SKRIPSI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PERHITUNGAN STATIKA BANGUNAN KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 5 SURAKARTA
Skripi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik Dan Kejuruan
Oleh : WINARSIH SRI KUSHENY K 1506058
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PERHITUNGAN STATIKA BANGUNAN KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 5 SURAKARTA
Disusun Oleh : WINARSIH SRI KUSHENY K 1506058
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skipsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hari
: Rabu
Tanggal
: 2 Desember 2010
iii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
: Jum’at
Tanggal
: 31 Desember 2010
iv
ABSTRAK
Winarsih Sri Kusheny. K 1506058. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA DIKLAT PERHITUNGAN STATIKA BANGUNAN DI KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 5 SURAKARTA. Skripsi. 2010. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran statika dengan menerapkan model pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Inteliktual) di kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta, (2) Efektfitas penerapan model pembelajaran SAVI ( Somatis Auditori Visual Inteliktual ) di kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta. Subjek penelitian adalah siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010, berjumlah 30 siswa. Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran model SAVI (Somatis Auditori Visual Inteliktual), membuat lembar observasi, membuat pedoman wawancara, membuat alat tes evaluasi serta menyiapkan dokumentasi. Validitas data menggunakan Triangulasi, member chek dan Audit Trail. Teknik analisis menggunakan analisis interaktif . Penelitian tindakan kelas ini menggunakan alur siklus model spiral, penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, disetiap siklus terdapat beberapa tahapan berupa perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Untuk mengetahui hasil belajar tiap siklus dilaksanakan 2 kali tindakan tes evaluasi. Tahap berikutnya dilakukan observasi berupa data yang akan dikumpulkan, dianalisis, dan direfleksi. Berdasarkan hasil penelitian, sebelum tindakan siklus: siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Banyak siswa beranggapan bahwa mata pelajaran statika sulit, rumit, banyak rumus, serta penerapan dan manfaatnya sangat sedikit dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran Statika. Hal ini tampak dari nilai raport yang dilaksanakan sebelum penelitian yaitu semester gasal tahun 2009/2010. Penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan hasil belajar dengan model SAVI (Somatis Auditori Visual Inteliktual) mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari hasil tes evaluasi, hasil pengamatan dalam ranah afektif dan psikomotorik pada siklus I ke siklus II, tidak hanya itu peningkatan juga berasal dari dukungan guru dalam pmelaksanakan pembelajaran dengan model SAVI (Somatis Auditori Visual Inteliktual).Kesimpulan penelitian adalah penerapan model pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Inteliktual) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran statika kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta. Terdapat beberapa hambatan yang dihadapi dalam penerapan metode SAVI (Somatis Auditori Visual Inteliktual) untuk meningkatkan hasil belajar statika misalnya: terdapat beberapa kendala diantaranya : masih terdapat sebagian kecil siswa yang belum terfokus pada saat dikelompokkan. Kata kunci : Model SAVI , Proses belajar aktif, Hasil belajar siswa meningkat v
MOTTO
Buku adalah lebah yang membawakan tepung sari dari satu pikiran ke pikiran lain (james russel rowel)
Buku adalah pembimbing yang paing bijak dan terbuka serta guru yang paling sabar (Charles w eliot)
Jangan berpikir untuk menjadi yang terbaik, tetapi berbuatlah yang terbaik yang kamu bisa (Benjamin Franklin)
Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan (Thomas A.Edison)
vi
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan kepada:
Ibu dan Ayah tercinta yang selalu ada disetiap langkah hidupku dan doaku
Kakek dan nenekku tersayang
Tante dan Omku semua terimakasih telah memberi tumpangan selama aku kuliah dan maaf kalau merepotkan
El, sepupuku semoga kita bisa tetap saling mengisi dan melengkapi
Arina, Ita, Aiomi indahnya kebersamaan kita
Rekan-rekan PTB angkatan 2006
Almamater
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan nikmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu dikesempatan yang berbahagia ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuannya kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan Universitas Sebelas Maret. 2. Drs. H. Suwachid, M.Pd, M.T selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. AG.Thamrin, M.Pd, M.Si selaku Ketua Program Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta 4. Bapak Drs. Sutrisno, M.Pd selaku Koordinator Skripsi Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Bapak Drs. H Suhardjono, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan sabar dan bijaksana serta memberikan dorongan dari awal hingga pelaksanaan, dan sampai terselesainya penulisan skripsi ini. 6. Bapak Sukatiman, ST, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan sabar dan bijaksana serta memberikan dorongan dari awal hingga pelaksanaan, dan sampai terselesainya penulisan skripsi ini. 7. Kedua orang tuaku dan keluarga atas dukungan moril dan material yang telah diberikan selama ini.
viii
8. Bapak Drs.Sudharto M.A selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 5 Surakarta yang telah mengizinkan untuk penelitian di sekolah. 9. Ibu Elisa Dyah Novita, ST guru mata pelajaran statika sekaligus pembimbing pada saat penelitian di SMK Negeri 5 Surakarta. 10. Teman-teman mahasiswa Program Teknik Bangunan Angkatan Tahun 2006. 11. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan dukungan dan bantuan sehingga dapat selesainya skripsi ini. Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan di dalam penyusunan Skripsi ini yang sebenarnya tidak dikehendaki. Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pendidikan dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan seperti yang diharapkan oleh semua pihak. Semoga Allah Ta’ala selalu membimbing kita semua. Amin.
Surakarta,
Desember 2010
Penulis
ix
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
JUDUL ...........................................................................................................
ii
PERSETUJUAN .............................................................................................
iii
PENGESAHAN ..............................................................................................
iv
ABSTRAK ......................................................................................................
v
MOTTO ..........................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ...........................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
x
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xvi
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................
1
B. Perumusan Masalah ..........................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ..............................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................
4
1. Manfaat Praktis ............................................................................
5
2. Manfaat Teoritis...........................................................................
6
BAB II. LANDASAN TEORI .......................................................................
6
A. Kajian Teori ......................................................................................
6
1. Hakikat Pembelajaran Statika. .....................................................
6
a. Pengertian Pembelajaran…………………………………....
6
b. Pengertian Belajar…………………………... .......................
7
c. Prestasi Belajar.......................................................................
7
d. Hasil Belajar ...........................................................................
9
e. Pengertian Perhitungan Statika Bangunan atau Statika..........
12
x
Halaman
2. Model Pembelajaran SAVI ........................... ................................
12
a. Pengertian SAVI ....................................................................
12
b. Prinsip Dasar Pembelajaran SAVI .........................................
14
c. Karakteristik Pembelajaran SAVI . .........................................
15
B. Kerangka Berpikir .............................................................................
16
1. Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran SAVI.....................................................................
16
2. Penerapan Model Pembelajaran SAVI.......................................
16
C. Hipotesis Tindakan .............................................................................
19
BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................
20
A. Perencanaan Penelitian.....................................................................
20
1. Tempat Penelitian.......................................................................
20
2. Subyek Penelitian.......................................................................
20
3. Waktu Penelitian........................................................................
20
B. Prosedur Penelitian...........................................................................
21
1. Rencana Tindakan Siklus I…………………………………….
23
2. Rencana Tindakan Siklus II……………………………………
25
C. Instrumen Penelitian ........................................................................ 1. Pedoman Observasi……………………………………………
27 27
2. Pedoman Wawancara…………………………………………… 27 3. Tes…………………………………………………………… .
27
4. Kajian dokumen………………………………………………..
28
D. Data dan Sumber Data…………………………………………….
28
E. Teknik Pengumpulan Data……………………………………….. .
28
1. Metode Observasi………………………………………………
28
2. Metode Wawancara……………………………………………
29
3. Catatan lapangan……………………………………………….
29
4. Metode Dokumentasi…………………………………………..
29
F. Validitas data………………………………………………………
29
xi
Halaman
G. Analisis data………...………………………………………………
30
H. Tolok Ukur Keberhasilan.…………………………………………… 31 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................
33
A. Deskripsi Lokasi Penelitian..................................................................
33
1. Sejarah SMK Negeri 5 Surakarta...................................................
33
2. Denah Gedung SMK Negeri 5 Surakarta.......................................
33
3. Profil Sekolah.................................................................................
34
4. Struktur Organisasi ........................................................................
36
5. Kurikulum Yang Pernah Diberlakukan Di SMK Negeri 5 Surakarta..........................................................................
39
6. Bidang Studi Keahlian Dan Program Studi Keahlian Di SMK Negeri 5 Surakarta...........................................................
39
B. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................................
40
1. Perencanaan Penelitian Siklus I ....................................................
40
2. Pelaksanaan Siklus I.......................................................................
40
a. Tahap Perencanaan...................................................................
40
b. Proses Pelaksanaan Tindakan ..................................................
41
c. Tahap Pengamatan ...................................................................
42
d. Hasil Evaluasi Siklus I………………………………. ............
42
e. Refleksi………………………………. ...................................
42
3. Perencanaan Penelitian Siklus II ...................................................
43
4. Pelaksanaan Siklus II .....................................................................
44
a. Tahap Perencanaan...................................................................
44
b. Tahap Pelaksanaan ...................................................................
45
c. Tahap Pengamatan ...................................................................
46
d. Hasil Evaluasi siklus II……………………………………….
47
e. Refleksi ....................................................................................
49
C. Pembahasan..........................................................................................
49
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI ................................
54
A. Kesimpulan .........................................................................................
54
xii
Halaman
B. Saran ……………………………………………………………........
54
C. Implikasi Penelitian..............................................................................
55
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
57
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1
Jadwal Kegiatan Penelitian..............................................................
20
Tabel 2
Susunan Jabatan di SMK Negeri 5 Surakarta..................................
36
Tabel 3
Hasi Belajar SAVI Siswa Siklus I ....................................................
42
Tabel 4
Hasil Belajar SAVI Siswa Siklus II………………………..............
46
Table 5
Ringkasan Hasil Belajar Kongnitif Siswa Sebelum dan sesudah Penerapan SAVI ……………………………..
xiv
47
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian..............................................
19
Gambar 2 Modifikasi Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Mc Taggart .................................................................
22
Gambar 3 Model Analisis Interaktif ...............................................................
31
Gambar 4 Denah Lokasi Penelitian.................................................................
34
Gambar 5 Grafik Hasil Belajar Kognitif Siswa ..............................................
48
Gambar 6 Grafik Hasil Belajar SAVI Siswa...................................................
48
Gambar 7 Grafik Hasil Belajar Psikomotorik Siswa .....................................
49
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Daftar Nama Kelas Penelitian Siswa X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta ...............................
59
Lampiran 2 Daftar Nilai Ulangan harian Sebelum Tindakan ..........................
60
Lampiran 3 Daftar Nama Kelompok................................................................
62
Lampiran 4 RPP Siklus I Pertemuan 1.............................................................
63
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 1...................................
67
Lampiran 6 Lembar Observasi Hasil Belajar SAVI Peserta Didik Siklus I Pertemuan 1.....................................................................
71
Lampiran 7 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Peserta Didik Siklus I Pertemuan 1.....................................................................
74
Lampiran 8 RPP Sisklus I Pertemuan 2………………… ...............................
76
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 2...................................
80
Lampiran 10 Lembar Observasi Hasil Belajar SAVI Siklus I Pertemuan 2 .....
87
Lampiran 11 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Siklus I Pertemuan 2.....................................................................
90
Lampiran 12 Kisi- Kisi Soal Evaluasi Siklus I ................................................
92
Lampiran 13 Lembar Evaluasi Siswa Siklus I ................................................
93
Lampiran 14 Daftar Nilai Siklus I...................................................................
96
Lampiran 15 RPP Siklus II Pertemuan 1 ........................................................
98
Lampiran 16 Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 1............................... 102 Lampiran 17 Lembar Observasi Hasil Belajar SAVI Peserta Didik Siklus II Pertemuan 1.................................................................. 108 Lampiran 18 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Peserta Didik Siklus II Pertemuan 1 ................................................................ 111 Lampiran 19 RPP Siklus II Pertemuan 2 ........................................................ 113 Lampiran 20 Lembar Observasi Hasil Belajar SAVI Peserta Didik Siklus II Pertemuan 2................................................................. 117
xvi
Halaman
Lampiran 21 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Peserta Didik Siklus II Pertemuan 2 ................................................................ 120 Lampiran 22 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II ............................................... 122 Lampiran 23 Lembar Evaluasi Siswa Siklus II............................................... 123 Lampiran 24 Daftar Nilai Evaluasi Siswa Siklus II........................................ 127 Lampiran 25 Pedoman Wawancara Untuk Peserta Didik............................... 129 Lampiran 26 Pedoman Wawancara Untuk Pendidik …… ............................ 131 Lampiran 27 Catatan Lapangan Hasil Wawancara ………………………..... 133 Lampiran 28 Siabus …………………………………………………………. 146 Lampiran 29 Dokumentasi Pengamatan …………………………………….. 153 Lampiran Surat – surat Izin Penelitian
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mewujudkan masyarakat cerdas harus dilakukan secara berkesinambungan , karena tidak semua masyarakat Indonesia mau dan mampu menyerap seluruh bidang pendidikan dengan mudah. Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukn pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Pembelajaran
yang
baik
adalah
bersifat
menyeluruh
dalam
melaksanakannya dan mencakup berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, sehingga dalam pengukuran tingkat keberhasilannya selain dilihat dari segi kuantitas juga dari kualitas yang telah dilakukan di sekolahsekolah. Mengacu dari pendapat tersebut, maka pembelajaran yang aktif ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan siswa secara langsung, komprehensif baik fisik, mental maupun emosi. Hal semacam ini sering diabaikan oleh guru karena guru lebih mementingkan pada pencapaian tujuan dan target kurikulum. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu upaya guru adalah menciptakan suasana kelas yang aktif, efektif dan menyenangkan dalam pembelajaran. Jenis pendidikan kejuruan di Indonesia adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).SMK merupakan wahana pendidikan di Indonesia yang yang mencetak lulusan tenaga siap pakai serta memiliki keahlian dan keterampilan sesuai kebutuhan dunia kerja.Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyiapkan siswanya menjadi tenaga kerja yang memiliki pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude). Sebagai landasannya adalah peraturan pemerintah nomor 29/1990 : tentang pendidikan kejuruan yang menyatakan bahwa, “Tujuan pendidikan kejuruan mengutamakan penyiapan siswa memasuki 1
2
lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional.”. Dengan adanya hal tersebut maka diharuskan suatu SMK yang mempunyai jurusan tentang konstruksi bangunan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pemahaman bidang konstruksi bangunan gedung. Berdasarkan pengamatan awal di SMK Negeri 5 Surakarta dikelas X Teknik Gambar Bangunan dengan jumlah siswa 30 anak yang terdiri dari 28 anak laki-laki dan 2 anak perempuan, dalam mata diklat statika cenderung guru yang aktif dan siswa pasif. Mata diklat Perhitungan Statika Bangunan atau Statika merupakan salah satu pelajaran produktif kelas X Teknik Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta. Tujuan utama mempelajari Statika adalah untuk mempelajari kekuatan-kekuatan dan stabilitas dari konstruksi bangunan dan bagian-bagian bangunan. Batas nilai tuntas dalam setiap mata diklat produktif adalah 75. Dalam ujian statika, siswa yang tuntas mengerjakan ujian atau yang mendapatkan nilai lebih dari 75 hanya ada sekitar 4-5 orang anak, dan yang lain harus mengikuti ujian revisi untuk memperbaiki nilai tersebut. Guru selalu berusaha meningkatkan motivasi siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran supaya hasil setiap ujian siswa akan mendapatkan nilai baik dan hasilnya akan selalu meningkat. Banyak siswa beranggapan bahwa mata pelajaran statika sulit, rumit, banyak rumus, serta penerapan dan manfaatnya sangat sedikit dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran Statika. Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar statika siswa rendah yaitu faktor internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi, kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti guru sebagai pembina kegiatan belajar, startegi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan. Pembelajaran
yang
kurang
melibatkan
siswa
secara
aktif
dapat
menghambat kemampuan berpikir siswa dan keterampilan pemecahan masalah sehingga perlu dipilih dan diterapkan suatu model pembelajaran untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam pengajaran statika diharapkan siswa benar-benar aktif sehingga akan berdampak pemahaman siswa
3
tentang apa yang dipelajari akan bertahan lama. Dalam hal ini hendaknya seorang guru
dapat
pengetahuan
membantu dengan
siswanya
pengalaman
dalam lain
membangun guna
keterkaitan
memecahkan
antara
permasalahan
pembelajaran. Pengembangan pembelajaran yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran yang inovatif dan kreatif yang memberikan iklim kondusif dalam pengembangan daya nalar dan kreatifitas siswa. Dalam proses pembelajaran sering kali dijumpai adanya kecenderungan siswa yang tidak mau bertanya pada guru meskipun sebenarnya belum mengerti materi yang diajarkan oleh guru. Strategi yang sering digunakan oleh guru untuk mengaktifkan siswa adalah melibatkan siswa dalam diskusi dengan seluruh siswa. Tetapi strategi ini tidak terlalu efektif walaupun guru sudah mendorong siswa untuk berpartisipasi. Namun, kegiatan kelompok tersebut cenderung hanya menyelesaikan tugas. Siswa yang berkemampuan rendah kurang berperan dalam mengerjakan tugas. Sedangkan pada pembelajaran kooperatif tujuan kelompok tidak hanya menyelesaikan tugas yang diberikan, tetapi juga memastikan bahwa setiap kelompok menguasai tugas yang diterimanya. Gambaran permasalahan-permasalahan di atas perlu diperbaiki guna meningkatkan motivasi, perhatian, pemahaman dan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu guru mampu menawarkan metode dalam mengajar yang lebih efektif yang dapat membangkitkan perhatian siswa sehingga siswa menjadi aktif dan termotivasi untuk belajar, serta harus diimbangi dengan kemampuan guru dalam menguasai metode tersebut. Ada satu pendekatan pembelajaran yang bisa dijadikan acuan guru dalam menumbuh kembangkan kreativitas siswa. Pendekatan pembelajaran tersebut adalah pendekatan SAVI ( Somatis, Audiotori, Visual, Intelektual).
B. Perumusan Masalah
Berdasarka Latar Belakang, Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah yang dikemukakan diatas, maka perumusan masalah penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut:
4
1. Apakah model Pembelajaran SAVI dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran statika di kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK N 5 Surakarta? 2. Bagaimana efektivitas penerapan model Pembelajaran SAVI dalam mata pelajaran statika di kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK N 5 Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian tindakan kelas yang terdapat dalam perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran statika dengan menerapkan model pembelajaran SAVI di kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta. 2. Untuk mengetahui efektivitas penerapan model Pembelajran SAVI dalam mata pelajaran statika di kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Manfaat Praktis :
a. Bagi Kepala Sekolah Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. b. Bagi Guru Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan atau referensi tentang model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
5
c. Bagi Siswa Dapat menumbuhkan semangat kerjasama antar siswa agar meningkatkan motivasi dan menciptakan daya tarik serta rasa senang belajar statika selama pelajaran berlangsung. d. Bagi Peneliti Menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan peneliti khususnya yang terkait dengan penelitian yang menggunakan model pembelajaran kooperatif SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
2. Manfaat Teoritis :
a. Sebagai masukan untuk mendukung dasar teori bagi penelitian yang sejenis dan relevan. b. Sebagai bahan pustaka bagi mahasiswa Program Pendidikan Teknik Sipil/ Bangunan, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori 1. Hakekat Pembelajaran Statika a. Pengertian Pembelajaran
Istilah “pembelajaran” sama dengan “instruction” atau “pengajaran”. Pengajaran mempunyai arti cara atau perbuatan mengajar atau mengajarkan (Purwadarminta, 1976:22). Menurut Gagne (Benny A. Pribadi, 2005:15) “Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptkana dengan maksud untuk memudahkan terjadinya proses belajar”. Nana Sudjana (1996:7) menyatakan bahwa “ Pembelajaran adalah kegiatan mengatur dan mengorganisasi lingkungan disekitar siswa yang dapat mendorong dan memudahkan minat siswa melakukan kegiatan belajar”. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:27) “ Pembelajaran merupakan kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyedia sumber belajar”. Yusufhadi Miarso dalam Benny A. Pribadi (2005 : 15) Pembelajaran sebagai aktivitas atau kegiatan yang berfokus pada kondisi dan kepentingan pembelajar. Istilah pembelajaran digunakan untuk menggantikan istilah “ pengajaran “ yang lebih bersifat sebagai aktivitas yang berfokus pada guru (teacher centered ). Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka pembelajaran atau instruksional/pengajaran mempunyai pengertian sebagai usaha sadar dan aktif dari guru terhadap siswa, agar siswa berkeinginan untuk belajar yaitu terjadinya perubahan tingkah laku sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa.
7
b. Pengertian Belajar
“Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan” (Djamarah, 2002:11). Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi, hakikat belajar adalah perubahan. Pengertian belajar : (1) Memodifikasi atau memperteguh kelekuan melalui pengalaman, (2) Suatu proses perubahan tingkah laku individu dengan lingkunganya, (3) Perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian, atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan dasar, yang terdapat dalam berbagai bidang studi, atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi, (4) Belajar selalu menunjukkan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. (Uno, 2007:7). “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2003:2). Tujuan belajar merupakan komponen yang sangat penting, karena semua komponen yang dalam sistem pembelajaran dilaksanakan atas dasar pencapaian tujuan belajar. Berdasarkan pendapat di atas maka ada 3 ciri yang khas pada aktivitas manusia, sehingga aktivitas tersebut disebut sebagai kegiatan belajar, yakni : 1. Aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri pelajar (individu yang belajar) baik actual maupun potensial. 2. Perubahan itu pada pokoknya didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang lama. 3. Perubahan itu terjadi karena usaha.
8
c. Prestasi Belajar
Kata prestasi menurut Poerwadarminta (2002:768) adalah “hasil yang telah dicapai atau dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya”. Menurut Winkel (1991:162) “prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dicapai”. Belajar menurut Natawidjaja dan Moleong (1985:7) adalah “suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang”. Hamalik (2003:52) mengatakan “belajar adalah modifikasi untuk memperkuat tingkah laku melalui pengalaman dan latihan serta suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya”. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh beberapa perubahan tingkah laku tang relatif tetap sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dengan lingkungannya. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seorang siswa setelah mengikuti pelajaran di sekolah sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dengan melihat hasil penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh guru setelah mengikuti asessment atau penilaian dan evaluasi. Penilaian dan evaluasi ini digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa yang merupakan tujuan dari pembelajaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ad dua yaitu faktor intern dan eksetern : 1) Faktor Intern a) Jasmani Prestasi belajar ditentukan adanya struktur tubuh, panca indra (indra penglihatan, indra penciuman, indra pendengaran, indera peraba, dan indera perasa), dan lain sebagainya. b) Psikologis Kecerdasan, bakat, minat, kecakapan, sikap, dan motivasi juga menentukan prestasi belajar. c) Kematangan Fisik dan Psikis.
9
Prestasi belajar dan kemampuan belajar seseorang juga ditentukan oleh kematangan fisik dan psikis orang tersebut. 2) Faktor Ekstern a) Lingkungan Keluarga Prestasi belajar dipengaruhi oleh cara mendidik orangtua di rumah, latar belakang pendidikan orang tua, tingkat ekonomi keluarga, dan sebagainya. b) Lingkungan Sekolah Di sekolah, prestasi belajar dipengaruhi oleh cara belajar, metode mengajar yang diterapkan oleh guru, kurikulum yang berlaku, sikap guru, evaluasi dan penilaian yang diterapkan, dan lain-lain. c) Lingkungan Masyarakat Prestasi belajar dipengaruhi oleh budaya yang berlaku, pergaulan dalam masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan s ebagainya.
d. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti ( Oemar Hamalik, 2006 : 30 ). Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran ( Dimyati dan Mudjiono, 1999 : 250 - 251). Benyamin Bloom ( Nana Sudjana, 2009 : 22) mengklasifikasikan kemampuan belajar menjadi tiga kategori, yaitu: 1. Ranah kognitif, meliputi kemempuan intelektual yang terdiri dari pengetahuan/ ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. 2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan minat yang terdiri penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.
10
3. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar yang berupa keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri atas gerakan reflek, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan komplek, dan gerakan ekpresif dan interpretative. Berdasarkan dari berbagai pendapat dari para ahli maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ada 2 yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar siswa : 1) Faktor dari dalam a) Sikap terhadap belajar Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan. b) Motivasi belajar Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. belajar . Motivasi belajar yang kuat dari diri siswa dapat menciptakan suasana belajar yang menggembirakan. c) Konsentrasi belajar Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. d) Mengolah bahan belajar Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara pemerolehan bahan belajar, sehingga menjadi bermakna bagi siswa. e) Menyimpan perolehan hasil belajar Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu pendek dan waktu yang yang lama. f) Menggali hasil belajar yang tersimpan Menggali hasil belajar merupakan proses mengaktifkan pesan yang telah diterima. Pesan yang baru akan diperkuat dengan cara mengaitkan atau
11
mempelajari dengan bahan yang lama. Siswa akan memanggil pesan dan pengalaman lama untuk suatu unjuk hasil belajar. g) Kemampuan berprestasi Kemampuan berprestasi belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Keberhasilan belajar siswa dapat ditunjukkan pada tahap ini. Kemampuan berprestasi tersebut terpengaruh oleh proses penerimaan, pengaktifan, pengolahan, penyimpanan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman. h) Rasa percaya diri siswa Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. i) Intelegensi Menurut Wechler “intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik, bergaul dengan lingkungan secara efisien” (Dimyati dan Mudjiono, 2002:245). Kecakapan tersebut menjadi aktual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari. j) Kebiasaan belajar Kebiasaan belajar yang tidak teratur dan belajar jika akan ada ujian, merupakan kebiasaan belajar yang kurang baik. Hal ini dapat diperbaiki dengan pembiasaan disiplin membelajarkan diri. k) Cita-cita siswa Cita-cita siswa sebagai motivasi intrinsik perlu dididikkan.Didikan memiliki cita-cita harus dimulai sejak sekolah dasar. Di sekolah menengah didikan pemilikan dan dan pencapaian cita-cita sudah semakin terarah. 2) Faktor dari luar a) Guru sebagai pembina belajar Guru adalah pengajar yang mendidik. Guru tidak hanya mengajar sesuai keahliannya, tetapi juga mendidik generasimuda.
12
b) Sarana dan prasarana Prasana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruangbelajar, ruang ibadah, ruang kesenian, peralatan olah raga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alatdan fasilitas laboratorium dan berbagai media pembelajaranyang lain. c) Kebijakan penilaian Kebijakan penilaian ada 3 jenis, yaitu; (1) Kebijakan sekolah (2) Kebijakan wilayah (3) Kebijakan nasional d) Lingkungan sosial siswa di sekolah Siswa di sekolah membentuk lingkungan pergaulan yang dikenal sebagai lingkungan sekolah. Siswa yang diterima dengan baik di lingkungannya akan mudah menyesuaikan diri dan segera dapat belajar, sebaliknya jika siswa tertolak maka siswa akan merasa tertekan. e) Kurikulum sekolah Program pembelajaran di sekolah berdasarkan pada suatu kurikulum. Kurikulum
disusun
berdasarkan
kemajuan
masyarakat.
Perubahan
kurikulum sekolah dapat berpengaruh terhadap sis wa maupun guru.
e. Pengertian Perhitungan Statika Bangunan atau Statika
Perhitungan
statika
bangunan
atau
statika
adalah
ilmu
yang
mempelajari kekuatan-kekuatan dan stabilitas dari konstruksi bangunan dan bagian-bagian bangunan. Mata pelajaran ini diberikan kepada siswa SMK kelas X jurusan teknik bangunan pada semester genap.
2. Model Pembelajaran SAVI a. Pengertian SAVI
Metode mengajar banyak sekali tetapi tidak semua metode tersebut dapat mewakili wahana pencapaian tujuan pendidikan. Dalam kenyataanya,
13
banyak kelemahan dan hambatan pembelajaran dikelas terjadi antara guru dengan siswa ataupun antar siswa, misalanya siswa kurang memperhatikan dan kurang memahami materi yang diajarkan oleh guru. Untuk mengatasi kelemahan dan hambatan tersebut maka dapat menerapkan pendekatan belajar SAVI .
Bobbi De Porter, dkk (2005:109) dalam bukunya Quantum Learning, mengemukakan tiga (3) modalitas belajar yang dimiliki seseorang. “Ketiga modalitas tersebut adalah modalitas visual, modalitas auditoral, dan modalitas kinistetik (somatis)”. Pelajar visual belajar melalui apa yang mereka lihat, pelajar auditorial melakukan melalui apa yang mereka dengar, dan pelajaran kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan. Meier (2002:91) “Pembelajaran dengan pendekatan SAVI adalah pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera yang dapat berpengaruh besar pada pembelajaran”. Unsur-unsur pendekatan SAVI adalah belajar Somatis, belajar Auditori, belajar Visual, dan belajar Intelektual. Jika keempat unsur SAVI ada dalam setiap pembelajaran, maka siswa dapat belajar secara optimal. Unsur-unsur dalam metode SAVI : 1) Somatis (S)
: Belajar dengan bergerak dan berbuat
2) Auditori (A)
: Belajar dengan berbicara dan mendengar
3) Visual (V)
: Belajar dengan mengamati dan menggambarkan
4) Intelektual (I)
: Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung
Berdasarkan dari berbagai pendapat diatas maka ada beberapa ciri-ciri yang mencerminkan gaya belajar SAVI yaitu : 1) Pembelajaran fisik (somatis) senang pembelajaran praktik supaya bisa langsung mencoba sendiri. Selain menulis mereka suka berbuat saat belajar, misalnya: menggaris bawahi, mencorat-coret, menggambarkan. 2) Pembelajaran
auditori
dengan
mendengar
informasi
baru
melalui
penjelasan lisan, komentar dan kaset. Mereka senang mendengar penjelasan langsung atau membaca teks dan merekamnya di kaset.
14
3) Belajar visual senang menggambar diagram, gambar, dan grafik, serta menonton film. Mereka juga suka membaca kata tertulis, buku, poster berslogan, bahan belajar berupa teks tertulis yang jelas. 4) Belajar intilektual dengan cara merenung dan berpikir cara memecahkan masalah yang ada atau dengan cara mencari masalah baru dan menyelesaikannya. Dalam teks tertulis yang jelas atau dalam kehidupan sehari-hari. SAVI singkatan dari Somatis, Auditori, Visual dan Intektual. Teori
yang mendukung pembelajaran SAVI adalah Accelerated Learning, teori otak kanan/kiri, teori otak triune, pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik) teori kecerdasan ganda, pendidikan (holistic) menyeluruh, belajar berdasarkan pengelaman, belajar
dengan symbol. Pembelajaran SAVI
menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda. Mengkaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatif dan hidup. Pembelajaran statika dengan pendekatan SAVI bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran perhitungan statika. Misalnya, Siswa diberi kesempatan menerapkan konsep-konsep statika untuk memecahkan masalah sehari-hari. Siswa akan belajar sedikit tentang statika dengan menyaksikan presentasi (V), tetapi mereka dapat belajar lebih banyak jika mereka dapat melakukan sesuatu (S), membicarakan atau mendiskusikan apa yang mereka pelajari (A), serta memikirkan dan mengambil kesimpulan atau informasi yang mereka peroleh untuk diterapkan dalam menyelesaikan soal-soal (I). Atau, siswa dapat meningkatkan kemempuan mereka dalam mengemukakan ide (I), jika mereka secara simultan menggerakan sesuatu (S) untuk menghasilkan diagram, grafik dan
15
lain sebagainya (V) sambil mendiskusikan atau membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan (A). b. Prinsip Dasar Pembelajaran SAVI
Prinsip Dasar pembelajaran SAVI sejalan dengan gerakan Accelerated Learning (AL), maka prinsipnya juga sejalan dengan AL yaitu:
1) pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh. 2) pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi. 3) kerjasama membantu proses pembelajaran. 4) pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan. 5) belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik. 6) emosi positif sangat membantu pembelajaran. 7) otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis. c. Karakteristik Pembelajaran SAVI
Sesuai dengan singkatan dari SAVI sendiri yaitu Somatis, Auditori, Visual dan Intektual, maka karakteristiknya ada empat bagian yaitu: 1)
Somatis ”Somatis” berasal dari bahasa yunani yaitu tubuh – soma. Jika
dikaitkan dengan belajar maka dapat diartikan belajar dengan bergerak dan berbuat.
Sehingga
pembelajaran
somatis
adalah
pembelajaran
yang
memanfaatkan dan melibatkan tubuh (indera peraba, kinestetik, melibatkan fisik dan menggerakkan tubuh sewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung). 2) Auditori Belajar dengan berbicara dan mendengar. Pikiran kita lebih kuat dari pada yang kita sadari, telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasi bahkan tanpa kita sadari. Ketika kita membuat suara sendiri dengan
16
berbicara beberapa area penting di otak kita menjadi aktif. Hal ini dapat diartikan
dalam
pembelajaran
siswa
hendaknya
mengajak
siswa
membicarakan apa yang sedang mereka pelajari, menerjemahkan pengalaman siswa dengan suara. Mengajak mereka berbicara saat memecahkan masalah, membuat
model,
mengumpulkan
informasi,
membuat
rencana
kerja,
menguasai keterampilan, membuat tinjauan pengalaman belajar, atau menciptakan makna-makna pribadi bagi diri mereka sendiri. 3) Visual Belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Dalam otak kita terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera yang lain. Setiap siswa yang menggunakan visualnya lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah atau sebuah buku atau program computer. Secara khususnya pembelajar visual yang baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon dan sebagainya ketika belajar. 4) Intektual Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Tindakan pembelajar yang melakukan sesuatu dengan pikiran mereka secara internal ketika menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Hal ini diperkuat dengan makna intelektual adalah bagian diri yang merenung, mencipta, dan memecahkan masalah. B. Kerangka Berpikir 1. Meningkatkan Hasil Belajar Statika Melalui Model Pembelajaran SAVI
Hasil belajar merupakan puncak dari suatu proses pembelajaran. Dalam hal ini pembelajaran statika masih banyak ditemukan masalah antara lain rendahnya hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran statika strategi guru
17
sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Strategi yang digunakan oleh guru adalah model pembelajaran SAVI . Hasil belajar statika adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran statika berupa pemahaman dan penguasaan materi dasar yang berguna bagi siswa untuk kehidupan baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang. Untuk meningkatkan hasil belajar statika dalam pembelajarannya harus menarik sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Diperlukan model pembelajaran interaktif dimana guru lebih banyak memberikan peran kepada siswa sebagai subyek belajar, guru mengutamakan proses
daripada
pembelajaran
hasil.
Pembelajaran
yang efektif
yang
sehingga hasil
menyenangkan, belajar
statika
suasana
diharapkan
meningkat.
2. Penerapan Model Pembelajaran SAVI
Dalam penelitian ini digunakan pembelajaran dengan pendekatan SAVI yaitu pembelajaran dengan menggabungkan gerakan fisik dan aktifitas intelektual serta melibatkan semua indera yang berpengaruh besar dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran SAVI , guru menyatukan keempat unsur SAVI dalam satu pembelajaran matematika. Pembelajaran dimulai dengan guru memberitahukan materi yang akan diajarkan dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru kemudian membahas materi dengan ceramah dan tanya jawab sebagai bentuk dari penerapan belajar Auditori (A). Guru menerangkan materi dengan menuliskan dipapan tulis materi titik berat garis dan bidang datar sebagai bentuk dari penerapan belajar Visual (V). Selanjutnya, guru memberikan beberapa soal yang berkaitan dengan materi titik berat gari dan bidang datar yang telah diajarkan, untuk dikerjakan dalam diskusi kelompok, yang setiap kelompok terdiri dari lima siswa, kemudian mempresentasikan. Secara bersama-sama dengan bimbingan guru, semua kelompok mengevaluasi hasil pekerjaan kemudian setelah dikoreksi hasil dikumpulkan, sebagai bentuk belajar Somatis (S). Sebagai kegiatan akhir, guru memberikan latihan soal
18
dengan materi titik berat garis dan bidang datar kepada siswa untuk dikerjakan secara individu sebagai bentuk belajar Intelektual (I). Model pembelajaran SAVI diharapkan dapat membantu siswa dalam hal belajar perhitungan statika. Model pembelajaran SAVI dijadikan salah satu alternatif karena model pembelajaran SAVI menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah. Alasan lain adalah dilihat dari tujuannya, SAVI membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan
masalah, dan kemampuan intelektual. Model pembelajaran SAVI bisa dilakukan oleh siswa dengan bekerjasama dalam kelompok kecil. Kerjasama memperbanyak peluang untuk berbagi permasalahan yang ditimbulkan dan dialog untuk mengembangkan ketrampilan sosial dan ketrampilan berpikir. Siswa dapat saling berkreasi dengan cara menyampaikan ide dan bertukar pikiran untuk memecahkan masalah. Selain itu siswa diharuskan melakukan penyelidikan untuk mencari penyelesaian
terhadap
masalahnya,
mengumpulkan
dan
menganalisis
informasi, mengembangkan hipotesis ,melakukan percobaan mengerjakan soal-soal dan merumuskan kesimpulan. Dengan saling bertukar pikiran maka emosi siswa dapat dilatih dengan baik untuk lebih menghargai pendapat orang lain sehingga model pembelajaran ini sesuai untuk meningkatkan hasil belajar statika Pembelajaran statika dengan menerapkan model pembelajaran SAVI berdampak positif bagi siswa yaitu siswa menjadi aktif dalam mengikuti pembelajaran, karena pengalaman dan percobaan langsung siswa akan berpengaruh besar terhadap hasil belajar, membuat guru untuk lebih menguasai materi karena guru sebagai fasilitator harus menguasai materi dan mampu mengembangkannya serta guru sebagai motivator yang mampu memotivasi
siswa
untuk
mengekspresikan
gagasan-gagasannya
dan
menyediakan kesempatan dan pengalaman yang mendukung proses belaj ar.
19
Guru menggunakan Kondisi Awal
Siklus I
model pembelajaran SAVI
Guru belum menggunakan model pembelajaran SAVI
Terselesaikan
Tes Siklus I
Belum Terselesaikan Hasil nilai siswa
Siklus II
rendah
Tes Siklus II
Tindakan
Terselesaikan
Belum Terselesaikan
Melalui model pembelajaran SAVI dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran statika
Siklus III
Gambar 1. Bagan kerangka berpikir penelitian
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan adalah: Dengan menerapkan model pembelajaran SAVI dalam mata diklat statika dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK N 5 Surakarta.
20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Perencanaan Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Surakarta yang beralamat di Jl.LU. Adisucipto No.42 Telp.(0271) 713916 Surakarta Kode Pos 57143 Alasan mengambil tempat penelitian ini adalah a. SMK Negeri 5 Surakarta memerlukan evaluasi kegiatan belajar mengajar supaya dapat menigkatkan kualitas hasil belajar statika. b. SMK Negeri 5 Surakarta terdapat data yang memadai untuk keperluan penelitian untuk menigkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran statika.
2. Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010. Sampel yang diambil adalah siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK N 5 Surakarta yang berjumlah 30 orang. 3. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan seperti dibawah ini : Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian No 1
Nama Kegiatan Pengajuan Judul
Waktu Kegiatan 14 Februari 2010 – 23 Februari 2010
2
Pembuatan Proposal
26 Februari 2010 – 3 Maret 2010
3
Seminar Proposal
19 April 2010
4
Perijinan Penelitian
22 April 2010 – 28 April 2010
5
Pelaksanaan Penelitian
3 Mei 2010 – 30 Juni 2010
6
Penulisan Laporan Penelitian
1 April 2010 - 2 Desember 2010
21
B. Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk siklus yang akan berlangsung lebih dari satu siklus bergantung dari tingkat keberhasilan dari target yang akan dicapai, dimana setiap siklus bisa terdiri dari satu atau lebih pertemuan. Adapun prosedur penelitian yang dipilih yaitu dengan menggunakan model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart (1998). Langkah-langkah pada model siklus Kemmis dan Taggart di atas yaitu sebagai berikut : 1. Perencanaan tindakan 2. Pelaksanaan tindakan 3. Observasi 4. Refleksi.
22
Persiap n Refleksi I
Perenca aan
Evaluasi I
SIKLUS I
Tindak n I
Observasi Refleksi II
Belu terselesai an
Rencana Terevisi
Evaluasi II
SIKLUS I
Tindak n II
Observas Tindak Lanjut
Gambar . Modifik si Model P enelitian T ndakan Ke as Kemmi & Mc Ta gart (Suhar simi Ariku to,2006 : 93)
23
Pada kegiatan siklus akan dilakukan sesuai dengan tahap-tahap sebagai berikut : 1. Rencana tindakan siklus I a. Perencanaan
Pada tahap persiapan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1) Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah dan analisis masalah melalui wawancara dengan guru bidang studi 2) Berkolaborasi dengan guru menentukan tindakan perbaikkan yaitu dengan penerapan model pembelajaran SAVI 3) Berkolaborasi dengan guru bidang studi untuk menyusun silabus, LKS, dan skenario
pembelajaran
atau
rencana
pembelajaran
dengan
model
pembelajaran SAVI 4) Menyiapkan alat evaluasi berupa soal pretes dan postes beserta kisi-kisinya 5) Menyusun lembar observasi b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu pada perencanaan yang telah dibuat yaitu : 1) Tahap awal pembelajaran : a) Guru mengucapkan salam b) Guru mengkondisikan siswa kearah pembelajaran c) Guru mengecek kehadiran siswa. 2) Tahap Inti Pembelajaran : Secara garis besar tahapan pembelajaran SAVI : a) Tahap 1. Somatis (S) Guru memberikan kegiatan berupa diskusi kelompok. Guru mengarahkan siwa supaya duduk bersama dengan kelompoknya. Setelah berdiskusi kelompok siswa diharapkan dapat menuliskan hasilnya dan mempresentasikan didepan kelas karena inti dari kegiatan somatis adalah bergerak.
24
b) Tahap 2. Auditori (A) Auditori adalah belajar dengan cara berbicara dan mendengar.
Guru membahas materi dengan metode ceramah dan tanya jawab. Kemudian guru bersama siswa membahas soal yang telah dikerjakan supaya ada timbal balik dari siswa kepada guru atau sebaliknya. Siswa diajak bersama-sama untuk mengemukakan idenya dalam pembahasan soal tersebut. c) Tahap 3. Visual (V) Visual adalah belajar dengan cara melihat dan menggambarkannya.
Guru memperjelas dalam menerangkan materi dengan memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. d) Tahap 4. Intelektual (I) Intelektual adalah
belajar
dengan
cara
merenung
untuk
memecahkan masalah. Guru memberikan soal untuk dibahas dalam forum diskusi bersam kelompok masing-masing. e) Tahap akhir Pembelajaran : Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan pada inti pembelajaran. Pertemuan berikutnya guru mengadakan evaluasi individual siswa dengan mengadakan tes kemampuan kognitif. c. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan berlangsung. Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran statika dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas
25
siswa sudah sesuai dengan apa yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak. Sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus berikutnya. d. Refleksi
Dari hasil tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Pada tahap ini pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan diskusi, untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran statika. Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi yang dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Mengecek kelengkapan data pengumpulan data yang terjaring selama proses tindakan. 2) Mendiskusikan dan pengumpulan data antara guru, peneliti dan kepala sekolah (pembimbing) berupa hasil nilai siswa, hasil pengamatan, catatan lapangan, dan lain-lain. 3) Penyusunan rencana tindakan berikutnya yang dirumuskan dalam skenario pembelajaran dengan berdasar pada analisa data dari proses dalam tindakan sebelumnya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan pada siklus II.
2. Rencana tindakan siklus II a. Perencanaan 1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang ada pada siklus I 2) Menetukan Indikator pencapaian hasil belajar.
b. Pelaksanaan
Pelaksaan program tindkan II mengacu pada identifikasi dan rumusan masalah pada siklus I.
26
Tahapan pembelajaran SAVI : 1). Tahap 1. Somatis (S) Guru memberikan kegiatan berupa diskusi kelompok. Guru mengarahkan siwa supaya duduk bersama dengan kelompoknya. Setelah berdiskusi kelompok siswa diharapkan dapat menuliskan hasilnya dan mempresentasikan didepan kelas karena inti dari kegiatan somatis adalah bergerak.
2). Tahap 2. Auditori (A) Auditori adalah belajar dengan cara berbicara dan mendengar.
Guru membahas materi dengan metode ceramah dan tanya jawab. Kemudian guru bersama siswa membahas soal yang telah dikerjakan supaya ada timbal balik dari siswa kepada guru atau sebaliknya. Siswa diajak bersama-sama untuk mengemukakan idenya dalam pembahasan soal tersebut. 3). Tahap 3. Visual (V) Visual adalah belajar dengan cara melihat dan menggambarkannya.
Guru memperjelas dalam menerangkan materi dengan memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. 4).Tahap 4. Intelektual (I) Intelektual adalah
belajar
dengan
cara
merenung
untuk
memecahkan masalah. Guru memberikan soal untuk dibahas dalam forum diskusi bersam kelompok masing-masing. c. Observasi
Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan
27
tindakan berlangsung. Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan. d. Refleksi
1) Melakukan evaluasi pada siklus II berdasarkan data yang terkumpul. 2) Mendiskusikan hasil pengamatan dan hasil evaluasi untuk mendapat kesimpulan diharapkan akhir siklus II ini penerapan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran statika. 3. Rencana tindakan Siklus III (Bila diperlukan) C. Instrumen Penelitian 1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi yang dilakukan peneliti, untuk mengamati seluruh kegiatan yang berlangsung baik dari kinerja guru maupun aktivitas siswa, mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran Statika. Tujuan tindakan observasi adalah untuk memperoleh data perilaku siswa sehingga didapatkan hasil perubahan perilaku siswa dalam memperbaiki pembelajaran (lembar observasi terlampir). 2. Pedoman Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Yang diwawancarai oleh peneliti adalah guru dan siswa. Pedoman wawancara ini bisa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tujuan diadakannya wawancara adalah untuk memperoleh data verbal atau konfirmasi dari siswa dan guru mengenai penyebab kesulitan siswa dalam memahami pelajaran Statika. (Lembar wawancara terlampir). 3. Tes
“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan alat lain yang digunkan untuk mengukur ketrampilan,pengetahuan dan intelegasi kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok” ( Suharsimi Arikunto, 1998:25). Tes yang digunakan peneliti untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami Statika. Metode tes ada dua yaitu tes tertulis dan tes non tertulis. Tes yang
28
dilakukan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes tertulis bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa berupa soal- soal yang harus dijawab. 4. Kajian Dokumen
Suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mencari dan mengumpulkan data-data yang diperlukan melalui sumber data yang lain. Data ini berupa catatan atau arsip SMK N 5 Surakarta yang berkaitan dengan obyek penelitian,misalnya Rencana Pelaksanaan Pembelajran(RPP) dan silabus. D. Data Dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan tes yang dilakukan terhadap siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK N 5 Surakarta berkaitan dengan pemahaman siswa mengenai mata pelajaran Statika. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK N 5 Surakarta dan guru sebagai mitra peneliti serta seluruh komponen sekolah. E. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan oleh peneliti dan guru Statika melalui observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Data dalam penelitian bersumber dari interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran Statika dan berupa data tindakan belajar atau perilaku belajar yang dihasilkan dari tindakan yang mengajar. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Metode Observasi
“Metode Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis”. (Suharsimi Arikunto, 1998:28). Pengumpulan data melalui observasi dilakukan sendiri oleh peneliti pada kelas yang dijadikan sampel untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa dikelas.
29
2. Metode Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Yang diwawancarai oleh peneliti adalah guru dan siswa. Pedoman wawancara ini bisa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tujuan diadakannya wawancara adalah untuk memperoleh data verbal atau konfirmasi dari siswa dan guru mengenai penyebab kesulitan siswa dalam memahami pelajaran Statika. Pedoman wawancara yang digunakan ada;ah “pedoman wawancara tidak terstuktur yaitu pedoman
wawancara
yang
hanya
memuat
garis
besar
yang
ditanyakan”.(Suharsimi Ariunto, 2006:227). 3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat temuan selama pembelajaran yang diperoleh peneliti yang tidak teramati dalam lembar observasi bentuk temuan ini berupa aktivitas siswa dan permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran. Catatan lapangan menurut Bagdad dan Biklen (Moleong,1990:153) adalah “Catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan untuk mengumpulkan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”. Dalam hal ini catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian yang penting pada saat proses pembelajaran Statika berlangsung. 4. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan , serta foto rekaman proses tindakan penelitian.
F. Validitas Data
Validasi data yang dipilih peneliti dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Hopkins (dalam Wiraatmadja, 2005 : 168-171), yaitu :
30
a) Member chek , memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara mengkonfirmasi dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir pembelajaran. b) Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif oleh sekolah. c) Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing. d) Expert Opinion, pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan peneliti kepada pakar profesional, dalam hal ini penulis mengkonfirmasikan temuan kepada pembimbing atau dosen. Berdasarkan validasi di atas, maka validasi data yang akan digunakan oleh peneliti yaitu member chek dan Triangulasi. Untuk validasi member chek , setelah wawancara dengan guru dan siswa serta observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran Statika. Peneliti memeriksa hasil wawancara dan observasi, apakah sudah tercatat sesuai yang terjadi atau ada yang belum tercatat. Dalam melakukan triangulasi, setelah observasi dan wawancara terhadap kinerja
guru
dan
aktivitas
siswa
peneliti
akan
membandingkan
serta
mendiskusikan hasil observasi tersebut dengan guru kelas X pada saat pembelajaran Statika. G. Analisis Data
Pada penelitian tindakan kelas ini, analisis data yang dilakukan secara diskriptif kualitatif. Analisis diskriptif kualitatif dilakukan dengan analisis interaktif. Data yang dianalisis secara diskriptif kualitatif dengan analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dilakukan dalam bentuk interaktif dengan pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.
31
Menurut Huberman (2007:20) proses analisis interaktif dapat digambarkan dalam skema berikut :
Pengumpulan Data
Kajian Data
Reduksi
Penarikan Kesimpulan
Gambar 3. Model Analisis Interaktif (Sumber : Huberman, 2007: 20)
Reduksi data adalah kegiatan pemilihan data, penyederhanaan data serta transformasi data kasar dari hasil catatan lapangan. Penyajian data berupa sekumpulan informasi dalam bentuk naratif yang disusun, diatur dan diringkas sehingga mudah dipahami, dilakukan secara bertahap dari kesimpulan sementara kemudian dilakukan penyimpulan dengan cara diskusi bersama mitra kolaborasi. H. Tolok Ukur Keberhasilan
Indikator keberhasilan pada penelitian ini tercermin dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa setiap siklusnya berupa kenaikan jumlah siswa yang tuntas belajar. Adapun keberhasilan yang harus dicapai sesuai dengan unsur SAVI adalah 80%, Berikut unsur pembelajaran SAVI :
1. Somatis (S) a. Kehadiran didalam kelas b. Kerjasama dalam kelompok c. Kesiapan dalam presentasi
32
2. Auditori (A) a. Berinteraksi dengan guru b. Berinteraksi dengan teman kelompok c. Menghargai pendapat orang lain 3. Visual (V) a. Perhatian mengikuti pelajaran b. Teliti dan sistematis c. Kerapian dalam tugas 4. Intelektual (I) a. Kerjasama dalam memecahkan masalah b. Tanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok c. Kejujuran dalam kelompok
33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah SMK Negeri 5 Surakarta
Sekolah menengah kejuruan 5 Surakarta, dirintis sejak tahun 1962. Sekolah Menengah Kejuruan 5 Surakarta mula-mula berstatus Swasta dan terletak di Purwanegaran, dulu Sekolah Teknik Negeri 1 yang sekarang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 15 Surakarta. Pada saat itu Sekolah Teknologi Menengah merupakan Sekolah Teknologi Menengah Persiapan Negeri di Purwanegaran berdasarkan SK Menteri Pendidikan RI No.8065/Dirpt/RI tanggal 7 Agustus 65 Statusnya di Negerikan terdiri dari (Dua) Jurusan, yaitu Mesin dan Bangunan Gedung. Kemudian setelah adanya pemberontakan G.30 S/PKI maka pada tahun 1965 Sekolah Tinggi Menengah Negeri Purwanegaran pindah ke Jayanegaran, kemudian pada tahun 1966 Sekolah Teknologi Menengah Negeri Purwanegaran diubah namanya menjadi Sekolah Teknologi Menengah Negeri 2 Surakarta yang terletak dijalan LU. Adi Sucipto No.10 Surakarta . Adanya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tentang perubahan Nomenklatur SMKTA menjadi SMK serta Organisasi dan Tata Kerja SMK, Nomor : 036/O/1997 tanggal 7 Maret 1997 yang dulunya Sekolah Teknologi Menengah Negeri 2 Surakarta menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Surakarta dan Jalannya berubah nomor menjadi 42.
2. Denah Gedung SMK Negeri 5 Surakarta
Gedung SMK Negeri 5 Surakarta terletak di Jln LU. Adi Sucipto no.42 Surakarta. Dilihat dari keberadaannya, lokasi SMK Negeri 5 Surakarta dekat dengan Lembaga Pendidikan lainnya, sehingga dapat dikatakan terletak di lingkungan komplek sekolah, baik negeri maupun swasta. Hal ini dapat menjadi
34
motivasi tersendiri b gi siswa k rena letak dipinggir j lan raya,
aka transportasi
mudah dijangkau, ba k kendaraa n umum m upun kend araan priba di. S K Negeri 5 Surakart a menemp ti areal ta ah seluas 22530 m2 yang terdiri da i gedung an halama . Karena uasnya ya g mencuk pi maka sangat menunjan kegiatan elajar mengajar.
Gambar
. Denah Lokasi Penelitian
. Profil S kolah
P ROFIL SE OLAH 1. Nama Sekola
: SM
2. N mor Statis ik Sekolah
: 321036101002
3. Pr pinsi
: Jawa Tengah
4. Otonomi Dae ah
: Pem rintah Kot Surakarta
5. Kecamatan
: Law yan
6. Desa/Kelurahan
: Kert n
7. Jalan & Nom r
: L.U
N mor
: 42
N 5 Sura arta
disucipto
35
8. Kode Pos
: 57143
9. Telepon
:
Kode Wilayah
: 0271
Nomor
:713916
10. Faximile
:
Kode Wilayah
: 0271
Nomor
: 727068
11. Daerah
: Perkotaan
12. Status Sekolah
: Negeri
13. Kelompok Sekolah
: Teknologi & Industri
14. Akreditas
:A
Surat Keputusan BAS
: No: 018/BASPROP/TU1/2006 Tgl : 28-01-2006
15. Penerbit SK BAS ditandatangani oleh: Drs.Sudharto M.A 16. Tahun Berdiri
: 1965
17. Tahun Perubahan
: 1997
18. Kegiatan Belajar Mengajar
: Pagi
19. Bangunan Sekolah
: Dinding Batu bata (Permanen)
20. Lokasi Sekolah
: Dalam Kota
21. Jarak ke pusat Kecamatan
: 2 Km
22. Jarak ke pusat Otoda
: 8 Km
23. Terletak pada lintasan
: Kabupaten/Kota
24. Perubahan Sekolah
:
STM N 2 Surakarta, tgl. 7-8-1965 No.88-65/ Dirpt/Bl
SMK N 5 Surakarta, tgl. 7-3-1997 No.036/ O /1997
25. Kepala Sekolah
: Drs. Sudarto, MM
NIP
: 19520607 197903 1 012
Pejabat yang Mengangkat
: Walikota Surakarta
36
26. Email dan Website
:
[email protected] www.smkn5solo.net
27. Program Keahlian
: 1. Teknik Konstruksi Beton 2. Teknik Perkayuan 3. Teknik Gambar Bangunan 4. Teknik LIstrik Industri 5. Teknik Listrik Pemakaian 6. Teknik Elektronika Industri 7. Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik 8. Teknik Permesinan 9. Teknik Mesin Otomotif
28. Sertifikasi ISO 9001-2000 Status
: Sudah bersertifikasi
No
: 01 100 065
Tanggal
: 26 Juni 2006
Lembaga yg mengeluarkan
: TUV Rheinland Group
4. Struktur Organisasi
Tabel 2. Susunan Jabatan di SMK Negeri 5 Surakarta
No. 1 2
Jabatan Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah, a. Waka Kurikulum b. Waka Kesiswaan
Nama Drs. Sudarto, MM Drs. Widodo Drs. Supartin
37
c. Waka Ketenagaan d. Waka Hub. Industri
Drs. Sunartono, MM Drs. Sriyadi, MM
3
TIM SMM ISO 9001 : 2008 a. QMR b. DQMR c. Anggota
Drs. Yulisto Drs. Nuryanto Karseno, SPd Zaenal Arifin,S.Sos I Sri Handayani
4 5
Koordinator TU Perencanaan dan Pengembangan a. Koordinator b. Anggota
6
Ketua Program Keahlian a. Kaprog. Bangunan b. Kaprog TEI c. Kaprog. TITL d. Kaprog. Pemesinan e. Kaprog. Otomotif f. Koordinator GNA g. Koordinator BP Ketua Kompetensi Keahlian a. Kompetensi KeahlianTP/Kabeng b. Kompetensi TKB/Kabeng c. Kompetensi TGB/Kabeng Staf Kurikulum a. Urusan KBM Praktek b. Urusan KBM Teori c. Urusan Evaluasi Pendidikan d. Urusan Pengembangan KBM e. Urusan Administrasi f. Perpustakaan - Koordinator - Anggota g. SAS ( Self Acces Study ) & WEB Koordinator Anggota Staf Kesiswaan a. Pembina OSIS b. Pembina STP2K c. Bendahara Kesiswaan d. Pembina Pramuka e. Urusan Upacara Bendera f. Pembina PMR dan UKS g. Pembina Kesenian h. Pembina Koperasi Siswa
7
8
9
Drs. Rahmad Darmono Drs. Bagyo Sucahyo, M.Pd. Suhari, SPd Drs. Purwanto, ST Edy Mugiyono, SST Drs. Sri Wahono Drs. Heru Purnanto Sarman, SPd Drs. Jarot Mardiyanto Drs. Hermanto Drs. Sukamto Drs. Suprapto Drs. Sri Hardoyo Lari, S.Pd Sugiyoto, S.Pd Drs. Agus Imam AP Drs. Cening Budiada Drs. Haryanto Natalia Kadarini, S.Pd Dra. Nining Sumarsih Agus Maryanto, S.Kom Fendi Prihantono, SPd Sukidi, SPd Drs. Suharyono Ti Wahyuni Lelono, SSi Dra. Umi Wahidatun Sumardi, SPd Agus Satyawan, S.PAk Dra. JD. Dewi Tri U. Drs. Slamet, PD
38
10
11
12
13
14
- Ketua - Bendahara - Sie Usaha Staf Ketenagaan a. Urusan Sarpras b. Urusan SDM c. Adminstrasi
Dra. Endah Nuningsih Dra. Siti Nuriyah
Staf Hubungan Industri a. Sekretaris Hub. Industri b. Bendahara Hub. Industri c. Ketua Pokja PSG d. Bursa Kerja Khusus - Koordinator - Sekretaris - Bendahara - Anggota e. Koordinator Bisnis Centre / Teaching Factory f. Koordinator UPS Ketua Bengkel a. Bengkel Elektronika b. Bengkel Listrik c. Bengkel Mesin Perkakas d. Bengkel KB dan Lafalo e. Bengkel Mekanik Otomotif Ketua Laboratorium a. Lab. Bahasa b. Lab Komputer Bendahara Sekolah a. Bendahara Pemegang Kas dan RAP b. Bendahara Pembantu Komite
Slamet Priyadi, S.Pd. Tri Susilowati, S.Pd. Nanang Supriyanto, S.Pd.
Drs. Sudarsono Ma’sumah S Suci, SSi, MPd Joko Susilo, SPd Eko Sapto Nugroho, S.Pd
Candra Denny KD, SPd Setyo Adi , SPd Drs. Suteng Supriyantoro, ST Retnowatik, S.Pd. Drs. Rahmad Darmono Drs. Suparjono, MM Drs. Suprapto Joko Wahyu Riyadi, S.Pd Drs. Suharyatno Drs. Djoko Santoso Slamet, S.Pd Mukri Hartanto, S.Pd Dra. Sri Lasmini Drs. Agus Supratman Annah Dwi Koriawati Drs. Catur Jatmiko
5. Kurikulum yang Pernah Diberlakukan Di SMK Negeri 5 Surakarta
SMK Negeri 5 Surakarta telah
memberlakukan beberapa kurikulum
selama Proses Belajar Mengajar (PBM) dari tahun berdirinya sekolah. Kurikulum yang pernah diberlakukan di SMK Negeri 5 Surakarta itu antara lain :
-
Kurikulum 1964
-
Kurikulum 1976
-
Kurikulum 1984
-
Kurikulum 1994
39
-
Kurikulum 1999
-
Kurikulum 2004 (hanya untuk program studi mesin)
-
Kurikulum Berbasis Kompotensi
-
KTSP
-
Kurikulum Spektrum
6. Bidang Studi Keahlian Dan Program Studi Keahlian Di SMK Negeri 5 Surakarta
Program studi yang ada di SMK Negeri 5 Surakarta ada empat macam program studi, yaitu : a. Jurusan Bangunan 1) Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu 2) Program Keahlian Teknik Konstuksi Batu dan Beton 3) Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan b. Jurusan Mesin 1) Program Keahlian TMO 2) Program Keahlian TPM c. Jurusan Listrik 1) Program Keahlian TITL 2) Program Keahlian TPTL d. Jurusan Elektronika 1) Program Keahlian TEI
B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Perencanaan Penelitian Siklus I
Atas dasar gagasan yang timbul dari peneliti pada penelitian tindakan kelas ini selanjutnya dikembangkan rencana penelitian berupa prosedur kerja yang dilaksanakan pada kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta. Peneliti pada siklus I melaksanakan pembelajaran dengan standar kompetensi menentukan titik berat garis dan bidang datar. Peneliti melaksanakan tahap demi
40
tahap yang telah direncanakan dalam PTK ini. Siklus I terdiri dari dua pertemuan, pertemuan kesatu dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 7 Mei 2010 pada jam ke 1 – 3 dengan alokasi waktu 3 x 45 menit. Kemudian pertemuan kedua pada hari sabtu tanggal 8 Mei 2010 pada jam 1 – 3 dengan alokasi waktu 3 x 45 menit. Untuk pertemuan siklus I dengan alokasi waktu 6 x 45 menit (jam pelajaran), maka untuk siklus I tersedia waktu 6 jam pelajaran (270 menit).
2. Pelaksanaan Siklus I
a. Tahap Perencanaan 1) Observer mendokumentasi kondisional siswa yang meliputi jumlah siswa dalam kelas, serta nilai ulangan harian Statika sebelum menggunakan model pembelajaran SAVI pada kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta (lampiran 1 hal 59 dan lampiran 2 hal 60) 2) Observer mengidentifikasi masalah yang timbul pada siswa dan guru, kenyataan yang ada setelah melakukan indentifikasi bahwa siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta tergolong siswa yang kurang minat dalam mengikuti pelajaran hal itu berdasarkan pengamatan observer yang melihat banyaknya siswa yang tidak memperhatikan pelajaran dan cara mengajar guru hanya monoton selalu metode ceramah yang digunakan sehingga siswa jenuh dan kreatifitas siswa tidak terasah. 3) Observer berkolaborasi dengan guru untuk mengembangkan model pembelajaran SAVI . 4) Observer membuat jadwal kegiatan penelitian dengan bantuan guru. 5) Observer membagi siswa dalam 5 kelompok yang dibagi secara acak. ( lampiran 3 hal 62). 6) Observer menyusun lembar kegiatan siswa, lembar observasi siswa dan guru, rencana pembelajaran dan mengevaluasi akhir siklus I (lampiran 6 hal 71 dan lampiran 7 hal 74 ).
41
b. Proses Pelaksanaan Tindakan 1) Pada pertemuan pertama hari jum’at tanggal 7 Mei 2010 melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan yaitu menyampaikan pokok bahasan titik berat garis dan bidang datar dengan menggunakan model pembelajaran SAVI . 2) Guru memaparkan materi tentang titik berat dan siswa memperhatiakan materi yang tengah diberikan oleh guru. 3) Siswa diajak berinteraksi aktif dengan mengadakan tanya jawab pada pembahasan menentukan titik berat garis dan bidang datar 4) Kemudian guru bersama siswa membentuk lima kelompok kecil terdiri dari enam orang siswa. Kelompok anggota dengan melakukan pemilihan secara acak, satu anak dari enam anggota menjadi ketua kelompok. 5) Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan perhitungan melalui soal pada tiap-tiap kelompok untuk mendapatkan penjelasan dari permasalahan yang ada. Siswa kelihatan begitu antusias dalam melakukan percobaan menghitung titik berat bidang, kemudian guru membimbing siswa pada saat melakukan perhitungan serta guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan, interaksi antara guru dan siswa pada awalnya memang kurang sehingga siswa masih takut untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. 6) Guru berkeliling ketiap kelompok atau siswa untuk memeriksa dan membantu siswa apabila siswa menemui kesulitan dalam memahami materi pelajaran. 7)
Setelah batas waktu yang ditentukan kemudian siswa mempresentasikan hasil pekerjaan salah satu kelompok yang ditunjuk secara acak di papan tulis.
8) Setelah siswa menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis, guru membimbing siswa untuk melakukan evaluasi terhadap proses pekerjaan yang telah mereka lakukan dengan cara mencocokkan pertanyaan
42
penuntun melalui diskusi kelas sampai siswa memperoleh suatu kesimpulan yang diharapkan. 9) Pada pertemuan kedua hari sabtu tanggal 8 Mei 2010 guru melakukan evaluasi siklus I selama 45 menit.
c. Tahap Pengamatan Hasil pengamatan keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung sebagai berikut : Tabel 3. Hasil Belajar SAVI Siswa Siklus I NO
Aspek yang
Indikator
diamati
1
2
Somatis
Auditori
Hasil pengamatan Pertemuan 1
Pertemuan 2
Kehadiran didalam kelas
B
B
Kerjasama dalam kelompok
C
C
Kesiapan dalam presentasi
C
B
Berinteraksi dengan guru
B
Berinteraksi dengan teman
B
B
C
B
B
B
Teliti dan sistematis
C
B
Kerapian dalam tugas
B
Kerjasama dalam
C
C
C
B
B
B
kelompok Menghargai pendapat orang lain Perhatian mengikuti
3
4
Visual
Intelektual
pelajaran
memecahkan masalah Tanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok Kejujuran dalam kelompok
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 dan 10 halaman 71 dan 87
43
d. Hasil Evaluasi Siklus I Hasil tes pada siklus I terdapat 30 siswa meliputi 3 aspek diperoleh data sebagai berikut : 1) Aspek Kongnitif siswa yang tuntas belajar sebanyak 23 siswa atau 73,33 % dengan nilai rata-rata 79,33. Siswa yang belum tuntas sebanyak 7 siswa atau 26,67 %.(lampiran 14 halaman 96). 2) Aspek SAVI dari pertemuan pertama dan kedua sebanyak 78,33 % 3) Aspek Psikomotorik dari pertemuan pertama dan kedua sebanyak 79,16 %
e. Refleksi 1) Pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan guru pada umumnya baik,meskipun dalam membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi masih cukup baik. 2) Hasil belajar kongnitif siswa berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah menempuh tes dengan hasil sebanyak 73,33 % hal ini belum memenuhi tolok ukur keberhasilan yaitu 80,00%. Sedangkan untuk hasil belajar afektif dengan unsar SAVI sebanyak 78,33 % belum memenuhi tolak ukur keberhasilan yaitu
80,00
%
karena
memperhatikan pelajaran
masih
ada
beberapa
siswa
yang
tidak
atau berbicara sendiri ketika pelajaran
berlangsung. Untuk hasil belajar psikomotorik sebanyak 79,16 % juga belum memenuhi tolak ukur keberhasilan yaitu 80,00% 3) Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus 1 pada umumnya baik, meskipun masih ada beberapa hal yang masih belum cukup sehingga perlu ada peningkatan pada siklus II.
3. Perencanaan Penelitian Siklus II
Peneliti pada siklus II melaksanakan pembelajaran pada pokok bahasan melaksanakan pembelajaran dengan standar kompetensi menentukan titik
44
berat garis dan bidang datar. Siklus II terdiri dari tiga pertemuan, pertemuan kesatu dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 21 Mei 2010 pada jam ke 1 – 3 dengan alokasi waktu 3 x 45 menit. Kemudian pertemuan kedua pada hari sabtu tanggal 22 Mei 2010 pada jam 1 – 3 dengan alokasi waktu 3 x 45 menit. Peneliti melakukan pembelajaran dengan standar kompetensi menentukan titik berat garis dan bidang datar. Berdasarkan
kajian
dari
siklus
I
peneliti
berusaha
mencoba
mengurangi kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I.
4. Pelaksanaan Siklus II
a. Tahap Perencanaan 1) Peneliti
tidak lagi mendokumentasikan kondisi awal siswa meliputi
jumlas siswa dalam kelas serta nilai ulangan harian siswa sebelum menggunakan model pembelajaran SAVI karena sudah dilaksanakan pada siklus I. 2) Peneliti mengidentifikasi masalah yang timbul pada siklus I dalam kelas, siswa dalam kelas tersebut kurang berminat dalam mengikuti pelajaran statistik ini dapat dilihat dari adanya beberapa siswa siswa yang kurang memperhatikan selama pelajaran statika berlagsung selama siklus I. 3) Peneliti berkolaborasi dengan guru untuk mengembangkan model pembelajaran menggunakan model pembelajaran SAVI . 4) Peneliti tidak perlu membagi kelompok lagi karena kelompok pada siklus I sudah efektif. 5) Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi untuk siswa dan guru, dan mengevaluasi hasil akhir siklus II. (Lembar observasi terlampir)
b. Tahap Pelaksanaan 1) Pada pertemuan pertama hari jum’at tanggal 21 Mei 2010 melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan yaitu menyampaikan pokok
45
bahasan titik berat garis dan bidang datar dengan menggunakan model pembelajaran SAVI . 2) Guru memaparkan materi tentang titik berat dan siswa memperhatiakan materi yang tengah diberikan oleh guru. 3) Siswa diajak berinteraksi aktif dengan mengadakan tanya jawab pada pembahasan menentukan titik berat garis dan bidang datar. 4) Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan perhitungan melalui soal pada tiap-tiap kelompok untuk mendapatkan penjelasan dari permasalahan yang ada. Siswa kelihatan begitu antusias dalam melakukan percobaan menghitung titik berat bidang, kemudian guru membimbing siswa pada saat melakukan perhitungan serta guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan, interaksi antara guru dan siswa pada awalnya memang kurang sehingga siswa masih takut untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. 5) Guru berkeliling ketiap kelompok atau siswa untuk memeriksa dan membantu siswa apabila siswa menemui kesulitan dalam memahami materi pelajaran. 6) Setelah batas waktu yang ditentukan kemudian siswa mempresentasikan hasil pekerjaan salah satu kelompok yang ditunjuk secara acak di papan tulis. 7) Setelah siswa menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis, guru membimbing siswa untuk melakukan evaluasi terhadap proses pekerjaan yang telah mereka lakukan dengan cara mencocokkan pertanyaan penuntun melalui diskusi kelas sampai siswa memperoleh suatu kesimpulan yang diharapkan. 8) Pada pertemuan kedua tanggal 22 Mei 2010, pada jam 1-3 diadakan diskusi kelompok selama 90 menit dan guru tetap membimbing serta mendorong siswa untuk bertanya seperti pada pertemuan pertama, pada pertemuan kedua terdapat peningkatan keaktifan siswa dalam bertanya. 9) Pada pertemuan kedua sisa waktu 45 menit digunkan untuk evaluasi siklus II selama 45 menit.
46
c. Tahap Pengamatan Hasil pengamatan keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung sebagai berikut : Tabel 6. Hasil Belajar SAVI Siswa Siklus II NO
Aspek yang
Indikator
Hasil pengamatan
diamati
Pertemuan
Pertemuan 2
1
1
Somatis
Kehadiran didalam kelas
B
B
Kerjasama dalam kelompok Kesiapan dalam
B
B
B
B
Berinteraksi dengan guru
B
B
Berinteraksi
dengan
B
B
pendapat
B
B
B
B
Teliti dan sistematis
B
B
Kerapian dalam tugas
B
B
Kerjasama dalam
C
B
B
B
C
B
presentasi
2
Auditori
teman kelompok Menghargai orang lain Perhatian mengikuti
3
4
Visual
Intelektual
pelajaran
memecahkan masalah Tanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok Kejujuran dalam kelompok
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17 dan 20 halaman 108 dan 117
47
d. Hasil Evaluasi Siklus II Hasil tes pada siklus I terdapat 30 siswa meliputi 3 aspek diperoleh data sebagai berikut : 1) Aspek Kongnitif siswa yang tuntas belajar sebanyak 27 siswa atau 90 % dengan nilai rata-rata 80,33.(lampiran 24 hal 127 ) Peningkatan hasil tes kognitif sebelum tindakan, siklus I dan siklus II dapat dilihat melalui diagram batang berikut ini. Tabel 9. Ringkasan Hasil Belajar Kognitif Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan SAVI.
No
Keterangan
Sebelum Tindakan
Sesudah Tindakan Siklus I
Siklus II
1
Nilai tertinggi
85
95
95
2
Nilai Terendah
60
70
70
3
Rata-rata
58
79,33
80,33
4
Ketuntasan
33,33 %
73,33 %
90 %
48
100 90
9595
90
85
79 80,3 33
80 70 i a l i N
73,3
7070 6
58
60 50 40
sebel um Tindakan
33,33
Sikul I
30
Siklu II
20 10 0
Keteranga
Ga bar 4. Gr fik hasil b lajar kong itif siswa 2) A pek
SAVI
dari pertemuan pertama dan
edua seb nyak 83,47 %.
(lampiran 17 an 20 hala man 108 d n 117) Penin katan has l belajar
fektif dap t dilihat
elalui di gram
ba ang berikut ini 100 8 ,5
90 80
80 ,27
76,38
71,11
70 i a l i
N
60 50 SIKLUS I
40
SIKLUS II
30 20 10 0 Pertemuan 1
Pertemuan 2 Keteran an
ambar 5.
rafik hasil belajar SA I siswa
49
3) A pek Psiko otorik dar pertemua pertama d an kedua s ebanyak 83,33% %. (lampiran 18 dan 21 alaman 111 dan 120) Penin katan has il belajar psikomotorik dapat dilihat melalui di gram bata g berikut i i 90 88 86 84 82 i a 80 l i N78 76 74 72 70 68
87,5
79,16
79,16 SIKLUS 1
75
SIKLUS II
Perte
ua 1
Pertemuan 2 Keter ngan
ambar 6.
rafik hasil belajar psi omotorik s iswa
e. Refle si 1) Pengelolaan
roses pe belajaran yang dilak kan guru pada umumnya
se akin baik dibandingk an dengan siklus I. 2) H sil belajar kongnitif iswa berk naan dengan hasil b lajar intel ktual ya g ditunju kan denga nilai yang diperoleh iswa setela h menemp h tes ya tu sebanyak 90 % hal ini sudah
emenuhi t lok ukur k eberhasilan yaitu
80,00% deng n nilai sta dar kelulusan 75. Se angkan u tuk hasil belajar af ktif denga unsur
SA I
sebanya 83,47 % udah mem enuhi tola ukur
ke erhasilan yaitu 80,0 %. Untu
hasil bel jar psiko otorik seb nyak
83,33 % suda memenu i tolak ukur keberhasi an yaitu 80 ,00%. 3) Pelaksanaan proses pe belajaran pada siklus II pada umumnya baik, ka ena semua aspek hasi belajar tel h mencap i tolak uku r keberhasi an.
50
C. Pembahasan
Pada penelitian tindakan kelas hasil penelitian yang diperoleh dari kerja sama antara peneliti dan guru kolaborasi. Berdasarkan hasil refleksi tiap putaran ternyata dapat memberikan motivasi bagi guru dalam melakukan perbaikan pengajarannya dengan lebih banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran SAVI .
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru ( dapat dilihat pada lampiran halaman), proses kegiatan belajar mengajar sebelum menggunakan model SAVI pada dasarnya guru telah menggunakan metode dua arah yaitu terdapat interaksi antara guru dan siswa tetapi karena siswa beranggapan bahwa statika itu sulit berdampak kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran statika, selain itu guru juga belum menerapkan diskusi secara aktif, setelah adanya penerapan model pembelajaran SAVI dalam kegiatan pembelajaran statika minat siswa terhadap pelajaran statika dapat terlihat, dengan diadakannya diskusi kelompok antar siswa dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap akifitas siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa (dapat dilihat pada lampiran halaman), sebagian dari siswa beranggapan bahwa pelajaran statika memang sulit sehingga memunculkan kurang aktifnya siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar setelah menggunakan model pembelajaran SAVI mereka lebih aktif dalam mengikuti pelajaran dapat terlihat pada selama proses kegiatan belajar mengajar dengan diskusi kelompok tiap-tiap siswa berusaha untuk bertanya pada guru ataupun pada teman-temanya mengenai hal yang belum mereka pahami. Hasil refleksi tiap putaran ternyata dapat memberikan motivasi bagi guru dalam melakukan perbaikan pengajarannya dengan lebih banyak melibatkan sis wa dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran SAVI . Hasil belajar siswa dikatakan tuntas jika mencapai tolak ukur keberhasilan untuk aspek kognitif 80 % dengan nilai standar kelulusan 75. Berdasarkan tabel 9 dan gambar 4 pada penilaian aspek kognitif diperoleh nilai tes rata-rata sebelum tindakan adalah 58 dengan ketuntasan belajar klasikal 33,33 %. Pada siklus I,
51
hasil belajar kognitif meningkat menjadi 79,33 dengan ketuntasan belajar klasikal 73,33 %. Pada siklus II, hasil belajar kognitif juga mengalami peningkatan ratarata nilai menjadi 80,33 dengan ketuntasan belajar klasikal 90 %. Pada siklus II, 90 % siswa mendapat nilai tes minimal 75 sehingga secara klasikal hasil belajar kognitif telah tuntas. Peningkatan hasil belajar tersebut menunjukkan bahwa penguasaan dan tingkat pemahaman siswa terhadap materi statika semakin meningkat. Peningkatan nilai tes rata-rata maupun ketuntasan belajar klasikal pada aspek kognitif, terjadi karena dalam pembelajaran berdasarkan masalah, potensi siswa
lebih
diberdayakan
dengan
dihadapkan
pada
permasalahan
yang
mengakibatkan rasa ingin tahu, menyelidiki masalah dan menemukan jawabannya melalui kerjasama serta mengkomunikasikan hasil karyanya kepada orang lain. Siswa tidak lagi bertindak pasif, menerima dan menghafal pelajaran yang diberikan oleh guru atau yang terdapat dalam buku teks saja. Ini sesuai dengan pendapat Meier (2002:91) “Pembelajaran dengan pendekatan SAVI adalah pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indra yang dapat berpengaruh besar pada pembelajaran”. Siklus I terjadi peningkatan nilai tes rata-rata dan ketuntasan belajar klasikal, hasil belajar kognitif siswa belum tuntas berdasarkan indikator keberhasilan. Kurang berhasilnya pembelajaran pada siklus I, dikarenakan beberapa kendala, antara lain siswa kurang membaca dan kurang memahami materi karena jarang belajar, kebanyakan siswa belajar apabila menghadapi ulangan. Sebagian siswa jarang melakukan latihan soal, walaupun banyak soal yang tersedia dapat digunakan untuk latihan memecahkan masalah dan cenderung mengandalkan teman dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah. Materi titik berat memerlukan berpikir analisis yang baik terutama dalam pembacaan ukuran gambar dan penerapan rumus,sehingga beberapa siswa mengalami kesulitan karena tidak terbiasa dan kurang persiapan sebelum pelaksanaan pembelajaran. Tolak ukur keberhasilan untuk aspek SAVI dapat dilihat dari hasil yang dicapai siswa 80% secara klasikal,maka hasil belajar dikatakan tuntas. Berdasarkan pada gambar 5, pada sikuls I penilaian afektif diperoleh ketuntasan
52
belajar klasikal 73,75 %. Pada siklus II, hasil belajar afektif mengalami peningkatan ketuntasan belajar klasikal menjadi 83,47 %,sehingga secara klasikal hasil belajar afektif siklus I belum mencapai tolak ukur keberhasilan yang ditentukan sedangkan untuk siklus II sudah tuntas berdasarkan tolak ukur keberhasilan keberhasilan karena tolak ukur keberhasilan siswa sekurangkurangnya 80 %. Hasil belajar SAVI secara klasikal telah tuntas, namun berdasarkan pengamatan selama pembelajaran masih terlihat kekurangan, yaitu keterlibatan dan partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi belum optimal, terlihat hanya beberapa anak yang aktif,sebagian ada yang duduk diam atau mondar-mandir melihat pekerjaan kelompok lain. Masih banyak siswa yang malu atau takut untuk bertanya,menjawab dan mengemukakan pendapat. Peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar klasikal aspek afektif terjadi karena dalam pembelajaran masalah yang disajikan atau muncul berasal dari peristiwa kehidupan sehari-hari siswa sehingga memberikan kesempatan kepada siswa terlibat aktif untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Piaget dan Vygotsky dalam Ibrahim dkk (2000:14) yang menegaskan bahwa perkembangan intelektual siswa terjadi pada saat siswa berusaha menyelesaikan masalah yang dimunculkan oleh pengalaman baru yang ditemuinya. Siswa mempunyai rasa ingin tahu dan secara terus menerus berusaha memahami dunia sekitarnya. Tolak ukur keberhasilan untuk aspek psikomotorik dapat dilihat dari hasil yang dicapai siswa 80% secara klasikal,maka hasil belajar dikatakan tuntas. Berdasarkan pada gambar 6, pada siklus I penilaian psikomotorik diperoleh ketuntasan belajar klasikal 77,08%. Pada siklus II, hasil belajar afektif mengalami peningkatan ketuntasan belajar klasikal menjadi 83.34%,sehingga secara klasikal hasil belajar afektif siklus I dan siklus II sudah tuntas berdasarkan tolak ukur keberhasilan keberhasilan karena tolak ukur keberhasilan siswa sekurangkurangnya 80 %. Pada siklus I dan II, hasil belajar pasikomotorik mengalami peningkatan ketuntasan
belajar
klasikalnya.
Peningkatan
hasil
belajar
psikomotorik
53
dikarenakan beberapa hal yaitu selama pembelajaran berlangsung siswa lebih serius dan aktif, misalnya siswa telah mempersiapkan alat-alat yang digunkan untuk mengikuti pelajaran statika,melakukan perhitungan dengan teliti dan membandingkan
hasil
perhitungan
dengan
perhitungan
teman.
Melalui
pengalaman tersebut siswa lebih mudah memahami materi yang dipelajari. Selama pembelajaran berlangsung, penyelidikan autentik sebagai usaha memecahkan suatu masalah merupakan sarana melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yang memiliki dampak positif untuk meningkatkan hasil belajar. Guru membimbing siswa dalam proses penyelidikan untuk menemukan solusi atau jawaban dari permasalahan yang dirumuskan. Solusi dari masalah tersebut dikemukakan dan didiskusikan yang pada akhirnya diperoleh pengalaman. Pengetahuan baru yang diperoleh berupa konsep yang jelas dan benar tentang suatu materi yang dibimbing oleh guru.
54
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran SAVI ( Somatis Auditori Visual Inteliktual ) pada mata pelajaran statika pokok bahasan titik berat garis dan bidang datar siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan model pembelajaran SAVI ( Somatis Auditori Visual Inteliktual ) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran statika pokok bahasan titik berat garis dan bidang datar siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010. 2. Penerapan model pembelajaran SAVI ( Somatis Auditori Visual Inteliktual ) dapat mengetahui efektifitas siswa pada mata pelajaran statika pokok bahasan titik berat garis dan bidang datar siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.
B.
Saran
Setelah melihat hasil penelitian,pembahasan dan kesimpulan maka saran yang dapat diberikan adalah : 1. SAVI ( Somatis Auditori Visual Inteliktual ) dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran bagi guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Pengajaran dengan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Namun, dalam penelitian ini hanya dilaksanakan pada pokok bahasan titik berat garis dan bidang datar. Sehingga peneliti menganggap perlu dilakukan pengembangan pelaksanaan pengajaran dengan model SAVI untuk pokok bahasan yang lain. 3. Agar penguasaan keterampilan proses dapat seimbang antar siklus, sebaiknya diberikan tindakan yang berbeda sesuai dengan tingkat
55
kesukaran materi, misalnya memberikan kesempatan diskusi lebih lama untuk materi yang lebih sukar. 4. Agar pelaksanaan diskusi kelompok berjalan efektif sebaiknya guru lebih bersikap disiplin agar siswa bekerja kelompok dengan serius. 5. Pemberian pertanyaan atau masalah pada model SAVI seharusnya jelas, autentik, mudah difahami, luas dan sesuai tujuan pembelajaran. 6. Untuk memotivasi dan menumbuhkan minat belajar siswa, diperlukan variasi metode dalam mengajar menggunakan model SAVI , sehingga hasil belajar siswa dapat lebih meningkat. 7. Pelaksaanaan SAVI pada penelitian ini waktu yang digunakan pada saat diskusi kelompok masih kurang sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian ini. 8. Perlu diadakannya sosialisasi model pembelajaran SAVI agar para tenaga pengajar bisa memahami dan dapat menerapkan secara baik di lapangan .
C. Implikasi Penelitian 1. Bagi Guru
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kualitas guru dalam mengajarkan materi – materi. Dapat dijadikan sebagai metode pengajaran alternatif, sehingga keterlibatan siswa selama proses pembelajaran dapat meningkat dan siswa menjadi termotivasi dalam belajar. 2. Bagi Siswa
Meningkatkan peran aktif siswa selama proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan siswa dalam membangun pengetahuannya yang dilandasi oleh struktur kognitif yang dimilikinya, sehingga siswa menjadi senang selama pembelajaran. 3. Bagi Sekolah
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi masukkan bagi sekolah sehingga nantinya dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses