A.
Topik
Mikroalga B.
Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis mikroalga di perairan 2. Untuk mengetahui manfaat mikroalga dalam kehidupan sehari-hari C.
Dasar Teori
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan kekayaan sumber daya hayati perairan baik jenis maupun jumlah yang sangat melimpah. Salah satu sumber daya hayati tersebut adalah mikroalga. Mikroalga merupakan kelompok tumbuhan berukuran renik yang termasuk dalam kelas alga, diameternya antara 3-30 m, baik sel tunggal maupun koloni yang hidup di seluruh wilayah perairan tawar maupun laut yang lazim disebut fitoplankton. Mikroalga termasuk eukariotik yang bersifat fotosintetik dengan pigmen fotosintetik hijau (klorofil), coklat (fikosantin), biru kehijauan (fikobilin), dan merah ( fikoetrin). Morfologi mikroalga berbentuk uniseluler atau multiseluler tetapi belum ada pembagian tugas yang jelas pada sel – sel – sel komponennya. Hal itulah yang membedakan mikroalga dari tumbuhan tingkat tinggi (Rommimohtarto,2004). Isnansetyo dan Kurniastuty (1995), menyatakan bahwa terdapat empat kelompok mikroalga antara lain : diatom ( Bacillariophyceae), Bacillariophyceae), alga hijau (Chlorophyceae (Chlorophyceae), ), alga emas ( Chrysophyceae), Chrysophyceae), dan alga biru (Cyanophyceae ( Cyanophyceae). ). Penyebaran habitat mikrolaga biasanya di air tawar (limpoplankton) dan air laut (haloplankton), sedangkan penyebaran berdasarkan distribusi vertical di perairan meliputi : plankton yang hidup di zona euphotic, hidup euphotic, hidup di zona disphotik , hidup di zona aphotic dan aphotic dan yang hidup di dasar perairan / bentik (Eryanto et. Al, 2003). Taksonomi mikroalga selama ini lebih banyak menggunakan karakteristik morfologi berdasarkan bentuk, warna, ukuran sel dan lain – lain. Misalnya,taksonomi dari plankton Anabaena sp.pada sp .pada saat ini sebagaian besar didasarkan pada karakteristikmorfologi seperti bentuk akinetis, akinetis, ukuran sel dan posisi relative akinetis terhadap akinetis terhadap heterocyst . Beberapa kriteria secara morfologi tersebut bisa berbeda – berbeda – beda beda antara peneliti yang satu dengan peneliti yang lain(Niiyama, 1996). Lebih lanjut lagi,karakter morfologi seperti taksonomi seperti wujud filament dan sel akinete bersifat meragukan karena karena akinetis adakalanya tidak ada wujud filamenmungkin bisa berubah karena kondisi kultur. Castenholz dan Waterbury (1998) menyatakan bahwa untuk menentukan spesiesdari plankton Anabaena memerlukan studi –
studi taksonomi secara lebih mendalam , tidak hanya karakter – karakter morfologi tetapi juga fisiologis, kimiawi dan ciri – ciri genetic. Mikroalga bermanfaat sebagaisumber suplemen, obat – obatan, kosmetik pada manusia. Selain itu juga dapat dimanfaatkan sebagai suplemen hewan ternak, sebagai penghasil asam alginate. Mikroalga yang berupa fitoplankton berperan sebagai produsen primer dan silikat tanah(Champbell, 2008). Manfaat lainnya dari mikroalga yaitu dapat dimanfaatkan dalam bidang farmasi, sebagai makanan suplemen seperti Chlorella, serta sebagai sumber energi alternatif biodisel. Contohnya, Botrycoccus braunii memiliki kandungan minyak yang komposisinya mirip seperti tanaman darat dengan jumlah yang lebih tinggi bila dibanding dengan kandungan minyak pada kelapa, jarak dan sawit.Berkaitan dengan besarnya manfaat mikroalga dalam kehidupan maka masih diperlukan banyak penelitian lebih lanjut untuk mengatahui sebaran jenis mikroalga di berbagai wilayah perairan Indonesia, sekalipun penelitian terkait memang telah banyak dilakukan. Berikut ini merupakan beberapa penjelasan mengenai divisi Mikroalga. 1. Cyanobacteria Atau Alga Biru Hijau Cyanobacteria atau alga biru hijau adalah kelompok alga yang paling primitif dan memiliki sifat-sifat bakterial dan alga. Kelompok ini adalah organisme prokariotik tidak memiliki struktur-struktur sel, contohnya nukleus dan chloroplast. hanya memiliki chlorophil a, namun memiliki variasi phycobilin seperti carotenoid. Pigmen-pigmen ini memiliki beragam variasi sehingga warnanya bisa bermacam-macam. Contohnya Spirulina, Oscillatoria, Anabaena . 2. Alga Hijau (Chlorophyta) Alga hijau adalah kelompok alga yang paling maju dan memiliki banyak sifat-sifat tanaman tingkat tinggi., merupakan organisme prokaryotik dan memiliki struktur-struktur sel khusus, memiliki kloroplas, DNA – nya berada dalam sebuah nukleus, dan beberapa jenisnya memiliki flagella. Dinding sel alga hijau sebagaian besar berupa sellulosa, meskipun ada beberapa yang tidak mempunyai dinding sel. Mempunyai klorophil a dan beberapa karotenoid, dan biasanya mereka berwarna hijau rumput. Pada saat kondisi budidaya menjadi padat dan cahaya terbatas, sel akan memproduksi lebih banyak klorophil dan menjadi hijau gelap. Contoh: Tetraselmis (Air tawar, air laut) dan Pyramimonas memiliki penampakan serta sifat berenang yang identik dengan tetraselmis. Kedua organisme ini adalah sumber makan yang populer untuk mengkultur rotifer, kerang, dan larva udang.
Contoh lainnya, Clamidomonas (Air tawar, air laut), Nannocloris (Air tawar, air laut,) yang berwarna hijau tidak motil dan tidak memiliki flagel, berukuran sangat kecil dengan diameter 1,5-2,5 mm, sel berbentuk bola, cenderung mengapung dalam budidaya, berupa suspensi dalam kondisi tanpa aerasi sehingga menguntungkan bagi usaha budidaya. organisme ini adalah sumber makan yang populer untuk mengkultur rotifer, kerang, dan larva udang. Dunaliella (Air tawar, air laut,), dan Chlorella (Air tawar, air laut,) yang Selnya bereproduksi dengan membentuk dua sampai delapan sel anak didalam sel induk yang akan dilepaskan dengan melihat kondisi lingkungan. Merupakan pakan untuk rotifer dan dapnia. 3. Diatom – Chrysophyta Diatom adalah kelompok alga yang unik dengan dinding sel yang terbentuk dari silikon dioksida.yang dipenuhi banyak lubang sehingga tampak seperti ayakan (saringan) dan secara komersial dapat digunakan sebagai perlengkapan dalam beberapa peralatan filter. Tidak memiliki flagella kecuali pada beberapa spesies tertentu. hanya memiliki chlorophyl a dan c serta beberapa carotenoid seperti fucoxanthin sehingga berwarna kecoklatan. Organisme ini biasa digunakan sebagai pakan dalam budidaya. Contoh Chaetoceros (Air laut,) yang populer sebagai pakan rotifer, kerang-kerangan, tiram, dan larva udang. 4. Alga Coklat-Emas – Chrysophyta Alga coklat-emas dikaitkan dengan diatomae, namun mereka memiliki dinding sel silika yang sedikit selama masa hidup mereka. Alga ini memiliki sifat-sifat yang dapat ditemui pada sebagian besar alga. Beberapa anggota kelompok alga ini memiliki flagella dan motil. Semua memiliki kloroplas dan memilki DNA yang terdapat di dalam nukleusnya. Alga ini hanya memiliki chlorophyl a dan c serta beberapa carotenoid seperti fucoxanthin yang memberikan mereka warna kecokelatan. Alga ini seringkali dibudidayakan dalam bentuk uniseluler pada usaha budidaya sebagai sumber pakan. contoh Isochrysis (Air laut;). Nannochloropsis (Air tawar, air laut; ). Ellipsoidon (Air tawar, air laut). 5. Alga Merah – Rhodophyta Alga merah merupakan makroalga i. hanya memiliki chlorophyl a di samping memiliki pigmen lainnya seperti phycocyanin (pigmen biru), dan phycoeretrin (pigmen merah), seperti juga halnya berbagai carotenoid. Phycoeretrin me mberi warna merah pada alga ini. Selain itu alga ini juga terkadang berwarna hijau kebiruan hingga ungu. Alga merah uniseluler tidak motil dan tidak memiliki flagel. Dapat digunakan dalam lingkungan budidaya. Contoh Porphyridium. Alga ini digunakan pada lingkungan budi daya untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat.
6. Euglenophyta Euglenophyta dimasukkan dalam kelompok alga hijau oleh beberapa ahli taksonomi dan dimasukkan ke dalam golongan protozoa oleh sebagian ahli lainnya dikarenakan organisme ini memiliki sifat-sifat tanaman sekaligus hewan. Organisme ini merupakan organisme eukaryotik dengan struktur-struktur tubuh yang dapat dijumpai pada sebagian besar alga, namun mereka juga memiliki kerongkongan sehingga mereka dapat memasukkan partikel ke dalam tubuhnya. Mereka memiliki satu flagella yang panjang dan bisanya berenang dengan cara menarik diri mereka melalui air. Beberapa di antaranya melakukan gerakan amoeboid. Organisme ini tidak memiliki dinding sel, namun mereka memiliki lapisan luar yang keras yang tersusun dari protein yaitu pellicle, yang memiliki fungsi yang sama seperti dinding sel. Euglenophyta memiliki chlorophyl a dan b beberapa carotenoid dan biasanya mereka terlihat berwarna hijau rumput. Euglena umum ditemukan di perairan yang kaya akan nutrien.contoh Euglena. 7. Cryptophyta Cryptophyta adalah kelompok uniseluler yang unik yang tidak memiliki kedekatan dengan kelompok alga lainnya. Kelompok ini merupakan organisme eukaryotik, dan mereka juga memiliki kerongkongan. Semua spesies kelompok ini memiliki flagel, bersifat motil, dan memiliki satu atau dua kloroplast serta memiliki chlorophyl a dan c, phycocyanin dan phycoeretrin serta beberapa carotenoid yang memberikan warna kecokelatan pada tubuh mereka. Cryptomonas (Air tawar, air laut;). memiliki 1-2 kloroplas cokelat dan dapat melakukan fotosintesa ataupun bertahan hidup menggunakan bakteri. Pada umumnya tidak digunakan sebagai pakan pada lingkungan budidaya, namun demikian populasi di alam merupakan makanan bagi rotifer, kerang, tiram, dan larva udang. 8. Phyrrophyta Dalam kelompok ini terdapat dinoflagellata yang merupakan suatu kelompok organisme uniseluler yang unik yang memiliki dua flagella dan umum dijumpai di air tawar maupun air laut. Kelompok ini merupakan organisme eukaryotik.. Salah satu ciri khas kelompok organisme ini adalah keberadaan dinding sel yang terbuat dari lapisan selulosa. Akan tetapi ada beberapa organisme yang tidak memiliki dinding sel ini. Organismen ini memiliki dua flagella. Banyak organisme dari golongan ini yang memiliki trichocyst, yaitu struktur protein yang dapat dikeluarkan dari permukaan sel untuk melindungi diri dari predator. Fenomena ‘red tide’ adalah peristiwa yang dihubungkan dengan ledakan (berkumpulnya) dinoflagellata karena adanya pigmen kemerahan yang terakumulasi dalam organismeorganisme ini dan dalam jumlah yang besar yang terjadi pada kondisi lingkungan tertentu.
Beberapa dinoflagellata menyebabkan peracunan pada kerang-kerangan dan menyebabkan pengakumulasian neurotoxin dalam konsentrasi tinggi. Beberapa spesies merupakan parasit bagi ikan yang menyebabkan masalah seperti ‘velvet disease’. Sebagian besar spesies bukan merupakan makanan ikan karena ukurannya terlalu besar untuk dikonsumsi.Ceratium (Air tawar). Peridinium (Air tawar, air laut;) D.
Alat dan Bahan
Alat 1. Botol 2. Pipet tets 3. Kaca benda 4. Kaca penutup 5. Mikoskop 6. Buku identifikasi Bahan 1. Air Kolam E.
Cara kerja
1. Botol yang terisi dengan mikroalga kemudian dikocok-kocok. 2. Diambil satu tetes dari sampel air dengan menggunakan pipet tetes yang diteteskan ke gelas benda, terakhir ditutup dengan cover glass. 3. Preparat lalu diamati di bawah mikroskop cahaya sambil diatur focus dan perbesarannya.
F.
Data Pengamatan
GAMBAR PENGAMATAN
GAMBAR LITERATUR
KETERANGAN
1. E uglena sp.
40x10
Kolam Ikan
2. Mi cractinium sp.
40x10
2
Kolam Ikan
1. Flagel 2. Kapsul kloroplas
3. Spirogyra sp.
40x10
3
4
1
2
Kolam Ikan
1. Sitoplasma 2. Dinding sel 3. Kloroplas spiral 4. Pirenoid
4. Tabellaria sp.
40x10
1
2
3
Kolam Trapesium
1. Dinding sel 2. Sitoplasma 3. kloroplas
5. Chroococcus sp.
40x10
1
2
3
Kolam trapesium
1. Sel berbentuk coccus 2. Sitoplasma 3. Dinding sel
6. Oscillatoria sp.
40x10
1
2
3
Kolam Trapesium
1. Sitoplasma (kloroplas) 2. Dinding sel 3. Pirenoid
G.
Analisis Data 1. Oscillatoria sp
Ganggang hijau biru adalah organisme prokariotik dan karenanya tidak terikat memran organel. Lebih erat kaitannya dengan bakteri daripada algae lain, mereka sering disebut cyanobacteria. Mereka terjadi di laut, air tawar dan habitat darat. Cyanophyta merupakan komponen penting dalam siklus nitrogen dan produsen (Doni, 2015). Salah satu species dari cyanophyta adalah Oscillatoria sp. dan inilah yang akan saya bahas lebih lanjut didalam makalah ini khususnya untuk jenis spesies cyanophyta. Adapun ciri-ciri dari Oscillatoria sp. menurut Doni (2015) adalah sebagai berikut : a.
Tubuh berbentuk benang (filament) tersusun atas sel – sel yang dipilih dan rapat.
b.
Dapat bergerak maju mundur disebut sebagai gerak osilasi.
c.
Sel membelah memperpanjang tubuh, sedang pertambahan individu dengan fragmentasi.
d.
Lebar sel dapat mencapai 6,8 mm.
e.
Filamen dapat bergerak dengan cara meluncur lambat.
Menurut Anik (1984), cyanophyta ditemukan hampir di semua habitat, dari samudera ke air tawar sampai ke batu di tanah. Kebanyakan cyanophyta ditemukan di air tawar, sedangkan lainnya tinggal di lautan, terdapat di tanah lembab, atau bahkan kadangkadang melembabkan batuan di gurun. Beberapa bersimbiosis dengan lumut kerak, tumbuhan dan berbagai jenis protista, atau spons serta menyediakan energi bagi inang. Menurut Kusnadi, et al. (2003), Oscillatoria sp. dimanfaatkan sebagai sel protein sel tunggal (PST) atau Single Cell Protein (SCP) sebagai produsen primer dan pakan ikan. Klasifikasi Oscillatoria sp.
Menurut Kusnadi, et al. (2003), klasifikasi Oscillatoria sp. adalah sebagai berikut: ·
Kingdom
: Bacteria
·
Phylum
: Cyanophyta
·
Class
: Cyanophyceae
·
Order
: Oscillatoriales
·
Family
: Oscillatoriaceae
·
Genus
: Oscillatoria
·
Spesies
: Oscillatoria sp.
2. E uglena sp
Euglenoida memiliki tubuh yang menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel Euglena viridis. Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron dimana ujung tubuhnya meruncing dengan satu bulu cambuk. Hewan ini memilki stigma (bintik mata berwarna merah) yang digunakan untuk membedakan gelap dan terang. Euglena juga memiliki kloroplas yang mengandung klorofil untuk berfotosintesis. Euglena memasukkan makanannnya melalui sitofaring menuju vakuola dan ditempat inilah makanan yang berupa hewan – hewan kecil dicerna. Euglena memiliki satu flagella yaitu ekor sebagai alat gerak, satu panjang dan satu pendek organieme ini dapat melakukan simbiosis dengan jenis ganggang tertentu dan tubuhnya dapat memancarkan sinar bila terkena rangsangan mekanik. Untuk reproduksi Euglena berkembang biak secara vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner secara membujur. Pembelahan ini dimulai dengan membelahnya nukleus menjadi dua. Selanjutnya flagel dan sitoplasma serta selaput sel juga terbagi menjadi dua. Akhirnya terbentuklah dua sel euglena baru. Sistem sirkulasi euglena mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya. Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma. Euglena berhabitat di habitat air tawar dan melimpah di daerah ini, seperti di kolam peternakan atau parit saluran air, yang mengkonsumsi kotoran binatang. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Euglena virdis adalah sebagai berikut : Kingdom
: Excavata
Divisi
: Eugnelophycota
Class
: Euglenoidea
Ordo
: Euglenales
Family
: Euglenaceae
Genus
: Euglena
Species
: Euglena Viridis
3. Chroococcus sp.
Chorooccus sp adalah Ganggang bersel tunggal, struktur tubuh masih sangat sederhana, ukuran mikroskopis, tubuh ditutupi lender, merupakan uniseluler atau tidak berkoloni tanpa spora, warna biru kehijauan. Chroococcus sp merupakan prokariota dan karena itu tidak memiliki salah satu organel bermembran eukariota. Sel Chroococcus sp berbentuk batang dengan diameter berkisar antara 0,4 sampai 40μm. Merupakan organisme autotrophic yang mampu bertahan hampir tanpa air tawar atau sumber oksigen. Pembiakan berlangsung secara vegetatif, dengan membelah diri. Setelah pembelahan, sel-sel akan tetap bergandengan sehingga membentuk koloni.Chroococcus sp banyak ditemukan diperairan air tawar seperti pada kolam. Tumbuh pada suhu dan pH optimum yaitu pada rentan suhu 32 o-35o C dan pH 6,0.Dapat digunakan sebagai pestisida hayati, merupakan mikrobia untuk meningkatkan pengambilan hara oleh tanaman dari dalam tanah atau udara. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Chroococcus sp yaitu sebagai berikut: Kingdom
: Plantae
Divisio
: Cyanophyta
Kelas
: Cyanophyceae
Ordo
: Chroococcales
Famili
: Chroococcaceae
Genus
: Chroococcus
Spesies
: Chroococcus sp
4. Micratinium sp
Berbentuk bulat. Spesies ini hidup berkoloni, sehingga pada saat dilakukan pengamatan banyak ditemukan. Pergerakan dari spesies ini adalah tidak motil atau tidak mengalami pergerakan. Memiliki warna hijau Klasifikasi : Kingdom:
Plantae
Division:
Chlorophyta
Class:
Chlorophyceae
Order:
Chlorococcales
Family:
Micractiniaceae
Micractinium
Genus:
Fresinius, 1858 Type species
Micractinium pusillum Species[1]
M. bornhemiense
M. pusillum
M. quadrisetum
5. Tabellaria sp
Spesies ini berbentuk silindris dan membentuk rangkaian zig-zag melalui bantalan bantalan yang gelatinous pada ujung-ujung sel sebangi tempat perlekatan. Spesies ini memiliki warna hijau. Tabellaria sp hidup berkoloni, sehingga pada saat pengamatan dapat ditemukan banyak spesies ini. Pada saat pengamatan spesies ini ditemukan pada air kolam bagian dasar. Pergerakan dari Tabellaria sp adalah tidak bergerak atau tidak motil. Klasifikasi :
Regnum
: Plantae
Divisi
: Thallophytae
Kelas
: Diamtome
Bangsa
: Pennales
Suku
: Tabellariaciae
Marga
: Tabellaria
Spesies
: Tabellaria sp
6. Spirogyra sp
Ditemukan di kolam air tawar yang jernih dalam massa yang sangat besar, biasanya hidup melayang di permukaan air (planktofit). Talus pada Spirogyra merupakan filamen tidak bercabang.
Koloni Spirogyra berbentuk benang. Panjang sel sampai beberapa kali lebarnya. Dinding lateral sel terdiri dari tiga lapis. Lapisan terluar dari pektose, dan dua lapisan dalam dari selulose. Pada beberapa spesies, lapisan pektose tipis, tapi kebanyakan tebal, yaitu antara 10-15 mikron. Dinding transversal tersusun dari 3 lapis: yang tengah merupakan lamela dari pektose, dan dua lapisan di kiri dan kanan lamela tersusun dari selulose. Setiap sel Spirogyra mengandung sebutir kloroplas yang umumnya berukuran besar dan terikat dalam sitoplasma tepat di dalam dinding sel. Plastid ini memiliki bentuk menyerupai pita, berpilin dari pangkal sampai ke ujung sel (spiral). Pirenoidnya dikelilingi oleh butiran pati dan terikat dalam plastid pada selang waktu yang beraturan dan merupakan ciri-ciri menyolok pada selnya.sitoplasma mengelilingi vakuola besar di pusat. Nukleus dilingkungi suatu selubung sitoplasma, terdapat di tengah-tengah sel dan dihubung-hubungkan oleh untaian sitoplasma meluas sampai vakuola dan lapisan sitoplasma di tepi. Perkembangbiakan aseksual dengan fragmentasi membentuk aplanospora, akinet dan partenospora. Perkembangbiakan seksual secara konjugasi lateral dan konjugasi skalar.Spirogyra merupakan f itoplankton yang berfungsi sebagai makanan ikan. Daerah yang kaya plankton merupakan daerah perairan yang kaya ikan. Spirogyra merupakan produser primer, yaitu sebagai penyedia bahan organic dan oksigen bagi hewan-hewan air, seperti ikan, udang, dan serangga air. Keberadaan produser mengundang kehadiran konsumen, predator, dan organisme lain yang membentuk ekosistem perairan. Klasifikasi
Susunan klasifikasi pada Spirogyra adalah bebagai berikut: Divisio : Chlorophyta Klas : Chlorophyceae Ordo : Zygnematales Famili : Zygnemataceae Genus : Spirogyra Spesies : Spirogyra sp.
H.
Pembahasan
1. Tabellaria sp Dalam kehidupan sehari-hari pada ekosistem perairan merupakan makanan ikan dan sebagai tanda kesuburan perairan. Didalam perairan berperan sebagai dekomposer sehingga kehadirannya dimanfaatkan dal pengolahan buangan didalam air secara biologis. Pada kehidupan sehari-hari dapat digunakan sebagai bahan campuran untuk pembuatan bahan penggosok,sebagai isolasi dinamit, sebagai penyerap nitroglisin pada bahan peledak dan sebagai campuran semen. Kehadirannya juga dapat merugikan byaitu mengakibatkan timbulnya kotoran yang nantinya akan menurunkan kualitas air, menyebabkan warna keruh pada air dan dapat mengeluarkan lendir yang mengakibatkan waterblooms.
2. Carteria sp Beguna sebagai vegetasi perintis, pada perairan sebagai produsen utama karena memiki klorofil yang dapat digunakan untuk fotosintesis. Sebagai plankton,merupakan salah satu komponen penting dalam rantai makanan di perairan air tawar dan dapat digunakan sebagai bahab makanan. 3. Micractinium sp Pada kehidupan sehari-hari alga ini bermanfaat dalam pembuatan bahan obat-obatan herbal, mampu mencegah sel kanker tumbuh berkembang di sel tubuh manusia, mampu memperlancar sistem peredaran darah. Dapat digunakan untuk suplemen penambah nafsu makan dan dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan makanan ternak. I.
Kesimpulan
Adapun yang dapat simpulkan dalam pengamatan mikroalga Antara lain: 1. Jenis-jenis mikroalga yang dapat ditemukan diair tawar kolam di sekitar kampus Universitas Negeri Malang antara lain: Oscillatoria sp Ganggang hijau biru, Euglena, Carteria sp, Micractinium sp, spyrogra sp, Tabbelaria sp , dll.
2. Manfaat lainnya dari mikroalga yaitu dapat dimanfaatkan dalam bidang farmasi, sebagai makanan suplemen seperti Chlorella, serta sebagai sumber energi alternatif biodisel. Contohnya, Botrycoccus braunii memiliki kandungan minyak yang komposisinya mirip seperti tanaman darat dengan jumlah yang lebih tinggi bila dibanding dengan kandungan minyak pada kelapa, jarak dan sawit.
DAFTAR RUJUKAN
Castenholz,R. W. , Waterbury, J. B. 1989. “Chaenobacteria : Bergey’s Manual of Systematic Bacteriolog”y, Vol. 3 : 1710 -1727. Eryanto, A. et al. 2003. Suatu Pendekatan Biologi dan Manajemen Plankton dalam Budidaya Udang . PT. CBP: Surabaya Niiyama, Y. 1996. “Morphology and Systematics of Anabaena Strains in National Science Museum”. Jpn. J. Phycol ., 44 : 1-8 Rommimohtarto,K. 2004. Meroplankton Laut . Djambatan : Jakarta Anwar, Anik. 1984. Ringkasan Biologi. Bandung: Ganeca Exact Bandung Darmawan, Doni. 2015. Spirogyra. Bandung: Laboratorium Botani Universitas Padjajaran Karseno, Handayani dan Setyawati, R. 2013. Aktivitas dan Stabilitas Antioksidan Ekstrak Pigmen Alga Oscillatoria sp. Jurnal Teknologi Pertanian 33: 371-376 Kusnadi, Peristiwati, dan Ammi. 2003. Common Text Book Edisi Revisi Mikrobiologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
MENGINDENTIFIKASI MIKROALGA Laporan
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Protista Mirip Tumbuhan Yang dibimbing oleh Drs. Masjhudi, M.Pd dan Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si, M.Si
Disusun oleh : Off I Kelompok 8
Anggi Klaritasari
160342606275
Agustin Dwi Erlandi
130342603495
Emailda Firdana Avis
160342606272
Septianti Amalia
160342606226
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI April 2017