1
MODULE MBG
MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN
DALAM RAB CARA PRAKTIS
DIUSUSUN OLEH :
Drs. SANDIYO HADI
PRODI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
SMK N2 PENGASIH
2010
LANGKAH LANGKAH MENYUSUSUN RAB
MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN
Menghitung volume pekerjaan diawali dengan mengidentifikasi setiap item pekerjaan yang akan dilaksanakan (membaca gambar bestek yang disajikan sebagai kelengkapan data dalam menghitung volume). Setiap proyek yang dilaksanakan tidak selalu sama item pekerjaannya, ini tergantung dari beberapa aspek antara lain : jenis proyeknya, lokasi pelaksanaan proyeknya, jenis peralatan yang digunakan, dan cara mengerjakanya.
Dasar menghitung volume adalah ilmu matematika sederhana (hitung luas, volume), dan seorang estimator harus mampu membayangkan gambar yang disajikan dalam 2 dimensi (gambar bestek) menjadi bayangan nyata/ gambar 3 dimensi, sehingga dengan kemampuan-kemampuan ini estimator tidak akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan/ menghitung volume suatu pekerjaan tersebut.
Pekerjaan Persiapan
Pembersihan lapangan (m2)
Dalam menghitung pembersihan biasa menggunakan satuan m2 atau lungsum (Ls). Pada pembersihan lapangan ini yang dihitung meliputi: luas bangunan yang akan dibangun (termasuk teras), Luas tritisan/ emperan, Luas area septictank
Tritisan
Tritisan
Gambar 1.1. Area pembersihan
Pengukuran dan pasang bowplank (m1)
Perhitungan pasang bowplank dihitung tiap lajur pondasi dan tiap lajur dikalikan 2, satuan yang digunakan dalam perhitungan pasang bowplank adalah m1. Perhitungan pasang bowplank sebagai berikut:
Lajur arah horizontal (x) : a x 2 = C = 14 x 2 = 28 m1
Lajur arah Vertikal (Y) : b x 2 = D + = 7 x 2 = 14 m1 +
Jumlah = E = 42 m1
Jarak papan bowplank/ patok sebagai bowplank, minimal berjarak 2 meter dari rencana galian, hal ini dimaksudkan agar bowplank tidak rusak terkena galian tanah (mengganggu galian tanah).
Gambar 1.2. Pasang bouwplank
Pekerjaan Tanah dan Pasir
Galian tanah pondasi (m3)
Galian pondasi umumnya tidak hanya satu bentuk, melainkan bervariasi, bentuk galian pondasi menyesuaikan struktur tanah di lokasi proyek (keras, lunak, pasir). Satuan dalam perhitungan galian pondasi adalah m3, beberapa bentuk macam galian pondasi antara:
Gambar 2.1. Bentuk galian pondasi
Luas trapezium (galian pondasi tepi, tengah) = a+b2.t Luas = a . t
Volume trapezium = (a+b2.t ) x panjang galian (P)
Perlu juga diperhatikan dalam perhitungan galian pondasi, apabila ada galian foot plat, maka yang harus dihitung adalah galian pondasi foot plat terlebih dahulu baru kemudian dihitung galian pondasi stall, agar tidak terjadi pengulangan perhitungan volume galian.
Urug pasir bawah pondasi (m3)
Urug pasir bawah pondasi dihitung berdasarkan tebal urugan x lebar urugan x panjang urugan, sehinggga satuannya adalah m3. Sebagai contoh tebal urug pasir bawah pondasi = 0,1 m, lebar 0,8 m dan panjang urugan pondasi 20 m, jadi volume urug pasir adalah = 0,1 m x 0,8 m x 20 m = 1.6 m3.
Urug tanah kembali (m3)
Perhitungan urug tanah kembali dapat dihitung dengan ½ x galian pondasi, satuannya m3.
Urug pasir sirtu peninggian lantai (m3)
Peninggian lantai dihitung dalam satuan m3 , cara menghitungnya adalah Luas lantai (m2) x tebal urugan (m).
Urug pasir bawah lantai (m3)
Urug pasir bawah lantai dihitung dalam satuan m3 , cara menghitungnya adalah Luas lantai (m2) x tebal urugan (m)
Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
Gambar 3.1 Potongan pasangan
Pasangan Batu Stampeng (m3)
Satuan untuk volume pas. batu stamping/ batu kosong adalah m3. Cara menghitung volumenya adalah tinggi pas. batu x lebar pas batu x panjang total pas batu. Contoh (lihat gambar 3.1) :
Tinggi pasangan: 0,2 m Lebar pasangan : 0,1 m Panjang pas.: 12 m
0,2 m x 0,1 m x 12 m = 0,24 m3
Pasangan pondasi batu kali/ gunung 1:3:10
Satuan untuk volume pas. Pondasi batu dengan spesi adalah m3. Cara menghitung volume = luas penampang pas. batu x panjang total pas batu
30 cm
30 cm
Panjang pasangan = 12 m
0,3+0,72x 0,8 x 12=4,8 m3
80 cm
80 cm
70 cm
70 cm
Gambar 3.1. Pasangan pondasi
Pasangan dinding ½ batu dengan spesi 1:3:10
Pasangan dinding ½ batu dihitung dalam satuan m2. Untuk memudahkan dalam menghitung maka dihitung tiap lajur horizontal dan vertical. Cara menghitung volume : (tinggi pas bata x panjang pas. bata) – lubang kusen. Contoh :
Gambar 3.2. Pasangan batu bata 1:3:10 dan pasangan tasram 1:3
Pasangan dinding tasram ½ batu (spesi 1:3)
Pasangan dinding ½ batu dihitung dalam satuan m2. Cara menghitungnya: tinggi pas bata x panjang pas. Bata. Contoh (lihat gambar 3.2):
0,3 x 2,7 = 0,81 m2.
Pasangan dinding roster
Pasangan dinding roster dihitung dalam satuan m2. Data yang diperlukan: tinggi pas. roster x panjang pas. roster.
Gambar 3.3. Pasangan roster
Pasangan rollag bata tritisan
Pasangan rollag bata tritisan dihitung dalam satuan m2. Cara menghitungnya seperti menghitung volume dinding, caranya : Lebar pas. bata x Panjang pas. Bata.
Misal panjang tritisan 12 m, lebar 1m (lihat gambar 3.4).
1m x 12m = 12 m2.
Gambar 3.4. Plesteran rabat tritisan
Plesteran dinding 1:3:10 (m2)
Plesteran dinding ½ batu dihitung dalam satuan m2. Caranya:
tinggi plesteran (pas bata) x panjang plesteran (pas. Bata) x 2 sisi (Luar dan dalam). atau 2 x volume pas batu bata 1:3:10.
Plesteran dinding tasram 1:3 (m2)
Plesteran dinding tasram dihitung dalam satuan m2. Caranya:tinggi plesteran (pas bata) x panjang plesteran (pas. Bata) x 2 sisi (Luar dan dalam).
atau 2 x volume pas. Tasram 1:3.
Plesteran beton 1:3 (m2)
Plesteran daerah beton dihitung dalam m2. Caranya:
Panjang plesteran beton x Lebar plesteran beton
Sponengan (m1)
Volume sponengan adalah perhitungan volume pada keliling kusen x 2 sisi (luar dan dalam), satuanya dalam m1.
Gambar 3.4. sponengan kusen
Plesteran rabat tritisan (m2)
Satuan volume pada plesteran rabat tritisan adalah m2. Caranya:
Lebar plesteran tritisan x panjang plesteran tritisan (keliling tritisan).
Untuk volume plesteran tidak dikalikan 2 sisi, karena hanya sisi atas saja yang diplester
Pekerjaan Beton
Beton Sloof 15/20 ( dihitung dalam m3)
Gambar 4.1. Sloof 15/20L = 0,15 x 0,20= 0,03 m2V sloof = L x Panjang total sloof
Gambar 4.1. Sloof 15/20
L = 0,15 x 0,20
= 0,03 m2
V sloof = L x Panjang total sloof
Beton kolom praktis 15/15 cm (dihitung dalam m3)
Gambar 4.2. Kolom 15/15L = 0,15 x 0,15= 0,0225 m2V kolom praktis = L x Tinggi kolom x Jumlah kolom praktis
Gambar 4.2. Kolom 15/15
L = 0,15 x 0,15
= 0,0225 m2
V kolom praktis = L x Tinggi kolom x Jumlah kolom praktis
Beton kolom teras 20/20 cm (dihitung dalam m3)
Gambar 4.3. Kolom 20/20L = 0,20 x 0,20= 0,04 m2V kolom teras = L x Tinggi kolomx Jumlah kolom teras
Gambar 4.3. Kolom 20/20
L = 0,20 x 0,20
= 0,04 m2
V kolom teras = L x Tinggi kolomx Jumlah kolom teras
Beton konsol (dihitung dalam m3)
L = 0,15 x 0,252x 2 mVolume = L x 0,15 (m3)Gambar 4.4. Konsol
L = 0,15 x 0,252x 2 m
Volume = L x 0,15 (m3)
Gambar 4.4. Konsol
L = 0,15 x 0,20V. ring balk = L x Panjang totalBeton Ring balk 15/20 cm (dalam m3)
L = 0,15 x 0,20
V. ring balk = L x Panjang total
Gambar 4.5.Beton ring balk 15/20
Gambar 4.5.Beton ring balk 15/20
Beton Duk (bawah kusen) campuran 1:3:5
Volume duk = (0,06 x 0,15 x 0,12) x jumlah duk kusenGambar 4.6.Beton duk
Volume duk = (0,06 x 0,15 x 0,12) x jumlah duk kusen
Gambar 4.6.Beton duk
Beton bawah tegel keramik 1:3:5 (dihitung dalam m3) tebal 4 cm
Gambar 4.7. Lapis pas tegel keramik
V beton rabat = 0,04 x luas lantai
Beton rabat 1:3:5 (dihitung dalam m3)
Volum rabat beton = Luas tritisan x tebal beton rabat (4cm)
Pekerjaan Kayu
Kusen pintu dan jendela
Gambar 5.1. Rencana kusen pintu jendela
Sebagai langkah awal dalam menghitung volume kusen adalah memberikan penomoran pada batang kayu yang sama (lihat gambar 5.1), setelah itu hitung masing-masing panjang batang dan jumlah batang sesuai dengan penomoran batang, kemudian dikalikan dengan luas penampang dari kusen (6/12) dan setiap batang ditambah 10 % untuk toleransi bahan.Untuk mempermudah menghitung maka dibuat tabel seperti dibawah ini (lihat tabel 5.1) :
Kusen Jendela
Gambar 5.2. Kusen Jendela
Caranya sama seperti pada langkah menghitung volume kusen pintu jendelaSebagai langkah awal dalam menghitung volume kusen pintu dan jendela yaitu memberikan penomoran pada batang kayu yang sama (lihat gambar 5.2), setelah itu hitung masing-masing panjang batang dan jumlah batang sesuai dengan penomoran batang, kemudian dikalikan dengan luas penampang dari kusen (6/12), dan setiap batang ditambah 10 % untuk toleransi bahan.Untuk mempermudah menghitung maka dibuat tabel seperti dibawah ini (lihat tabel 5.1) :
Tabel. 5.1. Perhitungan Kusen Pintu Jendela (gambar 5.1).
Sket rencana kusen
No btg
Panjang btg (m)
btg (btg)
Panjang btg + 10% (m)
Luas Penampang (m2)
Volume (m3)
1
2
3
4
5
3,40
3,20
2,44
2,27
1,98
1
1
1
2
3
3,74
3,52
2,68
4,99
6,53
0,0072
0,0072
0,0072
0,0072
0,0072
0,0269
0,0253
0,0193
0,0359
0,0470
Jumlah Volume Kusen 6/12 (untuk 1 buah kusen)
0,1546
Jumlah kebutuhan kusen 2 buah, sehingga volumenya menjadi 0,1546 x 2
0,3092
Tabel. 5.2. Perhitungan Kusen Jendela (gambar 5.2).
Sket rencana kusen
No btg
Panjang btg (m)
btg (btg)
Panjang btg + 10% (m)
Luas Penampang (m2)
Volume (m3)
1
2
3
1,78
1,58
2,00
2
1
3
3,92
1,74
6,60
0,0072
0,0072
0,0072
0,0282
0,0125
0,0475
Jumlah Volume Kusen 6/12 (untuk 1 buah kusen)
0,0882
Jumlah kebutuhan kusen 2 buah, sehingga volumenya menjadi 0,0882 x 3
0,2646
Daun Pintu (dihitung dalam m2)
L daun pintu = 0,082 x 2,02 = 0,16564 m2Jika jumlah pintu 2 maka = 0,16564 x 2 bh = 0,33128 m2
L daun pintu = 0,082 x 2,02
= 0,16564 m2
Jika jumlah pintu 2 maka = 0,16564 x 2 bh
= 0,33128 m2
Gambar 5.3. Daun Pintu Panil
Daun Jendela Kaca (dihitung dalam m2)
Kaca dihitung luasannya (m2) = 1,32 x 0,60 = 0,792 m2 (untuk 1 jendela)Jika jumlah jendela 4 maka = 0,792 x 4 bh = 3,168 m2
Kaca dihitung luasannya (m2) = 1,32 x 0,60
= 0,792 m2 (untuk 1 jendela)
Jika jumlah jendela 4 maka = 0,792 x 4 bh = 3,168 m2
Gambar 5.3. Daun Pintu Panil
Jalusi (dihitung dalam m2)
Volume Jalusi = 0,12 x 0,72 = 0,0864 m2Volume total = 0,0864 x jumlah jalusi
Volume Jalusi = 0,12 x 0,72 = 0,0864 m2
Volume total = 0,0864 x jumlah jalusi
Gambar 5.4. Jalusi
Irung-irung pintu double inap
Dihitung dalam (m). Tiap batang panjangnya 2m.
Gambar 5.5. Irung-irung pintu
Pekerjaan Penutup Atap dan Pyan
Luas atap tipe kampong, (usuk dan reng di hitung dalam m2)
Luas atap (m2)L = a x bL. Atap Total = 2 x LPanjang lisplak (m1) = (4 x a) + (2 x b)Genteng Kerpus (m1) = bPlafon = Jika plafon miring lebar atau panjangnya sesuai gambar
Luas atap (m2)
L = a x b
L. Atap Total = 2 x L
Panjang lisplak (m1) = (4 x a) + (2 x b)
Genteng Kerpus (m1) = b
Plafon = Jika plafon miring lebar atau panjangnya sesuai gambar
Luas atap tipe limasan, (usuk dan reng di hitung dalam m2)
Panjang lisplak (m1) = (2 x a) + (2 x c)Genteng Kerpus (m1) = b + ( 4 x d )Plafon = Jika plafon miring lebar atau panjangnya sesuai gambar
Panjang lisplak (m1) = (2 x a) + (2 x c)
Genteng Kerpus (m1) = b + ( 4 x d )
Plafon = Jika plafon miring lebar atau panjangnya sesuai gambar
L = 12 x c x t (diukur) Luas Total = L x jumlah atapL = a+b2 x t (diukur) Luas Total = L x jumlah atap
L = 12 x c x t (diukur) Luas Total = L x jumlah atap
L = a+b2 x t (diukur) Luas Total = L x jumlah atap
Rangka Plafon dan penutup eternit (dihitung dalam m2)
Luas rangka plafon (m2)L = 3 x 5 = 15 m2Penutup Eternit (m2)L = 3 x 5 = 15 m2
Luas rangka plafon (m2)
L = 3 x 5 = 15 m2
Penutup Eternit (m2)
L = 3 x 5 = 15 m2
Nok, Gording, Jurai dan Mur Plat (dihitung dalam m3)
L = 0,08 x 0,12 = 0,0096 m2V. Nok = L x Panjang NokV. Gording = L x Panjang GordingV. Jurai = L x Panjang JuraiV. Mur Plat = L x Panjang Mur Plat
L = 0,08 x 0,12 = 0,0096 m2
V. Nok = L x Panjang Nok
V. Gording = L x Panjang Gording
V. Jurai = L x Panjang Jurai
V. Mur Plat = L x Panjang Mur Plat
Ruiter / Papan jengger (dihitung dalam m2)
L = 0,15 x Panjang Reuter/ Nok/ Jurai
L = 0,15 x Panjang Reuter/ Nok/ Jurai
Lisplank (dihitung dalam m2)
L = 0,20 x Panjang Tritisan
L = 0,20 x Panjang Tritisan
Kuda-Kuda (dihitung dalam m3)
Tiap panjang batang diukur dalam gambar (skala)
Tabel. Perhitungan 1 Buah Kuda-kuda kayu 8/12
Nomor
Batang
Panjang Batang
(m)
Jumlah
(bh)
Panjang Batang + 10%
(m)
Penampang
(m2)
Volume
(m3)
1
4,74
1
5,214
0,0096
0,0501
2
2,59
2
2,849
0,0096
0,0274
3
1,29
1
1,419
0,0096
0,0136
4
0,97
2
1,067
0,0096
0,0102
5
2,27
2
2,497
0,0072
0,0180
Jumlah kayu yang dibutuhkan untuk 1 buah kuda-kuda
(seperti gambar diatas)
0,1192
Untuk perhitungan 3 (tiga) buah kuda-kuda dengan bentuk dan ukuran yang sama maka hasil perhitungan di atas dikalikan 3 (tiga) sehingga menjadi = 0,1192 x 3 = 0.3576 m3.
Pekerjaan Pasangan Tegel
Pasangan Tegel Lantai (dihitung dalam m2)
Luas = Luas lantai denah + teras
(Untuk ukuran tegel keramik 30x30 cm)
Pasangan Tegel KM/WC
Pasangan Tegel Teras
Pasangan Tegel Dapur
Pekerjaan Kaca dan Besi
Untuk pekerjaan kaca (dihitung dalam m2), diukur dalam gambar.
Begel dan baut
Untuk pekerjaan kuda-kuda tiap 1 (satu) buah kuda-kuda membutuhkan 15 kg begel dan baut
Pekerjaan Penggantung dan Pengunci
Setiap Daun Pintu dipasang = 3 Engsel H
Setiap Daun Jendela dipasang = 2 Engsel, 1 handel, 2 senit
Pekerjaan Pengecatan Kayu
Pengecatan Daun Pintu (dalam m2)
Pengecatan Daun Jendela (dalam m2)
Luas bidang cat= 2 ( 0.12 + 0.06 ) x Tinggi/ Panjang kusen yang dicatUntuk kusen yang nempel tembok= ( 0.12 + 2. 0.06 ) x Tinggi/ Panjang kusen yang dicat(semua ukuran dibuat dalam meter)Pengecatan Kusen (dalam m2)
Luas bidang cat
= 2 ( 0.12 + 0.06 ) x Tinggi/ Panjang kusen yang dicat
Untuk kusen yang nempel tembok
= ( 0.12 + 2. 0.06 ) x Tinggi/ Panjang kusen yang dicat
(semua ukuran dibuat dalam meter)
Pengecatan Jalusi
Pengecatan jalusi sesuai tipe jalusinya.
Luas bidang cat= ( 0.12+2 ) x Panjang jalusi(semua ukuran dibuat dalam meter)
Luas bidang cat
= ( 0.12+2 ) x Panjang jalusi
(semua ukuran dibuat dalam meter)
Luas bidang cat= 0,20 x panjang lisplankPengecatan Lisplank
Luas bidang cat
= 0,20 x panjang lisplank
Pengecatan Plepet Eternit
Luas bidang cat= 0,04 x panjang Plepet
Luas bidang cat
= 0,04 x panjang Plepet
PROSEDUR PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN
BANGUNAN NEGARA :
Pada dasarnya,semua bangunan negara harus dibororngkan/dilelang atau ditender dengan cara sesuai dengan macam dan besar/kecilnya banguanan tersebut.
Untuk bangunan yang mempunyai sifat khusus,misalnya pekerjaan patung-patung monumen,ukiran-ukiran yang mempunyai nilai historis,tidak semua kontraktor dapat melaksanakannya,oleh karena itu, tidak perlu ditempuh dengan pelelangan umum. Atau bangunan biasa yang kecil,yang biayanya kurang dari Rp 20 juta, pihak pelelang diperbolehkan menunjuk suatu kontraktor sebagai pelaksana atau pelelang dibawah tangan/penujukan langsung atas persetujuan instansi yang mempunyai wewenang dalam pengesahan yang bersifat teknis,adalah jawatan gedung-gedung negara daerah (Dep.PUTL). Sebaliknya,untuk bangunan negara yang cukup besar,dengan biaya lebih dari Rp 20 juta,harus dilelangkan menurut cara-cara yang dapat menunjukkan adanya persaingan yang dapat dipertanggungjawabkan,misalnya pelelangan terbatas (pelelangan dengan undangan)