BAB I PENDAHULUAN
1.1. 1.1. Lata Latarr Bel Belak aka ang
Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit. Kelapa sawit dikenal terdiri dari empat macam tipe atau varietas, yaitu Macricarva, Dura, Tenera, dan pisifera. Masing–masing tipe di bedakan berdassarkan tebal tempurung. Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil) dan kelapa sawit (palm oil) yaitu CPO (Crude Palm Oil). Palm kernel diolah lagi menjadi minyak inti kelapa sawit atau CPKO (Crude Palm Kernel Oil) di Crushing Plant. CPO dan CPKO dapat di manfaatkan sebagai sebagai produk pangan yang diolah lebih lanjut, dari proses tersebut dapat menghasilkan beragam produk antara lain minyak goreng, margarin, shortening, bahan baku sabun dan bahan baku yang lain. Di Indonesia pabrik yang menghasilkan menghasilkan minyak inti kelapa sawit dan minyak kelapa sawit tersebut hampir seluruhnya di ekspor. Pada tahun 1973 jumlah minyak kelapa sawit yang diekspor adalah 8.009.188 kg dengan nilai ekspor US $ 3.434.986,05 sedangakan inti yang diekspor 6.200,068 kg dengan nilai US $ 540.005,05. Pada tahun 1974 inti kelapa sawit yang di ekspor adalah 17.657.583 kg dengan nilai ekpor US $ 1.115.884,64. Dengan adanya peningkatan nilai ekspor maka diperlukan standar dan pengawasan mutu minyak kelapa sawit untuk memberikan jaminan mutu pada konsumen. Faktor–faktor yang mempengaruhi mutu adalah air dan kotoran, asam lemak bebas, bilangan peroksida peroksida dan daya pemucatan . Faktor – faktor lain adalah titik cair, kandungan kandungan
5
gliserida gliserida padat, refining sifat transpa transparan, ran, kandunga kandungan n refining loss, plasticity plasticity dan spreadability spreadability, sifat logam berat dan bilangan penyabunan . Semua faktor – faktor ini perlu dianalisis untuk mengetahui mutu minyak inti kelapa sawit .
1.2. 1.2. Tuj Tujua uan n dan Man Manfaa faatt On Job Tra Traini ining ng
Tujuan dari On Job Training ini adalah : 1.
Untuk mengetahui proses produksi di PT. MNA/PT. KPKN secara menyeluruh. 2.
Menge Mengeta tahui hui baha bahan n – bahan bahan baku baku yang yang dig diguna unaka kan n dalam dalam pros proses es produ produks ksii dan dan produ produk k – produk yang yang di produksi produksi di PT. PT. MNA/PT. MNA/PT. KPKN. KPKN.
3.
Diha Dihara rapk pkan an mamp mampu u meng menget etah ahui ui halhal-ha hall yang yang perl perlu u diko dikont ntro roll dala dalam m menj menjag agaa dan dan menjamin kualitas/mutu produk yang dihasilkan mulai dari Raw Material Incoming ke proses produksi dan sampai menjadi produk yang akan dipasarkan ke konsumen sesuai dengan stardar ISO yang berlaku.
4.
Menge Mengeta tahui hui dokum dokumen en-d -doku okume men n yang ada di Qualit Quality y Assura Assuranc ncee Depart Departem emen en sebag sebagai ai pedoman kerja. kerja.
5.
Dan Dan dapa dapatt meng mengap apli lika kasi sika kan n ilmu ilmu atau atau teor teorii yang yang saya saya dapat dapat di bangk bangku u kuli kuliah ah di lapangan pekerjaan.
Manfaat dari On Job Trainning ini adalah:
6
1. Menam Menambah bah penge pengeta tahua huan n dan dan kete keteram rampil pilan an agar agar dapat dapat menja menjala lanka nkan n tuga tugass dan dan pekerjaan pekerjaan dengan baik dan benarsesuai benarsesuai dengan penempatannya penempatannya di bagian Quality Quality Control. 2.
Diharapkan kedepan peserta On Job Trainning dapat menganalisa segala bentuk permasalahan permasalahan yang ada di lapangan (actual ) sehingga dapat memberikan saran dan solusi yang cemerlang bagi kemajuan perusahaan dan karyawan.
3.
Dengan pelaksanaan pelaksanaan On Job Trainni diharapkan peserta/calon peserta/calon karyawan Trainning ng ini diharapkan menjadi tenaga kerja yang handal dan profesional pada bidangnya.
4.
Dapat Dapat memahami memahami manfaa manfaatt dari proses proses – proses proses kegiata kegiatan n yang di
lakukan lakukan di
lapangan pekerjaan selama On Job Training
1.3. Waktu Waktu dan dan Temp Tempat at Pelak Pelaksana sanaan an Train Training ing
Waktu dan tempat pelaksanaan On Job Trainning adalah tanggal 06 Maret 2006 s/d 06 Mei 2006 di Quality Assurance Departement PT. Multimas Nabati Asahan/ PT. Karya Putra Kreasi Nusantara Kuala Tanjung, Asahan – Sumatera Utara.
BAB III ORGANISASI DAN MANAJEMEN
7
1.1.
Sejarah Perusahaan
PT. Multimas Nabati Asahan merupakan salah satu anak perusahaan yang berada di bawah PT. Karya Prajona Nelayan Nelayan Group (PT. KPN Group) yang bergerak bergerak di bidang pengolahan pengolahan minyak kelapa kelapa sawit. sawit. PT. Multimas Multimas Nabati Nabati Asahan Asahan mulai beroperasi beroperasi tanggal tanggal 09 September 1996 yang badan usahanya berbentuk perseroan terbatas dan didirikan atas prakarsa prakarsa dari pemodal pemodal asing yakni Singapura, Singapura, Malaysia Malaysia dan dan Indonesia. Indonesia. Pada awal berdirinya PT. Multimas hanya mendirikan satu plant saja yang terdiri dari bagian Refinery Refinery dan Fraksinasi Fraksinasi dengan kapasitas kapasitas masing-masing masing-masing 1500 ton/hari. ton/hari. Seiring dengan terus meningkatnya permintaan pasar akan minyak goreng maka tahun 1999, PT. Multimas Nabati Asahan mendirikan lagi satu plant dengan kapasitas 1000 to/hari yang terdiri dari bagian Refinery dan Fraksinasi untuk memenuhi permintaan pasar. PT. PT. Mu Mult ltim imas as Nabat Nabatii As Asaha ahan n tela telah h mene meneri rima ma ISO ISO 9002 9002 : 2000 2000 sebag sebagai ai bukt buktii pelaksanaan pelaksanaan Total Quality Quality Management Management yang baik, dengan motto “Qua “Qualit lityy Is Our Our Concern”
1.2. Lokasi Lokasi Perusah Perusahaan aan dan dan Dasa Dasarr Pemiliha Pemilihan n Lokasi Lokasi
PT. Multimas Nabati Asahan terletak di desa Lalang, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Asahan, Propinsi Sumatera Utara. Dengan luas areal yang dimiliki
±
161.200
m2 dimana luas areal bangunan sekitar 20 % dan luas lahan yang terbuka 77 %. Lokasi ini sangat cocok untuk sebuah pabrik yang besar, karena ada dua faktor pertimbangan pertimbangan yang didasarkan didasarkan pada pemiliha pemilihan n lokasi, lokasi, yaitu :
8
1.
Leta Letakn knya ya str strate ategis gis kare karena na berna bernattasan asan lang langsu sung ng deng dengan an Selat Selat Malak alakaa dan dan deka dekatt dengan jalur lintas Sumatera sehingga memudahkan jalur distribusi dan perdagangan.
2.
Leta Letakn knya ya dek dekat at deng dengan an perk perkeb ebun unan an kela kelapa pa sawi sawitt dan dan Pabri Pabrik k Kela Kelapa pa Sawi Sawitt (PKS (PKS)) sebagai penghasil CPO, sehingga kontinuitas pasokan bahan baku lebih terjamin untuk mendukung proses produksi.
1.3. 1.3. Str Struk uktur tur Orga Organis nisasi asi Perus Perusah ahaa aan n
Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi dan hubunganhubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu sasaran. Struktur organisasi PT. Multimas Nabati Asahan dan PT. Karya Putra Kreasi Nusantara berada dibawah pimpinan General Manager yang dibantu oleh Factory Manager, Administration Manager, Operation Manager, Quality Assurance Manager dan lain-lain. Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab personil pada organisasi PT. Multimas Nabati Asahan Asahan adalah adalah sebagai sebagai berikut berikut : 1. Ge Gene nera rall Man Mana ager ger
General General Manage Managerr merupak merupakan an pimpina pimpinan n perusaha perusahaan an yang diberik diberikan an wewenang wewenang// kekuasaan melakukan tindakan untuk dan atas nama perusahaan.
Tugas pokok general manager antara lain ; a.
Menye nyelengga nggarrakan kegiatan-k an-keegiata atan yang dite itentuk ntukaan oleh Boar oard of
Director KPN Group.
9
b.
Menyelenggarak Menyelenggarakan an penelitian penelitian pengembangan pengembangan untuk kepentingan kepentingan nilai
tumbuh fasilitas perusahaan. c.
Menye enyele leng ngga gara raka kan n admi admini nist stra rasi si peru perusa saha haan an..
d.
Memim emimpi pin n dan dan meng mengen enda dallikan ikan sem semua usah usahaa, kegi kegiat atan an peke pekerj rjaa aan n unt untuk
mecapai tujuan. e.
Menjamin
daya
guna
dan
keseimbangan
yang
baik
dalam
menyelenggarakan fungsi-fungsi perusahaan f.
Meme Memeli liha hara ra tat tataa tert tertib ib,, hukum hukum// pera peratu tura ran, n, disi disipl plin in dan dan mem mempe pert rtin ingg ggii moril moril
dalam lingkungan perusahaan. g.
Memel emelih ihar araa dan dan meni mening ngka katk tkan an kema kemamp mpua uan n kerj kerjaa sert sertaa mem memper perhat hatikan ikan
kesejahteraan personil. h.
Mempe emperh rhat atik ikan an,, mem memelih elihar araa dan dan meng mengaw awas asii kel kelanca ancara ran n admi admini nist stra rasi si,,
pengamanan pengamanan dan pelaksanaan pelaksanaan tugas secara secara seimbang. seimbang. i.
Membu embuat at lap lapor oran an at atas pe pelaks laksan anaa aan n tuga tugass dan dan kewa kewaji jiba bann nny ya.
2. Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas dan tanggung jawab melaksanakan perintah atau tugas yang diberikan oleh pemimpin perusahaan, membantu pimpinan dalam memecahkan persoalan persoalan perusahaan perusahaan bila diperlukan. diperlukan. Disamping Disamping sekretaris sekretaris juga akan bertugas bertugas untuk mencatat hasil rapat (notulen rapat) serta menangani tamu-tamu yang datang dari dalam maupun luar negeri.
3. Fact Factor ory y Man Manag ager er
10
Tugas-tugas : a.
Meng Mengko koor ordi dina nasi si dan dan men menga gawa wasi si sem semua ua keg kegia iata tan n di ling lingku kung ngan an per perus usah ahaa aan n
sesuai kebijakan pimpinan. b.
Melaporkan Melaporkan
segala
sesuatu sesuatu
tentang
keadaan
perusahaan perusahaan
serta
menyampaikan saran-saran untuk menentukan kebijaksanaan. c.
Meng Mengko koor ordi dina nasi si pen penyu yusu suna nan n renc rencan anaa dana dana lap lapan anga gan n dari dari tia tiap p bagi bagian an ser serta ta
menyusunnya untuk menjadi bahan laporan pimpinan. d.
Meng Menger erja jaka kan n tuga tugass-tu tuga gass lai lain n yang yang dib dibeb eban anka kan n untu untuk k pimp pimpin inan an..
e.
Mewak ewakil ilii pim pimpina pinan n apabi pabilla berh berhal alaangan ngan untuk untuk mel melaksa aksana naka kan n tugas ugas dan dan
kewajibannya. f.
Membu embuat at lapor aporan an atas atas pe pelaks laksan anaa aan n tug tugas as kew kewaj ajib iban anny nya. a.
4. Su Supe peri rint nten enda dant nt PPIC PPIC
Tugas-tugas a.
Menga engatu turr pemb pembag agia ian n kerj kerjaa angg anggot otan anya ya sehi sehing ngg ga semua emua akti aktivi vita tass dapa dapatt
dilakukan pada waktu yang cepat dengan cara yang benar. b.
Meminta Meminta laporan yang diperlukan diperlukan dari bagian yang berkepentingan berkepentingan untuk
menunjang kelancaran pertimbangan stock setiap harinya. c.
Memberikan tugas dan tanggung jawab kepad pada bawahannya untuk
melaksanakan aktivitas perhitungan stock. d.
Memberikan
teguran
ataupun pun
peringatan
melalaikan tugas yang diberikan kepadanya.
11
kepada
bawahannya
bila
5. Op Oper erat atio ion n Mana Manage gerr
Tugas-tugas : a.
Memi Memimp mpin in,, meng mengko koor ordi dina nasi si dan dan men mengo gorg rgan anis isas asii opera operasi sion onal al pab pabri rik k yang yang
meliputi perkapalan, penimbunan, penerimaan, dan pengeluaran minyak. b.
Memastikan Memastikan bahwa semua kegiatan di departemen operasional berlangsung berlangsung
dengan baik dan lancar c.
Mengo ngontr ntrol kesusutan minya nyak yang yang mung mungki kin n terjadi di kap kapal mau maupun pun
ditangki timbun. d.
Menga ngadaka dakan n koor oordinas nasi denga ngan tiap divis visi untu ntuk mening ningka kattkan kan masa
pekerjaan pekerjaan seoptimal seoptimal mungkin. mungkin.
6. Admini Administr strati ation on Mana Manager ger
Tugas-tugas: a.
Meng Mengel elol ola, a, men mengk gkoo oord rdin inas asii dan dan meny menyel elen engg ggar arak akan an pela pelaya yana nan n umum umum dar darii
administrasi yang efektif dan efisien. b.
Mengelola Mengelola kas kecil, mengawasi mengawasi pembelian pembelian serta serta pengeluaran pengeluaran pajak dan
kegiat kegiatan an keber kebersi sihan han lingk lingkung ungan an area areall guna guna mendu mendukun kung g kela kelanca ncara ran n kegi kegiata atan n produksi. produksi. c.
Menye Menyetu tujui jui pemb pembel elian ian kepe keperl rluan uan kanto kantor, r, mess mess dan dan gue guest st hou house se yang yang ber bersif sifat at
rutin d.
Mela Melaks ksan anak akan an ente entert rtai aime ment nt untu untuk k tamu tamu-t -tam amu u per perus usah ahaa aan. n.
7. Prod Produc ucti tion on Mana Manage gerr
12
Tugas-tugas : a.
Memb Membua uatt plan planin ing g jala jalann nnya ya pro prose sess prod produk uksi si dan dan mat mater erii kegi kegiat atan an prod produk uksi si..
b.
Melakukan Melakukan
kegiatan kegiatan
koordinasi koordinasi
dengan
departemen departemen
terkait terkait
yang
berhubungan berhubungan dengan kegiatan kegiatan produksi. produksi. c.Menangani seluruh masalah yang timbul di dalam maupun di luar produksi yang berhubungan berhubungan dengan produksi. produksi.
8. Log Logisti isticc Mana Manage gerr
Tugas-tugas : a.
Mere erencan ncanak akan an dan dan mela melaku kuka kan n peng pengaw awas asan an adm adminis inistr tras asii mulai ulai dari dari raw raw
material, produk, bahan penunjang dan spare parts. b.
Melakukan Melakukan penyediaan, penyediaan, pemindahan pemindahan dan pembagian pembagian untuk menunjang menunjang
segala aktivitas pabrik. c.
Melak elakuk ukan an koor koordi dina nassi deng dengaan dep depar arte teme men n lai lain. n.
9. Main Mainte tena nanc ncee Mana Manage gerr
Tugas-tugas : a.
Menga engara rahk hkan an dan dan meng mengon ontr trol ol aktiv aktivit itas as main mainttenan enance ce,, util utilit ity y dan dan heav heavy y
equipment. b.
Menangani Menangani masalah masalah yang timbul baik dalam pelaksanaan pelaksanaan aktivitas aktivitas
maintenance di lapangan maupun di workshop yang tidak dapat ditangani oleh bawahan. c.
Meng Mengon ontr trol ol per perse sedi diaa aan/ n/ pem pembe beli lian an suk suku u cada cadang ng dan dan pen pengg ggun unaa aann nnya ya..
13
d.
Mengo ngontr ntrol kond kondis isii dan dan per perlengk ngkapan pan per peralat alatan an dan dan mesin-m n-mesin dan
maintenance. e.
Mengk ngkoor oordina dinassikan kan denga ngan piha pihakk-pi piha hak k atau depa deparrtemen lain untuk ntuk
antisipasi kerusakan, service, repair, dan modifikasi peralatan.
10. Manager Consumer Pack Tugas-tugas : a.
Meng Mengat atur ur dan dan men mengk gkoo oord rdin inas asii semu semuaa aspe aspek k akti aktivi vita tass di con consu sume merr pabr pabrik ik
agar dapat berjalan dengan lancar. b.
Berperan Berperan aktif dalam melakukan melakukan hubungan dengan pihak merketing merketing untuk
kepentingan produksi di consumer pack.
11. Quality Assurance Assurance Manager Manager
Tugas-tugas : a.
Menent nentu ukan kan kelayakan akan dan dan spes pesifika ikasi dar dari suatu atu baha bahan n bak baku, bahan ahan
cadangan yang akan dipakai dalam proses produksi. b.
Merencanakan Merencanakan dan menentukan menentukan suatu pengontrol baik bahan baku maupun
produk yang yang dihasilkan. dihasilkan. c.
Menjamin dan merencanakan kelangsungan suatu proses pro produksi
berdasarkan berdasarkan kontrol kontrol mutu mutu produksi produksi d.
Mene Menent ntuk ukan an inf infor orma masi si ata atau u data data men menge gena naii form formul ulaa kepad kepadaa piha pihak k prod produk uksi si
agar proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Tanggung jawabnya adalah :
14
a.
Bertangg nggung jawab terhada hadap p mu mutu pro produk duk
b.
Bertanggung Bertanggung jawab atas pelaksanaan pelaksanaan karakter karakteristik istik ISO ISO 9002
c.
Bertanggung ja jawab la langsung ke kepada Ge General Ma Manager.
15
BAB IV PROSES PRODUKSI
4.1.
Bahan Baku
Bahan baku utama dalam proses pengolahan minyak kelapa sawit adalah Crude Palm Oil Oil (CPO). CPO diperoleh dari berbagai pabrik pengolahan kelapa sawit yang berasal
dari daerah Sumatera Utara maupun di luar Sumatera Utara. Pengiriman CPO biasanya dilakukan melalui jalur darat dengan truk tanki dan jalur laut dengan kapal tanki. CPO yang masuk pertama kali ditimbang dan kemudian diambil sampel untuk diperiksa mutunya, apakah sesuai atau tidal dengan spesifikasi mutu CPO yang diinginkan. Parameter yang dijadikan standart mutu dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Spesifikasi Crude Palm Oil (CPO) PARAMETER FFA FFA se sebaga bagaii Asa Asam m Pal Palmi mita tatt (% (%) Moisture & Impurities (%) Bilangan Iod Melting Point (oC) Warna
NILAI STANDAR 5.0 5.0 mak makss dan dan 0.3 0.3 – 0.5 0.5 untuk ntuk pasa pasarr India ndia 0.25 maks 56.0 maks 7-10 maks 24 red maks/24 yellow maks
Setela Setelah h CPO dinyata dinyatakan kan memenuh memenuhii spesif spesifikas ikasii oleh oleh bagian bagian Qualit Quality y Ass Assura urance nce kemudi kemudian an akan akan dipom dipompak pakan an ke dalam dalam tanki tanki penyi penyimp mpana anan n (Storage Sebelum m Storage Tank ). Sebelu dimasuk dimasukkan kan ke dalam dalam tanki tanki penyimpa penyimpanan nan biasany biasanyaa CPO disari disaring ng lebih lebih dahulu dahulu untuk untuk menghilangkan kotoran yang terdapat didalamnya. CPO yang disimpan ke tanki timbun disesuaikan disesuaikan dengan mutunya masing-masing. masing-masing. Penggolongan Penggolongan mutu CPO berdasarkan berdasarkan kadar FFA dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.
16
Tabel 4.2 Penggolongan Mutu CPO TINGKATAN MUTU CPO bermutu bagus CPO bermutu sedang CPO bermutu rendah
KADAR FFA (%) 1.5 – 2.5 2.5 – 4.99 > 5.0
Bahan baku lain digunakan dalam proses pengolahan minyak kelapa sawit adalah asam fosfat, asam citrate, gas nitrogen dan bleaching earth. Selain itu dalam proses
pengolahan pengolahan juga diperlukan steam, MFO ( Mineral Mineral Fuel Oil), Air dan Solar sebagai bahan pendukung (Utility).
4.2.
Proses Pengolahan Crude Palm Oil (CPO) Oil (CPO) menjadi Olein (RBDOL)
4.2.1
Proses Pemurnian Pemurnian ( Refinery Refinery )
Proses Proses pemurni pemurnian an (Refinery) terd terdir irii atas atas bebe bebera rapa pa taha tahapa pan n yait yaitu u : taha tahap p pendahuluan pendahuluan (pre-treatment), tahap filtrasi filtrasi dan tahap deodorasi. Tujuan utama proses pemurnian pemurnian minyak adalah adalah untuk menghilangka menghilangkan n rasa serta bau bau yang tidal enak, enak, warna yang tidal menarik dan memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi sebagai bahan mentah dalam industri. Tahapan Tahapan perlakua perlakuan n pendahul pendahuluan uan (pre-t (pre-treat reatment ment)) terdiri terdiri atas atas pemanas pemanasan an awal, awal, degumming dan bleaching . Tujuan dari pre-treatment pre-treatment adalah :
j.
Menghilangkan Menghilangkan kotoran dan memperbaiki memperbaiki stabilitas stabilitas minyak dengan mengurangi mengurangi jumlah ion logam terutama besi dan tembaga. Pada proses deodorasi, penambahan jumlah asam pada minyak minyak akibat akibat perlakua perlakuan n pendahul pendahuluan uan lebih lebih kecil kecil dibandin dibandingka gkan n dengan dengan tanpa perlakuan pendahuluan.
k.
Untuk memudahkan proses pemurnian selanjutnya.
17
Pertam Pertamaa CPO dari dari storag storagee tank tank dipanask dipanaskan an hingga hingga suhu (45-50) (45-50) oC kemudi kemudian an dialirkan dialirkan kebagian kebagian produksi. produksi. CPO kemudian dipanaskan dengan menggunakan menggunakan Plate Heat Exchanger . Disini terjadi pertukaran panas antara CPO dan RBDPO, CPO menyerap panas
dari RBDPO sehingga dapat mencapai panas yang diinginkan. Dalam proses pemanasan CPO, selain RBDPO digunakan juga uap air panas atau sistem. Pemanasan ini dilakukan hingga mencapai suhu (90 –120) 0 C. Setelah dari Heat Exchanger, CPO dipompakan dengan menggunakan pompa PU – 311 ke dalam paddle mixer (MX – 311) yang didalamnya didalamnya diinjeksikan larutan larutan asam fosfor dengan kadar maksimum 0,09%. Kemudian ditambahkan lagi asam citrate sebesar (0.002 – 0.003)% dan dialirkan kedalam knife mixer (MX 312) untuk menghomogenkan menghomogenkan campuran tersebut. Asam fosfor pada proses ini berfungsi untuk mengikat gum-gum yang ada pada CPO sehingga bisa terpisahkan dari minyak. Proses ini disebut proses degumming yang berfungsi berfungsi untuk menghilang menghilangkan kan fosfolifid, fosfolifid, trace trace metal metal dan pigmen. pigmen. Kemudi Kemudian an CPO tersebut tersebut dimasu dimasukkan kkan ke dalam dalam tangki tangki bleachi bleaching ng (VE(VE- 611 611)) dan ditambahkan bleaching earth dengan kadar (0.7 – 1.5)% yang diatur dengan sistem dosing time yang didasarkan pada jumlah flowrate CPO dan kualitas CPO. Didalam tangki ini bleaching earth dan CPO diaduk dengan menggunakan menggunakan spurging spurging steam agar campuran campuran tersebut homogen. Keefektifan operasi bleaching diukur dari penurunan warna bleaching oil yang disebabkan disebabkan oleh oleh pigmen pigmen utama utama penyeba penyebab b warna warna yaitu yaitu klorofi klorofill dan senyaw senyawaa karotene. Naming demonian pada proses bleaching bukanlah banyaknya perubahan warna yang menjadi ukuran kemampuan bleacher tetapi kemampuan untuk berfungsi sebagai zat absobtive cleansing. Pada proses ini impurites yang dihilangkan adalah pigmen. Produksi oksidasi dan trace metal.
18
Setelah itu campuran CPO dan bl- Oeaching earth tadi dialirkan kedalam Holding Tank (VE – 612) yang berfungsi berfungsi sebagai tempat pencampuran pencampuran sementara selama retention time untuk menyempurnakan proses bleaching dalam kondisi vakum. Kemudian minyak dialirkan menuju Niagara Filter (FL-612 / 622/ 23/ 624) dan difiltrasi untuk memisahkan minyak dengan kotoran yang diserap oleh bleaching earth yang berupa spent earth dan gum berupa cake yang tertinggal tertinggal di dalam sekat-sekat sekat-sekat preasure preasure leaf filter. filter. Cake tersebut tersebut akan dikeringkan dengan menggunakan steam blowing sehingga dapat terlepas dan dibuang sebagai limbah padat. Setelah itu minyak yang keluar akan dialirkan kedalam filter tank dan polishing polishing tank dan kemudian kemudian difiltrasi difiltrasi kembali untuk menghilangkan menghilangkan sisa-sisa kotoran yang tidak dapat tersaring Niagara filter. Perbedaan antara Niagara filter, filter tank, dan polishing filter adalah pada proses penyaringannya. penyaringannya. Pada Niagara Niagara filter, filter, saringannya saringannya berupa plat-plat plat-plat filter yang disusun disusun memb membuj ujur ur di dalam dalam tank. tank. Minya Minyak k dial dialir irkan kan didal didalam amnya nya sehi sehingg nggaa dapat dapat ters tersar aring ing,, sedangkan pada filter tank saringannya berupa filter catridgace untuk menyaring partikel halus dari bleacing yang terlewatkan terlewatkan oleh Niagara Niagara Filter. Filter.
Untuk setiap tank filter filter tank
terdapat 4 buah filter catridgace, minyak dialirkan kedalam filter catrigad dan mengalami proses filtrasi. Pada polishing polishing filter filter tank, saringannya berbentuk filter bag dengan ukuran yang lebih kecil, di dalam satu polishing filter tank terdapat 18 filter bag. Pada polishing filter tank, minyak dialirkan dari luar filter bag sehingga minyak yang tersaring masuk dalam filter bag dan dialirkan oleh pipa yang ada di dalam filter bag tersebut. Minyak yang dihasilkan disebut BPO (Bleached Palm Oil). BPO (Bleached Palm Oil) ini kemudian dialirkan kedalam dearator vessel (VE-701) dan mengalami proses pemesanan dengan steam dalam kondisi akum sehingga sehingga kendungan kendungan
19
air dan sisa-s sisa-sisa isa kotoran kotoran atau atau impuri impuritie tiess yang ada dapat dapat dihilang dihilangkan. kan. Kemudian Kemudian BPO (Bleached Plam Oil) dipanaskan kembali dengan menggunakan Spiral Heat Exchange (HE – 721 A/ B/ C ) hing temperature temperature (95 – 120) 0C. setelah itu minyak tersebut dipanaskan diatas temperatur 260 0C harus dihindarkan untuk meminimumkan kehingalan minyak netral, tokoferol dan juga kemungkinan terjadinya isomerasi, polimerisasi dan terjadinya reaksi termokimia yang tidak diinginkan. Setelah itu minyak dialirkan dengan cara disemprotkan atau dipercikkan ke splash Oil Tank (VE – 731). Hal ini dilakukan dengan tujuan mempercepat terjadinya terjadinya penguapan falvor-flavor yang tidak diinginkan maupun fatty acid karena dengan disemprotkan maka akan memperluas permukaan bahan. Kemudi Kemudian an minyak minyak dialir dialirkan kan ke dalam dalam tangki tangki destil destilasi asi dimana dimana terjadi terjadi pemisah pemisahan an antara minyak dan asam lemak bebas dengan pemberian steam dalam keadaan vakum dan tekanan 1.7 – 4.5 torr. Setelah mencapai temprature yang diinginkan, minyak diaduk dalam rak atau tray sebanyak 6 buah dalam vessel dengan menggunakan spurging steam selama periode waktu waktu antara antara 40 – 60 menit. menit. Asam lemak bebas yang titik didihnya lebih rendah aakan menguap sehingga terpisah dari minyak. Selain itu juga terjadi proses deodorisasi yaitu penghilangan bau dari minyak. Pada suhu tinggi maka komponen yang menimbulkan bau dalam minyak akan lebih mudah menguap, sehingga komponen tersebut diangkut dari minyak bersama-sama uap panas. Selain komponen komponen penyebab bau, produk oksidasi oksidasi seperti seperti keton dan aldehide juga akan diuapkan. Pada saat ini sisa senyawa karotein karotein yang masih tertinggal, tertinggal, akan mengalami mengalami pengurangan pengurangan thermal thermal yang pada akhirnya akan memberikan memberikan warna yang jernih pada
20
RBDPO. RBDPO. Minyak Minyak mengala mengalami mi proses proses vakum vakum agar mengura mengurangi ngi uap air yang terting tertinggal gal didalam minyak dan mencegah hidrolisis minyak oleh uap air. Sementara asam lemak bebas yang menguap akan didinginkan di kondensor sehingga didapat asam lemak bebas dengan kadar FFA min 85 %. Dari deodorizing tank, minyak yang dihasilkan dialirkan dialirkan ke heat exchanger dan didinginkan dengan cara pertukaran pertukaran panas dengan BPO yang akan diolah pada spiral heat exchanger dan dengan CPO pada plate heat exchanger. Kemudian RBDPO akan dialirkan ke final cooter hingga dicapai suhu akhir (55 – 75) oC dan disaring kembali ke final filter untuk menghilangkan kotoran yang masih terdapat dalam minyak. Setelah itu RBDPO siap untuk diolah atau dialirkan ke buffer tank.
4.2.2. Proses Pemisahan Pemisahan ( Fraksinasi )
Bahan Bahan baku proses proses fraksi fraksinas nasii adalah adalah Refined Bleached Bleached Deodorized Deodorized Palm Oil (RBDPO). (RBDPO). Proses fraksinasi fraksinasi terdiri dari dua proses, yaitu proses kristalisasi kristalisasi dan proses filtras filtrasii dengan dengan menggu menggunakan nakan membra membran n filter filter press. press. Proses Proses ini merupak merupakan an proses proses dry fractination. Pada awalnya RBDPO dari buffer tank dipanaskan terlebih dahulu sehingga mencapai suhu 65 – 70 oC dengan menggunakan plate heat exchanger yang menggunakan steam dengan tekanan 2,5 bar. Plate heat exchanger ini juga berfungsi sebagai oil reheater apabila terjadi kegagalan dalam proses kristalisasi minyak hingga terbentuk emulsi minyak yang berwarna putih susu. Pada Pada pos posisi isi ini minyak minyak RBDPO RBDPO yang telah dipanask dipanaskan an hingga hingga suh suhu u mencapa mencapaii 65 – 70 oC dimasu dimasukkan kkan kedala kedalam m tanki tanki crysta crystalli llizer. zer. Pada tanki tanki crystal crystallize lizerr ini minyak minyak diding didingink inkan an
sehin sehingg ggaa
memb membent entuk uk
kris krista tall
stea steari rin. n.
Pendi Pendingi nginan nan pada pada
menggunakan menggunakan air biasa dengan suhu max 35 oC dan air chilling dengan suhu
21
cryst crystal alli lizer zer max 10 oC.
Air tersebut dilewatkan melalui pipa yang berbentuk spiral yang terdapat didalam tanki crystallizer. Selama proses pembentukan kristal pada tanki crystallizer dilakukan agitasi untuk mempercepat pembentukan kristal. Setelah kristal terbentuk, minyak dialirkan kedalam membrane filter press. Filter ini terbentuk bilahan filter yang tersusun secara horizontal berjajar satu sama lain dan fraksi stearin akan terpisah dari fraksi olein. Bilahan Bilahan filter tersebut tersebut dari plate-playte plate-playte beralur yang dilapisi dengan filter cloth. Temperatur filtrasi ini harus sesuai dengan temperatur cloud point yang diinginkan diinginkan sebagai hasil hasil akhir. Minyak yang dialirkan dialirkan kedalam kedalam membrane membrane filter press akan mengalami mengalami proses proses squeezing squeezing dengan pemberian pemberian tekanan udara sehingga sehingga sisa minyak yang terdapat membrane filter press dapat diambil. Olein yang dihasilkan akan dialirkan ke olein tank. Sete Setela lah h itu itu dilaku dilakuka kan n blow blow down down denga dengan n memb member erik ikan an teka tekanan nan udara udara untuk untuk mengeringkan stearin dari kandungan olein. Stearin yang berada diantara filter plate akan tertekan sehingga kedua fraksi ini dapat dipisahkan. Kemudian lempengan stearin yang menempel akan dilepaskan dengan cara membuka membrane filter. Lempengan stearin yang jatuh kedalam bak penampungan akan dipanaskan dan kemudian dialirkan kedalam stearin tank. Olein Olein yang dihasil dihasilkan kan akan dialirkan dialirkan ke tanki tanki olein olein drying drying untuk untuk mengur mengurangi angi kandungan air dan pengotor yang terdapat di dalamnya dalam kondisi vakum. Kemudian akan mengal mengalami ami pemanasa pemanasan n dengan dengan heat exchanger exchanger dan setela setelah h itu di filtras filtrasii dengan dengan menggunakan catrigace filter unit. Kemudian olein dialirkan ke dalam storage tank.
22
BAB V QUALITY ASSURANCE
Quality Assurance Departement (QA) bertugas untuk mengontrol raw material , mengontrol proses produksi dan mengontrol finished finished product. product.
23
5.a.
Metode Analisa
Berikut merupakan cara penentuan analisa baik kualitatif maupun kuantitatif yang terdapat pada bahan antara lain : 1. Iodinde Value a. Penge ngertian : Bilamana Iod adalah jumlah (gram) iod yang dapat diikat oleh 100 gram lemak atau minyak. Besarnya jumlah iod yang diserap menunjukkan banyak ikatan rangkap atau ikatan tidak jenuh. b. Tujuan : Tujuan Tujuan diukurny diukurnyaa Jod Jodine ine Value Value ini adalah adalah untuk untuk menggo menggolong longkan kan jenis jenis minya, minya, mengetahui ada atau tidaknya kontaminasi minyak dan untuk menyatakan derajat ketidakjenuhan minyak.
c. Reagensia :
Larutan Wijs
Larutan kalium iodida, timbang 10 gram KI dan larutan dalam 100 ml
aquadest.
Sikloheksan
Soluble starch, timbang kanji sebanyak 1 gram, buat pasta dengan sedikit
aquadest, lalu tambahkan 100 ml aquadest panas.
d. Prosedur :
24
Ditimbang Ditimbang sampel yang homogen homogen didalam labu idione yang kering dan bersih, jika sampel sampel berbentuk berbentuk padat maka maka dicairkan dicairkan terlebih terlebih dahulu. dahulu.
Penimbangan sampel sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :
BAHAN
Blanko 18 ml (gram)
CNO/RBDCNO
1.06
1.04
1.02
CPO
0.22
0.22
0.18
CPS/RBDST/hard
0.30
0.28
0.26
CPS/RBDST/Soft
0.28
0.26
0.24
RBDOL
0.20
0.18
0.16
0.24
0.22
0.20
0.56
0.54
0.52
0.45
0.43
0.41
1.60
1.40
1.38
RBDPO CPKO CPKL CPKS/RBDPKS
Blanko 16 ml (gram)
Blanko 20 ml (gram)
Ditambahkan 10 ml (sikloheksan : asam asetat glasial (1 : 1) ), lalu dikocok untuk memastikan bahwa sampel larut sempurna
Ditambahkan Ditambahkan 10 ml larutan Wijs, lalu labu ditutup dan dikocok agar tercampur merata
Labu disimpan dalam ruang bebas cahaya selama 30 menit pada suhu kamar.
Labu dikeluarkan dan ditambahkan 10 ml larutan KI dan 100 ml aquadest
Dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat 0.1 N hingga warna kuning hampir hilang hilang.. Dita Ditamba mbahka hkan n 1-2 1-2 ml laru laruta tan n kanji kanji sebag sebagai ai indika indikato torr dan titr titras asii dilanjutkan dengan warna biru tepat hilang.
25
Untuk setiap jenis sampel, jalankan sebuah blanko dengan prosedur prosedur yang sama seperti sampel.
e. Reaksi
KI
+
Icl
I2 bebas
Na2S2O3 ( titrasi )
f. Perhitungan : IV
=
Dimana :
N x ( A − B ) x12.69 W
N
= Normalitas Na2S2O3
A
= Volume Na2S2O3 0.1 N dalam titrasi blanko
B
= Volume Na2S2O3 0.1 N dalam titrasi sample
W
= Berat sampel (gram)
Catatan : Untuk analisa yang cepat dapat dilakukan dengan menambahkan 1 ml larutan natrium asetat sebagai katalis yang disimpan dalam ruang bebas cahaya selama 5 menit, dan dilakukan dengan prosedur yang sama seperti di atas.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan melakukan analisa idione value ini adalah : •
Kebersihan alat
•
Timbangan harus akurat
•
Sample harus homogen dan cukup air
26
•
Memipet larutan Wijs dilakukan dengan benar
•
Semua iodine flask harus tertutup rapat selama reaksi karena menjaga iodium
agar tidak terlalu banyak iodium yang terbebas ke udara Larutan KI harus bening.
•
2. Lovibond Color a. Penge ngertian : Prose Prosedur dur ini mengg menggam ambar barka kan n suat suatu u metod metodaa pengu pengukur kuran an warn warnaa denga dengan n cara cara membandingkan warna sample dengan suatu kombinasi warna merah, kuning, dan biru dari dari standart standart warna. warna.
b. Alat-alat Alat-alat :
Colorimeter, lovibond tintometer
Lovibond cells 1 inchi dan 5 ¼ inchi
Rak warna, terdiri dari merah, kuning, biru dengan warna dibaca sebagai berikut : Red
0.1 – 0.9 ; 1.0 - 9.0 ; 10,0 – 70.0
Yellow
0.1 – 0.9 ; 1.0 - 9.0 ; 10,0 – 70.0
Blue
0.1 – 0.9 ; 1.0 – 9.0
Neutral Neutral
0.1 – 0.9 ; 1,0 – 3.0
c. Prosedur
Sample terlebih dahulu dipanaskan untuk menghilangkan air dan zat-zat pengotor yang ada.
27
Tuangkan sample ke dalam sel lovibond pada ukuran sel yang tepat. Sel 1/4 inchi untuk sample normal, sel 1 inchi untuk sample yang sangat gelap, dimana melebihi 20 satuan merah jika sel yang digunakan adalah 5 1/4inchi.
Hidupkan sumber sumber cahaya dan lihat lihat dengan dengan lensa lensa mata. mata. Atur warna pada rak untuk mencocokkan warna dari sample.
Hasil :
Lovibond color, color, s” cell : (rR)/ (yY)/ (bB)/ (nN)
Dimana :
s = Ukuran sel yang digunakan saat pengukuran r = Nomor pembacaan untuk merah y = Nomor pembacaan untuk kuning b = Nomor Nomor pembacaan pembacaan untuk untuk biru (jika (jika perlu) perlu) n = Nomor pembacaan untuk neutral (jika perlu)
Catatan : Perband Perbandinga ingan n 1:10 1:10 untuk untuk satuan satuan unit merah dan kuning kuning dapat dapat digunaka digunakan n untuk untuk kebanyakan sample, dan dapat digunakan sebagai awal pencocokan warna.
3. FFA FFA (Fr (Free ee Fatty Fatty Acid) Acid) a. Penge ngertian : FFA ( Free adalah ah meny menyat atak akan an juml jumlah ah mili miligr gram am NaOH NaOH yang yang Free Fatty Acid ) adal dibutuhkan untuk menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak. b. Tujuan : 28
Tujuan dari diukurnya nilai Free Fatty Acid ini adalah untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak atau lemak. c. Reagensia : i. Natriu Natrium m hidroks hidroksida ida 0,1 N untuk untuk crude crude oil oil dan fatty fatty acid ii. Natrium Natrium hidroks hidroksida ida 0,02 N untuk refind refind oil, yang telah distand distandari arisas sasii dengan kalium hidrogen phatalat. Untu Untuk k pemb pembua uata tan n 1 lite literr NaOH NaOH 0,1 0,1 N, dila dilaru rutk tkan an 0,4 0,4 gram gram NaOH NaOH dan dan diencerkan dengan aquadest sebanyak 1 liter , sedangkan untuk NaOH 0,02 N, NaOH ditimbang ditimbang seberat seberat 0,08 gram gram dan encerkan encerkan sampai sampai 1 liter liter dengan dengan aquast. aquast. iii. Isopropil Isopropil alkohol alkohol untuk untuk crude crude oil, oil, fatty fatty acid, dan refined refined oil. oil. iv. Larutan Larutan indika indikator tor PP 1% dalam dalam isopr isopropil opil alkoh alkohol. ol. Timbang 1 gram phenolphtalein dan ditambahkan isopropil alkohol sebanyak 100 ml, aduk dan panaskan perlahan agar larut sempurna. d.
Prosedur :
Minyak yang akan dianalisa ditimbang dalam erlenmeyer, dengan ketentuan
berat sebagai sebagai berikut berikut : -
Crude Oil
:5
±
0,1
gram
-
Refined Oil
: 20
±
0,1
gram
-
Fatty Acid
: 0,1 ± 0,01
gram
Tambahkan 50 ml isopropil alkohol yang telah dinetralkan dengan cara
menambahkan 2-3 tetes phenolptalein dan dititrasi dengan NaOH sampai warna merah muda.
29
Panaskan di atas hot plate selama
±
5 – 10 detik, untuk menghomogenkan menghomogenkan
sampel dengan pelarut
Tambahkan indikator PP 1% dan titrasi dengan NaOH sampai warna merah
muda yang muncul tidal hilang selama 10 detik. e. Perhit hitunga ngan : % FFA
=
% FFA
=
% FFA
=
N x V x 25.6 W N x V x 20 W
; dinyatakan
N x V x 28,2 W
; dinyatakan sebagai asam palmitat palmitat
sebagai asam larut
; dinyatakan sebagai asam oleat
4. Moisture & Impurities a. Pengertian : Pengotor didefenisikan sebagai berapa banyak berat minyak yang tertinggal saat pemanasan pemanasan tertentu. tertentu. b. Prosedur Prosedur :
Keringkan cawan penguap terlebih dahulu dalam oven pada T = 130 oC selama 15 menit dan biarkan mendingin dalam desikator
Timbang minyak refined 10
±
1.0 gram atau minyak crude 5
±
0,5 gram
yang telah dicairkan terlebih dahulu ke dalam cawan ke dalam oven 130
±
2.0 0C selama lebih kurang 30 menit.
Keluarkan cawan dari oven dan biarkan mendingin dalam desikator selama 15 menit dalam suhu kamar sebelum ditimbang.
30
c. Perhitungan : % M & I =
W + W o − W d W o
x 100
dimana; W = Berat cairan Wo = Berat minyak Wd = Berat cairan dan minyak setelah pemanasan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa Moisture Moisture dan impuritie impuritiess adalah :
Kebersihan alat
Jangan memengang cawan secara langsung dengan tangan, harus menggunakan pinset
Timbangan harus akurat
Suhu oven harus dibuat pada 130 0C
Cawan penguap yang keluar dari oven jangan langsung ditimbang panas-panas, harus didinginkan terlebih dahulu dalam desikator.
5. Titik kabut (Cloud Point )
a.
Penge ngerti rtian : Titi Titik k kabut kabut adala adalah h tempe tempera ratu turr dima dimana na pada pada saat saat perta pertama ma suat suatu u sampl samplee akan akan melewati tahap pengkristalan pada keadaan tertentu.
b. Tujuan :
31
Cloud Cloud point point diukur diukur menget mengetahui ahui spesif spesifikas ikasii produk produk dan menget mengetahui ahui kemurni kemurnian an minyak yaitu untuk menentukan adanya pemalsuan atau pencemaran oleh bahan asing atau pencampuran minyak. c. Prosedur :
Masukkan Masukkan sample yang akan dianalisa kedalam beaker glass sebanyak 60 – 75 ml
Panaskan diatas hot plate kira-kira pada T = 70 – 80 oC selama 5 menit
Dinginkan sample sebelum dilakukan percobaan
Mulailah mendinginkan sample didalam penangas air dengan temperatur ± 5 oC, sambil diaduk terus dengan arah lingkaran untuk mencegah terjadinya pendinginan pendinginan mendadak mendadak dan pemadatan pemadatan kristal kristal dari sisi samping dan sisi bawah beaker beaker glass glass
Jangan sesekali memindahkan termometer dan sample karena hal ini dapat menye menyebab babkan kan masu masukny knyaa rongg ronggaa udara udara kedal kedalam am samp sample le.. Beak Beaker er glass glass diletakkan sedemikian rupa, dimana bagian atas sampel dan air berada pada posisi yang sama. sama.
Pindahka Pindahkan n beaker beaker glass glass dari dari penangas penangas air secara secara teratur teratur dan perlahan perlahan – lahan. lahan. Titik Titik kabut kabut adalah adalah suh suhu u dimana dimana bagian bagian bawah bawah termom termometer eter yang tercelup dalam sample tidak akan tampak lagi
Catat angka yang terbaca pada termometer pada saat titik kabut terlihat
6. Bila Bilang ngan an Pero Peroks ksid ida a ( Perokside Perokside Value) Value)
a.
Pengertian :
32
Bilangan perokside adalah jumlah ml natrium tiosulfat 0.01 N yang dibutuhkan untuk mengikat I2 bebas dalam setiap 1 gram lemak/minyak yang dianalisa. b.
Tujuan : Bilangan perokside dianalisa untuk mengetahui tingkat ketengikan minyak
c.
Reagensia :
Dibuat larutan asam asetat glacial : kloroform (2 : 3)
Ditimba Ditimbang ng 2,49 gram gram natrium natrium tiosulfa tiosulfatt dan dilarut dilarutkan kan dalam dalam aquades aquadestt
sebanyak 1 liter.
Dibuat pasta dari 1 gram kanji dan sedikit aquadest, tambahkan 100 ml
aquadest panas. Diaduk sampai homogen
d.
Dilarutkan KI dalam aquadest sampai jenuh
Prosedur :
Diti Ditimb mbang ang samp sample le yang yang akan akan diuji diuji dala dalam m erle erleme menye nyerr 250 ml dan dan
ditambahkan 30 ml larutan asam asetat : kloroform (2 : 3)
Diaduk agar sample larut, tambahkan 0.5 ml larutan KI jenuh
Digoyang sesekali selama 1 menit, lalu ditambahkan 30 ml aquadest
Ditambahkan 1-2 ml larutan kanji dan titrasi dengan larutan Na2S2O3
0.01 N secara perlahan dengan pengocokan yang kuat sampai warna minyak menjadi jernih
Untuk setiap jenis sample, sedikitnya jalankan sebuah blanko dengan
cara perlakuan yang sama seperti sample, titrasi blanko harus tidak lebih dari 1.1 ml larutan natrium tiosulfat 0.01 N e.
Perhitungan :
33
Bilangan Perokside (meq/kg) = Dimana :
5.b. 5.b.
( S − B ) x N x1000 W
N
= Normalitas Na2S2O3
S
= Volume Na2S2O3 0.1 N dalam titrasi blanko
B
= Volume Na2S2O3 0.1 N dalam titrasi sample
W
= Berat sampel (gram)
Job Job Des Descr crip ipti tion on Line Line Qu Qual alit ity y Ass Assur uran anse se
5.b. 5.b.1. 1. Adm Adminis inistr tras asii
1.
•
Perhitungan PO4 = Abs x Fk
Cttn : Fk = 68.7236 4. Prose Prosedur dur Anal Analis isaa Sul Sulfi fite te •
Pipet reagent SO 5035 ke erlenmeyer 50 ml •
Masukkan sampel 50 ml aduk hingga merata.
(sampel dalam keadaan panas)
34
•
Tambahkan indikator amilum SO 5037
•
Titrasi dengan SO 5034 samapai timbul berwarna biru
•
Perhitungan : SO3 ppm = Vol. Vol. Titrasi Titrasi x Fk Cttn = Fk = 25
5. Prose Prosedur dur Anal Analis isaa Hard Hardnes nesss •
Pipet sampel 50 ml masukkan masukkan ke dalam erlenmeyer erlenmeyer yang telah di bilas
dengan aquadest •
Tambahkan reagent SO – 275 2 ml sambil di aduk
•
Tambahkan indikator EBT secukupnya sampai warna ungu
•
Titrasi dengan SO – 274 timbul warna biru
•
Perhitungan : Hardness ppm = Vol. Titrasi x Fk Cttn : Fk = 20
6. Prose Prosedur dur Anal Analis isaa Fe (bes (besi) i) •
Pipet 50 ml sampel, masukkan ke dalam labu takar 100 ml
•
Tambahkan 4 ml HCl 1:1, dan 1 ml larutan Hrydroxi ammonium chlorida
•
Panaskan sampel sampai mendidih, dinginkan sampai suhu kamar
•
Tambahkan 10 ml buffer ammonium acetat, dan 4 ml 1.10 phenantrholine
•
Tambahkan aquadest sampai garis batas, homogenkan
•
Lalu diamkan selama 5 – 10 menit
•
Ukur absorbansi pada panjang gelombang 510 nm
•
Perhitungan : Fe
35
7. Prose Prosedur dur Anal Analis isaa Clo Clori rida da • •
Pipet sampel 10 ml ke dalam erlenmeyer 50 ml
Tambahkan 2 tetes indikator Kalium chromat •
Titras Titrasii dengan dengan AgNo AgNo3 0.05 0.05 N, sampai sampai mterja mterjadi di perubah perubahaan aan warna warna dari dari
kuning sampai merah bata. •
Perhitungan : Cl- ppm = Vol. Titrasi Titrasi x 5,85 x N. AgNO AgNO3 x 10.000 10
8. Prose Prosedur dur Anal Analis isaa Alkal Alkalini inity ty Analisa P-Alkalinity •
Pipet sampel 10 ml ke dalam erlenmeyer 50 ml
•
Tambahkan 2 tetes indikator PP
•
Titras Titrasii dengan dengan H2SO4 0.02 N sampai berubah warna dari merah jambu
menjadi bening •
Catat volume yang di peroleh (A)
Analisa M-Alkalinity •
Tambahkan 1 tetes indikator methyl orange
•
Lanjutkan titrasi dengan H2SO4 0.02 N sampai berubah warna dari orange
sampai merah bata •
Catat volume titrasi yang di peroleh (B)
Perhitungan : P-Alkalinity ppm = Vol. Titrasi x 100 M-Alkalinity ppm = Vol. Titrasi x 100
36
O-Alkalinity ppm = (P-Alkalinity x 2) – (M-Alkalinity) 5.b.3. Analisa Waste Water
Prosedur Analisa chemical oxygen deman (COD) •
Pipet sampel 5 ml masukkan ke dalam labu takar 100 ml, encerkan sampai garis batas
•
Timbang sampel, tambahkan aquadest sampai total berat (sampel + aquadest = 2 gr)
•
Tambahkan pottassium dichromat 2 ml
•
Tambahkan dengan hati-hati 3.5 ml larutan silver sulpahate
•
Tutup tabung dengan ketat dan kocok larutan dengan hati-hati hingga homogen
•
Masukkan tabung tersebut ke dalam oven dan reflux selama 2 jam pada suhu 150°C
•
Keluarkan dan dinginkan sampai suhu ruangan
•
Masukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml, tambahkan indikator feroin 2 tetes
•
Titrasi dengan larutan FAS 0.1 N hingga muncul warna coklat
•
Lakukan hal yang sama untuk blanko dengan memakai 2 gr aquadest
•
Perhitungan : COD mg O2 / L = (Vb – Vt ) x N x 8000 W
Prosedur Analisa Oil Content •
Timbang Timbang erlenm erlenmeyer eyer kos kosong ong lalu lalu letakka letakkan n kertas kertas saring saring yang berisi berisi natrium natrium sulfat anhidrat
37
•
Ukur sampel 150 ml, masukkan ke dalam labu pisah
•
Masukkan 2 ml petroleum eter, kocok sesekali di buka klepnya
•
Kocok selama 5 menit, diamkan sampai terbentuk 2 lapisan yang stabil
•
Buang lapisan bawahnya, tampung lapisan atasnya ke dalam erlenmeyer yang sudah di persiapkan
•
Buang kertas saringnya, masukkan erlenmeyer ke dalam oven pada suhu 100°C selama 15 menit
•
Lalu dinginkan samapai suhu kamar, timbang kembali erlenmeyer tsb.
•
Perhitungan = (Berat erlenmeyer + minyak) – ( berat erlenmeyer kosong) x 100 Volume sampel
Total Disolve Solid (TDS) •
Bilas alat TDS debgab sampel yang akan di analisa
•
Masukkan sampel yang di analisa, tekan tombol lalu catat angka yang di tunjuk jarumnya jarumnya
•
Perhitungan : angka yang di tunjuk x Fk Cttn : Fk = 10; 100; 1000.
5.b.4. Analisa Mikrobiolog Mikrobiologii
Prosedur analisa bakteri enterococi
38
•
Pipet 1 ml masing – masing pengenceran kedalam cawan petri sterill
secara simplo atau diplo •
Dinginkan media CEA hingga 45 - 50°C, kemudian tuangkan ke
dalam cawan petri sebanyak 10 – 15 ml, goyang cawan petri hingga merata. •
Inkubasi selama 24±4 jam pada suhu 35 - 37°C, jika positif, maka
koloni akan berwarna merah dengan diameter 0.5 – 2 mm. Hitung koloni bakteri enterococi tersebut. •
Jika belum ditemukan koloni tersebut perpanjang inkubasi hingga
45±4 jam untuk konfirmasi hasil negatif. Prosedur analisa yeast dan mold •
Pipet 1 ml dari masing – masing pengenceran kedalam cawan petri
secara simplo dan duplo •
Tuangkan sb yang sudah dicairkan sebanyak 10 – 15 ml, goyang
hingga larutan merata •
Setelah agar membeku balikkan cawan, kemudian inkubasi selama
3-4 hari pada suhu 30°C. •
Periksa dengan menggunakan mikroskop untuk mempertegas koloni
tersebut khamir (yest) atau mold atau mikroorganisme lain. •
Perhitungan : Koloni di cawan petri positif x faktor pengenceran Jumlah cawan petri
3.
Prosedur Analisa Salmonela
1.a. Pemupukan
39
•
timbang 20 gr sampel pada erlenmeyer, tambahkan larutan
pemupkkan pemupkkan SBB sampai sampai 100 100 ml •
masukkan dalam waterbath tidak lebih dari 15 menit hingga cukup
cair. Kemudian kocok sampai homogen. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 36±1°C. 1.b. Pembenihan •
pindahkan 1 sengkelit sengkelit dari biakkan biakkan pemupukkan pemupukkan yang yang tumbuh, tumbuh, yang
menunjukkan tanda – tanda salmonella. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 36±1°C •
Amati pertumbuhan dengan ciri – cri koloni salmonella
1.c. Penegasan •
Pilih 5 – 5 koloni sangkaan dan goreskan pada permukaan NA yang
sudah di siapkan dalam cawan petri. Inkubasi selama 20 – 24 jam pada suhu 36±1°C •
Dari koloni yang diisolasi pada media NA, pindahkan ke dalam
media KIA yang telah di siapkan dalam tabung reaksi dengan kemiringan 30°C, dengan menggunakan sengkelit jarum,tusuk bagian miringnya dengan tusuk tegak. •
Inkubasi selama 24 – 48 jam pada suhu 36±1°C dengan sedikit
mengendurkan tutp tabung KIA
.
Prosedur Analisa Escherichia Coli 1.a. Uji sangkaan
40
•
Pipet 1 ml masing – masing pengenceran dalam tabung seri yang
berisi LST dengan tabung durham terbalikdi terbalikdi dalamnya. dalamnya. Untuk setiap pengenceran pengenceran , gunakan pipet baru dan sterill. sterill. Inkubasi Inkubasi selama selama 24 – 48 jam pada suhu 36±1°C 36±1°C •
Setelah 24 jam, catat jumlah biakkan yang membentuk gas dalam
tabung tabung reaksi reaksi pada masing – masing masing pengence pengenceran ran dan simpan simpan lagi lagi tabung yang belum membentuk gas pada suhu semua selama 24 jam kemudian catat tabung yang membentuk gas. 1.b. Uji Penegasaan •
Pindahakn 1 sengkelit biakkan dari LST ke dalam tabung E.C broth
dengan tabung durham terbalik di dalamnya. Inkubasi selama 24 – 28 jam pada suhu 45±1°C 45±1°C •
Catat jumlah biakkan yang membentuk gas dalam tabung durha,
kemudian inokulasi kedalam EMB agar yang telah di siapkan dalam cawan petri, dengan cara menggoreskan pada permukaan agar secara zig-zag. Inkubasi selama 18 – 24 jam pada suhu 36±1°C •
Pilih koloni berwarna kilat logam, inokulasikan pada NA miring
yng telah di siapkan dalam tabung reaksi inkubasi selama 18 – 24 jam pada suhu 36±1°C 36±1°C •
Masukan 1 sengkelit biakkan NA miring ke dalam tabung reaksi
TW, inkubasi selama 18 – 24 jam pada suhu 4536±1°C
41
•
Tambahkan 0.2 – 0.3 ml indol ke dalam masing – masing tabung,
dari kocok kira – kira 5 – 10 menit, warna merah tua pada permukaan media menandakan reaksi positif dan bila warna merah muda negatif.
6.
Prosedur Analisa Coliform 1.a. Uji sangkaan •
Pipet 1 ml masing – masing pengenceran dalam tabung seri yang
berisi LST dengan tabung durham terbalikdi terbalikdi dalamnya. dalamnya. Untuk setiap pengenceran pengenceran , gunakan pipet baru dan sterill. sterill. Inkubasi Inkubasi selama selama 24 – 48 jam pada suhu 36±1°C 36±1°C •
Sete Setela lah h 24 jam, jam, cata catatt juml jumlah ah biakk biakkan an yang yang membe membentu ntuk k gas gas dalam dalam tabung tabung reaksi reaksi pada masing – masing masing pengence pengenceran ran dan simpan simpan lagi lagi tabung yang belum membentuk gas pada suhu semua selama 24 jam kemudian catat tabung yang membentuk gas.
1.b. Uji Penegasaan •
Pindahkan 1 sengkelit dari masing masing – masinh biakkan yang
membentuk gas dalam tabung ke dalam tabung yang berisi BGLB Broth 2 %, Inkubasi selama 24 – 48 jam pada suhu 36±1°C. •
Catat jumlah biakkan yang membentuk gas dalam tabung reaksi.
42
BAB VI SARAN
Dari Training yang dilaksanakan selama tiga bulan di PT. Salim Ivomas Pratama ada beberapa saran yang ingin di sampaikian penulis sebagai poin-poin bermanfaat pada masa mendatang :
Disarankan untuk menambah menambah parameter-parameter dalam metode metode dan teknik teknik analisa kualitas air limbah maupun air yang di gunakan untuk kinerja perusahaan, misalnya : Conductivitas, Turbiditas, Salinitas, Warna, Bau untuk mengetahui kualitas air tersebut secara spesifik lagi.
Disarankan diciptakan suasana kerja yang harmonis dan dinamis untuk menunjang kinerja personil agar lebih aktif dan kreatif yang dapat memberi nilai positif bagi perusahaan. perusahaan.
Disarankan agar setiap personil mempunyai metode kerja yang sama, agar hasil analisanya antara personil yang satu dengan yang lain,tidak lain,tidak jauh beda hasil analisanya.
Disarankan agar metode analisa diperbaharui sesuai dengan perkembangan dan kemajuan yang ada.
Disarankan agar setiap personil analys diberikan training analisa susai dengan standar SI oleh intruktur yang terlatih dibidangnya.
43