Modul Penyuluhan / pendidikan kesehatan Henry Wiyono S.Kep.,Ns
1.
2.
Prinsip – prinsip pendidikan kesehatan Semua petugas kesehatan telah mengakui bahwa pendidikan kesehatan itu penting untuk menunjang program-program kesehatan yang lain. Akan tetapi pada kenyataan pengakuan ini tidak di dukung dengan kenyataan. Artinya dalam program – program pelayanan kesehatan kurang melibatkan pendidikan kesehatan. Meskipun program itu telah melibatkan pendidikan kesehatan, tetapi kurang memberikan bobot. Argumentasi mereka adalah karena pendidikan kesehatan itu tidak segera dan jelas memperlihatkan hasil. Dengan kata lain, pendidikan kesehatan itu tidak segera membawa manfaat bagi masyarakat dan mudah dilihat dan diukur. Hal ini memang benar karena pendidkan merupa kan ‘behavior investemen’ jangka panjang. Hasil invesment pendidikan kesehatan baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian . Dalam waktu yang pendek (immediate impact) pendidikan kesehatan hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan saja belum akan berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan. Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil jangka menengah (intermediate impact) dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya perilaku kesehatan akan berpengaruh pada peningkatan indicator kesehatan masyarakat sebagai keluaran (outcome) pendidikan kesehatan. Hal ini berbeda dengan program kesehatan yang lain, terutama program pengobatan yang dapat langsung memberikan hasil (immediate impact) terhadap penurunan kesehatan. Peranan pendidikan kesehatan Semua ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kesehatan mengacu kepada H.L Blum dari hasil penelitiannya di Amerika Serikat, sebagai salah satu Negara yang sudah maju. Blum menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap kesehatan. Kemudian berturut-turut disusul oleh perilaku mempunyai andil nomor dua , pelayanan kesehatan. Bagaimana proporsi pengaruh factor – factor tersebut terhadap status kesehatan di Negara- Negara berkembang, terutama di Indonesia belum ada penelitian belum ada penelitian. Apabila dilakukan penelitian mungkin perilaku mempunyai kontribusi yang lebih besar. Selanjutnya Lewrence Green menj elaskan bahwa perilaku itu dilator belakangi atau dipengaruhi oleh tiga factor pokok, yakni factor predisposisi, factor yang mendukung, dan factor yang memperkuat atau mendorong. Oleh sebab itu pendidikan kesehatan sebagai factor usaha intervensi perilaku harus diarahkan pada ketiga factor pokok tersebut . Skema dari Blum dan Green tersebut dapat dimodifikasi sebagai berikut :
v
Hubungan status kesehatan Perilaku, dan Pendidikan Kesehatan
Status kes
3. Konsep Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan dalam bidang kesehatan . dilihat dari segi pendidikan, pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktik pendidikan. Oleh sebab itu konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang diaplikasikan pada bidang kesehatan. Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia itu sebagai makhluk social dalam kehidupannya untuk mencapai nilai – nilai hidup dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu, dan sebagainya). Dalam mencapai tujuan tersebut seorang individu, kelompok atau masyarakat tidak terlepasdari kegiatan belajar . Kegiatan atau proses belajar dapat terjadi di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Seseorang yang dikatakan belajar apabila dalam dirinya terjadi perubahan, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa mengerjakan menjadi dapat mengerjakan sesuatu . Dari uraian singkat ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar itu mempunyai cirri-ciri : belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu, kelompok atau masyarakat yang sedang belajar baik actual maupn potensial . Ciri kedua dari hasil belajar adalah bahwa perubahan tersebut didapatkan karena kemampuan yang baru yang berlaku untuk waktu relative lama . Ciri ketiga adalah bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dan didasari bukan karena kebetulan. Bertitik tolak dari konsep pendidikan tersebut maka konsep pendidikan kesehatan itu juga proses belajar pada individu, kelompok dan masyarakat dari yang tidak tahu tentang nilai – nilai kesehatan menjadi tahu, dari yang tidak mampu mengatasi masalah – masalah kesehatan sendiri menjadi mampu, dan lain sebagainya. Berangkat dari konsep pendidikan kesehatan , pendidikan
kesehatan didefinisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk membantu mencapai kesehatan mereka secara optimal.
4. Proses pendidikan kesehatan Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa prinsip pokok pendidikan kesehatan adalah proses belajar. Di dalam kegiatan belajar terdapat tiga persoalan masukan (input), proses dan persoalan keluaran (out put). Persolan masukan dalam pendidikan kesehatan adalah menyangkut sasaran belajar atau peserta didik yaitu individu, kelompok dan masyarakat yang sedang belajar itu sendiri dengan berbagai latar belakangnya. Persoalan proses adalah mekanisme da interaksi terjadinya perubahan kemampuan (perilaku)pada diri subjek belajar tersebut. Dalam proses ini terjadi proses timbal balik antara berbagai factor antara lain : subjek belajar, pengajar (pendidik atau fasilitator ) metode dan teknik belajar, alat bantu belajar. Dan materi bahan ajar yang dipelajari. Sedangkan keluaran adalah hasil belajar itu sendiri yaitu berapa kemampuan atau perubahan perilaku dari subjek belajar. Proses kegiatan belajar tsb dapat digambarkan sbg :
Proses belajar Input (subjek belajar)
Proses belajar
output (hasil belajar)
Beberapa ahli pendidikan mengelompokan factor – factor yang mempengaruhi proses belajar ini ke dalam 4 kelompok besar, yakni factor materi (bahan belajar), lingkungan, instrumental ini terdiri dari perangkat keras (Hardware) seperti pelengkapan belajar dan alat – alat peraga dan perangkat lunak (software) seperti fasilitator belajar, metode belajar, organisasi dan sebagainya. Dalam pendidikan kesehatan subjek belajar ini dapat berupa individu kelompok atau masyarakat. 5. Ruang lingkup pendidikan kesehatan Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau aplikasinya, dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan. Dari dimensi sasaran pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu : a. Penkes individual dengan sasaran individu b. Penkes kelompok dengan sasaran kelompok c. Penkes kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung diberbagai tempat, dengan sendirinya sasarannya berbeda pula, misalnya a. Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid b. Pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rumah sakit- rumah sakit dengan sasaran pasien atau keluarga pasien atau keluarga pasien, di Puskesmas dan sebagainya. c. Pendidikan kesehatan di tempat – tempat kerja dengan sasaran buruh atau karyawan yang bersangkutan Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarakan lima tingkat pencegahan (five levels of preventions) dari (Leavel and Clark) dan sebagai berikut : a. Promosi kesehatan (health promotions) b. Perlindungan khusus (specific protections) c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosic and prampt treatment) d. Pembatasan cacat (Disability limitations) e. Rehabilatasi (rehabilitations)
6. Sub bidang keilmuan pendidikan kesehatan Dalam diagram diatas telah di ilustrasikan bahwa pendidikan kesehatan sebagai usaha intervensi perilaku diarahkan pada 3 faktor pokok, yakni factor-faktor presdiposisi, factor pendukung, dan factor pendorong. Strategi dan pendekatan untuk ketiga factor tersebut berbeda meskipun tidak secara eksplisit. Dari perbedaan dan pendekatan tersebut berakibat dikembangkannya mata ajar – mata ajar atau sub disiplin ilmu sebagai bahan dari pendidikan kesehatan. Mata ajaran – ajaran tersebut adalah : a. Komunikasi b. Dinamika kelompok c. Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat (PPM) d. Pengembangan kesehatan masyarakat desa (PKDM) e. Pemasaran social (Social marketing) f. Pengembangan Organisasi g. Pendidikan dan pelatihan (diklat) h. Pengembangan media (teknologi pendidikan kesehatan ) i. Perencanaan dan evaluasi pendidikan kesehatan j. Antropologi kesehatan k. Sosiologi kesehatan l. Psikologi social 7. Metode pendidikan perilaku Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, masyarakat, kelompok dan individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilakunya. Dengan kata lain, dengan adanya pendidikan tersebut dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran. Pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses , dimana proses tersebut mempunyai masukan (input) dan keluaran (output). Dalam suatu proses pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan pendidikan yakni perubahan perilaku dipengaruhi oleh banyak factor. Factor – factor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan di samping masuknya sendiri juga metode materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya dan alat-alat bantu dan alat – alat peraga pendidikan.agar dicapainya suatu hasil yang optimal , maka factor – factor tersebut harus bekerja sama secara harmonis. Hal ini berarti bahwa masukan (sasaran pendidikan ) tertentu harus menggunakan cara tertentu pula, materi harus juga disesuaikan dengan sasaran, demikian juga alat bantu pendidikan disesuaikan juga. Untuk sasaran kelompok metodenya harus berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individual. Untuk sasaran massapun harus berbeda dengan sasaran individual dan sebagainya. Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode pendidikan individual, kelompok dan massa (public). a. Metode pendidikan individual (perorangan) Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual ini digunakan untuk membina perilaku baru atauseseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya, seorang ibu yang baru saja menjadi akseptor atau seorang ibu hamil yang tertarik terhadap imunisasi TT karena beru saja memperoleh / mendengarkan penyuluhan kesehatan. Pendekatan yang digunakan agar Ibu tersebut menjadi akseptor lestari atau ibu hamil tersebut segera minta imunisasi, maka harus didekati secara perorangan. Perorangan disini berate tidak hanya kepada ibu-ibunya yang bersangkutan, tetapi juga kepada suami atau keluarga dari ibu tersebut. Dasar digunakan metode pendekatan individual ini disebabkan karena setiap orang mempenyai masalah atau alasan yang berbeda – beda sehubungan dengan penerimaan atau perilakubaru tersebut.
Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat, serta membantunya maka perlu menggunakan metode ini. Bentuk dari pendekatan ini antara lain: a) Bimbingan dan penyuluhan (guindance and counseling) b) Wawancara (interview) b. Metode pendidikan kelompok Dalam memilih metode pendekatan kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal sasaran. Untuk kelompok yang besar metodenya akan lain dengan yang kecil. Efektifitas suatu metode akan bergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan. a) Kelompok besar Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar itu, antara lain : Ceramah Seminar b) Kelompok kecil Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode – metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain : Diskusi kelompok Curah pendapat (brain storming) Bola salju (snow balling) Kelompok kecil – kecil (Bruzz Group) Role play (permainan peranan) Permainan simulasi (simulation game) c. Metode pendidikan massa (Public) Metode pendidikan massa untuk mengonsumsikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau public, maka cara yang paling tepat adalah pendekatan massa. Oleh karena sasaran pendekatan ini bersifat umum dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status social ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah”awareness” atau kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi, belum begitu diharapkan sampai dengan perubahan perilaku adalah wajar. Pada umumnya bentuknya pendekatan massa ini tidak langsung. Biasanya menggunakan atau melalui media massa. Beberapa contoh metode ini, antara lain a) Ceramah umum (public speaking) b) Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan mll media elektrolit maupun massa c) Simulasi (dialog antara pasien dengan dokte) d) Sinetron (dokter Sartika) e) Tulisan – tulisan di majalah atau Koran f) Billboard yang dipasang di pinggir jalan 8. Alat bantu dan media pendidikan kesehatan a. Alat bantu (peraga) a) Pengertian Adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan / pengajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut “alat peraga” karena berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran Alat ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap mll panda indra. Semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula
pengertian /pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indra sebanyak mungkin kepada suatu objek, sehingga mempermudah persepsi. Seseorang atau masyarakat di dalam proses pendidikan dapat memperoleh pengalaman / pengetahuan melalui berbagai macam alat bantu pendidikan. Tetapi masing-maing alat mempunyai intensitas yang berbeda-beda dalam membantu persepsi seseorang. Elgar Dale membagi alat peraga tersebut menjadi 11 macam dan sekaligus dalam suatu kerucut.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Kerucut Elgar Dale Dari gambar kerucut tersebut dapat dilihat bahwa lapisan yang paling dasar adalah benda asli dan paling atas adalah “kata-kata”. Hal ini berarti bahwa dalam proses pendidikan benda asli mempunyai intensitas yang paling tinggi untuk mempersepsikan bahan pendidikan / pengajaran. Sedangkan penyampaian bahan yang hanya dengan kata-kata hanya sangat kurang efektif atau intensitasnya paling rendah. Jelas bahwa mengunakan alat peraga adalah salah satu prinsip proses pendidikan Dalam rangka penddikan kesehatan masyarkat sebagai consumer juga dapat dilibatkan dalam pembuatan alat bantu peraga (alat bantu pendidikan ). Untuk itu petugas kesehatan berperan untuk membimbing dan membina, bukan hanya dalam bidang kesehatan mereka sendiri, tetapi juga memotivasi mereka sehingga meneruskan informasi kesehatan kepada anggota masyarakat lain. Alat peraga yang membantu dalam melakukan penyuluhan, agar pesan-pesan kesehtan dapat diterima / disampaikan lebih jelas, dan masyarakat sasaran dapat menerima pesan orang tersebut dengan jelas dan tepat. Dengan alat peraga orang dapat lebih mengerti fakta kesehatan yang dianggap rumit, sehingga mereka dapat menghargai kesehatan itu bagi kehidupan. b) Faedah alat bantu pendidikan Secara terperinci, faedah alat peraga antara lain : Menimbulkan minat
Mencapai sasaran lebih banyak
Bantu mengatasi hambatan bhs
Merangsang ‘laksanakan pesan
Bantu belajar > banyak & tepat
Merangsang meneruskan pesan
Mempermudah penyampain bahan
c)
Mempermudah penerimaan info
Mendorong mengetahui,’dalami
Bantu mengakkan pengertian
Macam – macam alat bantu pendidikan Pada garis besarnya, hanya ada dua macam alat bantu pendidikan (alat peraga)
Alat bantu lihat (Visual aids) Alat ini berguna dalam membantu menstimulasi indra mata (penglihatan) pada waktu terjadinya proses pendidikan. Alat ini ada 2 bentuk :
-
Alat bantu yang diproyeksikan , misalnya slide, film, film strip
-
Alat – alat yang tidak diproyeksikan (dua dimensi, tiga dimensi)
Alat bantu dengar (audio aids) Merupakan alat bantu yang dapat menstimulasi indra pendengaran, pada waktu proses penyampain pengajaran. Ex : piringan hitam, radio, dll
Alat bantu lihat – dengar (AVA) Seperti tv, video dan lain-lain Disamping pembagian tersebut, alat peraga juga dapat dibedakan menjadi dua
macam menurut pembuatan nya dan penggunaannya a)
Alat peraga yang “complicated” (rumit) , seperti film. Film stripe dsb yang memerlukan
listrik dan proyektor b)
Alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri dengan bahan – bahan setempat yang mudah diperoleh seperti : bamboo, karton, kaleng, dsb -
Di rumah: leaflet, gambar, sayur, buah…
-
Di kantor & sekolah: papan tulis, flipchart, poster, leaflet, boneka, buku cerita…
-
Di masyarakat umum: poster, spanduk, leafet, flanel graph, boneka wayang…
Ciri-ciri alat peraga kesehatan sederhana antara lain : -
Mudah dibuat
-
Bahan mudah didapat (lokal)
-
Cerminkan kebiasaan, kehidupan dan kepercayaansetempat
-
Ditulis/digambar sederhana
-
Bahasa setempat & mudah dimengerti
-
Memenuhi kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat
d) Sasaran yang dicapai alat bantu pendidikan Menggunakan alat peraga harus didasari pengetahuan tentang sasaran pendidikan yang akan dicapai alat peraga tersebut :
Individu atau kelompok
Kategori: umur, pendidikan, pekerjaan…
Bahasa yang mereka gunakan
Adat istiadat serta kebiasaan
Minat dan perhatian
Pengetahuan & pengalaman thd pesan
Tempat memasang (menggunakan ) alat-alat peraga :
Di keluarga: saat kunjungan rumah, merawat bayi, menolong orang sakit…
Di masyarakat: perayaan hari besar, arisan, pengajaran, tempat umum yg strategis
Di instansi: Puskesmas, RS, kantor- kantor, sekolah…
e) Merencanaankan dan menggunakan alat peraga Tujuan yang hendak dicapai ; (a) Tujuan pendidikan, tujuan ini dapat untuk : -
Mengubah pengetahuan / pengertian, pendapat dan konsep-konsep
-
Mengubah sikap / persepsi
-
Menanamkan tingkah laku / kebiasaan baru
(b) Tujuan penggunaan alat peraga -
Sebagai alat bantu dalam latihan / penataran / pendidikan
-
Untuk menimbulkan suatu perhatian terhada suatu masalah
-
Untuk mengingatkan suatu pesan / informasi
-
Untuk menjelaskan fakta-fakta, prosedur dan tindakan
(c) Cara melakukan peragaan alat bantu peraga tersebut antara lain -
Merencanakan terlebih dahulu tes pendahuluan untuk sesuatu media yang akan diproduksi
-
Menentukan pokok-pokok yang akan dipesankan dalam media tersebut
-
Menentukan gambar-gambar pokok atau symbol-simbol yang disesuaikan dengan ciri-ciri sasaran
-
Menanyakan kepada sasaran tercoba : “ apakah mereka mengalami kesukaran
dalam memahami pesan, kata-kata dan gambar dalam media tersebut. -
Mendiskusikan alat yang dibuat tsb dengan orang lain (teman2) atau dengan para ahli
(d) Cara mempergunakan alat peraga (AVA) -
Senyum adalah lebih baik , untuk mencari simpati
-
Tunjukkan perhatian , bahwa hal yang akan dibicarakan / diragakan itu penting
-
Pandangan mata hendaknya keseluruh pendengar, agar mereka tidak kehilangan control dari pihak pendidik.
-
Nada suara hendaknya ditukar-tukar agar pendengar tidak bosan dan mengantuk
-
Ikut sertakan peserta /pendengar , berikan kesempat untuk memgang dan mencoba alat-alat mengantuk
-
Jika perlu berilah selingan humor, guna menghidupan suasana
b. Media pendidikan kesehatan Yang dimaksud media pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah alat bantu pendidikan (AVA). Disebut media pendidikan pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan alat saluran (chanel) untuk menyampaikan kesehatan karena alat – alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien. Berdasarkan fungsinya sebagai saluran penyaluran pesan-pesan kesehatan (media), media dibagi menjadi 3,yaitu : a)
Media cetak
b)
Media elektronik
c)
Media papan (bill board) (a) Media cetak Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat bervariasi antara lain : -
Booklet : suatu mendia untuk menyampaikan pesan2 kesehatan dan bentuk buku, baik tulisan maupun gambar
-
Leaflet : bentuk penyampaian informasi atau pesan kesehatan mll lemabaran yang dilipat . isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar atau kombinasi
-
Flyer (selebaran): seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan
-
Flip chart (lembarab balik): media penyampaian pesan atau informasi – informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap – tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan dibaliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi berkaitan dengan gambar tersebut.
-
Rubric atau tulisan – tulisan pada surat kabar atau majalah mengenai bahasan suatu masalah kesehatan atau hal – hal yang berkaitan dengan kesehatan
-
Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan informasi kesehatan yang biasanya ditempel di tembok-tembok, di tembok – tembok, di tempat – tempat umum, dll
-
Foto yang mengungkapkan informasi – informasi kesehatan
(b) Media elektronik Media elektonik sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi – informasi kesehatan dan jenisnya, antara lain : -
Televisi
-
Radio
-
Video
-
Slide
-
Film strip
(c ) Media papan (Bill board) Papan (bill board) yang dipasangkan ditempat – tempat umum dapat dipakai dan disi dengan pesan2 atau informasi2 kesehatan.
REFERENSI
Kusnanto. (2003). Pengantar Profesi & Praktik Keperawatan Profesional . Jakarta. EGC La Ode Jumadi.(1999). Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta . EGC Nursalam. (2009). Proses dan Dokumemtasi Keperawatan Konsep dan Praktik Edisi 2.Jakarta. Salemba Medika Soekidjo Notoatmodjo. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.. Jakarta. Rineka Cipta Zaidin, Ali. (2001). Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta. Widya Medika