadikan tolak ukur atau karya susastra zaman kuno yang bernilai kekal. Neoklasik : Hubungan dengan (mengenai) penghidupan kembali atau penyesuaian
dengan yang baru hal-hal yang klasik (terutama dalam kesusastraan, musik, kesenian, dan arsitektur). Arsitektur Neoklasik lahir antara lain karena ditemukannya kembali peninggalan arsit arsitekt ektur ur Yunani Yunani dan Romawi Romawi,, serta serta adanya adanya peruba perubahan han polit politik ik antara antara lain lain revolu revolusi si Perancis (1789) dan Amerika (1776) menciptakan republik, dengan anggapan mengambil seni yang diasosiasikan dengan seni Yunani (demokrasi) dan Romawi (republik). Pada abad ke-18 orang (terutama yang senang benda antik dan arsitek) banyak tertarik untuk mengadakan perjalanan dan penggalian situs-situs lama, terutama Yunani. Di antaranya: Orang Inggris: James Stuart dan Nicholas Revett yang menghabiskan masa 3 tahun di Yunani, membuat gambar-gambar akurat dari peninggalan gedung lama Yunani (ant (antar araa lain lain memp mempre rese sent ntas asik ikan an order order Doric Doric di Parth Parthen enon on deng dengan an rinc rincii – 1762) 1762) Orang Jerman: Johann Winckelmann yang menemukan kembali kota Pompeii.
Banyaknya penemuan tersebut membuat arsitektur Neoklasik dapat menciptakan karya yang lebih mendekati/mirip arsitektur klasik (Yunani dan Romawi) daripada arsitektur Renaissans. Kecenderungan pada gaya Yunani atau gaya Romawi atau bisa disebut juga Battle of the Styles. Ciri-ciri arsitektur Neoklasik antara lain : •
Garis-garis bersih, elegan, penampilan yang rapi (uncluttered)
•
Simetris
•
Kolom-kolom yang berdiri bebas / tiang menjulang sampai atap bangunan
•
Pedimen segitiga dan atap terkadang berkubah Prototipe yang umumnya dicontoh adalah arsitektur kuil. Hal ini dikarenakan arsitektur kuil dianggap sebagai bentuk paling murni dari arsitektur klasik. Kolom pada kuil benar-benar berfungsi untuk menopang bangunan (bukan dekorasi).
Jadi dapat disimpulkan pada Arsitektur Neoklasik, fungsi dari kolom benar-benar menopang, bukan hanya dekorasi atau kolom yang berdiri bebas dan menopang entablatur. Garis atap umumnya datar dan horisontal, jarang ada menara dengan fasade yang
cenderung
panjang dan datar akibat dari efek dari kolom yang berjajar. Proporsi klasik
pada
eksterior
sangat
penting dimana pintu dan jendela tidak mengurangi kesempurnaan
nilai-nilai arsitektur klasik meskipun diletakkan di belakang kolom-kolom depan. Pintu dan jendela tidak menjadi elemen skluptural. Di Perancis dan Italia tradisi taman formal berdasar pada pola-pola geometris dipertahankan, sedangkan di Inggris taman lebih luwes atau lebih meniru alam (membuat alam dengan skala lebih kecil). Terdapat dua gaya bangunan yang
terkenal
pada
periode
Arsitektur Neoklasik ini, yaitu Gaya Georgia (Inggris Raya) dan Gaya Federal (Republik Amerika Serikat). Gaya Georgia berkembang di Inggris,
1715
dipengaruhi
oleh
–
1820
gaya
dan
arsitektur
Palladia. Gaya ini banyak terlihat pada penataan kota/kawasan. Sedangkan Gaya Federal berkembang di Amerika Serikat (1780 – 1820). Dengan fitur tipikal interior yang berbentuk oval, tangga melingkar yang berdiri bebas, portico yang di’bingkai’ oleh kolom-kolom, profil kayu yang kecil, dan proposi yang ‘langsing’ (slender). Kaitan Eklektisme dengan Neoklasik Eklektik
: yaitu memilih yang baik dari yang sudah ada sebelumnya.
Arsitektur Eklektik
: aliran memilih , memadukan unsur-unsur atau gaya dalam bentuk tersendiri.
Eclectismus
: suatu semangat menjiplak serba campur aduk dari semua unsur saja yang kebetulan disukai, tanpa refleksi , tanpa prinsip, selera liar.
Pada akhir jaman klasik timbul kejenuhan terhadap bentuk, konsep dan norma arsitektur klasik yang sudah merajai dunia arsitektur sejak ribuan tahun sebelumnya. Pada masa itu berkembanglah pola pikir eklektik yang kemudian menyebar ke seluruh dunia melalui penjelajahan dan penaklukan oleh Bangsa Eropa ke seluruh penjuru dunia pada
masa colonial dan pasca colonial Eklektik artinya memilih terbaik dari yang sudah ada sebelumnya. Arsitektur Eklektisme adalah aliran memilih, memadukan unsur-unsur atau gaya ke dalam bentuk tersendiri. Arsitek, pemilik bangunan atau keduanya bersama memilih secara bebas, gaya-gaya atau bentuk-bentuk paling cocok dan pantas menurut selera dan status sosio-ekonomi mereka. Berdasarkan arti katanya sesungguhnya eklektisme sudah sejak Renaisanse dimana elemen Romawi digabung dengan unsur lain dan Romawi mengambil bentuk Yunani digabung dengan unsur lain. Dari segi sejarah cirri pengulangan bentuk lama sering disebut : Post Renaisan, Neo Klasik, dan Kolonial Arsitektur modern perkembangnnya dimulai dengan Eklektisme, selain karena kejenuhan pola klasik lama juga karena semakin banyak pilihan untuk digabungkan atau diulang tetapi da-lam pola, konsep, bentuk baru. Pada abad XIX bentuk, langgam, konstruksi dan bahan-bahan bangunan dalam arsitektur semakin berkembang bervariasi sehingga pilihan pun semakin banyak. Dalam sejarah perkembangan arsitektur, istilah Eklektisme dipakai untuk menandai ge-jala pemilihan atau pencampuran gaya-gaya pada abad XIX masa berakhirnya Klasikisme, masa awal Modernisme dan bukan pencampuran maupun perkembangan pada masa sebelumnya. Eklektisme menandai perkembangan arsitektur abad XIX, dengan ketidakpastian langgam. Pencampuran bentuk menghasilkan langgam tersendiri, memperlihatkan adanya pola pikir akademis, tetapi dalam bentuk yang masih konservatif. Fungsi bangunan disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan yang lebih banyak dibandingkan dengan masa sebelumnya, seperti adanya balai kota; opera; pavilliun; museum; dan lain-lainnya. Arsitektur Eklektikisme pada awal abad XIX mengandung rasa sentimen dan nostalgia pada keindahan langgam masa lampau. Mengulang keindahan unsur-unsur klasik dan dipadukan atau diterapkan secara utuh. Pengulangan kembali secara utuh terkadanga dapat dikatakan Neo-Klasik. Faktor- Faktor Penyebab Timbulnya Eklektisme 1. Masyarakat sedang cenderung mengalami kejayaan, ratio ekonomi dan imperialisme kaum lapisan tengah, yang disebut sebagai kaum borjuis.
2. Adanya mental penjiplak yang menimbulkan dualisme yang tragis bila mengingat bahwa manusia barat kreatif. Dualisme antara statika bahkan kemacetan cipta karya arsitektur dengan dinamika serta sukses luar biasa dari alam dan teknologi. 3. Ketidaktenteraman ini pada pergantian abad XIX -XX mencari obat dan gerakan gaya yang disebut art noveau . 4. Tugas arsitek terlanjur disempitkan menjadi ahli dekorasi, akhirnya karya-karya arsitektur menjadi tidak berkembang, tidak dihasilkan k arya-karya lain tidak monoton. Sejarah Arsitektur Neoklasik
Pada tahun 1563, arsitek Renaissance Giacomo da Vignola membeberkan prinsip arsitektur klasik di sebuah risalah berjudul The Five Orders of Architecture. Beberapa tahun kemudian, arsitek Renaissance lainnya, Andrea Palladio, menggambarkan pendekatan miliknya sendiri untuk arsitektur Klasik di The Four Books of Architecture. Buku – buku ini secara luas diterjemahkan dan
menginspirasi pembangun di
seluruh Eropa barat. Pada tahun 1700, arsitek Eropa berpaling dari gaya rumit Baroque dan Rococo lebih memilih pendekatan neoklasik terkendali. Pada akhir 1700-an dan awal 1800-an, Amerika Serikat yang baru terbentuk juga menggunakan gaya – gaya klasik untuk membangun gedung pemerintahan yang megah dan rumah pribadi dengan ukuran lebih kecil. Bangunan neoklasik yang terkenal di AS : The US Capitol, White House, Jefferson Monticello, Gedung Mahkamah Agung AS. Contoh Bangunan dan Ciri Bangunan Eklektik dan Neoklasik (Opera de Paris) •
Opera de Paris (1861-1874); Jean Louis Charles Garnier Banyak dipengaruhi oleh prinsip Beaux Arts, khususnya dalam pengambilan unsur-unsur
Renaisans
dan
Terlihat pada ornamen dan
Barok. bentuk
dekorasi yang bermodel klasik Barok hampir
memenuhi
semua
bagian
bangunan; juga pada denahnya yang simetris diperkuat oleh sumbu-sumbu apabila ditarik garis diantara ruang-ruangnya. Opera de Paris Garnier (Palais Garnier) dirancang oleh Charles Garnier untuk Kaisar Napoleon III. Bangunan bergaya renaisance barok tersebut merupakan simbol penting abad ke-19 pada Kekaisaran Kedua Perancis pada saat dilakukannya penataan kota Paris yang dikerjakan oleh Baron Haussmann. Opera Garnier terletak di distrik 9 di atas “Avenue de l’Opéra”.
Palais Garnier dibangun pada tahun 1862. Tempat ini
sekarang banyak digunakan untuk pertunjukan balet. Opera de Paris Garnier merupakan salah satu teater terbesar di dunia dengan kapasitas tempat duduk sekitar 2.200. Bangunan opera tersebut berukuran panjang 172 m, lebar 125 m dan tinggi 73,6 m. Setelah peresmiannya pada tahun 1875, gedung opera ini diberi nama Académie Nationale de Musique - Théâtre de l'Opéra nama ini terus bertahan sampai 1978 ketika bangunan ini diberi nama ulang Théâtre National de l'Opéra de Paris. Namun pada tahun 1989 bangunan theater ini diberi nama Palais Garnier, walaupun masih banyak yang menyebut nama aslinya sebagai the Académie Nationale de Musique. atau juga banyak yang
menyebutnya
Paris
Opéra
sampai
sekarang
ini.
Awal Mula Pembangunan Opera Garnier
Para bangsawan dan masyarakat kelas menengah dan atas sebelumnya hanya mengunjungi Opera House "rue Le Pelletier". Namun pada tanggal 14 Januari 1858, Kaisar Napoleon III selamat dari upaya pembunuhan di Opera House ini. Kemudian Kaisar memutuskan untuk membangun Gedung Opera baru yang dapat menyatukan semua kalangan elit sosial di Paris. Proyek ini di umumkan kepada masyarakat pada tanggal 29 September 1860. Pada tahun yang sama, Haussmann memutuskan untuk mengadakan sebuah kompetisi untuk memilih arsitek yang akan membangun gedung Opera yang baru. Pada tanggal 30 May 1861, seorang arsitek yang berumur 36 tahun yang bernama Charles Garnier memenangkan kompetisi tersebut dan secara resmi diumumkan akan menjadi arsitek dalam pembangunan sebuah gedung Opera yang
bergengsi
dengan
anggaran
awal
dua
puluh
sembilan
juta
Franc.
Pembangunan Opera Garnier
Chares Garnier mengajak Louis-Victor Louvet dan beberapa teman arsitek lainnya (termasuk 73 pematung dan 14 pelukis) untuk membantu mengerjakan proyek barunya. Haussmann memilih sendiri lokasi dari gedung itu dan memiliki bentuk tersendiri serta dimaksudkan untuk dikelilingi blok-blok gedung apartment yang tinggi
Proyek ini resmi dimulai tahun 1862 dan untuk memberikan efek kejutan pada bagian depan gedung opera, pengerjaannya disembunyikan dengan perancah dan dinding kaca. Agar sesuai dengan Haussmann, Charles Garnier mengawasi rincian konstruksi dan bangunannya sesuai dengan simetri yang sangat teliti. Sang arsitek bahkan berencana untuk mengadakan listrik di Opera House. Pembangunan Opera House mengalami penundaan dan terputus beberapa kali, terutama saat pembangunan dari “Hôtel-Dieu”, selama perang melawan Prussia, dan pada saat jatuhnya kekaisaran dan juga selama "Commune". Krisis ekonomi hampir menghentikan pembangunan Opera House sampai pada tanggal 28 Oktober 1873 saat Opera House "rue Le Peletier" mengalami kebakaran.
Selanjutnya, Napoleon III meminta Haussmann untuk membuat sebuah jalan (sekarang bernama "Avenue de l’Opéra") yang menghubungkan "Palais des Tuileries" ke Opera House yang baru, untuk mencegah terjadinya usaha pembunuhan terhadap kaisar. Walaupun "Avenue de l’Opéra" tidak memiliki peran dalam rencana penataan kota Haussmann, tapi ia membuat hasil karya Garnier menjadi sangat terkenal. "Avenue de l’Opéra" selesai dibuat pada tahun 1879 dan banyak gedung - gedung mewah dibangun disana.
Sebuah Opera Baru
Bagian depan gedung diresmikan pertama kalinya selama Pameran Dunia tahun 1867, sebelum pembangunan gedung opera seluruhnya selesai. Bagian depan melengkapi perspektif terhadap "Avenue de l’Opéra" dan menunjukkan sebuah gaya arsitektur baru yang disebut eklektisme dan beberapa orang menyebutnya "gaya Napoleon III". Bagian depan dihias dengan karangan bunga, lukisan, topeng, relief bas dan patung-patung alegoris. Garnier menginginkan bagian depan Opera dapat menawarkan sebuah pertunjukkan
nyata
bagi
orang
-
orang
yang
lewat.
Pada tanggal 15 January 1875, Opera Garnier diresmikan dihadapan Presiden Perancis Patrice de Mac-Mahon, Walikota London, Master burg dari Amsterdam, Keluarga kerajaan Spanyol dan sekitar dua ribu tamu lainnya. Charles Garnier harus membayar tempat duduknya pada peresmian hasil karyanya sendiri. Sebuah monumen kecil
didirikan
pada tahun 1903 di bawah
"Rotonde de l'Empereur" untuk
menghormatinya. Pembangunan gedung Opera House yang baru mencapai tiga puluh enam juta Franc dan sangat dihargai oleh penduduk Paris yang kaya. Napoleon III meninggal pada tahun 1873 dan dengan demikian tidak pernah bisa menyaksikannya.
Opera Garnier menggabungkan beberapa periode arsitektur tapi gaya Baroque paling menonjol. Bahan berbeda digunakan seperti : batu, marmer, besi. Berbagai macam warna digunakan sehingga berbenturan dengan gaya urbanisme monokromatic dari Haussmann.
Auditorium yang berbentuk tapal kuda adalah jantung dari Opera Garnier. Bagian ini lebarnya hampir tiga puluh meter, dalamnya tiga puluh dua meter dan tingginya dua puluh meter. Seperti halnya "teater Italia" Opera House sangat
Auditorium Concert Hall
elegan dan mewah dihiasi dengan warna merah dan emas. Auditorium ini bisa menampung lebih dari seribu sembilan ratus buah kursi beludru merah, lima tingkat yang berbeda dan ada banyak kotak dan balkon. Langit-langit kubahnya dicat oleh Marc Chagall
pada
tahun
1964.
Kristal besar berkilau menambah keindahan auditorium ini. Beratnya sekitar tujuh sampai delapan ton dan sejak 1881 dihidupkan dengan tenaga listrik. Pada awal abad kedua
puluh,
lampu-lampunya
biasanya
terus
dinyalakan
selama
pertunjukan.
Panggungnya seluas 1350 meter dan bisa menerima sampai empat ratus seniman.
Selama intervals, para penonton dari semua kelas sosial bisa bertemu dan berjalan di dalam foyer (seperti Grand Foyer or the Foyer des Mosaïques), yang merupakan
tempat
yang
ramah
dan
memiliki dekorasi yang sangat mewah Grand Foyer
diperuntukkan sebagai area istirahat bagi
para penonton selama interval opera atau konser. Kubahnya dihiasi oleh mozaik berwarna – warni dengan background emas. Grand Foyer ini baru direnovasi lagi tahun 2004, dan pada awalnya Garnier bermaksud mendesain ini mirip dengan gallery dari istana klasik Langit – langit di Grand Foyer dilukis oleh Paul Baudry dan menceritakan mengenai sejarah musik Di Opera Garnier juga terdapat sebuah tangga bernama
”Grand
Staircase”
yang
sangat
besar
berukuran tiga puluh meter dengan tiga puluh dua anak tangga. Ini merupakan hasil karya yang sangat luar biasa yang terbuat dari marmer, onyx, dan tembaga. Bagian ini juga dihiasi dengan banyak Grand Staircase
lukisan, mosaik, dan ornamen-ornamen emas yang
sangat indah dan halus. Dua tangga ini lalu bercabang menuju serambi/foyer dan auditorium. Empat bagian dari lukisan di langit – langitnya menggambarkan beragam kiasan dari musik. Sedangkan pada kaki tangga, ada dua patung tembaga yang menggambarkan wanita membawa lampu lilin, menambah kesan antik gedung ini. Perpustakaan museum yang terletak di "Rotonde de l'Empereur", mengkoleksi sejumlah barang dan buku yang menghubungkan masa lalu dari Opera Garnier selama sekitar tiga abad. Ada lebih dari 80000 skor dan buku serta sekitar 25000 sketsa, kostum dan pemandangan.
Patung Pembawa Torch di Kaki Tangga