LEMBAR KESELAMATAN BAHAN ( MATERIAL MATERIAL SAFETY SAFETY DATA SHEET )
MAKALAH
Tugas Mata Kuliah K3LL
Oleh: Artika Novrianti 0906636762 Tenik Lingkungan
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA 2011
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….. ii BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………………. 1 1.2 Tujuan …………………………………………………………………………………….. 1 BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Definisi, sumber dan konten MSDS ……………………………………………………….. 2 2.2 Contoh MSDS………………………………………….…..……………………………….3 BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………...6 3.2 Saran ……………………………………………………………………………………..6
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Tanpa kita sadari Bahan Berbahaya dan Beracun ada disekitar kita. Contohnya saja cat rumah, gas kendaraan bermotor, cat kuku, karpet dari latex, mainan anak-anak, dan lain – lain. Secara umum Bahan Berbahaya dan Beracun atau disingkat B3 merupakan bahan kimia yang bersifat racun oksida, penyebab iritasi, penyebab korosi/karat, mudah meledak dan terbakar, yang apabila dilepaskan dilingkungan dapat membahayakan keselamatan manusia dan kelestarian lingkungan hidup. Bahan – bahan dengan kriteria B3 tersebut dapat ditemukan di lingkungan rumah dan tempat kerja kita. Karena barang yang dikonsumsi dan kita gunakan sehari – hari dan limbah yang dihasilkan oleh industri ternyata juga mengandung B3. Sangat berbahaya bila sampai kita terkontaminasi B3 ini, karena B3 ini bersifat racun, kronis, dan dapat menimbulkan kanker. Resistensinya terhadap proses detoksifikasi dan kemampuannya mencemari sumber air bawah tanah dan air permukaan ini membuat senyawa ini sangat berbahaya apabila masuk ke rantai makanan dan masuk ke dalam tubuh manusia. Umumnya B3 masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan (menelan), paru – paru (bernapas), kulit (topikal), dan jalur parental lainnya (selain saluran usus). Bahan kimia berbahaya atau B3 dengan mudah dapat kita temukan di pabrik kimia. Diperlukan tindakan pengendalian yang tepat agar bahan kimia B3 tidak membahayakan kita sebagai tenaga kerja, peralatan/instalasi dan tentu tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Di Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang berkenaan dengan pengendalian bahan kimia B3, melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP187/MEN/1999, yaitu tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-187/MEN/1999, pada Bab 1 Pasal 1, bahan kimia B3 adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat kimia atau fisika dan atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan.
Salah satu upaya untuk mencegah atau mengurangi resiko akibat penggunaan bahan kimia B3 adalah dengan memahami Lembar Keselamatan Bahan atau MSDS (Material Safety Data Sheet) bahan kimia B3 tersebut. MSDS merupakan salah satu bentuk pengendalian resiko berkaitan dengan bahan kimia B3.
1.2
TUJUAN
Makalah ini dibuat dengan maksud untuk menjelaskan pentingnya dokumen MSDS untuk keselamatan kerja.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi, Sumber dan Konten MSDS
MSDS adalah singkatan dari material safety data sheet memuat informasi mengenai sifatsifat zat kimia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengunaan zat kimia, pertolongan apabila terjadi kecelakaan, penanganan zat yang berbahaya. Sumber MSDS didapat dari produsen, distributor atau suplier di mana kita membeli bahan kimia Terdapat 8 informasi penting yang termuat dalam sebuah dokumen MSDS. Informasi tersebut meliputi: a. Identifikasi bahan (Material Identification) : Pada bagian ini disajikan informasi mengenai nama dagang dan sinonim dari bahan kimia yang dimaksud. Termasuk di dalamnya adalah rumus molekul dan data perusahaan pembuatnya beserta alamat dan nomor telepon penting yang dapat dihubungi. b. Komposisi bahan berbahaya (Hazardous Ingredients) : Persentase masing-masing komponen bahan kimia B3 disajikan di bagian ini, dengan konsentrasi terendah sama dengan atau lebih
dari 1%. Atau minimum 0.1% untuk bahan kimia karsinogek atau penyebab kanker. c. Sifat fisika dan kimia (Physical and Chemical Characteristics): Sifat fisika dan kimia yang ditampilkan dalam MSDS antara lain warna dan bau, titik didih, tekanan uap, densitas dan kelarutan. d. Data potensi bahaya kebakaran dan ledakan (Fire and Explosion Hazard Data): Bagian ini berisikan informasi mengenai potensi bahaya kebakaran dari bahan kimia B3, serta hal-hal yang perlu diperhatikan manakala terjadi kebakaran. Informasi tersebut diantaranya adalah flash point , jenis pemadam kebakaran yang tepat dan prosedur penanganan kebakaran. e. Data potensi bahaya terhadap kesehatan (Health Hazard Data): Di dalamnya dijelaskan mengenai pengaruh paparan atau exposure bahan kimia B3 terhadap kesehatan, beserta tanda dan gejala bila terkena paparannya. Selain itu, dijelaskan pula cara bahan kimia tersebut kontak dengan tubuh (kontak dengan kulit, terhirup, tertelan, terciprat, dan lain-lain) dan target organ tubuh yang paling rentan terkena dampak negatifnya.
f. Data reaktifitas (Reactivity Data): Bagian ini menjelaskan tentang tingkat reaktifitas suatu bahan kimia berbahaya bila tercampur dengan bahan kimia lain, atau bila disimpan di dalam tempat yang tidak sesuai. g. Prosedur safety penanganan, tumpahan, kebocoran dan limbah (Precaution for Safety Handling and Use): Bagian ini berisikan informasi tentang peralatan yang tepat untuk digunakan dan prosedur atau tata cara apabila terjadi tumpahan atau kebocoran. Selain itu, dijelaskan pula mengenai tata cara pembuangan limbah bahan kimia berbahaya dan hal-hal yang perlu diperhatikan selama penanganan dan penyimpanan. h. Tindakan pengendalian untuk mengurangi bahaya (Control Measures): Bagian ini berisikan informasi mengenai tindakan-tindakan pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengurangi bahaya, seperti penyediaan sarana ventilasi, prosedur kerja yang aman dan alat pelindung diri yang sesuai. 2.2 Contoh MSDS
A. Asam Sulfat (H 2SO4) Asam sulfat adalah satu salah satu bahan kimia terpenting yang banyak digunakan dalam
industri kimia. Kegunaannya antara lain adalah digunakan sebagai reagen untuk analisa di laboratorium, regenerasi cation resin, pembuatan pupuk superfosfat, pembuatan bahan peledak dan digunakan pula dalam pemrosesan logam ( pickling). Lebih jauh lagi, Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia.Asam sulfat merupakan asam kuat yang sangat korosif dan termasuk ke dalam kelompok bahan kimia berbahaya atau B3. 0
0
Sifat-sifat fisik asam sulfat ialah memiliki titik leleh 10 C , titik didih 330 C. titik uap 1 o
mmHg (146 C) , Berat jenis : 1.84 (100%) , Berat jenis uap : 3.4 (udara = 1). Asam sulfat umumnya tidak terbakar, bersifat oksidator dan dapat terbakar jika kontak dengan zat organik seperti gula, selulosa dan lain-lain. Amat reaktif dengan bubuk zat organik. H 2SO4 mengalami penguraian bila kena panas, mengeluarkan gas SO 2.
Asam encer bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen yang eksplosif bila kena api atau panas dan bereaksi hebat jika kena air. Dalam efek jangka pendek (Akut), menghirup uap asam menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan serta mengganggu paru-paru. Cairan asam dapat menimbulkan luka yang parah dan dapat menimbulkan kebutaan jika terkena mata. Dan dalam efek jangka panjang (Kronis), menghirup uap asam pada jangka panjang mengakibatkan iritasi pada hidung, tenggorokan dan paru-paru. H2SO4 memiliki: 3
Nilai Ambang Batas : 1 mg/m (ACGIH 1987-88) Toksisitas : LD50 = 2.14 g/kg (tikus) 3
LC50 = 510 mg/m (tikus) IDLH : 80 mg/m
3
Bila asam sulfat terhirup langsung maka hal yang harus dilakukan ialah membawa korban ke tempat segar, dan segera lakukan pengobatan. Lalu, bila terkena mata, segera dicuci dengan air bersih (hangat) dan mengalir selama 20 menit bawa ke dokter. Ketika H2SO4 mengenai kulit secara langsung (terpapar langsung) maka harus langsung dicuci dengan air bersih dan mengalir selama 20 menit dan segera diobati. Dan apabila tidak sengaja tertelan, harus segera diminumkan 1-2 gelas air serta bawa ke dokter bila perlu. Jika terjadi kebakaran karena kontak H 2SO4 dengan logam maka kebakaran dapat dipadamkan dengan bubuk kimia atau CO 2. Kebakaran besar dipadamkan dengan air tetapi harus hati-hati karena dapat menimbulkan panas (pemadaman dari jarak jauh). Hindari kontak langsung dengan asam sulfat dengan menghirup uap atau kabut. Bekerja dalam lemari asam atau dengan ventilasi yang baik. Pengenceran dilakukan dengan menambah asam sedikit demi sedikit ke dalam air dan bukan sebaliknya karena sangat eksotermik. H 2SO4 harus disimpan dalam wadah yang kuat di tempat berventilasi dan dingin, jauhkan dari air, zat organik mudah terbakar dan logam. Sebaiknya tidak menyentuh tumpahan asam karena dapat merusak kulit atau pakaian. Dapat merusak lantai. Netralkan tumpahan dengan larutan soda atau
kapur, sebelum disiram dengan air. Hati-hati terhadap tempat rendah karena uap lebih berat dari udara. Gunakan alat pelindung diri dalam menangani tumpahan asam. Alat-alat yang diperlukan untuk melindungi diri dari paparan H 2SO4 ialah filter penyerap asam atau respirator udara (untuk paru-paru), safety goggles dan pelindung muka (untuk mata), Gloves (CPE, neoprene, PE), pakaian kerja (untuk kulit). B. Asam Nitrat ( Nitric Acid ) Berdasrkan identifikasi bahaya Global Harmony Syistem (GHS) Bahan kimia Asam Nitrat 65% Ekstra murni ini memiliki klasifikasi sebagai cairan-cairan pengoksidasi dengan tingkat kategori 3, dimana oksidasi yang terjadi dapat memperhebat api. Bahan ini juga dapat menyebapkan luka bakar yang serius pada kulit dan mata hingga dapat menyebapkan luka bakar permanen dan kebuataan. Pada beberapa kasus kontak dengan logam HNO 3 dapat menyebapkan karat. Untuk menghidari terbentuknya karat logam beri lapisan Asam flourida 0.5 % yang bertindak sebagai inhibitor atau lapisan pelindung logam. HNO memiliki komposisi kimiawi sebagai berikut:
Assay (alkalimetri)
Chlorida (Cl)
≤ 0.0003 %
Nitrogen oxida (as N2O3)
≤ 0.003 %
Sulphat (SO4)
≤ 0.001 %
Logam berat (seperti Pb)
≤ 0.0005 %
As (Arsenic)
≤ 0.0001 %
Ca (Kalsium)
≤ 0.001 %
Fe (Besi)
≤ 0.0004 %
NH4 (Ammonium)
≤ 0.001 %
Residu terlarut
≤ 0.01 %
64.3 - 66.4 %
Dan sifat fisik sebagai berikut:
Bentuk Warna Bau Titik Lebur
: Cair : Tidak Berwarna : Pedih : -32 °C
Titik Didih/Rentang Didih Tekanan Uap Densitas Kelarutan dalam air Berat Molekul pH Massa relative
: 121 °C :9,4hPa(20°C) : 1.39 g/cm3 (20°C) : Pada 20 °C Larut : 63,012 g/mol : < 1 (20°C) : Mr :63,012 g/mol
Apabila HNO terhirup uap dari bahan , maka segera hirup udara segar. Kemudian segera minta bantuan dokter., Lalu bila terjadi kontak dengan kulit, segera cuci dengan air dalam jumlah banyak untuk menghindari terjadinya dampak sistemik yang ditimbulkan oleh bahan. Oles dengan polyethylene glycol400. Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan kemudian segera minta bantuan dokter. Jika terjadi kontak pada mata, bilaslah dengan air yang banyak. Pada kondisi tumpahan yang tidak ditangani segera dapat mengakibatkan kebutaan. Segera hubungi dokter mata. Dan bila tertelan segera beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas) dan
hidari muntah (resiko perforasi). Segera panggil dokter. Jangan mencoba
menetralisir. Apabila terjadi kebakaran sebaiknya menggunakan alat pemadam kebakaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi lokasi dan lingkungan sekeliling. Saat terjadi kebakaran api ambient dapat melepaskan uap yang sangat berbahaya sebingga petugas pemadam kebakaran harus dilengkapi dengan alat bantu pernapasan dan alat pelindung lain untuk menghindari dampak sampingan yang tidak diinginkan. Sifat oksidator dari bahan ini dapat memperhebat api karena kemampuanya menghasilkan oksigen pda proses reaksinya. Cara penanggulangnan yang paling efektif adalah dengan mengisolasi daerah terbakar. Dan mendinginkan container sehingga api tidak merambat ke tempat lain. Tindakan pencegahan pribadi, disarankan untuk menghindari kontak langsung dengan tubuh karena bahan ini bereaksi cepat dengan kulit dan dapat menyebapkan luka bakar yang parah. Jangan menghirup uap-uap aerosol karena pengaruh yang akut terhadap pernapasan sehingga penting untuk bekerja di ruang asam atau ruangan dengan fentilasi yang memadai. Tindakan pencegahan untuk melindungi lingkungan. Jangan membuang bahan ke saluran pembuangan karena sifat asamnya dapat menyebapkan rusaknya ekosisten air.
HNO sebaiknya disimpan dalam keadaan tutup sangat rapat untuk menghindari adanya uap 0
0
yang lepas ke udara. Suhu penyimpanan pada 2 C hingga 25 C.
Untuk melindungi diri dari asam nitrat diperlukan; Pelindung pernapasan, untuk melindungi pernapasan dari uap/ aerosol yang terbentuk, pelindung tangan untuk menghindari tumpahan pada daerah tangan, pelindung mata berfungsi melindungi mata dari percikan bahan yang dapat masuk ke mata , pelindung lainya seperti jas laboratoriun , sepat safety dan lain sebagainya yang kesemuanya diharapkan dapat melindungi individu dari paparan bahan.
MSDS(Material Safety Data Sheet) (Menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006)
Adapun data bahan dan informasi produk yang diambil sebagi contoh identitas Asam Nitrat adalah sebagai berikut : No katalog : 100443 Nama produk : Nitric acid 65% ekstra murni Penggunaan Bahan /Preparat : Produksi farmasi dan analisis : Merck KGaA * 64271 Darmstadt Germany No-CAS : 7697-37-2 1. Identifikasi bahaya Berdasrkan identifikasi bahaya Global Harmony Syistem (GHS) Bahan kimia Asam Nitrat 65% Ekstra murni ini memiliki klasifikasi sebagai cairan-cairan pengoksidasi dengan tingkat kategori 3, dimana oksidasi yang terjadi dapat memperhebat api. Bahan ini juga dapat menyebapkan luka bakar yang serius pada kulit dan mata hingga dapat menyebapkan luka bakar permanen dan kebuataan. Pada beberapa kasus kontak dengan logam HNO 3 dapat menyebapkan karat. Untuk menghidari terbentuknya karat logam beri lapisan Asam flourida 0.5 % yang bertindak sebagai inhibitor atau lapisan pelinduk logam. a. b.
Cairan Cairan-cairan pengoksidasi, Kategori 3 (H272: Dapat memperhebat api, pengoksidasi) Korosi kulit, Kategori 1A (H314: Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang serius) c. Membuat logam berkarat (H290: Dapat merusak logam-logam) 2. Komposisi Bahan
Bahan yang dimaksud adalah HNO 65% ekstra murni dimana komposisi zat-zat pengotor yang terkandung didalamnya juga berada dalam konsentrasi yang sangat rendah. Sebagimana data dibawah ini : Assay (alkalimetri) 64.3 - 66.4 % ≤ 0.0003 % Chlorida (Cl) Nitrogen oxida (as N2O3) ≤ 0.003 % Sulphat (SO4) ≤ 0.001 % ≤ 0.0005 % Logam berat (seperti Pb) ≤ 0.0001 % As (Arsenic) Ca (Kalsium) ≤ 0.001 % ≤ 0.0004 % Fe (Besi) ≤ 0.001 % NH4 (Ammonium) Residu terlarut ≤ 0.01 %
3. Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) a. Setelah terhirup uap dari bahan , maka segera hirup udara segar. Kemudian segera minta bantuan dokter., b. Setelah kontak dengan kulit, segera cuci dengan air dalam jumlah banyak untuk menghindari terjadinya dampak sistemik yang ditimbulkan oleh bahan. Oles dengan polyethylene glycol400. Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan kemudian segera minta bantuan dokter. c. Setelah kontak pada mata, bilaslah dengan air yang banyak. Pada kondisi tumpahan yang tidak ditangani segera dapat mengakibatkan kebutaan. Segera hubungi dokter mata. d. Setelah tertelan segera beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas) dan hidari muntah (resiko perforasi!). Segera panggil dokter. Jangan mencoba menetralisir. 4. Penaggulangan Kebakaran Apabila terjadi kebakaran adalah sangat penting untuk menggunakan alat pemadam kebakaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi lokasi dan lingkungan sekeliling. Saat terjadi kebakaran api ambient dapat melepaskan uap yang sangat berbahaya sebingga petugas pemadam kebakaran harus dilengkapi dengan alat bantu pernapasan dan alat pelindung lain untuk menghindari dampak sampingan yang tidak diinginkan. Sifat oksidator dari bahan ini dapat memperhebat api karena kemampuanya menghasilkan oksigen pda proses reaksinya. Cara penanggulangnan yang paling efektif adalah dengan mengisolasi daerah terbakar. Dan mendinginkan container sehingga api tidak merambat ke tempat lain. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran Tindakan pencegahan pribadi, disarankan untuk menghindari kontak langsung dengan tubuh karena bahan ini bereaksi cepat dengan kulit dan dapat menyebapkan luka bakar yang parah. Jangan menghirup uap-uap aerosol karena pengaruh yang akut terhadap pernapasan sehingga penting untuk bekerja di ruang asam atau ruangan dengan fentilasi yang memadai. Tindakan pencegahan untuk melindungi lingkungan. Jangan membuang bahan ke saluran pembuangan karena sifat asamnya dapat menyebapkan rusaknya ekosisten air.
Dalam metode pembersihan dapat digunakan bahan penyerap cairan dan penetral seperti chemizorb, merck art No. 101595 dan lain sebagainya. Setelah bahan diserap kemudian dapat diteruskan ke pembuangan. 6. Penyimpanan Bahan sebaiknya disimpan dalam keadaan tutup sangat rapat untuk menghindari adanya uap 0 0 yang lepas ke udara. Suhu penyimpanan pada 2 C hingga 25 C. 7. a. b. c. d.
Alat perlindung diri Pelindung pernapasan, untuk melindungi pernapasan dari uap/ aerosol yang terbentuk Pelindung tangan untuk menghindari tumpahan pada daerah tangan Pelindung mata berfungsi melindungi mata dari percikan bahan yang dapat masuk ke mata Pelindung lainya seperti jas laboratoriun , sepat safety dan lains ebagainya yang kesemuanya diharapkan dapat melindungi individu dari paparan bahan.
8. Sifat Fisik dan kimia bahan
a.
c. d.
Sifat Fisika Bentuk Warna Bau Titik Lebur Titik Didih/Rentang Didih Tekanan Uap Densitas Kelarutan dalam air Berat Molekul pH Massa relative
: Cair : Tidak Berwarna : Pedih : -32 °C : 121 °C :9,4hPa(20°C) : 1.39 g/cm3 (20°C) : Pada 20 °C Larut : 63,012 g/mol : < 1 (20°C) : Mr :63,012 g/mol
Sifat kimia Asam nitrat tidak stabil terhadap panas dan matahari dan akan terurai sebagai berikut : 2HNO3 + 1/2 O2 2NO3 + H2O b. larutan asan nitrat pekat berwarna kuning yang berasal dari warna NO2 terlarut. Untuk mengurangi penguraian asam nitrat ini, maka asam nitrat disimpan dalam botol berwarna coklat Didalam larutan pekatnya, asam nitrat mengalami ionisasi : + 2HNO3 + H2O NO + NO3 + 2H2O Asam nitrat dalam larutan asamnya adalah asam kuat. Hal ini disebabkan karena besarnya muatan positif pada atom N sehingga elektron OH tertarik kuat, akibatnya atom H menjadi mudah lepas. + HNO3 + H2O H3O + NO3
9. Reaktifitas dan stabilitas Bahan harus dihindari dari kondisi pemanasan karena sifat oksidatornya sangat sensitive terhadap panas dan dapat menyebapkan kebakaran. Beresiko meledak dengan bahan- tertentu
dan mudah sekali bereaksi dengan bahah-bahan organic, alcohol, logam dan basa. Pada proses penguraian dan reaksi dapat melepaskan gas nitrouas dan hydrogen. 10. Informasi toksikologis a. Toksisitas oral akut, LDLO manusia dosis: 430 mg/kg (senyawa anhydrat) (IUCLID) Tandatanda: kerusakan jaringan, mulut, oesophagus, Saluran cerna, nyeri hebat (resiko perforasi!), Muntah berdarah b. Toksisitas inhalasi akut, LC50 tikus dosis: 0,13 mg/l, 4 h (nitrogen dioxide) (senyawa anhydrat),Tanda-tanda: terbakar pada membran mukosa, Batuk, Napas tersengal, c. Menghirup zat bisa menyebabkan pembentukan oedema pada saluran pernapasan. d. Iritasi kulit pada kelinci dimana dapat menyebapkan luka bakar.(senyawa anhydrat) (IUCLID) e. Iritasi mata.pada kelinci dapat mengakibatkan luka bakar. (senyawa anhydrat) (IUCLID) Resiko kebutaan! Informasi lebih lanjut adalah bahwa bahan ini merupakan bahan korosif kuat yang dapat menimbulkan efek sistemik berupa kematian bila tertelan: 11. Kelas Pembuangan Penghasil limbah kimia harus menentukan apakah suatu bahan kimia yang dibuang diklasifikasikan sebagai limbah berbahaya. Penghasil limbah kimia juga harus berkonsultasi lokal, regional, dan nasional peraturan limbah berbahaya untuk memastikan klasifikasi lengkap dan akurat. Asam Anorganik dan anhidrat harus dicairkan atau dihidrolisis dengan dituangkan kedalamair es sambil diaduk dan kemudian dinetralisir ( gunakan sarung tangan) dengan menggunakan palarut NaOH. Sebelum ditempatkan di kontainer D, periksa pH-nya dengan menggunakan pH indikator universal (disposal 12) Bahan ini merupakan bahan merusak ( LGK 8) dan merupakan bahan yang sedikit mencemari air (WGK 1) namun tetap perlu perhatian dalam proses pembuangnya. 12. Informasi Transportasi a. Pernyataan (jalur kereta api dan jalan raya) ADR, RRID UN 2031 Salpetersäure, 8 (5.1), II b. Pernyataan (transportasi melalui laut) Kode-IMDG UN 2031 NITRIC ACID WITH AT LEAST 65% BUT NOT MORE THAN 70%, 8 (5.1), II, Segregation Group: 1 (Acids) c. Pernyataan (transportasi melalui udara) IATA-DGR UN 2031 NITRIC ACID, 8 (5.1), II 13. Pelabelan Adapun Label yang digunakan seseai dengan peraturan keselamatan yang ditetapkan oleh PBB adalah sebagai berikut :
Label Oksidator dan Korosif
Pernyataan Berbahaya H272: Dapat memperhebat api, pengoksidasi. H314: Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang serius. H290: Dapat merusak logam-logam. Pernyataan Hati-hati P260: Jangan menghirup uap. P280: Gunakan sarungtangan pelindung/pelindung muka/mata. P301 + P330 + P331: JIKA TERTELAN: Berkumurlah. JANGAN memancing muntah. P305 + P351 + P338: JIKA TERKENA MATA: Bilas secara hati-hati dengan air selama beberapa menit. Lepas lensa kontak, jika digunakan dan mudah melakukannya. Lanjutkan membilas. P309 + P310: Jika terpapar atau Anda merasa tidak sehat: Segera telponlah PUSAT RACUN atau dokter. Simbol: C Korosif R - Frasa: 35 Mengakibatkan luka bakar yang parah. S - frasa: 23-26-36/37/39-45 Jangan menghirup uap. Jika kena mata, segera bilas dengan banyak air dan dapatkan bantuan medis. Pakai pakaian pelindung, sarung tangan, dan pelindung mata/wajah yang sesuai. Jika terjadi kecelakaan atau. jika merasa tidak enak badan, segera dapatkan bantuan medis (tunjukkan label jika mungkin). Pengurangan pelabelan (≤125 ml) Simbol: C Korosif R - Frasa: 35 Mengakibatkan luka bakar yang parah. S - frasa: 26-36/37/39-45 Jika kena mata, segera bilas dengan banyak air dan dapatkan bantuan medis. Pakai pakaian pelindung, sarung tangan, dan pelindung mata/wajah yang sesuai. Jika terjadi kecelakaan atau jika merasa tidak enak badan, segera dapatkan bantuan medis (tunjukkan label jika mungkin). Perundang-undangan nasional Kelas penyimpanan VCl: 5.1 B Agen pengoksidasi (TRG 515 Group 2+3) Kelas kontaminasi Air (Jerman): WGK 1 agak berbahaya untuk air
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Dengan implementasi MSDS yang diterapkan pada skala laboratorium maupun industri, tentunya bahaya zat-zat kimia (khususnya B3) yang mengganggu keselamatan kerja pun dapat dihindari. 3.1 Saran
Sebaiknya dokumen MSDS harus tersedia di setiap laboratorium ataupun industry kimia untuk mengetahui bahayanya,dampak negative yang timpul, pencegahan serta penanggulangannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://chemcareasia.wordpress.com/2007/05/09/identifikasi-bahaya-bahan-kimia/ http://okleqs.wordpress.com/2008/12/02/1-asam-sulfat-h2so4/ http://industrikimia.com/tag/msds-asam-sulfat http://siklus.lmb.its.ac.id/?p=254