Materi FDU
Nabi Dan Rosul
Menurut bahasa, nabi berasal dari kata نبأ و أنبأ yang berarti أخبر (mengabarkan). Jadi nabi adalah yang memberitakan dari Allah I dan ia diberi kabar dari sisiNya. Atau juga berasal dari kata نبا yang berarti علا و ارتفع (tinggi dan naik). Maka nabi adalah makhluk yang termulia dan tertinggi derajat atau kedudukannya.
Sedangkan menurut istilah, nabi ialah seorang laki-laki yang diberi kabar (wahyu) oleh Allah I berupa syari'at yang dahulu (sebelumnya), ia mengajarkan kepada orang-orang di sekitarnya dari umatnya (penganut syari'at ini). Nabi Berjumlah 124.000 orang.
Rasul secara bahasa ialah orang yang mengikuti berita-berita orang yang mengutusnya; diambil dari ungkapan جاءت الإبل رسلا (unta itu datang secara beriringan). Rasul adalah nama bagi risalah atau bagi yang diutus. Menurut istilah, rasul ialah seorang laki-laki merdeka yang diberi wahyu oleh Allah dengan membawa syari'at dan ia diperintahkan untuk menyampaikannya kepada umatnya, baik orang yang tidak ia kenal maupun yang memusuhinya. Rasul berjumlah 315 orang
Tabel perbedaan Nabi dan Rasul
NO
NABI
RASUL
1
Tidak diperintahkan kepada siapapun untuk menyampaikan risalah dari Allah
Diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan risalah
2
Menguatkan / melanjutkan syariat dari Rasul sebelumnya
Diutus dengan membawa syariat baru
3
Diutus kepada kaum yang sudah tunduk dengan syariat dari rasul sebelumnya
Diutus kepada kaum yang menentang
4
Setiap nabi belum tentu ia seorang rasul
Setiap Rasul adalah Nabi
5
Nabi pertama adalah Adam'alaihissalam
Rasul pertama adalah Nuh 'alaihissalam
6
Jumlah Nabi adalah 124 ribu orang
Jumlah Rasul adalah 315 orang
7
Nabi itu jauh lebih banyak
Rasul jauh lebih sedikit ketimbang nabi
8
Adapun nabi, ada di antara mereka yang berhasil dibunuh oleh kaumnya
Seluruh rasul yang diutus, Allah selamatkan dari percobaan pembunuhan yang dilancarkan oleh kaumnya
10 Sahabat Rosul Yang dijamin Masuk surga :
1. Abu Bakar Ash Shiddiq ra.
Abu Bakar Ash Shiddiq merupakan laki-laki pertama yang menyatakan masuk Islam. Pengorbanan dan keberaniannya dalam menemani perjuangan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam tercatat dalam sejarah, bahkan diabadikan di dalam Al Quran Surat At Taubah ayat ke-40. "Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekkah) mengeluarkannya (dari Mekkah) sedang dia salah seorang dari dua orang (Rasulullah dan Abu Bakar) ketika keduanya berada di dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita". Maka Allah menurunkan ketenangan kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak dapat melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. ALlah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Abu bakar juga merupakan khalifah pertama setelah Rasulullah wafat. Di usianya yang ke 63 tahun, Abu Bakar wafat. Sebanyak 142 hadist diriwayatkan dari beliau.
2. Umar Bin Khatab ra.
Umar Bin Khatab merupakan salah seorang yang sangat dikasihani oleh Rasulullah semasa hidupnya. Dan beliau juga adalah khalifah kedua sepeninggalnya Abu Bakar. Ketika Umar belum memeluk agama Islam, beliau merupakan musuh Islam yang paling ditakuti. Namun ketika Allah telah memberikan hidayahnya dan Umar bersyahadat di hadapan Rasulullah, beliau menjadi benteng Islam yang sangat kokoh, sehingga membuat kaum Quraisy berpikir berkali-kali untuk melakukan perlawanan terhadap Rasul dan sahabat. Peristiwa penting ini terjadi pada tahun keenam sesudah Nabi Muhammad diangkat menjadi nabi dan rasul Allah. Di masa kekhalifahannya, Islam berkembang sangat pesat. Mulai dari kerajaan Persia hingga Romawi Timur ditaklukannya hanya dalam kurun waktu satu tahun. Umar Bin Khatab meninggal pada usia 64 tahun karena dibunuh oleh Abu Lulu'ah.
3. Usman Bin Affan ra.
Usman diangkat menjadi khalifah setelah Umar Bin Khattab wafat. Di masa pemerintahannya seluruh tulisan-tulisan wahyu yang pernah dicatat dikumpulkan dan kemudian disusun menurut apa yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW, sehingga menjadi sebuah kitab suci yang kita dapati sekarang.
4. Ali Bin Abi Thalib ra.
Ali Bin Abi Thalib merupakan suami dari putri Rasulullah yang sangat dicintainya, Fatimah. Ali dikenal sebagai sosok yang cerdas, berilmu pengetahuan yang tinggi dan terkenal dengan siasat perangnya. Ali sudah mengikuti Rasulullah sejak kecil. Ali menjadi khalifah keempat setelah Usman Bin Affan.
5. Thalhah Bin Abdullah ra.
Melalui perantara Abu Bakar Ash Shiddiq ra, Thalhah masuk Islam. Selain perang badar, Thalhah selalu aktif mengikutinya. Ketika perang Uhud, Thalhah yang mempertahankan Rasulullah sehingga terhindar dari mata pedang musuh, namun jari-jari Thalhah putus. Dalam perang Jamal pada masa pemerintahan Ali, Thalhah gugur dan dimakamkan di Basrah.
6. Zubair Bin Awaam
Zubair juga masuk Islam karena Abu Bakar. Ia pernah hijrah ke Habasyah sebanyak dua kali dan selalu aktif mengikuti peperangan. Sama seperti Thalhah, Zubair gugur dalam perang Jamal pada masa pemerintahan Ali Bin Abi Thalib dan dimakamkan di Basrah pada usia 64 tahun.
7. Sa'ad Bin Abi Waqqas
Sa'ad sudah mengikuti Islam sejak remaja. Dan ikut serta disemua peperangan. Pernah juga ditawan musuh kemudian ditebus oleh Rasulullah dengan kedua orangtuanya sendiri ketika perang Uhud. Belaiu wafat pada usia 70 tahun (di riwayat yang lain 82 tahun).
8. Sa'id Bin Zaid
Memeluk Islam sejak kecil dan aktif di semua peperangan terkecuali perang Badar. Bersama Thalhah, beliau diperintahkan oleh Rasulullah untuk mengintai pergerakan musuh (kaum Quraisy). Beliau wafat di usia 70 tahun.
9. Abdurrahman Bin Auf
Melalui Abu Bakar Siddiq, Abdurrahman Bin Auf memeluk Islam sejak kecil. Beliau mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah. Turut berhijrah ke Habasyah sebanyak 2 kali. Meninggal pada usia 72 tahun (di riwayat yang lain 75 tahun), dimakamkan di Baqi'.
10. Abu Ubaidillah Bin Jarrah
Masuk Islam bersama Usman bin Math'uun. Pernah berhijrah ke Habasyah yaitu pada periode kedua. Beliau mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah Saw. Pada tahun 18 H Abu Ubaidillah meninggal dunia karena penyakit pes. Dan dimakamkan di Urdun yang hingga saat ini masih sering diziarahi kaum Muslimin.
Salam
SALAM, artinya damai; pernyataan hormat; dan ucapan assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Dalam perspektif Islam, mengucapkan salam assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh --atau ringkasnya assalamu'alaikum-- artinya menyampaikan pesan damai, rasa hormat, dan doa.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh artinya "semoga keselamatan, keberkahan, dan kasih sayang (rahmat) dari Allah SWT menyertai Anda/kalian".
Al-Quran menegaskan, selain doa, salam adalah penghormatan.
"Apabila kamu diberi penghormatan dengan suatu penghormatan, maka balaslah pengormatan itu dengan lebih baik daripadanya. Atau balaslah penghormatan itu (dengan yg serupa). Sesungguhnya Allah selalu membuat perhitungan atas segala sesuatu" ( QS An-Nisaa' : 86)
"Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka menemui-Nya ialah "Salam sejahtera dari segala bencana " dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka (QS Al-Ahzab:44).
QS An-Nisa:86 mengingatkan kita, jika ada yang mengucapkan salam, maka jawablah dengan proporsional (seimbang) dan lebih baik lagi jika kita "lebihkan".
Misalnya, ada yang mengucapkan "Assalamu'alaikum", maka minimal kita jawab "Wa'alaikum salam", dan lebih baik lagi jika kita jawab "Wa'alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh" atau --dalam bahasa tulisan: "Wa'alaikum Salam Wr Wb."
Semakin lengkap ucapan salam kita, maka kian baik dan makin besar pahalanya.
Imran bin Hushain ra mengisahkan, ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah Saw dengan mengucapkan " Assalamualaikum" Setelah itu, beliau berkata: " Sepuluh" (maksudnya, pahalanya 10). Kemudian ada yang datang lagi lainnya mengucapkan: "Assalamualaikum warahmatullahi". Beliau berkata : "Dua puluh"
Selang beberapa waktu kemudian, ada yang datang lagi dengan mengucapkan: "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh". Dan Rasulullah berkata: "Tiga puluh" ( HR. Daud dan Tirmidzi).
Keselamatan & Asma Allah
Salam merupakan salah satu akar kata ISLAM, yang artinya damai dan menebarkan kedamaian & keselamatan.
Salam juga termasuk nama indah Allah SWT (Asmaul Husna). Dari Ibnu Mas'ud ra, Rasulullah Saw bersabda:
"As-Salam termasuk salah satu asma Allah Ta'ala yang diletakkan Allah dibumi, maka sebarkanlah. Karena apabila orang muslim melewati sekelompok orang, lalu ia memberi salam kepada mereka, maka ia memiliki kelebihan satu derajat diatas mereka dengan mengingatkan salam kepada mereka. Jika mereka tidak menjawabnya, maka ia dijawab oleh yang lebih baik dari mereka (yakni para malaikat)" (HR. Al-Bazzar dan Baihaqi).
Karena salam adalah salah satu nama dari nama-nama Allah, kalimat 'Assalaamu 'alaik' juga bisa berarti "Allah bersamamu" atau "engkau dalam penjagaan Allah" --sehingga keselamatan pun menyertaimu.
Sejarah Salam
Sejarah salam sama tuanya dengan sejarah umat manusia. Ucapan salam sudah ada sebelum Nabi Adam as diturunkan ke dunia.
Dari Abu Hurairah ra , Rasulullah Saw bersabda, "Allah telah menciptakan Nabi Adam as dengan bentuk yang panjang (tingginya) nya 60 dziro (+/- 30 m). Tatkala Nabi Adam as sudah tercipta, Allah berfirman: "Pergilah dan berilah ucapan salam kepada para malaikat yang duduk , dan perhatikan penghormatan apa yang mereka berikan kepadamu. Karena itu merupakan penghormatan kepadamu dan kepada anak cucumu (kelak)".
Lalu Nabi Adam as mengucapkan : "Assalamualaikum" dan para malaikat pun menjawab : "Assalamu'alaika wa rahmatullah". Kata warahmatullah yangg ditambahkan para malaikat berarti: "Semoga Allah memberi rahmat kepadamu" (HR. Muttafaqun 'Alaih).
Hukumnya Sunah
Hukum mengucapkan salam SUNAH, namun menjawabnya adalah WAJIB. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk menebarkan salam antar sesama Muslim.
"Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makan, sambunglah tali silaturahmi, dan shalatlah ketika orang-orang sedang tertidur nyenyak, niscaya kalian akan masuk surga dengan damai" (HR. Tirmidzi dari Abdullah bin Salam ra).
"Ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Saw: "Islam bagaimana yang bagus?" Nabi Saw menjawab: "Engkau memberi makan ( kepada orang yang membutuhkan), mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal." (HR. Bukhori dan Muslim).
"Apabila di antara kalian berjumpa dengan saudaranya, maka hendaklah mengucapkan salam kepadanya. Apabila terhalang oleh pohon, dinding, atau batu (besar), kemudian dia berjumpa lagi, maka hendaklah dia mengucapkan salam (lagi)." (HR. Abu Dawud).
Tata Cara Salam
"Orang yang naik kendaraan memberikan salam kepada orang yang berjalan kaki, sedangkan orang yang berjalan memberikan salam kepada orang yang duduk , dan yang sedikit jumlahnya memberikan salam kepada yang lebih banyak" (HR. Muttafaqun 'Alaih).
Islam melarang memberi salam Islam --ucapan Assalamu'alaikum-- kepada non-Muslim. Rasulullah Saw bersabda: "Janganlah kalian mengucapkan salam lebih dahulu kepada Yahudi dan Nashrani...." (HR Muslim dari Abu Hurairah r.a.).
Mengucapkan salam kepada hadirin (orang banyak), yang terdiri dari Muslim dan Non-Muslim, tidak dilarang. Hati kita meniatkan salam Islam untuk sesama Muslim dan salam "Selamat Pagi" atau "Salam Sejahtera" untuk Muslim dan Non-Muslim.
Para ulama mendasarkan hal itu pada riwayat berikut ini:
"Nabi Saw mengendarai keledai yang di atasnya ada pelana bersulam beludru Fadaki, sementara Usamah bin Zaid membonceng di belakang beliau ketika hendak menjenguk Sa'ad bin 'Ubadah di Bani Al Harits Al Khazraj, dan peristiwa ini terjadi sebelum perang Badar. Beliau kemudian berjalan melewati suatu majelis yang di dalam majelis tersebut bercampur antara kaum muslimin, orang-orang musyrik, para penyembah patung, dan orang-orang Yahudi. Dan di dalam majelis tersebut terdapat pula Abdullah bin Ubay bin Salul dan Abdullah bin Rawahah. Saat majlis itu dipenuhi kepulan debu hewan kendaraan, 'Abdullah bin Ubay menutupi hidungnya dengan selendang sambil berkata, "Jangan mengepuli kami dengan debu." Kemudian Nabi Saw mengucapkan salam pada mereka lalu berhenti dan turun, Nabi Saw mengajak mereka menuju Allah sambil membacakan Al-Qur'an kepada mereka." (HR. Bukhari dan Muslim).
Di dalam hadits ini dijelaskan, mengucapkan salam kepada orang banyak yang terdiri dari orang muslim dan non-muslim itu tidak apa apa. Sedangkan yang tidak boleh adalah mengucapkan salam Islam kepada orang non-muslim.
Cara Menjawab Salam Non-Muslim
Jika orang non-Muslim mengucapkan salam dengan mengucapkan Assalamu'alaikum kepada kita, maka jawabannya adalah ucapan "Wa'alaikum".
"Jika seorang ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) memberi salam pada kalian, maka balaslah dengan ucapan wa'alaikum." (HR. Bukhari dan Muslim).
"Ada seorang Yahudi melewati Rasulullah Saw, lalu ia mengucapkan 'as-saamu 'alaik' (celaka engkau)." Rasulullah Saw lantas membalas 'wa 'alaik' (engkau yang celaka). Rasulullah lantas bersabda, "Apakah kalian mengetahui bahwa Yahudi tadi mengucapkan 'assaamu 'alaik' (celaka engkau)?" Para sahabat lantas berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana jika kami membunuhnya saja?" Rasulullah bersabda, "Jangan! Jika mereka mengucapkan salam pada kalian, maka ucapkanlah 'wa 'alaikum'." (HR. Bukhari).
Demikian ulasan tentang Arti Salam Islam - Assalamu'alaikum - dan Keutamaannya yang admin himpun dari berbagai sumber sahih dan terpercaya.