Mata Kuliah Keperawatan Jiwa Pengkajian – Perencanaan Perencanaan Psikososial (R ole P lay lay ) POLTEKKES KEMENKES RI BANDUNG Jurusan Keperawatan Bandung
Peran Anggota Kelompok :
1.
Arief Ramadhan
(CI)
2.
Dea Putri Amalia
(Perawat)
3.
Feny Kushandayani
(Pasien)
Tingkat : III C Durasi : 20 menit Kasus
Nn S, 18 tahun, pendidikan pendidikan kelas III SMA, suku sunda, sunda, beragama islam, bertempat tinggal di jalan pluit jakarta. Saat liburan semester pergi jalan-jalan ke tangkuban perahu. Ditengah jalan mobil yang di t umpanginnya tabrakandan Nn S lengan kirinya fraktur (terputus) sekitar di bawah siku. Dalam keadaan pingsan oleh polisi dan guru SMA nya Nn S dibawa ke RSHS dan langsung di operasi. Dua hari setelah operasi Nn S sudah sadar dan ket ika hendak menggaruk tanggan nya yang terasa gatal Nn S meraba tangan kirinya dan seketi ka itu Nn S menjerit karena melihat tangan kirinya sudah di amputasi. Nn S menjerit dengan berkata “kemana tanganku, aku tidak mau kehilangan tanganku, tan ganku, mengapa initerjadi, semuanya jahat, Tuhan tidak sayang padaku... mendengar jeritan Nn S perawat datang menenangkan dan merawatnya.
Keesokan harinya Nn.S sudah tenang, namun tampak sedih dan sering merunduk, saat perawat menghampiri dan melakukan pengkajian Nn S berkata “tubuh saya tidak sempurna lagi suster, saya sudah tidak berguna lagi karena sudah tak sempurna sebagai wanita, saya sudah cacat. Saya khawatir tidak ada laki-laki yang mau menikahi saya suster. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital di dapatkan TD 120/80 mmHg, Nadi 76x/menit, Pernafasan 20x/menit. Daerah luka operasi tampak bersih dan kering.
1
Naskah : Kejadian di Rumah Sakit
Santi
: “Kemana tanganku aku tidak mau kehilangan tanganku, mengapa ini terjadi, semuanya jahat, tuhan tidak sayang padaku”
(perawat datang) Perawat
: “Santi tenang...”
Santi
: “Kembalikan tanganku, tuhan tidak sayang padaku”
Perawat
: “ehm... jadi santi belum bisa menerima kehilangan tangannya?”
Santi
: “Iya...”
Perawat
: “Saya mengerti, tidak mudah untuk menerima semua ini, tapi insyaAllah ini yang terbaik. Tuhan sayang...
Fase pra-interaksi
Perawat
: “Assalamualaikum, Pak”
CI
: “Waa’alaikumsallam dek, silakan duduk ”
Perawat
: “terimakasih pak ”
CI
: “Ada yang bisa saya bantu?”
Perawat
: “Perkenalkan Pak Saya Dea Putri Amalia, Saya mahasiswi tingkat 3 dari Poltekkes Bandung Jurusan Keperawatan. Hari ini saya akan melakukan pengkajian kepada Santi, tujuannya untuk mengetahui kondisi psikologis Santi terhadap penyakit yang diderinya. Tindakan yang akan saya lakukan yaitu anamnesa dan pemeriksaan fisik
head to toe.
Harapan Saya Santi mampu bekerjasama dan
mampu menjawab dengan jujur. Kelebihan Saya, Saya sudah berlatih komunikasi terapeutik bersama teman-teman Saya dan mempelajari SOP pengkajian psikososial. Namun kekurangan saya dan terkadang saya lupa akan SOP, untuk menguranginya Saya terus berlatih dan mempelajari kembali SOP. Perasaan Saya saat ini sangat senang karena bisa bertemu dengan Santi, namun ada perasaan gugup juga karena Santi masih dalam tahap denail. Untuk mengatasi perasaan gugup Saya, Saya menarik nafas dalam agar Saya menjadi lebih tenang. Saya akan melakukan pengkajiannya
2
selama kurang lebih 15 menit mulai dari pukul 9 hingga 9.15, tempatnya di kamar pasien, dan posisinya saya akan duduk di kursi dan pasien posisi berbaring di tempat tidurnya.” CI
: “Bagus kalau begitu, Saya lihat tadi Santi sedang dalam kondisi tenang”
Perawat
: “Baik kalau begitu pak , terima kasih”
CI
: “Sama-sama. Lalu apa Ade melakukan persiapan untuk pengkajian?”
Perawat
: “Disini Saya sudah menyiapkan alat-alat pemeriksaan fisik pak seperti spygmomanometer, stetoscop, thermometer dan alat tulis”
CI
: “Baik, silahkan Anda lakukan. Semoga berjalan dengan lancar” b
Perawat
:
“Baik
terimakasih
Pak,
kalau
begitu
saya
permisi.
Assalamu’alaikum” CI
: “Sama-sama, Waa’alaikumsalam”
Fase orientasi
Perawat
: “Assalamu’alaikum”
Santi
: “Waa’alaikumsalam…”
Perawat
: “Santi masih ingat dengan saya?”
Santi
: “Suster dea kan?”
Perawat
: “Iya betul santi, boleh saya duduk?”
Santi
: “Silahkan Sus”
Perawat
: “Santi (sambil tersenyum) seperti kesepakatan kita kemarin saya yang akan merawat Santi dari pukul 2 hingga pukul 9 malam nanti. Santi senangnya dipanggil apa?”
Santi
: “Santi aja, Sus”
Perawat
: “Baik, Santi kegiatan apa saja yang sudah Santi lakukan dari pagi sampai sebelum bertemu dengan Saya?”
Santi
: “Tadi hanya ada suster yang memberi Saya obat”
Perawat
: “Oh iya, jadi obatnya sudah di minum?”
Santi
: “Sudah sus”
3
Perawat
: “Bagaimana perasaannya setelah minum obat?”
Santi
: “saya merasa lebih tenang sus”
Perawat
: “Oh begitu ya baik kalau begitu. Santi, Suster akan memberikan melakukan pemeriksaan fisik dan juga menanyakan beberapa pertanyaan mengenai kesehatan Santi. Suster harap Santi dapat bekerja sama dengan memberikan informasi kesehatan Santi dengan jujur dan bila ada yang harus dirahasiakan Suster akan merahasiakannya, kecuali jika ada hal yang harus dikonsultasikan oleh dokter atau tim kesehatan lainnya.Waktu yang diperlukan kurang lebih 15 menit dari pukul 14.30 sampai 14.45, tempatnya di sini di kamar Santi, Apa Santi bersedia?”
Santi
: “Bersedia Sus”
Perawat
: “K alau begitu, Apa posisi Santi sudah nyaman?”
Santi
: “Sudah Sus”
Perawat
: “Baik kalau begitu, kita lanjutkan ya”
Santi
: “Baik, Sus”
Fase Kerja SP1 Identitas, Keluhan Utama, dan Predisposisi
Perawat
: “Baik kalau begitu, saya akan menanyakan beberapa pertanyaan mengenai identitas Santi dan juga identitas orang yang menjadi penanggung jawab santi, kalau boleh tau siapa penanggung jawab Santi selama di rawat di RS?”
Santi
: “Ayah, tapi ayah lagi keluar dulu Sus”
Perawat
: “Oh baik kalau begitu, Saya akan menanyakan identitas Santi terlebih dahulu”
Santi
: “Baik Sus”
(Perawat menanyakan identitas klien) (Ayah Santi datang) Ayah Santi
: “Assalamualaikum”
Perawat
: “Waa’alaikumsalam”
Ayah Santi
: “Ehh...ada Suster”
4
Perawat
: “Iya Pak Saya sedang menanyakan beberapa pertanyaan mengenai kesehatan Santi, nanti santi juga akan dilakukan pemeriksaan fisik”
Ayah Santi
: “Oh..silahkan...silahkan”
Perawat
: “Saya perlu beberpa catatan mengenai identitas penanggung jawab Santi, mohon maaf apa bapak Ayahnya Santi?”
Ayah Santi
: “Iya Sus saya ayahnya dan saya juga penagguang jawabnya”
Perawat
: “kalau begitu saya butuh data dari bapak ”
Ayah Santi
: “Iya Sus”
(Perawat menanyakan identitas penanggung jawab pasien) Ayah Santi
: “Sus Saya permisi ada urusan ke kantor, nanti bibinya santi akan kemari untuk menemani Santi”
Perawat
: “Oh baik Pak”
Ayah Santi
: “Santi ayah pergi dulu ya”
Santi
: “Iya Yah hati-hati”
(ayah santi pergi) Perawat
: “Apa yang paling Santi keluhkan sekarang?”
Santi
: “Tangan saya sudah tidak ada Sus, tubuh saya sudah tidak sempurna lagi suster, saya sudah tidak berguna lagi karena sudah tidak sempurna sebagai wanita, saya sudah cacat. Saya khawatir tidak ada laki-laki yang mau menikahi Saya suster ”
Perawat
: “Oh begitu, Santi jika suster berada diposisi yang sama seperti Santi, mungkin suster juga akan sedih seperti santi, namun kalau berlarut-larut tentunya akan mengganggu aktifitas dan kondisi santi, insyaAllah ada solusinya, jadi tidak usah khawatir tuhan pasti memberikan khikmah dibalik ini semua. Apa sebelumnya Santi pernah memiliki riwayat penyakit sebelum sekarang?”
Santi
: “Tidak Sus”
Perawat
: “Oh ya, apa Santi pernah merokok atau menggunakan obatobatan?”
Santi
: “Tidak Sus”
5
Perawat
: “Situasi kehidupan seperti apa yang sering membuat Santi sedih, tidak tenang, tidak nyaman?”
Santi
: “Sebelumnya tidak ada Sus, Saya bisa mengatasi hal -hal tersebut tapi semenjak saya diamputasi, saya stress”
Perawat
: “Biasanya apa yang Santi lakukan untuk mengatasi stress itu?”
Santi
: “Saya stress jika banyak tugas tapi Saya mengatasinya dengan cara belajar bersama dengan teman-teman. Mereka selalu selalu menemani jika Saya sedih, tapi sekarang saya tidak punya tangan saya khawtir teman-teman Saya tidak mau berteman lagi”
Perawat
: “Oh begitu, jadi santi yakin teman-teman santi tidak mau berteman dengan santi lagi?”
Santi
: “Tidak juga sih”
Perawat
: “Nah... jika teman-teman Santi sebelumnya selalu ada jika Santi sedih sekarang juga sepertinya begitu, nanti coba hubungi temanteman Santi ya untuk berkunjung kesini, mereka juga pasti senang bertemu Santi”
Santi
: “Iya Sus”
Perawat
: “Apa sebelumnya Santi pernah terjatuh atau mengalami kecelakaan?”
Santi
: “Tidak Sus baru kali ini saja Saya mengalami kecelakaan”
Perawat
: “Bagus, apa Santi pernah mengalami kehilangan orang yang Santi sayangi?”
Santi
: “Pernah Sus Ibu saya sudah meninggal saat Saya SD”
Perawat
: “Bagaimana perasaan Santi atas kehilanga tersebut?”
Santi
: “Sedih Sus, tapi kar ena saat itu Saya belum terlalu mengerti, sekarang Santi bahagia karena Ayah selalu ada untuk Santi”
Perawat
: “Syukur lah kalau begitu, apa Santi pernah merasa gagal dalam hidup?”
Santi
: “Saat Santi tidakbisa menjadi juara kelas santi merasa gagal karena tidak bisa membanggakan kedua orangtua Santi, tapi ayah selalu memberi semangat dan membuat santi bangkit kembali”
6
Perawat
: “Ayah santi ayah yang baik ya selalu ada utuk Santi”
Santi
: “Iya Sus, walaupun ayah sibuk bekerja tapi ayah selalu ada”
Perawat
: “Apa Santi punya penyakit keturunan seperti asma, jantung, atau tekanan darah tinggi?”
Santi
: “Punya Sus, Saya punya Asma keturunan dari Ibu dan nenek”
Perawat
: “Sekarang saya mau tanya, nenek Santi berapa bersaudara”
(Perawat menanyakan genogram) SP 2 Pemeriksaan Fisik
Perawat
:
“Baik
kalau
begitu
sekarang
Suster
akan
melakuakan
pemeriksaan fisik pada Santi” Santi
: “Baik Sus”
(Perawat melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan kebiasaan sehari-hari) SP 3 Status Mental dan Emosi
(CI lewat dari kamar Santi) Perawat
: “Santi tadi lihat tidak ad yang lewat di depan kamar?”
Santi
: “Iya tahu sus”
Perawat
: “Coba tadi siapa yang lewat barusan?”
Santi
: “perawat laki-laki”
Perawat
: “betul, Santi tahu sekarang sedang dimana?
Santi
: “di dalam kamar, seperti di rumah sakit”
Perawat
: “Santi jam berapa tadi makan?
Santi
: “ tadi jam 08.00
Perawat
: ”Habis tidak?”
Santi
: “habis sus”
Perawat
: “Pintar ya. Kalau kemaren Santi ditunggu oleh siapa?”
Santi
: “Tante saya, soalnya Ayah Santi kerja”
Perawat
: “Apa Santi ingat waktu Santi ulang tahun ke 15 perayaannya seperti apa?”
Santi
: “Tahu Sus, Santi dirayain sama keluarga, kita makn bareng di rumah nenek”
Perwat
: “Apakah Santi tahu penyakit apa yang sedang Santi alami?”
7
Santi
: “yang saya tahu saya dibawa kesini karena tangan saya sudah tidak ada dan saya merasa kesal sus”
Perawat
: “Merasa kesal? Apa yang santi kesalkan?
Santi
: “Karena tangan saya sudah tidak ada sus”
Perawat
: “Santi insyaAllah semua pasti ada hikmahnya dan ada solusinya bukankah Allah maha baik ”
SP 4 Psikososial dan Hubungan Sosial
Perawat
: “Apakah ada anggota tubuh yang tidak Santi sukai?”
Santi
: “Iya, saya tidak suka tangan saya yang hilang ini”
Perawat
: “Sabar ya Santi, Santi dilahirkan oleh Ibu sebagai seoarng perempuan, bagaimana perasaan santi?”
Santi
: “Santi Bangga dilahirkan sebagai perempuan”
Perawat
: “Dengan keadaan ini, apakah Santi merasa perannya terganggu?”
Santi
: “Saya masih sekolah sus, tangan saya tidak ada jadi saya tidak dapat menulis seperti dulu, makan pun harus di bantu sus”
Perawat
: “Oh begitu ya, harapan Santi bagaimana untuk kedepannya?”
Santi
: “Saya ingin bisa beraktivitas seperti dulu, saya ingin bahagia lagi sus”
Perawata
: “Siip, bagaimana perasaan santi saat berinteraksi dengan orang lain?”
Santi
: “Saya malu sus, saya tidak punya tangan. Saya merasa segala hal perlu dibantu. Saya takut tidak ada yang mau berteman dengan saya”
Perawat
: “Santi tetap punya teman kok, Suster Dea saja mau berteman dengan Santi. Santi tidak boleh putus asa ya.”
Santi
: “Iya sus”
Perawat
: “Dalam menghadapi kondisi saat ini, apa yang Santi lakukan untuk mengurangi kesedihan Santi?”
Santi
: “Dengan adanya Ayah saya mersa tenang sus. Saya biasanya becerita pada ayah saya segala keluhan saya. Setelah itu saya merasa lebih tenang”
8
Perawat
: “Sangat bagus Santi. Kalau dukungan keluarga dan teman -teman Santi bagaimana?”
Santi
: “Saya senang keluarga menjenguk, namun teman -teman belum ada yang jenguk sus. Saya berharap teman-teman mengunjungi saya”
Perawat
: “Iya Santi, nanti juga akan jenguk, mungkin sekarang mereka sedang sibuk”
Santi
: “Iya sus”
Perawat
: “Tadi Santi bilang kalau ada masalah selalu cerita ke Ayah. Selain itu ada lagi gak tempat curhat Santi?”
Santi
: “Iya, terkadang ke teman-teman juga tapi paling nyaman curhat dengan Ayah”
Perawat
: “Iya Santi, bagus curhat dengan Ayah. Oya, Santi mengikuti kegiatan kelompok?”
Santi
: “Iya saya ikut OSIS di sekolah, namun sejak di amputasi saya tidak tau masih bisa ikut kegiatan atau tidak ”
Perawat
: “Apakah ada hambatan ketika Santi sedang berhubungan dengan orang lain?”
Santi
: “Dulu tidak ada, namun sekar ang saya jadi lebih mudah stres dan merasa takut”
Perawat
: “Seharusnya Santi berpikir lebih positif. Sekarang, bagaimana pandangan Santi mengenai hidup ini?”
Santi
: “Hidup saya sekarang tidak menyenangkan sus. Saya merasa tidak berguna, tangan saya tidak ada. Saya bingung harus bagaimana”
Perawatt
: “Hmm begitu ya, apakah Santi yakin akan segera sembuh dan bisa berjumpa dengan orangorang yang Santi sayang/?”
Santi
: “Tentu saja saya harus cepat sehat sus”
Perawat
: “Bagus Santi semangatnya. Dengan kondisi ini apakah kegiatan agama Santi terhambat?”
9
Santi
: “Saya jarang solat karena bingung dengan cara wudhu nya sus, terkadang saya hanya mendengarkan saja Ayah membaca AlQur’an”
Perawat
: “Oh begitu, baik nanti kita belajar bareng ya cara wudhu yang tepat untuk Santi”
Santi
: “Baik sus, terimakasih”
Persiapan Pulang
Perawat
: “Saat sudah sembuh dan pulang dari rumah sakit, Santi pulang kemana?”
Santi
: “Santi pulang ke rumah nenek, Sus disana nanti ada nenek dan bibi yang membantu Santi”
Perawat
: “Apa di rumah nenek segala kebutuhan Santi terpenuhi?”
Santi
: “Iya Sus, nenek suka marah kalau Santi gak makan, air di rumah nenek juga seger soalnya dekat dengan gunung”
Perawat
: “Baik kalau begitu, kalau ada keadaan darurat apa ada fasilitas kesehatan dekat rumah nenek?”
Santi
: “Ada Sus, rumah nenek dekat puskesmas”
Fase Terminasi
Perawat
: “Allhamdulillah, Santi berhubung waktu Kita sudah hampir habis, bagaimana perasaan Santi setelah mengobrol?”
Santi
: “Aku sangat senang Sus, jadi ada yang nemenenin dan santi jadi gak bosan”
Perawat
: “Jadi bisa Santi ulangi apa saja yang kita lakukan hari ini?”
Santi
: “Tadi Suster ngelakuin pemeriksaan fisik, Suter juga meminta Santi untuk tidak sedih dan selalu berdoa, Santi juga gak boleh sedih dengan keaadaan Santi yang sekarang karena Tuhan pasti merencanakan yang terbaik”
Perawat
: “Iya Santi benar Santi harus tetep semangat banyak yang mendukung Santi Yah, nenek, bibi, dan teman- teman santi”
Santi
: “Iya Sus”
10
Perawat
: “Kalau begitu Suster pamit dulu, terima kasih atas kerja sama santi, nanti ayah santi akan ngehubungi temen-temen Santi, supaya Santi gak kesepian”
Santi
: “Iya Sus”
Perawat
: “ kalau ada hal-hal yang ingin di sampaikan nanti bisa panggil suster ya, santi besok sekitar jam 3 sore suster akan menemui santilagi untuk mengobrol kira-kira 15-20 menit. Kalau begitu suster pamit dulu ya.”
Santi
: “ Iya sus boleh”
Perawat
: “Assalamualaikum”
Santi
: “Waalaikumsalam”
11